BAB 1
PENDAHULUAN
14
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
195, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5351);
t. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
u. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang
Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
v. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92);
w. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334);
x. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
y. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
z. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan
Peraturan Kepala daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
aa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Review atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
bb. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik;
cc. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
16
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);
dd. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);
hh. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 04 Tahun Tahun 2011 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita
Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2011 Nomor 04);
ll. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 12 Tahun 2014 tentang APBD
Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah Kabupaten
Pelalawan Tahun 2014 Nomor 12);
mm. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 03 Tahun 2019 tentang
Perubahan APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 Nomor 03);
nn. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita
Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 Nomor 53);
oo. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Penjabaran APBD
Tahun anggaran 2019 (Berita Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 Nomor
57);
pp. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 65 Tahun 2014 tentang Perubahan
Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita Daerah Kabupaten Pelalawan
Tahun 2014 Nomor 65);
qq. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 25 Tahun 2019 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita Daerah Kabupaten
Pelalawan Tahun 2019 Nomor 25);
rr. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penjabaran
Perubahan APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 Nomor 43);
17
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BAB 2
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN, DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA APBD
Dari Tabel 2.1 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pelalawan dalam 4 (empat) tahun terakhir bergerak di kisaran 7 persen. Tahun
2014 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,08 persen dan mengalami penurunan
jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,07 persen.
Sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun 2013
antara lain adalah sektor pertambangan (6,92 persen), sektor industri (1,80
persen), dan sektor jasa (0,43 persen), sektor konstruksi (0,91 persen), dan
perdagangan (1,9 persen).
Sektor jasa sangat berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen. Jadi ukuran
yang digunakan sangat dinamis, sangat tergantung dengan faktor pelayanan,
penyajian, dan persepsi pengguna akhir. Dari sekian banyak pelaku ekonomi
20
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
disektor jasa, jasa akomodasi memberikan sumbangan yang cukup signifikan. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa jasa pengelola akomodasi terutama penginapan
yang melakukan ekspansi usahanya berupa penambahan kapasitas tempat tidur.
Selain itu di beberapa daerah mulai bermunculan jasa akomodasi yang baru.
a. Kontribusi Sektoral
Dalam penentuan perioritas pembangunan perhatian lebih dicurahkan
pada sektor yang lebih dominan peranannya dalam menunjang ekonomi suatu
daerah, dengan memperhatikan apakah sektor tersebut masih memungkinkan
untuk dikembangkan.
Bila dilihat distribusi persentase PDRB Kabupaten Pelalawan, maka
tampak jelas sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 tidak terjadi pergeseran yang
berarti antar sektor dalam struktur perekonomian Kabupaten Pelalawan
Tabel 2.2
Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku
Kabupaten Pelalawan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas)
Tahun 2010 - 2014
Peranan per sektor pada tahun 2014 terbesar ada pada sektor industri.
Sebesar 50,98 persen PDRB Kabupaten Pelalawan terbentuk dari sektor ini.
Artinya lebih dari setengah PDRB berasal dari sektor industri. Kemudian
menyusul sektor pertanian dengan total kontribusi sebesar 38,80 persen dan
disusul sektor perdagangan sebesar 3,89 persen.
Sektor Industri masih menjadi sektor andalan di Kabupaten Pelalawan.
Keberadaan sektor Industri sangat berkaitan dengan sektor pertanian.
Sebagian besar industri di Pelalawan merupakan kegiatan hilir dari kegiatan
sektor pertanian, utamanya sub sektor kehutanan dan perkebunan. Hasil-hasil
kehutanan, terutama kayu dan hasil perkebunan, seperti, karet dan kelapa sawit
merupakan penyumbang terbesar sektor Industri.
Sektor yang rendah kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten
Pelalawan adalah sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air yang
terkait dengan sektor bangunan. Jika sektor bangunan meningkat maka sektor
listrik juga mengalami peningkatan. Seperti halnya permasalahan energi
nasional, di beberapa daerah di Kabupaten Pelalawan, pemenuhan terhadap
21
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
listrik memang masih kurang. Beberapa wilayah bahkan belum tersentuh listrik.
Hal ini tentu menjadi prioritas pembangunan daerah. Membuka keterisoliran
daerah untuk kemudian membangun sarana dan prasarana pendukung
termasuk masalah kelistrikan menjadi komitmen Puskesmas XYZ.
b. PDRB dan Pendapatan per Kapita
PDRB per kapita dan pendapatan per kapita Kabupaten Pelalawan
mencerminkan besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
yang ada di Kabupaten Pelalawan setelah dibagi dengan jumlah penduduk
yang ada di Kabupaten Pelalalawan.
PDRB per kapita dan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku
dan harga konstan selama periode Tahun 2008 s.d 2013 dapat di lihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.3
PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas
Kabupaten Pelalawan tahun 2010 - 2014 (Juta Rp)
Rincian Berlaku Konstan
I. PDRB Perkapita
2010 76,93 76,73
2011 70,93 79,87
2012 68,77 83,02
2013 65,25 86,94
2014 61,96 97,41
II. Pendapatan Regional Per Kapita
2010 52,12 10,15
2011 57,28 10,46
2012 60,58 10,54
2013 63,53 10,46
2014 - -
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, PDRB Kabupaten Pelalawan 2019.
Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku tahun 2014 sebesar 61,96 juta sedangkan menurut harga konstan
sebesar 97,41 juta.
c. Indeks Implisit
Indeks implisit merupakan perbandingan perkembangan PDRB atas
dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Indeks implisit
menggambarkan perubahan harga yang terjadi di tingkat produsen dan
mencakup semua sektor usaha yang ada di masyarakat, indeks implisit juga
dapat menggambarkan keadaan inflasi/deflasi secara keseluruhan yang terjadi
selama tahun berjalan. Inflasi/deflasi juga merupakan gambaran tentang
terjadinya perubahan harga, dengan terjadinya inflasi/deflasi dapat
mempengaruhi daya beli konsumen yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.
Pada Tabel 2.4 dapat dilihat perkembangan indeks implisit Kabupaten
Pelalawan kurun waktu Tahun 2008 s.d 2014.
Tabel 2.4
22
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. Arah Kebijakan
Keberhasilan pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi yang
dimiliki oleh suatu daerah. Posisi Kabupaten Pelalawan berada pada kawasan
strategis yang terletak di pesisir pulau Sumatera. Potensi dan peluang
pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah di bidang
pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata.
Sebagai sebuah kabupaten yang baru, penjaringan aspirasi masyarakat
banyak sangat diperlukan agar peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat,
peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat, pembangunan sistem perhubungan dan
transportasi, dan penciptaan sistem pemerintahan yang bertanggung jawab dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.
Arah kebijakan pembangunan memberikan pedoman bagaimana strategi
terhubung ke sasaran dan kapan sasaran tersebut harus dicapai. Arah kebijakan
diwujudkan dengan fokus sasaran dari waktu ke waktu selama masa periode 2011-
2016. Arah kebijakan menjadi tema pembangunan yang berisi sasaran yang
dilaksanakan pada tahun yang direncanakan.
Arah kebijakan selama lima tahun tersebut kemudian dijabarkan kepada
prioritas dan sasaran pembangunan. Prioritas dan sasaran pembangunan menjadi
tahapan pembangunan tahunan selama lima tahun yang nantinya akan menjadi
pedoman Puskesmas XYZ pada saat penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).
Dalam usaha mencapai indikator target kinerja visi dan misi pada sasaran
pembangunan jangka menengah daerah maka strategi menjadi sarana untuk
mendapatkan gambaran tentang program prioritas. Guna mendapatkan
“sekumpulan” program prioritas yang inheren disetiap strategi, dibutuhkan
kebijakan umum. Program-program prioritas di masing-masing strategi disebut
23
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
patokan maksimal bagi SKPD dalam menjabarkan pagu tersebut pada kegiatan
prioritas selama 5 (lima) tahun.
27
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.5
Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
28
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.7
Realisasi Produksi Tanaman Buah-Buahan
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
c. Bidang Perikanan
Kabupaten Pelalawan memiliki potensi perikanan yang menjanjikan,
terutama perikanan budidaya, hal ini disebabkan Kabupaten pelalawan
mempunyai sungai-sungai dengan panjang mencapai 1.821 km dan luas 34.924
ha.
Di Kabupaten Pelalawan terdapat 13.183,85 ton produksi perikanan
budidaya yang terdiri dari perikanan laut dan budidaya sebanyak 3.919,5 ton,
perairan umum sebanyak 2.319,7 ton, kolam sebanyak 5.762,89 ton, dan
keramba sebanyak 367,76 ton. Sedangkan perikanan laut dan budidaya hanya
diusahakan di Kecamatan Kuala Kampar, dengan produksi tahun 2014 mencapai
3.919,5 ton. Nilai ekonomi seluruh produksi perikanan mencapai 171,77 milyar.
d. Bidang Peternakan
Sektor perternakanmasih terbuka lebar berupa penggemukan pembibitan,
ataupun produksi telor, ternak lembu, ayam dan kambing, dengan kesediaan
areal pengembangan berdasarkan RT/RW berada pada areal pertanian tangan
pangan, perkebunan rakyat,Permukiman perdesaan dan lain-lain yang sesuai.
Populasi ternak sampai tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8
Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
29
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e. Bidang Perkebunan
Sektor perkebunan terutama kelapa sawit dan karet memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap perekonomian Pelalawan. Perkebunan kelapa sawit
diusahakan hampir di semua kecamatan di Pelalawan. Luas areal kelapa sawit
Tahun 2014 tercatat 366.928,24 ha, dengan total produksi sebanyak
1.764.269,44 ton. Luas areal tanaman karet 26.415,90 ha dengan total produksi
sebanyak 34.505,41 ton. Luas areal tanaman kelapa 16.668,14 ha dengan total
produksi sebanyak 17.312,48 ton.
f. Bidang Pariwisata
Sektor Pariwisata belum tergarap dengan baik, sehingga kesempatan bagi
para investor masih terbuka lebar untuk menanamkan modal di bidang
kepariwisataan. Sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Pelalawan, antara lain
meliputi Selancar Bono, Tasik Sarang Burung dan Telaga Serkap di Teluk
Meranti, Hutan Lindung Kerumutan, Hutan Raya Sungai Mokoh di Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Balai Kerapatan Adat Suku Petalangan di Desa Betung, Tugu
Ekuator di Kecamatan Pangkalan Lesung, Makam Sultan Mahmudsyah II,
Makam Raja Pelalawan, Bangsal Meriam, Istana Pelalawan di Kecamatan
Pelalawan, dan Taman Nasional Teso Nilo di Kecamatan Ukui.
g. Bidang Industri
Sektor industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian
Kabupaten Pelalawan. Kontribusi sektor industri mencapai 49,56 persen dari total
PDRB tahun 2014. Program pembangunan industri di Kabupaten Pelalawan
meliputi program pokok dan program pengembangan industri rumah tangga, kecil
dan menengah, program peningkatan kemampuan teknologi industri dan
program penataan struktur industri. Sedangkan program penunjang antara lain
adalah program pengendalian pencemaran lingkungan, informasi industri,
pelatihan dan penyuluhan serta program penelitian dan pengembangan.
Pada Tahun 2014, tercatat 545 industri kecil dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 1.895 orang dengan nilai investasi 6,46 miliar yang terdiri dari jenis
industri pangan, sandang, kerajinan dan industri lainnya.
h. Bidang Pertambangan
30
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.9
Produksi Pertambangan menurut Jenis Kabupaten Pelalawan
Produksi
Jenis Tambang Satuan Unit
2010 2011 2012 2013 2014
1. Minyak Ribu Barel 556,62 534,13 572,69 592,14 585,77
Bumi
2. Gas Bumi Ribu MSCF 427,72 4.702,68 5.716,76 10.876,51 11.334,30
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019
4. Pertumbuhan Investasi
31
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.10
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tahun 2005 - 2019
Kabupaten Pelalawan (dalam ribuan rupiah)
Jumlah 516.575.871,16
2006 1. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 117.239.000,00
Jumlah 117.239.000,00
2008 1. Industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati 157.334.250,00
Jumlah 157.334.250,00
2011 1. Industri pulp dan kertas 22.483.340.272,38
2. Perkebunan kelapa sawit dan 2 PKS 332.757.000,00
3. Industri pengolahan CPO dan PKS 128.720.000,00
4. Perkebunan kelapa sawit 11.000.000,00
49.797.500,00
5. Pabrik kelapa sawit
285.504.746,39
6. Perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit
pengolahannya
Jumlah 23.291.119.518,77
2012 1. Industri pulp dan kertas 1.094.620.778,55
2. Penyediaan tenaga listrik 313.901.414,61
3. Perkebunan kelapa sawit 23.097.000,00
4. Perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit 76.486.728,12
pengolahannya 327.290.198,02
5. Hutan tanaman industri
Jumlah 1.835.396.119,30
2013 1. Industri pulp dan kertas 719.809,064
2. Penyediaan tenaga listrik 219.043.774,53
3. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 6.477.249,72
32
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.11
33
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. Pembiayaan
Dengan diberlakukannya anggaran berbasis kinerja, maka dalam
penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Dari sisi
pembiayaan dilakukan langkah-langkah antara lain dengan: (a) memanfaatkan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) Tahun Lalu; (b) tetap memperhatikan
prinsip kehati-hatian fiskal (fiscal sustainability) dengan tidak menciptakan
utang/pinjaman.
Penerimaan Pembiayaan antara lain bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran dan Penerimaan Kembali Pinjaman. Selanjutnya untuk pengeluaran
pembiayaan diprioritaskan untuk penyertaan modal kepada BUMD maupun
perusahaan swasta lainnya yang berorientasi kepada keuntungan dan bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal
37
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat
meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat
tambahan modal dalam melayani masyarakat.
38
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.12
Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kabupaten Pelalawan
Tahun 2011 - 2016
Kondisi Kondisi
Awal AkhirRPJMD
Sasaran StrategisVisi Indikator Satuan
Tahun
Tahun 2016
2010
1. Meningkatnya Indeks Pembangunan Poin 73,18 78,5
kesejahteraan Manusia (IPM)
masyarakat
2. Menurunnya Jumlah persentase % 14,51 10
kemiskinan tingkat miskin
3. Menurunnya Tingkat % 4,69 4,20
pengangguran Pengangguran
Terbuka (TPT)
4. Meningkatnya kinerja Laju Pertumbuhan % 7,17 7.20
dan kualitas Ekonomi (LPE)
perekonomian
5 Kemandirian - Persentase Proporsi % 4,53 10
Keuangan Daerah PAD dari
Penerimaan Daerah
- Proporsi Belanja % 58 60
39
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kondisi Kondisi
Awal AkhirRPJMD
Sasaran StrategisVisi Indikator Satuan
Tahun
Tahun 2016
2010
Langsung terhadap
Belanja Tidak
Langsung
Sumber : Bappeda Kabupaten Pelalawan, RPJMD 2011-2016, 2012
2 Misi
Guna mewujudkan dan merealisasikan visi Kabupaten Pelalawan, maka
Puskesmas XYZ telah menetapkan 6 (enam) misi, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, beriman, bertaqwa
dan berbudaya melayu;
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
c. Meningkatkan kinerja birokrasi dan otonomi desa;
d. Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah;
e. Meningkatkan kemandirian ekonomi, mendorong investasi, pengembangan
pariwisata dan usaha strategis daerah yang berwawasan lingkungan;
f. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
Penjelasan masing-masing misi diatas adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, beriman, bertaqwa
dan berbudaya melayu
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menyangkut aspek
pendidikan, kemampuan dan keterampilan hidup, serta kualitas keimanan dan
ketaqwaan mutlak dilaksanakan. Hal tersebut perlu dilakukan sejak dini dan
terus menerus sehingga memiliki pondasi kokoh yang mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul dalam pengetahuan dan keteraimpilan,
melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai budaya, serta memiliki iman dan
taqwa.
b. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Kondisikesehatan masyarakat dalam suatu wilayah sangat mempengaruhi
kualitas pembangunan dan kualitas hidup masyarakat itu sendiri. Tanpa tubuh
yang sehat, maka akan sangat sulit bagi seluruh aktor pembangunan di
Pelalawan melakukan pembangunan di segala bidang. Mengingat arti penting
kesehatan, maka salah satu fokus pembangunan untuk lima tahun kedepan
adalah peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Meningkatkan Kinerja Birokrasi dan Otonomi Desa
Pelaksanan pembangunan akan berjalan dengan optimal apabila ditunjang oleh
aparatur pemerintah yang profesional, bersih, memiliki etos kerja dan komitmen
40
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
yang tinggi serta didukung teknologi informasi yang handal melalui sistem
inovasi daerah. Dengan demikiandiharapkan dapat menjamin kinerja
pemerintahan dalam menciptakan pelayanan publik yang prima, serta
menciptakan kepastian hukum, transparansi dan akuntabilitas publik, mulai dari
tingkat kabupaten, kecamatan sampai tingkat desa.
Otonomi desa mendorong terwujudnya desa mandiri yang mampu
memberdayakan potensi yang dimiliki untuk menciptakan kemandirian yang
hakiki, kemakmuran dan kesejahteraan di tingkat desa. Melalui otonomi desa,
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat semakin
dekat ke tingkat yang paling bawah yaitu desa. Misi mewujudkan desa mandiri
dan sejahtera di Kabupaten Pelalawan bukanlah sekedar mimpi belaka, tetapi
yakin bisa dicapai dengan langkah dan terobosan baru, niat tulus ikhlas, serta
usaha optimal dari seluruh elemen masyarakat yang bersinergi dengan
pemerintah.
d. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah
Infrastruktur merupakan faktor penunjang bagi berbagai aktivitas masyarakat di
dalam suatu wilayah. Penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang
memadai, efesien dan efektif mutlak diperlukan untuk mendorong
pengembangan wilayah sesuai dengan struktur dan pola ruang yang telah
direncanakan.
Penyediaan dan layanan infrastruktur yang baik dan sesuai dengan standar
selain akan sangat menunjang aktivitas perekonomian, juga meningkatkan
aksesibilitas suatu lokasi/daerah serta meningkatkan kualitas hidup penghuni di
wilayah tersebut. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan infrastruktur
transportasi, air bersih, telekomunikasi dan listrik, maka Puskesmas XYZ pada
periode pembangunan lima tahun ke depan (2011-2016) tetap memprioritaskan
pembangunan dan peningkatan layanan infrastruktur daerah.
e. Meningkatkan Kemandirian Ekonomi, Mendorong Investasi, Pengembangan
Pariwisata dan Usaha Strategis Daerah yang Berwawasan Lingkungan
Membangun kemandirian ekonomi tidak terlepas dari aspek daya saing, isu
ketimpangan antar wilayah, ketimpangan dalam kepemilikan asset,
pengangguran dan kemiskinan. Keterlibatan dan peran aktif seluruh aktor
pembangunan sangat diharapkan dalam membangun kemandirian ekonomi,
sebab hal ini tidak dapat tercipta secara serta merta hanya dengan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia,
produktifitas masyarakat dan sektor swasta memiliki sumbangan yang besar
bagi keberhasilan kemandirian ekonomi suatu wilayah.
Kabupaten Pelalawan memiliki kekuatan dari potensi ekonomi untuk
membangun kemandirian ekonomi. Sumber daya berupa kekayaan alam di
sektor gas alam, batubara, bentonit, pariwisata dan perkebunan merupakan
potensi unggulan seperti antara lain gas alam di Kecamatan Langgam,
fenomena alam gelombang pasang Bono di Kecamatan Teluk Meranti, dan
karet serta kelapa sawit yang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Pelalawan,
41
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
mampu menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi Pelalawan bila dikelola
secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Dari beberapa potensi ekonomi tersebut, Kabupaten Pelalawan memiliki
sumberdaya alam yang sangat eksotis untuk dikembangkan menjadi potensi
unggulan daerah sebagai tujuan pariwisata nasional dan dunia, sebagai tujuan
pariwisata antara lain gelomang pasang “Bono” dan Taman Nasional Tesso
Nilo. Gelombang Bono sejak ratusan tahun silam gelombang yang menurut
legenda merupakan perwujutan tujuh hantu itu kerapkali membolak-balikkan
kapal dan memakan korban. Namun bagi peselancar dunia, gelombang yang
terjadi karena pasang surut tersebut justru jadi surga berselancar. Jika di laut
mereka hanya bisa berselancar 30 detik dalam satu gelombang, diatas Bono
mereka bias berfoya-foya main gelombang, sekali jalan bisa 30-60 menit, jadi
gelombang Bono yang berkategori “tidal bore” merupakan salah satu objek
wisata berselancar terbaik didunia. Lokasi pariwisata tersebut, apabila dikelola
dengan baik berpotensi sebagai sumber penggerak pembangunan ekonomi
masyarakat yang berwawasan lingkungan.
Pengelolaan kekayaan alam unggulan dibarengi dengan penciptaan iklim
investasi yang kondusif termasuk kepastian hukum dan berusaha di wilayah
Pelalawan. Komitmen tersebut menuntut adanya penerapan good governance
dan pelayanan prima dari pemerintah daerah. Tanpa manajemen pemerintahan
yang baik dan bersih, maka akan sulit untuk menciptakan kemandirian ekonomi
yang benar-benar mampu memberi kesejahteraan bagi rakyat.
f. Meningkatkan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Penduduk Kabupaten Pelalawan terdiri dari multi etnis, hampir seluruh suku
ada di wilayah ini. Dengan kemajemukan ini, masyarakat Pelalawan terus
melestarikan nilai-nilai hidup bermasyarakat saling toleransi dan hormat
menghormati.
Penciptaan ketentraman dan ketertibandalam kehidupan sehari-hari sangat
diperlukan agar tercipta rasa aman di masyarakat dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya. Kondisi lingkungan yang aman, tertib dan nyaman tidak saja
berdampak positif bagi masyarakat yang hidup di wilayah ini, namun juga
sangat baik bagi pencitraan daerah. Kondisi wilayah yang aman, tentram dan
tertib menjadi salah satu daya tarik investasi yang diperlukan untuk
meningkatkan perekonomian wilayah.
kuantitatif, akan tetapi harus menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa
yang akan datang. Tujuan juga diselaraskan dengan amanat pembangunan
Nasional dan Provinsi Riau.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kabupaten
Pelalawan dari masing-masing tujuan dalam rumusan yang lebih spesifik dan
terukur melalui indikator beserta targetnya. Indikator kinerja sasaran adalah tolak
ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan selama 5 (lima)
tahun, setiap indikator kinerja disertai dengan rencana tingkat capaian (target).
Keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan diukur melalui
indikator kinerja, pencapaian target dari tiap-tiap indikator kinerja akan
menggambarkan sejauh mana pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang
dilaksanakan.
Sebagai bentuk konkrit upaya pencapaian kinerja, maka berdasarkan RPJMD
Puskesmas XYZ menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kinerja (RKPD)
Tahun 2011 sebagai titik awal penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) yang
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan, rencana
kerja, dan pendanaannya. Selanjutnya KUA dan prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS) merupakan dokumen yang mendasari penyusunan APBD
Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019.
Dengan demikian APBD Kabupaten Pelalawan dapat dikatakan sebagai
dokumen yang didalamnya terkandung target-target kinerja Puskesmas XYZ tahun
2019 yang telah disetujui dan disepakati dengan DPRD Kabupaten Pelalawan dan
telah diverifikasi oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Sebagai bentuk komitmen Kepala Daerah dan seluruh Kepala Satuan Kerja
telah dilakukan penetapan kinerja yang merupakan bentuk perjanjian kinerja
(performance agreement) antara Kepala Daerah dan seluruh Kepala Satuan Kerja.
4 Akuntabilitas Kinerja
Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan
indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program/kegiatan
sebagaimana ditetapkan dalam APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2014
beserta dokumen perencanaan lainnya dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten
Pelalawan Tahun 2030.
a. Penetapan Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur kinerja Puskesmas
XYZ meliputi input, output, dan outcome. Indikator kinerja input yang digunakan
adalah dana dengan satuan rupiah. Indikator input lain yang merupakan
masukan yang turut mempengaruhi terlaksananya kegiatan, seperti sumber
daya manusia yang bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan dan waktu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan, belum dapat diukur disebabkan
keterbatasan data. Indikator output bervariasi sesuai dengan apa yang
43
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 2.15
Target Pendapatan Puskesmas XYZ Tahun 2019
Sebelum dan Setelah Perubahan
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
Sebelum Perubahan SesudahPerubahan Rp. %
44
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
Sebelum Perubahan SesudahPerubahan Rp. %
6 Belanja
Target kinerja belanja terutama terkait dengan pelaksanaan pembangunan oleh
Puskesmas XYZ. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah dikelompokan sebagai
Belanja Operasi dan Belanja Modal. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dikelompokan ke dalam Belanja Langsung
dan Belanja Tidak Langsung. Secara keseluruhan target belanja menurun sebesar
91.956.619.811,50 atau 4,21%
Gambaran target belanja Puskesmas XYZ Tahun 2019 sebelum dan setelah
perubahan dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16
Target Belanja Puskesmas XYZ Tahun 2019
sebelum dan setelah Perubahan
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
SebelumPerubahan Sesudah Perubahan Rp. %
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
SebelumPerubahan Sesudah Perubahan Rp. %
Langsung )
2.2.1 Belanja Pegawai 212.423.429.828,00 209.453.337.407,69 (2.970.092.420,31) (1,40)
2.2.2 Belanja Barang 411.515.094.707,45 399.017.229.723,76 (12.497.864.983,69) (3,04)
dan Jasa
2.2.3 Belanja Modal 854.315.178.886,13 689.420.924.106,07 (164.894.254.780,06 (19,30)
)
Jumlah Belanja 2.183.211.524.165,00 2.091.254.904.353,50 (91.956.619.811,50) (4,21)
47
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Belanja Langsung
Pada tahun 2019, terjadi perubahan belanja langsung yang sebagian
besar untuk penyesuaian belanja dan kegiatan yang telah diprogramkan
sebelumnya dengan kebijakan yang ditetapkan, antara lain:
1) Revisi kegiatan dilakukan untuk perbaikan judul program /kegiatan, nomor
rekening, penambahan belanja yang disebabkan kesalahan pengalian dan
penjumlahan atau pengetikan, penambahan belanja dalam rangka
optimalisasi output kegiatan serta penyesuaian besaran honor kegiatan
dengan HPS.
2) Kegiatan-kegiatan penunjang pada Perubahan APBD dilakukan dengan
mempertimbangkan dasar dari program/kegiatan strategis yang akan
dilaksanakan baik yang berasal dari program APBN, maupun APBD
Provinsi Riau serta kegiatan prioritas lainnya dengan tetap memperhatikan
efektifitas waktu pelaksanaan.
Dengan kata lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap berbagai kebijakan
program dan kegiatan, Puskesmas XYZ secara terus menerus melakukan
terobosan terhadap program dan kegiatan yang menyentuh masyarakat dengan
memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya yang tersedia.
7 Pembiayaan
Gambaran target kinerja pembiayaan Puskesmas XYZ Tahun 2019 sebelum
dan setelah perubahan dapat dilihat pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17
Target Pembiayaan Puskesmas XYZ Tahun 2019
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian Sebelum Sesudah
Rp %
Perubahan Perubahan
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian Sebelum Sesudah
Rp %
Perubahan Perubahan
49
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BAB 3
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
50
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 3.2
Urusan Wajib dan Pilihan yang Dilaksanakan Puskesmas XYZ
51
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
B. Urusan Pilihan
1. Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas
Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan
Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa
2. Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
3. Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi
4. Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga, dan Dinas Pekerjaan Umum
5. Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan
6. Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah,
52
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Pendapatan Daerah
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Ikhtisar Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
53
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 3.4
Ikhtisar Realisasi Belanja Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
55
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dari Tabel 3.4 dapat dikemukakan hal-hal yang berkenaan dengan Belanja
Tidak Langsung sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai yang merupakan Belanja Tidak Langsung realisasinya sebesar
677.142.579.235,89 atau 89,37% dari anggaran.
b. Belanja Hibah realisasinya sebesar 59.533.629.800,00 atau 88,15% dari
anggaran. Rendahnya dari serap belanja hibah dikarenakan pemberian hibah
dilaksanakan melalui proses selektif dan memperhatikan berbagai faktor dan
kondisi yang terus berkembang.
c. Belanja Bantuan Sosial realisasinya sebesar 9.975.690.000,00 atau 38,49% dari
target. Tidak terealisasinya target belanja bantuan sosial dikarenakan proses
yang selektif dan memperhatikan berbagai faktor dan kondisi yang terus
berkembang.
d. Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa realisasinya sebesar 0,00 atau
0,00%.
e. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa realisasinya sebesar
970.986.582,00 atau 88,98%.
f. Belanja Tak Terduga realisasinya 20.094.994,00 atau 1,34%.
Realisasi Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang
dan Jasa, dan Belanja Modal secara keseluruhan mencapai 978.261.381.942,46
atau 75,37%. Anggaran belanja langsung tidak terserap 100% secara umum
disebabkan karena upaya efisiensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan
adanya beberapa program/kegiatan yang tidak mencapai target.
Belanja pemerintah daerah dikelompokkan menjadi 6 (enam) kategori, yaitu:
1) rincian belanja menurut organisasi, 2) rincian belanja menurut fungsi, 3) rincian
belanja menurut program dan kegiatan, 4) rincian belanja menurut urusan
56
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 3.6
Anggaran dan Realisasi SKPD Tahun Anggaran 2019
57
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Keterbatasan SDM aparatur dikaitkan dengan beban kerja yang ada, sehingga
program dan kegiatan sebagian tidak tertangani secara optimal;
d. Ketakutan pelaksana kegiatan akan dampak/resiko hukum yang akan
ditanggung;
e. Faktor eksternal yang sebenarnya dapat dikendalikan yaitu menyangkut
kemampuan kontraktor dalam menyelasaikan kontrak perjanjian; dan
f. Perubahan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dari SIMAKDA
menjadi SIMDA, sehingga perlu penyesuaian dalam pelaksanaannya.
Untuk memperbaiki permasalahan tersebut, langkah strategis yang akan
diambil adalah:
a. Proses Pengadaan barang dan jasa dilaksanakan secepatnya sesuai dengan
jadwal waktu yang ditentukan. Sehingga dana yang tersedia dapat digunakan
seoptimal mungkin untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
b. Meningkatkan kemampuan aparatur melalui berbagai pendidikan dan pelatihan
baik formal maupun informal sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas kinerja
SDM aparatur; dan
c. Meningkatkan evaluasi dan pengawasan terhadap kualifikasi dan kemampuan
kontraktor sehingga kualitas pemilihan rekanan pelaksana pekerjaan menjadi
lebih baik.
c. Pembiayaan
Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka
menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran. Pada tahun 2019,
APBD Kabupaten Pelalawan mencatat surplus sebesar 378.298.277.014,72.
Sampai dengan saat ini, Puskesmas XYZ belum memandang perlu untuk
melakukan pinjaman baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini antara lain
dengan pertimbangan prinsip kesinambungan antar generasi, dengan kata lain
kebijakan pembangunan saat ini jangan sampai menjadi beban daerah pada masa
generasi berikutnya.
Adapun anggaran dan realisasi pembiayaan Kabupaten Pelalawan Tahun
Anggaran 2019 adalah dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Target dan Realisasi Pembiayaan Pemerintah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019
Tabel 3.8
Realisasi Penerimaan Pembiayaan Puskesmas XYZTahun 2019
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2008 s/d 2019 dapat
dilihat pada tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan APBD
62
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Rasio Efektivitas
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah
dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 (satu) atau 100 persen. Namun
semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin
tinggi.
Rasio Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2008 s/d 2019 dapat dilihat pada Tabel
3.10 berikut :
Tabel 3.10
Rasio Efektivitas
63
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Dari perhitungan rasio efektivitas dapat dilihat bahwa efektifitas rata-rata tahun
2008 s/d 2019 sudah diatas 100%. Tahun 2019 terjadi penurunan realisasi PAD
dibandingkan target yang ditetapkan karena tidak tercapainya target dari Pajak
Daerah.
c. Ratio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah dalam
memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasional dan belanja modal
secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja
operasional berarti persentase belanja modal yang digunakan untuk menyediakan
sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.
1) Rasio Keserasian Belanja
Tabel 3.11
Rasio Belanja Operasional
Tabel 3.12
Rasio Belanja Modal
Tahun Belanja Operasi Belanja Modal Total Belanja Rasio
1 2 3 4 = 2+3 5 = 3/4
2008 447.691.008.224,21 259.106.756.798,63 706.797.765.022,84 36,66%
2009 516.348.695.791,05 302.294.499.982,80 818.643.195.773,85 36,93%
2010 568.423.610.661,40 147.878.455.924,18 716.302.066.585,58 20,64%
2011 702.010.022.437,08 261.657.345.285,64 963.667.367.722,72 27,15%
2012 825.942.822.343,37 308.829.848.496,87 1.134.772.670.840,2 27,22%
2013 1.048.144.956.622,3 296.763.912.527,94 4 22,07%
2014 2 327.477.591.172,28 1.344.908.869.150,2 24,06%
1.033.862.347.574,0 6
2019 453.584.905.312,88 29,55%
3 1.361.339.938.746.3
1.081.520.716.608,4 1
7 1.535.105.621.921,3
5
Rata - rata 777.993.022.532,74 294.699.164.437,65 1.072.692.186.970,3 27,47%
9
Tabel 3.13
Rasio Keserasian Belanja per Fungsi TA 2019
Fungsi Pemerintahan Daerah Realisasi Rasio
1 2 3 = (2/Jumlah Belanja)
Pelayanan Umum 454.187.346.797,30 26,97
Ketertiban dan Keamanan 35.660.991.168,81 2,11
Ekonomi 194.802.435.590,85 11,54
Lingkungan Hidup 38.711.423.866,46 2,29
Perumahan dan Fasilitas Umum 361.221.296.583,30 21,39
Kesehatan 124.226.742.428,76 7,30
Pariwisata dan Budaya 18.719.811.480,76 1,11
Pendidikan 432.016.764.733,83 25,59
Perlindungan Sosial 24.617.230.847,28 1,46
Jumlah Belanja 1.684.164.043.497,35 100,00
Dari rasio keserasian belanja per fungsi TA 2019 tersebut terlihat bahwa
fungsi pemerintahan daerah yang mendapat prioritas Pemerintahan Kabupaten
65
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 3.14
Rasio Pengelolaan Belanja
66
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Puskesmas XYZ mendanai defisit belanja dari sisa anggaran lebih (SiLPA) tahun
sebelumnya.
e. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa besar kemampuan
pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang
telah dicapai periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk
masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan
untuk mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian.
Tabel 3.15
Rasio Persentase Pertumbuhan PAD
Tabel 3.16
Rasio Persentase Pertumbuhan Total Pendapatan
67
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 3.17
Rasio Persentase Pertumbuhan Belanja Operasional
Tabel 3.18
Rasio Persentase Pertumbuhan Belanja Modal
Tahun Belanja Modal tahun p-1 Belanja Modal tahun p Rasio
1 2 3 4 = (3-2) / 2
68
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
69
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BAB 4
KEBIJAKAN AKUNTANSI
UKM, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran,
Satuan Polisi Pamong Praja, DPRD, KDH dan Wakil KDH, Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI, Badan Penelitian dan Pengembangan, Dinas Pendapatan
Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Kantor Arsip dan
Perpustakaan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pendidikan dan Olahraga, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kecamatan Pangkalan Kuras,
Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Ukui, Kecamatan
Bandar Petalangan, Kecamatan Langgam, Kecamatan Bunut, Kecamatan Pangkalan
Lesung, Kecamatan Kerumutan), merupakan entitas akuntansi yang membuat
Laporan keuangan yang terdiri dari LRA, Neraca, LO, LPE dan CaLK, disusun
berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk menyusun
laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), dilakukan konversi
sesuai susunan akun yang ditetapkan dalam SAP dan Bagan Akun Standar (BAS)
yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
238/PMK.05/2011 Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD yang
diselenggarakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
merupakan entitas pelaporan yang membuat Laporan keuangan yang terdiri dari
LRA, LPSAL, Neraca, LO, LPE, LAK, dan CaLK, disusun berdasarkan struktur
anggaran APBD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk menyusun laporan
keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), dilakukan konversi sesuai
susunan akun yang ditetapkan dalam SAP dan Bagan Akun Standar (BAS) yang
ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011
Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai entitas pelaporan karena
merupakan satuan kerja pelayanan, meskipun bukan berbentuk badan hukum yang
mengelola kekayaan daerah yang dipisahkan. Sebagai entitas akuntansi karena
menerima anggaran belanja pemerintah yang laporan keuangannya dikonsolidasikan
pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya.
BLUD menyusun Laporan keuangan yang terdiri dari LRA, LPSAL, Neraca, LO, LPE,
LAK dan CaLK.
71
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan
Puskesmas XYZ telah menetapkan Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 65
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 45 Tahun
72
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang diperkenankan.
b. Pengakuan
1. Pendapatan-LRA diakui pada saat:
a) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima pada RKUD.
b) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima oleh
Bendahara Penerimaan dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan
ke RKUD, dengan ketentuan Bendahara Penerimaan tersebut
merupakan bagian dari BUD.
c) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima satker/SKPD dan
digunakan langsung tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas
penerima wajib melaporkannya kepada BUD.
d) Kas atas pendapatan yang berasal dari hibah langsung dalam/luar
negeri yang digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas telah
diterima, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada
BUD.
e) Kas atas pendapatan yang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD, dan BUD mengakuinya
sebagai pendapatan.
c. Pengukuran
Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
4.4.2 Belanja
a. Definisi
1. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah dan
Bendahara Pengeluaran yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
2. Belanja merupakan unsur / komponen penyusunan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
3. Belanja terdiri dari belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga,
serta belanja transfer.
4. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi,
belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
5. Belanja Pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara,
pegawai negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
6. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran anggaran untuk pengadaan
barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan.
7. Belanja Bunga merupakan pengeluaran anggaran untuk pembayaran bunga
(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal
outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan
pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah daerah seperti biaya
commitment fee dan biaya denda.
8. Belanja Subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang
diberikan pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu agar
harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
9. Belanja Hibah merupakan pengeluaran anggaran dalam bentuk uang,
barang, atau jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya,
74
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
75
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pengukuran
Pengukuran belanja berdasarkan realisasi klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran.
Pengukuran belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen
pengeluaran yang sah.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sesuai dengan
klasifikasi ekonomi, yaitu:
a) Belanja Operasi
b) Belanja Modal
c) Belanja Tak Terduga
dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Belanja disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila pengeluaran kas atas
belanja dalam mata uang asing, maka pengeluaran tersebut dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
4.4.3 Transfer
a. Definisi
1. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil
2. Transfer Masuk (LRA) adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana
bagi hasil dari Pemerintah Provinsi
3. Transfer Keluar (LRA) adalah pengeluaran dari entitas pelaporan ke entitas
pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat
dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah
4. Transfer diklasifikasikan menurut sumber dan entitas penerimanya, yaitu
mengelompokkan transfer berdasarkan sumber transfer untuk pendapatan
transfer dan berdasarkan entitas penerima sesuai BAS.
5. Klasifikasi transfer menurut sumber dan entitas penerima dalam Bagan Akun
Standar
b. Pengakuan
1. Transfer Masuk/Pendapatan Transfer LRA
a) Untuk kepentingan penyajian transfer masuk pada Laporan Realisasi
Anggaran, pengakuan atas transfer masuk dilakukan pada saat transfer
masuk ke Rekening Kas Umum Daerah.
76
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.4.4 Pembiayaan
77
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Definisi
1. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran.
2. Asas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan
secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu entitas
akuntansi/entitas pelaporan atau tidak memperkenankan pencatatan
pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan
pengeluaran.
3. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
4. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah Daerah.
5. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang.
6. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh bupati untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
7. Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan.
8. Pembiayaan diklasifikasikan menurut sumber pembiayaan dan pusat
pertanggungjawaban, terdiri atas :
a) Penerimaan Pembiayaan Daerah
b) Pengeluaran Pembiayaan Daerah
9. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah daerah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada entitas lain, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
10. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran Rekening
Kas Umum Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada entitas lain,
penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran kembali pokok pinjaman
dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
b. Pengakuan
1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.
78
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
80
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pengakuan
Kas dan setara kas diakui pada saat kas dan setara kas diterima dan/atau
dikeluarkan/dibayarkan.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus
Kas.
2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
daerah berkaitan dengan kas dan setara kas, antara lain :
a) rincian dan nilai kas yang disajikan dalam laporan keuangan;
b) rincian dan nilai kas yang ada dalam rekening kas umum daerah namun
merupakan kas transitoris yang belum disetorkan ke pihak yang
berkepentingan;
c) Kebijakan manajemen setara kas.
3. Piutang
a. Definisi
1) Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai
akibat perjanjian/atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-
82
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
83
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
84
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
85
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a Lancar 0,5 %
b Kurang Lancar 10 %
c Diragukan 25 %
d Macet 100 %
86
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Persediaan
a. Definisi
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
b. Pengakuan
1) Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal, diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
2) Pengakuan beban persediaan :
a) Pembelian persediaan yang akan digunakan langsung atau dalam waktu
yang segera/tidak dimaksud untuk sepanjang satu periode di akui
dengan pendekatan beban yang dicatat sebagai beban persediaan.
Contoh ATK kegiatan.
b) Pembelian persediaan yang dimaksud penggunaannya untuk satu
periode atau untuk maksud berjaga-jaga diakui dengan pendekatan aset
dimana beban persediaan diakui setiap terjadi transaksi. Contoh ATK
rutin, obat-obatan pada RSUD, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan.
3) Pengakuan persediaan pada akhir periode akuntansi, dilakukan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik.
c. Pengukuran
1) Metode pencatatan persediaan dilakukan secara perpetual, maka
pengukuran persediaan pada saat periode penyusunan laporan keuangan
dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi dengan menggunakan metode
87
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. Suatu transaksi pengeluaran uang dan / atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Pemerintah daerah kemungkinan akan memperoleh manfaat ekonomi dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan dengan tingkat kepastian
cukup. Pemerintah daerah perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya
manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang pertama
kali.
b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai/andal (reliable), biasanya didasarkan pada bukti transaksi yang
menyatakan/mengidentifikasi biaya perolehannya. Jika transaksi tidak
dapat diukur berdasarkan bukti perolehannya, penggunaan estimasi yang
layak juga dapat dilakukan.
c. Pengukuran dan Penilaian
1. Pengukuran investasi jangka panjang :
a) Investasi jangka panjang yang bersifat permanen dicatat sebesar biaya
perolehannya, meliputi harga transaksi investasi ditambah biaya lain yang
timbul dalam rangka perolehan investasi berkenaan.
b) Investasi jangka panjang nonpermanen:
(1) Investasi jangka panjang nonpermanen dalam bentuk pembelian
obligasi jangka panjang yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dicatat dan diukur sebesar nilai perolehannya.
(2) Investasi jangka panjang nonpermanen yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian misalnya dalam bentuk dana
talangan untuk penyehatan perbankan dinilai sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
(3) Investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk penanaman
modal pada proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah (seperti
proyek PIR) diukur dan dicatat sebesar biaya pembangunan termasuk
biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang
dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam
rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahan ke
pihak ketiga.
c) Dalam hal investasi jangka panjang diperoleh dengan pertukaran aset
pemerintah daerah maka investasi diukur dan dicatat sebesar harga
perolehannya, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya
tidak ada.
d) Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayarkan dengan
mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan
89
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada
tanggal transaksi.
2. Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode sebagai
berikut :
a) Metode biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dinilai sebesar biaya
perolehan. Hasil dari investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang
diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
b) Metode ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, investasi pemerintah daerah dinilai
sebesar biaya perolehan investasi awal ditambah atau dikurangi bagian
laba atau rugi sebesar persentase kepemilikan pemerintah daerah setelah
tanggal perolehan. Bagian laba yang diterima pemerintah daerah, tidak
termasuk dividen yang diterima dalam bentuk saham, akan mengurangi
nilai investasi pemerintah daerah.
Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan
yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Dengan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan, investasi pemerintah
daerah dinilai sebesar harga perolehan investasi setelah dikurangi dengan
penyisihan atas investasi yang tidak dapat diterima kembali.
Perhitungan atas nilai bersih investasi yang dapat direalisasikan dilakukan
dengan mengelompokkan investasi pemerintah daerah yang belum
diterima kembali sesuai dengan periode jatuh temponya (aging schedule).
Besarnya penyisihan atas investasi yang tidak dapat diterima kembali
dihitung berdasarkan persentase penyisihan untuk masing-masing
kelompok dapat dilihat pada table 4.2.
Tabel 4.2
Penyisihan Dana Bergulir Tak tertagih
Persentase
Penyisihan Dana
No Periode Pengembalian Investasi (kolektibilitas)
Bergulir Tak
Tertagih
1 Lancar (periode 1 s.d 2 tahun setelah jatuh tempo) 0,5 %
90
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Persentase
Penyisihan Dana
No Periode Pengembalian Investasi (kolektibilitas)
Bergulir Tak
Tertagih
Diragukan (periode diatas 3 s.d 4 tahun setelah jatuh
3 25 %
tempo)
91
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
seluruhnya.
b. Batasan Jumlah Biaya Kapitalisasi (Capitalization Treshold) Perolehan Awal Aset
Tetap
1. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah pengeluaran pengadaan
baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi,
renovasi, perbaikan atau restorasi.
2. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap menentukan apakah perolehan
suatu aset harus dikapitalisasi atau tidak.
3. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap atas perolehan aset tetap
pengadaan baru dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap
92
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Pengeluaran di atas nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap peralatan dan
mesin bisa dikategorikan sebagai barang pecah belah, rawan hilang dan bukan
merupakan objek pemeliharaan diklasifikasikan sebagai barang habis pakai.
c. Pengakuan Aset Tetap
1. Pada umumnya aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat
diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai
aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
f) Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara;
g) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan.
Namun demikian, dengan pertimbangan biaya dan manfaat serta kepraktisan,
pengakuan aset tetap berupa konstruksi dilakukan pada saat realisasi belanja
modal.
2. Pengakuan aset tetap apabila telah terjadi pembayaran/SP2D.
d. Pengukuran Aset Tetap
1. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Misalnya penilaian aset
tetap tanah menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
2. Untuk tujuan pernyataan ini, penggunaan nilai wajar pada saat perolehan
bukan merupakan suatu proses penilaian kembali (revaluasi) dan tetap
konsisten dengan biaya perolehan.Penilaian kembali yang dimaksud hanya
diterapkan pada penilaian untuk periode pelaporan selanjutnya, bukan pada
93
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
e. Komponen Biaya
a. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset
tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
b. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
1) biaya perencanaan;
2) biaya lelang;
3) biaya persiapan tempat;
4) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost);
5) biaya pemasangan (instalation cost);
6) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan
7) biaya konstruksi.
c. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap
pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah
yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk
dimusnahkan.
d. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran
94
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai
siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
digunakan.
e. Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.
Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk
biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
f. Biaya perolehan jalan, jaringan, dan instalasi menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan instalasi sampai siap
pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-
biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi tersebut siap
pakai.
g. Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
h. Biaya administrasi dan umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara
langsung pada biaya perolehan aset tetap atau membawa aset ke kondisi
kerjanya. Namun kalau biaya administrasi dan umum tersebut dapat
diatribusikan pada perolehannya maka merupakan bagian dari perolehan aset
tetap.
i. Atribusi biaya umum dan administrasi yang terkait langsung pengadaan aset
tetap konstruksi maupun non konstruksi yang sejenis dalam hal pengadaan
lebih dari satu aset dilakukan secara proporsional.
j. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
k. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
f. Perolehan Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
g. Aset Tetap Digunakan Bersama
1. Aset yang digunakan bersama oleh beberapa Entitas Akuntansi, pengakuan
aset tetap bersangkutan dilakukan/dicatat oleh Entitas Akuntansi yang
melakukan pengelolaan (perawatan dan pemeliharaan) terhadap aset tetap
tersebut yang ditetapkan dengan surat keputusan penggunaan oleh Bupati
selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2. Aset tetap yang digunakan bersama, pengelolaan (perawatan dan
pemeliharaan) hanya oleh Entitas Akuntansi dan tidak bergantian.
95
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
96
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 4.4
Masa Manfaat Aset Tetap
98
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
99
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
100
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
102
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. Aset bersejarah tidak disajikan dalam neraca, namun diungkapkan secara rinci
dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain nama, jenis, kondisi dan
lokasi aset dimaksud.
105
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
7. Bentuk kemitraan tersebut antara lain dapat berupa :
a) Bangun, Kelola, Serah (BKS)
b) Bangun, Serah, Kelola (BSK)
8. Bangun, Kelola, Serah (BKS) adalah suatu bentuk kerjasama berupa
pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara
pihak ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu,
untuk kemudian menyerahkannya kembali bangunan dan atau sarana lain
berikut fasilitasnya kepada pemerintah daerah setelah berakhirnya jangka
waktu yang disepakati (masa konsesi).
9. Pada akhir masa konsesi ini, penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor
kepada pemerintah daerah sebagai pemilik aset, biasanya tidak disertai
dengan pembayaran oleh pemerintah daerah. Kalaupun disertai pembayaran
oleh pemerintah daerah, pembayaran tersebut dalam jumlah yang sangat
rendah. Penyerahan dan pembayaran aset BKS ini harus diatur dalam
perjanjian/kontrak kerjasama.
10. Bangun, Serah, Kelola (BSK) adalah pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh
pihak ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut mendirikan
bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan
aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah daerah untuk dikelola sesuai
dengan tujuan pembangunan aset tersebut.
11. Aset tidak berwujud adalah aset tetap yang secara fisik tidak dapat dinyatakan
atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk
hak atas kekayaan intelektual. Contoh aset tidak berwujud adalah hak paten,
hak cipta, hak merek, serta biaya riset dan pengembangan. Aset tidak
berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri
oleh pemerintah daerah.
12. Pos Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan
Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi, Kemitraan dengan Pihak Ketiga dan
Aset Tak Berwujud.
13. Termasuk dalam aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah daerah karena hilang atau rusak berat sehingga
tidak dapat dimanfaatkan lagi tetapi belum dihapuskan, atau aset tetap yang
dipinjam pakai kepada unit pemerintah yang lain, atau aset yang telah
diserahkan ke pihak lain tetapi belum ada dokumen hibah atau serah terima
atau dokumen sejenisnya.
108
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
b. Pengakuan
1. Secara umum aset lainnya dapat diakui pada saat :
a) Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b) Diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Aset lainnya yang diperoleh melalui pengeluaran kas maupun tanpa
pengeluaran kas dapat diakui pada saat terjadinya transaksi berdasarkan
dokumen perolehan yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Aset lainnya yang berkurang melalui penerimaan kas maupun tanpa
penerimaan kas, diakui pada saat terjadinya transaksi berdasarkan dokumen
yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Untuk aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif
Pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam Aset Lain-lain, contohnya rusak
berat, usang, dan atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang
menunggu proses pemindahtanganan (proses penjualan, sewa beli, hibah, dan
penyertaan modal).
c. Pengukuran dan Penilaian
1. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita
acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran
yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau berdasarkan
daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
2. Tuntutan Perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keputusan
Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh
bendahara yang bersangkutan ke kas umum daerah.
3. Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan
Tanggungjawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi dengan setoran yang telah
dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas umum daerah.
4. Bangun, Kelola, Serah (BKS) dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut.
Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap.
5. Aset Bangun Kelola Serah yang harus disusutkan tetap disusutkan sesuai
dengan metode penyusutan yang digunakan.
6. Penyerahan/pengembalian aset BKS oleh pihak ketiga/investor kepada
pemerintah daerah pada akhir masa perjanjian sebagai berikut :
a) Untuk aset yang berasal dari pemerintah daerah dinilai sebesar nilai tercatat
yang diserahkan pada saat aset tersebut dikerjasamakan dan disajikan
kembali sebagai aset tetap.
b) Untuk aset yang dibangun oleh pihak ketiga dinilai sebesar harga wajar pada
saat perolehan/penyerahan.
109
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus
dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap untuk
digunakan dan Aset Tak Berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang
diharapkan di masa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset
tersebut akan mengalir masuk ke dalam entitas tersebut.
d. Amortisasi
1. Metode amortisasi yang dipergunakan adalah metode garis lurus, dengan
rumus :
Amortisasi = Harga Perolehan
Masa Manfaat
2. Masa manfaat untuk menghitung amortisasi aset tak berwujud ditetapkan 3
(tiga) tahun.
e. Investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk penyaluran hewan ternak
yang tidak masuk defenisi investasi direklas ke aset lainnya, perhitungan
penyisihan tak tertagih berdasarkan hasil inventarisasi jumlah hewan ternak yang
mati yang dilengkapi dengan berita acara atau dokumen lain yang mendukung.
f. Penyajian dan Pengungkapan
1. Aset Tidak Berwujud disajikan di neraca berdasarkan nilai bruto.
2. Aset lain-lain disajikan dalam neraca sebesar nilai bukunya.
3. Aset lain-lain dapat dihapuskan dari neraca ketika proses penghapusan dan
atau pemindahtanganan telah dilakukan yang dibuktikan dengan surat
keputusan Bupati.
4.4.10 Kewajiban
a. Definisi
1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah.
2. Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
3. Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
4. Utang Beban adalah utang pemerintah daerah yang timbul karena pemerintah
daerah mengikat kontrak pengadaan barang atau jasa dengan pihak ketiga yang
pembayarannya akan dilakukan di kemudian hari atau sampai dengan tanggal
pelaporan belum dilakukan pembayaran.
5. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah pungutan/potongan PFK yang
dilakukan pemerintah daerah yang harus diserahkan kepada pihak lain.
6. Pendapatan Diterima Dimuka adalah kewajiban yang timbul karena adanya kas
yang telah diterima tetapi sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian
110
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
111
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
penerimaan kas daerah. Atau pada saat diterimanya kas/aset non kas
yang menjadi hak pemerintah daerah tanpa lebih dulu adanya
penetapan. Dengan demikian, Pendapatan-LO diakui pada saat kas
diterima baik disertai maupun tidak disertai dokumen penetapan.
b) Pendapatan-LO diakui pada saat penyusunan laporan keuangan
1) Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas
Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dilakukan
apabila terdapat penetapan hak pendapatan daerah (misalnya SKP-
D/SKRD yang diterbitkan dengan metode official assesment atau
Perpres/Permenkeu/Pergub) dimana hingga akhir tahun belum
dilakukan pembayaran oleh pihak ketiga atau belum diterima oleh
pemerintah daerah. Hal ini merupakan tagihan (piutang) bagi
pemerintah daerah dan utang bagi wajib bayar atau pihak yang
menerbitkan keputusan/peraturan.
2) Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas
Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi
perbedaan antara jumlah kas yang diterima dibandingkan
barang/jasa yang belum seluruhnya diserahkan oleh pemerintah
daerah kepada pihak lain, atau kas telah diterima terlebih dahulu.
Atas Pendapatan-LO yang telah diakui saat kas diterima dilakukan
penyesuaian dengan pasangan akun pendapatan diterima dimuka.
c. Pengukuran
Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan.
Pendapatan dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal
transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan-LO disajikan dalam Laporan Operasional (LO) sesuai
dengan klasifikasi dalam BAS. Rincian dari Pendapatan dijelaskan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi sumber pendapatan.
4.4.13 Beban LO
a. Definisi
1. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
115
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
117
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
kas belum dikeluarkan. Hal ini selaras dengan kriteria telah timbulnya beban
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang konservatif bahwa jika beban
sudah menjadi kewajiban harus segera dilakukan pengakuan meskipun belum
dilakukan pengeluaran kas.
7. Beban diakui bersamaan dengan pengeluaran kas dilakukan apabila
perbedaan waktu antara saat pengakuan beban dan pengeluaran kas daerah
tidak signifikan, maka beban diakui bersamaan dengan saat pengeluaran kas.
8. Beban diakui setelah pengeluaran kas dilakukan apabila dalam hal proses
transaksi pengeluaran daerah terjadi perbedaan waktu antara pengeluaran
kas daerah dan pengakuan beban, dimana pengakuan beban dilakukan
setelah pengeluaran kas, maka pengakuan beban dapat dilakukan pada saat
barang atau jasa dimanfaatkan walaupun kas sudah dikeluarkan. Pada saat
pengeluaran kas mendahului dari saat barang atau jasa dimanfaatkan,
pengeluaran tersebut belum dapat diakui sebagai Beban. Pengeluaran kas
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Beban Dibayar di Muka (akun neraca),
Aset Tetap dan Aset Lainnya.
9. Pengakuan beban pada periode berjalan dilakukan bersamaan dengan
pengeluaran kas yaitu pada saat diterbitkannya SP2D belanja, kecuali
pengeluaran belanja modal. Sedangkan pengakuan beban pada saat
penyusunan laporan keuangan dilakukan penyesuaian.
10. Beban dengan mekanisme LS akan diakui berdasarkan terbitnya
dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) LS atau diakui bersamaan
dengan pengeluaran kas dan dilakukan penyesuaian pada akhir periode
akuntansi.
11. Beban dengan mekanisme UP/GU/TU akan diakui berdasarkan bukti
pengeluaran beban telah disahkan oleh Pengguna Anggaran/pada saat
Pertanggungjawaban (SPJ) atau diakui bersamaan dengan pengeluaran kas
dari bendahara pengeluaran dan dilakukan penyesuaian pada akhir periode
akuntansi.
12. Pada saat penyusunan laporan keuangan harus dilakukan
penyesuaian terhadap pengakuan beban, yaitu :
a) Beban Pegawai, diakui timbulnya kewajiban beban pegawai berdasarkan
dokumen yang sah, misal daftar gaji, tetapi pada 31 Desember belum
dibayar;
b) Beban Barang dan Jasa, diakui pada saat timbulnya kewajiban atau
peralihan hak dari pihak ketiga yaitu ketika bukti penerimaan barang/jasa
atau Berita Acara Serah Terima ditandatangani tetapi pada 31 Desember
belum dibayar. Dalam hal pada akhir tahun masih terdapat barang
persediaan yang belum terpakai, maka dicatat sebagai pengurang beban;
c) Beban Penyusutan dan amortisasi diakui saat akhir tahun/periode
akuntansi berdasarkan metode penyusutan dan amortisasi yang sudah
ditetapkan dengan mengacu pada bukti memorial yang diterbitkan;
118
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
119
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
c. Pengukuran
1. Transfer Masuk dan Pendapatan Transfer LO
Untuk kepentingan penyusunan penyajian pendapatan transfer pada Laporan
Operasional, pendapatan transfer diukur dan dicatat berdasarkan hak atas
pendapatan transfer bagi pemerintah daerah.
2. Transfer Keluar dan Beban Transfer
Untuk kepentingan penyusunan Laporan Operasional, beban transfer diukur
120
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BAB 5
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan Puskesmas XYZ
Tahun 2019 dan 2014 adalah sebagai berikut.
122
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
123
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.1.3 Pendapatan Asli Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan TA
2019 adalah sebesar 16.449.422.754,97 atau 104,70% dari target yang direncanakan
dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 15.710.504.830,00. Realisasi Pendapatan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan TA 2019 lebih tinggi sebesar
2.641.535.781,97 atau naik 19,13% dibandingkan realisasi TA 2014 yakni sebesar
13.807.886.973,00, dengan rincian sebagai berikut.
124
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.1.4 Pendapatan Asli Daerah – Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah TA 2019 adalah sebesar
59.025.250.557,94 atau 96,00% dari target yang direncanakan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 61.482.327.658,00,00. Realisasi Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah TA 2019 lebih tinggi sebesar 20.239.937.101,87 atau naik
52,18% dibandingkan TA 2014 sebesar 38.785.313.456,07. Kenaikan tersebut
diantaranya peningkatan penerimaan Pendapatan Bunga Deposito, Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah, dan Dana Kapitasi JKN. Rincian realisasi Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
125
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
126
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.1.6 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya
Alam
127
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
128
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
129
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
130
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
131
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Realisasi Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun 2019
dan 2014 masing-masing sebesar 2.337.000.000,00 dan 53.253.492.950,00.
Kelebihan realisasi Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun
2019 bersumber dari sisa dana Tahun 2014. Dana Tambahan Penghasilan Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah (DTP Guru PNSD) adalah tambahan penghasilan yang
diberikan kepada Guru PNSD yang belum mendapat tunjangan profesi Guru PNSD.
Puskesmas XYZ telah merealisasikan dana tersebut dalam Belanja Pegawai pada
Dinas Pendidikan merupakan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan
Obyektif Lainnya (Catatan 5.1.13). Dengan demikian masih terdapat sisa dana pada
Kas Daerah sebesar 11.589.050,00 (366.589.050,00 + 1.982.000.000,00,00 –
2.337.000.000,00).
5.1.10 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah
Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak
Daerah TA 2019 adalah sebesar 109.075.678.445,89 atau 101,44% dari target yang
direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 107.528.923.557,00.
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah TA
2019 lebih rendah sebesar 10.379.491.885,62 atau turun 8.69% dibandingkan
realisasi TA 2014 sebesar 119.455.170.331,51. Rincian Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah TA 2019 dan 2014 adalah
sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
132
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi berdasarkan Keputusan
Gubernur Riau Nomor Kpts.321/IV/2019 tentang Perhitungan Triwulan I, II, dan III
Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Permukaan untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019 dan Keputusan
Gubernur Riau Nomor Kpts.1454/XII/2019 tentang Perhitungan Triwulan IV (Oktober-
November) Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Permukaan untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019,
Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.685/VI/2019 tentang Penetapan Perhitungan
Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan I untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun
2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.1376/XI/2019 tentang Penetapan
Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan II untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi
Riau Tahun 2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.685/VI/2019 tentang
Penetapan Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan I untuk Kabupaten/Kota se-
Provinsi Riau Tahun 2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.1444/XII/2019
tentang Penetapan Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan III untuk
Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019. Dari jumlah transfer sebesar
109.075.678.445,89 tersebut merupakan alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Tahun 2019
sebesar 95.440.326.736,89 dan pembayaran Piutang Dana Bagi Hasil Pajak Tahun
2014 sebesar 13.635.351.709,00 (Catatan 5.3.10).
Kontribusi Bagi Hasil Pajak Daerah TA 2019 sebesar 113.374.072.000,00 terhadap
seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 8,32%.
133
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Realisasi Gaji Guru Bantu Tahun 2019 sebesar 8.750.000.000,00. Puskesmas XYZ
telah merealisasikan dana tersebut dalam Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan
berupa Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap sebesar 8.750.000.000,00
(Catatan 5.1.35), sedangkan untuk Bantuan Bidang Kesehatan tidak direalisasikan.
Dengan demikian masih terdapat sisa dana pada Kas Daerah sebesar
1.601.525.000,00 (10.347.525.000,00 – 8.750.000.000,00).
134
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
135
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Belanja Pegawai yang bersumber dari Belanja Langsung TA 2019 disajikan pada
Belanja Barang dan Jasa (Catatan 5.1.14). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah bahwa dalam Bagan Akun Standar Belanja
Pegawai pada Belanja Langsung merupakan Belanja Barang dan Jasa, sehingga
penyajian Belanja Pegawai pada Belanja Langsung dikonversi ke Belanja Barang dan
Jasa.
136
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ringkasan Belanja Barang dan Jasa menurut urusan pemerintah daerah (fungsi) dan
organisasi pada TA 2019 disajikan pada Lampiran 1.
Belanja Pegawai yang bersumber dari Belanja Langsung TA 2014 disajikan pada
Belanja Pegawai (Catatan 5.1.13)
137
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
138
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
140
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
Belanja Modal Pengadaan 104.469.249.704,89 91.627.014.596,08 87,71 63.338.362.454,44
Konstruksi/Pembelian Bangunan
Belanja Modal Pengadaan 43.034.432.585,72 39.371.596.888,08 91,50 28.858.854.925,89
Gedung Kantor
Belanja Modal Pengadaan 2.647.698.000,00 2.490.208.046,99 94,05 421.955.057,70
Konstruksi/Pembelian Gedung
Gudang
Belanja Modal Pengadaan 1.398.050.580,00 1.358.193.800,00 97,15 0,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
Kesehatan
Belanja Modal Pengadaan 150.000.000,00 148.742.000,00 99,16 99.700.000,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
sarana Umum ibadah
Belanja Modal Pengadaan 6.131.000.000,00 5.457.455.571,70 89,01 271.262.752,06
Konstruksi/Pembelian Gedung
Tempat Pertemuan
Belanja Modal Pengadaan 13.572.581.640,00 8.719.998.801,76 64,25 0,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
Tempat Pendidikan
Belanja Modal Pengadaan 17.454.885.000,00 14.347.565.058,19 82,20 6.756.933.999,52
Konstruksi/Pembelian Gedung
Pertokoan/Koperasi/Pasar
Belanja Modal Pengadaan 1.406.590.000,00 1.218.569.804,81 86,63 15.000.000,00
Bangunan Gedung Untuk Pos
Jaga
Belanja Modal Pengadaan 65.000,000,00 64.478.499,30 99,20 0,00
Bangunan Gedung Garasi
Belanja Modal Pengadaan 18.609.011.899,17 18.450.206.125,25 99,15 6.246.656.594,26
Bangunan Gedung Tempat Kerja
Lainnya
Belanja Modal Pengadaan 199.000.000,00 198.524.000,00 99,76 4.145.315.015,53
Bangunan Rumah Negara
Golongan I
Belanja Modal Pengadaan 600.000.000,00 599.121.940,00 99,85 0,00
Bangunan Makam Bersejarah
Belanja Modal Pengadaan 43.500.000,00 43.450.000,00 99,89 0,00
Bangunan Tugu Peringatan
Lainnya
141
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
143
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.1.26 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya – Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2019 adalah sebesar
970.986.582,00 atau 88,98% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan
TA 2019 sebesar 1.091.218.554,00. Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai
Politik TA 2019 lebih tinggi sebesar 970.986.582,00 atau naik 100,00% dibandingkan
realisasi Belanja Bantuan Keuangan TA 2014 sebesar 0,00.
145
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2014 disajikan pada akun
Belanja Bantuan Keuangan (Catatan 5.1.17).
Rincian penerima Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2019 adalah
sebagai berikut.
Partai Politik Jumlah Kursi Jumlah
DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 64.154.736,00
DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 5 122.177.034,00
DPD Partai Nasional Demokrat (NASDEM) 1 49.977.108,00
DPC Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 3 72.090.072,00
DPC Partai Amanat Nasional (PAN) 4 105.556.770,00
DPC Partai Demokrat 2 79.863.858,00
DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 46.636.254,00
DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) 4 111.262.716,00
DPC Partai Golongan Karya (GOLKAR) 11 319.268.034,00
Jumlah 32 970.986.582,00
146
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Jumlah
Kas di Kas Daerah 665.563.326.710,13
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.775.169.250,40
Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya (313.758.643,00)
Utang Pajak Daerah (80.349.080,00)
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) (2.075.769.750,00)
Jumlah 664.868.618.487,53
147
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
292.051.268.825,94
Uraian Jumlah
Pendapatan 46.442.364.291,00
Hibah Dana BOS 46.346.150.000,00
Penerimaan Non BOS 37.114.719,00
148
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Jumlah
Penerimaan Bunga Rekening BOS 59.099.572,00
Belanja 45.496.428.698,00
Belanja Dana BOS 45.490.335.964,00
Biaya Administrasi/Pajak Bank 6.092.734,00
Kenaikan/Penurunan 945.935.593,00
149
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tingkat suku bunga setahun Deposito Tahun 2019 pada PT Bank Riau Kepri sebesar
7,75%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sebesar 8,5% s.d 9,50%, PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sebesar 7,75% s.d 8,50%, PT. Bank Mandiri Tbk
Berkisar 7,75% s.d 9,00%
Kas di Bendahara FKTP merupakan Kas Dana Kapitasi yang ada di rekening
FKTP/Puskesmas dan belum digunakan sampai dengan 31 Desember 2019.
150
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
151
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kas di Bendahara Pengeluaran berupa sisa Uang Persediaan dan sisa LS pada 3
(tiga) SKPD per 31 Desember 2019 sebesar 6.279.065.507,00 telah disetor
seluruhnya ke Kas Daerah pada Januari s.d Mei 2016 dengan rincian pada Lampiran
4.
Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar 1.605.187.619,00 merupakan sisa
dana BOS Pusat per 31 Desember 2019 yang ditempatkan dalam bentuk tabungan
pada satu bank umum _ank as tunai serta saldo hasil rekonsiliasi, dengan rincian
sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Kas Lainnya – Dana BOS Pusat
Bank 1.491.389.811,00 0,00
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1.491.389.811,00 0,00
Kas 189.503.006,00 0,00
Kas di Bendahara BOS 189.503.006,00 0,00
Hasil Rekonsiliasi (75.705.198,00) 0,00
Hasil Rekonsiliasi (75.705.198,00) 0,00
Jumlah 1.605.187.619,00 0,00
153
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan per 31
Desember 2019 sebesar 15.424.279.922,00 merupakan hasil inventarisasi yang
dilakukan Dinas Pendapatan Daerah yang berdampak pada pengurangan Piutang
PBB P2 Tahun 1996 s.d. 2013 yang telah lunas dibayar oleh wajib pajak dan
penambahan Piutang PBB P2 Tahun 2013 karena kurang catat .
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi kesalahan yang berdampak pada
saldo Piutang Pajak Daerah per 31 Desember 2014 bertambah sebesar
2.773.293.916,00 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.a)
dengan rincian sebagai berikut.
31 Des 2014 Saldo awal Koreksi Nilai
Jenis Piutang
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Pajak Hotel 76.082.185,80 76.082.185,80 0,00
Pajak Restoran 84.902.405,20 84.902.405,20 0,00
Pajak Air Tanah 61.376.585,00 50.763.305,00 (10.613.280,00)
Pajak Reklame 792.000,00 0,00 (792.000,00)
Bea Perolehan Hak Tanah dan
551.919.715,00 551.919.715,00 0,00
Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
9.983.969.038,00 12.768.668.234,00 2.784.699.196,00
dan Perkotaan
Pajak Penerangan Jalan 818.634.972,00 818.634.972,00 0,00
Pajak Hiburan 31.431.958,00 31.431.958,00 0,00
Jumlah 11.609.108.859,00 14.382.402.775,00 2.773.293.916,00
154
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Piutang Klaim BPJS Tahun 2019 disajikan pada Piutang Lain-lain PAD yang Sah
(Catatan 5.3.8).
Piutang Klaim BPJS Tahun 2014 disajikan pada Piutang Retribusi (Catatan 5.3.6).
Dari saldo Piutang BLUD RSUD Selasih per 31 Desember 2019 sebesar
2.689.626.055,00, sebesar 1.372.464.200,00 merupakan Piutang Klaim Jamkesda
pada Dinas Kesehatan.
5.3.10 Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah
Jumlah Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah per
31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar 4.561.369.312,26 dan
13.492.861.824,00 pada Sekretariat Daerah (PPKD), dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Bagi Hasil Pajak Rokok 4.561.369.312,26 1.423.962.119,00
Pajak Kenderaan Bermotor 0,00 2.386.242.378,00
156
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Terhadap Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah Triwulan
IV (empat) Tahun 2019 belum dilakukan penetapan alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah
yang akan diterima Puskesmas XYZ.
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi kesalahan yang berdampak pada
saldo Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah per 31
Desember 2014 berkurang sebesar 1.000,00 yang disajikan pada Laporan
Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.a) dengan rincian sebagai berikut.
1) Piutang TKI dan BPO DPRD berasal dari Piutang TKI dan BPO Tahun 2008
masing-masing sebesar 2.268.000.000,00 sebesar 312.480.000,00. Pada tahun
157
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011 telah dilakukan pembayaran TKI sebesar 25.000.000,00 dan BPO sebesar
5.000.000,00. Dan Tahun 2012 pembayaran TKI sebesar 27.840.000,00. Pada
Tahun 2014 tidak terdapat pembayaran sehingga sisa Piutang TKI dan BPO
DPRD per 31 Desember 2019 sebesar 2.522.640.000,00. Rincian Piutang TKI
dan BPO adalah sebagai berikut.
No Nama Piutang Angsuran Saldo per Saldo per
31 Des 2014 31 Des 2013
Piutang TKI dan BPO dewan tersebut diatas dicatat berdasarkan putusan
Mahkamah Agung RI Nomor 17/P/PUN/2009 tanggal 18 Juni 2009 terhadap
permohonan hak uji materil Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
158
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
159
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian perhitungan Penyisihan Piutang Pajak Daerah per 31 Desember 2019 dapat
dilihat pada Lampiran 6.
160
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
161
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
161
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.3.14 Persediaan
Jumlah Persediaan per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
30.789.025.022,24 dan 22.694.337.427,08.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Persediaan Alat Tulis Kantor 204.586.928,00 249.396.816,80
Persediaan Alat Listrik dan Elektronik 339.138.674,40 570.948.476,40
Persediaan Materai, Perangko dan Benda 4.900.000,00 2.670.000,00
Pos Lainnya
Puskesmas XYZ Tahun 2019 menggunakan metode FIFO dalam menilai persediaan
yang berdampak pada Persediaan per 31 Desember 2014 berkurang sebesar
703.533.768,70 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas sesuai dengan
Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang Perubahan
162
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Persediaan per SKPD per 31 Desember 2019 dapat dilihat pada Lampiran 9.
163
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
A Tahun 2003
1 Bidadari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
2 Bunut Jaya 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
3 Mitra Usaha 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Mutiara Mandiri 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
5 Kabung Makmur 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
6 Kuari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 Usaha Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
8 Sido Mukti 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
9 LKM Putri 10.000.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00
10 Langgam Jaya 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
B Tahun 2004
1 Karya Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
2 Cipta Karya Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
3 Amanah 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Mekar Sari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
5 Tanjung
10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
Harapan
6 Bagan Membangun 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 Usaha Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
8 Kuari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
9 Mitra Usaha 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
10 Sahabat Kita 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
2) Puskesmas XYZ dari Tahun 2001 s.d 2006 telah menyalurkan pinjaman
Perkuatan Modal Koperasi sebesar 10.850.000.000. Dari jumlah tersebut,
sampai dengan tahun 2006 koperasi telah mengembalikan pokok pinjaman ke
Dinas Koperasi dan UKM sebesar 171.837.500,00 sehingga saldo pinjaman
per 31 Desember 2006 menjadi 10.678.162.500,00.
Pada Tahun 2007 s.d. 2008, koperasi telah mengembalikan pinjaman pokok
ke Dinas Koperasi dan UKM sebesar 1.412.884.733,00 dan diantaranya
sebesar 600.000.000,00 digulirkan kembali ke koperasi lainnya sehingga
saldo pinjaman per 31 Desember 2008 menjadi sebesar 9.865.277.767,00
(10.678.162.500,00 – 1.412.884.733,00 + 600.000.000,00).
Pada Tahun 2009 s.d. 2012, koperasi telah mengembalikan pinjaman pokok
ke Dinas Koperasi dan UKM sebesar 3.863.491.266,00. Selain itu, pada tahun
2013 terdapat koreksi kurang catat sebesar 5.000.000,00 terhadap
pengembalian pokok pinjaman koperasi Teluk Jaya Tahun 2012 sehingga
164
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
165
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
166
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Investasi Non Permanen Lainya – Penyaluran Hewan Ternak per 31 Desember 2019
sebesar 1.979.525.237,50 direklasifikasi ke Aset Lain-lain (Catatan 5.3.21).
167
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT Riau Airline pada akhir Tahun 2012, kondisi keuangannya menunjukkan cash flow
negatif, performa keuangan yang tidak sehat akibat utang yang tinggi dan pemutusan
hubungan kerja dengan sebagian besar karyawan sehingga menggangu
kelangsungan hidup (going concern) operasi perusahaan.
Rincian mutasi penambahan dan pengurangan Investasi Puskesmas XYZ dapat
dilihat pada Lampiran 10.
Ikhtisar Laporan Keuangan Penyertaan Modal Puskesmas XYZ per 31 Desember
2019 dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.
Jumlah Aset Tetap per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
3.155.717.790.716,10 dan 3.793.727.418.958,93. Jumlah Aset Tetap per 31
Desember 2019 sebesar 3.155.717.790.716,10 (4.375.912.888.089,43 –
1.220.195.097.373,33) disajikan sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan Aset Tetap
sebesar 4.375.912.888.089,43 dikurang Akumulasi Penyusutan sebesar
1.220.195.097.373,33. Mutasi penambahan dan pengurangan Aset Tetap dan Aset
Lainnya (Catatan 5.3.21 dan 5.3.23) selama TA 2019 adalah sebagai berikut.
168
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Saldo per Koreksi Tambah Koreksi Kurang Reklas Reklas Kurang Saldo 01/01/2019 Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo per 31/12/2019
31/12/2014 Tambah
Aset Tetap
Tanah 853.081.800.301,21 0,00 0,00 0,00 0,00 853.081.800.301,21 121.463.880.901,00 1.206.692.114,00 973.338.989.088,21
Peralatan dan Mesin 303.693.609.884,13 412.500,00 1.394.721.440,94 0,00 275.889.032,00 302.023.411.911,19 65.632.950.726,56 16.938.145.980,93 350.718.216.656,82
Gedung dan 944.619.448.058,37 0,00 2.401.424.722,05 275.889.032,00 0,00 942.493.912.368,32 113.766.767.809,28 32.583.873.603,44 1.023.676.806.574,16
Bangunan
Jalan, Irigasi dan 1.544.700.046.032,12 0,00 276.939.134,68 0,00 0,00 1.544.423.106.897,44 313.705.482.413,10 151.075.061.757,79 1.707.053.527.552,75
Jaringan
Aset Tetap Lainnya 20.453.771.216,96 0,00 1210.764.880,26 0,00 0,00 19.243.006.336,70 506.824.320,00 175.103.469,00 19.574.727.187,70
Konstruksi Dalam 127.178.743.466,14 0,00 0,00 0,00 0,00 127.178.743.466,14 176.754.454.251,13 2.382.576.687,48 301.550.621.029,79
Pengerjaan
Akumulasi 0,00 (1.076.121.707.254,92) 0,00 0,00 0,00 (1.076.121.707.254,92) (144.393.339.019,12) (319.948.900,71) (1.220.195.097.373,33)
Penyusutan
Jumlah Aset Tetap 3.793.727.418.958,93 (1.076.121.294.754,92) 5.283.850.177,93 275.889.032,00 275.889.032,00 2.712.322.274.026,08 647.437.021.401,95 204.041.504.711,93 3.155.717.790.716,10
Aset Lainnya
Akumulasi
Amortisasi 0,00 (10.707.883.599,52) 0,00 0,00 0,00 (10.707.883.599,52) 0,00 (8.050.000,00) (10.699.833.599,52)
Aset Lain-lain
Catatan 5.3.22 30.760.367.289,09 5.244.305.177,93 0,00 0,00 0,00 36.004.672.467,02 820.897.933,26 30.911.406.098,70 5.914.164.301,58
Jumlah Aset Lainnya 41.619.061.654,04 (5.463.578.421,59) 0,00 0,00 0,00 36.155.483.232,45 1.261.506.558,01 30.911.406.098,70 6.505.583.691,76
Total 3.835.346.480.612,97 (1.081.584.873.176,51) 5.283.850.177,93 275.889.032,00 275.889.032,00 2.748.477.757.258,53 648.698.527.959,96 234.952.910.810,63 3.162.223.374.407,86
Rincian mutasi tambah dan mutasi kurang Tahun 2019 adalah sebagai berikut.
169
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
MUTASI TA 2019
BERTAMBAH
URAIAN SALDO AWAL Belanja Modal Hibah Kapitalisasi 2019 KDP selesai Reklas antar Aset Koreksi Tambah Utang Belanja Reklas dari Total Penambahan
01/01/2019 (Catatan 5.1.16 s.d. Tetap Aset Tetap
5.1.20)
Aset Tetap
Tanah 853.081.800.301,21 64.205.739,00 119.119.739.250,00 32.804.812,00 0,00 207.131.100,00 0,00 2.040.000.000,00 0,00 121.463.880.901,00
Peralatan dan Mesin 302.023.411.911,19 61.487.334.612,96 2.600.413.781,00 771.194.332,60 0,00 753.711.000,00 20.297.000,00 0,00 0,00 65.632.950.726,56
Gedung dan Bangunan 942.493.912.368,32 93.972.203.826,45 3.716.383.000,00 10.586.140.560,10 1.642.511.279,64 1.260.661.857,57 0,00 2.588.867.285,52 0,00 113.766.767.809,28
Jalan, Irigasi, dan 1.544.423.106.897,44 297.596.718.940,47 0,00 1.904.900.170,69 740.065.407,84 13.388.547.365,04 0,00 75.250.529,06 0,00 313.705.482.413,10
Jaringan
Aset Tetap Lainnya 19.243.006.336,70 464.442.194,00 0,00 10.061.251,00 0,00 32.320.875,00 0,00 0,00 0,00 506.824.320,00
Konstruksi Dalam 127.178.743.466,14 0,00 0,00 4.193.484.407,44 0,00 172.133.454.621,87 0,00 427.515.221,82 0,00 176.754.454.251,13
Pekerjaan
Jumlah Aset Tetap 2.712.322.274.026,08 453,584.905,312.88 125.436.536.031,00 17.498.585.533,83 2.382.576.687,48 187.775.826.819,48 (144.373.042.019,12) 5.131.633.036,40 0,00 647.437.021.401,95
Aset Lainnya
Aset Tak Berwujud 10.858.694.364,95 0,00 0,00 124.058.624,75 0,00 0,00 0,00 0,00 316.550.000,00 440.608.624,75
Akumulasi Amortisasi (10.707.883.599,52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Aset Lain-Lain 36.004.672.467,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 820.897.933,26 0,00 0,00 820.897.933,26
Jumlah Aset Lainnya 36.155.483.232,45 0,00 0,00 124.058.624,75 0,00 0,00 820.897.933,26 0,00 316.550.000,00 1.261.506.558,01
Total 2.748.477.757.258,53 453,584.905,312.88 125.436.536.031,00 17.622.644.158,58 2.382.576.687,48 187.775.826.819,48 (143.552.144.085,86) 5.131.633.036,40 316.550.000,00 648.698.527.959,96
170
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BERKURANG
URAIAN Tidak Masuk Reklas antar Aset Reklas ke Aset Koreksi Kurang Penghapusan Total Pengurangan
Extracomptable Hibah
Klasifikasi Aset Tetap KDP selesai Lainnya
Aset Tetap
Tanah 0,00 0,00 42.636.114,00 0,00 0,00 0,00 1.164.056.000,00 0,00 1.206.692.114,00
Peralatan dan Mesin 2.653.873.512,36 1.511.323.140,90 12.651.399.327,67 0,00 121.550.000,00 0,00 0,00 0,00 16.938.145.980,93
Gedung dan Bangunan 1.366.922.919,20 1.507.669.807,98 28.943.200.876,26 0,00 0,00 0,00 766.080.000,00 32.583.873.603,44
Jalan, Irigasi, dan 4.667.457.256,24 61.914.000,00 145.999.440.501,55 0,00 195.000.000,00 0,00 0,00 151.250.000,00 151.075.061.757,79
Jaringan
Aset Tetap Lainnya 0,00 35.953.469,00 139.150.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 175.103.469,00
Konstruksi Dalam 0,00 0.00 0,00 2.382.576.687,48 0,00 0,00 0,00 0,00 2.382.576.687,48
Pekerjaan
Jumlah Aset Tetap 8.688.253.687,80 3.116.860.417,88 187.775.826.819,48 2.382.576.687,48 316.550.000,00 0,00 1.164.056.000,00 597.381.099,29 204.041.504.711,93
Aset Lainnya
Aset Tak Berwujud 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.050.000,00 8.050.000,00
Aset Lain-Lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30.911.406.098,70 0,00 0,00 30.911.406.098,70
Jumlah Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30.911.406.098,70 0,00 0,00 30.911.406.098,70
Total 8.688.253.687,80 3.116.860.417,88 187.775.826.819,48 2.382.576.687,48 316.550.000,00 30.911.406.098,70 1.164.056.000,00 597.381.099,29 234.952.910.810,63
171
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Jalan, Irigasi, dan Jaringan Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin 12.531.205.581,6
7
Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan 857.341.783,37
Aset Tetap Lainya Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin 32.320.875,00
Konstruksi Dalam Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan
Pengerjaan 26.966.525.363,89
173
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Jumlah
Tanah 2.040.000.000,00
Gedung dan Bangunan 2.588.867.285,52
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 75.250.529,06
Konstruksi Dalam Pengerjaan 427.515.221,82
5.131.633.036,40
175
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
176
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
179
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian Mutasi Tambah dan Mutasi Kurang Akumulasi Penyusutan Tahun 2019
adalah sebagai berikut.
Uraian Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang 31 Des 2019
01/01/2019
Peralatan dan Mesin 164.613.566.501,37 38.542.162.703,27 0,00 203.155.729.204,64
Gedung dan Bangunan 128.774.619.811,92 19.765.463.214,21 296.415.295,13 148.243.667.731,00
Jalan, Irigasi dan 782.733.520.941,63 86.085.713.101,64 23.533.605,58 868.795.700.437,69
Jaringan
1.076.121.707.254,92 144.393.339.019,1 319.948.900,71 1.220.195.097.373,33
2
Rincian Saldo Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2019 per SKPD disajikan
pada Lampiran 16.
Jumlah Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 dan 2014
masing-masing sebesar 10.699.833.599,52 dan 0,00. Akumulasi Amortisasi Aset Tak
Berwujud per 31 Desember 2019 sebesar 10.699.833.599,52 (10.204.710.570,42 +
503.173.029,10 – 8.050.000,00) yaitu saldo awal Akumulasi Amortisasi sebesar
10.204.710.570,42 ditambah Amortisasi Tahun 2019 sebesar 503.173.029,10
dikurang penghapusan Aset Tak Berwujud sebesar 8.050.000,00.
Rincian Saldo Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud per SKPD per 31 Desember
2019 disajikan pada Lampiran 18.
Aset Lain-lain merupakan Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan akan
dijual/dihapuskan dan Aset Hewan Ternak.
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Aset Lain-
lain per 31 Desember 2014 bertambah sebesar 485.240.000,00 yang disajikan pada
Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.c).
181
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong BUD atas belanja LS Pegawai serta
Barang dan Jasa yang disajikan dalam akitivitas transitoris/non anggaran dengan
rincian sebagai berikut.
Saldo
Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran 31 Desember
31 Desember 2014
2019
PPN 0,00 46.929.358.353,00 46.929.358.353,00 0,00
PPh psl 21 0,00 18.647.537.370,00 18.647.537.370,00 0,00
PPh psl 22 0,00 1.071.999.144,00 1.071.999.144,00 0,00
PPh psl 23 0,00 209.338.167,00 209.338.167,00 0,00
PPh psl 4 (2) 0,00 11.154.060.765,00 11.154.060.765,00 0,00
IWP 0,00 20.748.639.753,00 20.748.639.753,00 0,00
Askes 0,00 6.221.539.573,00 6.221.539.573,00 0,00
Taperum 0,00 436.528.000,00 436.528.000,00 0,00
Beras 0,00 822.000,00 822.000,00 0,00
Jumlah 0,00 105.419.823.125,0 105.419.823.125,0 0,00
0 0
Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong Bendahara Pengeluaran BLUD yang
disajikan dalam akitivitas transitoris/non anggaran dengan rincian sebagai berikut.
Saldo Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran
31 Desember 2014 31 Desember 2019
PPN 0,00 245.368.052,29 240.231.046,74 5.137.005,55
PPh psl 21 0,00 78.663.483,00 78.663.483,00 0,00
PPh psl 22 0,00 28.941.880,12 28.171.328,60 770.551,52
PPh psl 23 0,00 2.284.929,78 2.284.929,78 0,00
PPh psl 4 (2) 0,00 2.564.543,63 2.564.543,63 0,00
Jumlah 0,00 357.822.888,82 351.915.331,75 5.907.557,07
Arus Kas Arus Kas
Transitoris/Non Transitoris/Non
Anggaran Anggaran
182
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong Bendahara Pengeluaran dengan
rincian sebagai berikut.
Saldo Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran
31 Desember 2014 31 Desember 2019
PPN 47.252.468,00 6.189.542.500,00 6.232.726.786,00 4.068.182,00
PPh psl 21 254.174.841,00 3.361.124.651,00 3.614.374.492,00 925.000,00
PPh psl 22 1.863.681,00 736.468.948,00 737.667.855,00 664.774,00
PPh psl 23 9.604.654,00 917.646.772,00 927.251.426,00 0,00
PPh psl 4 (2) 754.319,00 54.692.688,00 55.447.007,00 0,00
Pajak Daerah 80.349.080,00 1.441.266.838,00 1.517.388.418,00 4.227.500,00
(catatan 5.3.2)
Jumlah 393.999.043,00 12.700.742.397,0 13.084.855.984,0 9.885.456,00
Catatan 5.3.23 0 0
Utang PFK pada Bendahara Pengeluaran TA 2014 disajikan pada akun Utang
Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya (Catatan 5.3.23)
5.3.23 Kewajiban Jangka Pendek – Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan
Lainnya
Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya per 31 Desember 2019 dan
2014 masing-masing sebesar 0,00 dan 394.107.723,00.
183
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Pendapatan
Diterima Dimuka per 31 Desember 2019 bertambah sebesar 90.000.000,00 yang
disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.d).
Rincian Utang Belanja Tahun 2019 dapat dilihat pada Lampiran 21.
Dari jumlah utang kepada rekanan pelaksana pengadaan barang dan jasa TA 2014
sebesar 9.075.080.403,11 tersebut, sebesar 5.800.000.000,00 merupakan utang
kepada kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk berupa eskalasi/penyesuaian harga
atas pembangunan Masjid Agung Tahun 2007 berdasarkan putusan kasasi
Mahkamah Agung RI Nomor 2817 K/Pdt/2013 Tanggal 12 Juni 2014 atas Tagihan
Eskalasi Proyek Masjid Agung Pelalawan yang telah dibayarkan berdasarkan SP2D
nomor 5524/SP2D/2019 tanggal 29 Desember 2019 sebesar 5.943.073.810,71
dengan jaminan sebesar 1.000.000.000,00.
Dari jumlah Utang Belanja Barang dan Jasa per 31 Desember 2019 sebesar
5.730.814.021,75 tersebut, telah dibayarkan sampai dengan tanggal 29 April 2016
sebesar 4.606.744.238,00 atau 80,39%.
184
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Utang
Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja per 31 Desember 2019 berkurang sebesar
5.800.000.000,00 dan Utang Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja per 31 Desember
2014 bertambah sebesar 747.564.130,00 yang disajikan pada Laporan Perubahan
Ekuitas (Catatan 5.6.2.e).
Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Utang
Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2014 bertambah sebesar 142.489.885,00
yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.f).
185
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.3.29 Ekuitas
Jumlah Ekuitas per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
3.682.151.505.995,10 dan 0,00.
Uraian Jumlah
Ekuitas Awal 4.699.038.143.542,41
Laba Operasional 97.797.496.525,62
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Mendasar (1.121.097.359.186,40)
Dampak Kumulatif Perubahan Kesalahan Mendasar 6.413.225.113,47
3.682.151.505.995,10
186
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
187
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
188
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.4.6 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO – Bagi Hasil Sumber Daya Alam LO
Bagi Hasil Sumber Daya Alam pada Tahun 2019 sebesar 196.639.075.156,00 dan
Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo Kenaikan/ Tren
2014 Penurunan (%)
Bagi Hasil Sumber Daya Hutan 1.660.131.630,00 0,00 1.660.131.630,00 100,00
(PSDH) – LO
Bagi Hasil dari Iuran Tetap 39.513.600,00 0,00 39.513.600,00 100,00
(Landrent) – LO
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi 815.302.652,00 0,00 815.302.652,00 100,00
dan Iuran Eksploitasi (Royalti) –
LO
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil 602.453.339,00 0,00 602.453.339,00 100,00
Perikanan – LO
Bagi Hasil Pertambangan 145.161.501.183,0 0,00 145.161.501.183,00 100,00
Minyak Bumi – LO 0
Bagi Hasil Pertambangan Gas 50.314.134.169,00 0,00 50.314.134.169,00 100,00
Bumi – LO
Bagi Hasil Dana Reboisasi (6.876.549.852,00) 0,00 (6.876.549.852,00) 100,00
Bagi Hasil IUHPH 4.922.588.435,00 0,00 4.922.588.435,00 100,00
Jumlah 196.639.075.156,0 0,00 196.639.075.156,00 100,00
0
189
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
191
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
SD 197 34.151.400,00,00
SMP 51 12.194.750.000,00
SMA 19 8.106.403.375,00
SMK 14 4.978.642.278,00
Jumlah 59.431.195.653,00
194
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Beban Barang Barang dan Jasa BLUD Tahun 2019 terealisasi sebesar
5.412.359.453,21 dan Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,00.
196
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
198
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
199
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Rincian penerima Alokasi Dana Desa dan Dana Desa disajikan pada Lampiran 24.
5.4.27 Surplus/Defisit LO
Surplus LO periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
97.797.496.525,62 dan tahun 2014 sebesar 0,00.
201
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Jumlah
Penyisihan Piutang Pajak Daerah
Penyisihan Piutang Pajak Restoran 1.086.012,03
Penyisihan Piutang Pajak Air Tanah 8.559.065,50
Penyisihan Piutang BPHTB 137.979.928,75
Penyisihan Piutang PBB P2 2.930.086.280,97
Penyisihan Pajak Penerangan Jalan 4.093.174,86
Penyisihan Pajak Hiburan 157.159,79
202
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Uraian Jumlah
Perkuatan Modal Koperasi 4.377.194.695,20
Jumlah 4.577.194.695,20
Koreksi Akumulasi Amortisasi Aset Aset Tak Berwujud sampai 31 Desember 2014
sebesar 10.204.710.570,42.
5.6.2 Dampak Kumulatif Perubahan Kesalahan Mendasar
Dampak perubahan kesalahan mendasar karena kurang/lebih catat dengan rincian
sebagai berikut.
a. Koreksi Nilai Piutang
Koreksi Nilai Piutang sebesar 2.773.292.916,00 (Catatan 5.3.05 dan 5.3.10)
dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Piutang Pajak Daerah 2.773.293.916,00
Piutang Retribusi Daerah (256.942.200,00)
Piutang Lain-lain PAD yang Sah 256.942.200,00
Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - Bagi Hasil Pajak Daerah (1.000,00)
Jumlah 2.773.292.916,00
catat dari tahun-tahun sebelumnya sehingga dilakukan koreksi atas saldo Aset
Tetap 31 Desember 2014 (Catatan 5.3.18) dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Koreksi Tambah Koreksi Kurang Reklas Tambah Reklas Kurang Jumlah
Uraian Jumlah
Koreksi kurang catat Aset Tetap dari utang eskalasi 5.800.000.000,00
Lebih catat utang listrik 1.608.191,00
Kurang catat utang listrik (72.020.349,00)
Kurang catat utang jamkesda (677.151.972,00)
Jumlah 5.052.435.870,00
BAB 6
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NONKEUANGAN
205
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
a. Topografi
Secara geografis luas Kabupaten Pelalawan adalah 13.924,94 km², yang
sebagian besar wilayahnya terdiri dari daratan, dan sebagian lainnya kepulauan.
Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa pulau yang relatif besar, diantaranya
Pulau Mendul, Pulau Serapung, Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau
kecil lainnya seperti Pulau Ketam, Pulau Tugau dan Pulau Labu.
Dilihat dari posisinya Kabupaten Pelalawan, terletak pada titik koordinat 1°25"
Lintang Utara dan 0°,20" Lintang Selatan serta antara 100°,42" sampai 103°,28"
Bujur Timur, merupakan kawasan strategis yang dilewati jalur Lintas Timur
Sumatera yang merupakan jalur ekonomi terpadat. Disamping itu, Kabupaten
Pelalawan juga berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau
tepatnya Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun.
Kabupaten Pelalawan terletak di pesisir timur pulau sumatera dengan wilayah
daratan yang membentang di sepanjang bagian hilir Sungai Kampar serta
berdekatan dengan Selat Malaka,dengan batas-batas wilayah terdiri dari:
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Siak (Kecamatan Sungai
Apit dan Kecamatan Siak); Kabupaten Meranti (Kecamatan
Tebing Tinggi);
b) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten
Indragiri Hilir dan Kabupaten Kuantan Singingi;
c) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai dan
Tenayan raya, dan Kabupaten Kampar (Kecamatan Kampar
Kiri, Kecamatan Siak Hulu);
d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau.
Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan yang meliputi 14 kelurahan
dan 104 desa dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 6.1
Jumlah Kelurahan dan Desa Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Status Pemerintahan Jumlah
Daerah
Pada tahun 2012 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 33,0ºC-
35,0ºC, sedangkan pada malam hari berkisar antara 20,1ºC - 23,2ºC. Suhu udara
maximum 35,0ºC terjadi pada juli 2012, sedangkan suhu udara minimum terendah
20,1ºC terjadi pada Juni 2012. Sedangkan rata-rata kelembaban udara selama
tahun 2011 berkisar antara 43-100 persen.
e. Kerentanan Kabupaten Pelalawan terhadap Bencana.
Kabupaten Pelalawan yang memiliki kondisi geografis yang beragam
menjadikannya banyak menyimpan potensi bencana, potensi bencana alam yang
ada di Kabupaten Pelalawan antara lain banjir, kebakaran hutan dan lahan, angin
puting beliung.
f. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan tahun 2014 adalah 387.114 jiwa,
yang terdiri dari 198.747 orang laki-laki (51,34%) dan 188.367 orang perempuan
(48,66%). Pada tahun 2012 terjadi mengalami peningkatan jumlah penduduk,
menjadi 356.945 jiwa, terdiri dari 188.013 jiwa laki-laki dan 168.932 jiwa
perempuan. Penduduk Kabupaten Pelalawan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 6.71 persen dibandingkan tahun 2013 yaitu 367.724 jiwa yang
terdiri dari 188.926 jiwa laki-laki dan 178.798 jiwa perempuan. Kondisi demografi
Kabupaten Pelalawan 2014 dapat dilihat tabel berikut.
Tabel 6.2
Luas Kepadatan Penduduk Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
208
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Kuras
Pangkalan 504,85 15.603 14.555 30.158 7.800 60
lesung
Ukui 1.299,56 19.775 17.940 37.715 9.794 29
Kuala Kampar 1.502,65 9.145 8.803 17.984 4.271 12
Kerumutan 960,04 11.470 11.014 22.484 5.836 23
Teluk Meranti 4.239,84 8.248 8.028 16.276 4.005 4
Jumlah 13.924,94 198.747 188.367 387.114 98.060 28
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019
209
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
210
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
211
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
212
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
213
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BAB 7
PENUTUP
Demikian Catatan atas Laporan Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 yang dapat
kami sampaikan.
Sebagai akhir kata, segenap aparat Puskesmas XYZ mengharapkan Laporan
Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kepada
para stakeholders dan sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan
guna peningkatan kinerja selanjutnya dan kesejahteraan rakyat.
214
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Bupati Pelalawan
H.M.HARRIS
215