Anda di halaman 1dari 14

Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871

SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA NY. R G2P1A0 USIA


KEHAMILAN 38 MINGGU DI WILAYAH DESA PAGERAGEUNG
KECAMATAN PAGERAGEUNG KABUPATEN TASIKMALAYA

Hermalia Andra Ristanti, Hapi Apriasih


STIKes Respati
(hermaliaandra99@gmail.com,083811019448)

ABSTRAK
Kematian ibu dan perinatal merupakan ukuran penting dalam menilai keberhasilan
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana suatu Negara. Diperlukan asuhan komprehensif
sebagai salah satu upaya untuk memberikan asuhan yang berkualitas sehingga
mencegah kematian ibu dan anak. Tujuan penulisan ini adalah memberikan asuhan
komprehensif dari masa kehamilan hingga nifas pada Ny. R umur 24 tahun G2P1A0 di
PMB N. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan jenis penelitian studi
kasus, pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format
Asuhan Kebidanan mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
Keluarga Berencana yang mengacu pada standar asuhan kebidanan dalam KEMENKES
RI No.938/Menkes/SK/VIII/2007. Hasil asuhan yang diberikan pada Ny. R umur 24
tahun G2P1A0 mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan Keluarga
Berencana berjalan dengan lancar serta ibu dan bayi dalam keadaan normal.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan continuity of care yang telah dilakukan pada Ny. R
dengan hasil baik klien tidak mengalami komplikasi, diharapkan ibu hamil dan bidan
dapat bekerja sama untuk menerapkan asuhan secara continuity of care sehingga dapat
merencanakan kehamilannya dengan baik sampai masa persalinan, bayi baru lahir,
nifas, dan Keluarga Berencana, dengan demikian dapat menimalisir terjadinya
komplikasi, ibu dan bayi dalam kondisi sehat.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan

ABSTRACT
Maternal and perinatal mortality is an important measure in assessing the
success of health services and family planning in a country. Comprehensive care is
needed as an effort to provide quality care so as to prevent maternal and child
mortality. The purpose of this paper is to provide comprehensive care from pregnancy
to the puerperium to Ny. R age 24 years G2P1A0 at PMB N. The research design used
is descriptive and the type of research is case studies, observation guidelines, interviews
and documentation studies in the form of Midwifery Care format starting from
pregnancy, childbirth, newborn, postpartum and family planning which refers to on the
standard of midwifery care in the Ministry of Health RI No. 938/Menkes/SK/VIII/2007.
The results of the care given to Mrs. R aged 24 years G2P1A0 starting from pregnancy,
childbirth, postpartum, newborn and family planning went smoothly and the mother and
baby were in normal condition. Based on the results of midwifery continuity of care that
has been carried out on Ny. R with good results the client does not experience
complications, it is hoped that pregnant women and midwives can work together to
implement continuity of care so that they can plan their pregnancy well until delivery,
newborn, postpartum, and family planning, thereby minimizing the occurrence of
complications , mother and baby are in good health.
Keywords : Midwifery Care
1
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
PENDAHULUAN AKI sebanyak 23 ibu dan AKB sebanyak
Masalah utama yang sering kali 162 bayi dilaporkan meninggal. Kematian
dihadapi dalam maternal care adalah masih ibu di Kecamatan Pagerageung Kabupaten
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Tasikmalaya pada tahun 2020 tercatat ada 1
Angka Kematian Bayi (AKB). Hal ini orang ibu yang meninggal disebabkan oleh
merupakan salah satu masalah yang serius preeklampsia, dan kematian bayi tercatat
(Depkes RI, 2010). Angka kematian ibu ada 2 orang bayi yang meninggal
dan perinatal merupakan ukuran penting disebabkan oleh asfiksia.
dalam menilai keberhasilan pelayanan Berdasarkan uraian diatas, penulis
kesehatan dan keluarga berencana suatu tertarik melakukan asuhan kebidanan secara
negara (Manuaba, 2010). komprehensif pada “Ny. R” selama masa
Asuhan Komprehensif adalah asuhan hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
yang diberikan oleh bidan dari mulai masa neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dalam laporan studi kasus dengan judul
dan Keluarga Berencana yang bertujuan “Asuhan Kebidanan Pada “Ny. R” Masa
untuk memberikan pelayanan berkualitas Hamil, Persalinan, Nifas, Neonatus dan
untuk mencegah terjadinya kematian ibu
Kontrasepsi di PMB N.
dan anak. Peran bidan dalam asuhan
komprehensif adalah mendampingi wanita
METODE STUDI KASUS
selama masa siklus hidup dimulai dari
Pelayanan continuity of care
memberikan pelayanan antenatal care yang
seharusnya sudah didapatkan oleh ibu
berkualitas untuk mendeteksi dini adanya
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru
komplikasi pada ibu hamil, memberikan
lahir, dan keluarga berencana namun
pelayanan asuhan persalinan normal yang
kenyataannya semua ibu belum
aman yang berfungsi untuk mencegah
mendapatkan pelayanan tersebut, padahal
terjadinya kematian ibu, memberikan
pelayanan ini sangat diperlukan oleh ibu
perawatan BBL untuk mencegah tejadinya
hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, dan
kematian bayi maupun komplikasi yang
keluarga berencana yang mengacu pada
terjadi pada bayi, memberikan asuhan masa
standar asuhan kebidanan dalam
nifas untuk mencegah terjadinya
KEMENKES RI
perdarahan setelah persalinan, memberikan
No.938/Menkes/SK/VIII/2007. Tujuan
konseling tentang keluarga berencana dan
melakukan asuhan kebidanan secara
pelayanan untuk penggunaan alat
continuity of care pada ibu hamil TM III,
kontrasepsi untuk meningkatkan keluarga
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
yang sejahtera.
berencana meliputi pengkajian,
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan
merumuskan diagnosa kebidanan,
Kabupaten Tasikmalaya tahun 2021 jumlah
44
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
merencanakan asuhan kebidanan, Fe yaitu diminum 1 kali sehari secara
melaksanakan asuhan kebidanan dan teratur pada malam hari. Diminum
melakukan evaluasi serta melakukan menggunakan air putih atau dengan air
pendokumentasian asuhan kebidanan secara yang mengandung vit C seperti air
SOAP. jeruk agar penyerapan tablet Fe lebih
cepat. Tidak dianjurkan meminum
HASIL STUDI KASUS tablet Fe dengan teh atau kopi karena
1. Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. dapet memperlambat penyerapan tablet
R umur 24 tahun, G2P1A0 di PMB N Fe dalam tubuh. Memberikan KIE
telah sesuai dengan standar asuhan tentang tanda awal persalinan.
kebidanan. Hasil pengkajian yang Memberitahukan ibu untuk
dilakukan pada tanggal 6 November mempersiapkan proses persalinan.
2020, Ny. R tidak mengeluh apa pun. 2. Asuhan kebidanan persalinan
Dilakukan pemeriksaan secara dilakukan saat usia gestasi aterm yaitu
keseluruhan yaitu pemeriksaan umum, 39-40 minggu. Pada tanggal 13
pemeriksaan tanda-tanda vital, November 2020 jam 21.00 WIB, Ny.
pemeriksaan antropometri, dan R mulai merasakan nyeri perut sampai
pemeriksaan fisik dalam batas normal. ke pinggang disertai pelepasan lender
Pemeriksaan Haemoglobin ibu dan darah. Hasil pemeriksaan dalam
dilakukan dengan hasil 10,8 sehingga keadaan normal. Asuhan yang
dapat disimpulkan ibu mengalami diberikan yaitu pada saat kontraksi
anemia ringan. Upaya yang dilakukan mengajarkan teknik relaksasi
adalah Memberikan KIE kepada ibu pernapasan dan memberikan konseling
tentang kebutuhan nutrisi pada masa pada suami dan keluarga untuk
kehamilan dengan pola makan yang memberikan support dan dukungan
teratur selama kehamilan dengan yaitu memberikan doa, motivasi dan
mengkonsumsi makanan bergizi mengurangi rasa nyeri dengan
seimbang dan banyak mengandung zat memberikan pijatan ringan pada
besi, seperti daging,hati,ikan, pinggang. Menganjurkan pasien untuk
bayam,buah-buahan,sayur-sayuran dll. makan dan minum agar memiliki
Memberikan ibu terapi tablet Fe X tenaga saat mengeden dan
tablet 1x1 sehari, kalk X tablet 1x1 memperhatikan kebersihan diri.
sehari, untuk mengkonsumsi tablet Fe Persalinan kala I berlangsung selama
sebelum tidur dengan air jeruk atau air ±7 jam, kala II berlangsung selama 40
putih pada pagi hari meminum kalk. menit ibu dilakukan tindakan
Memberitahu ibu cara meminum tablet episiotomi dikarenakan perineum

45
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
kaku, kala III berlangsung selama 10 4. Asuhan kebidanan pada masa nifas
menit dan kala IV dilakukan dilakukan sesuai standar asuhan
pengawasan selama 2 jam. Ibu kebidanan dilakukan kunjungan
melahirkan secara normal tanpa ada sebanyak 4 kali. Saat 6 jam
komplikasi pada ibu dan bayi. Asuhan postpartum, ibu mengeluh lelah
yang diberikan sesuai dengan standar sehabis melahirkan, hasil pemeriksaan
Asuhan Persalinan Normal (APN). dalam keadaan normal. Asuhann yang
3. Asuhan kebidanan bayi baru lahir 14 diberikan Mengajarkan kepada ibu
November 2020 jam 02:50 yaitu cara perawatan luka episiotomi yaitu
mengeringkan badan bayi sambil sebelum menyentuh daerah vagina
melakukan penilaian sepintas terhadap tangan harus dalam keadaan bersih,
warna kulit, pernafasan dan membasuh dari arah depan kebelakang
pergerakan. Dilanjutkan dengan hingga tidak ada kotoran yang
pengguntingan tali pusar dan Inisiasi menempel disekitar vagina dan
Menyusu Dini (IMD). Setelah keringkan perineum demean lembut,
pengawasan kala IV dan IMD berhasil, lalu kenakan pembalut dan jangan
dilakukan asuhan pada bayi baru lahir menaburi daerah perineum demean
berupa pemeriksaan antropometri, bubuk bedak atau bahan lainnya
pemeriksaan fisik, pemberian salep karena akan menyebabkan resiko
mata, penyuntikkan vit. K dan infeksi.. Pemantauan berikutnya,
imunisasi Hb O. Jenis kelamin dilakukan kunjungan rumah dan
perempuan, berat badan 3.800 gram, pemeriksaan vital sign, pengawasan
panjang badan 52 cm, lingkar kepala involusi melalui pemeriksaan tinggi
33 cm, tidak terdapat tanda-tanda cacat fundus uteri, kontraksi dan lochea
bawaan dan kelaianan pada bayi. kemudian dilanjutkan dengan
Kunjungan nenonatus dilakukan konseling tentang pola pemenuhan
sebanyak tiga kali, yaitu kunjungan I nutrisi, cairan, istirahat, eliminasi,
(K1) memberikan konseling tentang personal hygiene, ASI ekslusif, senam
perawatan bayi baru lahir, nifas, serta keluarga berencana (KB).
memandikan bayi, perawatan tali Selama dilakukan kunjungan tidak
pusat, dan memberikan support agar ditemukan komplikasi dan penyulit
ibu memberikan ASI ekslusif. yang dialami Ny. R. Involusi uterus
Kunjungan K2 mengingatkan kembali berjalan dengan normal tanpa ada
pada Ny J.P untuk memberikan ASI komplikasi yang menyetai selama
ekslusif pada bayinya. Kunjungan K3 masa nifas, kontraksi baik, tidak ada
menganjurkan untuk ke Posyandu.

46
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
perdarahan abnormal, ASI keluar trimester ketiga.
lancar, pengeluaran lochea normal. Setelah dilakukan anamnesa
Asuhan kebidanan keluarga berencana didapatkan bahwa umur ibu 24 tahun.
pada tanggal 26 Desember 2020. Hasil Berdasarkan usia ibu, ini merupakan
pemeriksaan menunjukkan keadaan usia seorang wanita pada saat hamil
umum ibu baik, kesadaran tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
composmentis, TD 120/80 mmHg, N Umur ibu yang paling aman untuk
80x/m, S 36,80C, R 20x/m, TFU sudah hamil adalah 20-35 tahun karena pada
tidak teraba lagi. Analisa P2A0 wanita mulai umur 20 tahun rahim dan
Akseptor baru KB Suntik 3 Bulan. bagian tubuh lainnya sudah benar-
Asuhan yang diberikan adalah benar siap untuk menerima kehamilan,
menginformasikan hasil pemeriksaan juga pada umur tersebut biasanya
asuhan yang diberikan, memberikan wanita sudah merasa siap untuk
konseling KB sesuai pilihan ibu, menjadi ibu. Hal ini karena kesiapan
menginformasikan cara kerja, seorang perempuan untuk bisa
kelebihan serta kekurangan dari KB menerima kehamilannya antara lain
suntik 3 bulan. Memberitahu efek dari segi fisik, emosi, psikologi, sosial,
samping pemakaian KB suntik 3 dan ekonomi (Qurniyawati, 2014).
bulan, melakukan penyuntikan secara enurut penelitian yang dilakukan
IM demean baik dan bear, menjelaskan Liawati Kaimmudin, DKK. Di
tentang kunjunagn ulang kemudian dapatkan hasil usia ibu yang paling
pada tanggal 19 Maret 2021. banyak yaitu usia resiko rendah (20-35
tahun) sebagian besar ibu menderita
PEMBAHASAN
hipertensi derajat 1, terdapat hubungan
1. Pendampingan ANC pada Ny R
usia ibu saat hamil dengan kejadian
dilakukan hanya satu kali pada
hipertensi. Ibu mengatakan HPHT
kehamilan trimester III yaitu pada
tanggal 10-02-2020, TP tanggal 17-11-
tanggal 6 November 2020. Dari hasil
2020. Sehingga usia kehamilan ibu
pengkajian selama hamil ibu
saat pemeriksaan adalah 38 minggu.
melakukan pemeriksaan ANC
Ibu sudah suntik TT 3x hal ini
sebanyak 8x. Hal ini sesuai dengan
terdapat kesesuaian fakta dengan teori
teori Ambarwati, 2011:104
yaitu menurut Pelayanan/asuhan
menyebutkan bahwa kunjungan ANC
minimal standar antenatal “10T” yaitu
selama kehamilan minimal 4x ke
pemberian imunisasi TT lengkap pada
petugas kesehatan dengan pembagian
ibu hamil dan perlindungan TT
waktu 1x pada trimester pertama, 1x
lamanya 5 tahun.
pada trimester kedua, dan 2x pada
47
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
Berdasarkan hasil pemeriksaan hamil adalah 63 kg. IMT Ny. R
objektif didapatkan tinggi badan ibu menurut (Varney, 2007) yaitu 25,89
156 cm hal ini menandakan bahwa ibu kg. Hal ini menunjukkan bahwa IMT
tidak memiliki risiko terjadinya CPD Ny. R dalam kategori berat badan
hal ini sesuai dengan teori bahwa berlebih (IMT normal 18,5 – 24,9).
pengukuran tinggi badan pada pertama Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
kali kunjungan dilakukan untuk didapatkan N: 80x/menit, RR
menapis adanya faktor risiko pada ibu 20x/menit, S : 36,60C, dan TD: 120/70
hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang mmHg. Tekanan darah ibu terpantau
dari 145 cm meningkatkan risiko untuk normal dan sesuai dengan teori bahwa
terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Pengukuran tekanan darah pada setiap
Disproportion) (PP IBI, 2016). kali kunjungan antenatal dilakukan
Menurut penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
oleh Novianti Sihombing terdapat (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg).
hubungan antara Tinggi badan ibu Tekanan darah normal 100/70 mmHg
berhubungan dengan persalinan sesar (PP IBI, 2016). Panjang LILA Ny. R
di Indonesia. Ibu dengan tinggi badan adalah 28 cm sehingga tidak
145 cm atau kurang lebih mungkin menunjukkan ibu hamil menderita
mengalami operasi sesar dibandingkan KEK karena seorang ibu hamil
ibu dengan tinggi lebih dari 145 cm. dikatakan KEK apabila LILA < 23,5
Tinggi badan ibu mencerminkan lebar cm dan berisiko melahirkan bayi berat
panggul ibu. Pada ibu dengan tinggi lahir rendah (BBLR) (PP IBI, 2016).
badan kurang dari 145 cm atau kurang Pada pemeriksaan fisik yang
biasanya mempunyai panggul sempit ditemukan, didapatkan hasil
sehingga menyebabkan kesulitan pengukuran TFU Ny. R menggunakan
persalinan pervaginam akibat rumus Mc. Donald yaitu 34 cm dengan
disproporsi kepala panggul. Penelitian TBJ 2,970-2,410 gram di usia
yang dilakukan Chiang Mai, Thailand kehamilan 38 minggu. Menurut
juga menunjukkan bahwa ibu dengan (Fraser, Diane M, 2012) ukuran TFU
tinggi 145 cm atau kurang pada usia kehamilan 38 minggu
berhubungan dengan kejadian adalah 33,5-34 cm. Penulis
disproporsi kepala panggul yang berpendapat bahwa tinggi fundus uteri
merupakan indikasi kuat dilakukan Ny. R sesuai usia kehamilan sehingga
persalinan secara sesar tidak terdapat kesenjangan teori.
Hasil pengukuran BB Ny. R saat ini Pemeriksaan leopold didapatkan
adalah 71 kg sedangkan BB sebelum posisi kepala. DJJ terdengar dibawah

48
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
pusat 136x/menit teratur hanya disatu didapatkan hasil yaitu 10,8 g/dl dan
tempat. Hal ini menandakan kondisi termasuk dalam kategori anemia
janin dalam keadaan baik karena DJJ ringan.
lambat kurang dari 120x/menit atau Asuhan yang diberikan adalah
DJJ cepat lebih dari 160x/menit memberikan tablet Fe, vitamin C,
menunjukkan adanya gawat janin (PP vitamin B12, kalk, serta asam folat.
IBI, 2016). Pemberian tablet FeSO4 320 mg (zat
Pemeriksaan Hemoglobin pada Ny. besi 60 mg) dan asam folat sebanyak
R dilakukan saat usia kehamilan 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera
38minggu di puskesmas dan setelah rasa mual hilang. Pemberian
didapatkan hasil 10,8 g/dl. Ibu selama 90 hari atau 3 bulan. Ibu harus
termasuk anemia ringan. Hal tersebut dinasehati agar tidak meminumnya
sesuai dengan teori (Kemenkes RI, bersama teh atau kopi karena dapat
2013) Diagnosis anemia pada mengganggu absorpsi, sebaiknya
kehamilan yaitu kadar Hb < 11g/dl diminum dengan air jeruk (Dewi dan
pada trimester I dan III atau <10,5g/dl Sunarsih, 2011).
pada trimester II. Menurut Manuaba 2. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
2010 dalam Fatimah, dkk,2020 anemia KALA I. Ibu datang diantar suami ke
dalam kehamilan diklasifikasikan BPM pukul 21.00 dengan keluhan
menjadi : Tidak anemia : Hb ≥ 11g/dl, mules-mules sejak pukul 18.00 WIB
Anemia ringan : Hb 9-10 g/dl, Anemia dan keluar lendir bercampur darah. Ibu
sedang : Hb 7-8 g/dl, Anemia berat : mengatakan tidak kesulitan saat
Hb < 7g/dl. Penyebab paling umum berkemih. TFU 24 cm DJJ: 140x/m
dari anemia pada kehamilan adalah His : 3x10’x25’’. Leopold I : teraba
kekurangan zat besi dan asam folat bulat lunak tidak melenting (bokong),
(Noverstiti, 2012). Beberapa faktor Leopold II: kanan (teraba bagian kecil)
yang dapat menyebabkan terjadinya : ekstremitas dan kiri (teraba panjang
anemia pada kehamilan dianataranya keras seperti papan) : punggung,
gravida, umur, paritas, tingkat Leopold III: teraba bulat keras
pendidikan, status ekonomi, dan melenting (kepala), Leopold IV:
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe divergen, penurunan 4/5 bagian.
(Keisnawati, dkk, 2015). Dari tinjauan Genetalia dan VT : Vulva vagina tidak
teori di atas maka dapat disimpulkan ada kelainan, Portio tebal lunak,
bahwa kadar hemoglobin Ny. T pada Pembukaan 3 cm, Ketuban utuh,
TM III tidak dalam batas normal Persentasi kepala, dan Penurunan HI.
karena pada hasil pemeriksaan Berdasarkan hasil anamnesa bahwa

49
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
Ny. R memasuki partus kala 1 fase jika perlu (JNPK-KR, 2014).
laten. Hal ini sesuai dengan teori yaitu Mengajarkan ibu dan suami cara
Kala I adalah kala pembukaan yang mengatasi nyeri persalinan demean
berlangsung antara pembukaan 1 – 10 mengusap punggung atau pinggang ibu
cm. (pembukaan lengkap). Lamanya oleh suami hal ini karena pijatan atau
kala I untuk primigravida berlangsung massase pada punggung untuk
12 jam sedangkan pada multigravida mengurangi nyeri akibat proses
sekitar 8 jam (Sulistyawati, 2010). penurunan kepala (Sulistyawati, 2010).
Pembukaan laten adalah pembukaan KALA II
serviks, sampai ukuran 3 cm, Pukul 01:00 WIB ibu mengatakan
berlangsung dalam 7 – 8 jam (Rukiah mulas semakin kuat dan sering, ibu
dkk, 2009). Selain itu sudah ada tanda- ingin meneran, terdapat tanda gejala
tanda persalinan sesuai dengan teori kala II : ibu ingin meneran, tekanan
yaitu terjadinya his persalinan teratur. pada anus, vulva membuka, perineum
(Sulistyawati, 2010). menonjol. DJJ: 142x/m His :
Adapun asuhan yang diberikan 5x10’x45’’, Genetalia dan VT : Vulva
yaitu Menganjurkan ibu untuk makan vagina tidak ada kelainan, Portio tidak
minum. Makanan ringan dan asupan teraba, Pembukaan 10 cm, Ketuban
cairan yang cukup selama persalinan negatif, Persentasi kepala, Penurunan
akan memberikan lebih banyak energi HIV, Molase tidak ada, Denominator
dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi UUK depan. Pada kondisi ini ibu
dapat memperlambat kontraksi sudah memasuki kala II sesuai teori
dan/atau membuat kontraksi menjadi yaitu Kala II dimulai ketika
tidak teratur dan tidak efektif (JNPK- pembukaan serviks sudah lengkap
KR, 2014). Menganjurkan ibu untuk (10cm) dan berakhir dengan lahirnya
tidak menahan BAB atau BAK hal ini bayi. Kala II juga disebut kala
karena Kantung kemih yang penuh pengeluaran bayi (JNPK-KR, 2014).
berpotensi untuk memperlambat Adapun asuhan yang diberikan
turunnya janin, mengganggu kemajuan yaitu Menghadirkan pendamping ibu
persalinan, menyebabkan ibu tidak yaitu suami. Hal ini merupakan asuhan
nyaman, meningkatkan risiko sayang ibu selain itu selama proses
perdarahan pasca salin akibat atonia persalinan dan kelahiran bayinya
uteri, mengganggu penatalaksanaan karena hasil persalinan yang baik
distosia bahu, dan meningkatkan risiko ternyata erat hubungannya dengan
infeksi saluran kemih pasca salin. dukungan dari keluarga yang
Anjurkan ibu untuk buang air besar mendampingi ibu selama proses

50
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
persalinan (JNPK-KR, 2014). Waktu yang diperlukan ibu mulai
Memberitahu ibu posisi bersalin dan dari pembukaan 4-10 cm adalah + 3
ibu memilih posisi setengah duduk jam. Menurut teori Kurve Friedman,
karena posisi tersebut lebih nyaman diperhitungkan pembukaan
bagi ibu. Posisi duduk atau setengah primigravida 1 cm per jam dan
duduk dapat memberikan rasa nyaman pembukaan multigravida 2 cm per jam
bagi ibu dan memberi kemudahan (Sulistyawati, 2010). Sehingga
baginya untuk istirahat diantara berdasarkan teori waktu yang
kontraksi. Keuntungan dari kedua diperlukan adalah + 6 jam. Perbedaan
posisi ini adalah gaya grafitasi untuk waktu antara teori dan realita sedikit
membantu ibu melahirkan bayinya. berbeda . Sedangkan waktu yang
Pada pukul 01:30 WIB dilakukan diperlukan ibu dari pembukaan
episiotomi pada saat kepala crowning lengkap hingga bayi lahir adalah + 40
sekitar 4-5cm, saat sedang ada HIS menit. Hal ini sesuai dengan teori
dikarenakan perineum ibu kaku dan bahwa proses persalinan berlangsung
berat badan bayi yang cukup besar. 2 jam pada primigravida dan 1 jam
Menurut penelitian yang dilakukan pada multigravida (Sulistiyawati,
oleh Jusima Tarelluan, DKK, 2010).
didapatkan hasil bahwa terdapat KALA III
hubungan yang signifikan antara Kala III adalah waktu dari
perineum kaku dengan tindakan keluarnya bayi hingga pelepasan dan
episiotomi. Hasil penelitian in pengeluaran uri (plasenta) yang
menunjukkan bahwa semakin besar berlangsung tidak lebih dari 30 menit
BBL semakin meningkatkan risiko (JNPK-KR, 2014). Pada pukul 01:41
terjadinya ruptur perineum. Jaringan didapati TFU sepusat, kontraksi baik,
otot disekitar dasar panggul dan jalan kantong kemih kosong, tali pusat
lahir memiliki elastisitas yang nampak didepan vulva, dan memeriksa
berbeda-beda pada setiap responden janin kedua: janin tunggal.
termasuk jaringan kulit disekitar Pemeriksaan janin kedua diperlukan
perineum. Pukul 01.40 bayi lahir karena Oksitosin menyebabkan uterus
spontan langsung menangis kuat, berkontraksi kuat dan dapat
warna kulit kemerahan, tonus otot kuat menyebabkan hipoksia berat pada bayi
jenis kelamin : Perempuan, tonus otot kedua atau ruptura uteri (JNPK-KR,
aktif kulit kemerahan dan 2014). Sehingga dapat dibuat diagnosa
mengeringkan bayi sambil kebidanan untuk Ny. R adalah P2A0
memberikan rangsangan taktil. partus kala III. Penatalaksanaan yang

51
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
diberikan diantaranya melaksanakan tidak lebih dari 30 menit. Lepasnya
manajemen aktif kala III. Tujuan plasenta sudah dapat diperkirakan
manajemen aktif kala III adalah dengan memperhatikan tanda-tanda
membuat uterus berkontraksi lebih uterus menjadi bebentuk bundar, tali
efektif sehingga dapat mempersingkat pusat bertambah panjang, terjadinya
waktu, mencegah perdarahan dan perdarahan (Sulistiyawati, 2010).
mengurangi kehilangan darah selama KALA IV
kala III persalinan jika dibandingkan Setelah plasenta lahir, maka
dengan pelepasan plasenta secara dimulailah kala IV pada Ny. R. Kala
spontan (JNPK-KR, 2014). Menurut IV adalah kala pengawasan dari 1- 2
penelitian yang dilakukan oleh Hilwah jam setelah bayi dan plasenta lahir
Nora didapatkan hasil bahwa terdapat untuk memantau kondisi ibu. Harus
hubungan antara manajemen aktif kala diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam
3 dengan perdarahan pasca persalinan. pertama dan setiap 30 menit pada jam
Perdarahan pasca persalinan (PPP) kedua (JNPK-KR, 2014). Hasil
adalah suatu kejadian mendadak dan pemeriksaan didapatkan bahwa tanda-
tidak dapat diramalkan yang tanda vital dalam batas normal, TFU 2
merupakan penyebab kematian ibu di jari awash pusat, kontraksi baik,
seluruh dunia. Berbagai penelitian kantong kemih kosong, tidak ada
yang telah dilakukan di beberapa laserasi dan perdarahan post plasenta +
negara menunjukkan bahwa 300 cc. Setelah dua jam ibu sudah
manajemen aktif persalinan kala tiga mampu melakukan mobilisasi dini
lebih superior dari manajemen seperti miring kiri kanan dan duduk.
konservatif dalam mengurangi Ambulasi dini (early ambulation) ialah
kehilangan darah dan risiko kebijaksanaan agar secepat mungkin
perdarahan pasca persalinan. Bukti- bidan membimbing ibu post partum
bukti menunjukkan bahwa bila petugas bangun dari tempat tidurnya dan
kesehatan melakukan manajemen aktif membimbing ibu secepat mungkin
persalinan kala tiga maka akan untuk berjalan. Pada persalinan normal
mengurangi kasus PPP secara sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah
bermakna. 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke
Lama kala III Ny. R adalah 10 kanan untuk mencegah adanya
menit. Hal ini sesuai teori JNPK-KR, trombosis) (Modul Askeb Nifas,
2014 bahwa partus kala III dimulai 2016). Menurut penelitian yang
segera setelah bayi lahir sampai dilakukan oleh Yusro Hadi M dan
lahirnya plasenta, yang berlangsung Martini Fairus, di dapatkan hasil

52
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
bahwa terdapat hubungan antara mengeluarkan mekonium lebih cepat
Mobilisasi Dini dengan kembalinya sehingga menurunkan kejadian ikterus
uterus. Hasil analisis diperoleh OR = BBL, serta mengurangi 22% kematian
4,365 artinya responden yang bayi berusia 28 hari kebawah (JPNK-
melakukan Mobilisasi Dini dengan KR, 2014).
baik berpeluang 4,3 kali lebih cepat Asuhan yang diberikan pada By.
kembalinya uterus ke posisi sebelum Ny. R usia 1 jam meliputi Memberikan
hamil, dibanding dengan responden salep mata antibiotika 1% tetrasiklin
yang tidak melakukan mobilisasi dini pada kedua mata. Hal ini karena salep
dengan baik. atau tetes mata untuk pencegahan
3. Asuhan Kebidanan pada BBL infeksi mata diberikan segera setelah
Bayi Ny. R lahir pada usia proses IMD dan bayi selesai menyusu,
kehamilan 39-40 minggu dimana bayi sebaiknya 1 jam setelah lahir.
sudah cukup bulan. Setelah bayi lahir Pencegahan infeksi mata dianjurkan
langsung dikeringkan dan diletakkan menggunakan salep mata antibiotik
didada ibu. Hal in dilakukan untuk tetrasiklin 1% (Kemenkes RI, 2013).
mencegah kehilangan panas tubuh bayi Konjungtivitis dapat dicegah dengan
sesuai dengan teori bahwa saat lahir, pemberian salep mata (Prawirohardjo,
mekanisme pengaturan suhu tubuh 2013). Menyuntikkan vitamin K 1 mg
pada BBL, belum berfungsi sempurna, secara IM di 1/3 paha kiri
segera dilakukan upaya pencegahan anterolateral. Hal ini untuk mencegah
kehilangan panas dengan cara perdarahan ringan atau menjadi sangat
mengeringkan tubuh bayi tanpa berat, berupa perdarahan intrakranial
membersihkan verniks. Verniks akan yang diakibatkan karena sistem
membantu menghangatkan tubuh bayi. pembekuan darah pada bayi baru lahir
Segera ganti handuk basah dengan belum sempurna (Kemenkes RI,
handuk atau kain yang kering. 2013).
Metakkan bayi di dada atau perut ibu Memberikan penkes tentang
agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi perawatan talipusat dengan prinsip
dan Inisiasi Menyusu Dini (Kemenkes kering dan bersih dan terkena oksigen
RI, 2013). Keuntungan IMD bagi bayi (Prawirohardjo, 2013).
dapat mengurangi infeksi bayi 4. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
dikarenakan adanya kolonisasi kuman Kunjungan selama masa nifas Ny.
di usus bayi akibat kontak kulit ibu R sebanyak 4 kali yaitu pada tanggal
dengan bayi dan bayi menjilat kulit 14 November 2020, kunjungan kedua
ibu, memperbaiki kadar gula, pada tanggal 21 November 2020,

53
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
kunjungan ketiga pada tanggal 28 pada pemberian ASI. Berdasarkan hal
November 2020, kunjungan keempat tersebut tidak ada kesenjangan dengan
26 Desember 2020. Menurut Suherni teori. Menurut penelitian yang
(2010), pada kunjungan nifas sebanyak dilakukan Eline Charla S. Bingan
4 kali, kunjungan pertama 6 jam – 2 terdapat hubungan antara Pemakaian
hari post partum, kunjungan kedua 3-7 KB suntik 3 bulan dengan kecukupan
hari post partum, kunjungan ketiga 8- ASI eksklusif, hasil penelitian
28 hari post partum, dan kunjungan menunjukkan bahwa dari 36 ibu yang
keempat 29-42 hari post partum. memakai KB suntik 3 bulan sebesar 29
5. Asuhan Kebidanan pada Neonatus ibu (80,6%) diantaranya mengalami
Pelaksanaan pelayanan kesehatan ASI cukup artinya terdapat hubungan
neonatus dilakukan 3 kali kunjungan. secara statistik antara pemakaian KB
Hal ini sesuai dengan teori yang suntik 3 bulan dengan kecukupan ASI
dikemukakan oleh Muslihatun (2011) eksklusif.
yaitu kunjungan neonatus dilakukan KB suntik 3 bulan diberikan pada
sebanyak 3 kali yaitu KN-1 dilakukan tanggal 26 Desember 2020, menurut
6-48 jam KN-2 dilakukan 3-7 hari, BKKBN suntik 3 bulan dapat
KN-3 dilakukan 8-28 hari. diberikan pasca persalinan setelah
6. Asuhan Kebidanan Keluarga mendapat haid pada hari ke 1-7.
Berencana (KB) Hasil pemeriksaan menunjukkan
Berdasarkan hasil anamnesa data, keadaan umum ibu baik, kesadaran
usia ibu 24 tahun termasuk dalam composmentis, TD 120/80 mmHg, N
kategori pengguna kontrasepsi untuk 80x/m, S 36,80C, R 20x/m, TFU sudah
menjarangkan kehamilan. Pada tidak teraba lagi.
kunjungan nifas ke 3 dan 4 penulis Asuhan yang diberikan adalah
memberikan konseling tentang kb menginformasikan hasil pemeriksaan
yang boleh digunakan untuk ibu asuhan yang diberikan, memberikan
menyusui dan postpartum yaitu yaitu konseling KB sesuai pilihan ibu,
MAL, kondom, suntik, progestin, pil menginformasikan cara kerja,
progestin, implant, AKDR, dan kelebihan serta kekurangan dari KB
kontrasepsi mantap. Dalam rencana suntik 3 bulan. Memberitahu efek
menunda kehamilannya ibu memilih samping pemakaian KB suntik 3
untuk menggunakan kontrasepsi KB bualn, melakukan penyuntikan secara
suntik 3 bulan. Menurut (Padila, 2010) IM demean baik dan bear, menjelaskan
KB suntik 3 bulan sangat efektif tentang kunjunagn ulang kemudian
digunakan, juga tidak berpengaruh pada tanggal 19 Maret 2021.

54
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
KESIMPULAN DAN SARAN Depkes RI. (2005). Pedoman Pelayanan
Antenatal di Tingkat Pelayanan
Asuhan kebidanan kehamilan Dasar. Jakarta: Depkes RI.
dilakukan komprehensif dan selama asuhan
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan
tidak terdapat penyulit dan komplikasi. Indonesia. Jakarta.
Asuhan kebidanan persalinan yakni Figueras, F. Gardosi, J. (2011). Intrauterine
melakukan pertolongan sesuai standar Growth Restriction. New Concepts in
Antenatal Surveillance, Diagnosis
asuhan persalinan normal (APN) sehingga and Management.
seluruh tahapan tidak terdapat penyulit dan Fraser, Diane M, M. A. C. (2012). Buku
komplikasi. Asuhan kebidanan pada Bayi Ajar Bidan. Jakarta: EGC.
Baru Lahir dilakukan sesuai standar asuhan Hanifa Wiknjosastro. (2010). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
kebidanan. Selama pemantauan tidak Pustaka Yogyakarta.
ditemukan adanya penyulit, komplikasi dan
Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian
tanda bahaya pada bayi. Asuhan kebidanan Kesehatan Paradigma. Jakarta:
Health Books.
pada masa nifas dilakukan mulai dari 6 jam
sampai dengan 6 minggu postpartum, masa Husain, F. (2014).Asuhan Kehamilan
Berbasis Bukti. Jakarta.
nifas berjalan dengan lancar, involusi
JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan
terjadi secara normal, tidak terdapat Normal. Jakarta: Depkes RI.
komplikasi dan ibu tampak sehat dan pasien JNPK-KRl. (2013). Pelatihan Klinik
memilih menggunakan alat kontrasepsi Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
suntik 3 bulan sebagai alat kontrapsesinya. Jones, L. D. (2012). Dasar – dasar Obsteri
dan Gynekologi. Jakarta.
Hendaknya bidan melakukan
pelayanan continuity of care atau asuhan Kaimmudin Liawati, Damayanti
Pangemanan, dan Hendro Bidjuni.
kebidanan komprehensif, secara 2018. “Hubungan Usia Ibu Saat
berkesinambungan, dimulai sejak Hamil dengan Kejadian Hipertensi”.
e-journal Keperawatan, 1(6), 1-5.
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas
Kaunang Melisa Citra, Sefti Rompas, dan
dan keluarga berencana agar dapat Yolanda Bataha. 2016. “Hubungan
menurunkan angka kesakitan dan kematian Pemberian Imunisasi demean
Tumbuh Kembang Bayi (0-1 tahun)”.
pada ibu dan bayi. e-journal Keperawatan, 4(1), 1-8).
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan
Abdul Bari Saifuddin. (2010). Buku Acuan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Kemenkes RI.
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Kemenkes RI. (2018). profil kesehatan
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
indonesia 2018.
Ambarwati. (2010). Asuhan Kebidanan
Kementerian Kesehatan RI. (2015).
Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kesehatan dalam Kerangka
Depkes, R. (2012). Buku Kesehatan Ibu dan Sistainable Development Goals.
Anak (KIA). Jakarta. Jakarta.

55
Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-6871
SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Sihombing Novianti, Ika Saptarinia, dan
Dokumentasi Kebidanan. Jakarta. Dwi Sisca Kumala Putria. 2017.
“Determinan Persalinan Sectio
Krisnadi, dkk. (2005). Prematuritas. Caesarea di Indonesia (ANALISIS
Bandung: Refika Aditama. LANJUT DATA RISKESDAS
Kusmiyati, Wahyuningsih H.P, S. (2010). 2013)”. Kesehatan Reproduksi, 8(1),
Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: 63-75.
Pustaka Raihana. Suherni. (2010). Perawatan Masa Nifas.
Litbangkes Kemenkes RI. (2010). Yogyakarta: Fitramaya.
Riskesdas. Jakarta. Sulistyawati, A. (2013). Buku Ajar Asuhan
Manuaba, prof ida bagus surya. (2010). Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Yogyakarta: Andi Offset.
dan KB. jakarta: EGC. Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian.
Muslihatun, W. N. (2011). Muslihatun, Jakarta: Rajawali Pres.
Wafi N. 2011. Dokumentasi Tanjung Wiwi Wardani, dan Adi Antoni.
Kebidanan. 2019. “Efektifitas Endorphin
Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Massage Terhadap Intensitas Nyeri
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Persalinan Kala I pada Ibu Bersalin”.
Cipta. Kesehatan Ilmiah Indonesia, 4(2),
48-57.
Nora Hilwah. 2012. “Manajemen Aktif
Persalinan Kala III”. Kedokteran Varney, H. dkk. (2011). Buku Ajar Asuhan
Syiah Kuala, 12(3), 165-171. Kebidanan. Jakarta: EGC.

Nugraha, U. (2012). Patologi Kebidanan. Varney, H. dkk. (2015). Buku Ajar Asuhan
Yogyakarta: Nuha Medika. Kebidanan. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2009). Konsep Dan Penerapan Walsh. V. Linda. (2008). Buku Ajar
Metodologi Penelitian Ilmu Kehamilan dan Persalinan. Jakarta:
Keperawatan. Jakarta: Salemba Pustaka Pelajar.
Medika. Wiji, R. . (2013). ASI dan Pedoman Ibu
Rochjati, P. (2003). Skrining Antenatal Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Pada Ibu Hamil. Surabaya. Medika.

Roesli, U. (2012). Panduang Inisiasi World Health Organization (WHO). (2016).


Menyusu Dini plus ASI Eksklusif. Angka Kematian Ibu dan Angka
Jakarta: Pustaka Bunda. Kematian Bayi di Dunia. Retrieved
from
Rustam, M. (2011). Sinopsis Obstetri
Fisiologi Patologi. Jakarta: ECG. Yusro Hadi M, dan Martini Fairus. 2014.
“Faktor-faktor yang berhubungan
Sarwono, P. (2012). Ilmu Kebidanan. dengan Involusi Uterus pada Ibu Post
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Partum”. Kesehatan Metro Sai
Prawirohardjo. Wawai, 7(2), 3-7.
Sarwono, P. (2014). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

56

Anda mungkin juga menyukai