ABSTRACT
This research focuses on therapeutic communication process conducted by Family Planning Program
volunteers, especially in disseminating information about Intrauterine Device (IUD) in Cimanggu Village,
West Bandung Regency. The purpose of this research is to investigate therapeutic communication techniques
conducted by family planning cadres in distributing information about IUD among women in Cimanggu
Village, Kab. West Bandung. This qualitative study used case study method. Data were collected through
interviews, documentation study, and observation. The results showed that therapeutic communication
delivered by KB cadres produced verbal and media-related messages in therapeutic communication of KB
cadres. Verbal messages were conveyed by KB cadres directly to the community while media-related
messages were distributed through the posting of pamphlets, posters, and banners containing IUD
information in public spaces.
ABSTRAK
Penelitian ini memfokuskan pada proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh kader program Keluarga
Berencana (KB), khususnya dalam melakukan penyebaran informasi mengenai Intrauterine Device (IUD) di
Desa Cimanggu, Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh kader KB dalam menyebarkan informasi mengenai IUD kepada
ibu-ibu di Desa Cimanggu, Kab. Bandung Barat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh tim kader KB
meliputi pesan verbal dan pesan bermedia. Pesan verbal disampaikan dari kader KB langsung kepada
masyarakat, sedangkan pesan bermedia didistribusikan oleh kader KB melalui pemasangan pamflet, poster,
dan spanduk informasi program KB IUD di tempat-tempat umum.
49
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha
50
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti
51
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil tindakan
untuk mengubah situasi bilamana diperlukan, mendapatkan data objektif dalam
mengurangi keraguan, membantu mereka menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
untuk mengambil tindakan yang efektif dan mendapatkan kelahiran yang memang
mempertahankan kekuatan egonya, serta diinginkan, mengontrol saat kelahiran dalam
memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, hubungan dengan suami-istri, serta
dan dirinya sendiri (Machfoed, 2009). menentukan jumlah anak dalam keluarga
Beberapa penelitian terdahulu tentang (Hartanto, 2004). Penelitian ini juga diperkuat
program KB IUD menunjukkan hasil yang oleh pernyataan Notoatmodjo (2007) yang
menarik. Siswosudarmo (2001) menyatakan pentingnya pengetahuan tentang
menyampaikan bahwa penggunaan IUD program KB IUD.
terbukti efektif dalam menurunkan tingkat Menurut Notoatmodjo (2007),
fertilitas dan menunjukkan tingkat kembali pengetahuan merupakan hasil tahu yang
yang cukup tinggi. Risiko kegagalan IUD, terjadi setelah orang melakukan pengindraan
khususnya Tcu380A, adalah sebanyak 0,8% terhadap suatu objek tertentu dan merupakan
tiap 100 wanita, bahkan bisa mencapai 1:170 domain yang sangat penting untuk
wanita pada pemakaian tahun pertama. menentukan terbentuknya tindakan seseorang.
Keluarga Berencana merupakan usaha Pengetahuan yang cukup tentang kontrasepsi
untuk mengukur jumlah anak dan jarak IUD yang meliputi pengertian, keuntungan,
kelahiran anak yang diinginkan. Oleh karena efek samping, waktu yang tepat untuk
itu, pemerintah mencanangkan program atau pemasangan, dan mitos KB, penting untuk
cara untuk mencegah dan menunda diketahui oleh pasangan suami istri sehingga
kehamilan. Tujuan dilaksanakannya program diharapkan semakin banyak masyarakat yang
KB adalah untuk membentuk keluarga kecil memilih menggunakan program KB IUD.
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu Untuk menganalisis fenomena ini,
keluarga, dengan cara mengatur kelahiran penulis menggunakan teori konstruksi sosial
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia atas realitas. Tokoh yang terkenal dalam teori
dan sejahtera yang dapat memenuhi ini adalah Peter L. Berger dan Thomas
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Luckman, melalui bukunya yang berjudul The
Dalam arti luas yang lain, Keluarga Social Construction of Reality: A Treatise in
Berencana (KB) mempertimbangkan faktor- the Sociological of Knowledge (1966).
faktor yang membantu pasangan dalam Teori ini dianggap relevan karena
mencapai kehamilan, menangani faktor-faktor mengungkapkan adanya proses sosial yang
sosial dan emosional sedemikian rupa terbentuk melalui tindakan dan interaksi
sehingga mereka dapat ikut serta dalam individu maupun kelompok. Pada gilirannya,
kegiatan di bidang kemasyarakatan dan individu atau kelompok tersebut menciptakan
keluarga, yang biasanya terhalang oleh realitas yang dimiliki dan dialami bersama
seringnya penolakan dan terlalu banyak secara subjektif (Bungin, 2008). Untuk
kehamilan (Hacker, 2001). pembahasan lebih lanjut, penulis
Menurut WHO (World Health memaparkannya dalam bagian hasil dan
Organization), Keluarga Berencana pembahasan.
52
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti
53
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha
54
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti
ketika memilih program KB IUD. Puskesmas atau Balai Desa. Ini disebabkan
Selanjutnya, tujuan memengaruhi orang lain, oleh terbatasnya jumlah media yang tersedia
lingkungan fisik dan dirinya sendiri. Dalam dalam proses komunikasi terapeutik tim
hal ini, penulis melihat bahwa salah satu kader, sebagaimana dituturkan oleh salah satu
tujuan proses komunikasi terapeutik yang kader berikut ini:
dilakukan oleh kader KB adalah untuk ³,\D VD\D VHWXMX NDOR VRDO SURVHV
memengaruhi orang lain, yaitu masyarakat komunikasi yang pake media itu ya
luas agar mau menggunakan program KB karena kan lebih variatif dan menarik
IUD. juga. Saya juga seneng bacanya kalo
poster gitu, makanya kami sepakat
Selain melalui komunikasi tatap muka,
untuk menempelkan di tempat-tempat
proses komunikasi terapeutik antara kader KB
umum. Kalo ada penyuluhan juga
dengan masyarakat juga dilakukan melalui sama, kami pasang dulu di tempat
media, dengan memasang berbagai pamflet tertentu supaya terbaca sama
dan spanduk informasi program KB IUD di masyarakat. Tapi sayangnya kan media
sejumlah tempat. Komunikasi bermedia kayak gitu terbatas ya, ya sesuai
dalam penyebaran informasi IUD merupakan dikasihnya gitu. Saya juga bikin sendiri
kasus kedua dalam penelitian ini. Hal ini PDK JDN ELVD KHKH«3DGDKDO LWX
diungkapkan oleh St, sebagai informan utama ngebantu juga untuk ngasih informasi
dalam penelitian ini. Berikut ini adalah NH PDV\DUDNDW´
kutipan wawancaranya. Berdasarkan penjelasan dari para
³6RDO SURVHV NRPXQLNDVL EHULNXWQ\D \D informan, tampak bahwa proses komunikasi
kami juga melakukan komunikasi lewat terapeutik juga dilakukan melalui media.
bantuan media kayak nempelin poster Media yang dimaksud adalah media cetak
di pos posyandu, puskesmas, balai desa, berupa poster, pamflet, dan spanduk yang
dan tempat-tempat umum yang mudah dipasang di area tertentu agar mudah terbaca
kebaca sama masyarakat. Tujuannya ya oleh masyarakat di Desa Cimanggu.
agar masyarakat makin melek gitu Jika digambarkan dalam sebuah model
VDPD SURJUDP .% ,8' LQL ´
sederhana, proses komunikasi terapeutik yang
dilakukan kader KB di Desa Cimanggu terdiri
Komunikasi bermedia ini bertujuan
dari dua konteks, yaitu komunikasi terapeutik
mendukung dan memperkuat komunikasi
secara verbal dan komunikasi terapeutik
langsung. Namun demikian, Syn selaku
bermedia. Ada perbedaan mendasar antara
Pembina Kader di Desa Cimanggu
kedua konteks tersebut, sebagaimana telah
mengungkapkan bahwa selama ini mereka
diuraikan dalam Gambar 1.1. tentang
lebih banyak mengandalkan penyuluhan atau
kerangka pemikiran berikut ini.
sosialisasi yang dilakukan oleh kader di
55
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
SECARA VERBAL
56
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti
Sosial Berger dan Luckman yang terkait terus berupaya melakukan promosi dan
dengan fenomena yang diamati dalam penyebaran informasi tentang program KB
penelitian ini. Pertama, realitas merupakan IUD, tetapi penggunaan KB IUD ini masih
hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan saja rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian
konstruksi sosial terhadap dunia sosial di yang lain Prasanti (2017) memperoleh temuan
sekelilingnya. Dalam penelitian ini, realitas bahwa masyarakat di Desa Cimanggu ini
yang dimaksud merupakan proses komunikasi dikonstruksi pemikirannya karena masih
terapeutik yang dilakukan kader KB dalam merasa tabu, cemas, dan takut jika
melakukan penyebaran informasi tentang menggunakan KB IUD.
program KB IUD kepada masyarakat,
khususnya ibu-ibu dalam usia produktif. Para KESIMPULAN DAN SARAN
kader melakukan konstruksi sosial mengenai Hasil penelitian ini menunjukkan
program KB IUD kepada masyarakat sebagai bahwa komunikasi terapeutik tim kader KB
dunia sosial di sekelilingnya. Dalam proses dalam melakukan penyebaran informasi
komunikasi terapeutik tersebut ditemukan program KB IUD ini meliputi pesan verbal
sejumlah faktor penghambat yang dan pesan bermedia. Pesan verbal komunikasi
menyebabkan masyarakat enggan terapeutik disampaikan dari kader KB secara
menggunakan program KB IUD. langsung melalui penyuluhan kepada
Kedua, hubungan antara pemikiran masyarakat, sedangkan pesan bermedia
manusia dan konteks sosial yang komunikasi terapeutik disampaikan ketika
memunculkan pemikiran itu bersifat dinamis kader KB melakukan penyebaran informasi
dan dilembagakan. Dalam penelitian ini, yang berupa pamflet, poster, dan spanduk informasi
dimaksud dengan pemikiran manusia adalah program KB IUD di daerah tersebut.
pemikiran para kader KB, sedangkan konteks Adapun rekomendasi yang ingin
sosial tempat pemikiran itu timbul adalah di diberikan penulis dalam penelitian ini adalah
desa Cimanggu, Kab.Bandung Barat. agar tim kader KB tetap mempertahankan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu proses komunikasi terapeutik bermedia.
Pembina Kader dan anggota lainnya diketahui Meskipun media yang digunakan hanya
bahwa penggunaan KB IUD di Desa media cetak tradisional, hal tersebut justru
Cimanggu masih sangat rendah. Penyebabnya sesuai dengan karakteristik masyarakat di
antara lain adalah adanya beragam mitos yang desa Cimanggu. Namun demikian,
masih dipercaya masyarakat menyangkut KB komunikasi bermedia tersebut harus tetap
IUD, di samping adanya hambatan-hambatan ditunjang dengan proses komunikasi
lainnya. Bahasan tentang faktor penghambat terapeutik secara verbal agar masyarakat
program KB IUD ini dapat dijumpai dalam semakin memahami informasi kesehatan yang
artikel penelitian lainnya (Prasanti, 2017). disampaikan.
Ketiga, kehidupan masyarakat itu
dikonstruksi secara terus menerus. Asumsi ini UCAPAN TERIMA KASIH
tampak jelas dalam penelitian ini bahwa Penulis mengucapkan terima kasih
kehidupan masyarakat di Desa Cimanggu itu kepada beberapa pihak yang telah
dikonstruksi secara terus menerus. Para kader berkontribusi dalam penelitian ini, terutama
57
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha
58