Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1POAO, hamil 26 minggu datang ke PMB, dengan keluhan
gatal pada perut. Hasil pemeriksaan : TD 110/60 mmHg, N78x/menit, S 37°C, P 20x/menit, TFU 24 cm,
DJJ 136x/menit, tampak striae gravidarum. Apakah penyebab keluhan yang dialami pada kasus
tersebut?
B. Perubahan hormon
Pembahasan : Pada kasus, ibu datang ke PMB dengan keluhan gatal-gatal pada perut dan hasil
pemeriksaan : terdapat striae gravidrum. Pada kehamilan, oerut ibu akan membesar seiring
bertambahnya usia kehamilan, sehingga kulit perut akan ikut meregang. Kondisi ini membuat serat
elastis dibawah permukaan kulit pecah dan membentuk gurat halus yang disebut striae gravidarum /
strerch mark, dimana pada sebagian ibu hamil dapat disertai rasa gatal.
162. Seorang perempuan, umur 19 tahun, G1POAO, hamil 28 minggu, datang Ke puskesmas, dengan
keluhan pusing berkunang-kunang. Hasil anamnesis : mudah lelah. Hasil oemetiksaan : TD 100/70
mmHg, N 84x/menit, S 36,7°C, TFU 26 cm, DJJ 142x/menit, Hb 8,9 gr/dl. Bidan berencana memberikan
terapi fero sulfat 200 mg. Berapakah dosis yang tepat sesuai dengan kasus tersebut?
Pembahasan : pada kasus di atas, diagnosis ibu adalah G1POAO hamil 28 minggu dengan anemia
sedang. Diagnosis ini didapatkan dari hasil anamnesis : keluhan ibu dan hasil pemeriksaan : Hb yaitu 8
gr/dl. Hal ini sesuai dengan teori klasifikasi anemia menurut WHO adalah :
Pada kondisi tersebut dapat beresiko terjadi beberapa bahaya baik selama hamik, bersalin, nifas
maupun untuk bayinya. Oleh karena itu, ibu perlu diberikan teraoi Fe (fero sulfat) sebagai pencegahan
atau profilaksis sebagai pencegahan terjadinya komplikasi.
Dosis terapi fero sulfat dibetikan sebagai pencegahan adalah 2x1 tablet perhari
163. Seorang perempuan, umur 22 tahun, G1POAO, hamil 12 minggu, datang ke RS, dengan keluhan
nyeri saat BAK. Hasil anamnesis : keputihan berbau, nyeri perut bagian bawah. Hasil pemeriksaan : TD
120/80 mmhg, N 88x/menit, S 38°C, P 20/menit, TFU 2 jari di atas simfisis, uji lab : menunjukan adanya
infeksi klamidia. Bidan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi amoksisilin 500 mg.
Berapakah dosis sesuai kasus tersebut?
Pembahasan : Hasil dari anamnesis dan pemeriksaan di dapatkan diagnosis perempuam umur 22 tahum
G1POAO hamil 1w minggu dengan diagnosis IMS klamidia. Klamidia adalah infeksi menular seksual yang
dapat teriad pada pria maupun perempuan yang disebabkan nleh bakteri Chlamydia Trachomatis.
d. Perdarahan.
Bila tidak segera diobati, klamidia dapat menyebabkan komplikasi berat seperti radang rongga panggul,
kecacatan pada bayi, gangguan kesuburan, kehamilan ektopik. kelahiran prematur, ketuban pecah dini,
BBLR hingga kematian bayi.
Pada ibu hamil yang terinfeksi klamidia, Amoksisilin memiliki efektifitas yang sama dengan eritromisin.
Dosis terapi klamidia adalah sebagai berikut:
164. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1POAO, hamil 14 minggu, datang ke PMB, dengan keluhan
mual di pagi hari. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 100/60 mmhg, N 88x/menit, S 36°C, P 20x/menit, TFU
3 jari diatas sympisi. Bagaimana tahap pertumbuhan janin sesai kasus tersebut?
A. Tumbuh lanugo
A. Minggu ke -1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke -11
B. Minggu ke 8-10
- Terbentuk kelopak mata, tetapi tetap menutup sampai minggu ke-25 usus mengalami
penonjolan/herniasi kedalam funiculus umbilicus karena tidak tersedia cukup ruang didalam perut.
- Insersi funiculus umbilicalis, sangat rendah pada abdomen. Apabila perut ibu diraba terlalu keras maka
fetus akan bergerak menjauh.
C. Minggu ke 12
D. Minggu ke 12-16
- Kulit sangat tembus pandang/ transparan sehingga vasa darah dapat terlihat.
165. Seorang perempuan, umur 31 tahun, G3P1A1, hamil 36 minggu datang ke PMB, dengan keluhan
sering kencing pada malam hari. Hasil anamnesis : tidak ada riwayat kencing manis. Hasil pemeriksaan :
100/60 mmHg, N 79x/menit, S 36,6°C 20x/menit, TFU 35 cm, punggung kirim, preakep, penurunan 4/5,
DJJ 146x/menit, urin reduksi berwarna merah bata.
A. Memberikan insulin
B. Meminta ibu tidak konsumsi karbohidrat
Pembahasan : Pada kasus tersebut, ibu dilakukan pemeriksaan urin reduksi yang bertujuan untuk
melihat glukosa dalam urine Urine normal biasanya tidak mengandung glukosa. Adanya urine dalam
glukosa merupakan tanda komplikasi penyakit diabetes mellitus.
Tempat ibu melakukan pemeriksaan saat ini sesuai kasus adalah Praktik Bidan Mandiri (PBM) dimana
penanganan awal pada kehamilan dengan diabetus melitus yaitu kolaborasi dengan ginekolog, internis
dan ahli gizi.
Sehingga jawaban yang tepat untuk kasus diatas adalah merencanakan rujukan ke tempat pelayanan
lebih tinggi untuk pemeriksaan lebih lanjut.