Anda di halaman 1dari 5

161.

Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1POAO, hamil 26 minggu datang ke PMB, dengan keluhan
gatal pada perut. Hasil pemeriksaan : TD 110/60 mmHg, N78x/menit, S 37°C, P 20x/menit, TFU 24 cm,
DJJ 136x/menit, tampak striae gravidarum. Apakah penyebab keluhan yang dialami pada kasus
tersebut?

A. Alergi pada kulit

B. Perubahan hormon

C. Personal hygiene yang kurang

D. Bertambahnya umur kehamilan

E. Uterus yang membesar dan kulit yang meregang

Kunci Jawaban : E. Uterus yang membesar dan kulit yang meregang

Pembahasan : Pada kasus, ibu datang ke PMB dengan keluhan gatal-gatal pada perut dan hasil
pemeriksaan : terdapat striae gravidrum. Pada kehamilan, oerut ibu akan membesar seiring
bertambahnya usia kehamilan, sehingga kulit perut akan ikut meregang. Kondisi ini membuat serat
elastis dibawah permukaan kulit pecah dan membentuk gurat halus yang disebut striae gravidarum /
strerch mark, dimana pada sebagian ibu hamil dapat disertai rasa gatal.

162. Seorang perempuan, umur 19 tahun, G1POAO, hamil 28 minggu, datang Ke puskesmas, dengan
keluhan pusing berkunang-kunang. Hasil anamnesis : mudah lelah. Hasil oemetiksaan : TD 100/70
mmHg, N 84x/menit, S 36,7°C, TFU 26 cm, DJJ 142x/menit, Hb 8,9 gr/dl. Bidan berencana memberikan
terapi fero sulfat 200 mg. Berapakah dosis yang tepat sesuai dengan kasus tersebut?

A. 1x2 tablet perhari

B. 2x1 tablet perhari

C. 2x2 tablet perhari

D. 3x1 tablet perhari

E. 3x2 tablet perhari


Kunci Jawaban : B. 2x1 tablet perhari

Pembahasan : pada kasus di atas, diagnosis ibu adalah G1POAO hamil 28 minggu dengan anemia
sedang. Diagnosis ini didapatkan dari hasil anamnesis : keluhan ibu dan hasil pemeriksaan : Hb yaitu 8
gr/dl. Hal ini sesuai dengan teori klasifikasi anemia menurut WHO adalah :

A. Normal : >11 gr/dl

B. Anemia ringan 9-10 gr/dl

C. Anemia sedang : 7-8 gr/dl

D. Anemia berat : <7 gr/dl

Pada kondisi tersebut dapat beresiko terjadi beberapa bahaya baik selama hamik, bersalin, nifas
maupun untuk bayinya. Oleh karena itu, ibu perlu diberikan teraoi Fe (fero sulfat) sebagai pencegahan
atau profilaksis sebagai pencegahan terjadinya komplikasi.

Dosis terapi fero sulfat dibetikan sebagai pencegahan adalah 2x1 tablet perhari

163. Seorang perempuan, umur 22 tahun, G1POAO, hamil 12 minggu, datang ke RS, dengan keluhan
nyeri saat BAK. Hasil anamnesis : keputihan berbau, nyeri perut bagian bawah. Hasil pemeriksaan : TD
120/80 mmhg, N 88x/menit, S 38°C, P 20/menit, TFU 2 jari di atas simfisis, uji lab : menunjukan adanya
infeksi klamidia. Bidan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi amoksisilin 500 mg.
Berapakah dosis sesuai kasus tersebut?

A. 3x2 selama 4 hari

B. 2x1 selama 7 hari

C. 3x1 selama 7 hari

D. 2x1 selama 10 hari

E. 1x1 selama 10 hari

Kunci Jawaban : C. 3x1 selama 7 hari

Pembahasan : Hasil dari anamnesis dan pemeriksaan di dapatkan diagnosis perempuam umur 22 tahum
G1POAO hamil 1w minggu dengan diagnosis IMS klamidia. Klamidia adalah infeksi menular seksual yang
dapat teriad pada pria maupun perempuan yang disebabkan nleh bakteri Chlamydia Trachomatis.

Ciri-ciri klamidia pada perempuan adalah:

a. Keputihan abnormal (berbau).


b. Sakit perut.

C. Nyeri saat buang air kecil

d. Perdarahan.

Bila tidak segera diobati, klamidia dapat menyebabkan komplikasi berat seperti radang rongga panggul,
kecacatan pada bayi, gangguan kesuburan, kehamilan ektopik. kelahiran prematur, ketuban pecah dini,
BBLR hingga kematian bayi.

Pada ibu hamil yang terinfeksi klamidia, Amoksisilin memiliki efektifitas yang sama dengan eritromisin.
Dosis terapi klamidia adalah sebagai berikut:

a. Pada perempuan tidak hamil

- Azitomisin 1 gr per oral dalam dosis tunggal, atau

- Doksisiklin 100 mg per oral 2 x1 selam 7 hari.

b. Pada perempuan hamil

- Eritromisin 500 mg per oral 4 x1 selama 7 hari, atau.

- Amoksisilin 500 mg 3 x 1 selama 7 hari.

164. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1POAO, hamil 14 minggu, datang ke PMB, dengan keluhan
mual di pagi hari. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 100/60 mmhg, N 88x/menit, S 36°C, P 20x/menit, TFU
3 jari diatas sympisi. Bagaimana tahap pertumbuhan janin sesai kasus tersebut?

A. Tumbuh lanugo

B. Terbentuk kelopak mata

C. Terbentukanya genetalia eksterna

D. Mulai tumbuh lengan dan tungkai

E. Kuku telah tumbuh secara sempurna

Kunci Jawaban : A. Tumbuh lanugo

Pembahasan : Tahap pertumbuhan dan perkembangan Janin yaitu :

A. Minggu ke -1

Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke -11
B. Minggu ke 8-10

- Kepala mempunyai ukuran kira-kira sama dengan tubuh.

- Leher lebih panjang sehingga dagu tidak menyentuh tubuh.

- Pusat-pusat penulungan/osifikasi muncul pada tulang rawan/ kartilago.

- Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup sampai minggu ke-25 usus mengalami
penonjolan/herniasi kedalam funiculus umbilicus karena tidak tersedia cukup ruang didalam perut.

- Insersi funiculus umbilicalis, sangat rendah pada abdomen. Apabila perut ibu diraba terlalu keras maka
fetus akan bergerak menjauh.

C. Minggu ke 12

- Panjang tubuh kira-kira 9 cm dan berat 14 gr.

-Sirkulasi fetal telah berfungsi.

-Terdapat refleks menghisap dan menelan.

-Genetalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis kelaminnya.

D. Minggu ke 12-16

- Panjang badan kira-kira 16 cm.

- Minggu ke-16 dengan berat 100 gr.

- Kulit sangat tembus pandang/ transparan sehingga vasa darah dapat terlihat.

- Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu ke-16.

- Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus).

- Tungkai lebih panjang daripada lengan.

165. Seorang perempuan, umur 31 tahun, G3P1A1, hamil 36 minggu datang ke PMB, dengan keluhan
sering kencing pada malam hari. Hasil anamnesis : tidak ada riwayat kencing manis. Hasil pemeriksaan :
100/60 mmHg, N 79x/menit, S 36,6°C 20x/menit, TFU 35 cm, punggung kirim, preakep, penurunan 4/5,
DJJ 146x/menit, urin reduksi berwarna merah bata.

Apakah asuhan yang tepat sesuai kasus tersebut?

A. Memberikan insulin
B. Meminta ibu tidak konsumsi karbohidrat

C. Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan di pagi hari

D. Merencanakan runjukan untuk pemeriksaan lebih lanjut

E. Mengajurkan ibu untuk mengurangi berat badan

Kunci Jawaban : D. Merencakan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut

Pembahasan : Pada kasus tersebut, ibu dilakukan pemeriksaan urin reduksi yang bertujuan untuk
melihat glukosa dalam urine Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Adanya urine dalam
glukosa merupakan tanda komplikasi penyakit diabetes mellitus.

Kriteria hasil pemeriksaan : urin reduksi adalah sebagai betikut :

- Tetap biru jernih/ sedikit kehijauan & agak keruh : negatif.

- Hijau kekuning-kuningan & keruh (0,5-1% glukosa) : +

- Kuning keruh (1-1,5% glukosa) : ++

- Warna seperti lumpur keruh (2-3,4% glukosa) : +++.

- Merah keruh/ merah bata (>3,5 % glukosa) : ++++.

Tempat ibu melakukan pemeriksaan saat ini sesuai kasus adalah Praktik Bidan Mandiri (PBM) dimana
penanganan awal pada kehamilan dengan diabetus melitus yaitu kolaborasi dengan ginekolog, internis
dan ahli gizi.

Sehingga jawaban yang tepat untuk kasus diatas adalah merencanakan rujukan ke tempat pelayanan
lebih tinggi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai