Anda di halaman 1dari 10

JURNALPIKOM

(Penelitian Komunikasi dan Pembangunan) Vol. 19 No. 1 Juni 2018

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KADER KB DALAM PENYEBARAN


INFORMASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA INTRAUTERINE
DEVICE DI DESA CIMANGGU, BANDUNG BARAT

THERAPEUTIC COMMUNICATION PROCESS OF FAMILY PLANNING


VOLUNTEERS IN DISTRIBUTING INFORMATION ABOUT
INTRAUTERINE DEVICE IN CIMANGGU VILLAGE,
WEST BANDUNG REGENCY
Ditha Prasanti
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran Bandung
Jl.Raya Jatinangor ± Sumedang KM.21, Bandung
dithaprasanti@gmail.com

Diterima : 04 April 2018 Direvisi : 26 April 2018 Disetujui : 21 Mei 2018

ABSTRACT
This research focuses on therapeutic communication process conducted by Family Planning Program
volunteers, especially in disseminating information about Intrauterine Device (IUD) in Cimanggu Village,
West Bandung Regency. The purpose of this research is to investigate therapeutic communication techniques
conducted by family planning cadres in distributing information about IUD among women in Cimanggu
Village, Kab. West Bandung. This qualitative study used case study method. Data were collected through
interviews, documentation study, and observation. The results showed that therapeutic communication
delivered by KB cadres produced verbal and media-related messages in therapeutic communication of KB
cadres. Verbal messages were conveyed by KB cadres directly to the community while media-related
messages were distributed through the posting of pamphlets, posters, and banners containing IUD
information in public spaces.

Keywords: Therapeutic Communication, Messages, IUD, West Bandung

ABSTRAK
Penelitian ini memfokuskan pada proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh kader program Keluarga
Berencana (KB), khususnya dalam melakukan penyebaran informasi mengenai Intrauterine Device (IUD) di
Desa Cimanggu, Kabupaten Bandung Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh kader KB dalam menyebarkan informasi mengenai IUD kepada
ibu-ibu di Desa Cimanggu, Kab. Bandung Barat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh tim kader KB
meliputi pesan verbal dan pesan bermedia. Pesan verbal disampaikan dari kader KB langsung kepada
masyarakat, sedangkan pesan bermedia didistribusikan oleh kader KB melalui pemasangan pamflet, poster,
dan spanduk informasi program KB IUD di tempat-tempat umum.

Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Pesan, IUD, Bandung Barat

49
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha

PENDAHULUAN di Kabupaten Bandung Barat yang masih


Banyak yang tidak menyadari bahwa rendah angka penggunaan program KB Intra
salah satu teknik komunikasi yang sangat Uterine Device (IUD)-nya adalah Desa
diperlukan dalam interaksi kehidupan Cimanggu. Meskipun berbagai upaya telah
manusia adalah komunikasi terapeutik. Kajian dilakukan untuk mempromosikan program
komunikasi terapeutik ini selalu menarik KB IUD ini, minat masyarakat untuk
perhatian penulis karena ada berbagai sudut mengikuti program KB tersebut masih
pandang masalah sosial yang terkait dengan rendah. Sebagaimana telah disampaikan juga
aspek komunikasi terapeutik. Beberapa oleh Ndr, salah satu kader KB Desa
penelitian terdahulu juga menunjukkan Cimanggu dalam wawancaranya sebagai
berbagai fakta tentang pentingnya komunikasi berikut:
terapeutik, khususnya dalam membantu ³%HWXO \DQJ GLVDPSDLNDQ EX .DGHV LWX
proses penyembuhan atau pengobatan bagi bu, kalo kami itu lagi kesulitan ngajak
individu. warga desa supaya mau ikut program
Terkait program Keluarga Berencana KB IUD. Ini teh program nya kan udah
lama banget ya, tapi warga desa tetep
(KB), Pemerintah telah mengeluarkan
aja pada gak mau pake program KB ini,
Undang-Undang (UU) No. 52 Tahun 2009
ya sakit lah alasannya, atau gak cocok
tentang Perkembangan Kependudukan dan gitu. Sasarannya kan ibu-ibu usia
Pembangunan Keluarga, yang menggantikan produktif ya, tapi kami juga tetap ngasih
Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang informasi ke semua aja biar pada paham
Perkembangan Kependudukan dan JLWX´
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Kehadiran Pernyataan wawancara tersebut menjadi
UU ini disesuaikan dengan perubahan sistem alasan utama penulis mengangkat penelitian
pemerintahan di dalam negeri dari ini, yaitu untuk mengetahui proses
pemerintahan sentralistik ke desentralisasi. komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh
Tujuan program Kependudukan dan Keluarga kader KB di Desa Cimanggu dalam
Berencana (KB) selain meningkatkan derajat melakukan penyebaran informasi tentang IUD
kesehatan ibu dan anak, juga menekan laju bagi masyarakat setempat. Hal ini menjadi
pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan menarik karena para kader mengungkapkan
penduduk akan menjadi masalah besar jika tentang rendahnya penggunaan IUD di desa
tidak ditangani secara serius, karena tersebut.
pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa Dalam penelitian sebelumnya, Prasanti
disertai pertambahan produksi akan menjadi juga menerangkan tentang komunikasi
beban berat bagi pemerintah daerah (Pratiwi terapeutik yang dilakukan oleh dua
& Basuki, 2012). komunikator, yaitu bidan dan paraji.
Tujuan program Keluarga Berencana Penelitian tersebut memperlihatkan adanya
(KB) dalam uraian tersebut adalah untuk komunikasi terapeutik bidan dan paraji
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. sebagai kader dalam optimalisasi pelayanan
Dalam penelitian ini, penulis melihat adanya kesehatan ibu hamil. Komunikasi terapeutik
tujuan KB yang belum optimal, khususnya tersebut meliputi konteks verbal dan non
dalam penggunaan KB IUD. Salah satu desa verbal dengan menggunakan gestur,

50
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti

proksemik dan ekspresi wajah, yang kader KB dalam mempromosikan


mendukung optimalisasi pelayanan kesehatan penggunaan IUD bagi ibu-ibu di Desa
yang baik kepada ibu hamil sebagai pasien. Cimanggu, Kabupaten Bandung Barat.
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan Komunikasi terapeutik adalah
bahwa proses komunikasi terapeutik dapat komunikasi yang direncanakan secara sadar,
terjadi melalui konteks verbal maupun bertujuan dan difokuskan untuk kesembuhan
nonverbal (Prasanti & Indriani, 2017). pasien. Dunia kesehatan mengenal beberapa
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh komunikasi terapeutik.
Prasanti (2017) adalah tentang komunikasi Menurut Mulyana (2005), komunikasi
terapeutik tenaga medis dalam penyampaian terapeutik termasuk komunikasi interpersonal,
informasi tentang obat tradisional, yang yaitu komunikasi antara orang-orang secara
meliputi beberapa tahapan, yaitu fase pra tatap muka, yang memungkinkan setiap
interaksi, fase orientasi, fase kerja komunikasi pesertanya menangkap reaksi orang lain
terapeutik, dan fase terminasi. Metode secara langsung, baik secara verbal maupun
komunikasi terapeutik dilakukan dengan nonverbal. Adapun menurut Heri Purwanto,
menekankan efektivitas hubungan komunikasi terapeutik adalah komunikasi
antarpribadi antara tenaga medis dengan yang direncanakan secara sadar, bertujuan
masyarakat yang menggunakan obat dan terfokus pada kesembuhan pasien, dan
tradisional tersebut, yaitu mendengarkan, merupakan komunikasi profesional yang
mengulang, dan memberikan saran. Dalam mengarah pada tujuan penyembuhan pasien
penelitian tersebut, proses komunikasi (Mundakir, 2006).
terapeutik terjadi melalui empat tahapan Komunikasi terapeutik bertujuan
terapeutik dan menggunakan metode untuk membantu klien mencapai suatu tujuan
komunikasi tertentu (Prasanti, 2017). dalam asuhan keperawatan. Stuart dan
Berbeda dengan kedua penelitian yang Sundeen (dalam Taufik, 2010) menjelaskan
telah dilakukan sebelumnya, kali ini penulis bahwa dalam prosesnya, komunikasi
membahas tentang kasus komunikasi terapeutik terbagi menjadi empat tahapan,
terapeutik dalam penyebaran informasi yaitu tahap persiapan atau tahap pra-interaksi,
program Keluarga Berencana (KB) IUD tahap perkenalan atau orientasi, tahap kerja,
kepada masyarakat di Desa Cimanggu, dan tahap terminasi.
Kabupaten Bandung Barat. Hal tersebut Dalam penelitian sebelumnya,
merupakan permasalahan utama di Desa Prasanti & Indriani (2017) juga
Cimanggu saat ini. Desa Cimanggu, yang mengungkapkan tentang adanya keterkaitan
secara administratif termasuk wilayah antara tujuan hubungan terapeutik dengan
Kabupaten Bandung Barat, menghadapi pertumbuhan klien atau pasien yang
persoalan rendahnya penggunaan IUD hingga memerlukan penyembuhan atau pengobatan
saat ini. Padahal, puskesmas setempat telah tersebut. Menurut Stuart dan Sundeen
bekerja sama dengan tim kader untuk (Machfoed, 2009), tujuan hubungan
mempromosikan program KB tersebut. Oleh terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien,
karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk yaitu untuk membantu klien dalam
mengetahui proses komunikasi terapeutik

51
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha

memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, serta dapat mengambil tindakan
untuk mengubah situasi bilamana diperlukan, mendapatkan data objektif dalam
mengurangi keraguan, membantu mereka menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
untuk mengambil tindakan yang efektif dan mendapatkan kelahiran yang memang
mempertahankan kekuatan egonya, serta diinginkan, mengontrol saat kelahiran dalam
memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, hubungan dengan suami-istri, serta
dan dirinya sendiri (Machfoed, 2009). menentukan jumlah anak dalam keluarga
Beberapa penelitian terdahulu tentang (Hartanto, 2004). Penelitian ini juga diperkuat
program KB IUD menunjukkan hasil yang oleh pernyataan Notoatmodjo (2007) yang
menarik. Siswosudarmo (2001) menyatakan pentingnya pengetahuan tentang
menyampaikan bahwa penggunaan IUD program KB IUD.
terbukti efektif dalam menurunkan tingkat Menurut Notoatmodjo (2007),
fertilitas dan menunjukkan tingkat kembali pengetahuan merupakan hasil tahu yang
yang cukup tinggi. Risiko kegagalan IUD, terjadi setelah orang melakukan pengindraan
khususnya Tcu380A, adalah sebanyak 0,8% terhadap suatu objek tertentu dan merupakan
tiap 100 wanita, bahkan bisa mencapai 1:170 domain yang sangat penting untuk
wanita pada pemakaian tahun pertama. menentukan terbentuknya tindakan seseorang.
Keluarga Berencana merupakan usaha Pengetahuan yang cukup tentang kontrasepsi
untuk mengukur jumlah anak dan jarak IUD yang meliputi pengertian, keuntungan,
kelahiran anak yang diinginkan. Oleh karena efek samping, waktu yang tepat untuk
itu, pemerintah mencanangkan program atau pemasangan, dan mitos KB, penting untuk
cara untuk mencegah dan menunda diketahui oleh pasangan suami istri sehingga
kehamilan. Tujuan dilaksanakannya program diharapkan semakin banyak masyarakat yang
KB adalah untuk membentuk keluarga kecil memilih menggunakan program KB IUD.
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu Untuk menganalisis fenomena ini,
keluarga, dengan cara mengatur kelahiran penulis menggunakan teori konstruksi sosial
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia atas realitas. Tokoh yang terkenal dalam teori
dan sejahtera yang dapat memenuhi ini adalah Peter L. Berger dan Thomas
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Luckman, melalui bukunya yang berjudul The
Dalam arti luas yang lain, Keluarga Social Construction of Reality: A Treatise in
Berencana (KB) mempertimbangkan faktor- the Sociological of Knowledge (1966).
faktor yang membantu pasangan dalam Teori ini dianggap relevan karena
mencapai kehamilan, menangani faktor-faktor mengungkapkan adanya proses sosial yang
sosial dan emosional sedemikian rupa terbentuk melalui tindakan dan interaksi
sehingga mereka dapat ikut serta dalam individu maupun kelompok. Pada gilirannya,
kegiatan di bidang kemasyarakatan dan individu atau kelompok tersebut menciptakan
keluarga, yang biasanya terhalang oleh realitas yang dimiliki dan dialami bersama
seringnya penolakan dan terlalu banyak secara subjektif (Bungin, 2008). Untuk
kehamilan (Hacker, 2001). pembahasan lebih lanjut, penulis
Menurut WHO (World Health memaparkannya dalam bagian hasil dan
Organization), Keluarga Berencana pembahasan.

52
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti

METODOLOGI PENELITIAN keabsahan hasil penelitian, peneliti


Pendekatan penelitian yang digunakan menggunakan teknik-teknik pemeriksaan
adalah pendekatan kualitatif dengan metode keabsahan yaitu ketekunan pengamatan dan
studi kasus. Menurut Yin (2002), studi kasus kecukupan referensi.
dapat dibagi ke dalam single-case dan Pemilihan informan dilakukan dengan
multiple-case. Dalam penelitian ini, peneliti teknik purposive sampling, yakni menentukan
menggunakan single-case study design untuk jumlah informan sesuai dengan kebutuhan
mengkaji pesan verbal dan non verbal dalam kriteria penelitian. Dalam hal ini, kriteria
komunikasi terapeutik kader KB, ketika informan adalah ibu kepala desa (Kades) yang
melakukan penyebaran informasi tentang menjadi pembina kader desa serta para
program KB IUD bagi masyarakat di Desa anggota aktif kader KB di Desa Cimanggu.
Cimanggu, Kabupaten Bandung Barat. Adapun informan penelitian ini adalah
Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut:
dalam penelitian kualitatif adalah melalui 1. Syn, ibu pembina kader desa
observasi, wawancara mendalam, dan studi 2. St, kader program KB Desa Cimanggu
dokumentasi. Observasi dilakukan dengan 3. Ajn, ibu warga Desa Cimanggu
metode nonparticipant observation terhadap 4. Dw, kader program KB
objek yang diteliti, yaitu pesan verbal dan non
verbal para kader program Keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN
Berencana (KB) di Desa Cimanggu. Berdasarkan hasil penelitian yang
Wawancara mendalam dilakukan diperoleh, penulis menemukan adanya proses
untuk mengetahui pesan verbal dan non komunikasi terapeutik yang dilakukan tim
verbal komunikasi terapeutik kader KB dalam kader KB di Desa Cimanggu, khususnya
menyebarkan informasi program KB IUD. dalam menyebarkan informasi program KB
Penggunaan teknik ini sangat penting bagi IUD tersebut kepada masyarakat. Masyarakat
penelitian kualitatif, terutama untuk yang menjadi sasaran utama adalah ibu-ibu
melengkapi data dan sebagai upaya usia produktif. Akan tetapi, informasi tersebut
memperoleh data yang akurat dan sumber juga disampaikan kepada masyarakat luas,
data yang tepat. Adapun informan yang dengan tujuan agar informasi tersebut bisa
dipilih adalah para kader KB yang aktif. menyebar dengan cepat.
Menurut Burhan Bungin (2007), Kasus pertama dalam penelitian ini
metode dokumenter adalah metode yang adalah tentang pesan verbal komunikasi
digunakan untuk menelusuri data historis. terapeutik. Hasil penelitian ini menunjukkan
Dalam hal ini, penulis menggunakan literatur bahwa proses komunikasi terapeutik yang
penelitian terdahulu yang sejenis dan dilakukan Tim Kader KB dalam menyebarkan
beberapa data pendukung dari jurnal maupun informasi IUD meliputi komunikasi verbal
artikel lainnya. dan komunikasi bermedia. Komunikasi verbal
Burhan Bungin (2007) menyatakan disampaikan kader KB langsung kepada
bahwa penelitian kualitatif menghadapi masyarakat di setiap RW di Desa Cimanggu.
persoalan penting mengenai pengujian Adapun komunikasi bermedia dilakukan oleh
keabsahan hasil penelitian. Untuk mendapat kader KB dengan menggunakan media

53
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha

komunikasi berupa pemasangan poster, bentuk penyuluhan di puskesmas, atau


pamflet, dan spanduk di beberapa tempat lewat bidan desa, jadi kader KB bekerja
yang mudah terlihat oleh masyarakat. Proses sama dengan bidan desa datang
komunikasi terapeutik yang dilakukan kader langsung ke rumah warga. Pokoknya,
proses komunikasi itu terjadi secara
KB secara verbal meliputi penyampaian
ODQJVXQJ ´
metode penyuluhan atau workshop langsung
Berdasarkan pernyataan dari informan
kepada masyarakat di daerah. Dalam
di atas tampak bahwa penyebaran informasi
beberapa kali wawancara yang dilakukan, Syn
program KB IUD tersebut berlangsung
selalu menceritakan permasalahan yang
melalui komunikasi verbal. Komunikasi
berulang kali dihadapinya menyangkut
verbal dilakukan oleh kader KB sebagai
rendahnya penggunaan KB IUD di Desa
komunikator, yang memberi penjelasan
Cimanggu. Berikut penuturannya.
langsung kepada masyarakat, khususnya ibu-
³,\D VD\D ELQJXQJ NDUHQD VHODPD LQL
bersama kader KB dan puskesmas ya
ibu usia produktif, melalui penyuluhan di
kami udah berupaya sedemikian Puskesmas atau Balai Desa di Desa
mungkin menyampaikan informasi Cimanggu.
kepada ibu-ibu khususnya supaya mau Dari komunikasi tersebut, penulis
menggunakan KB IUD saja. Padahal KB melihat adanya tujuan terapeutik yang ingin
IUD ini gak sengeri yang mereka pikirin. diwujudkan oleh kader sebagai komunikator.
Jadi, sebelum ke masyarakatnya Menurut Stuart dan Sundeen (Machfoed,
langsung, nah para kader KB ini sama 2009), tujuan hubungan terapeutik diarahkan
diminta untuk ikut mengunakan KB IUD. pada pertumbuhan klien, yaitu membantu
Alhamdulilah ya berhasil, sekarang kami
klien untuk memperjelas dan mengurangi
PDVLK EHUXSD\D NH PDV\DUDNDWQ\D´
beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi
Begitupun halnya yang disampaikan
yang ada. Dalam penelitian ini, penulis
oleh St. Sebagai kader KB yang aktif, St
melihat bahwa kader KB berupaya
menceritakan pengalamannya ketika
mempersuasi masyarakat untuk mengikuti
melakukan proses komunikasi terapeutik
program KB IUD dengan menjelaskan
kepada masyarakat luas menyangkut
kelebihan dan kekurangan program KB IUD,
penggunaan KB IUD ini.
serta meluruskan mitos yang berkembang
³6HEHWXOQ\D NDODX GLWDQ\D VRDO SURVHV
komunikasi terapeutiknya ya, pertama
tentang program KB IUD ini.
kali bermula dari pembentukan tim Langkah kedua adalah mengurangi
kader KB ini ya. Ibu kades dan juga keraguan, membantu menentukan tindakan
tenaga kesehatan dari puskesmas sudah yang efektif dan mempertahankan kekuatan
berkoordinasi, kami sebagai kader juga egonya. Langkah ini ditempuh oleh kader
diberikan pelatihan dulu ya tentang KB dengan menggandeng Puskesmas dan Dinas
IUD ini bagaimana, supaya kami nanti Kesehatan setempat dalam meningkatkan
bisa menyampaikannya langsung ke promosi mengenai program KB IUD.
masyarakat. Jadi, proses komunikasinya Diharapkan, upaya ini dapat mengurangi
ya secara langsung ya, kami langsung
keraguan para warga yang masih khawatir
menyampaikan kepada ibu-ibu, dalam

54
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti

ketika memilih program KB IUD. Puskesmas atau Balai Desa. Ini disebabkan
Selanjutnya, tujuan memengaruhi orang lain, oleh terbatasnya jumlah media yang tersedia
lingkungan fisik dan dirinya sendiri. Dalam dalam proses komunikasi terapeutik tim
hal ini, penulis melihat bahwa salah satu kader, sebagaimana dituturkan oleh salah satu
tujuan proses komunikasi terapeutik yang kader berikut ini:
dilakukan oleh kader KB adalah untuk ³,\D VD\D VHWXMX NDOR VRDO SURVHV
memengaruhi orang lain, yaitu masyarakat komunikasi yang pake media itu ya
luas agar mau menggunakan program KB karena kan lebih variatif dan menarik
IUD. juga. Saya juga seneng bacanya kalo
poster gitu, makanya kami sepakat
Selain melalui komunikasi tatap muka,
untuk menempelkan di tempat-tempat
proses komunikasi terapeutik antara kader KB
umum. Kalo ada penyuluhan juga
dengan masyarakat juga dilakukan melalui sama, kami pasang dulu di tempat
media, dengan memasang berbagai pamflet tertentu supaya terbaca sama
dan spanduk informasi program KB IUD di masyarakat. Tapi sayangnya kan media
sejumlah tempat. Komunikasi bermedia kayak gitu terbatas ya, ya sesuai
dalam penyebaran informasi IUD merupakan dikasihnya gitu. Saya juga bikin sendiri
kasus kedua dalam penelitian ini. Hal ini PDK JDN ELVD KHKH«3DGDKDO LWX
diungkapkan oleh St, sebagai informan utama ngebantu juga untuk ngasih informasi
dalam penelitian ini. Berikut ini adalah NH PDV\DUDNDW´
kutipan wawancaranya. Berdasarkan penjelasan dari para
³6RDO SURVHV NRPXQLNDVL EHULNXWQ\D \D informan, tampak bahwa proses komunikasi
kami juga melakukan komunikasi lewat terapeutik juga dilakukan melalui media.
bantuan media kayak nempelin poster Media yang dimaksud adalah media cetak
di pos posyandu, puskesmas, balai desa, berupa poster, pamflet, dan spanduk yang
dan tempat-tempat umum yang mudah dipasang di area tertentu agar mudah terbaca
kebaca sama masyarakat. Tujuannya ya oleh masyarakat di Desa Cimanggu.
agar masyarakat makin melek gitu Jika digambarkan dalam sebuah model
VDPD SURJUDP .% ,8' LQL ´
sederhana, proses komunikasi terapeutik yang
dilakukan kader KB di Desa Cimanggu terdiri
Komunikasi bermedia ini bertujuan
dari dua konteks, yaitu komunikasi terapeutik
mendukung dan memperkuat komunikasi
secara verbal dan komunikasi terapeutik
langsung. Namun demikian, Syn selaku
bermedia. Ada perbedaan mendasar antara
Pembina Kader di Desa Cimanggu
kedua konteks tersebut, sebagaimana telah
mengungkapkan bahwa selama ini mereka
diuraikan dalam Gambar 1.1. tentang
lebih banyak mengandalkan penyuluhan atau
kerangka pemikiran berikut ini.
sosialisasi yang dilakukan oleh kader di

55
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KADER KB


DESA CIMANGGU

INFORMASI PROGRAM KELUARGA


BERENCANA (KB) IUD

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

SECARA VERBAL

KADER KB PENYULUHAN IBU-IBU USIA PRODUKTIF


(KOMUNIKATOR) PROGRAM KB IUD (KOMUNIKAN)
(PESAN VERBAL)

KOMUNIKASI TERAPEUTIK BERMEDIA

KADER KB POSTER, SPANDUK,


MASYARAKAT LUAS
(KOMUNIKATOR) PAMFLET
(KOMUNIKAN)
(MEDIA)

Gambar 1. Model Komunikasi Terapeutik Kader KB dalam Penyebaran Informasi


Program KB IUD di Desa Cimanggu, Kab. Bandung Barat
Sumber : Kerangka Pemikiran Penulis. 2018

Teori konstruksi sosial ini dirumuskan A Treatise in the Sociological of Knowledge


sebagai suatu kajian teoretis dan sistematis (1966). Kedua ilmuwan tersebut menjelaskan
mengenai sosiologi pengetahuan. Istilah tentang proses sosial melalui tindakan dan
konstruksi atas realitas sosial (social interaksinya, yang memungkinkan individu
construction of reality) menjadi terkenal sejak menciptakan secara terus menerus suatu
diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan realitas yang dimiliki dan dialami bersama
Thomas Luckman melalui bukunya yang secara subyektif (Bungin, 2008). Ada
berjudul The Social Constructionof Reality: sejumlah asumsi dasar dari Teori Konstruksi

56
Komunikasi Terapeutik Kader KB Dalam Penyebaran Informasi Program Keluarga Berencana ,QWUDXWHULQH«..
Ditha Prasanti

Sosial Berger dan Luckman yang terkait terus berupaya melakukan promosi dan
dengan fenomena yang diamati dalam penyebaran informasi tentang program KB
penelitian ini. Pertama, realitas merupakan IUD, tetapi penggunaan KB IUD ini masih
hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan saja rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian
konstruksi sosial terhadap dunia sosial di yang lain Prasanti (2017) memperoleh temuan
sekelilingnya. Dalam penelitian ini, realitas bahwa masyarakat di Desa Cimanggu ini
yang dimaksud merupakan proses komunikasi dikonstruksi pemikirannya karena masih
terapeutik yang dilakukan kader KB dalam merasa tabu, cemas, dan takut jika
melakukan penyebaran informasi tentang menggunakan KB IUD.
program KB IUD kepada masyarakat,
khususnya ibu-ibu dalam usia produktif. Para KESIMPULAN DAN SARAN
kader melakukan konstruksi sosial mengenai Hasil penelitian ini menunjukkan
program KB IUD kepada masyarakat sebagai bahwa komunikasi terapeutik tim kader KB
dunia sosial di sekelilingnya. Dalam proses dalam melakukan penyebaran informasi
komunikasi terapeutik tersebut ditemukan program KB IUD ini meliputi pesan verbal
sejumlah faktor penghambat yang dan pesan bermedia. Pesan verbal komunikasi
menyebabkan masyarakat enggan terapeutik disampaikan dari kader KB secara
menggunakan program KB IUD. langsung melalui penyuluhan kepada
Kedua, hubungan antara pemikiran masyarakat, sedangkan pesan bermedia
manusia dan konteks sosial yang komunikasi terapeutik disampaikan ketika
memunculkan pemikiran itu bersifat dinamis kader KB melakukan penyebaran informasi
dan dilembagakan. Dalam penelitian ini, yang berupa pamflet, poster, dan spanduk informasi
dimaksud dengan pemikiran manusia adalah program KB IUD di daerah tersebut.
pemikiran para kader KB, sedangkan konteks Adapun rekomendasi yang ingin
sosial tempat pemikiran itu timbul adalah di diberikan penulis dalam penelitian ini adalah
desa Cimanggu, Kab.Bandung Barat. agar tim kader KB tetap mempertahankan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu proses komunikasi terapeutik bermedia.
Pembina Kader dan anggota lainnya diketahui Meskipun media yang digunakan hanya
bahwa penggunaan KB IUD di Desa media cetak tradisional, hal tersebut justru
Cimanggu masih sangat rendah. Penyebabnya sesuai dengan karakteristik masyarakat di
antara lain adalah adanya beragam mitos yang desa Cimanggu. Namun demikian,
masih dipercaya masyarakat menyangkut KB komunikasi bermedia tersebut harus tetap
IUD, di samping adanya hambatan-hambatan ditunjang dengan proses komunikasi
lainnya. Bahasan tentang faktor penghambat terapeutik secara verbal agar masyarakat
program KB IUD ini dapat dijumpai dalam semakin memahami informasi kesehatan yang
artikel penelitian lainnya (Prasanti, 2017). disampaikan.
Ketiga, kehidupan masyarakat itu
dikonstruksi secara terus menerus. Asumsi ini UCAPAN TERIMA KASIH
tampak jelas dalam penelitian ini bahwa Penulis mengucapkan terima kasih
kehidupan masyarakat di Desa Cimanggu itu kepada beberapa pihak yang telah
dikonstruksi secara terus menerus. Para kader berkontribusi dalam penelitian ini, terutama

57
Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)
Vol. 19 No. 1 Juni 2018Chrisany Juditha

Kepala Desa Cimanggu, yang telah Prasanti, D. (2017). Komunikasi Terapeutik


memberikan izin kepada penulis, juga kepada Tenaga Medis tentang Obat
para kader dan masyarakat di Desa Cimanggu Tradisional bagi Masyarakat.
yang telah bersedia menjadi informan serta Mediator, 10(1), 53±64.
meluangkan waktu untuk penulis selama Prasanti, D, et.al. (2017). Komunikasi
melaksanakan penelitian ini. Terapeutik Bidan dan Paraji sebagai
Kader dalam Optimalisasi Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Ibu Hamil. Komunikator,
Berger, P. L. & Luckmann, T. (1966). The 9(1), 25-39.
Social Construction of Reality, The Prasanti, D. (2018). Hambatan Komunikasi
Treatise In The Sociology of Reality. Dalam Promosi Kesehatan Program
Garden City, N.Y. : Doubleday. Keluarga Berencana (Kb) Iud Di
Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif. Kab.Bandung Barat. Jurnal
Jakarta: Kencana Prenada Media Penelitian Komunikasi dan Opini
Group. Publik (JPKOP), 22(1).
Bungin, B. (2007). Sosiologi Komunikasi: Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2014). Health
Teori, Paradigma, dan Diskursus Seeking Behavior dan Aksesibilitas
Teknologi Komunikasi di Pelayanan Keluarga Berencana di
Masyarakat. Jakarta: Kencana Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Prenada Media Group. Kesehatan, 17(1), 45-53.
Bungin, B. (2008). Konstruksi Sosial Media Siswosudarmo, et.al. (2001). Teknologi
Massa: Kekuatan Pengaruh Media Kontrasepsi. Yogyakarta :
Massa, Iklan, Televisi, dan Gadjahmada Universitas Press Sinar
Keputusan Konsumen Serta Kritik Harapan.
Terhadap Peter L. Berger &Thomas Sulistyawati, A. (2013). Pelayanan Keluarga
Luckmann. Jakarta: Kencana. Berencana. Jakarta: Salemba
Hacker, M. (2001). Essensial Obstetri dan Medika.
Ginekologi. Jakarta : Hiprocrates. Taufik, M & Juliane. (2010). Komunikasi
Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Terapeutik dan Konseling dalam
Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Praktik Kebidanan. Jakarta:
Harapan. Salemba Medika.
Mulyana, D. (2005). Metodologi Penelitian West, R.& Turner, L.H. (2007). Pengantar
Komunikasi. Bandung: Remaja Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Rosda Karya. Humanika.
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan:
Aplikasi dalam Pelayanan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Cetakan
Kedua. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

58

Anda mungkin juga menyukai