Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Pengelolaan

Keuangan Desa Sumberadi dan


Tlogoadi di Kabupaten Sleman:
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Hal 64-69 Oktober 2018 Evaluasi Praktik Transparansi dan
Akuntabilitas
http://journal.umy.ac.id/index.php/jati
©2018 JATI. All rights reserved
DOI: 10.18196/jati.010207

DATA ARTIKEL: NOVI FERAROW*, JOHN SUPRIHANTO


Diterima: 29 Maret 2018 Universitas Gajah Mada
Direviu: 27 Juni 2018
*Email korespondensi: nferarow@yahoo.com
Direvisi: 6 Oktober 2018
Disetujui: 13 Oktober 2018

TOPIK ARTIKEL:
Akuntansi Sektor Publik

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk Kata Kunci: pengelolaan keuangan desa, transparansi, akunta-
mendeskripsikan transparansi dan akuntabili- bilitas
tas pengelolaan keuangan desa serta mengiden-
tifikasi kendala yang dihadapi dalam mewujud- ABSTRACT: This study aimed to describe the transparency and ac-
kannya. Penelitian ini dilakukan karena terda- countability of financial management of villages as well as identify obs-
pat indikasi pengelolaan keuangan desa yang tacles encountered in realizing it. The research was done because there
masih belum sesuai dengan standar yang dite- were indications of financial management of villages are still not in ac-
tapkan pemerintah, terutama pada tahap pelak- cordance with the standards set by the government, especially at the im-
sanaan. Tahap pelaksanaan merupakan ekseku- plementation stage. The implementation stages as the execution of the
si dari rencana yang telah ditetapkan. Oleh se- plan has been established so that the quality of the implementation
bab itu, kualitas pada tahap pelaksanaan mem- stages will affect the liability phase of the village financial management.
pengaruhi tahap pertanggungjawaban pengelo- The study was conducted at two villages in the districts Mlati that is
laan keuangan desa. Penelitian dilakukan pada Sumberadi village and Tlogoadi village. Data were collected by interview
dua desa di wilayah Kecamatan Mlati, yaitu De- and documentation. The method used is descriptive qualitative with case
sa Sumberadi dan Desa Tlogoadi. Pengumpul- study approach. The analysis technique used is a comparative technique.
an data dilakukan dengan wawancara dan do- The analysis tool in this research is regulation of the minister of home
kumentasi. Metode penelitian yang digunakan affairs 113 of 2014. This study found that there are dynamics in the
ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan financial management of the village. Sumberadi village has been imple-
studi kasus. Teknik analisis yang digu-nakan menting the financial management of the village in accordance with the
ialah teknik komparatif. Alat analisis da-lam principles of transparency and accountability. While the Tlogoadi village
penelitian ini, yaitu Peraturan Menteri Dalam haave not been able to realize the financial management of the village
Negeri Nomor 113 Tahun 2014. Kajian ini in a transparent and accountable and not fully in accordance with the
menemukan bahwa terdapat dinamika dalam regulations. Some of the obstacles faced by the Tlogoadi village include:
pengelolaan keuangan desa. Desa Sumberadi not effective coaching against village apparatus, lack of super-vision, lack
sudah melaksanakan pengelolaan keuangan de- of personnel, and lack of understanding of the village apparatus against
sa sesuai dengan prinsip transparansi dan akun- the regulations.
tabilitas. Sebaliknya, Desa Tlogoadi belum me-
wujudkan pengelolaan keuangan desa secara Keywords: Financial Management of Village, Transparency,
transparan dan akuntabel; serta belum sepe- Accountability
nuhnya sesuai dengan peraturan. Beberapa
SITASI ARTIKEL:
kendala yang dihadapi desa Tlogoadi, di anta-
Ferarow, N. & Suprihanto, J. (2018). Implementasi Pengelolaan
ranya belum efektifnya pembinaan terhadap
Keuangan Desa Sumberadi dan Tlogoadi di Kabupaten Sleman:
aparatur desa, kurangnya pengawasan, kurang-
Evaluasi Praktik Transparansi dan Akuntabilitas. Jati: Jurnal
nya personil, dan kurangnya pemahaman apa-
Akuntansi Terapan Indonesia, 1(2), 64-69.
ratur desa terhadap peraturan yang berlaku.
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

PENDAHULUAN tersebut tidak dilakukan, legitimasi vertikal dan ke-


percayaan publik terhadap pemerintahan desa da-
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun pat berubah di samping akan membuka peluang
2014, desa merupakan wujud pengelolaan peme- terjadinya keterlambatan pelaporan di tahun ang-
rintahan terkecil. Berdasarkan undang-undang ter- garan berikutnya.
sebut, desa diberi kewenangan untuk mengurus Oleh sebab itu, tertib administrasi pada ke-
tata pemerintahannya secara mandiri termasuk da- giatan pelaksanaan menjadi sangat penting. Ke-
lam mengelola keuangannya. Keuangan desa ber- tidaktertiban administrasi pada tahap pelaksanaan
sumber dari pendapatan asli desa, alokasi Anggaran menyebabkan kegiatan penatausahaan lemah yang
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), bagian dari akhirnya akan menyulitkan pejabat desa yang ber-
hasil pajak dan retribusi daerah Kabupaten/Kota, wenang untuk menyusun laporan pertanggung-
alokasi dana desa (ADD), bantuan keuangan dari jawaban keuangan desanya. Tertib administrasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi salah satu bentuk pelaksanaan prinsip
Provinsi dan Kabupaten/Kota, hibah dan sumba- akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Seperti
ngan yang tidak mengikat dari pihak ketiga, dan diungkapkan Abidin (2015), bahwa pelaksanaan
lain-lain pendapatan desa yang sah (pasal 72 adminsitrasi keuangan desa yang tidak tertib rentan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014). Dengan dimanfaatkan sebagai salah satu obyek korupsi
dukungan sumber pendapatan yang besar tersebut, kepala/pegawai desa. Selain itu, mekanisme penge-
pemerintah desa dituntut agar mampu menge- lolaan keuangan yang telah ditetapkan pemerintah
lolanya dengan optimal untuk tujuan kesejahteraan juga menjadi tidak dapat dilaksanakan. Sebagai
masyarakat. dampaknya, desa tidak berhasil mewujudkan akun-
Sebagai landasan hukum pengelolaan keu- tabilitasnya, baik secara vertikal maupun horizontal.
angan desa, pemerintah menetapkan pedoman pe- Dengan kata lain, tertib administrasi dan ketaatan
ngelolaan keuangan desa yang diatur dalam Per- dalam melaksanakan mekanisme sesuai dengan
mendagri nomor 113 tahun 2014. Pengelolaan keu- ketentuan merupakan perwujudan akuntabilitas de-
angan desa merupakan keseluruhan kegiatan atau sa dalam mengelola keuangannya.
tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, Ketertiban administrasi baik berupa laporan
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawab- pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBD-
an. Setiap kegiatan tersebut dilaksanakan dengan desa maupun bentuk administrasi pada setiap
prinsip transaparan, akuntabel, partisipatif, tertib kegiatan terkait pengelolaan keuangan desa dapat
dan disiplin anggaran seperti yang termaktub dalam memberikan kemudahan bagi publik untuk meng-
pasal 2 Permendagri nomor 113 tahun 2014. akses informasi yang diperlukan. Sehingga desa
Kegiatan akhir dari pengelolaan keuangan dikatakan melaksanakan prinsip transparansi jika
desa berupa laporan pertanggungjawaban realisasi memenuhi hak publik tersebut.
pelaksanaan APBDesa yang disampaikan kepada Dengan transparansi, masyarakat dapat ikut
Bupati/Walikota melalui camat, badan permusya- mengawal pengelolaan keuangan desa guna men-
waratan desa (BPD), dan masyarakat dalam musya- cegah terjadinya penyelewengan wewenang atau
warah desa pada akhir tahun anggaran. Laporan anggaran. Selain itu, transparansi juga berguna un-
realisasi tersebut disampaikan paling lambat satu tuk membuka peluang bagi masyarakat untuk ikut
bulan setelah semester akhir tahun berakhir. Sanksi memahami bahkan ambil bagian dalam dinamika
atas keterlambatan menyampaikan laporan per- yang terjadi di desa. Diungkapkan oleh Katz (2004),
tanggungjawaban realisasi APBDesa ialah keterlam- transparansi merupakan proses demokrasi yang
batan penyaluran dana transfer pada semester esensial karena setiap warga negara dapat melihat
berikutnya. Dengan demikian, keterlambatan pe- secara jelas aktivitas dari pemerintah mereka. Jiwa
nyelesaian dan penyampaian laporan pertanggung- dari sistem ini ialah kemampuan setiap warga ne-
jawaban memiliki konsekuensi logis atas keterlam- gara untuk memperoleh informasi melalui akunta-
batan alokasi dana transfer yang akan mempe- bilitas pejabat pemerintah atas kegiatan yang me-
ngaruhi kelancaran kegiatan desa pada tahun reka lakukan. Setiap warga masyarakat berhak me-
anggaran selanjutnya. Penyampaian laporan yang ngetahui segala aktivitas penyelenggaraan peme-
tidak tepat waktu merupakan indikasi tidak ter- rintahan yang dilakukan oleh setiap pejabat negara,
tibnya administrasi atau adanya hambatan pada baik di tingkat pusat, daerah, maupun desa. Keber-
rangkaian kegiatan pengelolaan keuangan desa. hasilan mewujudkan pengelolaan keuangan trans-
Oleh karena itu, desa harus bekerja lebih keras paran dan akuntabel menjamin kelancaran kegiatan
untuk memenuhi kewajiban dan ketaatan terhadap sampai pada tahapan menyusun dan menyelesaikan
siklus pengelolaan keuangan desa. Apabila hal laporan pertanggungjawaban secara tepat waktu.

| 65
Ferarow dan Suprihanto
Transparansi dan Akuntabilitas Implementasi
Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 ra pengelolaan keuangan di desa dengan regulasi
tahun 2014 mengamanatkan perlunya pengelolaan yang berlaku menjadi tolak ukur bahwa keuangan
keuangan desa yang transparan dan akuntabel. desa dilakukan sesuai ketentuan.
Keterlambatan laporan pertanggungjawaban me- Desa Sumberadi telah menjalankan asas
nunjukkan symptom bahwa desa tidak melaksana- akuntabilitas dengan baik seperti kegiatan dilaku-
kan transparansi dan akuntabilitas pada setiap kan dengan melibatkan unsur warga; adanya sosial-
tahapan pengelolaan keuangannya, terutama pada isasi tentang pelaksanaan kegiatan desa di padu-
tahap pelaksanaan. Dengan demikian, penelitian ini kuhan; membuka ruang bagi masyarakat untuk me-
mengarah pada evaluasi praktik transparansi dan lakukan pengawasan; setiap kegiatan didukung dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa pada dapat dibuktikan dengan dokumen terkait; kegiatan
tahap pelaksanaan serta identifikasi kendala atau dilakukan sesuai ketentuan, prosedur dan tatacara
hambatan yang dihadapi. yang ditetapkan. Begitu pula asas transparansi telah
METODE PENELITIAN dipraktikkan oleh pelaksana keuangan desa Sum-
beradi dengan baik, seperti dilakukannya survey
Metode penelitian dalam penelitian ini ialah standar harga dan spesifikasi barang atau jasa;
kualitatif, dengan penerapan model kualitatif dilaku- adanya sosialisasi rencana kegiatan pembangunan
kan secara deskriptif dan pendekatan studi kasus. kepada masyarakat dan warga dilibatkan dalam
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggu- kegiatan; tim pelaksana keuangan desa sangat
nakan analisis komparatif dengan membandingkan terbuka terhadap kritik dari masyarakat dan infor-
antara rangkaian kegiatan tahap pelaksanaan pe- masi yang diperlukan masyarakat.
ngelolaan keuangan desa Tlogoadi dan desa Sedangkan desa Tlogoadi menunjukkan
Sumberadi dengan permendagri nomor 113 tahun bahwa prinsip transparansi tidak mampu dijalankan
2014. Jenis data berupa data primer dengan teknik dengan baik karena kegiatan tidak diinformasikan
pengumpulan menggunakan in-depth interview dan secara terbuka kepada warga desa. Begitu juga
dan sekunder menggunakan analisis dokumen ter- dengan prinsip akuntabilitas, desa Tlogoadi belum
kait pengelolaan keuangan desa. dapat menunjukkan akuntabilitas dalam pelak-
Informan dalam penelitian ini yaitu tim sanaan pengelolaan keuangan sesuai ketentuan.
pelaksana keuangan desa yang terdiri atas Kepala Ketidaksesuaian tersebut erat kaitannya dengan
Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Pelaksana kelengkapan dokumen yang terkait erat dengan
Kegiatan yang diwakili oleh Kepala Bagian Pem- penatausahaan. Kelengkapan tersebut diantaranya
bangunan Desa, dan Kepala Seksi Pemerintahan berupa dokumen rencana anggaran biaya (RAB),
Kecamatan Mlati. Instrumen penelitian yang akan buku kas pembantu kegiatan. Selain itu, setiap
digunakan berupa pedoman wawancara, alat mengajukan surat perintah pembayaran (SPP) tidak
perekam, dan alat pencatat. disertai pernyataan tanggungjawab belanja. Gam-
Obyek penelitian ini yaitu desa dalam wila- baran pelaksanaan pengelolaan keuangan desa
yah administratif pemda dengan opini WTP yakni Sumberadi dan desa Tlogoadi secara ringkas dapat
Kabupaten Sleman. Dari total 86 desa dalam wila- dilihat pada tabel 1.
yah administratif Kabupaten Sleman, 6 desa menga-
lami keterlambatan penyaluran dana transfer. Salah Kendala Pengelolaan Keuangan Desa
satu desa tersebut ialah desa Tlogoadi yang dipilih Kendala yang dihadapi desa Sumberadi
sebagai objek penelitian. Selanjutnya karena kelan- ialah keterbatasan SDM karena beberapa pelaksana
caran penyaluran dana transfer desa Sumberadi kegiatan yang sudah berusia tua sehingga kurang
dipilih. Kedua desa tersebut berada dalam kecamat- kompeten dalam memahami dan melaksanakan
an yang sama dengan letak desa yang bersebelahan tugas dan fungsi jabatannya. Kendala lain yang
untuk menggambarkan dinamika pengelolaan keu- dihadapi aparatur desa dalam mewujudkan pelak-
angan desa. Tahapan dalam melakukan analisis data sanaan pengelolaan keuangan desa yang trans
yaitu: pengumpulan data, reduksi data, uji keab- paran dan akuntabel ialah: kesulitan memahami
sahan data, penyajian data, analisis data, dan pena- administrasi tentang pajak; rentang waktu antara
rikan kesimpulan. pelaksanaan dengan pelaporan yang singkat,
HASIL DAN PEMBAHASAN karena seringkali dana disalurkan terlambat; inspek-
torat seringkali hanya menekankan pada aturan,
Praktik Pengelolaan Keuangan Desa tanpa memberi solusi; perubahan kegiatan dari
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan- kabupaten yang tidak dikoordinasikan terlebih
nya, desa harus mentaati beberapa hal terkait pene- dahulu dengan desa, sehingga desa harus merubah
rimaan dan pengeluaran APBDesa. kesesuaian anta- skala prioritasnya; dan kesulitan menentukan stan-

66 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

Tabel 1.1 Analisis Komparasi Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa


Desa Desa
No Permendagri Nomor 113 Tahun 2014
Sumberadi Tlogoadi
1. Semua penerimaan & pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan Sesuai Sesuai
kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa
2. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan sebagai Sesuai Sesuai
penerimaan desa selain yang ditetapkan dalam peraturan desa
3. Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak Sesuai Sesuai
dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang
APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.
4. Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan Sesuai tidak sesuai
kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain Rencana
Anggaran Biaya.
5. Rencana Anggaran Biaya di verifikasi oleh sekretaris desa dan di Sesuai tidak sesuai
sahkan oleh kepala desa.
6. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan Sesuai tidak sesuai
pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja
kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa.
7. Berdasarkan rencana anggaran biaya, pelaksana kegiatan Sesuai tidak sesuai
mengajukan SPP kepada kepala desa.
8. Pengajuan SPP dilampiri dengan lampiran pernyataan tanggung Sesuai tidak sesuai
jawab belanja & bukti transaksi
9. Sekretaris desa melakukan verifikasi terhadap SPP yang diajukan. Sesuai Sesuai
10. Berdasarkan SPP yang telah di verifikasi sekretaris desa, kepala Sesuai Sesuai
desa memberikan persetujuan atau pengesahan.
11. Bendahara melakukan pencatatan pengeluaran atas pembayaran Sesuai tidak sesuai
yang telah dilakukan.
12. Bendahara desa melakukan pemungutan pajak dan Sesuai Sesuai
menyetorkannya ke rekening kas negara.
13. Pengadaan barang dan/atau jasa di desa diatur dengan peraturan Sesuai tidak sesuai
bupati/walikota berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan
14. Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 Sesuai Sesuai
(satu) tahun anggaran.
15. Perubahan APBDesa diinformasikan kepada BPD. Sesuai Sesuai
Sumber: Permendagri 113 tahun 2014 dan kondisi pengelolaan keuangan desa Sumberadi dan Tlogoadi

dar harga karena pemerintah kabupaten terlambat batan sekretaris desa, bidang pembangunan desa,
dalam menetapkan standar harga barang dan jasa bidang keuangan, dan bendahara desa; pelak-
(SHBJ); dan faktor cuaca/iklim. sanaannya masih mengadopsi sistem lama yaitu
Sedangkan di desa Tlogoadi, pada tahun pengelolaan dana secara gotong royong dengan
2015 pelaksanaan keuangan desanya tidak sesuai membagikan dana kepada setiap pedukuhan untuk
dengan ketentuan Permendagri nomor 113 tahun dikelola. Hal ini mengakibatkan penyerapan ang-
2014. Beberapa hal yang dihadapi desa Tlogoadi garan tinggi tapi secara administrasi desa tidak
ialah: kurangnya pemahaman terhadap regulasi; memiliki detail catatan penggunaan dana.
dilaksanakannyakegiatan PILKADA; kekosongan ja-

| 67
Ferarow dan Suprihanto
Transparansi dan Akuntabilitas Implementasi
Pengelolaan Keuangan Desa

Upaya Mengatasi Kendala ngelolaan keuangan desa diharapkan dapat meng-


Langkah-langkah yang telah dijalankan gugah kepercayaan publik terhadap pemerintah.
guna menghadapi kendala banyak dimotori oleh Tujuannya agar masyarakat terlibat dan turut meng-
kecamatan Mlati diantaranya: rapat koordinasi awasi jalannya pemerintahan desa agar tercapai
pimpinan yang setiap bulan dilaksanakan oleh keca- desa mandiri yang berkontribusi dalam pemba-
matan Mlati; dilakukan pengawasan dan pen-dam- ngunan nasional Indonesia.
pingan lebih intensif oleh kecamatan Mlati untuk Keterbatasan Penelitian ini adalah penelitian
desa Tlogoadi. Desa Tlogoadi terus berupaya me- hanya menganalisis prinsip akuntabilitas dan trans-
ningkatkan pemahaman terhadap regulasi untuk paransi dalam pengelolaan keuangan desa menurut
memperbaiki kualitas tertib administrasi dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 dengan data di
pengelolaan keuangan desa. Sedangkan upaya yang desa Sumberadi dan Tlogoadi. Implementasi prinsip
dilakukan desa Sumberadi terutama tim pengelola akuntabilitas dan transparansi dilakukan pada tahap
keuangan yaitu: aktif melakukan konsultasi dengan pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan belum
inspektorat untuk meningkatkan pemahaman; me- mengevaluasi secara detail kegiatan pengelola ke-
miliki kesadaran membangun kerja tim yang solid uangan desa menurut sumber pendanaan desa.
dengan melakukan evaluasi aparatur desa setiap
minggu termasuk sharing antar pelaksana ke- DAFTAR PUSTAKA
uangan.
Abidin, M. Z. (2015). Tinjauan Atas Pelaksanaan
SIMPULAN Keuangan Desa Dalam Mendukung Kebijakan Dana
Desa. Jakarta: Kementrian Keuangan RI
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah Anwar, M., & dan Jatmiko, B. (2012). Kontribusi dan
dilakukan pada penelitian ini, dapat ditarik ke- Peran Pengelolaan Keuangan Desa untuk
simpulan bahwa terdapat dinamika pengelolaan ke- Mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
uangan desa. Desa Sumberadi mampu memenuhi Desa yang Transparan dan Akuntabel (survey
asas transparansi dan akuntabilitas dalam tahap pada perangkat desa di kecamatan Ngangklik,
pelaksanaan pengelolaan keuangan desanya. Desa Sleman). Jurnal Universitas Muhamadiyah.
Sumberadi menunjukkan bahwa koordinasi internal Astuti, T. P., & Yulianto. (2016). Good Governance
aparatur desa, inisiatif, membangun kerja tim dan Pengelolaan Keuangan Desa Menyongsong
adanya pengawasan yang dilakukan oleh dinas berlakunya Undang-undang no. 6 tahun 2014.
terkait maupun warga pada tahap pelaksanaan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia vol 1 no 1
akan mendorong praktik akuntabilitas & trans- th 2016 hal 1-14.
paransi pengelolaan keuangan desa yang lebih baik. Deputi Bidang Pencegahan. (2015). Laporan Hasil
Sedangkan desa Tlogoadi belum mampu Kajian Pengelolaan Keuangan Desa: Dana Desa dan
memnuhi asas transparansi dan akuntabilitas dalam Alokasi Dana Desa. Jakarta: Komisi Pemberantasan
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa menurut Korupsi.
Permendagri nomor 113 tahun 2014. Hal ini ditun- Katz, E. (2004). Transparancy in Government How
jukkan dengan banyaknya kegiatan yang tidak di- American Citizens Influence Public Policy. Journal
laksanakan sesuai ketentuan dalam peraturan ter- of Accountancy, Juni 2004, hal. 1-2. Disunting oleh
sebut. Idhar Yahya. Oktober 2006. Dalam Akuntabilitas
Dari hasil temuan dan kesimpulan diatas, dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah,
perlu beberapa pembenahan untuk mewujudkan 7 (4) Jurnal Sistem Teknik Industri.
prinsip akuntabilitas dan transparansi tahap pelak- Lembaga Administrasi Negara & Badan Pengawas
sanaan pengelolaan keuangan desa: peningkatan Keuangan Pembangunan. (2000). Akuntabilitas
kompetensi tim pelaksana keuangan desa dengan dan Good Governance, Modul 1-5, Modul
pelatihan; penyediaan sarana dan prasarana yang Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
memadai bagi tim pelaksana keuangan desa untuk Pemerintah (AKIP), Jakarta: LAN BPKP RI.
menunjang kegiatan; penetapan peraturan tentang Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan
pelantikan aparatur desa, agar desa tidak meng- Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor
hadapi beban yang dapat menghambat kinerja; Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal
pembinaan tim pelaksana keuangan desa, aparatur Akuntansi Pemerintahan, 2 (1), 1-17.
desa, badan permusyawaratan desa, lembaga ke- Peraturan Bupati nomor 9 tahun 2015. Tentang
masyarakatan desa, dalam memahami prinsip Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
transparansi & akuntabilitas guna terciptanya peme- Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 113 tahun
rintahan yang baik; implementasi prinsip akun- 2014. Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
tabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan pe- pengganti Permendagri nomor 37 tahun 2007.

68 |
Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia
Vol 1 No 2 Oktober 2018

Rofikah, N. (2006). Mewujudkan Good Local


Governance melalui Transparansi dan
Akuntabilitas Anggaran Publik. Jurnal Kebijakan
dan Administrasi Publik 10 (1) mei 2006, 51-64.
Tarigan, E. P. A. (2013). Standar Akuntansi
Pemerintahan dalam Mewujudkan Akuntabilitas
dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah.
Jurnal Kebijakan dan Administrasi publik volume 17
(1) mei 2013, 29-45.
Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.

| 69

Anda mungkin juga menyukai