0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertanyaan-pertanyaan UTS Hukum Kepegawaian mengenai definisi PNS, peran PNS, perbedaan PPPK dengan pegawai honorer, serta kewenangan presiden dalam mengangkat dan memberhentikan PNS. Mahasiswa memberikan jawaban panjang lebar untuk setiap pertanyaan dengan menjelaskan landasan hukum dan penjelasan terperinci.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertanyaan-pertanyaan UTS Hukum Kepegawaian mengenai definisi PNS, peran PNS, perbedaan PPPK dengan pegawai honorer, serta kewenangan presiden dalam mengangkat dan memberhentikan PNS. Mahasiswa memberikan jawaban panjang lebar untuk setiap pertanyaan dengan menjelaskan landasan hukum dan penjelasan terperinci.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertanyaan-pertanyaan UTS Hukum Kepegawaian mengenai definisi PNS, peran PNS, perbedaan PPPK dengan pegawai honorer, serta kewenangan presiden dalam mengangkat dan memberhentikan PNS. Mahasiswa memberikan jawaban panjang lebar untuk setiap pertanyaan dengan menjelaskan landasan hukum dan penjelasan terperinci.
1. Mengapa pemerintah memerlukan pegawai negeri? Jelaskan!
2. Pada struktur pemerintahan kedudukan pegawai negeri itu ada pada pembuat kebijakan bukan pelaksana kebijakan. Betul atau salah penyataan tersebut? Jelaskan! 3. Secara yuridis siapapun boleh menjadi pegawai negeri. Benar atau salah pernyataan berikut? 4. PPPK adalah pengganti istilah pegawai honorer. Benar atau salah pernyataan berikut? 5. Pada hakekatnya berdasarkan UUD Negara RI tahun 1945 yang berhak mengangkat dan memberhentikan pegawai negeri adalah presiden. Benar atau salah pernyataan tersebut? Jelaskan!
JAWAB :
1. Alasan pemerintah membutuhkan PNS tentu saja untuk menjalankan
urusan pemerintahan, yang juga membantu orang lain dalam urusan. Dan mengatur urutan negara menjadi perwakilan lainnya. Sebagai penunjang pemerintahan suatu negara berperan dalam menciptakan suatu sistem di suatu negara dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. UU No 5 Tahun 2014 “bahwa dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun negara aparatur sipil negara yang berintegritas, profesional, netral, dan bebas dari campur tangan politik, bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu memberikan pelayanan publik bagi masyarakat serta mampu menjalankan peran sebagai elemen persatuan bangsa. dan integritas berdasarkan Pancasila dan UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” 2. SALAH, PNS memiliki peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, mengingat mereka merupakan faktor utama dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Dari pengertian PNS di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya PNS memiliki peran, sebagai pelaksana peraturan dan UU yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menjalankan tugas tersebut, netralitas PNS sangat diperlukan.
3. BENAR, siapa saja bisa menjadi pegawai negeri, asalkan kompeten
dan mengikuti kewajiban dan larangan yang ada seperti larangan pegawai negeri menjadi anggota atau pengurus partai politik. Larangan. yang sesuai dengan pasal 1 UU No 5 tahun 2014 PNS adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perUUan yang berlaku diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diberi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya. ditentukan berdasarkan peraturan perUUan dan dibayar menurut peraturan perUUan yang berlaku. 4. SALAH, karena PPPK dan honorarium berbeda dimana dalam UU (UU) No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), PPPK diangkat untuk dipekerjakan dengan perjanjian kontrak dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Pasal 1 ayat (4) UU No 5 Tahun 2014 “PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan,". Sedangkan honorer berdasarkan PP No 48 Tahun 2005 sebagaimana terakhir diubah dengan PP No 56 Tahun 2012, tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah yang gajinya dibayar oleh APBN atau APBD. Sehingga status PPPK tidak sama dengan pegawai honorer. Rekrutmen honorer juga tidak diatur dalam UU ASN, dimana rekrutmen seringkali tidak melalui proses yang akuntabel. Bagi instansi di pemerintah daerah, pegawai honorer dapat direkrut tanpa izin dari pemerintah pusat, sedangkan PPPK direkrut melalui mekanisme terstruktur sesuai peraturan. Berbeda dengan PPPK yang diatur secara ketat oleh pemerintah dan berlaku secara nasional. Hal ini berbeda dengan gaji honorer yang gajinya ditentukan oleh instansi atau pejabat pembina yang merekrut tenaga honorer berdasarkan alokasi anggaran di Satker. 5. BENAR, tetapi presiden hanya melakukannya di pusat dan berbeda di provinsi dan daerah yang diserahkan kepada gubernur.
Berdasarkan :
a. Pasal 1 huruf a UU No 8 tahun 1974, pejabat yang
berwenang adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan atau memberhentikan PNS berdasarkan peraturan perUUan yang berlaku. b. Pasal 5 UU No 9 tahun 2003, Presiden menetapkan kenaikan pangkat PNS Pusat dan PNS Daerah menjadi Pembina Utama Muda untuk ruang IV/c, Pembina Utama Menengah untuk ruang IV/d, dan Pembina Utama ruang IV/e. setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. c. Pasal 11 UU No 9 Tahun 2003 bahwa Presiden menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS pada dan dari jabatan struktural eselon I, jabatan fungsional Tingkat Utama atau jabatan lain yang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentiannya menjadi kewenangan Presiden, kecuali untuk pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat struktural eselon I di lingkungan Pemerintah Provinsi. d. Pasal 18 UU No 9 Tahun 2003, Presiden menetapkan pemberhentian sementara dari jabatan publik bagi PNS yang menduduki jabatan struktural eselon I, jabatan fungsional Tingkat Utama atau jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi kewenangan Presiden, kecuali untuk pemberhentian sementara dari jabatan publik bagi Pegawai. PNS menduduki jabatan struktural eselon I di lingkungan Pemerintah Provinsi. e. Pasal 22 UU No 9 Tahun 2003 Presiden menetapkan pemberhentian PNS Pusat dan PNS Daerah dengan pangkat Pembina Utama Muda di ruang IV/c, Pembina Utama Menengah di ruang IV/d dan Pembina Utama di ruang IV/e.