TAHUN 2022”
Oleh :
Dosen Pembimbing :
Clinical Instruktur
Nurlis, S.Tr.Keb
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati, begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya penulisa dapat
menyelesaikan Laporan Kasus “MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU
BERSALIN NY.”G“ G2P1A0H1 USIA KEHAMILAN 41-42 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN POST MATURE DAN RETENSIO PLASENTA DI RSUD DR
ADNAAN WD TAHUN 2022”. Laporan kasus ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas Praktek Klinik Kebidanan III di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh.
Selesainya Laporan Studi Kasus ini merupakan hasil kerjasama dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Serta tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari
itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih Kepada Ibu Suci Rahmadheny,
S.ST.M.Keb Ibu Desti Nataria,M.Keb selaku Dosen Pembimbing serta kepada Ibu Nurlis,
S.Tr.Keb, selaku Clinical Instruktur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan dalam kesempatan berikutnya. Akhir kata penulis mengucapkan semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan.............................................................................................
D. Manfaat ..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persalinan.....................................................................
B. Tahapan Persalinan.........................................................................
C. Jenis-jenis Persalinan......................................................................
D. Pengertian Retensio Plasenta..........................................................
E. Tanda dan Gejala Retensio Plasenta...............................................
BAB III STUDI KASUS
A. Kala I..............................................................................................
B. Kala II............................................................................................
C. Kala III...........................................................................................
D. Kala IV...........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian ibu (AKI) dan angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO) kemetian ibu adalah kematian selama
kehamilan atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, yang terkait dengan
kehamilan dan penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/ cedera,
sedangkan kematian bayi adalah kematian anak yang tidak menunjukan tanda-tanda
hidup waktu dilahirkan dan anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam
kehidupannya (Saifuddin, 2011).
Menurut data World Health Organization (WHO), Angka kematian ibu (AKI) di
dunia pada tahun 2017 adalah 211 per 100.000 kelahiran hidup (KH) atau
diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 295.000 kematian pertahun. Pada angka
kematian bayi dan balita hasil SDKI 2017 menujukkan adanya penurunan. Kematian
neonatal turun dari 19 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup,
kamatian bayi turun dari 32 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup, dan kematian balita dari 40 per 1000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1000
kelahiran hidup (Survie Demografi Dan Kesehatan Indonesia, 2017).
Pada tahun 2015 target AKI dan AKB akan dapat dicapai. Adapun penyebab
kematian adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), masalah memberikan minum (10%),
gangguan hematologi (6%), infeksi (5%), dan penyebab lainnya (13%) (Setiawati, Y;
Nurafni; A, 2019).
Mengingat pentingnya hal ini, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian
tentang kasus persalinan post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh dengan
Langkah Manajemen Varney dan Pendokumentasian secara SOAP.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dilakukan asuhan kebidanan pada kasus persalinan post matur dengan
menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara nyata sesuai dengan standar dan
wewenang bidan di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukan pengumpulan data dan analisis data dasar pada Kasus persalinan
post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
b. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa / masalah actual pada Kasus
persalinan post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
c. Dilaksanakan pengidentifikasian diagnosa / masalah potensial pada Kasus
persalinan post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
d. Dilaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada kasus persalinan
post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
e. Dilaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus
persalinan post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
f. Dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada kasus persalinan post matur di
RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
C. Ruang Lingkup
Dalam pembahasan studi ini menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan
intranatal pada Kasus persalinan post matur di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks. Masa kehamilan
di mulai dari konsepsi dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Indrayani, 2013). Persalinan
adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan
proses tersebut merupakan proses alamiah (Rohani, 2011). Menurut (Manuaba, 2010).
2. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Persalinan Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm). kala 1 per4salinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
1) Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4
cm. pada umumnya fase laten berlangsung antara 6-8 jam.
2) Fase Aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit, dan berlangsung sampai 40 detik atau lebih) serta terjadi
penurunan bagian terendah janin. Dari pembukaan 4cm hingga 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida),
atau lebih dari 1 hingga 2 cm pada (multipara). (JNPK-KR, 2012)
b. Kala II
Persalinan Kala II persalinan dimulai dari pembukaan lengkap serviks (10cm),
dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala II persalinan disebut juga kala pengeluaran bayi.
(JNPK-KR, 2012)
c. Kala III Persalinan Kala III persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, otot uterus
(myometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan rongga uterus setelah lahirnya
bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat menebal dan kemudian
lepas dari dinding uterus. Setelah lepas (dengan gaya gravitasi) plasenta akan
turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. (JNPK-KR, 2012)
d. Kala IV Persalinan Kala IV persalinan dimulai setelah plasenta lahir sampai
dengan 2 jam. Pada kala IV persalinan dilakukan pemantauan meliputi tekanan
darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan
perdarahan. Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada 1 jam kedua.(JNPK-KR, 2012)
3. Jenis – jenis persalinan
Ada 2 jenis persalinan Berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia kehamilan
Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan
a. Persalinan spontan Adalah proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan Proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran Persalinan yang bila kekuatan yang diperlukan untuk bersalin
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
d. Jenis persalinan menurut usia kehamilan:
1) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat
badan janin kurang dari 500 gram.
2) Partus immatur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu sampai 28
minggu atau berat janin antara 500 gram dan kurang dari 1000 gram.
3) Partus prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan <37
minggu atau berat badan lahir antara 1000 gram dan kurang dari 2500 gram.
4) Partus matur atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara usia 37 minggu dan 42 minggu atau berat
badan janin lebih dari 2500 gram.
5) Partus serotinus atau post matur
Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.
a. Persalinan Post Matur
1) Pengertian persalinan post matur
Post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih
dari 42 minggu. (Wiknjosastro, 2008). Post matur adalah Kehamilan
lewat waktu dimana kehamilan berlangsung selama 42 minggu atau
lebih dilihat dari siklus haid teratur dan haid terakhir yang diketahui
dengan pasti. (Joseph. 2010). Selain dari pada itu, istilas postmatur
dalam istilah lain disebut juga postterm. Kehamilan postterm, disebut
juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat
bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/postdatime
atau pascamaturitas, adalah: Kehamilan yang berlansung sampai 42
minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari pertama haid terakhir
menurut Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Prawirohardjo,
2014).
Persalinan post matur adalah persalinan yang usia kehamilannya
berlangsung lebih dari 42 minggu, dihitung dari haid pertama haid
terakhir.
2) Etiologi persalinan post matur
Sampai pada saat ini sebab terjadinya kehamilan lewat bulan belum
jelas. Beberapa teori diajukan, pada umumnya menyatakan bahwa
terjadinya kehamilan lewat bulan sebagai akibat gangguan terhadap
timbulnya persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai
berikut :
a) Pengaruh progesteron: penurunan hormon progesteron dalam
kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang
penting dalam yang penting dalam memacu proses biomokuler
pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap
oksitosin sehingga beberapa penulis menduga bahwa terjadinya
persalinan lewat bulan karena masih berlangsungnya pengaruh
progesteron.
b) Teori oksitosin: pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada
kehamilan lewat bulan memberi kesan atau dipercaya bahwa
oksitosin secara fisiolgis memegang peranan penting dalam
memimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis. Wanita hamil yang kurang pelepasan oksitosin dari
neurohipofisis pada kelainan lanjut diduga sebagai salah satu faktor
penyebab kehamilan lewat bulan.
c) Teori kortisol/ACTH janin: dalam teori ini diajukan bahwa sebagai
“pemberi tanda” untuk dimulainyapersalinan adalah janin. Hal ini
diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin.
Kortisol janin akan mempengaruhi plesenta sehingga produksi
progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,
berpengaruh terhadap meingkatnya produksi prostaglandin. Pada
janin yang mengalami cacat bawaan seperti anensefalus,
hypoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada
janin akan menyebabkan kortisol janintidak diproduksi dengan
baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat.
d) Syaraf uterus: tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus
frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada
keadaan dimana tidak ada tekanan padapleksus ini, seperti pada
kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawahmasih tinggi,
semua hal tersebut diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan
lewat bulan.
3) Diagnosis persalinan post matur
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis
persalinan post matur adalah :
a) Pemeriksaan umur kehamilan ,dihitung dengan mengguinakan
rumus neaggle berdasarkan anamnesis dari hait terakhir.
b) Pemeriksaan Berat badan ibu dan lingkar perut, ditandai dengan
berat badan ibu turun pembesaran perut mengecil karena air
ketuban berkurang (Ratna, 2012).
c) Pemeriksaan TFU(Tinggi fundus uteri).
d) Pemeriksaan USG yaitu dengan pemeriksaan diameter biparietal
kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa ada bahaya
(Sujiyantini, 2009).
e) Pemeriksaan sitologi cairan amnion yaitu amniostropi dan
pemeriksaan PH (dibawah7,20) dianggap sebagai gawat janin
(Sujiyantini, 2009).
4) Komplikasi persalinan post matur
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan post matur :
a) Perubahan pada plasenta Disfungsi plasenta merupakan faktor
penyebab terjadinya komplikasi pada kehamilan serotinus atau
kehamilan lewat bulan dan smeningkatnya risiko pada janin.
Perubahan yang terjadi pada plasenta adalah sebagai berikut.
(1) Penimbunan kalsium: Pada kehamilan serotinus atau kehamilan
lewat bulan terjadi peningkatan penimbunan kalsium, hal ini
dapat menyebabkan gawat janin dan bahkan kematian janin
intrauterin yang dapat meningkat sampai 2-4 kali lipat.
Timbunan kalsium plasenta meningkat sesuai dengan
progresivitas degenerasi plasenta, namun beberpa vili mungkin
mengalami degenerasi tanpa mengalami klasifikasi.
(2) Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya
berkurang, keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transport
dari plasenta.
(3) Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema,
timbunan fibrinoid, fibrosis, thrombosis intervili, dan infark vili
Perubahan biokimia.
(4) Perubahan biokimia: adanya insufisiensi plasenta menyebabkan
protein plasenta dan kadar DNA dibawah normal, sedangkan
konsentrasi RNA meningkat. Transport kalsium tidak
terganggu, aliran natrium, kalium, dan glukosa menurun.
pengangkutan bahan dengan berat molekul tinggi seperti asam
amino, lemak, dan gama globulin biasanya mengalami
gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin intauterin (Fadlun, 2013).
b) Pengaruh pada ibu
(1) Morbilitas atau mortalitas ibu dapat meningkat sebagai akibat
dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih
keras sehingga menyebabkan terjadinya distosia persalinan,
incoordinate uterine action, partus lama, meningkatkan
tindakan obstetrik, dan perdarahan postpartum.
(2) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana
kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan
(Fadlun, 2013).
c) Pengaruh pada janin (Menuaba, 2010)
Pengaruh kehamilan postterm atau serotinus terhadap janin sampai
saat ini masih di perdebatkan. Beberapa ahli menyatakan bahwa
kehamilan serotinus menambah bahaya pada janin, sedangkan
beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa bahaya kehamilan
postterm atau serotinus terhadap janin terlalu dilebihkan.
Beberapa pengaruh kehamilan postterm atau serotinus terhadap
janin sebagai berikut:
(1) Berat janin Bila terjadi perubahan anatomi yang besar pada
plasenta, maka terjadi penurunan berat janin. Sesudah umur
kehamilan 36 minggu, grafik rata-rata pertumbuhan janin
mendatar dan tampak adanya penurunan sesudah 42 minggu.
Namun, sering kali pula plasenta masih dapat berfungsi dengan
baik sehingga berat janin bertambah terus sesuai dengan
bertambahnya umur kehamilan.
(2) Sindrom postmaturitas dapat dikenali pada neonatus melalui
beberapa tanda seperti, gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit
kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak sub kutan), kuku
tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,
hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama
daerah lipat paha dan genital luar, warna coklat kehijauan atau
kekuningan pada kulit dan tali pusat, serta muka tampak
menderita dan rambut kepala banyak atau tebal.
(3) Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka
meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih, sebagian
besar terjadi intrapartum. Keadaan ini umumnya disebabkan
karena halhal berikut:
(a) Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia
pada persalinan.
(b) Insufisiensi plasenta dapat berakibat:Pertumbuhan janin
terhambat, Oligohidramnion (terjadi kompresi tali pusat,
keluar mekonium yang kental), hipoksia janin, Aspiksia
mekonium oleh janin.
(c) Cacat bawaan, terutama akibat hipoplasia adrenal dan
anensefalus.
3) Penanganan persalinan post matur
Penanganan yang dapat dilakukan pada kasus persalinan post matur
yaitu :
a) Menentukan apakah kehamilan telah berlangsung lewat bulan
(Postterm) atau bukan.
b) Mengidentifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan
janin dengan cara pemeriksaan kardiotografi seperti nonstress test
(NST) dan contraction stress test untuk mengetahui kesejahteraan
janin sebagai reaksi terhadap gerak janin atau kontraksi uterus dan
pemeriksaan USG untuk menentukan besar janin, denyut jantung
janin, gangguan pertumbuhan janin, keadaan dan derajat
kematangan plasenta, jumlah (indeks cairan amnion) dan kualitas
air ketuban.
c) Melakukan pemeriksaan serviks dengan skor bishop. Bishop score
adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan
responsnya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah
diketahui bahwa serviks bishop score rendah artinya serviks belum
matang dan memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi
dibanding servik yang matang. Bishop Score > 5 yaitu induksi
persalinan ,Cara induksi persalinan adalah:
(1) Menggunakan tablet Misoprostol / Cytotec yaitu 25-50 mg
yang diletakkan di forniks posterior setiap 6-8 jam hingga
munculnya his / kontraksi.
(2) Menggunakan oksitoksin intravena yaitu infus oksitoksin
biasanya mengandung 10-20 unit ekuivalen dengan 10.000-
20.000 mU dicampur dengan 1000 ml larutan Ringer Laktat,
masing-masing menghasilkan konsistensi oksitoksin 10-20
mU/ml. Bishop Score < 5
(3) Pemantauan janin dengan prafil biofisik, Nonstress test (NST),
Contraction Stess Test (CST).
(4) Volume ketuban normal, NST reaktif yaitu diulangi 2x /
minggu.
(5) Volume ketuban normal, NST non reaktif, CST positif yaitu
dilakukan SC.
(6) Volume ketuban normal, NST non reaktif dan CST negatif
yaitu dilakukan pengulangan CST dalam 3 hari.
(7) Oligohidramnion (kantong amnion < 2 cm) yaitu dilakukan SC.
(8) Deselerasi variable yaitu matangkan serviks dan induksi
persalinan.
(9) Pematangan serviks dapat dilakukan dengan kateter voley,
oksitoksin, prostaglandin (Misoprostol), relaksin (melunakkan
serviks), pemecahan selaput ketuban.
(10) Persalinan per vaginam yaitu Ibu miring ke kiri, berikan
oksigen, monitor DJJ, induksi persalinan dengan tetes Pitosin
(jika tidak ada kontraindikasi dan belum ada tanda hipoksia
intrauterine), tetes Pitoksin di naikkan jangan melebihi 2 m U/
menit atau di naikkan dengan interval < 30 menit, amniotomi
pada fase aktif, infus intraamniotik dengan 300 – 500 mL NaCl
hangat selama 30 menit yaitu untuk mengatasi oligohidramnion
dan mekoneum, konfirmasi kesejahteraan janin.
(11) Dilakukan Sectio Caesaria, jika gawat janin (deselerasi
lambat, pewarnaan mekoneum), gerakan janin abnormal (< 5
kali / 20 menit), contraction stress test (CST), berat Badan >
4000 gr, malposisi, malpresentasi, partus > 18 jam, bayi belum
lahir, (Kurniawati, 2009 ).
(12) Dilakukan vakum ekstraksi, syarat vakum, (Manuaba,
2003) yaitu:
(a) Pembukaan minimal 5
(b) Ketuban negatif atau dipecahkan
(c) Anak hidup, letak kepala atau bokong
(d) Penurunan minimal H II
(e) His dan reflek mengejan baik.
b. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir Dengan Persalinan Post Matur
1) Pengertian bayi baru lahir post matur
Bayi baru lahir post mature adalah bayi yang dilahirkanpada usia
kehamilan >42 minggu,tanpa memperhatikan berat badan (Reeder, 2012).
2) Ciri –ciri bayi post matur
Pada bayi baru lahir post mature didapatkan cirri –ciri seperti:
gangguan pertumbuhan, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak
sub kutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,
hilangnya verniks caseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipatan
paha dan genetalia luar, warna coklat kehijauan atau kekuningan pada kulit
dan tali pusat, muka terlihat tua, dan rambut kepala banyak dan tebal. Tidak
seluruh neonatus dari kehamilan serotinus menunjukkan postmaturitas,
tergantung dengan fungsi plasenta. Umumnya didapat sekitar 12-20%
neonatus dengan tanda postmaturitas pada kehamilan serotinus.
a) Stadium I: Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit menjadi kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
b) Stadium II: Seperti stadium satu namun disertai dengan pewarnaan
mekonium (kehijauan) di kulit.
c) Stadium III: Seperti stadium satu namun disertai dengan pewarnaan
kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat (Nugroho, 2012).
3) Komplikasi pada bayi baru lahir post matur
Komplikasi yang dapat terjadi pada persalinan post matur :
a) Gawat janin
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 cukup, sehingga
mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik (jangka waktu
panjang) atau akut. Tanda gawat janin, djj dalam proses persalinan
bervariasi dan akan kembali normal dalam beberapa waktu. Bila djj tidak
kembali normal setelah kontraksi ini merupakan tanda gawat janin
(Saifuddin, 2010).
b) Asfiksia
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segerasetelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Vivian, 2013).
Asfiksia terbagi atas 3 yakni:
(1) Asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3)
(a) Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
(b) Tidak ada usaha napas
(c) Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
(d) Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
(e) Bayi tampak pucat bahkan tampak berwarna kelabu
(2) Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
(a) Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali per menit
(b) Usaha napas lambat
(c) Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
(d) Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
(e) Bayi tampak sianosis.
(3) Asfiksia ringan (nilai APGAR 7-10)
(a) Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit
(b) Bayi tampak sianosis
(c) Bayi merintih
(d) Adanya pernapasan cuping hidung
(e) Bayi kurang aktivitas.
c. Penanganan bayi baru lahir post matur
Berikut ini langkah – langkah Penanganan bayi baru lahir post matur :
1) Keringkan secepatnya dengan handuk bersih.
2) Mengganti kain yang basah dengan kain kering.
3) Kepala bayi ditutup topi.
4) Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan .
5) Berikan infuse dextrose 10% dan bikarbonas natricus 1,5% 4:1. Hari I 60
cc/kg/hari. Hari II 70 cc/kg/hari.
6) Memperhatikan suhu tubuh yaitu dengan menempatkan bayi didalam
incubator.
7) Memperhatikan pencegahan infeksi yaitu dengan memperhatikan teknik
pencegahan infeksi salah satunya dengan mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi.
8) Pengawasan nutrisi/ASI pada bayi baru lahir sesuai dengan kebutuhannya,
berikan melalui sonde/tetesi ASI.
9) Pengawasan berat badan dengan ketat karena berat badan berkaitan
dengan status gizi/nutrisi bayii yang berhubungan dengan daya tahan bayi
(Saifuddin, 2010).
B. Retensio Plasenta
1. Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. (Mika, 2016). Plasenta tertahan
jika tidak dilahirkan dalam 30 menit setelah janin lahir. Plasenta mungkin terlepas
tetapi terperangkap oleh serviks, terlepas sebagian, secara patologis melekat (plasenta
akreta, inkreta, percreta). (David,2007 dalam Ai Yeyeh, 2010).
Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dan menimbulkan hemorrhage
yang tidak tampak, dan juga disadari pada lamanya waktu yang berlalu antara
kelahiran bayi dan keluarnya plasenta yang diharapkan. Beberapa ahli klinik
menangani setelah 5 menit. Kebanyakan bidan akan 8 menunggu satu setengah jam
bagi plasenta untuk keluar sebelum menyebutnya tertahan. (Varney’s,2007 dalam
Yeyeh dan Yuliani 2010). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
retensio plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir setelah 30 menit bayi
lahir.
2. Tanda dan Gejala Retensio Plasenta
a. Gejala yang selalu ada: Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera,
kontraksi uterus baik.
b. Gejala yang kadang kadang timbul: Tali pusat putus akibat traksi berlebihan,
inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.Tertinggalnya plasenta (sisa
plasenta),
c. Gejala yang selalu ada: Plasenta atau sebagian plasenta atau sebagian selaput
(mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera.
d. Gejala-gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi
fundus tidak berkurang.
e. Penilaian retensio plasenta harus dilakukan dengan benar karena ini untuk
menentukan sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan untuk melakukan
manual plasenta.
BAB III
STUDI KASUS
TAHUN 2022
KALA I
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny.G Nama Suami : Tn.T
Umur : 31 tahun Umur : 36 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku/Bangsa : Minang/ indonesia
Gol.Darah :O Gol.Darah :-
2. Alasan utama masuk kamar bersalin : Sakit pinggang
menjalar ke ari-ari hilang-hilang timbul sejak pukul 21:00. Belum
ada keluar lendir bercampur darah
3. Perasaan sejak datang ke klinik : Cemas
4. Tanda-tanda persalinan
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Keadaan emosional : stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmhg
b. Nadi : 97 x/i
c. Pernafasan : 22 x/i
d.Suhu : 36,3 ºC
3. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
a. Tinggi badan : 152 cm
b. Berat badan : 77 kg
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
c. Payudara
Pembesaran : simetris
Papila : menonjol
Areola : hiperpigmentasi
Kebersihan : bersih
d. Abdomen
- Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
Strie/linea : ada linea nigra
- Palpasi
TFU : 35 cm
- His
Intensitas : sedang
Durasi : 25 detik
- Auskultasi
DJJ : (+)
Intensitas : kuat
Vulva/vagina
2) Periksa dalam
Pukul : 12:30
Pembukaan serviks : 0 cm
Ketuban : utuh
e. Pemeriksaan penunjang
a) HB : 13,1 gr%
b) Protein urine : (-)
c) Glukosa urine : (-)
Diagnosa : Ibu G2P1A0H1 usia kehamilan 41-42 minggu Inpartu kala I fase
laten pro induksi
Data dasar
Data subjektif
TD : 120/80 mmhg
N : 97x/i
P : 22x/i
S : 36,30C
- palpasi
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan px dan presentasi bokong
- Leopold II : puki
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : Divergen
- DJJ : 145 x/i
- His : 2x dalam 10 menit durasi 25 detik
- Pembukaan : 0 cm
- Masalah : ibu merasa cemas dengan kehamilannya
- Kebutuhan : Cairan, teknik relaksasi dan dukungan
V. PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Memberikan therapy sesuai advice dokter
3. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4. Anjurkan ibu untuk eliminasi
VI. PELAKSANAAN
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa saat ini telah memasuki
proses persalinan, dan akan dilakukan pemasangan IVFD RL
drip oxy 1 amp
2. Memberikan ibu makan dan minum disela his dan melibatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi ibu
3. Menganjurkan ibu untuk BAK setiap ada keinginan untuk BAK
4. Persiapan alat dan obat untuk pemasangan infus
Infus set
IV cateter
Cairan RL
Oxytocin
spuit 3cc
Kasa steril
Handscond steril
plester
VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Ibu mau makan dan minum air putih dibantu oleh suaminya
3. Ibu sudah kekamar mandi dibantu suaminya
4. Infus RL drip oxy sudah terpasang 8-20tts/i
I. SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan nyeri ari-ari mulai ada, jarang
2. Keluar air-air sedikit
II. OBJEKTIF
1. Data umum
a. KU : sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosional : Stabil
d. TTV : TD : 120/80 mmhg
N :80 X/i
P : 22X/i
S : 36 OC
e. DJJ : Frekuensi :
146 x/i
Irama : Teratur
Intensitas :
sedang
f. Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : inpartu
IV. PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Observasi kemajuan persalinan
3. Berikan theraspy lanjut
CATATAN PELAKSANAAN
Waktu Pelaksanaan asuhan
II. OBJEKTIF
1. Data umum
KU : sedang
Kesadaran : Composmentis
Emosional : Stabil
TTV : TD : 120/80 mmhg
N :80 X/i
P : 22X/i
S : 36 OC
DJJ : Frekuensi : 150 x/i
Irama : Teratur
Intensitas : sedang
Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : inpartu
IV. PLANNING
1) Teknik relaksasi
Mengikutsertakan keluarga dalam melakukan
teknik relaksasi kepada ibu, dengan cara
mengajarkan kepada keluarga cara memasase
pinggang ibu, bila ibu sedang his minta ibu untuk
mengambil nafas pendek.
2) Teknik mengedan yang benar
½ kocher
2 umbilikal klem
1 gunting tali pusat
1 gunting episiotomy
1 duk steril
Kasa steril
Handscond steril
Underpad
Piring plasenta
Nirbeken
Heacting set
Air klorinn
Menyiapkan obat
Oxytocin
Lidocain
Ergometrin
Infus set
Menyiapkan perlengkapan
ibu
Kain
Baju ibu
Duk / pembalut
Sarung
gurita
8. Melakukan pengawasan kala I yaitu memantau DJJ,
TTV, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus,
pembukaan serviks.
Evaluasi : pengawasan kala I telah dilakukan dan dicatat
dalam partograf
Kala II
Hari/Tanggal : Kamis/ 14 April 2022
I. SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan bertambah sering
2. Ibu mengatakan merasa ingin BAB dan adanya dorongan mengedan
II. OBJEKTIF
1. Data umum
1. KU : sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 120/80 mmhg
N :80 X/i
P : 22X/i
S : 36 OC
5. DJJ : Frekuensi :
151 x/i
Irama : Teratur
Intensitas :
sedang
6. Pemeriksaan dalam :
Atas indikasi : inpartu
Pukul :09:40 wib
Dinding vagina : tidak ada oedema
Penipisan portio : 100% Pembukaan
serviks :10cm
Ketuban : (-) keruh
III. ASSASMENT
IV. PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Berikan asuhan sayang ibu
3. Lakukan pertolongan persalinan dan lakukan perawatan BBL
4. Lakukan IMD dan Bounding attachment
5. Berikan Vitamin K dan Salap mata
CATATAN PELAKSANAAN
Waktu Pelaksanaan asuhan
KALA III
Pukul : 09:52 WIB
I. SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya
2. Ibu mengatakan merasa letih
3. Ibu mengatakan perutnya masih nyeri pada bagian bawah
4. Ibu mengatakan ada rasa ingin meneran
II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Ibu
1. KU : sedang
2. Kesadaran: Composmentis
3. Emosi : Stabil
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,50C
CATATAN PELAKSANAAN
Tanggal :13 april 2022 Pukul : 09.50 wib
EVALUASI
Tanggal : 13 April 2022 Pukul : 10.25 wib
S : 36 0c
N : 80 x/ menit
P : 22 x/ menit
Kontraksi : keras
KALA IV
Pukul : 10.25
I. SUBJEKTIF
II. OBJEKTIF
1. Data umum
KU : Baik
Emosi : Stabil
TTV : TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 360 C
III. ASSASMENT
Diagnosa : ibu parturient kala IV normal
Masalah : tidak ada
Kebutuhan :
1. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Pemeriksaan kelengkapan plasenta
3. Berikan asupan nutrisi melalui makanan dan minuman
4. Bersihkan ibu agar ibu lebih nyaman dan bersih
5. Anjurkan ibu untuk istirahat
6. Perawatan 1-2 jam BBL
7. Lakukan pengawasan kala IV
IV. PLANING
1. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Pemeriksaan kelengkapan plasenta
3. Berikan asupan nutrisi melalui makanan dan minuman
4. Bersihkan ibu agar ibu lebih nyaman dan bersih
5. Anjurkan ibu untuk istirahat
6. Perawatan 1-2 jam BBL
7. Lakukan pengawasan kala IV
CACATAN PELAKSANAAN
Waktu Pelaksanaan asuhan
Kamis 1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dan menjelaskan
14/04/22 pada ibu bahwa nyeri yang ibu rasakan pada perut bagian bawah terjadi
karena rahim berkontraksi agar dapat kembali ke keadaan sebelum hamil.
Evaluasi : ibu mengerti dan merasa cukup puas dengan penjelasan yang
diberikan
2. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta
Evaluasi : berat plasenta 500 gram, diameter 15 cm, tebal 2 cm, panjang tali
pusat 45 cm, insersi sentralis, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh.
3. Memberikan asupan gizi melalui makanan dan minuman.
Evaluasi : ibu telah makan dan minum susu
4. Membersihkan ibu agar ibu lebih nyaman dan bersih pakaian ibu sudah
diganti
TD : 120/80 mmHg,
Pukul 09.50 N : 80x/i
S : 36ºC
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : tidak penuh
Pengeluaran darah : ± 30 cc
A. SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. G Nama Suami : Tn.T
Gol.Darah :O
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ia merasa sedikit lelah dan Ibu mengatakan
merasakan adanya aliran darah dari kemaluannya tapi tidak begitu banyak
3. Riwayat kehamilan :
a. HPHT : 23-06-2021
b. TP : 30-03-2022
c. Trimester I : ANC : 2x kunjungan
Tempat : BPM, Dokter
4. Riwayat persalinan
Kala IV : 2 jam
1. Data umum
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 78x/i
P : 20x/i
S : 36,5 0C
2. Data khusus
a. Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih
b. Payudara
1) Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi, papila menonjol, dan areola
hiperpigmentasi
2) Palpasi : tidak ada massa, pengeluaran colostrum sudah ada
c. Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, Blass
minimal
Data dasar :
Kesadaran : composmentis
N : 88x/i
P : 22x/i
S : 36,5 0C
Kontraksi : baik
Blass : minimal
Lochea: rubra
Kebutuhan :
D. PLANING
1. Informasi hasil pemeriksaan
2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
3. Eliminasi
4. Mobilisasi dini
5. Penkes tentang :
a. Tanda bahaya masa nifas
b. ASI eksklusif
CATATAN PELAKSANAAN
Kamis/20 April 2022 a. Memberitahu ibu bahwa ibu memasuki masa nifas yaitu
masa pengembalian alat-alat kandungan pada keadaan
semula, KU ibu baik.
Evalusi : ibu telah mengetahui kondisinya
I. SUBJEKTIF
1. Biodata bayi
Nama bayi : By. Ny.G
Umur : 2 jam
Anak ke : 2 ( Dua )
LILA : 8,5 cm
No. HP : 082385200909
3. Keluhan utama : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan
a. HPHT : 23-06-2021
b. TP : 30-03-2022
c. Trimester I : ANC : 2x kunjungan
Tempat : BPM dan Dokter
Obat-obatan : Gestiamin
Obat-obatan : Gestiamin
malam : ± 8 jam/hari
Sosial : respon ibu dan keluarga baik terhadap bayi baru lahir
II. OBJEKTIF
1. Data umum
KU bayi : baik
BB/PB : 3300 gram / 49 cm
TTV : N : 130x/i
P : 45x/i
S : 36,5 °C
2. Data khusus
Kepala : UUK dan UUB datar, teraba adanya sutura, tidak ada
rambut ada
kelainan
teratur
Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah simetris, jari kaki dan jari
moro (+)
Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora, bayi sudah BAK
III. ASSASMENT
Diagnosa : bayi baru lahir 2 jam normal
IV. PLANNING
1. Informasikan pada ibu tentang keadaan bayinya
2. Lakukan perlindungan termal
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
5. Jelaskan pada ibu tanda bahaya pada BBL
CATATAN PELAKSANAAN
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara hasil studi
pada pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan pada Ny” G “ dengan kasus
persalinan post matur di ruangan bersalin di RS Dr. Adnan WD Payakumbuh
tanggal 13 April 2022. Pembahasan ini dibuat berdasarkan landasan teoritris
dan studi kasus yang bertujuan untuk memecahkan masalah–masalah yang
dihadapi agar tindakan direncanakan berdasarkan rasional yang relevan yang
dapat dianalisa secara teoritis untuk memudahkan memahami kesenjangan dan
kesesuaian yang terjadi pada kasus ini
1. KALA I
Pengkajian data pada kasus Ny”G” didapatkan bahwa ibu masuk pada
tanggal 13 April 2022 jam 12.00 WIB dengan keluhan Sakit pinggang
menjalar ke ari-ari hilang-hilang timbul sejak pukul 21:00. Belum ada
keluar lendir bercampur darah. Infus RL drip oxy sudah terpasang 8-20tts/i
Data objektif yang didapatkan bahwa keadaan umum ibu baik, tanda-tanda
vital dalam batas normal, ibu tidak mengalami anemia, kehamilan tunggal,
intrauterin, TFU 3 jr bawah px, 35cm, keadaan janin baik ditandai dengan
djj dalam batas normal. Hasil pemeriksaan dalam jam 12.30 tanggal 13
April 2022 didapatkan belum ada pembukaan , Hodge I, molase 0 (tidak
ada) dan kesan panggul pada pemeriksaan dalam tidak ada yang
mengindikasi peyulit persalinan.
Pengkajian data pada Ny. G pada tanggal 13 April 2022 pukul 23.00
WIB dengan keluhan nyeri ari-ari mulai ada, jarang dan keluar sedikit air-
air. KU ibu baik: TD : 120/80 N : 80 x/i P : 20 x/i S : 36ºC. Dilakukan
pemeriksaan dalam Pembukaan 1 cm, Portio tebal, ketuban utuh.
Pengkajian data pada Ny. G pada tanggal 14 April 2022 pukul 08.00
WIB his ibu mulai teratur KU ibu baik: TD : 120/80 mmHg N : 80 x/i P : 20
x/i S : 36ºC. Pembukaan serviks 3-4 cm, Portio tipis, ket (-) jernih. Pukul
09.40 WIB ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan sering, merasa
ingin BAB dan adanya dorongan untuk meneran, Pemeriksaan dalam
pembukaan 10 cm.
2. KALA II
Data pada kasus Ny”G” didapatkan data subjektif ibu merasakan ada
dorongan untuk meneran, sakit perut tembus belakang semakin kuat, ada
perasaan ingin BAB. Sedangkan data objektif yang didapatkan perineum
menonjol, vulva dan anus membuka, kontraksi uterus 5 x dalam 10 menit
durasi 45-50 detik, djj dalam batas normal, pemeriksaan dalam tanggal 14
April 2022 pukul 09.40 WIB dengan pembukaan lengkap, uuk depan, hodge
IV, molase tidak ada. Siapkan peralatan pertolongan persalinan, pastikan
pembukaan lengkap, periksa keadaan janin, siapkan ibu dan keluarga untuk
membantu proses persalinan, letakkan handuk bersih diatas perut ibu dan
dibawah bokong ibu, pimpin persalinan jika kepala sudah terlihat 5-6 cm
membuka vulva, periksa lilitan tali pusat, tunggu kepala sampai melakukan
putaran paksi luar, kemudia lanjut melahirkan bahu depan dan bahu
belakang, setelah kedua bahu lahir, dilanjutkan dengan sanggah susur untuk
melahirkan badan bayi, setelah bayi lahir letakkan bayi diatas perut ibu
kemudian keringkan (Asri, 2014).
Pada kasus Ny”G” kala II berlangsung dengan normal yaitu 12 menit dan
bayi lahir spontan dengan asfiksia sedang, nilai apgar score 7/8 pada tanggal
dengan berat badan lahir 3300 gram, panjang badan 49 cm, jenis kelamin
perempuan, kontraksi uterus teraba keras dan bundar, tfu setinggi pusat.
3. KALA III
Lakukan manajemen aktif kala tiga, Suntik oxytocin, Peregangan tali
pusat terkendali, Massase uterus.
Suntik oxytocin pada pada bagian 1/3 paha ibu bagian luar pukul 09.45 wib,
dan belum ada terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta dilakukan suntikan
oxytocin kedua pukul 10.02 wib dan belum terlihat juga tanda-tanda
pelepasan plasenta.
1) Pukul 09.55 wib Mengosongkan kandung kemih dengan
menggunakan kateter nelaton
2) Pukul 10.20 wib Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini bahwa
ari-ari ibu belum dapat lahir setelah 30 menit lebih bayi lahir dan
harus segera dilakukan dengan tindakan agar tidak terjadi perdarahaan
3) Pukul 10.20 wib Memberi tahu ibu dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan yaitu dengan cara memasukan tangan kedalam
rahim ibu untuk melahirkan ari-ari agar tidak terjadi perdarahan dan
infeksi
4) Pukul 10.20 wib Informed consent dengan suami pasien atas
persetujuan ibu
5) Infus RL sudah terpasang
6) Pukul 10.22 wib Melakukan manual plasenta
a) Menjepit tali pusat dengan kelm 5-10 cm dari vulva,
menegangkan dengan satu tangan sejajar lantai
b) Memasukan tangan kanan secara obstetrik (punggung tangan
menghadap kebawah ) kedalam vagina dengan menelusuri sisi
bawah tali pusat
c) Memindahkan tangan kiri untuk menahan fundus uteri
d) Memasukkan tangan kanan hingga ke kavum uteri hingga
mencapai tempat implantasi plasenta sambil menahan fundus
uteri
e) Membentangkan tangan obstetri menjadi datar ( ibu jari merapat
kejari telunjuk dan jari-jari lainnya merapat )
f) Menentukan tempat implantasi plasenta, mencari sisi yang sudah
terlepas dengan menyisipkan ujung-ujung jari tangan diantara
plasenta dan dinding uterus
g) Memperluas perlepasan plasenta dengan jalan menggeser dari
kanan ke kiri hingga seluruh plasenta terlepas dari dinding uterus
dengan menggunakan sisi ulna
h) Melakukan eksporasi untuk menilai tidak ada plasenta yang
tertinggal
i) Memindahkan tangan kiri ke supra simpisis untuk menahan
segmen bawah uterus ( dorsokranial ) sambil tangan kanan
membawa plasenta keluar
j) Melakukan massase uterus secara sirkuler selams 15 detik
k) Mengecek kelengkapan plasenta kemudian menaruh plasenta
pada tempatnya
7) Pukul 10.25 wib Melakukan pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV
(TD, N, S), TFU, kontraksi, kandung kemih, perdarahaan.
8) Pukul 10.25 wib plasenta lahir lengkap secara manual, berat +
500 gram, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, insersi tali
pusat sentralis, panjang tali pusat + 45 cm.
4. KALA IV
Telah terpasang infus RL 250 cc pada tangan kiri ibu. Pukul
10.25 wib plasenta lahir lengkap secara manual, berat + 500 gram,
kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis,
panjang tali pusat + 45 cm
Melakukan pengawasan kala IV diantaranya, vital sign,
perdarahan, TFU, kontraksi, konsistensi uterus, blass dikosongkan,
dilakukan setiap 15 menit 1 jam pertama dan 30 menit 1 jam kedua
(Partograf terlampir).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan pengkajian dan analisis data dasar pada Ny”G” dengan persalinan
post matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh tahun 2022. Pada kasus
Ny”G” didapatkan data dasar dengan usia kehamilan ± 42 minggu dan adanya
pengeluaran air ketuban jernih.
2. Telah dilakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah actual pada Ny”G” dengan
persalinan post matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh: Ny”G” masuk
dengan tanda dan gejala inpartu pada usia kehamilan ± 42 minggu.
3. Telah dilakukan pengidentifikasian diagnosa/masalah potensial pada Ny”G” dengan
persalinan post matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh: di antisipasi
terjadinya gawat janin, kala 1 memanjang, partus lama, asfiksia mekonium,
perdarahan post partum
4. Telah dilakukan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny”G” dengan persalinan post
matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh. Kolaborasi dilakukan untuk
mencegah infeksi dan mempercepat persalinan, tidak ada indikasi untuk pelaksanaan
tindakan segera karena tidak ada yang mengancam nyawa ibu.
5. Telah dilakukan penyusunan rencana tindakan asuhan (intervensi) pada Ny”G”
dengan persalinan post matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh penilaian
kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin.
6. Telah dilakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny”G” dengan persalinan post
matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh. Pelaksanaan sesuai dengan
intervensi dengan Bayi lahir normal setelah dipimpin selama 12 menit, A/S: 7/8.
7. Telah dilakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny”G” dengan persalinan post matur
di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh. Kondisi ibu baik, terjadinya retensio
plasenta. Dan dilakukan manual plasenta.
8. Telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan asuhan kebidanan
pada Ny”G” dengan persalinan post matur di Rumah Sakit Dr. Adnan WD
Payakumbuh: semua hasil pemeriksaan dan penatalaksaan asuhan dituliskan secara
lengkap di rekam medik pasien.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan saran yang
mungkin bermanfaat yaitu :
1) Bagi Profesi
Agar bidan lebih mampu meningkatkan antisipasi atau tindakan segera dan
merencanakan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Usia Kehamilan Post Matur.
2) Bagi RS Dr. Adnan WD Payakumbuh
Agar lebih meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus persalinan pada kasus
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Usia Kehamilan Post Matur
3) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang tepat kepada mahasiswa dalam
penanganan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Usia Kehamilan Post Matur.