Anda di halaman 1dari 56

SENGKETA MEDIK / MALPRAKTIK MEDIK

HUKUM KESEHATAN

HUKUM KESEHATAN
FARMASI Kaidah mengatur semua aspek
OBAT / yg berkaitan dengan upaya
MAKANAN & kesehatan
MINUMAN

PERAWAT / RUMAH SAKIT


BIDAN

LING.HIDUP / Bagian dari Hukum


LING.KERJA HUKUM Kesehatan yg mengatur
RS KEDOKTERA mengenai semua aspek
N dalam praktek kedokteran
HUMAN
STEEM CELL

2
Dokter Pasien

Pelayanan Medik /
Tindakan Medik

Inspanings
Verbentenis
(Perjanjian Usaha)

Transaksi Terapeutik
HASIL PELAYANAN MEDIK

SEMBUH TIDAK
SEMBUH

kondisi tidak kondisi makin parah


berubah / mati

akibat penyakitnya akibat


terapi (adverse event)
resultante positif
(akan sembuh)
tindakan medik
yang benar DILUAR KONTROL DOKTER / RS
daya tahan
kualitas obat

k o n d i s i - s a k i t

virulensi respon individual


stadium Kepatuh
penyakit terhadap obat
tindakan medik an pasien
yang salah
TANGGUNGJAWAB resultante negatif
DOKTER / RS
(akan mati)
Medicine is a science of uncertainty, an art of
probabilities.
PENGERTIAN DASAR SENGKETA
Sengketa dalam penyelesaiannya yang luas (termasuk perbedaan
pendapat, perselisihan, ataupun konflik) adalah hal yang lumrah dalam
kehidupan bermasyarakat, yang dapat terjadi saat dua orang atau lebih
berinteraksi pada suatu peristiwa/situasi dan mereka memiliki persepsi,
kepentingan, dan keinginan yang berbeda terhadap peristiwa/situasi
tersebut.

Interaksi  komunikasi  argumentasi  debat  beda pendapat 


perselisihan/konflik  sengketa  pertikaian/kekerasan

Sengketa adalah perbedaan pendapat yang telah mencapai


eskalasi tertentu atau mengemuka
PENYEBAB KOMPLAIN DILIHAT DARI SISI
PASIEN

1. Pasien tidak menerima informasi yang dapat dimengerti


atau diterima.
2. Pasien yakin tindakan klinik tidak sesuai standar (dengan
fakta atau tanpa fakta yang sebenarnya).
3. Pasien merasa tidak ditangani dengan konsiderasi, rasa
simpati atau rasa hormat.
4. Pasien mencari-cari informasi tetapi tak pernah kesampa-
ian atau keinginannya yg pantas tidak pernah diperoleh.
5. Pasien merasa dipulangkan sebelum benar-benar sembuh,
tanpa penjelasan atau tanpa follow up.
6. Pasien memang tergolong sebagai pasien yang suka rewel

(Dickens, 2000)
Salah paham
Perbedaan dalam informed Ketidakjelasan
penafsiran / logika consent pengaturan
medik dokter - mengenai SPM &
pasien SOP .

Ketidakpuasan Ketersinggungan
terhadap hasil MALPRAKTIK terhadap cara
dan keterangan MEDIK penanganan terapi
medik
yang diberikan

Kecurigaan Adanya kejadian


pasien terhadap Adanya dugaan yang tidak
hasil tindakan tindakan yang terduga (KTD)
medik tidak patut,
curang tidak jujur
Peristiwa Bengkulu
2 dokter dipenjara
KENYATAAN DILAPANGAN

Gas apa yang


akan keluar dari
socket, tergantung
Dokter di kamar operasi petugas IPS
menyambung pipa ke socket gas di tembok memasang tabung apa
• Pasien Meninggal karena:
• Pasokan O2 tertukar ?
• Pasokan O2 terlambat ……..dll ?
• Siapa bertanggung jawab ?
SALAH PEMBERIAN OBAT ?

LOOK ALIKE
SOUND ALIKE
PROFESIONAL MEDIS YG DIADUKAN
BERDASARKAN SPESIALISASI
SUMBER PENGADUAN

MASYARAKAT
INSTITUSI
Dinkes
RS
Depkes
Asuransi
TEN-KES
Dr/Drg

15
PERMASALAHAN YG DIADUKAN

 KOMUNIKASI
 INGKAR JANJI (DISHONESTY/
FRAUD)
 PENELANTARAN
 PEMBIAYAAN
 STANDAR PELAYANAN
 KASUS RUMAH TANGGA
 KOMPETENSI
 IKLAN
Bentuk – Bentuk Pelanggaran Medik
1 PELANGGARAN ETIKA PROFESI KEDOKTERAN (
KODE ETIK PROFESI KEDOKTERAN ) ETIKA MURNI &
ETIKOLEGAL

2 PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN ( TIDAK


KOMPETEN , TIDAK MERUJUK , DELEGASI KPD YG TDK
KOMPETEN , PERIKSA BERLEBIHAN , ADEQUA TE
INFORMASI , TANPA INFORMED CONSENT .Dll

3 PELANGGARAN MEDIK ADMINISTRASI ( TDK PUNYA SIP


dan STR , PELECEHAN SEKSUAL , Dll

4 PELANGGARAN MEDIK PERDATA ( WAN PRESTASI PMH .


PELANGGARAN MEDIK PIDANA ( SIKAP BATIN - MENS
REA , PERLAKUAN MEDIS – ACTUS REUS & AKIBAT .
MALPRAKTEK MEDIK

ADMINISTRATIVE CIVIL CRIMINAL


MALPRACTICE MALPRACTICE MALPRACTICE

Pelanggaran terhadap Wanprestasi /


Hukum Administrasi Perbuatan Melawan
Negara Hukum

Sengaja Kealpaan

Ceroboh
ADVERSE EVENT

STANDAR LAYANAN STANDAR LAYANAN


TERPENUHI TIDAK TERPENUHI

DIRECT CAUSATION
RISIKO
MEDIK DAMAGES

UNFORESEEN FORESEEN MALPRAKTEK


RISK RISK
DAMAGES

Dilakukan Tanpa
DIRECT CAUSATION
ANTISIPASI ANTISIPASI
PERBEDAAN
MALPRAKTEK KELALAIAN MEDIK KECELAKAAN MEDIS
Perbuatan dokter yg scr Perbuatannya tdk Peristiwa tak terduga,
sengaja melanggar UU, sengaja, seperti tindakan tdk disengaja,
misalnya pengguguran tertukarnya rekam medis, dokter sdh sungguh-
kandungan, eutanasia keliru membedah, dan sungguh bekerja sesuai
(memenuhi permintaan lupa memberikan dengan standar profesi
bunuh diri), memberikan informasi kepada pasien. medis & etika profesi,
surat keterangan palsu Dari motifnya, dokter sdh berhati-hati, dan
atau isinya tdk sesuai tidak menduga timbul berkonsultasi dengan
dengan keadaan akibat tindakannya. dokter ahli lain, jika
sebenarnya. Dilakukan ditemukan yg bukan
scr sadar. Pelaku tdk keahliannya. Namun
peduli pd akibat walau terjadi jg akibat seperti
tindakannya melanggar lumpuh, cacat, bahkan
UU. kematian

21
UU No. 29 /
2004 MKEK
SPM

MKDKI

Tindakan Medik
Perdata
Pelayanan Medik
UU No. 36 /
2009

Pidana

BPSK
SOP
UU No. 44 /
2009
MEDIASI
PENYELESAIAN SENGKETA
MEDIK
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA MEDIK
Jalur / Mekanisme

Etik Hukum

Perlindungan
MKEK Konsumen
Etika Profesi

P3EK
Depkes
Peradilan Umum BPSK

MKDKI yang Pidana Perdata Gugatan/Klaim


dibentuk oleh konsil
Kedokteran
Laporan Gugatan Proses
Indonesia
Mediasi
Tuntutan

Kewajiban
Pecabutan PENGADILAN
Mengikuti
Ijin Praktek
Pendidikan
KEPUTUSAN

Untuk Untuk Penjara/


sementara selamanya Ganti Rugi Ganti Rugi
Kurungan/Denda
Malpraktek Medik

Tuntutan
Kasus Malpraktek

Penilaian dengan tolok ukur SPM


& SOP

Ada/tidaknya Culpa

Culpa Lata Culpa Levis


Kesalahan Ringan
Kesalahan Berat Jika tidak ada
Kesalahan

Memenuhi
Standar Profesi
Sanksinya Sanksinya

Hukum Pidana Bebas Hukum Perdata

Hukum Perdata Etik

Etik 25
PENYELESAIAN MELALUI JALUR HUKUM

LOGIKA LOGIKA LOGIKA


DOKTER HUKUM PASIEN

LOGIKA HUKUM bisa bergeser ( berpihak ) pada


logika pasien atau pada logika dokter atau tidak
pada keduanya
26
SUMBER – SUMBER TINDAK PIDANA
MEDIK
Kasus 1
Kassa tertinggal
di rahim
dr. TWM Operasi Caesar
(thn. 2007)
Dituntut Kelalaian :
1)Psl 360 (1) jo Psl 361 (I)
2)Psl 360 (2) jo Psl 361 KUHPid (II)

 Putusan PN BA (No. 109/Pid.B/2006/PN.BNA)


1) Bersalah.
2) Pidana penjara 5 bulan.
3) Tdk usah menjalankan pidana (pid. Bersyarat) selama 10 bulan.
 Putusan PT BA (No. 181/Pid/2009/PT.BNA)
1) Tidak terbukti bersalah.
2) Membebaskan.
 Putusan MA (No. 455/Pid/2010) tgl 7 April 2011
1) Bersalah.
2) Pidana penjara (6 bulan).

29
DASAR HUKUM DALAM PERTIMBANGAN HAKIM

 Berlaku DOKTRIN RES IPSA LOQUITUR ----- sebagai


bukti SIRKUMSTANSIAL ( circumstansial evidence ) ---
berlaku untuk perbuatan melawan hukum dalam bentuk
kelalaian . Penerapan doktrin ini harus memenuhi
persyaratan : (1) kejadian itu tidak akan terjadi tanpa
adanya kelalaian ; (2) kerugian tidak disebabkan oleh
pasien( kontributif ) ; (3) penyebab kelalaian dalam
lingkup kewajiban pelaku terhadap korban .
 Adanya perdamaian tidak dapat menghentikan kasus ,
karena kasus ini bukan termasuk dalam “ DELIK ADUAN”
. Perdamaian hanya memperingan hukuman

30
Kasus 2 Pemeriksaan :
USG
Hamil di luar kandungan
Harus operasi
dr. BKH Pasien (rahim sakit) Tdk ada rekam medik
Minta jasa pelayanan
(thn. 2008)

Dituntut : Second Opinion (dr. NT) :


Melanggar Psl 79 huruf b Sisa kehamilan
UU No. 29 Thn 2004 Kuret / Kerok
Obat jalan

 Putusan PN Langsa (No. 86/Pid.B/2009/PN.Lan)


1) Terbukti bersalah tidak membuat rekam medik.
2) Pidana denda Rp. 30 juta  atau pidana kurungan (3 bulan).

 Putusan PT BA (No. 191/Pid/2009/PT.BNA)  (2010)


Menguatkan Putusan PN. Langsa.

 Putusan MA (No. 1347/Pid/2010)  (2011)


Menolak Kasasi dr. BKH

31
DASAR PERTIMBANGAN HUKUM

 Pasal 79 huruf b UU Pradok .


 Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 Tahun atau
denda paling banyak Rp. 50 juta rupiah , setiap dokter atau
dokter gigi yang :
b. Dengan sengaja tidak membuat rekam medis
sebagaimana dimaksud dalam psl 46 (1) .
Pasal 46 (1) : Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam
medik.
Pasal 47 (1) : dokumen rekam medis merupakan milik dokter,
dokter gigi atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
rekam medis merupakan milik pasien.

32
Kasus Operasi Cito Secsio sesaria :
Bayi diambil.
Rahim dijahit.
Waktu pukul 20.10 WITA
dr. DASP dkk Melahirkan Emboli udara.
(2010) Msk RS sejak pk Tidak ada Informed Consent.
09.00 WIB

Dituntut :
Psl 359 KUHP jo Psl 361 KUHP, Psl 55 (1) ke 1
KUHP (I).
Psl 76 UU Pradok jo Psl 55 ayat (1) ke 1 KUHP (II).
Psl 263 (2) KUHP jo Psl 55 (1) ke 1 KUHP (III).

 Putusan PN. Manado (No. 90/Pid.B/2011/PN.Manado)


 Tidak terbukti bersalah.
 Bebas (Vrijspraak).

 Putusan MA (No. 365 K/Pid/2012)


 Terbukti “Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang”.
 Pidana penjara 10 bulan.

 Putusan PK MA : Bebas

33
DASAR DAKWAAN / TUNTUTAN
 Pasal 359 KUHP :
Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
matinya orang lain diancam dengan pid penjara
paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1
tahun .
 Psl 76 Pradok : Setiap dokter/dokter gigi dengan
sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki SIP , dipidana ......atau denda .....
( Kenyataan : dr.DASP dkk status masih sekolah
dan belum punya SIP hanya memiliki sertifikat
kompetensi , masih harus didampingi dokter
pendamping ?? )
34
UNSUR-UNSUR MALPRAKTIK
MEDIK
Pembuktian Unsur – Unsur Pidana
Malpraktik Medik
Adanya kesalahan / kelalaian dalam dugaan
malpratik medis harus dapat dibuktikan unsur-
unsur :
 Duty of Care : Seorang dokter berkewajiban memberikan
pelayanan yang profesional (with reasonable care and skill)
kepada pasien. Kewajiban ini sudah dengan serta merta
terjadi begitu seorang dokter memberikan indikasi ia
bersedia memeriksa dan melayani pasien. Duty of care
merupakan kontrak sosial dari dokter kepada pasien, yang
landasannya adalah kausalitas, walaupun demikian kontrak
sosial dokter bisa dilihat manakala ia mengucapkan
sumpah dokter.Untuk menentukan apakah prinsip duty of
care ini diperhatikan oleh dokter atau tidak bisa diukur
dengan mengacu kepada culpa lata.
 Breach of Duty : Unsur ini adalah bahwa seorang
dokter melakukan baik culpa lata maupun culpa
levis terhadap standar-standar pelayanan yang
harus dilakukan.
 Adanya harm dan damages ; Untuk menentukan unsur ini
maka perlu dibuktikan hubungan kausalitas baik yang
merupakan cause in fact maupun proximate cause. Unsur
ini penting dibuktikan untuk menentukan sifat melawan
hukum terhadap perbuatan sebagai salah satu unsur dari
suatu tindak pidana. Para penegak hukum harus bisa
membuktikan ada hubungan kausalitas antara kelalaian
dokter atau unprofessional conduct dengan kerugian yang
ditimbulkan oleh perbuatan dokter atau institusi kepada
pasien.
PENERAPAN KETENTUAN
HUKUM PIDANA (KUHP )
DALAM MALPRAKTIK
MEDIK
 Pemalsuan Surat Keterangan Dokter (Pasal 267
KUHP).
Untuk dapat dinyatakan bahwa perbuatan dokter merupakan
kesengajaan harus dibuktikan bahwa palsunya keterangan
dalam surat merupakan perbuatan yang dikehendaki,
disadari, dan dituju oleh dokter tersebut. Atau dokter
memang menghendaki perbuatan membuat palsu dan atau
memalsu surat dan mengetahui bahwa keterangan yang
diberikan dalam surat itu adalah bertentangan dengan yang
sebenarnya.
PENGERTIAN UMUM
SURAT KETERANGAN DOKTER
Surat / Tulisan yang dibuat dokter yang isinya menerangkan mengenai
kondisi / keadaan kesehatan / penyakit seseorang / pasien yang minta
surat tersebut ( KET . SEHAT / KET . SAKIT )

Surat / Tulisan  Dokter  harus ada pasien  ttg kondisi kesehatan 


ditandatangani dokter  stempel / cap dokter / RS  mengikat pihak –
pihak yang berkepentingan

SURAT KETERANGAN DOKTER = AKTA OTENTIK = SURAT YANG


ISINYA DIBUAT OLEH ORANG ( DOKTER) YANG MEMPUNYAI
PROFESI ( PENDIDIKAN FORMAL + SUMPAH PROFESI )
• SURAT
KETERANGAN
ISTIRAHAT

• UNTUK
• PEMBANTA
PENANGGUHAN
RAN
PENAHANAN
KASUS
KASUS KASUS
KASUS YG
YG
BERKAITAN
BERKAITAN DNG
DNG
SURAT
SURAT KETERANGAN
KETERANGAN • KETERANGAN
DOKTER
DOKTER • UNTUK MANGKIR TIDAK DPT
/ MENGHINDARI DIPERTANGGUNGJ
DIRI DLM PROSES AWABKAN (
GILA , SAKIT
PERADILAN PERMANEN dll )

UNTUK Naik Pangkat /


MENDAPATKAN Jabatan / Haji
SUATU HAL / Umroh ,dll
DIANGGAP
BENAR &
MENGIKAT
PIHAK YANG
TERKAIT
DENGAN
SURAT
TERSEBUT

SURAT KETERANGAN DOKTER = AKTA OTENTIK >>> SELAMA TIDAK ADA YG MEMBATALKAN &
DINYATAKAN BATAL OLEH PENGADILAN
SURAT KETERANGAN DOKTER TETAP DIANGGAP ASLI
DAN BENAR
42
 Memberikan Harapan Pengguguran Kandungan (
Pasal 299 KUHP )
Perbuatan dokter yang memberikan obat dan
memberikan keterangan bahwa kehamilannya
akan bisa berakhir merupakan perbuatan yang
dapat dituntut dengan Pasal 299 KUHP ini.
Meskipun obat yang diberikan belum diminum
oleh wanita / pasien tersebut.
 Rahasia Kedokteran ( Pasal 322 KUHP )
Rahasia kedokteran disebut juga dengan rahasia medis, yang
juga diatur dalam Pasal 48 UU Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktek Kedokteran yang menyebutkan bahwa ;
(ayat (1) setiap dokter atau dokter gigi ..... wajib menyimpan
rahasia kedokteran ; ayat (2) rahasia kedokteran dapat
dibuka hanya untuk kepentingan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakkan hukum, permintaan pasien sendiri atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dalam perkara
pidana apabila pengadilan meminta keterangan dokter sebagai ahli
yang didalamnya harus memberikan keterangan yang wajib
disimpannya, tidak dipidana. Hal ini disebabkan perbuatan memberikan
keterangan tersebut kehilangan sifat melawan hukumnya yaitu
mendahulukan kepentingan hukum yang lebih besar yang berupa
kepentingan hukum untuk tegaknya keadilan.
 Penganiayaan (Pasal 351 KUHP).

Tindakan medis berupa pembedahan yang dilakukan oleh


dokter tanpa adanya informed consent termasuk juga
penganiayaan, artinya sifat melawan hukumnya terletak pada
tanpa adanya informed consent. Unsur-unsur yang harus
dibuktikan dalam tindak pidana penganiayaan ini adalah :
adanya kesengajaan, adanya wujud perbuatan, adanya akibat
perbuatan, dan adanya causaal verband (hubungan sebab
akibat) antara wujud perbuatan dan timbulnya akibat yang
dilarang.
Aborsi (Pasal 346, 347 dan 348).
Setiap tindakan aborsi dengan motif, indikasi dan cara
apapun dalam usia kehamilan berapapun adalah
kejahatan, kecuali demi menyelamatkan jiwa ibu
hamil dan atau janinnya dapat saja dilakukan tindakan
medis tertentu baik berupa menggugurkan atau
mematikan kandungan dengan syarat antara lain :
harus dengan indikasi medis, dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kewenangan, harus
berdasarkan pertimbangan tim ahli, adanya informed
consent, dan dilakukan pada sarana kesehatan
tertentu.
 Kelalaian yang menyebabkan kematian
(Pasal 359 KUHP).
Pasal ini menampung semua perbuatan yang
dilakukan yang mengakibatkan kematian, meskipun
kematian bukanlah yang dituju atau dikendaki. Ada
unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam menerapkan
ketentuan pasal ini, yaitu : harus ada wujud
perbuatan, adanya akibat berupa kematian dan
adanya causaal verband antara wujud perbuatan
dengan akibat kematian. Perbuatan ini terletak pada
unsur kesalahannya, yaitu adanya kesalahan dalam
bentuk kurang hati-hati (culpa).
 Kelalaian yang menyebabkan luka (Pasal
360 KUHP)
Untuk dapatnya dijatuhi pidana dalam ketentuan pasal ini,
haruslah memenuhi unsur-unsur yang terdapat didalamnya,
yaitu : Unsur adanya kelalaian, adanya wujud perbuatan,
adanya luka berat dan adanya hubungan kausalitas antara
luka berat dan wujud perbuatannya. Unsur adanya kelalaian,
adanya wujud perbuatan, adanya akibat luka yang
menimbulkan penyakit, dan luka yang menimbulkan
halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian selama waktu tertentu, adanya hubungan
kausalitas antara perbuatan dan akibat.
 Euthanasia ( Pasal 344 KUHP ).
Dalam hukum Indonesia tidak mengenal dan tidak dapat
membenarkan alasan atau motivasi euthanasia sebagai salah satu
alasan pengakhiran hidup manusia. Adanya norma-norma moral dan
etika dalam sumpah jabatan dokter dan Kode Etik Kedokteran
menimbulkan kewajiban dokter untuk tidak melakukan penghilangan
nyawa orang lain walaupun atas permintaan si pemilik nyawa sendiri.
Meskipun dalam Pasal 344 tidak mencantumkan unsur
kesengajaan tetapi kesengajaan itu melekat pada unsur
perbuatan merampas nyawa orang lain, yang dapat
dibuktikan adanya wuijud perbuatan, sebagai wujud
secara langsung (causal verband) menimbulkan kematian
korban yang meminta nyawanya dicabut dan masalah
bunuh diri melalui tangan orang lain.
PERBEDAAN PENERAPAN UNSUR-UNSUR KELALAIAN
KUHP dan TINDAK PIDANA MEDIK
 Perbedaan yang cukup signifikan yaitu dalam penerapan unsur-unsur
kelalaian , yaitu pada tindak pidana biasa (KUHP) yang menjadi
fokus adalah akibatnya (gevolg) , sedangkan dalam tindak
pidana medik yang penting bukan akibatnya tetapi
penyebabnya / causanya. Dalam tindak pidana biasa ( KUHP ) maka
dapat ditarik langsung antara sebab dan akibatnya , contoh orang ditusuk
kena jantung dan mengeluarkan darah , sedang dalam tindak pidana
medik hal tersebut harus dilihat dulu causanya / penyebabnya ( melukai
orang dengan pisau diruang operasi ) yang secara materiil tidak
melanggar hukum ( penganiayaan ). Jadi , untuk mengukur secara
obyektif tindakan dokter dalam pelayanan kesehatan dilihat dari sikap
tindak dokter yang terlihat , apakah ia sudah menerapkan sikap
kehati-hatian dalam melaksanakan ilmu, kemampuan,
ketrampilan, pengalaman dan pertimbangan yang dimiliki
oleh dokter yang sama dan dalam situasi yang sama pula.
PERTANGGUNGJAW
ABAN DALAM
TINDAK PIDANA
MEDIK
DAMAGES

karena karena karena bukan


kelalaian Dr kelalaian RS kelalaian Dr kelalaian Dr +
+ RS RS

professional corporate joint liability ????????


liability liability

Damages yang tidak disebabkan oleh kelalaian Dr atau RS maka


tanggunggugatnya tidak dapat dibebankan kepada Dr ataupun RS !!!
Dalam hal seperti ini mestinya diperlukan asuransi pasien. Lalu siapa yang
bayar preminya ??? Pasien !!!
DOCTOR’S IS A MAN
Silahkan dokter ditahan jika
melakukan tindakan medis yang
memenuhi rumusan tindak pidana,
yaitu:
a. actus reus (adanya perbuatan
tercela).
b. mens rea (adanya sikap batin
yang salah).
Silahkan dokter digugat / dituntut
apabila dokter ingkar janji /
wanprestasi atau perbuatan
melawan hukum yang dibuktikan
dengan adanya 4 unsur D, yaitu:
1. Duty.
2. Dereliction of duty.
3. Damage.
4. Direct causation between
damage & dereliction of
duty.
PENYELESAIAN DUGAAN MALPRAKTEK
MEDIK YANG TIDAK TEPAT AKAN DAPAT
MENJERUMUSKAN PROFESI DOKTER
SEPERTI INI.

Anda mungkin juga menyukai