Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Inkarus Sunnah

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Inkarus Sunnah

DosenPengampu :

Drs.H. Musaddad Lubis, M.ag.

Disusun Oleh :Kelompok I

Gita Suci Ramadani Lubis (0406181002)

Ari Aldi Hasibuan (0406171011)

M Fachri Sitompul (0406191001)

ILMU HADIS

SEMESTER VA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDY ISLAM

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Inkarus Sunnah
dengan tepat waktu.

Kami mengulas beberapa hal dalam makalah ini yaitu tentang Inkarus Sunnah. Kami
selaku pemakalah menyadari bahwa masih ada perlu penyempurnaan dalam makalah ini
untuk itu kami mengharapkan saran, kritik dan masukan yang bersifat kontruktif dan
membangun demi kesempurnaan makalah ini .

Pemakah

Medan, 14 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Pengertian Inkarus Sunnah ...............................................................................5
B. Awal Munculnya Inkrus Sunnah ....................................................................... 5
C. Pokok-Pokok Ajaran Inkarus Sunnah .............................................................. 6
D. Argumen Inkarus Sunnah .................................................................................. 7
E. Bantahan terhadap inkarus sunnah ..................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 11
A. KESIMPULAN ................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedudukan hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam telah disepakati oleh
hampir seluruh ulama dan umat Islam. Dalam sejarah, hanya ada kelompok kecil dari
kalangan ulama dan umat islam telah menolak hadis nabi sebagai salah satu sumber
ajaran Islam.
Orang-orang yang menolak hadis sebagai sumber ajaran Islam, disebut dengan
Inkarussunnah. Menurut mereka, “Rasul tidak ada hak mengenai perintah urusan
agama, dan Rasul sendiri tidak pernah mengajarkan hadits.
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Inkarus Sunnah?
b) Kapan Inkarus Sunnah itu muncul?
c) Apa pokok ajaran Inkarus Sunnah?
d) Apa Argumen Inkarus Sunnah?
e) Bagaiamana bantahan terhadap argumen Inkarus Sunnah?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inkarus-Sunnah
Inkarus sunnah terdiri dari dua kata, yakni Inkar dan Sunnah. Inkar menurut
bahasa atinya menolak atau mengingkari yang berasal dari kata ankara-yunkiru.
Sedangkan Sunnah menurut bahasa mempunyai beberapa arti di antaranya adalah
jalan yang dijalani. Secara definitif Inkar sunnah dapat diartikan sebagai suatu nama
atau aliran atau suatu paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolak atau
mengingkari Sunnah untuk dijadikan sumber syariat islam.1
Kata Ingkar Sunnah dimaksudkan untuk menunjukkan gerakan atau paham
yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadits atau sunnah sebagai
sumber kedua hukum islam.2 Namun, mereka tidak pernah menerima penamaan ini
bagi diri mereka. Mereka menyebut diri mereka dengan Ahlul Quran, orang Quran
dan jamaah Islam Qurani.
B. Awal Munculnya Inkarus Sunnah
Ketika sahabat nabi, Imran bin Husain sedang mengajarkan hadis, tiba-tiba ada
seorang yang memotong pembicaraan beliau. “Wahai Abu Nujaid,” demikian orang
itu memanggil Imron, “Berilah kami pelajaran Alqur’an saja.”
Kisah di atas menunjukkan bahwa pada masa yang sangat dini sudah muncul
gejala-gejala ketidakpedulian terhadap hadis di mana dalam perkembangan
selanjutnya hal ini menjadi cikal-bakal munculnya paham yang menolak hadis
sebagai salah satu sumber syari’at islam.
Peristiwa serupa juga terjadi pada Umayyah bin Abdullah bin Khalid, di mana
dia mencoba mencari permasalahan dalam Alqur’an saja. karena tidak menukan
akhirnya dia bertanya kepada Abdullah bin Umar. Katanya, “Di dalam Al-qur’an
saya tidak hanya menemukan keterangan tentang shalat di rumah dan shalat dalam
peperangan. Sementara tentang shalat dalam perjalanan saya tidak menemukannya.
Bagaimana hal itu? Abdullah bin Umar menjawab, “Wahai kemanakanku, Allah
telah mengutus Nabi muhammad kepada kita, sementara kita tidak mengetahui apa-
apa, karenanya kita kerjakan saja apa yang kita lihat Nabi mengerjakannya.”

1
M. Noor Sulaiman, Antalogi Ilmu Hadits, (Jakarta: Gaung Persada Pressta,) hal. 200
2
Suyitno, Studi Ilmu-Ilmu Hadits, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press,) hal. 275

5
Begitulah, semakin jauh dari masa nabi semakin banyak orang-orang yang
mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi hanya dalam Alquran saja. sampi
tokoh hli hadis Ayyub al-Sakhtiyani berkata, “Apabila anda mengajarkan hadis
kepada seseorang kemudian orang itu berkata ajarilah kami dengan Alquran saja
tidak usah memakai hadis, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah sesat dan
menyesatkan.”
Ada beberapa hal yang perlu dicatat tentang perkembangan inkarussunnah ini.
ia muncul pada masa sahabat, kemudian berkembang pada abad kedua hijriah, dan
akhirnya lenyap dari peredaran pada akhir abad ketiga. Dan baru pada abad keempat
belas, paham itu muncul kembali ke permukaan, sebagai akibat adanya kolonialisme
yang melanda umat Islam.
Inkarus Sunnah klasik diawali konflik internal umat Islam yang dikobarkan
oleh sebagian kaum Zindik yang berkedok sekte-sekte dalam Islam, kemudian diikuti
oleh para pendukungnya, dengan cara saling melemparkan hadis palsu. Inkarus
Sunnah Modern, sebab utama awal timulnya Inkarus Sunnah modern ini ialah akibat
pengaruh kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19M. Berbagai usaha
yang dilakukan kolonial untuk perdangkalan ilmu agama, penyimpangan aqidah
melalui pimpinan-pimpinan umat islam dan tergiurnya mereka terhadap teori-teori
barat untuk memberikan interpretasi hakekat islam. Seperti yang dilakukan oleh
Ciragih Ali, Mirza Ghulam, dan tokoh lain yang menghindari hadits-hadits jihad
dengan pedang, dengan cara mencela-cela hadits tersebut.
C. Pokok-pokok Ajaran Inkarus Sunnah
a) Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah, menurut mereka hadits itu
bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam.
b) Dasar hukum dalam Islam hanya Alquran
c) Puasa hanya wajib bagi orang yang melihat bulan, kalau seorang saja yang
melihat bulan, maka dialah yang wajib untuk puasa.
d) Orang yang meninggal tidak dishalati karena tidak ada dalilnya dari Alquran
e) Nabi Muhammad tidak berhak untuk menjelaskan tentang ajaran Alquran.3

3
M. Amin Jalaluddin, Bahaya Inkarus Sunnah, lembaga penelitian dan pengkajian Islam. hal 23

6
D. Argumen Inkarus Sunnah
Secara keseluruhan, argument yang diajukan oleh inkarussunnah memang
cukup banyak, argumen mereka dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni
argument Naqly dan Aqly.

1. Argumen Naqly
Di antara argumen yang mereka ajukan yakni:

.... ‫شيء‬ ‫نزلنا عليك الكتب تبينا لّك ّل‬


ّ ‫و‬...

Artinya: “...Dan kami turunkan kepadamu al-quran untuk menjelaskan segala


sesuatu....”

....‫فرطنا في الكتب من شئ‬


ّ ‫ما‬...
Artinya: “...tidaklah kami alpakan sesuatupun dalam al-kitab....”

Menurut mereka, ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Alquran telah


mencakup segala sesuatu berkenaan dengan ketentuan agama. Keterangan lain,
misalnya hadits nabi tidak diperlukan lagi. Apabila kita berpendapat bahwa al-
quran masih memerlukan penjelasan, maka itu berarti kita secara tegas
mendustakan Al-quran, dan sekaligus juga mendustakan kedudukan al-quran
yang membahas segala hal secara tuntas.

Mereka juga berpendapat bahwa agama harus berlandaskan di atas pondasi


yang konkrit. Hal ini akan terwujud apabila islam hanya bersumber dari alquran
saja, karena alquran sebagai sesuatu yang pasti dan tidak meragukan telah
dijamin sendiri oleh Allah. Sementara itu, apabila agama islam bersumber dari
hadist maka ia tidak memiliki kepastian. Sebab keberadaan hadis bersifat zanni
dan tidak sampai peringkat pasti. Karenanya, apabila agama Islam itu
berlandaskan di atas hadis maka islam akan memiliki ketidakpastian. Dan ini
dikecam oleh Allah.

“Dan sesungguhnya zany itu tidak berfaedah sedikitpun terhadap


kebenaranya.” (QS. 10:36)

7
Argumen lain yang mereka kemukakan ialah, “tidak mungkin hadis
disebut sebagai wahyu, sebab apabila demikian niscaya Allah juga akan
memliharanya sebagaimana Allah memelihara Alquran.”

2. Argumen Aqly
a) Alquran diwahyukan oleh Allah kepada nabi muhammad dalam bahasa
Arab. Orang-orang yang memiliki pengetahuan bahasa arab mampu
memahami alquran secara langsung, tanpa bantuan penjelasan dari hadis
nabi. Dengan demikian, hadis nabi tidak diperlukan untuk memahami
petunjuk Alquran.
b) Dalam sejarah, umat islam telah mengalami kemunduran. Umat islam ini
mundur karena terpecah-pecah. Perpecahan itu terjadi karena umat islam
berpegang teguh kepada hadis nabi. Jadi menurut para pengingkar
sunnah, hadis nabi merupakan sumber kemunduran umat islam. Agar
umat islam maju, maka umat islam harus meninggalkan hadits nabi.
c) Asal mula hadits nabi yan dihimpun dalam kitab-kitab hadits adalah
dongeng-dogeng semata. Dinyatakan demikian karena hadits nabi lahir
setelah lama nabi wafat. Dalam sejarah, sebagian hadits baru muncul
pada zaman tabi’in dan atba’ at tabi’in, yakni sekitar empat puluh tahun
atau lima puluh tahun sesudah nabi adalah kitab-kitab yang menghimpun
berbagai hadits palsu.
Demikianlah argumen yang diajukan oleh para pengingkar sunnah dalam
rangka menolak sunnah sebagai salahs atu sumber ajaran islam.

E. Bantahan terhadap Inkarus Sunnah


1. Kelemahan Argumen Naqly
Seluruh argumen naqly yang diajukan oleh pra pengingkar sunnah untuk
menolak sunnah sebagai salah satu sumber ajaran Islam adalah lemag sekali.
Adapun bukti kelemahannya yakni;
a) Al-quran surah an-Nahl: 89, sama sekali tidak memberi petunjuk bahwa
sunnah tidak diperlukan. Ayat itu sebagaimana telah dinyatakan oleh as-
Syafi’i mengandung pengertian dan petunjuk yang menjelaskan bahwa;
1. Ayat-ayat al-quran secara tegas menerangkan adanya
a) Berbagai kewajiban, misalnya kewajiban shalat, puasa, dan haji

8
b) Berbagai larangan, misalnya larangan zina, bangkai, darah,
minuman keras dan daging babi.
2. Ayat Alquran menjelaskan adanya kewajiban tertentu yang sifatnya
global, misalnya kewajiban salat. Dalam hal ini, hadits menerangkan
teknik pelaksanaannya.
3. Nabi menetapkan suatu ketentuan yang dalam Alquran ketentuan itu
tidak dikemukakan secara tegas.
Bahkan ulama berpendapat bahwa hadits nabi dicakup oleh surat al-
Nahl 89 itu karena salah satu fungsi Nabi adalah menjelaskan Alquran.
a. Alquran surat al-An’am: 38 yang digunakan oleh kelompok
inkarussunnah sebagai argumen untuk menolak sunnah sebagai ajaran
islam juga tidak benar. Alasannya, menurut sebagian ulama, yang
dimaksud dengan al-kitab dalam ayat tersebut adalah al-luh al-Mahfuz.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua peristiwa tidak ada dialpakan
oleh Allah. Dalam ayat itu Allah menerangkan bahwa semua binatang
yang melata dan burung yang terbang dengan kedua sayapnya adalah
umat, yang Allah menetapkan rezekinya, ajalnya di lauh al-mahfuz.
b. Tuduhan mereka bahwa hadits tidak terpelihara sebagaimana
terpeliharanya Alquran, permasalahan ini telah dijawab dengan baik
oleh Azami, menurutnya bhwa nabi pernah mendiktekan haditsnya
kepada para sahabat, dan beliau juga mengizinkan para sahabat untuk
menulis hadis.

2. Kelemahan Argumen Aqly


a) Akata-kata yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, ada yang
berstatus global dan ada yang berstatus rinci. Untuk mengetahui ayat-ayat
yang bersifat umum ataupun global, diperlukan petunjuk dari hadis nabi,
b) Dalam sejarah, umat islam memang pernah mengalami kemunduran, tapi
bukan karena sikap mereka yang berpegang teguh pada hadist. Dalam
sejarah pun, umat islam pernah mengalami kemajuan pada zaman klasik.
Ulama besar hidup pada masa itu tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang
tafsir, hadis, fiqh, dan lainnya. Ajaran hadis telah ikut mendorong
memajukan umat islam.

9
c) Pernyataan Taufiq Sidqi yang menyebutkan bahwa tidak ada satupun hadis
yang dicatat pada zaman nabi merupakan pernyataan yang keliru. Pada
zaman nabi, cukup banyak hadis yang secara resmi ditulis. Dikatakan resmi
karena nabi sendiri yang menyuruh sahabat tertentu untuk menulisnya.
Sebagian dari hadis yang resmi dicatat pada zaman nabi itu adalah surat-
surat nabi ke berbagai pemerintahan dan negara, perjanjian hudaibiyah dan
piagam madinah.

Dari uraian di atas dapat ditegaskan, seluruh argumen yang diajukan oleh
penganut paham inkarussunah tidak kuat, baik yang naqly maupun aqly.4

4
Khadijah, Ulumul Hadits (Penerbit: Perdana Publishing) h. 133

10
BAB III
PENUTUP

Inkarus sunnah terdiri dari dua kata, yakni Inkar dan Sunnah. Inkar menurut bahasa
atinya menolak atau mengingkari yang berasal dari kata ankara-yunkiru. Sedangkan
Sunnah menurut bahasa mempunyai beberapa arti di antaranya adalah jalan yang
dijalani. Secara definitif Inkar sunnah dapat diartikan sebagai suatu nama atau aliran
atau suatu paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolak atau mengingkari
Sunnah untuk dijadikan sumber syariat islam.

Perkembangan inkarussunnah ini dimulai pada masa sahabat, kemudian berkembang


pada abad kedua hijriah, dan akhirnya lenyap dari peredaran pada akhir abad ketiga.
Dan baru pada abad keempat belas, paham itu muncul kembali ke permukaan, sebagai
akibat adanya kolonialisme yang melanda umat Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Khadijah, Ulumul Hadits. Perdana Publishing, 2018

Jalaluddin, M. Amin. Bahaya Inkarus Sunnah. Lembaga penelitian dan pengkajian Islam. hal
23
Sulaiman, M Noor. Antalogi Ilmu Hadits, cet 1, Penerbit Gaung Persada Press, Jakarta,
2008

Suyitno. Studi Ilmu Hadits, cet 1, IAIN Raden Fatah Press, Palembang, 2006.

12

Anda mungkin juga menyukai