Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam persekolahan dimana peran
guru yaitu membimbing para siswanya untuk menjadi siswa yang berkarakter serta menjadi pemuda-
pemudi yang memegang teguh nilai-nilai pancasila. Namum, dalam pendidikan tidak hanya proses dan
bimbingan tentang moral pancasila, akan tetapi juga keseimbangan pembelajaran anatara kognitif,
afektif, dan psikomotor yang bisa menumbuhkan karakter bangsa menjadi yang lebih baik lagi .
Karakter adalah suatu hal yang berhubungan dengan watak yang dimiliki seseorang serta akhlak
dimana ini bisa terbentuk dari faktor lingkungan. Lickona (1992) “menekankan pentingnya tiga
komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu moral knowing atau
pengetahuan tentang bagaimana. moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral
action atau perbuatan suatu moral”. Peserta didik akan dikatakan yang peserta didik yangbaik
apabila ketiga komponen tersebut telah terpenuhi dan tertanam dalam diri peserta didik. Disini
karakter juga berarti perpaduan yang sangat komplek antara moral,akhlak,dan etika. Moral
sendiri merupakan suatu hal yang dilihat dari kualitas tindakan, perilaku, atau perbuatan juga
bisa dikatakan bahwa tindakan yang dilakukan benar atau salah. Akhlak yaitu suatu hal yang
bersangkutan dengan keyakinan dalam diri setiap manusia yang terdapat sisi baik dan buruk.
Sedangakn etika yaitu melihat norma-norma dalam masyarakat yang menjadi dasar untuk menilai
apakah tindakan tersebut baik atau buruknya.
Dengan tantangan zaman pada era revolusi industri 4.0 yang mana kemajuan teknologi pada
saat ini sangatlah pesat sehingga membuat penanaman karakter bangsa sangatlah diutamakan,
selain itu penguatan karakter harus gencar dilakukan. Revolusi Industri 4.0 menyebabkan sikap
individualistis,materialistis,hedon dan lain sebagainya sehingga membuat nilai-nilai kepribadian
bangsa luntur.
Ada beberapa alasana mengapa pendidikan karakter itu penting bagi peserta didik di
Inonesia,yang pertama yaitu karena tantangan zaman saat ini sangat pesar sehingga untuk
membentengi peserta didik dari dampak buruknya yaitu dengan tetap memperhatikan karakter
peserta didik serta membimbingnya. Kedua yaitu karena dilingkungan keluarganya
memungkinkan untuk kurangnya penanaman karakter sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut di
dalam lingkungan persekolahan. Yang ketiga karena tidak hanya dilihat dari segi kepinteran
peserta didik saja sehingga mengganggap bahwa peserta didik tersebut sudah berkarakter akan
tetapi juga dilihat dari bagaimana mereka bersikap,bertindak,berucap terhadapa sesama maupun
dengan orang yang kebih dewasa. Keempat yaitu guru disini tidak hanya berperan dalam bindang
mencerdaskan peserta didik namun juga harus bertanggungjawab akan suatu tindakan
ucapan ,sikap yang dilakukan peserta didik.

Berikut beberapa hal yang diterapkan pada saat tatap muka terbatas:
1. Tetap menjaga protokol kesehatan
2. Menjaga jarak
3. Pembelajaran dilakukan dengan mengurangi jumlah mata pembelajaran
4. Disetiap kelas disediakan tempat untuk cuci tangan dan hand sanitizer
5. Siswa membawa bekal dari rumah ,tetapi kantin boleh buka dengan tetap menjaga protokol
kesehatan
6. Menerapkan etika batuk dan bersin
Strategi Pendidikan Karakter dengan Multiple Intelligences Berbasis Portofolio
Strategi pendidikan karakter membicarakan tentang seluruh perencanaan, yaitu bagaimana cara
implementansi pendidikan karakter. Keberhasilan suatu pendidikan karakter dapat dievaluasi
dalam mengakomodir ketercapaian tiga komponen yang diutarakan oleh Thomas Lickona (1992)
yaitu : 1. Moral, 2. Perasaan tentang mora, dan 3. Perbuatan moral. Disini perbuatan moral
adalah hal yang penting untuk terus menerus diterapkan oleh peserta didik karena ini akan
mempengaruhi bagaimana moral mereka.
Pada penelitian kali ini terfokus pada peserta didik SMK dimana mereka masih dimasa remeja
yang masih labil sehingga emosi mereka belom terkontrol. Dimasa inilah mereka mulai mencari
panutan untuk dijadikan acuan masa depan dalam pendidikan karakter hal ini adalah fase para
remaja. Di sekolah gurulah yang penting untuk mengarahkan mereka serta memberitahu selain
itu juga guru berperan dalam pembentukan karakter peserta didik agar mereka mempunyai
sikap,motivasi,perilaku ,dan tutur kata yang baik.
Prinsip strategi Multiple Intelligences merupakan suatu pendidikan karakter yang masih
menggunakan prinsip pendekatan pembelajaran kontruktivistik. Peserta didik harus secara aktif
melakukan pengembangan potensi yang dimiliki serta harus disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar yang mana pengajaran serta aktualisasinya yang terfokus kaitannya dalam menghadapi
Covid-19. Sehingga belajar mengajar yang powerfull serta memaknai kelibatan terhadapa
pengalaman belajar peserta didik secara optimal. Strategi Multiple Intelligences memerlukan
kejelian seorang guru agar dapat merancang, nilai-nilai karakter dan mengintegrasikan
Kompetensi Dasar yang diajarkan.
Penggunaan portofolio siswa diharapkan harus secara aktif potensi dalam dirinya
dikembangkan , menanamkan nilai-nilia karakter dalam kehidupan masyarakat dengan penuh
tanggungjawab dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran dalam portofolio ini
dikatakan berhasil apabila ditentukan oleh faktor guru yang memberikan arahan serta respon
timbal balik, keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab
serta peran orangtuan untuk mengawasi peserta didik dalam proses penilaaian portofolio. Hal ini
juga sama dengan Dophan dalam Supriadi (1997) mengemukakan ciri-ciri portofolio sebagai
berikut: (1) Ada campur tangan langsung dari hasil kerja/karya siswa secara nyata; (2)
Mengumpulkan beberapa hasil kerja/karya yang terbaik yang telah mereka kerjakan ; (3)
Mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa; (4) Memilih kriteria untuk menilai portofolio
hasil kerja siswa; (5) Mengharuskan siswa untuk menilai dirinya sendidi secara terus menerus
berdasarkan bagaimana hasil portofolionya; (6) Menentukan waktu untuk membahas portofolio;
(7) Melibatkan orangtua serta masyarakat dalam proses penilaian portofolio. Poin dasar dalam
belajar menggunakan adalah tanggungj awab sebagai salah satu karakter yang harus diutamakan
dengan tugas-tugas yang diberikan dalam pembelajaran. Senada sesuai temuan Adrianti (2019)
menyatakan model pembelajaran berbasis portofolio dengan mempertimbangkan kecocokan
antara materi kuliah dengan tujuan perkuliahan, maka dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar mahasiswa di Sekolah Tinggi Teologi .

Hasil Pembahasan
SMK Negeri 2 Pacitan meruapakan salah satu sekolah kejutuan negeri yang ada di wilayah
Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Hal ini membuat SMKN 2 Pacitan ini menjadi sasaran para siswa
yang baru lulus dari smp untuk melanjutkan bersekolah. Karena di daerah Pacitan sendiri
manyoritas muridnya lebih tertarik dengan dunia kerja sehingga untuk murid yang berkuliah itu
tidak terlalu banyak. Dengan banyaknya peminat di SMKN 2 Pacitan ini membuat siswa di SMK
juga semakin banyak. Dengan banyaknya siswa dan berbagai karakteristis berbeda-beda pada
setiap siswa para pengajar ditugaskan untuk memberikan bimbingan tentang pendidikan karakter
pada pata peserta didik . Karakteristik siswa dapat ditumbuhkan dengan adanya pendidikan
karakter yang bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Selain
itu, proses pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
baik, sehingga peserta didik mampu dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang
telah menjadi kepribadiannya. Pendidikan karakter harus melibatkan pengetahuan yang baik
(moral knowing) digunakan untuk melihat apakah pendidikan karakter tersebut baik atau buruk,
juga harus mempunyai perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang
dilakukan juga harus baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan
sikap hidup peserta didik.
Sembilan pertumbuhan karakter bangsa yang diharapkan adalah :
1. Tangguh
2. Kompeteitif
3. Berakhlak mulia
4. Bermoral
5. Bertoleran
6. Bergotong-royong
7. Berjiwa patriot
8. Berkembang dinamis
9. Berorientasi IPTEK
Yang semuanya dijiwai oleh Iman dan Taqwa ( Imtaq) kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berdasarkan Pancasila.
Kegiatan pembelajaran yang mana dalam rangka pengembangan karakter para peserta didik
dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan belajar kontekstual,
pembelajaran kooperatif, proses analisis dalam berbasis masalah, belajar mengajar berbasis
proyek, pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Intoduction, Connection,
Application, Reflection, Extension) dapat digunakan untuk pendidikan karakter.

Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan untuk pengembangan budaya sekolah yang ada ,
yaitu:
a. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus
dan konsisten setiap hari maupun setiap saat. Kegiatan yang dilaksanakan adalah upacara hari
Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah,
membaca ayat suci al-quran bersama sebelum memulai pelajaran, berdo’a sebelum pelajaran
dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman
dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pelajaran serta kegiatan Jum’at bersih
sebagai perwujudan peduli terhadap lingkungan sekolah.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, antara lain
sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika
terjadi bencana.
c. Keteladanan
Merupakan suatu perilaku, guru dalam bersikap , tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan
bagi peserta didik di lingkungan sekolah Antara lain, nilai disiplin ( kehadiran guru yang lebih awal
dibanding peserta didik), mengenai tentang kebersihan, kerapihan dalam berpakaian ,
memberikan kasih sayang, sopan santu terhadap semua warga sekolh perhatian, jujur, kerja keras
dan percaya diri.
d. Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter,
antara lain kebersihan badan dan pakaian, kondisi toilet yang bersih, membuang sampah pada
tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, dan poster kata-kata bijak di lingkungan
sekolah maupun di dalam kelas
Dengan adanya pendidikan karakter di tengah pandemi ini diharapkan siswanya bisa lebih
memahaminya lagi. Namun, dengan keterbatasan dalam penyampaian mengenai pendidikan
karakter dikarenakan guru tidak bisa mengontrol langsung pada saat mereka sedang belajar
dirumah makan guru juga harus bekerja sama dengan para orangtua agar bisa mengontrol para
putra putrinya.
Pada saat pembelajaran tatap muka para guru akan mengulas kembali mengenai kedisiplinan
mereka, keaktifan mereka, sikap mereka terhadap sesama. Karena dengan adanya pandemi ini
membuat para siswa menjadi siswa yang individual selain itu juga mereka cenderung pasif.
Pendidikan karakter di masa transisi ini sangatlah penting. Banyak siswa yang cenderung terlalu
nyaman dengan keadaan dirumah. Tidak mau berinteraksi dengan yang lain, tidak menghargai
sesama, tidak tau akan kedisiplinan. Oleh karena itu, masa transisi inilah harus dimulai untuk
memperbaiki itu semua. Tugas guru memanglah berat akan tetapi demi mencerdaskan anak
bangsa itu bukanlah apa apa. Dimulai dari diadakannya upacara bendera kembali, bersih-bersih
lingkungan sekolah bersama, masuk sekolah tepat waktu, sopan terhadap guru dan karyawan
sekolah , tu semua merupakan hal yang harus diterapkan sehingga mereka semua akan menjadi
anak bangsa yang mempunyai landasan karakter yang kuat dan sikap yang sopan serta santun.

KESIMPULAN

Pendidikan Karakter merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam persekolahan dimana peran
guru yaitu membimbing para siswanya untuk menjadi siswa yang berkarakter serta menjadi pemuda-
pemudi yang memegang teguh nilai-nilai pancasila. Prinsip strategi Multiple Intelligences
merupakan suatu pendidikan karakter yang masih menggunakan prinsip pendekatan
pembelajaran kontruktivistik. Peserta didik harus secara aktif melakukan pengembangan potensi
yang dimiliki serta harus disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang mana pengajaran serta
aktualisasinya yang terfokus kaitannya dalam menghadapi Covid-19.
Penggunaan portofolio siswa diharapkan harus secara aktif potensi dalam dirinya dikembangkan
, menanamkan nilai-nilia karakter dalam kehidupan masyarakat dengan penuh tanggungjawab
dalam melaksanakan proses pembelajaran
Di SMKN 2 Pacitan sendiri kegiatan pengembangan diri yang dilakukan untuk pengembangan
budaya sekolah yang ada , yaitu:
1. Kegiatan rutin
2. Kegiatan spontan
3. Keteladanan
4. Pengkondisian

Pendidikan karakter di masa transisi ini sangatlah penting. Banyak siswa yang cenderung
terlalu nyaman dengan keadaan dirumah. Tidak mau berinteraksi dengan yang lain, tidak
menghargai sesama, tidak tau akan kedisiplinan. Oleh karena itu, masa transisi inilah harus
dimulai untuk memperbaiki itu semua

Anda mungkin juga menyukai