Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LANDASAN TEORI PADA JURNAL PENELITIAN KUALITATIF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qualitative Research and Issue In Midwifery

Dosen Pengampu:
Hening Ryan Aryani, SST., M.Keb

Disusun Oleh:
Irza Widya Astuti P17311215003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2022
Analisis Jurnal

A. Judul Jurnal
Indonesia Journal Of Community Health Nursing, dengan judul “Dukungan Suami Dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Pasangan Usia Subur (PUS)” Vol 5,
No.02 Tahun 2020

B. Akreditasi Jurnal

C. Landasan Teori Jurnal

Landasan teori pada jurnal diatas adalah fenomenologi, karena penelitian ini meneliti
tentang dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi jangka panjang yang akan digunakan oleh
istrinya. Hasil dari penelitian yakni Penggunaan MKJP dipengaruhi oleh peran suami dalam
pengambilan keputusan dan dukungan suami. Penelitian ini menemukan dukungan yang diberikan
suami yaitu dalam bentuk transportasi, informasi dan diskusi bersama. Selain itu MKJP juga dinilai
ungguluntuk menunda atau mencegah kehamilanyang tidak diinginkan dan aman untuk kesehatan.
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY
article
This is an Open Access

distribute under

HEALTH NURSING the terms of the


Creative Commons Attribution
4.0 International License
(Jurnal Keperawatan Komunitas)
Vol. 5, No. 2 Agustus 2020

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI


JANGKA PANJANG (MKJP) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

(Males’ Supports and Perspectives on Using and Selecting Long-Term Contraceptive Aids: A
Descriptive Inquiries)
Lilik Choiriyah, Ni Ketut Alit Armini and Setho Hadisuyatmana
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL
Diterima: 03 Februari 2020 Pendahuluan: Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Disetujui:
10 Agustus 2020 Keluarga (KKBPK) menganjurkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP), seperti Intra Uterine Device (IUD), implant, Metode Operasi Pria (MOP), dan
KONTAK PENULIS Metode Operasi Wanita (MOW). Pertimbangan dalam pemilihan MKJP diidentifikasi
berhubungan dengan beberapa faktor diantaranya adalah dukungan suami. Namun,
Liliek Juliati Dukungan suami dalam kepesertaan KeluargaBerencana khususnya kontrasepsi jangka
lilikjuliati76@gmail.com Fakultas
panjang belum pernah dieksplorasi sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
Keperawatan,
memahami secara mendalam dukungan suami terhadap pemilihan kontrasepsi jangka
Universitas Airlangga
panjang
Metode: Penelitian deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi
langsung pada 16 partisipan pria pasangan usia subur. Partisipan dalam penelitian ini
diperoleh dari teknik purposive sampling dengan kriteria, merupakan suami dari istri
pengguna MKJP yang berusia 30-49 tahun dan bisa baca tulis. Penelitian dilaksanakan di
desa Tlogopojok dengan tenik wawancara terbuka dan analisis Colaizi
Hasil: Terdapat 5 tema yaitu MKJP lebih mudah dan praktis, Pemilihan jenis MKJP menjadi
keputusan bersama, MKJP memberikan pengalaman yang positif, MKJP pilihan yang aman
dan menenangkan, dan dukungan suami dalam penggunaan MKJP.
Kesimpulan: Penggunaan MKJP dipengaruhi oleh peran suami dalam pengambilan
keputusan dan dukungan suami. Penelitian ini menemukan dukungan yang diberikan suami
yaitu dalam bentuk transportasi, informasi dan diskusi bersama. Selain itu MKJP juga dinilai
ungguluntuk menunda atau mencegah kehamilanyang tidak diinginkan dan aman untuk
kesehatan.
Kata Kunci
dukungan suami; kontrasepsi; metode kontrasepsi jangka panjang; pasangan usia subur

ABSTRACT
Introduction: Population Program, Family Planning and Family Development (KKBK)
advocating the use of long-acting reversible contraceptive (LARC), such as Intra-Uterine-
Device (IUD), implant, vasectomy, and Tubectomy. Considerations in the LARC selection
are identified in relation to several factors, such as male support. Their roles in family
planning, however have never been explored before. This study aimed to gain understanding
in the perspective of male as husband and its correlation with decision making for long-term
contraceptive use
Method: Qualitative descriptive study with in-depth interview method and direct
observation on 16 male participants of fertile age couples. Participants in this study were
obtained from a purposive sampling technique with criteria, which was the husband of the
wife of MKJP users aged 30-49 years and could read and write. The study was conducted in
Tlogopojok village with open interview techniques and Coalizzi analysis.
L. CHOIRIYAH ET
AL.
Result: Five themes emerged as: LARC is practical and more accessible, selection of LARC
types is a joint decision, LARC provides a positive experience, LARC is a safe and calming
choice, and husband's support in using LARC.
Conclusion: The use of LARC is affected by the role of a husband in decision making and
husband’s support. This study found that male’s support has been in the form of
transportation, information, and discussion. Moreover, LARC is also considered superior to
delay or prevent unwanted and safe pregnancies for health.
Keywords
contraception; fertile age couples; husband support; long-term contraceptive methods

Kutip sebagai: Choiriyah, L., Armini, N. K. A., & Hadisuyatmana, S. (2020). Dukungan Suami dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Pasangan Usia Subur (PUS).
Indonesian J. of Community Health Nurs. J., 5(2), 62-71. Doi: 10.20473/ijchn.v5i2.18481

1. PENDAHULUAN jumlah pengguna MKJP di Kabupaten Gresik jauh lebih


rendah dibandingkan dengan pengguna metode non
Kontrasepsi yang digunakan oleh Pasangan Usia Subur MKJP. Desa Tlogopojok Gresik memiliki jumlah
(PUS) di Indonesia sebagian besar menggunakan cara akseptor MKJP sebanyak 138 akseptor, jumlah yang
KB modern (SDKI, 2017). Program Kependudukan, cukup besar di kecamatan Gresik.Wawancara yang
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dilakukan pada 5 orang suami menyatakan bahwa
(KKBPK) menganjurkan penggunaan Metode penggunaan kontrasepsi MKJP dipilih atas
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), seperti Intra persetujuannya, namun peran dukungan suami belum
Uterine Device (IUD), implant, Metode Operasi Pria diketahui dalam pemilihan akseptor MKJP.
(MOP), dan Metode Operasi Wanita (MOW) (SDKI, Peningkatan akseptor kontrasepsi MKJP dianggap
2017). Pertimbangan dalam pemilihan MKJP perlu untuk menurunkan angka fertilitas, kematian ibu,
diidentifikasi berhubungan dengan faktor diantaranya aborsi, dan perlindungan terhadap kehamilan yang tidak
tingkat pendidikan, pengetahuan, budaya, tingkat diinginkan (BKKBN, 2015). Ketika suami tidak
kesejahteraan, komunikasi, informasi, dan edukasi yang mendukung akan penggunaan kontrasepsi, terdapat
diterima pasangan usia subur (Mahmudah & Indrawati, kecenderungan wanita untuk menggunakan kontrasepsi
2015). secara sembunyi-sembunyi (Balogunetal, et al., 2016).
Dukungan suami dan pemahaman terhadap efek Keaadaan ini akan menimbulkan keluarga yang tidak
samping dari kontrasepsi turut berperan dalam harmonis, seperti kekerasan terhadap istri yang dapat
pemilihan MKJP (Siswanto & Farich, 2015). menurunkan penggunaan kontrasepsi secara efektif
Penggunaan kontrasepsi turut ditentukan oleh (Santy, 2011). Kegagalan program Keluarga Berencana
pemahaman pasangan terhadap potensi efek samping berdampak pada ledakan jumlah penduduk di Indonesia.
yang mungkin dari penggunaan alat kontrasepsi. Pada tahun 2015 diketahui pertumbuhan penduduk
Penelitian Siswanto dan Farich, (2015) yang Indonesia mencapai 1,23% per tahun (BKKBN, 2015).
menemukan bahwa alat kontrasepsi non MKJP dipilih Didapatkan data rerata pasangan usia subur di Indonesia
oleh akseptor KB karena berasumsi alat tersebut tidak memiliki lebih dari dua orang anak (SDKI, 2017). Lebih
memiliki efek samping yang berarti, baik dalam jangka banyak dari rekomendasi program Keluarga Berencana
waktu pendek maupun panjang. (2 anak dalam 1 keluarga) yang dicanangkan oleh
Data kesehatan dunia tahun 2017 menunjukkan 58% BKKBN pada 1968 (Anon., 2017). Hal ini berpotensi
pasangan usia subur memilih KB modern, lebih banyak terhadap peningkatan angka kemisikinan, jumlah daerah
dibandingkan dengan pasangan yang memilih kumuh, kekurangan pangan, dan kesenjangan sosial lain
menggunakan KB tradisional (5%) (WHO, 2017). Data (BKKBN, 2015).
kementrian kesehatan tahun 2017 menunjukkan Upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk
23.606.218 PUS merupakan akseptor KB, 17,45% Indonesia dicanangkan pemerintah melalui program
diantaranya memilih MKJP.Data yang sama Keluarga Berencana (BKKBN, 2015). Dukungan suami
menunjukkan jumlah akseptor KB aktif di Jawa Timur dinilai cukup berkontributif dalam keputusan
mencapai 4.150.437 dari total 6.316.634 PUS penggunaan metode kontrasepsi (Prata, et al., 2017),
(KemenKes, 2017). Badan Kependudukan dan Keluarga mengingat pengambilan keputusan dalam mayoritas
Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Gresik keluarga di Indonesia adalah suami (Putri & Lestari,
hingga akhir Februari 2019 menunjukkan data jumlah 2015). Suami yang memahami tentang pentingnya dan
peserta KB aktif Kabupaten Gresik sebanyak 205.682 mendukung perencanaan keluarga yang baik akan
pasangandari 259.616pasangan dan 231.64% memungkinkan peluang kepesertaan dalam KB
diantaranya adalah pengguna MKJP. Tercatat pasangan (Ezeanolue, et al., 2015). Dukungan suami dalam
dengan pengguna IUD sebanyak 263,61%, Implant kepesertaan KB belum pernah dieksplorasi sebelumnya,
322,75%, MOP 132,61%, dan MOW khususnya di Gresik. Penelitian ini
95,20% pasangan. Hal ini mengindikasikan bahwa

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 4
L. CHOIRIYAH ET
AL.
bertujuan untuk memahami dukungan suami terhadap penelitian secara mendetail tentang maksud dan tujuan
pemilihan kontrasepsi MKJP. Informasi ini fundamental yang akan dicapai, sehingga Penelitian ini telah lolos kaji
bagi perkembangan program Keluarga Berencana etik Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
khusunya di Gresik dan diharapkan dapat bermanfaat. Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya pada 14
Mei 2019 No: 1404-KEPK.
2. METODE
3. HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan pada
kasus dimana mencakup pengkajian satu unit secara bulan Mei – Juni 2019 di wilayah kelurahan
intensif. Metode deskriptif dipilih karena diperlukan Tlogopojok. Dari hasil wawancara bersama 16
penjelasan secara jelas untuk mendeskripsikan partisipan didapatkan karakteristik:
dukungan suami pada pemilihan MKJP.
Tema 1: MKJP lebih mudah dan praktis
Partisipan dalam penelitian ini diperoleh dari teknik
Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan
purposive sampling, peneliti berusaha melibatkan
berbagai pendapat mengenai kontrasepsi MKJP,
partisipan yang memenuhi kriteria yang telah
perubahan penggunaan kontrasepsi ke MKJP karena
ditetapkan, sehingga dapat dipastikan data yang
dinilai lebih mudaholeh pasangan berhubungan
diperoleh akan sesuai dengan konteks yang diteliti.
dengantidak perlu mengingatkanistri aturan
Kriteria yang ditentukan peneliti dalam pemilihan
menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek (P9 dan
partisipan ini yaitu, suami warga desa Tlogopojok
P4)
Gresik yang pasangannya menggunakan kontrasepsi
“... karena kalau selain implant kadang lupa
IUD, MOW, dan implant dengan rentang istri berusia
(pemakaian/pengontrolan ), kalau pakai pil sering
30-49 tahun serta bisa baca dan tulis. Data partisipan
lupa nanti takutnya kebobolan” P9
dengan kriteria yang telah ditetapkan diperoleh dari
“... (tertawa) (pernah) kebobolan, pernah telat
Puskesmas Nelayan Tlogopojok Gresik dengan bantuan
minum, orange (istri) males minum (pil)”
Bidan desa setempat. Dalam pencarian partisipan
peneliti diantarkan oleh bidan desa Puskesmas Nelayan P4
untuk menemui ketua kampung KB dan kader KB Partisipan juga mengungkapkan alasan kepraktisan
dalam menemukan Partisipan yang ditetapkan hingga dalam penggunaan MKJP pada penelitian ini:
“... (MKJP) lebih praktis dan efisien sih” P14
memperoleh jumlah 16 partisipan Alat pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif “ (MKJP) lebih enak se, sekali pasang bisa
bertahan tiga tahun , istri saya ngga perlu tiap
ini terdiri dari pedoman wawancara, voice recorder, alat
bulan suntik, tiap hari minum pil, yang pasti tidak
tulis dan catatan lapangan (fieldnote). Data
sampai kebobolan” P12
dikumpulkan melalui observasi dan wawancara
mendalam (indepht interview) tatap muka antar Tema 2: Pemilihan jenis MKJP menjadi keputusan
individu. Melalui observasi langsung data yang didapat bersama
terdiri dari pemetaan rinci tentang perilaku dan Terdapat variasi jawaban ketika penentu pemilihan jenis
partisipasi suami dalam memberikan dukungan dalam MKJP ditanyakan. Sebagian partisipan mengungkapkan
pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) bahwa pemilihan jenis kontrasepsi merupakan
selama proses wawancara. Penelitian dilaksanakan pada keputusan bersama dan partisipatif. Seperti pada P1 dan
bulan Mei – Juni 2019. P2:
Metode Colaizi digunakan sebagai metode analisis “... enggak ada(paksaan), keputusan sendiri sama
data, kelebihan metode Colaizi adalah adanya klarifikasi istri, ya karena(MKJP) aman itu sebelumnya kan
balik kepada partisipan terkait hasil analisis. Lebih jauh konsultasi” P1
lagi metode Colaizi juga memungkinkan dilakukannya “... Kesepakatan berdua, tidak ada suruhan dari
perubahan hasil analisis data berdasarkan klarifikasi orang lain”P2
yang telah dilakukan kepada partisipan (Creswell, J. W, Sebagian partisipan lain menjelaskan bawa
2013). Tahapan dalam analasis menurut Colaizi dimulai meskipun pria dalam penelitian ini turut memberikan
dengan membuat naskah verbatim hasil wawancara, pertimbangan atas pemilihan MKJP, keputusan terakhir
melakukan sikronisasi naskah verbatim, hasil rekaman dalam pemilihan MKJP menjadi hak istri
dan catatan lapangan. Membaca keseluruhan teks “... oh nggak, saya bertanya ke istri saya enaknya
minimal lima kali, memisahkan pernyataan yang pakai (KB) apa” P12
signifikan dengan membuat kode, mengategorisasikan Hanya sebagian kecil lainnya menyampaikan bahwa
makna. Kategorisasi yang telah terbentuk menjadi tema, pria dalam penelitian ini tidak tahu tentang pengambilan
mengintegrasikan menjadi sub tema. Menyempurnakan keputusannya, dan lebih memilih untuk menyerahkan
hasil analisis dengan proses validasi. pemilihan MKJP kepada pasangan dengan
Peneliti mendapatkan persetujuan partisipan setelah pertimbangan untuk memastikan alat yang dipilih
melakukan perkenalan dan penjelasan adalah yang paling nyaman bagi pasangan wanita.
“... untuk saya masalah KB saya tidak tahu, saya
serakan ke istri, mana yang paling nyaman” P3

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 74
L. CHOIRIYAH ET
AL.
Tema 3: MKJP memberikan pengalaman yang “... ya saya izinkan pakai (MKJP) karena aman, saya
positif antar kontrol” P1
Partisipan pada penelitian ini menyampaikan “... (saya) memberi(-kan) saran untuk
testimoninya setelah istri berpindah menggunakan menggunakan KB implant, biar lebih
MKJP. Secara umum, partisipan menyampaikan tidak aman,menyuruh kontrol jika terasa sakit” P5
terdapat faktor yang menghambat dalam penggunaan Selain bentuk dukungan tersebut, partisipan juga
MKJP, namun faktor yang mempengarui tetap menyampaikan dukungan jangka
menggunakan MKJP yaitu karena kepuasan dan panjangnya dalam hal perencanaan jumlah anggota
ketenangan menjadi akseptor dengan alat yang lebih keluarga.
aman untuk kesehatan. “... dukungannya saya (berikan) informasikan
“... kata bidan (MKJP) lebih aman, soalnya kan untuk program anak satu dulu kalau mau
istri saya ada (penyakit) darah tinggi dan jantung” nambahnanti dulu” P7
P1 “... ya (saya) mendorong (penggunaan MKJP) biar
“... ya (karena) faktor usia yang mempengaruhi tidak punya anak lagi,dukungan secara materi kan
(memilih MKJP), akhirnya kita pilih steril saja bisa lebih murah 3 tahun sekali, kalau suntik setiap
(tertawa)” P11 bulan” P2
Disisi yang lain, partisipan penelitian ini juga
menyampaikan bahwa penggunaan MKJP dapat 4. PEMBAHASAN
menghemat pengeluaran rumah tangga:
Penelitian ini mengeksplorasi alasan pria dalam
“... (MKJP) bisa menghemat biaya daripada yang
memberikan dukungan pemilihan kontrasepsi MKJP
bulanan seperti pil suntik” P4
pada pasangan wanita. Secara umum partisipan
Tidak mempengaruhi saat berhubungan seksual juga
beralasan penggunaan MKJP didasarkan pada
ditemukan dalam penelitian ini seperti yang
keunggulannya untuk menunda atau mencegah
disampaikan P1:
kehamilan yang tidak diinginkan, aman untuk
“... nggak ada mbak, katanya (menggunakan
kesehatan. Bentuk dukungan yang diberikan pria kepada
MKJP) saat berhubungan suaminya akan sakit,
pasangan secara umum ditemukan dalam bentuk
ternyata engga” P1
transportasi dan informasi. Hasil penelitian ini dapat
Tema 4: MKJP pilihan yang aman dan menambahkan temuan dari penelitian terdahulu, dan
menenangkan menjelaskan dukungan suami dalam pemilihan
Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan kontrasepsi MKJP pada pasangan usia subur.
berbagai respon berdasarkan harapan yang diinginkan Partisipan dalam hasil wawancara menyampaikan
tentang pemilihan alat kontrasepsi. Alasan utama pendapatnya dalam pemilihan kontrasepsi MKJP pada
Partisipan memilih ke MKJP adalah berharap efektif pasangan, bahwa dalam menggunakan MKJP tidak
untuk menunda dan menghentikan kehamilan, perlu takut lupa untuk tetap mengingatkan istri aturan
sebagaimana disampaikan oleh P7 dan P2: menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti
“...tidak mau ambil resiko (non-MKJP), nahan dulu pil yang setiap hari harus diminum, atau mengingatkan
untuk program (menunda kehamilan)” P7 “... istri kontrol ketika menggunakan kontrasepsi hormonal
(MKJP) jangka waktunya lama (efektif), (jadi) biar suntik yang setiap periode satu bulan atau tiga
tidak punya anak lagi (tertawa)” P2 bulan.MKJP dinilai lebih praktis karena dengan cukup
Respon partisipan menunjukkan pilihan kontrasepsi sekali pemasangan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang digunakan istri sebelumnya dan pergantiannya ke yang lama.
metode kontrasepsi jangka panjang yang saat ini Akurasi informasi tentang pilihan kontrasepsi
digunakan. Alasan partisipan memilih ke MKJP menentukan keberhasilan program perencanaan
kontrasepsi jangka pendek merubah penampilan fisik keluarga (BKKBN, 2011). Pasangan yang sedang dalam
pasangan program pencegahan kehamilan cenderung memiliki
“... karena ada perubahan pada istri saya dari berat keterampilan komunikasi yang baik, sehingga secara
badan perubahan warna kulit (ketika menggunakan tidak langsung meningkatkan pengetahuan pria tentang
non-MKJP), pil berat badan naik, suntik perubahan penggunaan kontrasepsi dan keterlibatan dalam
pada warna kulit” P12 pengambilan keputusan kontrasepsi (Karberg, et al.,
“... pingin coba (MKJP) iya, kalau pil kan kadang 2019). Temuan dalam penelitian ini menguatkan
lupa, kalo suntik kendala (efek) kegemukan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa
kulitnya item dan lain-lain”P14 pemahaman akan kemudahan dan kepraktisan yang
ditawarkan MKJP akan meningkatkan keputusan
Tema 5: Dukungan suami dalam penggunaan MKJP pasangan untuk beralih dari metode kontrasepsi yang
Sebagian besar partisipan menyampaikan bentuk lain(Mahmudah & Indrawati, 2015). Pengetahuan dan
dukungan informasional dan non-material kepada peran suami akan mempengaruhi pemilihan dan
pasangannya adalah dengan perhatian mengantarkan penggunaan kontrasepsi pada wanita (Paskaria, 2015).
untuk melakukan pemeriksaan rutin sebagai akseptor Karenanya kami merekomendasikan perlunya upaya
MKJP ataupun jika pasangannya menyampaikan adanya
promosi yang bertujuan untuk meningkatkan
keluhan yang berkaitan dengan penggunaan alat
kontrasepsi yang dipilih.

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 75
L. CHOIRIYAH ET
AL.
pemahaman dan keterlibatan pria dalam pemilihan membutuhkan biaya perawatan bulanan (Rebecca G.
metode kontrasepsi bersama pasangan. Hal ini berdasar Simmons, et al., 2019). Temuain ini bertentangan
pada temuan penelitian terdahulu yang menunjukkan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa suami
bahwa kecukupan pemahaman suami tentang tidak memberikan dukungan karena besarnya biaya
kontrasepsi akan meningkatkan partisipasi istri untuk yang dikeluarkan untuk menggunakan kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi(Ezeanolue, et al., 2015). MKJP(Muniroh, et al., 2014).Namun temuan dalam
Dalam penelitian juga ditemukan tema lain yang penelitian ini beralasan mendasar karena kebijakan
menarik diluar tujuan peneliti yaitu keputusan pemilihan pemerintah khususnya di Kabupaten Gresikmelalui
MKJP. Penentuan pilihan metode kontrasepsi adalah Dinas KB, PP, dan PA mencanangkan program KB dan
musyawarah antara suami dan istri, dengan penentu memberikan fasilitas tanpa biaya kepada pasangan yang
keputusan akhir menjadi hak istri (Kurniawati, 2011). ingin menggunakan MKJP.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian tersebut Partisipan memberikan kesan bahwa sebelumnya
bahwa keputusan akhir pemilihan ada di pihak istri tidak ingin menggunakan MKJP, karena adanya
karena istri yang lebih memahami. Namun, temuan testimoni yang menyampaikan bahwa penggunaan
dalam penelitian ini juga menambahkan bahwa tidak MKJP akan mengganggu hubungan seksual.
selalu menjadi hak pasangan wanita untuk menentukan Sebagaimana penelitian terdahulu yang menyatakan
keputusan akhir. bahwa penggunaan alat kontrasepsi secara umum akan
Dukungan suami menjadi salah satu faktor yang mengganggu dalam aktivitas seksual saat berhubungan
mempengaruhi pemilihan dan penggunaan kontrasepsi (Kabagenyil, et al., 2014). Temuan dalam penelitian ini
(Sudiati & Kurniawidjaya, 2012). Sebagaimana hasil justru menginformasikan bahwa selain tidak
penelitan terdahulu yang menunjukkan bahwa mengganggu kesehatan pasangan, dan hemat,
pemilihan metode kontrasepsi dalam rumah tangga penggunaan MKJP tidak menimbulkan gangguan saat
melibatkan musyawarah antara suami dengan istri untuk berhubungan seksual. Hal ini mendasari kami untuk
mendapatkan keputusan atau kesepakatan merekomendasikan bahwa MKJP mengganggu
bersama(Dasri, 2016). Hal ini juga telah disampaikan kenyamanan hubungan seksual adalah hal yang keliru.
dalam penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa Partisapan dalam hasil wawancara
penggunaan kontrasepsi ditentukan oleh proses dan menggambarkan harapan dalam pemilihan penggunakan
hasil komunikasi antar pasangan (Prata, et al., 2017). MKJP. Alasan pemilihan kontrasepsi MKJP diantaranya
Komunikasi antar pasangan menjadi penting dengan diharapkan efektif untuk menunda dan membatasi
adanya hubungan kerja atau hubungan sosial yang dapat kehamilan,Temuan ini senada dengan hasil penelitian
memungkinkan seseorang mendapatkan, informasi, terdahulu yang menunjukkan bahwa kontrasepsi jangka
saran, nasehat yang diperlukan dalam memenuhi panjang digunakan untuk menentukan jarak kelahiran
kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mencegah kehamilan (Kumar, et al., 2018).
(Kuntjoro, 2002). Persetujuan dari suami juga Kekhawatiran partisipan akan kehamilan di luar
dipandang penting karena suami merupakan kepala perencanaan bersama pasangan sangat beralasan,
keluarga, pelindung keluarga, pencari nafkah, dan yang mengingat 6,6% terjai kehamilan diluar perencanaan
membuat keputusan dalam keluarga. Sehingga, akseptor kontrasepsi Non-MKJP(BKKBN, 2015).
penelitian ini menunjukkan bahwa suami turut berperan Penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa respon
dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi pemakaian kontrasepsi dipengaruhi oleh sikap terhadap
MKJP. pemakaian kontrasepsi untuk menentukan jumlah anak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suami (Negara, et al., 2017).
memiliki pengalaman positif selama pasangannya Partisipan dalam penelitian ini juga menyampaikan
menggunakan MKJP. Mereka memberikan alasan tidak dengan penggunaan MKJP ini diharapkan tidak akan
perlu mengkhawatirkan gangguan kesehatan pasangan merubah penampilan fisik istri. Pengalaman partisipan
sebagaimana yang dialami ketika menggunakan sebelumnya menyatakan bahwa istri mengalami
kontrasepsi selain MKJP. Hal ini sebagaimana perubahan bentuk fisik sebagaimana yang dialami
penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa ketika menggunakan kontrasepsi selain MKJP. Hal ini
penggunaan kontrasepsi hormonal pada wanita diatas 35 sebagaimana penelitian terdahulu yang
tahun memberikan resiko terhadap penyakit menunjukkanperpindahan metode kontrasepsi dari
kardiovaskuler (Chrisandra sebelumnya karena alasan perubahan pada berat badan
L. Shufelt, 2009). Temuan ini juga didukung hasil yang dialami (Rebecca
penelitian sebelumnya bahwa alasan utama pasangan G. Simmons, et al., 2019).
beralih ke MKJP karena kondisi penyakit yang tidak MKJP dipilih karena dinilai lebih aman bagi istri,
memungkinkan untuk menggunakan Non-MKJP dan kontrasepsi jangka panjang tidak merubah
(Nuryati, 2016). penampilan fisik istri. Alasan yang diungkapkan oleh
Partisipan dalam penelitian ini juga menyampaikan partisipan sesuai dengan faktor yang mempengaruhi
bahwa penggunaan LARC menghemat biaya dalam dalam pemilihan metode kontrasepsi, yaitu faktor
pengeluaran keluarga setiap bulan. Hal ini karena pertimbangan kesehatan pengguna (Pendit, 2007).
penggunaan LARC yang tidak

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 76
L. CHOIRIYAH ET
AL.
Karenanya kami merekomendasikan perlunya Keterbatasan penelitian merupakan kelemahan atau
konsultasi pilihan kontraepsi sebelum memilih dan hambatan yang dihadapi oleh peneliti saat melakukan
menggunakan kontrasepsi yang bertujuan untuk penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain, peneliti
pertimbangan penggunaan kontrasepsi sesuai kebutuhan kesulitan dalam menggali informasi dan jawaban dari
akseptor. Hal ini berdasar pada penelitian sebelumnya partisipan dalam proses wawancara dan khususnya
dimana peningkatan komunikasi pasien dan penyedia validasi dari pernyataan yang disampaikan partisipan
layanan kesehatan yang melibatkan informasi tentang
semua metode kontrasepsi, dan tindak lanjut yang 5. KESIMPULAN
direncanakan dapat memainkan peran sentral dalam
Pendapat suami dalam penggunaan kontrasepsi MKJP
meningkatkan permintaan, dan penggunaan kontrasepsi
dinilai lebih mudah dan praktis. Suami turut berperan
long-acting reversible contraceptive (LARC) (Kalra, et
dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi
al., 2018).
MKJP. Faktor penghambat suami dalam memberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan keragaman bentuk
dukungan penggunaan MKJP tidak ditemukan. Faktor
dukungan suami yang diberikan kepada istri dalam
pendorong suami dalam memberikan dukungan
penggunaan MKJP. Dukungan tersebut terwujud
penggunaan MKJP yaitu efektif untuk menunda dan
dalambentuk perhatian untuk mengantar istri kontrol
membatasi kehamilan, aman untuk kesehatan istri, tidak
rutin, mengantar istri periksa jika terdapat keluhan,
mempengaruhi hubungan seksual, dan menghemat
menyediakan waktu untuk berdiskusi dalam rangka
biaya.Suami berharap dalam penggunaan MKJP lebih
merencanakan jumlah anggota keluarga, dan
aman untuk istri, tidak merubah penampilan fisik, dan
memberikan saran untuk membatasi jumlah anggota
dapat menunda kehamilan.Dukungan suami terhadap
dalam keluarga. Hasil penelitian ini mengindikasikan
penggunaan MKJP terwujud dalam bentuk perhatian
bahwa partisipan tidak merasakan adanya hambatan
untuk mengantar istri kontrol rutin, mengantar istri
atau kesulitan dalam memberikan dukungan kepada
periksa jika terdapat keluhan, menyediakan waktu untuk
istri.
berdiskusi dalam rangka merencanakan jumlah anggota
Temuan ini senada dengan hasil penelitian terdahulu
keluarga, dan memberikan saran untuk membatasi
yang menyatakan bahwa suami memberikan dukungan
jumlah anggota dalam keluarga.
berupa pembayaran untuk kontrasepsi atau transportasi
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggali
ke klinik(Balogunetal, et al., 2016). Hasil penelitian lain
lebih dalam tentang dukungan yang diberikan suami
juga menyatakan ketika suami memberikan dukungan
pada pemilihan MKJP pasangan. Peneliti juga dapat
dalam kunjungan kontrol ulang tepat waktu, akan
melanjutkan penelitian dan menambahkan pendalaman
mempengaruhi kepatuhan akseptor melakukan KB
dari dua sudut pandang suami dan istri.
sesuai jadwal(Wibowo, 2012).
Temuan ini bertentangan dengan hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
yang menyatakan bahwa hanya sebagian suami yang
memberikan dukungan emosianal berupa izin Asrinah, Shinta, S., Dewi, S., Ima, S., & Dian, N.
penggunaan, dukungan instrumental dari segi finansial (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.
dan waktu luang, dan tidak memberikan dukungan Yogyakarta: Graha Ilmu.
informatif dalam penggunaan kontrasepsi (Muniroh, et Balogunetal, O., Adeniran, A., Fawole, A., Adesina, K.,
al., 2014) Aboyeji, A., & Adeniran, P. (2016). Effect of Male
Dukungan kuat dari suamimemberikan pengaruh Partner’s Support on Spousal Modern Contraception
penting bagi pasangan. Penelitian terdahulu in a Low Resource Setting. Ethiop J Health Sci
menyebutkan bahwa keterdekatan hubungan berupa .DOI: 10.4314/ejhs.v26i5.5
kualitas bukan kuantitas dari hubungan, ketersediaan BKKBN. (2015). Rencana strategi badan kependudukan
pemberi dukungan dalam menghadapi kesulitan, dan keluarga berencana nasional tahun 2015-2019.
mengatasi permasalahan, dan kualitas pertemuan Cohen, S. &. (1985). Social Support & Health. Florida:
menjadi sangat bermakna bagi pasangan (Cohen, 1985). Academic Press Inc.
Penelitian yang lain menjelaskan bahwa terdapat Creswell, J. W. (2013). Qualitative inquiry and research
hubungan antara dukungan suami yang dirasakn ibu design: Choosing among five approaches (Second
dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi (Huda, et ed.). Thousand Oaks, California: Sage Publication,
al., 2016). Inc.
Hasil penelitian ini mendukung kedua penelitian Depkes, R. (2016). Profil Kesehatan Indonesia.
diatas, bahwa dukungan dari suami merupakan faktor Jakarta: Departemen Republik Indonesia.
penting bagi pasangan, khususnya pada pengambilan Ezeanolue, E. E., Iwelunmor, J., Asaolu, I., Obiefune,
keputusan dan kepuasan istri dalam menggunakan M. C., Ezeanolue, C. O., Osuji, A., et al. (2015).
MKJP. Sesuai dengan karakteristik orang Indonesia Impact Of Male Partner’s Awareness and Support
dimana suami adalah pengambil keputusan dalam for Contraceptives on Female Intent to Use
rumah tangga, sehingga anggota keluarga cenderung Contraceptives in Southeast Nigeria. BMC Public
untuk mengikuti keputusan yang telah ditetapkan oleh Health. DOI: 10.1186/s12889-015-2216-1
suami.

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 77
L. CHOIRIYAH ET
AL.
Hartanto. (2003). KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka kontrasepsi , penentuan jumlah anak, dan nikah
Sinar Harapan. muda di provinsi Kalimantan Selatan. jurnal
Huda, A. N., Widagdo, L., & Widjanarko, B. (2016). Keluarga Berencana .ISSN: 2503-3379
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu
Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Wanita Usia Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Subur di Puskesmas Jombang Kota Tanggerang Nuryati, S. (2016). Hubungan Antara Kualitas
Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) . Pelayanan Kb Oleh Bidan Dengan Pemilihan
ISSN 2356-3346 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada
Kabagenyil, A., Jennings, L., Reid, A., Nalwadda, G., Akseptor Kb Baru Di Kabupaten Bogor.Jurnal
Ntozi, J., & Atuyambe, L. (2014). Barriers To Male Ilmiah Kesehatan Diagnosis , Volume 8, p. 1. ISSN
Involvement In Contraceptive Uptake And 2302-1721
Reproductive Health Services: A Qualitative Study Paskaria, C. (2015). Non Medical Factors That Affect
Of Men And Women’s Perceptions In Two Rural Usage Of Long Acting Reversible Contraceptive
Districts In Uganda. Reproductive Health . DOI (LARC) in Women After Childbirth in Indonesia.
:10.1186/1742-4755-11-21 Journal of Medicine and Health , Volume 1, p. 2.
Kalra, N., Ayankola, J., & babalola, s. (2018). DOI: 10.28932/jmh.v1i2.511
Healthcare provider interaction and other predictors Pendit, B. (2007). Ragam Metode Kontrasepsi.
of long-acting reversible contraception adoption Jakarta: EGC.
among women in Nigeria . international Journal of Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat. (2017, Juni 19).
Gynecology & Obstetrics. DOI: 10.1002/ijgo.12705 Sejarah Hari Keluarga Berencana Nasional .
Karberg, E., Wildsmith, E., Manlove, J., & Johnson, M. Prata, N., Bell, S., Fraser, A., Carvalho, A., Neves, I., &
(2019). Do young men's reports of hormonal and Nieto-Andrade, B. (2017). Partner Support for
long-acting contraceptive method use match their Family Planning and Modern Contraceptive Use in
female partner's reports? contraception. DOI: Luanda Angola. African Journal of Reproductive
10.1016/j.conx.2019.100003 Health . PMID:29624938
KeMenKes. (2017). Data dan Informasi Profil Putri, D. P., & Lestari, S. (2015). Pembagian Peran
Kesehatan Indonesia. Jakarta. dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Suami Istri
Jawa. Jurnal Penelitian Humaniora.
Kumar, A. et al., 2018. Determinants of intrauterine DOI: 10.23917/humaniora.v16i1.1523
device acceptance among married women in coastal Putri, G. R. (2017). Hubungan Dukungan Suami, Self
Karnataka, India. Journal of Clinical and Diagnostic Efficacy dengan Kepuasan Penggunaan IUD di
Research, pp. LC05-LC09. DOI: Puskesmas Mojo Surabaya. Perpustakaan
10.7860/JCDR/2018/34146.11637 Universitas Airlangga .
Kuntjoro, Z. (2002, April 22). Dukungan Sosial pada Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data dalam
Lansia. http://www.e- Penelitian Kualitatif: Wawancara. e-journal ivet, 11,
psikologi.com/usia/160802.htm . 35-40. DOI: 10.7454/jki.v11i1.184
Kurniawati, T. (2011). Studi kualitatif tentang Raco, J. (2010). Metode Penlitian Kualitatif. Jakarta: PT
pengambilan keputusan dalam pemilihan metode Gramedia Widia Sarana Indonesia.
kontrasepsi pada PUS di kota Semarang. dinamika Ramayulis. (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kebidanan .ISSN : 2087-5169 Kalam Mulia.
Lawrence, R. (2011). Breastfeeding A Guide for The Rebecca G. Simmons, P. M., Jessica N. Sanders, P. M.,
Medical Profession. Missouri: Elsevier Mosby. Claudia Geist, P., Lori Gawron, M., Kyl Myers, P.,
Mahmudah, L. T., & Indrawati, F. (2015). Analisis & David K. Turok, M. M. (2019). Predictors of
Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode contraceptive switching and discontinuation within
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor the first 6 months of use among Highly Effective
KB Wanita di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Reversible Contraceptive Initiative Salt Lake study
Semarang. Unnes Journal of Public Health . DOI: participants. American Journal of Obstetrics &
10.15294/ujph.v4i3.7222 Gynecology .
Mantra, I. B. (2003). Demografi Umum : edisi 2. DOI: 10.1016/j.ajog.2018.12.022.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rizki, L., Husodo, B. T., & BM, S. (2016). Analisis
Meleong, L. J. (2000). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Bandung: Remaja Rosda Karya. Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Muniroh, I. D., Luthviatin, N., & Istiaji, E. (2014). pada Akseptor KB Aktif dalam Program Kampung
Dukungan Sosial Suami Terhadap Istri untuk KB (Studi Kasus di Kampung KB Kota Semarang).
Menggunakan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) .
Wanita (MOW) (Studi Kualitatif pada Pasangan SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan
Usia Subur UnmetNeed di Kecamatan Puger Indonesia 2017. Jakarta.
Kabupaten Jember). e-journal Pustaka Kesehatan . Setyaningrum, E. (2015). Pelayanan Keluarga
ISSN: 2355-178X Berencana & Kesehatan Reproduksi . Jakarta: Trans
Negara, C. K., wibowo, D., & Yuseran. (2017). Info Media.
pengambilan keputusan dalam pemakaian Siswanto, R., & Farich, A. (2015). Faktor Pemilihan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 78
L. CHOIRIYAH ET
AL.
Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja
Puskesmas Segala Mider Kota Bandar Lampung.
Jurnal Dunia Kesmas Volume 4. Nomor 3 .
DOI: 10.33024/jdk.v4i3
Sudiati, E., & Kurniawidjaja, L. M. (2012). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan rendahnya
pemakaian MKJP pada PUS di puskesmas Jagasatru
Cirebon 2012.
Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana
. Jakarta: Salemba Medika.
WHO. (2017). Worl Family Planning. New York.
Wibowo, A. (2012). Pengaruh Dukungan suami
terhadap kepatuhan akseptor melakukan kb suntik.
jurnal biometrika dan kependudukan .
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidana Edisi 3.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 79

Anda mungkin juga menyukai