Anda di halaman 1dari 204

Puskesmas XYZ

Catatan atas Laporan Keuangan


Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara, Bupati Pelalawan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang telah
diaudit oleh Pemeriksa Eksternal Pemerintah selambat-lambatnya enam bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
Laporan keuangan Puskesmas XYZ tahun 2019 disusun untuk menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan dalam tahun 2019. Laporan keuangan ini terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efisiensi dan efektivitas keuangan
pemerintah daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan.
Puskesmas XYZ mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
daerah secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk
kepentingan:
a. Akuntabilitas, untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang telah dipercayakan oleh Kepala Daerah dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajerial, untuk membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan SKPD dalam periode pelaporan sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi, untuk memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur atas
pertanggungjawaban SKPD dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan antargenerasi (intergenerational equity), untuk membantu para
pengguna laporan keuangan untuk mengetahui apakah penerimaan pemerintah
daerah pada periode pelaporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan tidak akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.
Tujuan umum penyusunan laporan keuangan ini adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, dan kinerja keuangan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber daya.
13
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sedangkan tujuan spesifiknya adalah untuk menyajikan informasi yang berguna


untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 disusun dengan berpedoman
pada ketentuan yang termuat dalam :
a. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna, Karimun, Kuantan Singingi
dan Kota Batam; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
181,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902);
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
g. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
h. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4801) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189);
i. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
j. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

14
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah


beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4028);
l. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4416) telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4712);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
o. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4577);
p. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
q. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
r. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
s. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada
Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972) sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan

15
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
195, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5351);
t. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
u. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang
Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
v. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92);
w. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334);
x. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
y. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Barang Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
z. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan
Peraturan Kepala daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
aa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Review atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
bb. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik;
cc. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

16
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);
dd. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1425);
hh. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 04 Tahun Tahun 2011 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita
Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2011 Nomor 04);
ll. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 12 Tahun 2014 tentang APBD
Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah Kabupaten
Pelalawan Tahun 2014 Nomor 12);
mm. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 03 Tahun 2019 tentang
Perubahan APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 Nomor 03);
nn. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita
Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 Nomor 53);
oo. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Penjabaran APBD
Tahun anggaran 2019 (Berita Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 Nomor
57);
pp. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 65 Tahun 2014 tentang Perubahan
Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita Daerah Kabupaten Pelalawan
Tahun 2014 Nomor 65);
qq. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 25 Tahun 2019 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pelalawan (Berita Daerah Kabupaten
Pelalawan Tahun 2019 Nomor 25);
rr. Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penjabaran
Perubahan APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 (Berita Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019 Nomor 43);

1.3. Sistematika Penulisan


Catatan atas laporan keuangan menyajikan penjelasan naratif, analisis atau
daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran dan
neraca. Selain itu, dalam catatan atas laporan keuangan juga mengungkapkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang pencapaian target APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan berupa
penjelasan mengenai tingkat efisiensi dan efektivitas suatu program;

17
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-


kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian - kejadian penting lainnya;
d. Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan; dan
e. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Laporan Keuangan
Bab 2 Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan Daerah
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2. Analisis Rasio Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Bab 4 Kebijakan Akuntansi
4.1. Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah
4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
5.2. Penjelasan Pos-Pos Laporan Perubahan SAL
5.3. Penjelasan Pos-Pos Neraca
5.4. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional
5.5. Penjelasan Pos-Pos Laporan Arus Kas
5.6. Penjelasan Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas
Bab 6 Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
6.1. Gambaran Umum Puskesmas XYZ
6.2. Kepemimpinan Daerah

18
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6.3. Penjelasan dan Rincian Masing-masing Non Pos-pos Laporan Keuangan


6.4. Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Bab 7 Penutup

19
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 2
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN, DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro


1. Kondisi Ekonomi Tahun 2019
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang
perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Laju pertumbuhan ekonomi baik
secara agregat menurut lapangan usaha dihitung menurut PDRB atas dasar harga
konstan, bukan atas dasar harga berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku belum
menggambarkan kenaikan atau pertumbuhan yang riil, karena masih dipengaruhi
kenaikan tingkat harga atau inflasi.
Kabupaten Pelalawan telah mengalami perkembangan ekonomi yang cukup
pesat dengan didukung dua sektor ekonomi andalan yakni sektor pertanian yang
berbasiskan subsektor perkebunan dan sektor industri. Tabel berikut menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan menurut lapangan usaha tanpa
migas dalam kurun waktu 2008-2014.
Tabel 2.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pelalawan
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2014 (Tanpa Migas)

Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, PDRB Kabupaten Pelalawan 2019.

Dari Tabel 2.1 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pelalawan dalam 4 (empat) tahun terakhir bergerak di kisaran 7 persen. Tahun
2014 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,08 persen dan mengalami penurunan
jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 7,07 persen.
Sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun 2013
antara lain adalah sektor pertambangan (6,92 persen), sektor industri (1,80
persen), dan sektor jasa (0,43 persen), sektor konstruksi (0,91 persen), dan
perdagangan (1,9 persen).
Sektor jasa sangat berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen. Jadi ukuran
yang digunakan sangat dinamis, sangat tergantung dengan faktor pelayanan,
penyajian, dan persepsi pengguna akhir. Dari sekian banyak pelaku ekonomi
20
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

disektor jasa, jasa akomodasi memberikan sumbangan yang cukup signifikan. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa jasa pengelola akomodasi terutama penginapan
yang melakukan ekspansi usahanya berupa penambahan kapasitas tempat tidur.
Selain itu di beberapa daerah mulai bermunculan jasa akomodasi yang baru.
a. Kontribusi Sektoral
Dalam penentuan perioritas pembangunan perhatian lebih dicurahkan
pada sektor yang lebih dominan peranannya dalam menunjang ekonomi suatu
daerah, dengan memperhatikan apakah sektor tersebut masih memungkinkan
untuk dikembangkan.
Bila dilihat distribusi persentase PDRB Kabupaten Pelalawan, maka
tampak jelas sejak tahun 2010 hingga tahun 2014 tidak terjadi pergeseran yang
berarti antar sektor dalam struktur perekonomian Kabupaten Pelalawan
Tabel 2.2
Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku
Kabupaten Pelalawan Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas)
Tahun 2010 - 2014

Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, PDRB Kabupaten Pelalawan 2019.

Peranan per sektor pada tahun 2014 terbesar ada pada sektor industri.
Sebesar 50,98 persen PDRB Kabupaten Pelalawan terbentuk dari sektor ini.
Artinya lebih dari setengah PDRB berasal dari sektor industri. Kemudian
menyusul sektor pertanian dengan total kontribusi sebesar 38,80 persen dan
disusul sektor perdagangan sebesar 3,89 persen.
Sektor Industri masih menjadi sektor andalan di Kabupaten Pelalawan.
Keberadaan sektor Industri sangat berkaitan dengan sektor pertanian.
Sebagian besar industri di Pelalawan merupakan kegiatan hilir dari kegiatan
sektor pertanian, utamanya sub sektor kehutanan dan perkebunan. Hasil-hasil
kehutanan, terutama kayu dan hasil perkebunan, seperti, karet dan kelapa sawit
merupakan penyumbang terbesar sektor Industri.
Sektor yang rendah kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten
Pelalawan adalah sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air yang
terkait dengan sektor bangunan. Jika sektor bangunan meningkat maka sektor
listrik juga mengalami peningkatan. Seperti halnya permasalahan energi
nasional, di beberapa daerah di Kabupaten Pelalawan, pemenuhan terhadap

21
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

listrik memang masih kurang. Beberapa wilayah bahkan belum tersentuh listrik.
Hal ini tentu menjadi prioritas pembangunan daerah. Membuka keterisoliran
daerah untuk kemudian membangun sarana dan prasarana pendukung
termasuk masalah kelistrikan menjadi komitmen Puskesmas XYZ.
b. PDRB dan Pendapatan per Kapita
PDRB per kapita dan pendapatan per kapita Kabupaten Pelalawan
mencerminkan besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
yang ada di Kabupaten Pelalawan setelah dibagi dengan jumlah penduduk
yang ada di Kabupaten Pelalalawan.
PDRB per kapita dan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku
dan harga konstan selama periode Tahun 2008 s.d 2013 dapat di lihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.3
PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita Tanpa Migas
Kabupaten Pelalawan tahun 2010 - 2014 (Juta Rp)
Rincian Berlaku Konstan
I. PDRB Perkapita
2010 76,93 76,73
2011 70,93 79,87
2012 68,77 83,02
2013 65,25 86,94
2014 61,96 97,41
II. Pendapatan Regional Per Kapita
2010 52,12 10,15
2011 57,28 10,46
2012 60,58 10,54
2013 63,53 10,46
2014 - -
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, PDRB Kabupaten Pelalawan 2019.

Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku tahun 2014 sebesar 61,96 juta sedangkan menurut harga konstan
sebesar 97,41 juta.

c. Indeks Implisit
Indeks implisit merupakan perbandingan perkembangan PDRB atas
dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Indeks implisit
menggambarkan perubahan harga yang terjadi di tingkat produsen dan
mencakup semua sektor usaha yang ada di masyarakat, indeks implisit juga
dapat menggambarkan keadaan inflasi/deflasi secara keseluruhan yang terjadi
selama tahun berjalan. Inflasi/deflasi juga merupakan gambaran tentang
terjadinya perubahan harga, dengan terjadinya inflasi/deflasi dapat
mempengaruhi daya beli konsumen yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
tingkat pendapatan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.
Pada Tabel 2.4 dapat dilihat perkembangan indeks implisit Kabupaten
Pelalawan kurun waktu Tahun 2008 s.d 2014.

Tabel 2.4
22
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Indeks Implisit Kabupaten Pelalawan Tahun 2010- 2014


Tahun Indeks Perubahan
2010 100,00 -
2011 106,31 6,31
2012 110,87 4,56
2013 115,96 5,09
2014 128,89 12,93
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, PDRB Kabupaten Pelalawan 2019.

Pada Tabel 2.4 di atas terlihat bahwa indeks implisit Kabupaten


Pelalawan mengalami peningkatan dari 115,96 persen pada tahun 2013
menjadi sebesar 128,89 persen pada tahun 2014 atau selama kurun waktu
2010-2014 telah terjadi perubahan harga. Indeks implisit akan berguna sebagai
salah satu indikator kenaikan harga secara umum (alat bantu melihat fluktuasi
harga).

2. Arah Kebijakan
Keberhasilan pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi yang
dimiliki oleh suatu daerah. Posisi Kabupaten Pelalawan berada pada kawasan
strategis yang terletak di pesisir pulau Sumatera. Potensi dan peluang
pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah di bidang
pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata.
Sebagai sebuah kabupaten yang baru, penjaringan aspirasi masyarakat
banyak sangat diperlukan agar peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat,
peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat, pembangunan sistem perhubungan dan
transportasi, dan penciptaan sistem pemerintahan yang bertanggung jawab dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.
Arah kebijakan pembangunan memberikan pedoman bagaimana strategi
terhubung ke sasaran dan kapan sasaran tersebut harus dicapai. Arah kebijakan
diwujudkan dengan fokus sasaran dari waktu ke waktu selama masa periode 2011-
2016. Arah kebijakan menjadi tema pembangunan yang berisi sasaran yang
dilaksanakan pada tahun yang direncanakan.
Arah kebijakan selama lima tahun tersebut kemudian dijabarkan kepada
prioritas dan sasaran pembangunan. Prioritas dan sasaran pembangunan menjadi
tahapan pembangunan tahunan selama lima tahun yang nantinya akan menjadi
pedoman Puskesmas XYZ pada saat penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).
Dalam usaha mencapai indikator target kinerja visi dan misi pada sasaran
pembangunan jangka menengah daerah maka strategi menjadi sarana untuk
mendapatkan gambaran tentang program prioritas. Guna mendapatkan
“sekumpulan” program prioritas yang inheren disetiap strategi, dibutuhkan
kebijakan umum. Program-program prioritas di masing-masing strategi disebut

23
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

program pembangunan daerah untuk menggambarkan capaiannya secara


langsung terhadap sasaran pembangunan daerah.
Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, maka Puskesmas XYZ telah
menetapkan arah kebijakan untuk pembangunan sebagai berikut:
a. Arah Kebijakan Utama
Arah kebijakan Kabupaten Pelalawan untuk tahun 2019 adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan kualitas SDM yang unggul, beriman bertaqwa dan
berbudaya melayu yang dilakukan dengan cara peningkatan akses dan
mutu pelayanan pendidik, dan peningkatan kualitas tenaga pendidik;
2) Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan cara
pelayanan kesehatan berkualitas ke seluruh wilayah dan perwujutan
lingkungan yang bersih dan sehat;
3) Meningkatkan kinerja birokrasi dan otonomi desa;
4) Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah yang dilakukan dengan
cara peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pendukung layanan
dasar dan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pendukung
unggulan daerah;
5) Meningkatkan kemandirian ekonomi, mendorong investasi, pengembangan
pariwisata dan usaha-usaha strategi daerah yang berwawasan lingkungan;
dan
6) Meningkatan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
b. Arah Kebijakan Umum
Perumusan kebijakan umum bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan
antara strategi yang telah disusun dengan arah kebijakan yang menjadi acuan
penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah. Prinsip dasar
pelaksanaan pembangunan Kabupaten Pelalawan adalah dengan
menggunakan pendekatan penguatan Sistem Inovasi Daerah, yakni
pembangunan dengan pendekatan sistem dan dilakukan secara holistik.
Prinsip dasar ini yang melandasi kebijakan umum pembangunan daerah.
Kebijakan umum Kabupaten Pelalawan dalam menerjemahkan strategi dan
arah kebijakan pembangunan lima tahunan, sebagai berikut:
Strategi I : Pengembangan manajemen pendidikan berbasis prestasi.
Kebijakan yang ditempuh dengan pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan
pningkatan standar mutu PAUD, pendidikan dasar, menengah
serta non formal
Strategi II : Pengembangan keterampilan dan keahlian tenaga kerja dan
pencari kerja

24
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kebijakan yang ditempuh dengan pengembangan keterampilan


dan keahlian tenaga kerja dan pencari kerja.
Strategi III : Pengamalan dan pemantapan nilai-nilai budaya melayu dan
keagamaan
Kebijakan yang ditempuh dengan pelestarian kelembagaan dan
pengembangan keragaman kekayaan budaya Melayu dan
pengarusutamaan gender, dan menciptakan suasana kondusif
dalam kehidupan beragama.
Strategi IV : Peningkatan sistem dan aksesibilitas kesehatan
Kebijakan yang ditempuh dengan peningkatan kualitas SDM
kesehatan, peningkatan jumlah sarana dan prasarana kesehatan
yang sesuai standar, dan peningkatan pelayanan kesehatan
yang terjangkau dan berkualitas.
Strategi V : Penguatan akuntabilitas kinerja dan kapasitas aparatur
pemerintah
Kebijakan yang ditempuh:
1) Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis
kompetensi;
2) Pengembangan sistem manajemen kinerja;
3) Pengembangan perencanaan pembangunan dan
pengelolaan keuangan daerah secara efektif, transparan dan
akuntabel;
4) Perencanaan dan pengendalian SPM;
5) Fasilitasi pembentukan desa mandiri.
Strategi VI : Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan infrastruktur
Kebijakan yang ditempuh dengan pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana dasar.
Strategi VII : Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
ketahananpangan
Kebijakan yang ditempuh dengan menjaga ketersediaan bahan
pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan, dan
peningkatan produksi bahan pangan.
Strategi VIII: Penerapan manajemen yang terpadu dan berkelanjutan melalui
pendekatan Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Kebijakan yang ditempuh:
1) Pembangunan industri-industri hilir yang strategis;
2) Penyertaan modal kepada BUMD dan badan usaha lainnya;

25
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3) Pengembangan dan pemasaran potensi pariwisata;


4) Pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Strategi IX : Pengembangan ekonomi kerakyatan
Kebijakan yang ditempuh dengan pemberdayaan, pembinaan
dan pengembangan kreatifitas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, dan pengembangan kawasan ekonomi unggulan
daerah.
Strategi X : Pengembangan mekanisme dan sistem pendukung penerapan
peraturan daerah;
Kebijakan yang ditempuh dengan penegakan aturan dan
pemberdayaan masyarakat.

c. Program Prioritas Daerah


Program prioritas adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang mendapatkan prioritas dalam pendanaan yang
dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan
daerah sesuai visi dan misi Bupati Pelalawan.
Indikasi rencana program prioritas Kabupaten Pelalawan berisi program-
program prioritas baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka
menengah maupun untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM)
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif
sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk
penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang
telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan
sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan rencana strategis SKPD,
termasuk dalam menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta
kebutuhan pendanaannya.
Pada akhirnya, keseluruhan rangkaian perencanaan pembangunan
daerah bermuara pada penentuan program prioritas yang selanjutnya harus
diterjemahkan oleh tiap-tiap SKPD ke dalam kegiatan prioritas. Perencanaan
program prioritas dalam dokumen RPJMD harus dirumuskan dengan seksama
mengingat pentingnya makna program prioritas bagi rujukan utama dalam
pelaksanaan perencanaan tiap tahun ke dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).
Pagu indikatif merupakan rancangan maksimal atas rencana belanja atau
anggaran yang akan dituangkan dalam APBD. Pagu indikatif dialokasikan ke
tiap-tiap program prioritas masing-masing urusan untuk mencapai tiap-tiap
indikator yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pengelompokkan pagu pada
program di tiap-tiap SKPD dapat dilakukan untuk kurun waktu lima tahun masa
pembangunan jangka menengah. Selanjutnya, masing-masing pagu menjadi

26
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

patokan maksimal bagi SKPD dalam menjabarkan pagu tersebut pada kegiatan
prioritas selama 5 (lima) tahun.

3. Potensi Unggulan Daerah


Sesuai dengan kondisi alam dan luas wilayah yang dimiliki Kabupaten
Pelalawan, bidang pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup potensial
untuk dikembangkan dan menjanjikan peluang investasi pada masa sekarang dan
pada masa yang akan datang diantaranya:
a. Potensi Lahan
Potensi lahan dibedakan menjadi dua yaitu potensi lahan sawah dan
potensi lahan kering. Lahan sawah meliputi sawah pasang surut dan sawah
tadah hujan dengan potensi 7.439 ha. Lahan pasang surut banyak
dibudidayakan dan 1.228.517,3 ha lahan kering. Lahan sawah terdiri dari 7.439
ha lahan pasang surut, 6.232 ha lahan tadah hujan dan 1.207 ha lebak dan
lainnya. Untuk lahan sawah pasang surut dari 7.439 di daerah sepanjang
sungai Kampar. Sedangkan potensi lahan kering mencapai 1.228.517,3 ha
yang sebagai besar terdiri dari ladang, tegalan dan perkebunan.
b. Bidang Pertanian Tanaman Pangan
Total produksi padi tahun 2014 mencapai 38.127,65 ton. Kecamatan
dengan produksi padi terbesar adalah Kecamatan Kuala Kampar sebanyak
33.416,76 ton. Produksi padi di Kabupaten Pelalawan disumbang dari lahan
pasang surut dan tadah hujan. Belum ada sistem irigasi teknis.
Tanaman palawija dengan luas panen terbesar adalah jagung, yang
sebagain besar diusahakan di Kecamatan Teluk Meranti dengan luas panen
mencapai 6.307 ha. Selain jagung tanaman palawija lain yang diusahakan
antara lain ubi kayu, kedelai, ubi jalar, kacang tanah, dan talas.
Tanaman sayur-sayuran yang biasa ditanam adalah kacang panjang,
cabe besar, cabe rawit, terung, ketimun, dan kangkung. Produksi kacang
panjang mencapai 2.501 kwintal, cabe besar 701 kwintal, cabe rawit 890
kwintal, terung 985 kwintal, ketimun 2.825 kwintal, dan kangkung 1.324 kwintal.
Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang di
Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 yakni pada Tabel 2.5 berikut.

27
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tabel 2.5
Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014

Kecamatan Pada Sawah Padi Ladang


Luas Luas Produksi Luas Luas Produksi
Tanam Panen (Ton) Tanam Panen (Ton)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6 7
Langgam 0 0 0 0 0 0
Pangkalan Kerinci 0 0 0 0 0 0
Bandar Sei Kijang 0 0 0 0 0 0
Pangkalan Kuras 181 121 394,74 60 150 345,00
Ukui 0 0 0 0 118 46,00
Pangkalan Lesung 0 0 0 0 20 271,40
Bunut 105 175 520,53 67 57 131,10
Pelalawan 182 182 1.055,93 2 11 16,10
Bandar Petalangan 265 355 558,81 2 7 25,30
Kuala Kampar 5.903 7.748 33.416,76 0 0 0
Kerumutan 316 167 448,66 0 0 0
Teluk Meranti 380 334 897,32 0 0 0
2014 7.332 9.082 37.292,75 131 363 834,90
2013 11.603 11.594 41.363,42 273 61 143,35
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019.

Realisasi produksi tanaman sayur-sayuran dapat dilihat pada Tabel 2.6


dan tanaman buah-buahan pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.6
Realisasi Lahan dan Produksi Sayur-sayuran Tahun 2014

Terong Kacang Panjang Kangkung Ketimun


Kecamatan Luas Produksi Luas Produks Luas Produksi Luas Produksi
Panen (Kw) Panen i Panen (Kw) Panen (Kw)
(Ha) (Ha) (Kw) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Langgam 4 60 23 974 28 435 17 409
Pangkalan Kerinci 14 110 18 140 11 112 9 54
Bandar Sei Kijang 4 74 16 334 1 7 8 281
Pangkalan Kuras 8 32 15 215 37 142 13 50
Ukui 7 69 14 126 20 213 12 142
Pangkalan Lesung 5 39 11 170 2 25 4 38
Bunut 6 161 9 101 9 122 8 407
Pelalawan 9 342 11 214 0 0 12 1.145
Bandar Petangan 2 5 12 41 12 60 7 30
Kuala Kampar 3 25 6 68 7 59 5 51
Kerumutan 4 26 11 63 11 149 8 104
Teluk Meranti 5 42 8 55 0 0 7 124
2014 71 985 154 2.501 138 1.324 110 2.835
2013 91 3.104 192 4.847 140 1.625 142 5.728
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019

28
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tabel 2.7
Realisasi Produksi Tanaman Buah-Buahan
di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014

Kecamatan Tanaman Menghasilkan (kwintal)


Alpukat Durian Jambu Biji Jambu Air
1 2 3 4 5
Langgam 253 331 250 266
Pangkalan Kerinci 12 0 6 13
Bandar Sei Kijang 147 163 24 132
Pangkalan Kuras 204 5 83 181
Ukui 72 18 154 169
Pangkalan Lesung 7 16 47 170
Bunut 0 10 1 35
Pelalawan 0 0 0 10
Bandar Petalangan 85 7 225 166
Kuala Kampar 4 13 54 28
Kerumutan 26 21 105 54
Teluk Meranti 0 0 9 92
Jumlah 2014 810 584 958 1.316
2013 1.268 2.546 2.320 6.134
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019.

c. Bidang Perikanan
Kabupaten Pelalawan memiliki potensi perikanan yang menjanjikan,
terutama perikanan budidaya, hal ini disebabkan Kabupaten pelalawan
mempunyai sungai-sungai dengan panjang mencapai 1.821 km dan luas 34.924
ha.
Di Kabupaten Pelalawan terdapat 13.183,85 ton produksi perikanan
budidaya yang terdiri dari perikanan laut dan budidaya sebanyak 3.919,5 ton,
perairan umum sebanyak 2.319,7 ton, kolam sebanyak 5.762,89 ton, dan
keramba sebanyak 367,76 ton. Sedangkan perikanan laut dan budidaya hanya
diusahakan di Kecamatan Kuala Kampar, dengan produksi tahun 2014 mencapai
3.919,5 ton. Nilai ekonomi seluruh produksi perikanan mencapai 171,77 milyar.

d. Bidang Peternakan
Sektor perternakanmasih terbuka lebar berupa penggemukan pembibitan,
ataupun produksi telor, ternak lembu, ayam dan kambing, dengan kesediaan
areal pengembangan berdasarkan RT/RW berada pada areal pertanian tangan
pangan, perkebunan rakyat,Permukiman perdesaan dan lain-lain yang sesuai.
Populasi ternak sampai tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8
Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014

29
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. Jenis Ternak Jumlah ( Ekor )


1. Sapi 9.613
2. Kerbau 1.120
3. Kambing 7.817
4. Domba 260
5. Ayam Buras 276.191
6. Ayam Ras Pedaging 5.085.700
7. Itik 36.517
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019.

e. Bidang Perkebunan
Sektor perkebunan terutama kelapa sawit dan karet memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap perekonomian Pelalawan. Perkebunan kelapa sawit
diusahakan hampir di semua kecamatan di Pelalawan. Luas areal kelapa sawit
Tahun 2014 tercatat 366.928,24 ha, dengan total produksi sebanyak
1.764.269,44 ton. Luas areal tanaman karet 26.415,90 ha dengan total produksi
sebanyak 34.505,41 ton. Luas areal tanaman kelapa 16.668,14 ha dengan total
produksi sebanyak 17.312,48 ton.

f. Bidang Pariwisata
Sektor Pariwisata belum tergarap dengan baik, sehingga kesempatan bagi
para investor masih terbuka lebar untuk menanamkan modal di bidang
kepariwisataan. Sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Pelalawan, antara lain
meliputi Selancar Bono, Tasik Sarang Burung dan Telaga Serkap di Teluk
Meranti, Hutan Lindung Kerumutan, Hutan Raya Sungai Mokoh di Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Balai Kerapatan Adat Suku Petalangan di Desa Betung, Tugu
Ekuator di Kecamatan Pangkalan Lesung, Makam Sultan Mahmudsyah II,
Makam Raja Pelalawan, Bangsal Meriam, Istana Pelalawan di Kecamatan
Pelalawan, dan Taman Nasional Teso Nilo di Kecamatan Ukui.

g. Bidang Industri
Sektor industri saat ini merupakan sektor utama dalam perekonomian
Kabupaten Pelalawan. Kontribusi sektor industri mencapai 49,56 persen dari total
PDRB tahun 2014. Program pembangunan industri di Kabupaten Pelalawan
meliputi program pokok dan program pengembangan industri rumah tangga, kecil
dan menengah, program peningkatan kemampuan teknologi industri dan
program penataan struktur industri. Sedangkan program penunjang antara lain
adalah program pengendalian pencemaran lingkungan, informasi industri,
pelatihan dan penyuluhan serta program penelitian dan pengembangan.
Pada Tahun 2014, tercatat 545 industri kecil dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 1.895 orang dengan nilai investasi 6,46 miliar yang terdiri dari jenis
industri pangan, sandang, kerajinan dan industri lainnya.

h. Bidang Pertambangan
30
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan, Sektor


Pertambangan terdiri dari:
1) Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Kecamatan Kerumutan, Ukui,
Langgam, Pangkalan Kuras dan Kecamatan Pangkalan Lesung; dan
2) Pertambangan Meneral dan Batubara (menerba) terdiri dari pertambangan
batubara (Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Ukui, Kerumutan dan
Kecamatan Pelalawan), pertambangan logam (Kecamatan Langgam,
Pangkalan Kuras dan Kecamatan Kuala Kampar di perairan laut) dan
pertambangan batuan di Kecamatan Langgam, Pangkalan Kerinci, Bandar Sei
Kijang, Pangkalan Kuras, Kecamatan Pelalawan, Bunut, Pangkalan Lesung,
Bandar Petalangan, Kecamatan Teluk Meranti (daratan dan perairan) dan
Kecamatan Kuala Kampar (daratan dan perairan).
Untuk pertambangan minyak bumi dan gas bumi, produksi minyak bumi
mencapai 585,77 ribu barrel di Tahun 2014. Angka ini mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 592,14 ribu barrel. Sedangkan
produksi gas bumi adalah 11.334,30 ribu mscf, mengalami peningkatan signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya 10.876,51 ribu mscf.
Untuk gas bumi telah adanya kesepakatan kerjasama antara Puskesmas
XYZ dengan PT Kalila Ltd. untuk mengelola gas bumi sebesar 250 bcf.
Kandungan gas bumi yang telah dimanfaatkan sebesar 21 mmscfd dikelola oleh
PT RAPP. Dengan pemanfaatan tersebut diperkirakan kandungan gas bumi akan
habis dalam waktu 200 tahun. Di Kabupaten Pelalawan diperkirakan terdapat
enam titik sumur gas bumi dengan jumlah cadangan sebesar 300 bcf dengan
kapasitas produksi 50 mmcf per hari, 4 titik sumur terdapat di Kecamatan
Langgam dan dua titik di Kecamatan Pelalawan.
Potensi gas sudah di program untuk membangun PLTG di Langgam
dengan kapasitas 50 MW yang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik
masyarakat Puskesmas XYZ, industri dan daerah tetangga.
Jumlah produksi pertambangan menurut jenis di Kabupaten Pelalawan dari
tahun 2008-2014 tertera pada Tabel 2.9 di bawah ini.

Tabel 2.9
Produksi Pertambangan menurut Jenis Kabupaten Pelalawan

Produksi
Jenis Tambang Satuan Unit
2010 2011 2012 2013 2014
1. Minyak Ribu Barel 556,62 534,13 572,69 592,14 585,77
Bumi
2. Gas Bumi Ribu MSCF 427,72 4.702,68 5.716,76 10.876,51 11.334,30
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019

4. Pertumbuhan Investasi
31
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Penetapan arah kebijakan umum di bidang penanaman modal bertujuan untuk


meningkatkan pertumbuhan penanaman modal yang cukup besar. Pertumbuhan
investasi di Kabupaten Pelalawan selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Untuk lebih menarik minat investor maka ditetapkan arah kebijakan umum
pembangunan di bidang penanaman modal, yaitu melaksanakan promosi di dalam
maupun di luar negeri yang mempunyai peluang pasar terhadap produk-produk
yang dihasilkan ataupun terhadap peluang investasi.
Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan sesuai arah dan kebijakan
umum, maka sebagai komitmen dan bahan evaluasi ditetapkan sasaran yang akan
dicapai berupa pertumbuhan investasi. Persetujuan penanaman modal di
Kabupaten Pelalawan selama tahun 2019 tercatat senilai 59.326.294.060.290,00
untuk PMDN dan senilai 36.566.930.513.664,00 untuk PMA. Adapun pertumbuhan
investasi di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat dari Tabel 2.10.

Tabel 2.10
Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tahun 2005 - 2019
Kabupaten Pelalawan (dalam ribuan rupiah)

Tahun Bidang Usaha Realisasi Investasi

2005 1. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 429.780.611,16


2. Pabrik kelapa sawit 86.795.260,00

Jumlah 516.575.871,16
2006 1. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 117.239.000,00

Jumlah 117.239.000,00
2008 1. Industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati 157.334.250,00
Jumlah 157.334.250,00
2011 1. Industri pulp dan kertas 22.483.340.272,38
2. Perkebunan kelapa sawit dan 2 PKS 332.757.000,00
3. Industri pengolahan CPO dan PKS 128.720.000,00
4. Perkebunan kelapa sawit 11.000.000,00
49.797.500,00
5. Pabrik kelapa sawit
285.504.746,39
6. Perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit
pengolahannya
Jumlah 23.291.119.518,77
2012 1. Industri pulp dan kertas 1.094.620.778,55
2. Penyediaan tenaga listrik 313.901.414,61
3. Perkebunan kelapa sawit 23.097.000,00
4. Perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit 76.486.728,12
pengolahannya 327.290.198,02
5. Hutan tanaman industri
Jumlah 1.835.396.119,30
2013 1. Industri pulp dan kertas 719.809,064
2. Penyediaan tenaga listrik 219.043.774,53
3. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 6.477.249,72

32
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tahun Bidang Usaha Realisasi Investasi


4. Perkebunan kelapa sawit 23.097.000,00
5. Hutan tanaman industri 327.290.198,02
Jumlah 576.628.031,33
2014 1. Industri pulp dan kertas 719.809.064,18
2. Penyediaan tenaga listrik 219.043.774,53
3. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 133.049.539,95
4. Perkebunan kelapa sawit 23.097.000.00
5. Hutan tanaman industri 327.290.198,02
Jumlah 1.422.289.576,68
2019 1. Industri pulp dan kertas 42.742.752.251,69
2. Pembangunan pengusaha kawasan industri 151.924.168,52
3. Perhotelan 11.551.000,00
4. Penyediaan tenaga listrik 11.692.099.960,26
5. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 2.637.271.638,13
6. Industri miyak kasar /miyak makan dari nabati 303.848.537,00
7. perkebunan kelapa sawit 925.088.418,27
8. prk kelapa sawit PRK karet 286.240.425,91
9. Pabrik kelapa sawit 12.200.000,00
10. Hutan tanaman industri 429.644.198,02
11. Peternakan ayam 11.925.000,00
12. Pengadaan gas alam dan buatan 6.432.750,00
13. Perkebunan dan pengolahan kelapa sawit 115.315.712,49
Jumlah 59.326.294.060,29

Sumber: Laporan BPMPPT Kabupaten Pelalawan, 2019

Perkembangan persetujuan PMA di Kabupaten Pelalawan Tahun 2014 yakni


pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11
33
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Perkembangan Persetujuan PMA di Kabupaten Pelalawan


Tahun 2005 - 2019 (dalam ribuan rupiah)
Tahun
Tahun Bidang Usaha Realisasi Investasi

2005 1. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 2.629.268.312,58


Jumlah 2.629.268.312,58
2008 1. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 239.579.000,00
2. Pabrik kertas 3.427.463,50
3. Industri kimia anorganik caustik soda 2.996.199,09
Jumlah 246.002.662,59
2011 1. Perkebunan kelapa sawit 325.601.094,06
2. Industri calcium carbonate 167.303.089,67
3. Pulp slus fiber 10.695.927.983,71
4. Industri minyak makan 100.000.000,00
5. Jasa 3.672.495,00
6. Industri kertas budaya 2.024.255.724,82
Jumlah 13.316.760.387,26
2012 1. Pabrik kertas 287.515.287,69
2. Industri calcium carbonate 7.800.929,04
3. Kebunan kelapa sawit 4.289.721,50
Jumlah 299.605.938,23
1. Perkebunan kelapa sawit 29.464.825,15
2013 2. Pabrik kelapa sawit 13.393.604,30
3. Pabrik kertas 181.629.902,48
4. Industri calcium carbonate 5.308.114,80
5. Industri kertas budaya 52.116.045,15
Jumlah 281.912.491,88
2014 1. Perkebunan kelapa sawit 29.464.825,15
2. Pabrik kelapa sawit 7.084.704,00
3. Pabrik kertas 181.629.902.48
4. Industri calcium carbonate 5.308.114,80
5. Pulp slush fiber 272.310.204.10
6. Industri kertas budaya 52.232.550,83
Jumlah 548.030.301,36
2019 1. Perkebunan kelapa sawit 1.693.166.020,56
2. Pabrik kelapa sawit 30.516.012,00
3. Jasa konstruksi konsultasi 346.446.013,41
4. Jasa penyewaan peralatan konsultasi plant hire service 33.000.000,00
5. Pabrik kertas 12.674.679.424,78
6. Perkebunan kelapa sawit dan PKS 4.197.512.138,02
7. Industri cacium carbonate/industri kimia besar 386.811.656,30
8. Pulp slush fiber 7.738.631.996,61
9. Industri minyak makan 257.446.004,71
10. Industri kertas budaya 3.530.333.425,17
11. Industri Kimia anorganik caustic soda (naoh) chlorine 3.375.777.865,29
(C12) 34
3.672.495,00
12. Perdagangan besar mesin, suku cadang & perlengkapan 69.000.000,00
13. Listrik 2.229.937.461,83
14. Industri pengolahan kelapa sawit/PKS
Jumlah 36.566.930.461,83
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sumber: Laporan BPMPPT Kabupaten Pelalawan, 2019

2.2. Kebijakan Keuangan Daerah


1. Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Dalam pengelolaan target pendapatan daerah, Kabupaten Pelalawan
berupaya untuk meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus
menambah beban masyarakat. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih
merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik
struktur. Oleh karena itu semua potensi pendapatan semaksimal mungkin digali
agar mampu memenuhi seluruh kebutuhan belanja.
Untuk Tahun 2019, arah kebijakan yang terkait dengan peningkatan
pendapatan daerah yang ditempuh Puskesmas XYZ adalah dengan memberikan
prioritas pada program dan kegiatan yang paling banyak memberikan kontribusi
terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran, yaitu sebagai berikut :
a. Merancang dan menetapkan peraturan daerah yang mengatur pendapatan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan maupun kondisi ekonomi;
b. Mengoptimalkan sumber daya manusia dan prasarana dalam proses
peningkatan dan pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD) sesuai dengan
potensi yang dimiliki;
c. Melaksanakan intensifikasi melalui pelayanan;
d. Meningkatkan akurasi dan verifikasi data;
e. Mensosialisasikan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah
yang terkait dengan penerimaan pendapatan daerah.
Kebijakan peningkatan pendapatan daerah tersebut diimplementasikan
melalui upaya sebagai berikut:
a. Melalui usaha yang bersifat intensifikasi maupun ekstensifikasi;
b. Peningkatan pelayanan jasa publik;
c. Bersinergi dengan pihak terkait;
d. Melakukan penyederhanaan pungutan, efisiensi biaya pemungutan,
memperkecil tunggakan, dan menegakkan sanksi hukum bagi para
penghindar pajak dan retribusi;
e. Mengurangi kebocoran penerimaan pendapatan daerah.
Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan usaha-usaha baik
intensifikasi dan ekstensifikasi. Kedua cara tersebut terus diupayakan Puskesmas
XYZ melalui berbagai kebijaksanaan yang mendorong tercapainya sasaran-
sasaran penerimaan pendapatan daerah.

35
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekstensifikasi antara lain dilakukan dengan menerbitkan peraturan daerah


yang terkait dengan PAD yang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi dan memberatkan masyarakat. Sedangan intensifikasi antara lain dilakukan
melalui perbaikan administrasi pendapatan daerah untuk penyederhanaan
pungutan, efisiensi biaya administrasi pungutan, memperkecil jumlah tunggakan
dan menegakan sanksi hukum bagi para penghindar pajak dan retribusi daerah,
serta memberikan motivasi terhadap wajib pajak/ wajib retribusi.
Terlepas dari pertumbuhan dan keberhasilan penggalian potensi
Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan, perlu diupayakan usaha-usaha kearah
peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai strategi.
Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan
untuk memenuhi pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerah melalui
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Upaya peningkatan pendapatan melalui
penggalian sumber-sumber penerimaan daerah secara maksimal, sesuai dengan
koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk diantaranya Pajak
dan Retribusi Daerah sebagai unsur utama Pendapatan Asli Daerah dan
penerimaan pendapatan lainnya. Selain itu peningkatan pendapatan daerah dapat
ditempuh dengan memperbaiki sistem perencanaan dan sistem administrasi
pendapatan daerah agar terciptanya sistem pemungutan Pendapatan Asli Daerah
yang sederhana, intensifikasi dan ekstensifikasi, penegakan aturan hukum tentang
pajak dan retribusi daerah, peningkatan sumber daya aparatur dan sarana
pendukung dalam optimalisasi penerimaan pendapatan daerah. Semua cara
tersebut terus diupayakan Puskesmas XYZ melalui berbagai kebijaksanaan yang
mendorong tercapainya sasaran-sasaran penerimaan pendapatan daerah.
Terlepas dari pertumbuhan dan keberhasilan penggalian potensi pendapatan
daerah Kabupaten Pelalawan, telah diupayakan usaha-usaha kearah peningkatan
pendapatan daerah melalui berbagai strategi.
Upaya-upaya peningkatan penerimaan asli daerah dengan cara menerbitkan
peraturan daerah yang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi
serta tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. Disamping itu dilakukan
perbaikan administrasi pendapatan daerah untuk penyederhanaan pungutan,
efisiensi biaya administrasi pungutan, memperkecil jumlah tunggakan dan
menegakkan sanksi hukum bagi para penghindar pajak dan retribusi daerah.

2. Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah


Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan Kabupaten Pelalawan yang memihak kepada kepentingan publik,
disamping tetap menjaga aksistensi penyelenggaraan Pemerintahan. Dalam
penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan afisiensi, efektifitas
dan penghematan anggaran sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat
memberikan dukungan program-program strategis pemerintah dan dilakukan
secara transparan dan akuntabilitas.

36
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kebijakan umum belanja daerah tahun 2019 sesuai kesepakatan antara


Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Pelalawan terbagi dalam dua bagian
sesuai dengan belanja yang dipergunakan dalam struktur Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019.
Secara umum dalam menetapkan anggaran belanja daerah mengacu pada
norma dan prinsip anggaran yang transparan, akuntabel, disiplin, keadilan,
efisiensi dan efektifitas anggaran, yang berorientasi pada kebutuhan nyata
masyarakat sesuai dengan tuntutan dan dinamika yang berkembang demi
meningkatnya pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik sesuai
dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Kebijakan pengelolaan belanja
daerah meliputi:
a. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi:
1) Belanja tidak langsung diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah
anggaran, untuk itu ditempuh upaya efisiensi dengan tetap
memprioritaskan ketercapaian (efektifitas) kegiatan yang dapat memberi
nilai tambah terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat maupun
aparatur pemerintah daerah.
2) Belanja tidak langsung direalisasikan untuk mendorong efektifitas
organisasi pemerintah daerah dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi
suatu unit kerja dan tidak terjadi duplikasi dengan tugas-tugas pokok dan
fungsi unit kerja lainnya.
b. Kebijakan untuk belanja langsung meliputi:
1)Belanja langsung pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
publik baik langsung maupun secara tidak langsung dalam rangka untuk
memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui strategi dan
kebijakan pembangunan yang sesuai dengan prioritas daerah yang
mendukung visi, misi pembangunan Kabupaten Pelalawan.
2)Belanja langsung yang secara langsung menyentuh masyarakat telah
diupayakan lebih besar dari alokasi belanja-belanja lainnya.

3. Pembiayaan
Dengan diberlakukannya anggaran berbasis kinerja, maka dalam
penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Dari sisi
pembiayaan dilakukan langkah-langkah antara lain dengan: (a) memanfaatkan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) Tahun Lalu; (b) tetap memperhatikan
prinsip kehati-hatian fiskal (fiscal sustainability) dengan tidak menciptakan
utang/pinjaman.
Penerimaan Pembiayaan antara lain bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran dan Penerimaan Kembali Pinjaman. Selanjutnya untuk pengeluaran
pembiayaan diprioritaskan untuk penyertaan modal kepada BUMD maupun
perusahaan swasta lainnya yang berorientasi kepada keuntungan dan bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal
37
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba yang dapat
meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang mendapat
tambahan modal dalam melayani masyarakat.

2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD


Sebagai sebuah instansi sektor publik, Puskesmas XYZ mempunyai rencana
strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun.
Pertama kali rencana strategis disusun untuk periode 2001–2005, selanjutnya untuk
periode 2006 - 2010 disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 50 Tahun
2006. Untuk periode berikutnya disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Pelalawan Nomor 01 Tahun 2012.
Rencana strategis/RPJMD merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran
kinerja instansi pemerintah. Rencana strategis instansi pemerintah memerlukan
integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu
memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan
strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik
internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam
memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-
unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi
serta strategi instansi pemerintah. Selain itu, rencana strategis yang disusun
merupakan alat kendali dan tolok ukur bagi manajemen Puskesmas XYZ dalam
penyelenggaraan pembangunan 5 tahun dan tahunan.
1 Visi Puskesmas XYZ adalah “Pembaharuan menuju Kemandirian Pemerintah
dan Masyarakat Kabupaten Pelalawan”.
Pengertian pokok-pokok visi diterjemahkan sebagai berikut.
a. Pembaharuan adalah perubahan pola pikir (mindset), cara bertindak, kebijakan
dan strategi pelaksanaan pembangunan yang mengedepankan kemampuan,
prakarsa dan partisipasi yang menimbulkan pemberdayaan dan kemajuan
masyarakat dan daerah. Dalam mendorong perkembangan perubahan pola
pikirdibutuhkan SDM dengan kualitas kinerja tinggi, sikap, semangat, orientasi
serta memiliki cara-cara cerdas dalam memanfaatkan peluang pembangunan
dan mampu merancang kebutuhan masyarakat secara cermat dan mendasar,
dengan desain perencanaan dari awal secara rasional, terukur, efisien dan
efektif.
b. Kemandirian adalah pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya
mengandalkan anggaran APBD namun juga dari kolaborasi dengan pemangku
kepentingan pembangunan antara Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat, BUMN, BUMD dan Swasta. Perlu dipahami
kemampuan pemerintah daerah dalam pembiayaan pembangunan melalui
APBD sangat terbatas, dan pada akhirnya daerah maju, sejahtera dan mandiri.

38
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Dinamika pembangunannya akan tergantung pada dunia usaha yang


mencakup BUMD, BUMN, swasta domestik dan asing. Memiliki kemampuan
menggali serta memanfaatkan potensi daerah dan peluang dari luar daerah
guna memenuhi kebutuhan pembangunan, dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri, sehingga masyarakat dan daerah mandiri
secara ekonomi, politik, sosial, hukum, mampu mensejajarkan kehidupannya
dengan masyarakat lain yang telah maju. Kondisi ini ditandai oleh
meningkatnya harkat martabat dan kualitas kehidupan masyarakat yang
didukung oleh ketersediaan infrastruktur dasar memadai.
c. Pemerintah adalah Pemerintahan Kabupaten Pelalawan yang memiliki wilayah
administratif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3902), yang bekerja dan menjalankan kebijakan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara profesional, taat
azas dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
d. Masyarakat adalah komunitas masyarakat yang berdomisili di wilayah
administrasi Kabupaten Pelalawan. Masyarakat yang mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya secara seimbang jasmani dan rohani, berbudaya dan
berakhlak mulia, memiliki peradaban tinggi, cerdas, dan sehat. Kondisi ini
ditandai oleh meningkatnya kualitas standar hidup (level of living) tumbuhnya
rasa percaya diri (self esteem), peningkatan kebebasan (freedom/democracy)
setiap orang termasuk lingkungan hidup yang makin layak dalam suasana
nyaman dan aman serta saling menghargai nilai-nilai sosial kemanusiaan.

Tabel 2.12
Indikator Keberhasilan Pencapaian Visi Kabupaten Pelalawan
Tahun 2011 - 2016
Kondisi Kondisi
Awal AkhirRPJMD
Sasaran StrategisVisi Indikator Satuan
Tahun
Tahun 2016
2010
1. Meningkatnya Indeks Pembangunan Poin 73,18 78,5
kesejahteraan Manusia (IPM)
masyarakat
2. Menurunnya Jumlah persentase % 14,51 10
kemiskinan tingkat miskin
3. Menurunnya Tingkat % 4,69 4,20
pengangguran Pengangguran
Terbuka (TPT)
4. Meningkatnya kinerja Laju Pertumbuhan % 7,17 7.20
dan kualitas Ekonomi (LPE)
perekonomian
5 Kemandirian - Persentase Proporsi % 4,53 10
Keuangan Daerah PAD dari
Penerimaan Daerah
- Proporsi Belanja % 58 60

39
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kondisi Kondisi
Awal AkhirRPJMD
Sasaran StrategisVisi Indikator Satuan
Tahun
Tahun 2016
2010
Langsung terhadap
Belanja Tidak
Langsung
Sumber : Bappeda Kabupaten Pelalawan, RPJMD 2011-2016, 2012

2 Misi
Guna mewujudkan dan merealisasikan visi Kabupaten Pelalawan, maka
Puskesmas XYZ telah menetapkan 6 (enam) misi, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, beriman, bertaqwa
dan berbudaya melayu;
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
c. Meningkatkan kinerja birokrasi dan otonomi desa;
d. Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah;
e. Meningkatkan kemandirian ekonomi, mendorong investasi, pengembangan
pariwisata dan usaha strategis daerah yang berwawasan lingkungan;
f. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
Penjelasan masing-masing misi diatas adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, beriman, bertaqwa
dan berbudaya melayu
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang menyangkut aspek
pendidikan, kemampuan dan keterampilan hidup, serta kualitas keimanan dan
ketaqwaan mutlak dilaksanakan. Hal tersebut perlu dilakukan sejak dini dan
terus menerus sehingga memiliki pondasi kokoh yang mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul dalam pengetahuan dan keteraimpilan,
melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai budaya, serta memiliki iman dan
taqwa.
b. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
Kondisikesehatan masyarakat dalam suatu wilayah sangat mempengaruhi
kualitas pembangunan dan kualitas hidup masyarakat itu sendiri. Tanpa tubuh
yang sehat, maka akan sangat sulit bagi seluruh aktor pembangunan di
Pelalawan melakukan pembangunan di segala bidang. Mengingat arti penting
kesehatan, maka salah satu fokus pembangunan untuk lima tahun kedepan
adalah peningkatan kualitas kesehatan masyarakat yang diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Meningkatkan Kinerja Birokrasi dan Otonomi Desa
Pelaksanan pembangunan akan berjalan dengan optimal apabila ditunjang oleh
aparatur pemerintah yang profesional, bersih, memiliki etos kerja dan komitmen

40
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

yang tinggi serta didukung teknologi informasi yang handal melalui sistem
inovasi daerah. Dengan demikiandiharapkan dapat menjamin kinerja
pemerintahan dalam menciptakan pelayanan publik yang prima, serta
menciptakan kepastian hukum, transparansi dan akuntabilitas publik, mulai dari
tingkat kabupaten, kecamatan sampai tingkat desa.
Otonomi desa mendorong terwujudnya desa mandiri yang mampu
memberdayakan potensi yang dimiliki untuk menciptakan kemandirian yang
hakiki, kemakmuran dan kesejahteraan di tingkat desa. Melalui otonomi desa,
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat semakin
dekat ke tingkat yang paling bawah yaitu desa. Misi mewujudkan desa mandiri
dan sejahtera di Kabupaten Pelalawan bukanlah sekedar mimpi belaka, tetapi
yakin bisa dicapai dengan langkah dan terobosan baru, niat tulus ikhlas, serta
usaha optimal dari seluruh elemen masyarakat yang bersinergi dengan
pemerintah.
d. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah
Infrastruktur merupakan faktor penunjang bagi berbagai aktivitas masyarakat di
dalam suatu wilayah. Penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang
memadai, efesien dan efektif mutlak diperlukan untuk mendorong
pengembangan wilayah sesuai dengan struktur dan pola ruang yang telah
direncanakan.
Penyediaan dan layanan infrastruktur yang baik dan sesuai dengan standar
selain akan sangat menunjang aktivitas perekonomian, juga meningkatkan
aksesibilitas suatu lokasi/daerah serta meningkatkan kualitas hidup penghuni di
wilayah tersebut. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan infrastruktur
transportasi, air bersih, telekomunikasi dan listrik, maka Puskesmas XYZ pada
periode pembangunan lima tahun ke depan (2011-2016) tetap memprioritaskan
pembangunan dan peningkatan layanan infrastruktur daerah.
e. Meningkatkan Kemandirian Ekonomi, Mendorong Investasi, Pengembangan
Pariwisata dan Usaha Strategis Daerah yang Berwawasan Lingkungan
Membangun kemandirian ekonomi tidak terlepas dari aspek daya saing, isu
ketimpangan antar wilayah, ketimpangan dalam kepemilikan asset,
pengangguran dan kemiskinan. Keterlibatan dan peran aktif seluruh aktor
pembangunan sangat diharapkan dalam membangun kemandirian ekonomi,
sebab hal ini tidak dapat tercipta secara serta merta hanya dengan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia,
produktifitas masyarakat dan sektor swasta memiliki sumbangan yang besar
bagi keberhasilan kemandirian ekonomi suatu wilayah.
Kabupaten Pelalawan memiliki kekuatan dari potensi ekonomi untuk
membangun kemandirian ekonomi. Sumber daya berupa kekayaan alam di
sektor gas alam, batubara, bentonit, pariwisata dan perkebunan merupakan
potensi unggulan seperti antara lain gas alam di Kecamatan Langgam,
fenomena alam gelombang pasang Bono di Kecamatan Teluk Meranti, dan
karet serta kelapa sawit yang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Pelalawan,
41
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

mampu menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi Pelalawan bila dikelola
secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Dari beberapa potensi ekonomi tersebut, Kabupaten Pelalawan memiliki
sumberdaya alam yang sangat eksotis untuk dikembangkan menjadi potensi
unggulan daerah sebagai tujuan pariwisata nasional dan dunia, sebagai tujuan
pariwisata antara lain gelomang pasang “Bono” dan Taman Nasional Tesso
Nilo. Gelombang Bono sejak ratusan tahun silam gelombang yang menurut
legenda merupakan perwujutan tujuh hantu itu kerapkali membolak-balikkan
kapal dan memakan korban. Namun bagi peselancar dunia, gelombang yang
terjadi karena pasang surut tersebut justru jadi surga berselancar. Jika di laut
mereka hanya bisa berselancar 30 detik dalam satu gelombang, diatas Bono
mereka bias berfoya-foya main gelombang, sekali jalan bisa 30-60 menit, jadi
gelombang Bono yang berkategori “tidal bore” merupakan salah satu objek
wisata berselancar terbaik didunia. Lokasi pariwisata tersebut, apabila dikelola
dengan baik berpotensi sebagai sumber penggerak pembangunan ekonomi
masyarakat yang berwawasan lingkungan.
Pengelolaan kekayaan alam unggulan dibarengi dengan penciptaan iklim
investasi yang kondusif termasuk kepastian hukum dan berusaha di wilayah
Pelalawan. Komitmen tersebut menuntut adanya penerapan good governance
dan pelayanan prima dari pemerintah daerah. Tanpa manajemen pemerintahan
yang baik dan bersih, maka akan sulit untuk menciptakan kemandirian ekonomi
yang benar-benar mampu memberi kesejahteraan bagi rakyat.
f. Meningkatkan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Penduduk Kabupaten Pelalawan terdiri dari multi etnis, hampir seluruh suku
ada di wilayah ini. Dengan kemajemukan ini, masyarakat Pelalawan terus
melestarikan nilai-nilai hidup bermasyarakat saling toleransi dan hormat
menghormati.
Penciptaan ketentraman dan ketertibandalam kehidupan sehari-hari sangat
diperlukan agar tercipta rasa aman di masyarakat dalam menjalankan seluruh
aktivitasnya. Kondisi lingkungan yang aman, tertib dan nyaman tidak saja
berdampak positif bagi masyarakat yang hidup di wilayah ini, namun juga
sangat baik bagi pencitraan daerah. Kondisi wilayah yang aman, tentram dan
tertib menjadi salah satu daya tarik investasi yang diperlukan untuk
meningkatkan perekonomian wilayah.

3 Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja


Tujuan adalah sesuatu atau apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam 5
(lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
serta didasarkan pada permasalahan dan isu-isu strategis. Tujuan tidak hanya
dinyatakan dalam bentuk kualitatif akan tetapi harus dinyatakan dalam bentuk
42
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

kuantitatif, akan tetapi harus menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa
yang akan datang. Tujuan juga diselaraskan dengan amanat pembangunan
Nasional dan Provinsi Riau.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kabupaten
Pelalawan dari masing-masing tujuan dalam rumusan yang lebih spesifik dan
terukur melalui indikator beserta targetnya. Indikator kinerja sasaran adalah tolak
ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan selama 5 (lima)
tahun, setiap indikator kinerja disertai dengan rencana tingkat capaian (target).
Keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan diukur melalui
indikator kinerja, pencapaian target dari tiap-tiap indikator kinerja akan
menggambarkan sejauh mana pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang
dilaksanakan.
Sebagai bentuk konkrit upaya pencapaian kinerja, maka berdasarkan RPJMD
Puskesmas XYZ menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kinerja (RKPD)
Tahun 2011 sebagai titik awal penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) yang
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan, rencana
kerja, dan pendanaannya. Selanjutnya KUA dan prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS) merupakan dokumen yang mendasari penyusunan APBD
Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019.
Dengan demikian APBD Kabupaten Pelalawan dapat dikatakan sebagai
dokumen yang didalamnya terkandung target-target kinerja Puskesmas XYZ tahun
2019 yang telah disetujui dan disepakati dengan DPRD Kabupaten Pelalawan dan
telah diverifikasi oleh Pemerintah Provinsi Riau.
Sebagai bentuk komitmen Kepala Daerah dan seluruh Kepala Satuan Kerja
telah dilakukan penetapan kinerja yang merupakan bentuk perjanjian kinerja
(performance agreement) antara Kepala Daerah dan seluruh Kepala Satuan Kerja.
4 Akuntabilitas Kinerja
Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan
indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai
dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program/kegiatan
sebagaimana ditetapkan dalam APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2014
beserta dokumen perencanaan lainnya dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten
Pelalawan Tahun 2030.
a. Penetapan Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur kinerja Puskesmas
XYZ meliputi input, output, dan outcome. Indikator kinerja input yang digunakan
adalah dana dengan satuan rupiah. Indikator input lain yang merupakan
masukan yang turut mempengaruhi terlaksananya kegiatan, seperti sumber
daya manusia yang bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan dan waktu
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan, belum dapat diukur disebabkan
keterbatasan data. Indikator output bervariasi sesuai dengan apa yang

43
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan. Begitu pula indikator


outcome, bervariasi tergantung dari output yang dihasilkan.
b. Sistem Pengumpulan Data Kinerja
Penyusunan dan pengembangan sistem pengumpulan data kinerja di
lingkungan Puskesmas XYZ diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang
akurat, lengkap, dan konsisten mengenai capaian kinerja Puskesmas XYZ
dalam rangka proses pengambilan keputusan bagi perbaikan kinerja, tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip keseimbangan biaya dan manfaat serta efisiensi,
keekonomisan, dan efektivitas.
c. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja atau
ukuran kinerja berupa input, output, dan outcome. Sedangkan indikator kinerja
benefit dan impact diupayakan diulas pada saat dilakukan analisis atas
pencapaian kinerja.
d. Analisis Pencapaian Kinerja
Analisis pencapaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja
nyata (realisasi) dengan kinerja yang direncanakan. Analisis ini dilakukan atas
pelaksanaan program/kegiatan dengan membandingkan antara rencana
dengan realisasi untuk masing-masing kelompok indikator, yaitu indikator
kinerja input, output, dan outcome antara yang direncanakan dengan
realisasinya, atau antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan
dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai Puskesmas XYZ.
Kemudian dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja
(performance gap) karena realisasi berbeda dengan yang direncanakan.
Target kinerja APBD secara keseluruhan mencakup unsur pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Untuk unsur pendapatan, target kinerja dilihat dari
sub komponen Pendapatan Asli Daerah, sedangkan unsur belanja, target-target
kinerja terutama dilihat dari program dan kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan.
5 Pendapatan
Gambaran target kinerja APBD Puskesmas XYZ Tahun 2019 dari sisi
pendapatan dapat dilihat pada Tabel 2.15 berikut.

Tabel 2.15
Target Pendapatan Puskesmas XYZ Tahun 2019
Sebelum dan Setelah Perubahan

Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
Sebelum Perubahan SesudahPerubahan Rp. %

1. PENDAPATAN DAERAH 1.564.582.112.233,00 1.425.664.738.772,00 (138.917.373.461,00) (8,88)

44
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
Sebelum Perubahan SesudahPerubahan Rp. %

1.1 Pendapatan Asli Daerah 92.317.747.000,00 115.724.832.488,00 23.407.085.488,00 25,35


1.1.1 Pajak Daerah 30.125.000.000,00 34.139.000.000,00 4.014.000.000,00 13,32
1.1.2 Retribusi Daerah 3.148.000.000,00 4.393.000.000,00 1.245.000.000,00 39,55
1.1.3 Hasil Pengelolaan 15.528.831.000,00 15.710.504.830,00 181.673.830,00 1,17
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan 43.515.916.000,00 61.482.327.658,00 17.966.411.658,00 41,29
Asli Daerah yang Sah
1.2 DANA PERIMBANGAN 1.292.579.851.944,00 1.073.344.910.727,00 (219.234.941.217,00) (16,29)
1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi 692.631.799.944,00 473.394.398.727,00 (219.237.401.217,00) (31,65)
Hasil Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 518.942.022.000,00 518.942.022.000,00 0,00 0,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 81.006.030.000,00 81.008.490.000,00 2.460.000,00 0,00
1.3 LAIN-LAIN 179.684.513.289,00 236.594.995.557,00 56.910.482.268,00 31,67
PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
1.3.1 Dana Bagi Hasil Pajak 70.000.000.000,00 107.528.923.557,00 37.528.923.557,00 53,61
dari provinsi dan
pemerintah Daerah
Lainnya
1.3.2 Dana penyesuaian dan 99.376.513.289,00 113.374.072.000,00 13.997.558.711,00 14,09
otonomi Khusus
1.3.3 Bantuan Keuangan dari 10.308.000.000,00 15.692.000.000,00 5.384.000.000,00 52,23
Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
  Jumlah Pendapatan 1.564.582.112.233,00 1.425.664.738.772,00 (138.917.373.461,00) (8,88)

Secara keseluruhan target pendapatan berkurang sebesar 138.917.373.461,00


atau 8,88% dari target semula.
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah mengalami penurunan dari
1.564.582.112.233,00 menjadi 1.425.664.738.772,00 atau turun sebesar
138.917.373.461,00 atau 8,88%. Penurunan target yang cukup signifikan
dikarenakan adanya penurunan Dana Perimbangan berupa Dana Bagi Hasil.
Peningkatan target tersebut sebagai hasil pengembangan strategi
optimalisasi Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan secara terus menerus
melalui dukungan sarana dan prasarana serta kemampuan sumber daya
aparatur sehingga target yang telah ditetapkan pada awal tahun dapat tercapai.
Selain itu Puskesmas XYZ sangat fokus pada peningkatan pelayanan publik
terhadap wajib pajak dan pencapaian target realisasi di semua sektor.
b. Dana Perimbangan
Target penerimaan dana perimbangan mengalami penurunan, yaitu
mencapai 219.234.941.217,00 atau 16,29% dari target semula. Berkurang
45
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

target penerimaan dana perimbangan terutama diperhitungkan dari penerimaan


dana bagi hasil pajak khususnya sebagai implikasi dari menurunnya lifting
migas pada asumsi Makro APBN-Perubahan dan adanya kenaikan harga
minyak dunia yang cukup tinggi.
c. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Kenaikan target lain-lain pendapatan yang sah dari Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi Riau dan Bantuan Keuangan dari Propinsi Riau. Target bertambah
sebesar 56.910.482.268,00 atau 31,67% terutama diproyeksikan dari Bagi Hasil
Pajak Provinsi Riau.

6 Belanja
Target kinerja belanja terutama terkait dengan pelaksanaan pembangunan oleh
Puskesmas XYZ. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah dikelompokan sebagai
Belanja Operasi dan Belanja Modal. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dikelompokan ke dalam Belanja Langsung
dan Belanja Tidak Langsung. Secara keseluruhan target belanja menurun sebesar
91.956.619.811,50 atau 4,21%
Gambaran target belanja Puskesmas XYZ Tahun 2019 sebelum dan setelah
perubahan dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16
Target Belanja Puskesmas XYZ Tahun 2019
sebelum dan setelah Perubahan

Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
SebelumPerubahan Sesudah Perubahan Rp. %

2.1 Belanja Tidak 704.957.820.743,42 793.363.413.115,98 88.405.592.372,56 12.54


Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 533.092.160.900,42 548.224.836.061,98 15.132.675.161,56 2,84
2.1.2 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00
2.1.3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 35.019.000.000,00 67.535.108.500,00 32.516.108.500,00 92,85
2.1.5 Belanja Bantuan 26.463.660.000,00 25.914.910.000,00 (548.750.000,00) (2,07)
Sosial
2.1.6 Belanja Bagi 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00 0,00
Hasil kepada
Pemerintah Desa
2.1.7 Belanja Bantuan 108.732.999.843,00 150.038.558.554,00 41.305.558.711,00 37,99
Keuangan
kepada
Pemerintahan
Desa
2.1.8 Belanja tidak 1.500.000.000,00 1.500.000.000,00 0,00 0,00
terduga
   
2.2 Belanja 1.478.253.703.421,58 1.297.891.491.237,52 (180.362.212.184,06 (12,20)
46
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian
SebelumPerubahan Sesudah Perubahan Rp. %

Langsung )
2.2.1 Belanja Pegawai 212.423.429.828,00 209.453.337.407,69 (2.970.092.420,31) (1,40)
2.2.2 Belanja Barang 411.515.094.707,45 399.017.229.723,76 (12.497.864.983,69) (3,04)
dan Jasa
2.2.3 Belanja Modal 854.315.178.886,13 689.420.924.106,07 (164.894.254.780,06 (19,30)
)
  Jumlah Belanja 2.183.211.524.165,00 2.091.254.904.353,50 (91.956.619.811,50) (4,21)

a. Belanja Tidak Langsung


Pada tahun 2019, terjadi perubahan anggaran Belanja Tidak Langsung,
yaitu terjadi penambahan sebesar 88.405.592.372,56 yang terdiri dari
penambahan Belanja Pegawai 15.132.675.161,56 dan Belanja Hibah sebesar
32.516.108.500,00 serta pengurangan belanja terdiri Belanja Bantuan Sosial
sebesar 548.750.000,00 dan Penambahan Belanja Bantuan Keuangan kepada
Pemerintah Desa sebesar 41.305.558.711,00.
Kebijakan yang mendasari perubahan belanja daerah khususnya belanja
tidak langsung antara lain sebagai berikut:
1) Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan Keuangan Daerah yang mengamanatkan
saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun
berjalan.
2) Penambahan atau pengurangan jumlah pegawai yang dikarenakan
pengangkatan maupun kenaikan pangkat serta promosi jabatan pada
SKPD di lingkungan Puskesmas XYZ.
3) Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial terjadi penambahan berdasarkan
pada realisasi/serapan dana untuk belanja-belanja tersebut yang ditandai
dengan meningkatnya kebutuhan pemberdayaan masyarakat yang perlu
diakomodir dalam belanja-belanja tersebut.
4) Terdapatnya beberapa kesalahan dan ketidaktepatan penganggaran
belanja pada APBD murni yang perlu direvisi sehingga tujuan
program/kegiatan tercapai sebagaimana mestinya.
5) Perubahan keadaan dan perubahan kebutuhan yang menyebabkan
beberapa program/kegiatan tidak dapat atau tidak perlu dilaksanakan.
6) Penambahan anggaran 6 (enam) program pokok dalam rangka
peningkatan kinerja operasional pemerintahan.
Kebijakan untuk belanja langsung meliputi:
1) Belanja langsung pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
publik baik langsung maupun secara tidak langsung dalam rangka untuk

47
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui strategi dan


kebijakan pembangunan yang sesuai dengan prioritas daerah yang
mendukung visi, misi pembangunan Kabupaten Pelalawan.
2) Belanja Langsung yang secara langsung menyentuh masyarakat telah
diupayakan lebih besar.

b. Belanja Langsung
Pada tahun 2019, terjadi perubahan belanja langsung yang sebagian
besar untuk penyesuaian belanja dan kegiatan yang telah diprogramkan
sebelumnya dengan kebijakan yang ditetapkan, antara lain:
1) Revisi kegiatan dilakukan untuk perbaikan judul program /kegiatan, nomor
rekening, penambahan belanja yang disebabkan kesalahan pengalian dan
penjumlahan atau pengetikan, penambahan belanja dalam rangka
optimalisasi output kegiatan serta penyesuaian besaran honor kegiatan
dengan HPS.
2) Kegiatan-kegiatan penunjang pada Perubahan APBD dilakukan dengan
mempertimbangkan dasar dari program/kegiatan strategis yang akan
dilaksanakan baik yang berasal dari program APBN, maupun APBD
Provinsi Riau serta kegiatan prioritas lainnya dengan tetap memperhatikan
efektifitas waktu pelaksanaan.
Dengan kata lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap berbagai kebijakan
program dan kegiatan, Puskesmas XYZ secara terus menerus melakukan
terobosan terhadap program dan kegiatan yang menyentuh masyarakat dengan
memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya yang tersedia.

7 Pembiayaan
Gambaran target kinerja pembiayaan Puskesmas XYZ Tahun 2019 sebelum
dan setelah perubahan dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17
Target Pembiayaan Puskesmas XYZ Tahun 2019
Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian Sebelum Sesudah
Rp %
Perubahan Perubahan

3.1 Penerimaan Pembiayaan 618.629.411.932,00 665.590.165.581,50 46.960.753.649,50 7,59


3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan 617.529.411.932,00 664.868.618.487,53 47.339.206.555,53 7,67
48
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jumlah Bertambah/(Berkurang)
No. Uraian Sebelum Sesudah
Rp %
Perubahan Perubahan

Anggaran Tahun Anggaran


Sebelumnya (SiLPA)
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah yang dipisahkan
3.1.4 Penerimaan Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
3.1.5 Penerimaan Kembali 0,00 0,00 0,00 0,00
Pemberian Pinjaman
3.1.6 Penerimaan Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
3.1.7 Penerimaan Deviden Tunai 1.100.000.000,00 721.547.093,97 (378.452.906,03) (34,40
)
  Jumlah Penerimaan 618.629.411.932,00 665.590.165.581,50 46.960.753.649,50 7,59
Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1 Pembentukan dana 0,00 0,00 0,00 0,00
cadangan
3.2.2 Penyertaan Modal 0,00 0,00 0,00 0,00
(investasi) Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 0,00 0,00 0,00 0,00
3.2.4 Pemberian Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00
Daerah
  Jumlah Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembiayaan
  Pembiayaan Netto 618.629.411.932,00 665.590.165.581,50 46.960.753.649,50 7,59

49
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 3
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


Realisasi APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 dapat dirinci
sebagai berikut.
a. Realisasi Pendapatan Daerah terealisasi sebesar 1.311.303.333.835,76 atau
91,98% dari anggaran 2019 yang ditarget sebesar 1.425.664.738.772,00
sedangkan Tahun Anggaran 2014 terealisir sebesar 1.485.407.190.108,46 atau
102,21% persen dari anggaran yang ditargetkan sebesar 1.453.269.423.296,00;
b. Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Tahun 2019 terealisasi sebesar
1.684.164.043.497,35 atau 80,53% dari anggaran setelah perubahan sebesar
2.091.254.904.353,50 sedangkan realisasi belanja pada Tahun 2014 sebesar
1.473.927.741.146,31 atau 70,07% dari anggaran yang ditargetkan sebesar
2.103.563.912.196,38.
Gambaran realisasi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
Tahun 2019 secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Ringkasan Realisasi APBD 2019

Uraian Anggaran Perubahan Realisasi Bertambah


(Berkurang)
1 2 3 4
I. Pendapatan Daerah 1.425.664.738.772,00 1.311.303.333.835,76 (114.361.404.936,24)
II. Belanja dan Transfer 2.091.254.904.353,50 1.684.164.043.497,35 (407.090.860.856,15)
Daerah
III. Surplus (Defisit) (665.590.165.581,50) (372.860.709.661,59) 292.729.455.919,91
IV. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan 665.590.165.581,50 664.911.978.487,53 (678.187.093,97)
Daerah
b. Pengeluaran 0,00 0,00 0,00
Daerah
SiLPA 292.051.268.825,94 292.051.268.825,94

Struktur belanja dalam penyusunan APBD dan Pertanggungjawaban


Pelaksanaan APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019 diklasifikasikan
menurut urusan pemerintah daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
bertanggungjawab melaksanakan urusan pemerintahan tersebut sesuai peraturan
perundang-undangan, terdiri dari 25 belanja urusan wajib dan 8 urusan belanja pilihan.
Setiap urusan ditangani oleh satu atau beberapa SKPD sehingga memudahkan
pengukuran Indikator Kinerja SKPD bersangkutan.
Urusan wajib dan urusan pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD tersebut adalah
sebagai berikut.

50
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tabel 3.2
Urusan Wajib dan Pilihan yang Dilaksanakan Puskesmas XYZ

No. Urusan Wajib / Pilihan SKPD Pelaksana


A. Urusan Wajib
1. Pendidikan Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan
Perberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana, Dinas Kesejahteraan Sosial,
Kantor Arsip dan Perpustakaan dan Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
2. Kesehatan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit umum Daerah dan
Sekretariat Daerah
3. Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum,Dinas Tata Kota,
Pertamanan dan Kebersihan, Kecamatan Teluk
Meranti, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Pasar
4. Perumahan Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota,
Pertamanan dan Kebersihan, Dinas Kesejahteraan
Sosial, Badan Penanggulangan Bencana dan
Pemadam Kebakaran Daerah, Dinas Pertambangan
dan Energi
5. Penataan Ruang Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan
6. Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Terpadu, Badan Penanggulangan Bencana dan
Pemadam Kebakaran Daerah, dan Sekretariat
Daerah
7. Perhubungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
8. Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup, dan Sekretariat Daerah
9. Pertanahan Dinas Pendidikan,Sekretariat Daerah, dan Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa
10. Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
11. Pemberdayaan Perempuan Badan Perberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana
12. Keluarga Sejahtera Badan Perberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana
13. Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial, Dinas Pekerjaan
Umum, dan Sekretariat Daerah
14. Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi dan UKM
16. Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan
Terpadu, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas Tata Kota,
Pertamanan dan Kebersihan, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informasi, Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil, Badan Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana, Dinas Kesejahteraan Sosial, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan
Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah,
Sekretariat DPRD, Kecamatan Pelalawan,
Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Bandar
Sei Kijang, Kecamatan Pangkalan Kuras,
Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Teluk
Meranti, Kecamatan Ukui, Kecamatan Bandar

51
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. Urusan Wajib / Pilihan SKPD Pelaksana


Petalangan, Kecamatan Langgam, Kecamatan
Bunut, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kecamatan
Kerumutan, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa, kantor Arsip dan Perpustakaan
17. Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga
18. Pemuda dan Olahraga Dinas Pekerjaan Umum, Sekretariat Daerah dan
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Badan
Negeri Penanggulangan Bencana dan Pemadam
Kebakaran Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja,
dan Dinas Kesejahteraan Sosial
20. Pemerintahan Umum DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Sekretariat
Dewan Pengurus KORPRI, Inspektorat, Kecamatan
Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kerinci,
Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kecamatan
Pangkalan Kuras, Kecamatan Kuala Kampar,
Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Ukui,
Kecamatan Bandar Petalangan, Kecamatan
Langgam, Kecamatan Bunut, Kecamatan
Pangkalan Lesung, Kecamatan Kerumutan, Dinas
Pendapatan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah,
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit
Umum Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informasi, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu, Satuan Polisi Pamong Praja,
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemeriantahan Desa, Kantor Arsip dan
Perpustakaan, Dinas Peternakan, Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

21. Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan


22. Pemberdayaan Masyarakat Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa, dan Badan Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana, Sekretariat Daerah
23. Kearsipan Kantor Arsip dan Perpustakaan
24. Komunikasi dan Informatika Sekretariat Daerah, Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informasi, Sekretariat DPRD,
Badan Kepegawaian Daerah,

B. Urusan Pilihan
1. Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas
Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, dan
Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa
2. Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
3. Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi
4. Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga, dan Dinas Pekerjaan Umum
5. Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan
6. Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah,

52
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. Urusan Wajib / Pilihan SKPD Pelaksana


Sekretariat Daerah
7. Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
8. Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

a. Pendapatan Daerah
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2019
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3
Ikhtisar Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun 2019

No Uraian Pendapatan Anggaran Realisasi %


1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 115.724.832.488,00 109.085.093.812,87 94,26
1.1. Pajak Daerah 34.139.000.000,00 28.927.442.365,96 84,73
1
1.1. Retribusi Daerah 4.393.000.000,00 4.682.978.134,00 106,60
2
1.1. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 15.710.504.830,00 16.449.422.754,97 104,70
3 Yang Dipisahkan
1.1. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 61.482.327.658,00 59.025.250.557,94 96,00
4 Yang Sah
1.2 Dana Perimbangan 1.073.344.910.727,0 969.420.964.577,00 90,32
0
1.2. Dana Bagi Hasil Pajak 206.879.181.000,00 160.259.263.900,00 77,47
1
1.2. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 266.515.217.727,00 211.879.221.677,00 79,50
1
1.2. Dana Alokasi Umum 518.942.022.000,00 518.942.022.000,00 100,00
2
1.2. Dana Alokasi Khusus 81.008.490.000,00 78.340.457.000,00 96,71
3
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang 236.594.995.557,00 232.797.275.445,89 98,39
Sah
1.3. Hibah 0,00 0,00 0,00
1
1.3. Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
2
1.3. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 107.528.923.557,00 109.075.678.445,89 101,44
3 dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3. Dana Penyesuaian dan Otonomi 113.374.072.000,00 113.374.072.000,00 100,00
4 Khusus
1.3. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau 15.692.000.000,00 10.347.525.000,00 65,94
5 Pemerintah Daerah Lainnya
1.3. Lain-lain Penerimaan yang Sah 0,00 0,00 0,00
6

53
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Uraian Pendapatan Anggaran Realisasi %


Jumlah Pendapatan 1.425.664.738.772,0 1.311.303.333.835,7 91,98
0 6

Uraian ringkas jenis pendapatan Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut:


a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Realisasi Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan sebesar
109.085.093.812,87 atau 94,26% dari target. Realisasi Pajak Daerah sebesar
28.927.442.365,96 atau 84,73% dari target. Realisasi Retribusi Daerah sebesar
4.682.978.134,00 atau 106,60% dari target. Realisasi Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar 16.449.422.754,97 atau 104,70%
dari target. Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah sebesar 59.025.250.557,94 atau
96,00% dari target.
b. Dana Perimbangan
Realisasi penerimaan Dana Perimbangan sebesar 969.420.964.577,00 atau
90,32% dari target, terdiri dari realisasi Dana Bagi Hasil Pajak sebesar
160.259.263.900,00 atau 77,47% dari target dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
sebesar 211.879.221.677,00 atau 79,50% dari target, Dana Alokasi Umum
sebesar 518.942.022.000,00 atau 100,00% dari target dan Dana Alokasi Khusus
sebesar 78.340.457.000,00 atau 96,71% dari target.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Realisasi penerimaan dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar
279.751.967.758,89 atau 118,24% dari target, diantaranya berasal dari Bagi
Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama, Dana Penyesuaian, Bantuan
Keuangan dari Provinsi, dan pendapatan lainnya yang sah.
Rincian pendapatan daerah berdasarkan SKPD disajikan pada Lampiran 2.
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah terdapat berbagai
hambatan dan permasalahan terutama menyangkut:
a. Luasnya wilayah serta keadaan geografis Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari
12 kecamatan sebagian besar masih belum ditunjang dengan sarana prasarana
transportasi yang memadai. Sementara sarana penunjang pelaksanaan tugas
aparatur terutama untuk dapat menjangkau seluruh wilayah juga masih terbatas,
kondisi ini menyulitkan dalam pelaksanaan pengelolaan realisasi penerimaan
yang efektif dan efisien terutama tagihan penerimaan yang bersumber dari obyek
pajak dan retribusi yang berasal dari masyarakat.
b. Keterbatasan sumber daya manusia aparatur baik jumlah maupun kualifikasinya
dalam bidang pengelolaan pendapatan daerah.
c. Belum memadainya data wajib pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan di
wilayah Kabupaten Pelalawan.
d. Belum efektifnya beberapa peraturan daerah yang berkenaan dengan
54
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

penerimaan Pendapatan Asli Daerah.


e. Sebagian besar kantor pusat perusahaan terutama usaha perkebunan
berdomisili diluar wilayah kerja administratif Kabupaten Pelalawan, sehingga sulit
melakukan kontak dengan pimpinan yang berwenang dalam perusahaan
tersebut, sehingga menyulitkan dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah.
f. Adanya potensi Pendapatan Asli Daerah yang belum optimal direalisasikan,
karena kurang nya tingkat kesadaran wajib pajak baik masyarakat maupun dunia
usaha yang beroperasi di wilayah Kabupaten Pelalawan.
g. Lambatnya pengesahan RTRW sehingga adanya beberapa peluang investasi
yang menghasilkan Pendapatan Asli Daerah belum dapat dilaksanakan.
h. Adanya beberapa potensi Pajak Daerah yang kewenangannya menjadi urusan
Provinsi dan atau Pemerintah Pusat.
Solusi yang telah dilakukan dan akan dilakukan dalam rangka
mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah adalah:
a. Kegiatan penyuluhan subyek pajak dan retribusi daerah kepada masyarakat luas
terutama kepada aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat dan pengusaha-
pengusaha yang ada di Kabupaten Pelalawan. Dengan kegiatan ini diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban
sesuai ketentuan.
b. Kegiatan di bidang pendidikan dan pelatihan pendapatan daerah secara
berkesinambungan bekerjasama pihak yang kompeten untuk meningkatkan
keterampilan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pelalawan.
c. Kegiatan penertiban pajak daerah dan retribusi daerah diterapkan pada wajib
pajak/wajib retribusi disertai dengan penerapan sanksi administrasi.
d. Kegiatan pendataan PBB telah menyempurnakan data yang ada untuk
menambah penerimaan PBB.
b. Belanja Daerah
Ikhtisar realisasi target kinerja belanja Puskesmas XYZ Tahun 2019 dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4
Ikhtisar Realisasi Belanja Kabupaten Pelalawan Tahun 2019

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %

2.1 Belanja Tidak Langsung 793.363.413.115,98 705.011.779.005,89 88,86


2.1.1 Belanja Pegawai 548.224.836.061,98 491.490.418.104,89 89,65
2.1.2 Belanja Bunga
2.1.3 Belanja Subsidi
2.1.4 Belanja Hibah 67.535.108.500,00 54.487.249.325,00 88,15

55
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 25.914.910.000,00 9.975.690.000,00 38,49


2.1.6 Belanja Bagi Hasil kepada 150.000.000,00 0,00 0,00
Pemerintah Desa
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 150.038.558.554,00 149.038.326.582,00 99,33
kepada Pemerintahan
Desa
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 20.094.994,00 1,34
2.2 Belanja Langsung 1.297.891.491.237,52 979.152.264.491,,46 75,44
2.2.1 Belanja Pegawai 209.453.337.407,69 186.105.633.942,00 88,85
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 399.017.229.723,76 339.461.725.236,58 85,07
2.2.3 Belanja Modal 689.420.924.106,07 453.584.905.312,88 65,79
Jumlah Belanja 2.091.254.904.353,50 1.684.164.043.497,35 80,53

Dari Tabel 3.4 dapat dikemukakan hal-hal yang berkenaan dengan Belanja
Tidak Langsung sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai yang merupakan Belanja Tidak Langsung realisasinya sebesar
677.142.579.235,89 atau 89,37% dari anggaran.
b. Belanja Hibah realisasinya sebesar 59.533.629.800,00 atau 88,15% dari
anggaran. Rendahnya dari serap belanja hibah dikarenakan pemberian hibah
dilaksanakan melalui proses selektif dan memperhatikan berbagai faktor dan
kondisi yang terus berkembang.
c. Belanja Bantuan Sosial realisasinya sebesar 9.975.690.000,00 atau 38,49% dari
target. Tidak terealisasinya target belanja bantuan sosial dikarenakan proses
yang selektif dan memperhatikan berbagai faktor dan kondisi yang terus
berkembang.
d. Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Desa realisasinya sebesar 0,00 atau
0,00%.
e. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa realisasinya sebesar
970.986.582,00 atau 88,98%.
f. Belanja Tak Terduga realisasinya 20.094.994,00 atau 1,34%.
Realisasi Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang
dan Jasa, dan Belanja Modal secara keseluruhan mencapai 978.261.381.942,46
atau 75,37%. Anggaran belanja langsung tidak terserap 100% secara umum
disebabkan karena upaya efisiensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan dan
adanya beberapa program/kegiatan yang tidak mencapai target.
Belanja pemerintah daerah dikelompokkan menjadi 6 (enam) kategori, yaitu:
1) rincian belanja menurut organisasi, 2) rincian belanja menurut fungsi, 3) rincian
belanja menurut program dan kegiatan, 4) rincian belanja menurut urusan

56
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

pemerintahan, 5) rincian belanja menurut belanja langsung dan belanja tidak


langsung dan 6) rincian menurut jenis belanja.
Rincian total belanja menurut organisasi, fungsi, urusan pemerintah disajikan
pada Lampiran 1. Rincian belanja menurut urusan pemerintahan untuk keselarasan
dan keterpaduan urusan pemerintah daerah dan fungsi dalam kerangka
pengelolaan keuangan negara disajikan pada Lampiran 3. Rincian belanja menurut
belanja langsung dan belanja tidak langsung disajikan pada Lampiran 1. Rincian
belanja menurut program dan kegiatan disajikan pada Lampiran 25. Rincian
belanja pemerintah daerah menurut jenis belanja diuraikan pada CaLK Bab 5,
Catatan 5.1.12 sampai dengan Catatan 5.1.24.
Program dan kegiatan yang tidak terlaksana sesuai target umumnya
dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
- Keterlambatan penyiapan dokumen perubahan pelaksanaan anggaran, sehingga
kegiatan umumnya efektif dilaksanakan menjelang akhir tahun 2019;
- Keterlambatan pengesahan APBD Perubahan, sehingga banyak kegiatan yang
tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang terbatas;
- Adanya perubahan peraturan yang mengatur tentang hibah dan bantuan sosial
sehingga beberapa SKPD tidak dapat merealisasikan kegiatannya;
- Realisasi penyelesaian lahan teknopolitan tidak dapat dilaksanakan karena
masih menunggu kepastian hukum terkait proses ganti rugi tanaman dan
beberapa lahan masyarakat;
- Adanya rasionalisasi anggaran terkait pengurangan penerimaan dana
perimbangan yang dilakukan pada APBD perubahan sehingga banyak kegiatan
yang tidak terlaksana.
- Terlambatnya pelaksanaan lelang karena pembentukan ULP baru dilakukan
sehingga memerlukan persiapan dan prosedur dalam pelaksanaan lelang. Selain
itu kelengkapan administrasi yang diperlukan tidak tepat waktu sehingga proses
pengadaan barang dan jasa oleh ULP mengalami keterlambatan;
- Keterbatasan sumber daya manusia baik jumlah maupun kapabilitasnya;
- Paket pekerjaan tahun jamak yang penyelesaian pekerjaannya belum memenuhi
progres pengerjaan;
- Adanya kegamangan dan ketakutan pejabat pengelola kegiatan (PPTK/PPK)
akan dampak/resiko hukum yang akan ditanggung.
Anggaran dan realisasi masing-masing SKPD Kabupaten Pelalawan Tahun
Anggaran 2019 dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6
Anggaran dan Realisasi SKPD Tahun Anggaran 2019

No. SKPD Anggaran Realisasi Sisa %


1 Dinas Pendidikan 485.070.228.261,50 432.016.764.733,83 53.053.463.527,67 89,06

57
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. SKPD Anggaran Realisasi Sisa %


2 Dinas Kesehatan 78.662.107.374,34 68.738.130.606,04 9.923.976.768,30 87,38

3 RSUD 61.456.763.708,00 55.488.611.822,72 5.968.151.885,28 89,03

4 Dinas Pekerjaan Umum 430.540.707.160,35 361.221.296.583,30 69.319.410.577,05 86,87

5 Dinas Tata Kota, 32.691.296.022,00 30.017.911.489,31 2.673.384.532,69 91,82


Pertamanan dan
Kebersihan
6 Bappeda 13.273.957.810,00 11.444.683.448,75 1.829.274.361,25 86,22

7 Dinas Perhubungan, 18.894.041.563,00 16.891.904.089,92 2.002.137.473,08 89,40


Komunikasi dan
Informasi
8 Badan Lingkungan 9.286.945.490,00 8.693.512.377,15 593.433.112,85 93,61
Hidup
9 Dinas Kependudukan 7.665.372.390,00 6.987.744.039,00 677.628.351,00 91,16
dan Pencatatan Sipil
10 Badan Pemberdayaan 10.845.569.784,00 9.360.858.275,63 1.484.711.508,37 86,31
Perempuan
Perlindungan Anak dan
KB
11 Dinas Kessos 9.080.912.775,00 8.268.628.532,65 812.284.242,35 91,06

12 Dinas Tenaga dan 7.354.445.801,00 6.750.979.088,00 603.466.713,00 91,79


Transmigrasi
13 Dinas Koperasi dan 7.152.525.408,00 6.391.572.874,00 760.952.534,00 89,36
UKM
14 Badan Penanaman 11.559.043.998,00 10.961.913.985,00 597.130.013,00 94,83
Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu
15 Badan Kesbang dan 6.392.782.909,00 5.802.196.943,00 590.585.966,00 90,76
Politik
16 Badan 12.645.547.324,00 11.336.589.885,81 1.308.957.438,19 89,65
Penanggulangan
Bencana dan
Pemadam Kebakaran
17 Satpol PP 19.146.789.364,00 18.522.204.340,00 624.585.024,00 96,74

18 DPRD 11.930.360.698,00 11.060.325.334,00 870.035.364,00 92,71

19 KDH dan Wakil KDH 579.474.417,00 316.892.294,00 262.582.123,00 54,69

20 Sekretariat Daerah 342.383.987.359,98 291.642.012.924,00 50.741.974.435,98 85,16

21 Sekretariat DPRD 53.229.856.299,00 43.235.994.537,55 9.993.861.761,45 81,23

22 Sekretariat Dewan 2.414.118.628,00 1.935.247.025,00 478.871.603,00 80,16


Pengurus KORPRI

23 Badan Litbang 6.094.724.285,00 4.371.692.682,00 1.723.031.603,00 71,73

24 Inspektorat Kabupaten 12.205.509.163,00 10.168.047.701,00 2.037.461.462,00 83,31

25 Kec. Pelalawan 3.995.308.875,00 3.556.401.152,00 438.907.723,00 89,01

26 Kec. Pangkalan Kerinci 7.322.941.466,00 6.730.609.569,00 592.331.897,00 91,91

27 Kec. Bandar Sei Kijang 4.017.681.281,00 3.892.980.954,00 124.700.327,00 96,90

28 Kec. Pangkalan Kuras 4.723.207.333,00 4.388.616.843,00 334.590.490,00 92,92

29 Kec. Kuala Kampar 3.745.230.327,00 3.372.362.727,00 372.867.600,00 90,04

58
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. SKPD Anggaran Realisasi Sisa %


30 Kec. Teluk Meranti 4.363.399.007,00 3.844.053.008,00 519.345.999,00 88,10

31 Kec. Ukui 3.780.921.102,00 3.589.510.558,00 191.410.544,00 94,94

32 Kec. Bandar 4.143.349.656,00 4.054.874.499,00 88.475.157,00 97,86


Petalangan
33 Kec. Langgam 5.243.345.125,00 5.130.742.667,00 112.602.458,00 97,85

34 Kec. Bunut 4.602.850.434,00 4.423.025.979,00 179.824.455,00 96,09

35 Kec. Pangkalan Lesung 4.066.928.894,00 3.837.118.335,00 229.810.559,00 94,35

36 Kec. Kerumutan 3.669.591.003,00 3.560.836.785,00 108.754.218,00 97,04

37 Dinas Pendapatan 20.139.773.408,00 14.446.153.394,00 5.693.620.014,00 71,73


Daerah
38 Badan Kepegawaian 13.689.527.581,00 11.356.856.265,00 2.332.671.316,00 82,96
Daerah
39 Badan Ketahanan 11.661.578.411,00 10.484.537.581,00 1.177.040.830,00 89,91
Pangandan
Penyuluhan
40 Badan Pemberdayaan 25.073.412.291,00 23.253.890.079,85 1.819.522.211,15 92,74
Masyarakat dan
Pemerintah Desa
41 Kantor Arsip dan 4.199.745.268,00 3.828.308.116,00 371.437.152,00 91,16
Perpustakaan
42 Dinas Pertanian 22.514.420.270,00 20.970.643.705,41 1.543.776.564,59 93,14
Tanaman Pangan
43 Dinas Peternakan 18.409.566.839,00 17.357.270.268,00 1.052.296.571,00 94,28

44 Dinas Kehutanan dan 190.011.759.701,00 25.681.607.523,89 164.330.152.177,11 13,52


Perkebunan
45 Dinas Pertambangan 32.117.496.858,00 29.477.301.807,74 2.640.195.050,26 91,78
dan Energi
46 Dinas Kebudayaan 20.340.558.426,00 18.719.811.480,76 1.620.746.945,24 92,03
Pariwisata Pemuda dan
Olahraga
47 Dinas Perikanan dan 13.804.931.187,00 12.660.738.492,09 1.144.192.694,91 91,71
Kelautan

48 Dinas Perindag dan 15.060.311.618,33 13.920.076.095,95 1.140.235.522,38 92,43


Pasar
JUMLAH 2.091.254.904.353,5 1.684.164.043.497,35 407.090.860.856,15 80,53
0

Terdapat beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pengelolaan


belanja pemerintah daerah pada Tahun 2019, antara lain:
a. Terlambatnya pelaksanaan APBD yang disebabkan terlambatnya proses
pengadaan barang dan jasa oleh SKPD, akibatnya waktu yang tersedia untuk
pelaksanaan APBD berkurang dan selanjutnya diikuti dengan faktor alam seperti
curah hujan yang cukup tinggi sehingga menghambat pelaksanaan pekerjaan.
Akibat lebih lanjut, dana yang ada dan telah dialokasikan untuk suatu kegiatan
pembangunan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal;
b. Terlambatnya pengesahan perubahan APBD sehingga kegiatan yang
dianggarkan di perubahan tidak terlaksana secara maksimal;
59
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c. Keterbatasan SDM aparatur dikaitkan dengan beban kerja yang ada, sehingga
program dan kegiatan sebagian tidak tertangani secara optimal;
d. Ketakutan pelaksana kegiatan akan dampak/resiko hukum yang akan
ditanggung;
e. Faktor eksternal yang sebenarnya dapat dikendalikan yaitu menyangkut
kemampuan kontraktor dalam menyelasaikan kontrak perjanjian; dan
f. Perubahan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dari SIMAKDA
menjadi SIMDA, sehingga perlu penyesuaian dalam pelaksanaannya.
Untuk memperbaiki permasalahan tersebut, langkah strategis yang akan
diambil adalah:
a. Proses Pengadaan barang dan jasa dilaksanakan secepatnya sesuai dengan
jadwal waktu yang ditentukan. Sehingga dana yang tersedia dapat digunakan
seoptimal mungkin untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
b. Meningkatkan kemampuan aparatur melalui berbagai pendidikan dan pelatihan
baik formal maupun informal sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas kinerja
SDM aparatur; dan
c. Meningkatkan evaluasi dan pengawasan terhadap kualifikasi dan kemampuan
kontraktor sehingga kualitas pemilihan rekanan pelaksana pekerjaan menjadi
lebih baik.

c. Pembiayaan
Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka
menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran. Pada tahun 2019,
APBD Kabupaten Pelalawan mencatat surplus sebesar 378.298.277.014,72.
Sampai dengan saat ini, Puskesmas XYZ belum memandang perlu untuk
melakukan pinjaman baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini antara lain
dengan pertimbangan prinsip kesinambungan antar generasi, dengan kata lain
kebijakan pembangunan saat ini jangan sampai menjadi beban daerah pada masa
generasi berikutnya.
Adapun anggaran dan realisasi pembiayaan Kabupaten Pelalawan Tahun
Anggaran 2019 adalah dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7
Target dan Realisasi Pembiayaan Pemerintah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2019

No. URAIAN TARGET REALISASI %


3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 665.590.165.581,50 664.911.978.487,53 99,90
3.1.1 Penggunaan SilPA 664.868.618.487,53 664.868.618.487,53 100,00
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3.1.3 Penerimaan Deviden Tunai 721.547.093,97 0,00 0,00
60
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. URAIAN TARGET REALISASI %


3.1.4 Penerimaan Kembali Pinjaman 0,00 43.360.000,00 0,00
  TOTAL PENERIMAAN 665.590.165.581,50 664.911.978.487,53
PEMBIAYAAN
3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) 0,00 0,00 0,00
Pemerintah Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok Pinjaman 0,00 0,00 0,00
  TOTAL PENGELUARAN 0,00 0,00 0,00
PEMBIAYAAN
  PEMBIAYAAN NETTO 665.590.165.581,50 664.911.978.487,53 99,90
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan 0,00 287.840.675.753,94 0,00
Anggaran

Realisasi penerimaan pembiayaan selain berasal dari sisa lebih perhitungan


anggaran tahun sebelumnya sebesar 664.868.618.487,53, Penerimaan Kembali
Pinjaman kepada Koperasi sebesar 43.360.000,00 atau seluruhnya sebesar
664.911.978.487,53 Realisasi penerimaan pembiayaan dapat dijelaskan pada Tabel
3.8 berikut.

Tabel 3.8
Realisasi Penerimaan Pembiayaan Puskesmas XYZTahun 2019

Kode Uraian Jumlah


Rek
61101 Pelampauan Penerimaan PAD (2.209.639.192,05)
6110101 Pajak Daerah (3.462.453.667,12)
6110102 Retribusi Daerah 763.395.046,00
6110103 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (1.720.944.027,00)
6110104 Lain-lain PAD yang Sah 2.210.363.456,07
61102 Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan 4.292.235.673,00
6110201 Bagi Hasil Pajak 18.937.154.529,00
6110202 Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam (14.644.918.856,00)
61103 Pelampauan Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang 30.055.170.331,51
Sah
6110303 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah 30.055.170.331,51
Lainnya
61104 Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya 629.636.171.050,07
6110401 Belanja Pegawai dari Belanja Tidak Langsung 46.451.114.830,65
6110402 Belanja Pegawai dari Belanja Langsung 9.130.575.879,00
6110403 Belanja Barang dan Jasa 76.277.488.725,38
6110404 Belanja Modal 473.784.116.227,04
6110407 Belanja Hibah 17.376.481.000,00
61
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kode Uraian Jumlah


Rek
6110411 Belanja Tidak Terduga 1.201.186.000,00
6110408 Belanja Bantuan Sosial 1.873.415.000,00
6110409 Belanja Bagi Hasil 127.000.000,00
6110410 Belanja Bantuan Keuangan 3.464.793.388,00
61107 Penghematan Pembiayaan 3.094.680.625,00
611 Jumlah SilPA Tahun Lalu 664.868.618.487,53
614 Penerimaan Deviden tunai 0,00
615 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 43.360.000,00
Jumlah penerimaan kembali penerimaan pinjaman 43.360.000,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 664.911.978.487,53

3.2 Analisis Rasio Laporan Keuangan Keuangan Pemerintah Daerah


a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan APBD
Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber
dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat
dan provinsi) semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga
menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang tinggi.

Pendapatan Asli Daerah


Rasio Kemandirian = Total Pendapatan

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2008 s/d 2019 dapat
dilihat pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Berdasarkan APBD

Tahun Realisasi PAD Total Pendapatan Rasio


1 2 3 4 = 2/3
2008 31.978.312.403,72 844.965.437.366,70 3,78%
2009 29.980.587.977,16 704.208.616.335,31 4,26%
2010 38.382.025.593,18 847.618.876.825,18 4,53%
2011 46.649.861.645,47 1.134.243.349.087,47 4,11%
2012 55.629.512.175,87 1.312.050.966.193,35 4,24%
2013 71.443.863.741,21 1.338.450.187.270,21 5,34%
2014 86.278.846.807,95 1.485.407.190.108,46 5.81%
2019 109.085.093.812,87 1.311.303.333.835,76 8.32%

62
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tahun Realisasi PAD Total Pendapatan Rasio


Rata - rata 58.678.513.019,68 1.122.280.994.627,80 19,13

Berdasarkan perhitungan rasio kemandirian keuangan diatas, kemampuan


pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat pada tahun anggaran 2008 s/d 2019 masih
sangat rendah rata-rata 19,16%, yaitu Tahun 2008 sebesar 3,78% Tahun 2009
sebesar 4,26%, Tahun 2010 sebesar 4,53%, Tahun 2011 sebesar 4,11%, Tahun
2012 sebesar 4,24%, Tahun 2013 sebesar 5,34%, Tahun 2014 sebesar 5.81% dan
Tahun 2019 sebesar 8,32%.
Kinerja pengelolaan keuangan Kabupaten Pelalawan pada tahun 2009
mengalami Kenaikan dari 3,78% tahun 2008 menjadi 4,26% atau mengalami
kenaikan sebesar 0,48% dari tahun 2008. Pada tahun 2010 juga mengalami
kenaikan dari 4,26% Tahun 2009 menjadi 4,53% atau mengalami kenaikan sebesar
0,27% dari 2009 sedangkan rasio kemandirian keuangan tahun 2011 mengalami
penurunan 0,42% dari Tahun 2010 menjadi 4,11% pada Tahun 2011. Tahun 2012
rasio kemandirian mengalami kenaikan 0,13% dari 4,11% pada tahun 2011 menjadi
4,24% pada Tahun 2012. Pada tahun 2013 rasio kemandirian mengalami kenaikan
1,15% dari Tahun 2012 sebesar 4,24% menjadi 5,34% pada tahun 2013. Tahun
2014 rasio kemandirian mengalami kenaikan 0,47% dari Tahun 2013 sebesar 5,34%
menjadi 5,81%. Sedangkan Tahun 2019 rasio kemandirian mengalami kenaikan
2,45% dari Tahun 2014 sebesar 5,81% menjadi 8,32%.
Kenaikan rasio kemandirian keuangan pada tahun 2019 disebabkan karena
kenaikan Pendapatan Asli Daerah.

b. Rasio Efektivitas
Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah
dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 (satu) atau 100 persen. Namun
semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang semakin
tinggi.

Rasio efektifitas = Realisasi penerimaan pendapatan asli daerah


Target penerimaan PAD yang ditetapkan berdasarkan

Rasio Rasio Efektivitas Tahun Anggaran 2008 s/d 2019 dapat dilihat pada Tabel
3.10 berikut :
Tabel 3.10
Rasio Efektivitas

Tahun Target PAD Realisasi PAD Rasio Efektifitas


1 2 3 4 = 3/2
2008 28.542.606.545,00 31.978.312.403,72 112,04%

63
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 22.826.009.920,00 29.980.587.977,16 131,34%


2010 33.872.124.860,00 38.382.025.593,18 113,31%
2011 35.277.033.829,00 46.649.861.645,47 132,24%
2012 39.585.757.585,00 55.629.512.175,87 140,53%
2013 60.993.804.589,00 71.443.863.741,21 117,13%
2014 88.488.486.000,00 86.278.846.807,95 97,50%
2019 115.724.832.488,00 109.085.093.812,87 94,26%
Rata-rata 53.163.831.977,00 58.678.513.019,68 110,37%

Dari perhitungan rasio efektivitas dapat dilihat bahwa efektifitas rata-rata tahun
2008 s/d 2019 sudah diatas 100%. Tahun 2019 terjadi penurunan realisasi PAD
dibandingkan target yang ditetapkan karena tidak tercapainya target dari Pajak
Daerah.

c. Ratio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah dalam
memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasional dan belanja modal
secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja
operasional berarti persentase belanja modal yang digunakan untuk menyediakan
sarana dan prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil.
1) Rasio Keserasian Belanja

Rasio Belanja Operasional = Total Belanja Operasi


Total Belanja

Tabel 3.11
Rasio Belanja Operasional

Tahun Belanja Operasi Belanja Modal Total Belanja Rasio


1 2 3 4 = 2+3 5 = 2/4
2008 447.691.008.224,21 259.106.756.798,63 706.797.765.022,84 63,34%
2009 516.348.695.791,05 302.294.499.982,80 818.643.195.773,85 63,07%
2010 568.423.610.661,40 147.878.455.924,18 716.302.066.585,58 79,36%
2011 702.010.022.437,08 261.657.345.285,64 963.667.367.722,72 72,85%
2012 825.942.822.343,37 308.829.848.496,87 1.134.772.670.840,2 72,78%
2013 1.048.144.956.622,3 296.763.912.527,94 4 77,93%
2014 2 327.477.591.172,28 1.344.908.869.150,2 75,94%
1.033.862.347.574,0 6
2019 453.584.905.312,88 70,45%
3 1.361.339.938.746.3
1.081.520.716.608,4 1
7 1.535.105.621.921,3
5
Rata - rata 777.993.022.532,74 294.699.164.437,65 1.072.692.186.970,3 72,53%
9

Rasio Belanja Modal = Total Belanja Modal


Total Belanja
64
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tabel 3.12
Rasio Belanja Modal
Tahun Belanja Operasi Belanja Modal Total Belanja Rasio
1 2 3 4 = 2+3 5 = 3/4
2008 447.691.008.224,21 259.106.756.798,63 706.797.765.022,84 36,66%
2009 516.348.695.791,05 302.294.499.982,80 818.643.195.773,85 36,93%
2010 568.423.610.661,40 147.878.455.924,18 716.302.066.585,58 20,64%
2011 702.010.022.437,08 261.657.345.285,64 963.667.367.722,72 27,15%
2012 825.942.822.343,37 308.829.848.496,87 1.134.772.670.840,2 27,22%
2013 1.048.144.956.622,3 296.763.912.527,94 4 22,07%
2014 2 327.477.591.172,28 1.344.908.869.150,2 24,06%
1.033.862.347.574,0 6
2019 453.584.905.312,88 29,55%
3 1.361.339.938.746.3
1.081.520.716.608,4 1
7 1.535.105.621.921,3
5
Rata - rata 777.993.022.532,74 294.699.164.437,65 1.072.692.186.970,3 27,47%
9

Dari rasio diatas diketahui bahwa belanja operasional pemerintahan masih


mendominasi jumlah belanja APBD dari tahun 2008 s/d 2019, namun persentase
belanja operasional dibanding total belanja Tahun 2014 menunjukkan trend
menurun sebesar 5,39% dari sebesar 75,94% tahun 2014 menjadi sebesar
70,45% pada Tahun 2019. Penurunan belanja operasi Tahun 2014 tersebut diiringi
dengan peningkatan belanja modal terhadap jumlah belanja sebesar 5,39%, dari
sebesar 24,06% pada tahun 2014 menjadi 29,55% pada tahun 2019.
2) Rasio Keserasian Belanja per Fungsi

Tabel 3.13
Rasio Keserasian Belanja per Fungsi TA 2019
Fungsi Pemerintahan Daerah Realisasi Rasio
1 2 3 = (2/Jumlah Belanja)
Pelayanan Umum 454.187.346.797,30 26,97
Ketertiban dan Keamanan 35.660.991.168,81 2,11
Ekonomi 194.802.435.590,85 11,54
Lingkungan Hidup 38.711.423.866,46 2,29
Perumahan dan Fasilitas Umum 361.221.296.583,30 21,39
Kesehatan 124.226.742.428,76 7,30
Pariwisata dan Budaya 18.719.811.480,76 1,11
Pendidikan 432.016.764.733,83 25,59
Perlindungan Sosial 24.617.230.847,28 1,46
Jumlah Belanja 1.684.164.043.497,35 100,00

Dari rasio keserasian belanja per fungsi TA 2019 tersebut terlihat bahwa
fungsi pemerintahan daerah yang mendapat prioritas Pemerintahan Kabupaten

65
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pelalawan adalah pelayanan umum, perumahan, dan fasilitas umum dan


pendidikan.

Alokasi anggaran kesehatan Puskesmas XYZ TA 2019 dibawah 10%


dikarenakan adanya prioritas pembangunan Kabupaten Pelalawan saat ini
diutamakan adalah memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan,
jembatan, listrik. Kebutuhan infrastruktur di Kabupaten Pelalawan belum semua
daerah terpenuhi. Namun demikian dengan alokasi anggaran yang diberikan pada
bidang kesehatan saat ini, pelayanan kesehatan kepada masyarakat sudah
optimal yakni dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh
penduduk di puskesmas, dan pelayanan kesehatan rujukan gratis bagi lebih
kurang 45% penduduk, sementara penduduk miskin di Kabupaten Pelalawan
hanya lebih kurang 11%.

d. Rasio Pengelolaan Belanja


Rasio pengelolaan belanja menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang
dilakukan oleh pemerintah daerah memiliki ekuitas antara periode yang positif, yaitu
belanja yang dilakukan tidak lebih besar dari total pendapatan yang diterima
pemerintahan daerah. Rasio ini menunjukkan adanya surplus atau defisit anggaran.
Surplus atau defisit yaitu selisih lebih / kurang antara pendapatan dan belanja selama
satu periode laporan.

Rasio Pengelolaan Belanja = Total Pendapatan X 100


Total Belanja

Tabel 3.14
Rasio Pengelolaan Belanja

Tahun Total Pendapatan Total Belanja Rasio


1 2 3 4 = 2/3
2008 844.965.437.366,70 735.203.570.372,84 114,93%
2009 704.208.616.335,31 861.708.959.194,85 81,72%
2010 847.618.876.825,18 755.773.476.585,58 112,15%
2011 1.134.243.349.087,47 1.011.938.175.602,72 112,09%
2012 1.312.050.966.193,35 1.147.776.021.252,42 114,31%
2013 1.338.450.187.270,21 1.345.054.743.351,26 99,51%
2014 1.485.407.190.108,46 1.473.927.741.146,31 100,78%
2019 1.311.303.333.835,76 1.535.105.621.921,35 85,42%
Rata - rata 1.122.280.994.627,80 1.108.313.550.552,67 101,26%

Rasio pengelolaan belanja tersebut menunjukkan bahwa jumlah belanja tahun


2019 cenderung meningkat dibandingkan pendapatan yang tersedia sehingga

66
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Puskesmas XYZ mendanai defisit belanja dari sisa anggaran lebih (SiLPA) tahun
sebelumnya.

e. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur seberapa besar kemampuan
pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang
telah dicapai periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk
masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan
untuk mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian.

1) Persentase Pertumbuhan PAD

Persentase pertumbuhan = PAD tahun p – PAD tahun p-1 X 100


PAD tahun p-1

Tabel 3.15
Rasio Persentase Pertumbuhan PAD

Tahun PAD tahun p-1 PAD tahun p Rasio


1 2 3 4 = (3-2) / 2
2008 34.694.239.194,98 31.978.312.403,72 -7,83%
2009 31.978.312.403,72 29.980.587.977,16 -6,25%
2010 29.980.587.977,16 38.382.025.593,18 28,02%
2011 38.382.025.593,18 46.649.861.645,47 21,54%
2012 46.649.861.645,47 55.629.512.175,87 19,25%
2013 55.629.512.175,87 71.443.863.741,21 28,43%
2014 71.443.863.741,21 86.278.846.807,95 20,76%
2019 86.278.846.807,95 109.085.093.812,87 26,43%
Rata - rata 49.379.656.192,44 58.678.513.019,68 18,83%

2) Persentase Pertumbuhan Total Pendapatan

Persentase Pertumbuhan Total = Pendapatan tahun p – Pendapatan tahun p-1 X 100


Pendapatan Pendapatan tahun p-1

Tabel 3.16
Rasio Persentase Pertumbuhan Total Pendapatan

Tahun Pendapatan tahun Pendapatan tahun p Rasio


p-1
1 2 3 4 = (3-2) / 2

67
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tahun Pendapatan tahun Pendapatan tahun p Rasio


p-1
2008 740.666.261.134,54 844.965.437.366,70 14,08%
2009 844.965.437.366,70 704.208.616.335,31 -16,66%
2010 704.208.616.335,31 847.618.876.825,18 20,36%
2011 847.618.876.825,18 1.134.243.349.087,47 33,82%
2012 1.134.243.349.087,47 1.312.050.966.193,35 15,68%
2013 1.312.050.966.193,35 1.338.450.187.270,21 2,01%
2014 1.338.450.187.270,21 1.485.407.190.108,46 10,98%
2019 1.485.407.190.108,46 1.311.303.333.835,76 -11,72%
Rata - rata 1.050.951.360.540,15 1.122.280.994.627,80 6,79%

3) Persentase Pertumbuhan Belanja Operasional

Persentase Pertumbuhan = Belanja Operasi p – Belanja Operasi tahun p-1 X 100


Belanja Belanja Operasi tahun p-1

Tabel 3.17
Rasio Persentase Pertumbuhan Belanja Operasional

Tahun Belanja Operasi tahun p-1 Belanja Operasi tahun p Rasio


1 2 3 4 = (3-2) / 2
2008 428.938.239.695,02 447.691.008.224,21 4,37%
2009 447.691.008.224,21 516.348.695.791,05 15,34%
2010 516.348.695.791,05 568.423.610.661,40 10,09%
2011 568.423.610.661,40 702.010.022.437,08 23,50%
2012 702.010.022.437,08 825.942.822.343,37 17,65%
2013 825.942.822.343,37 1.048.144.956.622,32 26,86%
2014 1.048.144.956.622,32 1.033.862.347.574,03 -1,36%
2019 1.033.862.347.574,03 1.081.520.716.608,47 4,68%
Rata - rata 696.420.212.918,56 777.993.022.532,74 11,73%

4) Persentase Pertumbuhan Belanja Modal

Persentase Pertumbuhan = Belanja Modal p – Belanja Modal tahun p-1 X 100


Belanja Modal Belanja Modal tahun p-1

Tabel 3.18
Rasio Persentase Pertumbuhan Belanja Modal
Tahun Belanja Modal tahun p-1 Belanja Modal tahun p Rasio
1 2 3 4 = (3-2) / 2

68
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tahun Belanja Modal tahun p-1 Belanja Modal tahun p Rasio


2008 367.547.337.051,66 259.106.756.798,63 -29,50%
2009 259.106.756.798,63 302.294.499.982,80 16,67%
2010 302.294.499.982,80 147.878.455.924,18 -51,08%
2011 147.878.455.924,18 261.657.345.285,64 76,94%
2012 261.657.345.285,64 308.829.848.496,87 18,03%
2013 308.829.848.496,87 296.763.912.527,94 -3,91%
2014 296.763.912.527,94 327.477.591.172,28 10,35%
2019 327.477.591.172,28 453.584.905.312,88 38,51%
Rata – rata 283.944.468.405,00 294.699.164.437.,65 3,79%

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan APBD Kabupaten


Pelalawan pada TA 2019 menunjukan pertumbuhan negatif. Pertumbuhan
pendapatan Kabupaten Pelalawan pada tahun 2019 sebesar negatif 11,68%
mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 sebesar 10,98%. Penurunan
yang paling tinggi disebabkan karena berkurangnya pendapatan dari Pendapatan
Transfer Bagi Hasil Pajak.
Pertumbuhan PAD tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 6,35% jika
dibandingkan tahun 2014. Pertumbuhan tersebut disebabkan karena naiknya
realisasi pos-pos PAD terutama Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah.
Selain pendapatan, belanja Kabupaten Pelalawan yang terdiri belanja operasi
dan belanja modal juga mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan belanja operasi
tahun 2008 s/d 2019 sebesar 11,80%. Pertumbuhan Belanja Modal tahun 2008 s/d
2019 sebesar 3,71%. Tahun 2019 belanja pegawai dan Belanja Barang dan Jasa
mengalami kenaikan signifikan dari tahun 2014.
Dari analisa rasio pertumbuhan di atas kinerja pengelolaan keuangan
Kabupaten Pelalawan cenderung membaik terutama tahun 2019 karena Puskesmas
XYZ mampu meningkatkan pertumbuhan PAD tahun 2019 yang lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya, diiringi dengan penurunan Belanja Operasi dan
kenaikan Belanja Modal Tahun 2019 dibandingkan tahun 2014.

69
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 4
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) terdiri dari laporan pelaksanaan
anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangna
(CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL). Laporan finansial
terdiri dari Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),
dan Laporan Arus Kas (LAK). CaLK merupakan laporan yang merinci atau
menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun
laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. LKPD merupakan hasil dari
konsolidasi laporan keuangan yang dibuat oleh entitas akuntansi dan entitas
pelaporan.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (Sekretariat Daerah, Inspektorat
Kabupaten, Sekretariat DPRD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan, Bappeda, Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informasi, Badan Lingkungan Hidup, Badan
Perberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Dinas
Kesejahteraan Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Koperasi dan
70
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

UKM, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik, Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran,
Satuan Polisi Pamong Praja, DPRD, KDH dan Wakil KDH, Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI, Badan Penelitian dan Pengembangan, Dinas Pendapatan
Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Kantor Arsip dan
Perpustakaan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pendidikan dan Olahraga, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Pasar, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan
Pangkalan Kerinci, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kecamatan Pangkalan Kuras,
Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Ukui, Kecamatan
Bandar Petalangan, Kecamatan Langgam, Kecamatan Bunut, Kecamatan Pangkalan
Lesung, Kecamatan Kerumutan), merupakan entitas akuntansi yang membuat
Laporan keuangan yang terdiri dari LRA, Neraca, LO, LPE dan CaLK, disusun
berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk menyusun
laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), dilakukan konversi
sesuai susunan akun yang ditetapkan dalam SAP dan Bagan Akun Standar (BAS)
yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
tentang Penerapan Standar Akuntansi pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
238/PMK.05/2011 Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD yang
diselenggarakan oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
merupakan entitas pelaporan yang membuat Laporan keuangan yang terdiri dari
LRA, LPSAL, Neraca, LO, LPE, LAK, dan CaLK, disusun berdasarkan struktur
anggaran APBD sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk menyusun laporan
keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), dilakukan konversi sesuai
susunan akun yang ditetapkan dalam SAP dan Bagan Akun Standar (BAS) yang
ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011
Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai entitas pelaporan karena
merupakan satuan kerja pelayanan, meskipun bukan berbentuk badan hukum yang
mengelola kekayaan daerah yang dipisahkan. Sebagai entitas akuntansi karena
menerima anggaran belanja pemerintah yang laporan keuangannya dikonsolidasikan
pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya.
BLUD menyusun Laporan keuangan yang terdiri dari LRA, LPSAL, Neraca, LO, LPE,
LAK dan CaLK.

71
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Puskesmas XYZ telah menerapkan PSAP Nomor 13 tentang Penyajian


Laporan Keuangan Badan Layanan Umum dan Pasal 119 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah yakni Laporan Arus Kas BLUD dikonsolidasikan pada
Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Puskesmas XYZ Tahun 2019 adalah Basis Akrual pertama kali sebagai pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Puskesmas XYZ tidak menyajikan kembali Laporan Keuangan Tahun
2014 berbasis Kas Menuju Akrual menjadi Laporan Keuangan Tahun 2014 berbasis
Akrual. Dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan penerapan akuntansi
berbasis akrual disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam
Catatan Laporan Keuangan
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dalam Neraca, pendapatan dan beban dalam Laporan Operasional. Basis
Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Puskesmas XYZ menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Tahun 2019 dilaksanakan berdasarkan basis kas, dengan demikian LRA juga
disusun berdasarkan basis kas.
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Puskesmas XYZ Tahun 2014 adalah basis kas menuju akrual yaitu basis akuntansi
yang mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan berbasis kas serta mengakui
aset, utang dan ekuitas dana berbasis akrual.

4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Aset dicatat sebesar jumlah kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Utang
dicatat sebesar jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah
daerah.
Penggunaan nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada nilai yang lain,
karena nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat
nilai historis dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait apabila diperoleh
dengan cara lainnya.

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan
Puskesmas XYZ telah menetapkan Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 65
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 45 Tahun
72
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Puskesmas XYZ yang digunakan dalam


menyusun Laporan Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 dengan ikhtisar sebagai
berikut.

4.4.1 Pendapatan LRA


a. Definisi
1. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah
yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali
oleh pemerintah.
2. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang
ditetapkan.

3. Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang diperkenankan.

b. Pengakuan
1. Pendapatan-LRA diakui pada saat:
a) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima pada RKUD.
b) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima oleh
Bendahara Penerimaan dan hingga tanggal pelaporan belum disetorkan
ke RKUD, dengan ketentuan Bendahara Penerimaan tersebut
merupakan bagian dari BUD.
c) Kas atas pendapatan tersebut telah diterima satker/SKPD dan
digunakan langsung tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas
penerima wajib melaporkannya kepada BUD.
d) Kas atas pendapatan yang berasal dari hibah langsung dalam/luar
negeri yang digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas telah
diterima, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya kepada
BUD.
e) Kas atas pendapatan yang diterima entitas lain di luar entitas pemerintah
berdasarkan otoritas yang diberikan oleh BUD, dan BUD mengakuinya
sebagai pendapatan.
c. Pengukuran
Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat


73
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih


dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Pendapatan dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal
transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan-LRA disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan basis kas
sesuai dengan klasifikasi dalam BAS.

4.4.2 Belanja
a. Definisi
1. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah dan
Bendahara Pengeluaran yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
2. Belanja merupakan unsur / komponen penyusunan Laporan Realisasi
Anggaran (LRA).
3. Belanja terdiri dari belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga,
serta belanja transfer.
4. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi,
belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
5. Belanja Pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara,
pegawai negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
6. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran anggaran untuk pengadaan
barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan.
7. Belanja Bunga merupakan pengeluaran anggaran untuk pembayaran bunga
(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal
outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan
pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah daerah seperti biaya
commitment fee dan biaya denda.
8. Belanja Subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang
diberikan pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu agar
harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
9. Belanja Hibah merupakan pengeluaran anggaran dalam bentuk uang,
barang, atau jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya,

74
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang


bersifat tidak wajib dan tidak mengikat.
10. Belanja Bantuan Sosial merupakan pengeluaran anggaran dalam bentuk
uang atau barang yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif
yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
11. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan
bangunan, peralatan, dan aset tak berwujud.
Nilai yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangunan
aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/
pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.
12. Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang
sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah
daerah.
13. Belanja Transfer adalah belanja berupa pengeluaran uang atau kewajiban
untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
14. Belanja daerah diklasifikasikan menurut :
1. Klasifikasi organisasi, yaitu mengelompokkan belanja berdasarkan
organisasi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pengguna
Anggaran.
2. Klasifikasi ekonomi, yaitu mengelompokkan belanja berdasarkan jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.
Belanja menurut klasifikasi ekonomi secara terinci ada dalam Bagan Akun
Standar.
b. Pengakuan
Belanja diakui pada saat :
1. Terjadinya pengeluaran dari RKUD.
2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi
pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang mempunyai fungsi perbendaharaan dengan terbitnya SP2D GU atau
SP2D Nihil.
3. Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai badan layanan
umum.

75
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c. Pengukuran
Pengukuran belanja berdasarkan realisasi klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran.
Pengukuran belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen
pengeluaran yang sah.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sesuai dengan
klasifikasi ekonomi, yaitu:
a) Belanja Operasi
b) Belanja Modal
c) Belanja Tak Terduga
dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Belanja disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila pengeluaran kas atas
belanja dalam mata uang asing, maka pengeluaran tersebut dijabarkan dan
dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing tersebut
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
4.4.3 Transfer
a. Definisi
1. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil
2. Transfer Masuk (LRA) adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana
bagi hasil dari Pemerintah Provinsi
3. Transfer Keluar (LRA) adalah pengeluaran dari entitas pelaporan ke entitas
pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat
dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah
4. Transfer diklasifikasikan menurut sumber dan entitas penerimanya, yaitu
mengelompokkan transfer berdasarkan sumber transfer untuk pendapatan
transfer dan berdasarkan entitas penerima sesuai BAS.
5. Klasifikasi transfer menurut sumber dan entitas penerima dalam Bagan Akun
Standar
b. Pengakuan
1. Transfer Masuk/Pendapatan Transfer LRA
a) Untuk kepentingan penyajian transfer masuk pada Laporan Realisasi
Anggaran, pengakuan atas transfer masuk dilakukan pada saat transfer
masuk ke Rekening Kas Umum Daerah.
76
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a) Pengakuan pendapatan transfer dilakukan bersamaan dengan penerimaan


kas selama periode berjalan.
2. Transfer Keluar /Belanja Transfer
Untuk kepentingan penyajian transfer keluar pada Laporan Realisasi
Anggaran, pengakuan atas transfer keluar dilakukan pada saat terbitnya
SP2D atas beban anggaran transfer keluar.
c. Pengukuran
1. Transfer Masuk/Pendapatan Transfer LRA
Untuk kepentingan penyajian transfer masuk pada Laporan Realisasi
Anggaran, transfer masuk diukur dan dicatat berdasarkan jumlah transfer
yang masuk ke Rekening Kas Umum Daerah.
2. Transfer Keluar dan Beban Transfer
Untuk kepentingan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, transfer
keluar diukur dan dicatat sebesar nilai SP2D yang diterbitkan atas beban
anggaran transfer keluar.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Pengungkapan atas transfer masuk dan pendapatan transfer dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
a) Penjelasan rincian atas anggaran dan realisasi transfer masuk pada
Laporan Realisasi Anggaran beserta perbandingannya dengan realisasi
tahun anggaran sebelumnya
b) Penjelasan atas penyebab terjadinya selisih antara anggaran transfer
masuk dengan realisasinya.
c) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer masuk dalam Laporan
Realisasi Anggaran.
d) Informasi lainnya yang dianggap perlu.
2. Pengungkapan atas transfer keluar/belanja transfer dalam Catatan atas
Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
a) Penjelasan rincian atas anggaran dan realisasi transfer keluar pada
Laporan Realisasi Anggaran beserta perbandingannya dengan tahun
anggaran sebelumnya.
b) Penjelasan atas penyebab terjadinya selisih antara anggaran transfer
keluar dengan realisasinya.
c) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer keluar dalam Laporan
Realisasi Anggaran.
d) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

4.4.4 Pembiayaan

77
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Definisi
1. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
atau memanfaatkan surplus anggaran.
2. Asas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan
secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu entitas
akuntansi/entitas pelaporan atau tidak memperkenankan pencatatan
pengeluaran setelah dilakukan kompensasi antara penerimaan dan
pengeluaran.
3. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
4. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah Daerah.
5. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang.
6. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh bupati untuk menampung seluruh penerimaan
daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.
7. Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan.
8. Pembiayaan diklasifikasikan menurut sumber pembiayaan dan pusat
pertanggungjawaban, terdiri atas :
a) Penerimaan Pembiayaan Daerah
b) Pengeluaran Pembiayaan Daerah
9. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah daerah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada entitas lain, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
10. Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran Rekening
Kas Umum Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada entitas lain,
penyertaan modal pemerintah daerah, pembayaran kembali pokok pinjaman
dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
b. Pengakuan
1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.

78
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas


Umum Daerah.
c. Pengukuran
1. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
2. Akuntansi pengeluaran pembiayaan dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan pembiayaan antara lain:
1. Rincian dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun berkenaan
2. Penjelasan landasan hukum berkenaan dengan penerimaan/pemberian
pinjaman, pembentukan/pencairan dana cadangan, penjualan aset daerah yang
dipisahkan, penyertaan modal pemerintah daerah.
4.4.5. Aset Lancar
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset diakui
pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk
dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. Aset Lancar terdiri dari Kas dan Setara Kas, Investasi
Jangka Pendek, Piutang, Piutang Lain-lain, dan Persediaan.
1. Kas dan Setara Kas
a. Definisi
1) Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang
setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah daerah
atau investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
2) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas meliputi seluruh
Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan atau yang lebih dikenal sebagai
Uang Persediaan, saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik
atau digunakan untuk melakukan pembayaran, uang tunai atau simpanan
di bank yang belum disetorkan ke kas daerah, uang tunai atau simpanan di
bank yang digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap pelayanan
langsung kepada masyarakat.
3) Kas terdiri dari Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di
79
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Bendahara Pengeluaran dan Kas di Badan Layanan Umum Daerah


(BLUD).
4) Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang
signifikan.
5) Setara kas meliputi investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo yang pendek,
yaitu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
6) Setara kas terdiri dari simpanan di bank dalam bentuk deposito kurang dari
3 (tiga) bulan, investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau
kurang dari 3 (tiga) bulan.
7) Kas di Kas Daerah adalah uang tunai dan saldo simpanan di tempat
penyimpanan uang daerah/bank yang ditentukan oleh Kepala Daerah
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah atau Rekening Kas Umum Daerah.
8) Kas di Bendahara Penerimaan adalah uang tunai dan saldo simpanan di
bank yang dikelola oleh pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kas di
Bendahara Pengeluaran adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank
yang dikelola oleh pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
9) Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah uang tunai dan saldo
simpanan di bank pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/unit kerja
pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
10) Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank
yang ditetapkan.
b. Pengukuran
Kas dan setara kas diukur dan dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal
artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam bentuk
valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.

80
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c. Pengakuan
Kas dan setara kas diakui pada saat kas dan setara kas diterima dan/atau
dikeluarkan/dibayarkan.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Saldo kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus
Kas.
2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
daerah berkaitan dengan kas dan setara kas, antara lain :
a) rincian dan nilai kas yang disajikan dalam laporan keuangan;
b) rincian dan nilai kas yang ada dalam rekening kas umum daerah namun
merupakan kas transitoris yang belum disetorkan ke pihak yang
berkepentingan;
c) Kebijakan manajemen setara kas.

2. Investasi Jangka Pendek


a. Definisi
Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Investasi jangka pendek memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) dapat segera diperjualbelikan/dicairkan dalam waktu 3 bulan sampai
dengan 12 bulan.
1) ditujukan dalam rangka manajemen kas dimana pemerintah daerah dapat
menjual/mencairkan investasi tersebut jika timbul kebutuhan kas.
2) investasi jangka pendek biasanya berisiko rendah.
Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dikategorikan
sebagai investasi jangka pendek. Sedangkan deposito berjangka waktu
kurang dari tiga bulan dikategorikan sebagai Kas dan Setara Kas.
b. Pengakuan
1) Suatu transaksi pengeluaran uang dan / atau aset, penerimaan hibah
dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Pemerintah daerah kemungkinan akan memperoleh manfaat ekonomi
dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan dengan tingkat
kepastian cukup. Pemerintah daerah perlu mengkaji tingkat kepastian
81
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di


masa depan berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat
pengakuan yang pertama kali.
b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai/andal (reliable), biasanya didasarkan pada bukti transaksi
yang menyatakan/mengidentifikasi biaya perolehannya. Jika transaksi
tidak dapat diukur berdasarkan bukti perolehannya, penggunaan
estimasi yang layak juga dapat dilakukan.
c. Pengukuran dan Penilaian
1) Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga :
a) apabila terdapat nilai biaya perolehannya, maka investasi jangka pendek
diukur dan dicatat berdasarkan harga transaksi investasi ditambah
komisi perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul
dalam rangka perolehan tersebut.
b) apabila tidak terdapat nilai biaya perolehannya, maka investasi jangka
pendek diukur dan dicatat berdasarkan nilai wajar investasi pada
tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasarnya. Dan jika tidak
terdapat nilai wajar, maka investasi jangka pendek dicatat berdasarkan
nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi
tersebut.
2) Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham diukur dan dicatat
sebesar nilai nominalnya.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan investasi dalam catatan atas laporan keuangan sekurang-
kurangnya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
2. Jenis-jenis investasi, baik investasi permanen dan nonpermanen;
3. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang;
4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dalam penyebab penurunan
tersebut;
5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
6. Perubahan pos investasi.

3. Piutang
a. Definisi
1) Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai
akibat perjanjian/atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-
82
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

undangan atau akibat lainnya yang sah.


2) Penyisihan Piutang Tak Tertagih adalah taksiran nilai piutang yang
kemungkinan tidak dapat diterima pembayarannya dimasa akan datang dari
seseorang dan/atau korporasi dan/atau entitas lain.
3) Penilaian kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih dihitung
berdasarkan kualitas umur piutang, jenis/karakteristik piutang, dan
diterapkan dengan melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi dari
debiturnya
b. Pengakuan
1) Piutang diakui ketika timbul klaim/hak untuk menagih uang atau manfaat
ekonomi lainnya kepada entitas, yaitu pada saat :
a) Terdapat surat ketetapan/dokumen yang sah yang belum dilunasi;
b) Terdapat surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan dan belum
dilunasi
2) Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan hak tagih, yaitu peristiwa yang timbul
dari pemberian pinjaman, penjualan, kemitraan, dan pemberian fasilitas/jasa
yang diakui sebagai piutang dan dicatat sebagai aset di neraca, apabila
memenuhi kriteria :
a) harus didukung dengan naskah perjanjian (dokumen penetapan) yang
menyatakan hak dan kewajiban secara jelas; dan
b) jumlah piutang dapat diukur;
3) Piutang Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak dan Sumber Daya Alam diakui
berdasarkan dokumen penetapan yang sah pada akhir tahun menurut
ketentuan yang berlaku sebesar hak daerah yang belum dibayarkan.
4) Piutang Dana Alokasi Umum (DAU) diakui berdasarkan jumlah yang
ditetapkan sesuai dengan dokumen penetapan yang sah pada akhir tahun
menurut ketentuan yang berlaku yang belum ditransfer dan merupakan hak
daerah.
5) Piutang Dana Alokasi Khusus (DAK) diakui berdasarkan klaim pembayaran
yang telah diverifikasi oleh Pemerintah Pusat dan telah ditetapkan jumlah
definitifnya sebesar jumlah yang belum ditransfer.
6) Piutang Dana Otonomi Khusus (Otsus) diakui berdasarkan jumlah yang
ditetapkan sesuai dengan dokumen penetapan yang sah menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku yang belum ditransfer dan merupakan
hak daerah
7) Piutang transfer lainnya diakui apabila :
a) dalam hal penyaluran tidak memerlukan persyaratan, apabila sampai
dengan akhir tahun Pemerintah Pusat belum menyalurkan seluruh
pembayarannya, sisa yang belum ditransfer akan menjadi hak tagih atau
piutang bagi daerah penerima;

83
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b) dalam hal pencairan dana diperlukan persyaratan, misalnya tingkat


penyelesaian pekerjaan tertentu, maka timbulnya hak tagih pada saat
persyaratan sudah dipenuhi, tetapi belum dilaksanakan pembayarannya
oleh Pemerintah Pusat.
8) Piutang Bagi Hasil dari provinsi dihitung berdasarkan hasil realisasi pajak
yang menjadi bagian daerah yang belum dibayar sesuai dokumen
penetapan yang sah pada akhir tahun.
9) Piutang transfer antar daerah dihitung berdasarkan hasil realisasi
pendapatan yang bersangkutan yang menjadi hak/bagian daerah penerima
yang belum dibayar sesuai dokumen penetapan yang sah pada akhir tahun.
10) Piutang kelebihan transfer terjadi apabila dalam suatu tahun anggaran ada
kelebihan transfer. Jika kelebihan transfer belum dikembalikan maka
kelebihan dimaksud dapat dikompensasikan dengan hak transfer periode
berikutnya.
11) Piutang Lainnya dapat diakui bila telah memenuhi kriteria :
a) peristiwa yang menimbulkan hak tagih berkaitan dengan TP/TGR, harus
didukung dengan bukti SK Pembebanan/SKP2K/SKTJM/Dokumen yang
dipersamakan, yang menunjukkan bahwa penyelesaian atas TP/TGR
dilakukan dengan cara damai (di luar pengadilan). SK
Pembebanan/SKP2K/SKTJM/Dokumen yang dipersamakan merupakan
surat keterangan tentang pengakuan bahwa kerugian tersebut menjadi
tanggung jawab seseorang dan bersedia mengganti kerugian tersebut.
b) Apabila penyelesaian TP/TGR tersebut dilaksanakan melalui jalur
pengadilan, pengakuan piutang baru dilakukan setelah terdapat surat
ketetapan dan telah diterbitkan surat penagihan.
c. Pengukuran
1) Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundang-
undangan, adalah sebagai berikut:
a) disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat
ketetapan kurang bayar yang diterbitkan; atau
b) disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh
Pengadilan Pajak untuk Wajib Pajak (WP) yang mengajukan banding;
atau
c) disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
pelaporan dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan
dan belum ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi.
2) Pengukuran piutang yang berasal dari perikatan, adalah sebagai berikut :
a) Pemberian pinjaman

84
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Piutang pemberian pinjaman dinilai dengan jumlah yang dikeluarkan dari


kas daerah dan/atau apabila berupa barang/jasa harus dinilai dengan
nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa tersebut. Apabila
dalam naskah perjanjian pinjaman diatur mengenai kewajiban bunga,
denda, commitment fee dan atau biaya-biaya pinjaman lainnya, maka
pada akhir periode pelaporan harus diakui adanya bunga, denda,
commitment fee dan/atau biaya lainnya pada periode berjalan yang
terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan.
b) Penjualan
Piutang dari penjualan diakui sebesar nilai sesuai naskah perjanjian
penjualan yang terutang (belum dibayar) pada akhir periode pelaporan.
Apabila dalam perjanjian dipersyaratkan adanya potongan pembayaran,
maka nilai piutang harus dicatat sebesar nilai bersihnya.
c) Kemitraan
Piutang yang timbul diakui berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dipersyaratkan dalam naskah perjanjian kemitraan.
d) Pemberian fasilitas/jasa
Piutang yang timbul diakui berdasarkan fasilitas atau jasa yang telah
diberikan oleh pemerintah pada akhir periode pelaporan, dikurangi
dengan pembayaran atau uang muka yang telah diterima.
3) Pengukuran piutang transfer adalah sebagai berikut :
a) Dana Bagi Hasil disajikan sebesar nilai yang belum diterima sampai
dengan tanggal pelaporan dari setiap tagihan yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan transfer yang berlaku;
b) Dana Alokasi Umum sebesar jumlah yang belum diterima, dalam hal
terdapat kekurangan transfer DAU dari Pemerintah Pusat ke kabupaten;
c) Dana Alokasi Khusus, disajikan sebesar klaim yang telah diverifikasi dan
disetujui oleh Pemerintah Pusat.
4) Pengukuran piutang ganti rugi berdasarkan pengakuan yang dikemukakan
di atas, dilakukan sebagai berikut:
a) Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam
tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke
depan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;
b) Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas
12 bulan berikutnya.
5) Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) Terhadap Pengakuan
Awal Piutang disajikan berdasarkan nilai nominal tagihan yang belum
dilunasi tersebut dikurangi penyisihan kerugian piutang tidak tertagih.
Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penghapusan piutang maka
masing-masing jenis piutang disajikan setelah dikurangi piutang yang
dihapuskan.

85
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6) Pemberhentian pengakuan piutang selain pelunasan juga dikenal dengan


dua cara yaitu : penghapustagihan (write-off) dan penghapusbukuan (write
down).
7) Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net
realizable value), yaitu selisih antara nilai nominal piutang dengan
penyisihan piutang.
c. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
1) Penggolongan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 4.1
Penggolongan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
No Kualitas Piutang Taksiran Piutang Tak Tertagih

a Lancar 0,5 %
b Kurang Lancar 10 %
c Diragukan 25 %
d Macet 100 %

2) Penyisihan dilakukan pada akhir tahun.


3) Pencatatan transaksi penyisihan Piutang dilakukan pada akhir periode
pelaporan, apabila masih terdapat saldo piutang, maka dihitung nilai
penyisihan piutang tidak tertagih sesuai dengan kualitas piutangnya.
4) Berbeda dengan jenis piutang lainnya yang menyajikan penyisihan piutang,
pada piutang transfer tidak dapat diberlakukan penyisihan piutang. Tidak
adanya perlakuan penyisihan piutang ini dengan pertimbangan (1)
timbulnya piutang dikarenakan pengakuan utang dari entitas penyalur
yang telah melalui proses yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan (2) dalam hal piutang timbul dari lebih salur, kendali untuk
menagih oleh entitas penyalur sangat besar.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai. Informasi mengenai
akun piutang diungkapkan secara cukup dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Informasi dimaksud dapat berupa :
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan dan
pengukuran piutang;
b) rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui tingkat
kolektibilitasnya;
c) penjelasan atas penyelesaian piutang;
d) jaminan atau sita jaminan jika ada.

86
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. Tuntutan ganti rugi/tuntutan perbendaharaan juga harus diungkapkan


meskipun masih dalam proses penyelesaian, baik melalui cara damai
maupun pengadilan.
3. Penghapusbukuan piutang harus diungkapkan secara cukup dalam Catatan
atas Laporan Keuangan agar lebih informatif. Informasi yang perlu
diungkapkan misalnya jenis piutang, nama debitur, nilai piutang, nomor dan
tanggal keputusan penghapusan piutang, dasar pertimbangan
penghapusbukuan dan penjelasan lainnya yang dianggap perlu.
4. Terhadap kejadian adanya piutang yang telah dihapusbuku, ternyata di
kemudian hari diterima pembayaran/pelunasannya maka penerimaan
tersebut dicatat sebagai penerimaan kas pada periode yang bersangkutan
dengan lawan perkiraan penerimaan pendapatan Pajak/PNBP atau melalui
akun Penerimaan Pembiayaan, tergantung dari jenis piutang.

4. Persediaan
a. Definisi
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.

b. Pengakuan
1) Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal, diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
2) Pengakuan beban persediaan :
a) Pembelian persediaan yang akan digunakan langsung atau dalam waktu
yang segera/tidak dimaksud untuk sepanjang satu periode di akui
dengan pendekatan beban yang dicatat sebagai beban persediaan.
Contoh ATK kegiatan.
b) Pembelian persediaan yang dimaksud penggunaannya untuk satu
periode atau untuk maksud berjaga-jaga diakui dengan pendekatan aset
dimana beban persediaan diakui setiap terjadi transaksi. Contoh ATK
rutin, obat-obatan pada RSUD, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan.
3) Pengakuan persediaan pada akhir periode akuntansi, dilakukan
berdasarkan hasil inventarisasi fisik.

c. Pengukuran
1) Metode pencatatan persediaan dilakukan secara perpetual, maka
pengukuran persediaan pada saat periode penyusunan laporan keuangan
dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi dengan menggunakan metode
87
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

masuk pertama keluar pertama (FIFO).


2) Persediaan disajikan sebesar:
a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan
persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan
pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan.
b) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis.
c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian
kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan
transaksi wajar (arm length transaction).

d. Penyajian dan Pengungkapan

1) Persediaan disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar.


2) Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan :
a) persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses
produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat; dan
b) jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
4.4.6 Investasi Jangka Panjang
a. Definisi
1. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang menurut sifat
penanaman investasinya dibagi menjadi dua yaitu:
a) Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi jangka panjang non permanen merupakan investasi jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan atau
suatu waktu akan dijual atau ditarik kembali.
b) Investasi Jangka Panjang Permanen
Investasi jangka panjang permanen merupakan investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan atau tanpa ada niat
untuk diperjualbelikan atau ditarik kembali.
b. Pengakuan
88
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. Suatu transaksi pengeluaran uang dan / atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Pemerintah daerah kemungkinan akan memperoleh manfaat ekonomi dan
manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan dengan tingkat kepastian
cukup. Pemerintah daerah perlu mengkaji tingkat kepastian mengalirnya
manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang pertama
kali.
b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai/andal (reliable), biasanya didasarkan pada bukti transaksi yang
menyatakan/mengidentifikasi biaya perolehannya. Jika transaksi tidak
dapat diukur berdasarkan bukti perolehannya, penggunaan estimasi yang
layak juga dapat dilakukan.
c. Pengukuran dan Penilaian
1. Pengukuran investasi jangka panjang :
a) Investasi jangka panjang yang bersifat permanen dicatat sebesar biaya
perolehannya, meliputi harga transaksi investasi ditambah biaya lain yang
timbul dalam rangka perolehan investasi berkenaan.
b) Investasi jangka panjang nonpermanen:
(1) Investasi jangka panjang nonpermanen dalam bentuk pembelian
obligasi jangka panjang yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dicatat dan diukur sebesar nilai perolehannya.
(2) Investasi jangka panjang nonpermanen yang dimaksudkan untuk
penyehatan/penyelamatan perekonomian misalnya dalam bentuk dana
talangan untuk penyehatan perbankan dinilai sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
(3) Investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk penanaman
modal pada proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah (seperti
proyek PIR) diukur dan dicatat sebesar biaya pembangunan termasuk
biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang
dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam
rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahan ke
pihak ketiga.
c) Dalam hal investasi jangka panjang diperoleh dengan pertukaran aset
pemerintah daerah maka investasi diukur dan dicatat sebesar harga
perolehannya, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya
tidak ada.
d) Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayarkan dengan
mata uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan

89
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada
tanggal transaksi.
2. Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode sebagai
berikut :
a) Metode biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dinilai sebesar biaya
perolehan. Hasil dari investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang
diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
b) Metode ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, investasi pemerintah daerah dinilai
sebesar biaya perolehan investasi awal ditambah atau dikurangi bagian
laba atau rugi sebesar persentase kepemilikan pemerintah daerah setelah
tanggal perolehan. Bagian laba yang diterima pemerintah daerah, tidak
termasuk dividen yang diterima dalam bentuk saham, akan mengurangi
nilai investasi pemerintah daerah.
Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi
kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan
yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Dengan metode nilai bersih yang dapat direalisasikan, investasi pemerintah
daerah dinilai sebesar harga perolehan investasi setelah dikurangi dengan
penyisihan atas investasi yang tidak dapat diterima kembali.
Perhitungan atas nilai bersih investasi yang dapat direalisasikan dilakukan
dengan mengelompokkan investasi pemerintah daerah yang belum
diterima kembali sesuai dengan periode jatuh temponya (aging schedule).
Besarnya penyisihan atas investasi yang tidak dapat diterima kembali
dihitung berdasarkan persentase penyisihan untuk masing-masing
kelompok dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2
Penyisihan Dana Bergulir Tak tertagih
Persentase
Penyisihan Dana
No Periode Pengembalian Investasi (kolektibilitas)
Bergulir Tak
Tertagih
1 Lancar (periode 1 s.d 2 tahun setelah jatuh tempo) 0,5 %

Kurang lancar (periode diatas 2 s.d 3 tahun setelah jatuh


2 10 %
tempo)

90
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Persentase
Penyisihan Dana
No Periode Pengembalian Investasi (kolektibilitas)
Bergulir Tak
Tertagih
Diragukan (periode diatas 3 s.d 4 tahun setelah jatuh
3 25 %
tempo)

4 Macet (periode di atas 4 tahun setelah jatuh tempo) 100 %

4.4.7 Aset Tetap


a. Definisi
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan
kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas, yaitu Tanah,
Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi , dan Jaringan, Aset
Tetap Lainnya, Konstruksi dalam Pengerjaan.
1. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
5. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai

91
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

seluruhnya.
b. Batasan Jumlah Biaya Kapitalisasi (Capitalization Treshold) Perolehan Awal Aset
Tetap
1. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah pengeluaran pengadaan
baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi,
renovasi, perbaikan atau restorasi.
2. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap menentukan apakah perolehan
suatu aset harus dikapitalisasi atau tidak.
3. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap atas perolehan aset tetap
pengadaan baru dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap

No. Uraian Harga (Rp) Satuan


1 Tanah 0,00
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat 10.000.001,00 Unit
2.2 Alat-alat Angkutan 750.001,00 Unit
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur 500.001,00 Unit
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan 1.000.001,00 Unit
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor 500.001,00 Unit
- Alat-alat Rumah Tangga 500.001,00 Unit
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi 1.000.001,00 Unit
2.7 Alat-alat Kedokteran 1.000.001,00 Unit
2.8 Alat-alat Laboratorium 1.000.001,00 Unit
2.9 Alat Keamanan 500.001,00 Unit
3 Gedung dan Bangunan, terdiri atas :
3.1 Bangunan Gedung 20.000.001,00 Unit
3.2 Bangunan Monumen 20.000.001,00 Unit
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, terdiri
atas :
4.1 Jalan dan Jembatan 0,00 Unit
4.2 Bangunan Air/Irigasi 0,00 Unit
4.3 Instalasi 10.000.001,00 Paket
4.4 Jaringan 10.000.001,00 Paket
5 Aset Tetap Lainnya, terdiri atas :
5.1 Buku dan Perpustakaan 100.001,00 Unit

92
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No. Uraian Harga (Rp) Satuan


5.2 Barang Bercorak Kesenian/ 500.001,00 Unit
Kebudayaan/Olahraga
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan/Ternak 250.001,00 Ekor
b. Tumbuhan Pohon 250.001,00 Batang
c. Tumbuhan Tanaman Hias 500.001,00 Batang

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00

4. Pengeluaran di atas nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap peralatan dan
mesin bisa dikategorikan sebagai barang pecah belah, rawan hilang dan bukan
merupakan objek pemeliharaan diklasifikasikan sebagai barang habis pakai.
c. Pengakuan Aset Tetap
1. Pada umumnya aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat
diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai
aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Berwujud;
b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
f) Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara;
g) Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan.
Namun demikian, dengan pertimbangan biaya dan manfaat serta kepraktisan,
pengakuan aset tetap berupa konstruksi dilakukan pada saat realisasi belanja
modal.
2. Pengakuan aset tetap apabila telah terjadi pembayaran/SP2D.
d. Pengukuran Aset Tetap
1. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Misalnya penilaian aset
tetap tanah menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
2. Untuk tujuan pernyataan ini, penggunaan nilai wajar pada saat perolehan
bukan merupakan suatu proses penilaian kembali (revaluasi) dan tetap
konsisten dengan biaya perolehan.Penilaian kembali yang dimaksud hanya
diterapkan pada penilaian untuk periode pelaporan selanjutnya, bukan pada
93
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

saat perolehan awal.


3. Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran
dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam
keadaan suatu aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran
yang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak
eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja
dan biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi.
4. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi
biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung
termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik,
sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan
pembangunan aset tetap tersebut.
5. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset
tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut
disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas
perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau
harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.

e. Komponen Biaya
a. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya,
termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset
tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
b. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
1) biaya perencanaan;
2) biaya lelang;
3) biaya persiapan tempat;
4) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost);
5) biaya pemasangan (instalation cost);
6) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan
7) biaya konstruksi.
c. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan
mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang
dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap
pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah
yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk
dimusnahkan.
d. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran
94
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai
siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
digunakan.
e. Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.
Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk
biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
f. Biaya perolehan jalan, jaringan, dan instalasi menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, jaringan, dan instalasi sampai siap
pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-
biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, jaringan, dan instalasi tersebut siap
pakai.
g. Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai.
h. Biaya administrasi dan umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara
langsung pada biaya perolehan aset tetap atau membawa aset ke kondisi
kerjanya. Namun kalau biaya administrasi dan umum tersebut dapat
diatribusikan pada perolehannya maka merupakan bagian dari perolehan aset
tetap.
i. Atribusi biaya umum dan administrasi yang terkait langsung pengadaan aset
tetap konstruksi maupun non konstruksi yang sejenis dalam hal pengadaan
lebih dari satu aset dilakukan secara proporsional.
j. Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan
menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.
k. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
f. Perolehan Secara Gabungan
Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
g. Aset Tetap Digunakan Bersama
1. Aset yang digunakan bersama oleh beberapa Entitas Akuntansi, pengakuan
aset tetap bersangkutan dilakukan/dicatat oleh Entitas Akuntansi yang
melakukan pengelolaan (perawatan dan pemeliharaan) terhadap aset tetap
tersebut yang ditetapkan dengan surat keputusan penggunaan oleh Bupati
selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
2. Aset tetap yang digunakan bersama, pengelolaan (perawatan dan
pemeliharaan) hanya oleh Entitas Akuntansi dan tidak bergantian.

95
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

h. Aset Perjanjian Kerjasama Fasos Fasum


1. Pengakuan aset tetap akibat dari perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga
berupa fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos/fasum), pengakuan aset tetap
dilakukan setelah adanya Berita Acara Serah Terima (BAST) atau diakui pada
saat penguasaannya beindah.
2. Aset tetap yang diperoleh dari penyerahan fasos fasum dinilai berdasarkan
nilai nominal yang tercantum Berita Acara Serah Terima (BAST). Apabila tidak
tercantum nilai nominal dalam BAST, maka fasos fasum dinilai berdasarkan
nilai wajar pada saat aset tetap fasos fasum diperoleh.
i. Pertukaran Aset (Exchange of Assets)
1. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian
aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos semacam itu
diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh, yaitu nilai ekuivalen atas
nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas
atau setara kas yang ditransfer/diserahkan.
2. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang
serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan
kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan
dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh
dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.
3. Nilai wajar atas aset yang diterima tersebut dapat memberikan bukti adanya
suatu pengurangan (impairment) nilai atas aset yang dilepas. Dalam kondisi
seperti ini, aset yang dilepas harus diturun-nilai-bukukan (written down) dan
nilai setelah diturun-nilai-bukukan (written down) tersebut merupakan nilai aset
yang diterima. Contoh dari pertukaran atas aset yang serupa termasuk
pertukaran bangunan, mesin, peralatan khusus, dan kapal terbang. Apabila
terdapat aset lainnya dalam pertukaran, misalnya kas, maka hal ini
mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak mempunyai nilai yang
sama.
j. Aset Donasi
1. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan.
2. Sumbangan aset tetap didefinisikan sebagai transfer tanpa persyaratan suatu
aset tetap ke suatu entitas, misalnya perusahaan nonpemerintah memberikan
bangunan yang dimilikinya untuk digunakan oleh satu unit pemerintah daerah.
Tanpa persyaratan apapun. Penyerahan aset tetap tersebut akan sangat andal
bila didukung dengan bukti pemindahan kepemilikannya secara hukum, seperti
adanya akta hibah.
3. Tidak termasuk aset donasi, apabila penyerahan aset tetap tersebut
dihubungkan dengan kewajiban entitas lain kepada pemerintah daerah.

96
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sebagai contoh, satu perusahaan swasta membangun aset tetap untuk


pemerintah daerah dengan persyaratan kewajibannya kepada pemerintah
daerah telah dianggap selesai. Perolehan aset tetap tersebut harus
diperlakukan seperti perolehan aset tetap dengan pertukaran.
4. Apabila perolehan aset tetap memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka
perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional.
k. Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditures)
1. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi
dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas/volume yang
nilainya sebesar nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap atau lebih, harus
ditambahkan pada nilai tercatat (dikapitalisasi) aset yang bersangkutan.
2. Tidak termasuk dalam pengertian memperpanjang masa manfaat atau
memberi manfaat ekonomik dimasa datang dalam bentuk peningkatan
kapasitas/volume adalah pemeliharaan/perbaikan/penambahan yang
merupakan pemeliharaan rutin/berkala/terjadwal atau yang dimaksudkan
hanya untuk mempertahankan aset tetap tersebut agar berfungsi baik/normal,
atau hanya untuk sekedar memperindah atau mempercantik suatu aset tetap.
3. Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap untuk pengeluaran setelah
perolehan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pemeliharaan peralatan dan mesin sebesar 50% dari nilai perolehan awal
dan melebihi batas maksimum kapitalisasi
b) Untuk pemeliharaan gedung dengan nilai lebih dari 20.000.000,00 sampai
dengan 100.000.000,00 dikapitalisasi pemeliharaannya jika nilainya
melebihi 25% dari nilai aset gedung tersebut dan melebihi 20.000.000,00;
c) Untuk pemeliharaan gedung dengan nilai lebih dari 100.000.000,00 sampai
dengan 500.000.000,00 dikapitalisasi pemeliharaannya jika nilainya
melebihi 15% dari nilai aset gedung tersebut dan melebihi 20.000.000,00;
d) Untuk pemeliharaan gedung dengan nilai lebih dari 500.000.000,00 sampai
dengan 1.000.000.000,00 dikapitalisasi pemeliharaannya jika nilainya
melebihi 10% dari aset gedung tersebut;
e) Untuk pemeliharaan gedung dengan nilai lebih dari 1.000.000.000,00
sampai dengan 2.000.000.000,00 dikapitalisasi pemeliharaannya jika
nilainya melebihi 5% dari nilai aset gedung tersebut;
f) Gedung dengan nilai lebih dari 2.000.000.000,00 dikapitalisasi
pemeliharaannya jika nilainya melebihi 2% dari nilai aset gedung tersebut;
g) Untuk pemeliharaan jalan/irigasi/jaringan dikapitalisasi jika biaya
pemeliharaannya melebihi 50% dari nilai aset tersebut.
l. Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurement) Terhadap Pengakuan Awal
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut
97
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan


penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada
masing-masing akun aset tetap.
m. Penyusutan
1. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight
line method), dengan rumus :

Penyusutan = Harga Perolehan


Masa Manfaat

2. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai beban


penyusutan dan dicatat pada Akumulasi Penyusutan Aset Tetap sebagai
pengurang nilai aset tetap.
3. Perhitungan penyusutan aset tetap dilaksanakan secara harian.
4. Penyajian perhitungan penyusutan dilakukan secara semesteran.
5. Untuk aset tetap yang tidak diketahui tanggal perolehannya, maka
perhitungan penyusutan dihitung mulai tanggal 1 juni tahun berkenaan.
6. Dasar perhitungan penyusutan dimulai sejak tanggal perolehan yang
didasarkan pada dokumen :
a) Untuk pengadaan langsung berdasarkan pada kwitansi pembelian.
b) Untuk pengadaan melalui pemilihan atau lelang umum berdasarkan pada
BAST dari penyedia barang/jasa.
c) Untuk pengadaan swakelola berdasarkan BAST dari panitia pelaksana.
d) Untuk aset sumbangan/hibah dari pihak lain berdasarkan BAST dari pihak
tersebut
7. Masa manfaat untuk menghitung penyusutan untuk masing-masing kelompok
aset tetap dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4
Masa Manfaat Aset Tetap

Nomor Uraian Masa Keterangan


Manfaat
(Tahun)
I Peralatan dan Mesin
1 Alat-Alat Besar Darat 10
2 Alat-Alat Besar Apung 8
3 Alat-Alat Bantu 7
4 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
5 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor 2
6 Alat Angkut Apung Bermotor 10

98
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Nomor Uraian Masa Keterangan


Manfaat
(Tahun)
7 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
8 Alat Angkut Bermotor Udara 20
9 Alat Bengkel Bermesin 10
10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
11 Alat Ukur 5
12 Alat Pengolahan Pertanian 4
13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpanan 4
Pertanian
14 Alat Kantor 5
15 Alat Rumah Tangga 5
16 Peralatan Komputer 4
17 Meja Dan Kursi Kerja / Rapat Pejabat 5
18 Alat Studio 5
19 Alat Komunikasi 5
20 Peralatan Pemancar 10
21 Alat Kedokteran 5
22 Alat Kesehatan 5
23 Unit-Unit Laboratotium 8
24 Alat Peraga / Praktek Sekolah 10
25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
26 Alat Laboratory Fisika Nuklir / Elektronika 15
27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing 10
Labiratory (BATAM)
29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
30 Peralatan Laboratorium Hydrodinamica 15
31 Senjata Api 10
32 Persenjataan Non Senjata Api 3
33 Senjata Sinar 3
II Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung Tempat Kerja Permanen 50
2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal Permanen 50
3 Bangunan Menara Permanen 40
4 Bangunan Bukan Gedung Permanen 40
5 Bangunan Gedung Tempat Kerja Semi Permanen 25

99
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Nomor Uraian Masa Keterangan


Manfaat
(Tahun)
6 Bangunan Gedung Tempat Tinggal Semi 25
Permanen
7 Bangunan Menara Semi Permanen 20
8 Bangunan Bukan Gedung Semi Permanen 20
9 Bangunan Gedung Tempat Kerja Non Permanen 10
10 Bangunan Gedung Tempat Tinggal Non 10
Permanen
11 Bangunan Menara Non Permanen 10
12 Bangunan Bukan Gedung Non Permanen 10
13 Bangunan Bersejarah 50
14 Tugu Peringatan 50
15 Candi 50
16 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
17 Tugu Titik Kontrol / Pasti 50
18 Rambu-Rambu 50
19 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
III Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 Jalan 10
2 Jembatan 50
3 Bangunan Air Irigasi 50
4 Bangunan Air Pasang Surut 50
5 Bangunan Air Pengembangan Rawa dan Polder 25
6 Bangunan Pengaman Sungai dan 10
Penanggulangan Bencana Alam
7 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air 30
Tanah
8 Bangunan Air Bersih / Baku 40
9 Bangunan Air Kotor 40
10 Bangunan Air 40
11 Instalasi Air Minum/Bersih 30
12 Instalasi Air Kotor 30
13 Instalasi Pengolahan Sampah 10
14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
15 Instalasi Pembangkit Listrik 10
16 Instalasi Gardu Distribusi Kapasitas Kecil 40
17 Instalasi Pertahanan 30

100
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Nomor Uraian Masa Keterangan


Manfaat
(Tahun)
18 Instalasi Gas 30
19 Instalasi Pengaman 30
20 Instalasi Telepon 20
21 Jaringan Air Minum 30
22 Jaringan Listrik 40
23 Jaringan Telepon 20
24 Jaringan Gas 30

Untuk nilai residu setiap aset tetap sebesar 0,00.


8. Aset tetap berikut tidak disusutkan, yaitu Tanah, Konstruksi Dalam Pengerjaan,
Buku-Buku Perpustakaan, Hewan Ternak, dan Tanaman. Akan tetapi untuk Aset
Tetap Lainnya diterapkan penghapusan pada saat tersebut sudah tidak dapat
digunakan atau mati.
9. Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa
Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle disusutkan sebagaimana
layaknya Aset Tetap.
10. Penyusutan tidak dilakukan terhadap Aset Tetap yang direklasifikasikan
sebagai Aset Lainnya berupa :
a) Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang
sah dan telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan
penghapusannya; dan
b) Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan
kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
n. Penilaian Kembali Aset Tetap (Revaluation)
1. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap tidak diperkenankan karena
kebijakan akuntansi pemerintah daerah menganut penilaian aset berdasarkan
biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini
mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara
nasional.
2. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan
dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh
penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih
antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam ekuitas
dana.
o. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Suatu aset tetap dan akumulasi penyusutannya dieliminasi dari neraca dan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan ketika dilepaskan atau bila
101
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan dianggap tidak memiliki


manfaat ekonomi/sosial signifikan dimasa yang akan datang setelah ada
Keputusan dari Kepala Daerah dan/atau dengan persetujuan DPRD.
p. Pengungkapan Aset Tetap
1. Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap
sebagai berikut :
1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount);
2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan :
1) penambahan;
2) pelepasan;
3) akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
4) mutasi aset tetap lainnya.
3) Informasi penyusutan, meliputi :
1) Nilai penyusutan;
2) Metode penyusutan yang digunakan;
3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4) nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode.
2. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan :
a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;
c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
3. Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, hal-hal berikut harus
diungkapkan:
a) Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap;
b) Tanggal efektif penilaian kembali;
c) Jika ada, nama penilai independen;
d) Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya
pengganti; dan
e) Nilai tercatat setiap jenis aset tetap.

102
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. Aset bersejarah tidak disajikan dalam neraca, namun diungkapkan secara rinci
dalam Catatan atas Laporan Keuangan antara lain nama, jenis, kondisi dan
lokasi aset dimaksud.

q. Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan


1. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya.
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses
perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu
tertentu dan belum selesai. Perolehan melalui kontrak konstruksi pada
umumnya memerlukan suatu periode waktu tertentu. Periode waktu perolehan
tersebut bisa lebih dari satu periode akuntansi.
2. Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau
melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi.
r. Kontrak Konstruksi
1. Kontrak konstruksi dapat berkaitan dengan perolehan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan,
teknologi, fungsi atau tujuan,dan penggunaan utama.
2. Kontrak konstruksi dapat meliputi :
a) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan
perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;
b) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;
c) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung
pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan
value engineering;
d) kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan.
s. Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi
1. Ketentuan-ketentuan dalam kebijakan ini diterapkan secara terpisah untuk
setiap kontrak konstruksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk
menerapkan kebijakan ini pada suatu komponen kontrak konstruksi tunggal
yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau suatu kelompok kontrak konstruksi
secara bersama agar mencerminkan hakikat suatu kontrak konstruksi atau
kelompok kontrak konstruksi.
2. Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap
aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah apabila semua
syarat di bawah ini terpenuhi :
a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
103
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

berhubungan dengan masing-masing aset tersebut;


c) Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan.
3. Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan konstruksi aset
tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi
aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi
tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:
a) aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula;
atau
b) harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga
kontrak semula.
t. Pengakuan Konstruksi Dalam Pengerjaan
1. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi dalam Pengerjaan pada
saat penyusunan laporan keuangan jika:
b) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang
berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; dan
c) Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
d) Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.
2. Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan
digunakan untuk operasional pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam
aset tetap.
3. Konstruksi Dalam Pengerjaan ini apabila telah selesai dibangun dan sudah
diserahterimakan akan direklasifikasi menjadi aset tetap sesuai dengan
kelompok asetnya.
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan dalam bentuk DED/perencanaan untuk satu
sampai dengan lima tahun dicatat sebagai aset tetap. Setelah tahun kelima
DED/perencanaan tersebut belum diikuti pembangunnan fisik, maka
dipindahkan ke aset lainnya untuk proses penghapusan. Aset tersebut akan
dihapus dari KIB dan neraca apabila SK penghapusan telah terbit.

u. Pengukuran Konstruksi Dalam Pengerjaan


1. Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan.
2. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola antara lain :
a) Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;
b) Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tersebut; dan
c) Biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.
104
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d) Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi


antara lain meliputi:
1) Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia
2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi
3) Biaya pemindahan sarana, peralatan, bahan-bahan dari dan ke tempat
lokasi pekerjaan
4) Biaya penyewaaan sarana dan prasarana
5) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung
berhubungan dengan konstruksi, seperti biaya konsultan perencana.
e) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan kekegiatan konstruksi pada umumnya
dan dapat dialokasikan ke konstruksi tertentu, meliputi:
1) Asuransi;
2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara tidak langsung
berhubungan dengan konstruksi tertentu;
3) Biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi
yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.
f) Nilai konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi
meliputi:
1) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan
tingkat penyelesaian pekerjaan;
2) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung
dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada
tanggal pelaporan;
3) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan
dengan pelaksanan kontrak konstruksi.
g) Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul
selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi,
sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara
andal.
h) Biaya pinjaman mencakup biaya bunga dan biaya lainnya yang timbul
sehubungan dengan pinjaman yang digunakan untuk membiayai konstruksi.
i) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya
bunga yang dibayarkan pada periode yang bersangkutan.
j) Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset yang
diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode yang
bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi dengan metode
rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya konstruksi.

105
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

k) Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan sementara tidak


disebabkan oleh hal-hal yang bersifat forcemajeur maka biaya pinjaman
yang dibayarkan selama masa pemberhentian sementara pembangunan
konstruksi dikapitalisasi.
l) Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang
penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka jenis
pekerjaan yang sudah selesai tidak diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya
pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam
proses pengerjaan.
m) Realisasi atas pekerjaan jasa konsultansi perencanaan yang pelaksanaan
konstruksinya akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya sepanjang sudah
terdapat kepastian akan pelaksanaan konstruksinya diakui sebagai
konstruksi dalam pengerjaan.
p. Pengungkapan Konstruksi Dalam Pengerjaan
Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai Konstruksi Dalam
Pengerjaan pada akhir periode akuntansi :
1. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan
jangka waktu penyelesaiannya;
2. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;
3. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
4. Uang muka kerja yang diberikan; dan
5. Retensi.
w. Penghentian Konstruksi Dalam Pengerjaan
Jika pembangunan KDP tidak dapat dilanjutkan secara permanen karena
diperkirakan tidak akan memberikan manfaat ekonomik di masa depan, atau oleh
sebab lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan maka KDP tersebut bisa di
reklasifikasi ke Aset Lainnya sebelum proses penghapusan dan kejadian ini
diungkapkan secara memadai dalam catatan atas laporan keuangan.

4.4.8. Dana Cadangan


a. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dana
cadangan pemerintah daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
b. Pengelolaan Dana Cadangan adalah penempatan Dana Cadangan sebelum
digunakan sesuai dengan peruntukannya, dalam portofolio yang memberikan hasil
tetap dengan risiko rendah. Portofolio tersebut antara lain Deposito, Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Surat Utang Negara
(SUN), dan surat berharga lainnya yang dijamin pemerintah.
c. Dana Cadangan diklasifikasikan berdasarkan tujuan peruntukkannya, misalnya
106
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

pembangunan rumah sakit, pasar induk atau gedung olahraga.


d. Dana Cadangan diakui pada saat terbit SP2D-LS Pembentukan Dana Cadangan.
e. Pencairan Dana Cadangan diakui pada saat terbit dokumen pemindah-bukuan
atau yang sejenisnya atas Dana Cadangan, yang dikeluarkan oleh BUD atau
Kuasa BUD atas persetujuan PPKD.
f. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah
merupakan penambah Dana Cadangan.
g. Dana Cadangan diukur sesuai dengan nilai nominal dari Kas yang diklasifikasikan
ke Dana Cadangan.
h. Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan diukur sebesar nilai
nominal yang diterima.

4.4.9 Aset Lainnya


a. Definisi
1. Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan
dana cadangan.
2. Termasuk di dalam Aset Lainnya adalah :
a) Tagihan Piutang Penjualan Angsuran;
b) Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah;
c) Kemitraan dengan Pihak Ketiga;
d) Aset Tidak Berwujud;
e) Aset Lain-lain.
3. Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari
penjualan aset pemerintah daerah secara angsuran kepada pegawai
pemerintah daerah. Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah
penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas.
4. Tuntutan Perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses yang dilakukan
terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu
kerugian yang diderita oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat langsung
ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan
oleh bendahara tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas
kewajibannya.
5. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap
pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian
atas suatu kerugian yang diderita oleh Pemerintah Daerah sebagai akibat
langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas
kewajibannya.
107
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan
menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
7. Bentuk kemitraan tersebut antara lain dapat berupa :
a) Bangun, Kelola, Serah (BKS)
b) Bangun, Serah, Kelola (BSK)
8. Bangun, Kelola, Serah (BKS) adalah suatu bentuk kerjasama berupa
pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara
pihak ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain
berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu,
untuk kemudian menyerahkannya kembali bangunan dan atau sarana lain
berikut fasilitasnya kepada pemerintah daerah setelah berakhirnya jangka
waktu yang disepakati (masa konsesi).
9. Pada akhir masa konsesi ini, penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor
kepada pemerintah daerah sebagai pemilik aset, biasanya tidak disertai
dengan pembayaran oleh pemerintah daerah. Kalaupun disertai pembayaran
oleh pemerintah daerah, pembayaran tersebut dalam jumlah yang sangat
rendah. Penyerahan dan pembayaran aset BKS ini harus diatur dalam
perjanjian/kontrak kerjasama.
10. Bangun, Serah, Kelola (BSK) adalah pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh
pihak ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut mendirikan
bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan
aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah daerah untuk dikelola sesuai
dengan tujuan pembangunan aset tersebut.
11. Aset tidak berwujud adalah aset tetap yang secara fisik tidak dapat dinyatakan
atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk
hak atas kekayaan intelektual. Contoh aset tidak berwujud adalah hak paten,
hak cipta, hak merek, serta biaya riset dan pengembangan. Aset tidak
berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri
oleh pemerintah daerah.
12. Pos Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan
Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi, Kemitraan dengan Pihak Ketiga dan
Aset Tak Berwujud.
13. Termasuk dalam aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah daerah karena hilang atau rusak berat sehingga
tidak dapat dimanfaatkan lagi tetapi belum dihapuskan, atau aset tetap yang
dipinjam pakai kepada unit pemerintah yang lain, atau aset yang telah
diserahkan ke pihak lain tetapi belum ada dokumen hibah atau serah terima
atau dokumen sejenisnya.

108
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. Pengakuan
1. Secara umum aset lainnya dapat diakui pada saat :
a) Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah daerah
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b) Diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Aset lainnya yang diperoleh melalui pengeluaran kas maupun tanpa
pengeluaran kas dapat diakui pada saat terjadinya transaksi berdasarkan
dokumen perolehan yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Aset lainnya yang berkurang melalui penerimaan kas maupun tanpa
penerimaan kas, diakui pada saat terjadinya transaksi berdasarkan dokumen
yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Untuk aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif
Pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam Aset Lain-lain, contohnya rusak
berat, usang, dan atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang
menunggu proses pemindahtanganan (proses penjualan, sewa beli, hibah, dan
penyertaan modal).
c. Pengukuran dan Penilaian
1. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita
acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran
yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas umum daerah atau berdasarkan
daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
2. Tuntutan Perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keputusan
Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh
bendahara yang bersangkutan ke kas umum daerah.
3. Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan
Tanggungjawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi dengan setoran yang telah
dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas umum daerah.
4. Bangun, Kelola, Serah (BKS) dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh
pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut.
Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari Aset Tetap.
5. Aset Bangun Kelola Serah yang harus disusutkan tetap disusutkan sesuai
dengan metode penyusutan yang digunakan.
6. Penyerahan/pengembalian aset BKS oleh pihak ketiga/investor kepada
pemerintah daerah pada akhir masa perjanjian sebagai berikut :
a) Untuk aset yang berasal dari pemerintah daerah dinilai sebesar nilai tercatat
yang diserahkan pada saat aset tersebut dikerjasamakan dan disajikan
kembali sebagai aset tetap.
b) Untuk aset yang dibangun oleh pihak ketiga dinilai sebesar harga wajar pada
saat perolehan/penyerahan.

109
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. Aset Tak Berwujud diukur dengan harga perolehan, yaitu harga yang harus
dibayar entitas untuk memperoleh suatu Aset Tak Berwujud hingga siap untuk
digunakan dan Aset Tak Berwujud tersebut mempunyai manfaat ekonomi yang
diharapkan di masa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset
tersebut akan mengalir masuk ke dalam entitas tersebut.

d. Amortisasi
1. Metode amortisasi yang dipergunakan adalah metode garis lurus, dengan
rumus :
Amortisasi = Harga Perolehan
Masa Manfaat
2. Masa manfaat untuk menghitung amortisasi aset tak berwujud ditetapkan 3
(tiga) tahun.

e. Investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk penyaluran hewan ternak
yang tidak masuk defenisi investasi direklas ke aset lainnya, perhitungan
penyisihan tak tertagih berdasarkan hasil inventarisasi jumlah hewan ternak yang
mati yang dilengkapi dengan berita acara atau dokumen lain yang mendukung.
f. Penyajian dan Pengungkapan
1. Aset Tidak Berwujud disajikan di neraca berdasarkan nilai bruto.
2. Aset lain-lain disajikan dalam neraca sebesar nilai bukunya.
3. Aset lain-lain dapat dihapuskan dari neraca ketika proses penghapusan dan
atau pemindahtanganan telah dilakukan yang dibuktikan dengan surat
keputusan Bupati.
4.4.10 Kewajiban
a. Definisi
1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah.
2. Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
3. Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban yang diharapkan dibayar dalam
waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
4. Utang Beban adalah utang pemerintah daerah yang timbul karena pemerintah
daerah mengikat kontrak pengadaan barang atau jasa dengan pihak ketiga yang
pembayarannya akan dilakukan di kemudian hari atau sampai dengan tanggal
pelaporan belum dilakukan pembayaran.
5. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) adalah pungutan/potongan PFK yang
dilakukan pemerintah daerah yang harus diserahkan kepada pihak lain.
6. Pendapatan Diterima Dimuka adalah kewajiban yang timbul karena adanya kas
yang telah diterima tetapi sampai dengan tanggal neraca seluruh atau sebagian
110
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

barang/jasa belum diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak lain.


7. Nilai Nominal adalah nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali
transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang
pemerintah.
b. Pengakuan
3. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
4. Kewajiban dapat timbul dari:
a) Transaksi dengan pertukaran (exchange transactions)
b) Transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), sesuai hukum
yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan belum lunas dibayar sampai
dengan saat tanggal pelaporan
c) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events)
d) Kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).
5. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah daerah
atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau pada saat
kewajiban timbul
6. Pengakuan terhadap pos-pos kewajiban jangka panjang adalah saat
ditandatanganinya kesepakatan perjanjian utang antara pemerintah daerah
dengan Sektor Perbankan/ Sektor Lembaga Keuangan Non Bank/ Pemerintah
Pusat atau saat diterimanya uang kas dari hasil penjualan obligasi pemerintah
daerah.
7. Utang perhitungan fihak ketiga, diakui pada saat dilakukan pemotongan oleh
Bendahara Umum Daerah (BUD) atas pengeluaran dari Kas Daerah untuk
pembayaran seperti gaji dan tunjangan serta pengadaan barang dan jasa.
8. Utang bunga sebagai bagian dari kewajiban atas pokok utang berupa
kewajiban bunga atau commitment fee yang telah terjadi dan belum dibayar.
Pada dasarnya berakumulasi seiring dengan berjalannya waktu, sehingga
untuk kepraktisan utang bunga diakui pada akhir periode pelaporan.
9. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang, diakui pada saat reklasifikasi kewajiban
jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal neraca
pada setiap akhir periode akuntansi, kecuali bagian lancar hutang jangka
panjang yang akan didanai kembali. Termasuk dalam Bagian Lancar Hutang
Jangka Panjang adalah utang jangka panjang yang persyaratan tertentunya
telah dilanggar sehingga kewajiban itu menjadi kewajiban jangka pendek.
10. Pendapatan Diterima Dimuka, diakui pada saat kas telah diterima dari pihak
ketiga tetapi belum ada penyerahan barang atau jasa oleh pemerintah daerah.

111
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. Utang Beban, diakui pada saat:


a) Beban secara peraturan perundang-undangan telah terjadi tetapi sampai
dengan tanggal pelaporan belum dibayar.
b) Terdapat tagihan dari pihak ketiga yang biasanya berupa surat penagihan
atau invoice kepada pemerintah daerah terkait penyerahan barang dan
jasa tetapi belum diselesaikan pembayarannya oleh pemerintah daerah.
c) Barang yang dibeli sudah diterima tetapi belum dibayar.
12. Utang jangka pendek lainnya diakui pada saat terdapat/timbulnya klaim
kepada pemerintah daerah namun belum ada pembayaran sampai dengan
tanggal pelaporan.
13. Utang kepada pihak ketiga diakui pada saat penyusunan laporan keuangan
apabila :
a) barang yang dibeli sudah diterima, atau
b) jasa/ bagian jasa sudah diserahkan sesuai perjanjian,atau
c) sebagian/seluruh fasilitas atau peralatan tersebut telah diselesaikan
sebagaimana dituangkan dalam berita acara kemajuan pekerjaan/serah
terima tetapi sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar.
14. Utang Transfer DBH yang terjadi karena kesalahan tujuan dan/atau jumlah
transfer merupakan kewajiban jangka pendek yang harus diakui pada saat
penyusunan laporan keuangan.
15. Utang Transfer DBH yang terjadi akibat realisasi penerimaan melebihi
proyeksi penerimaan diakui pada saat jumlah definitif diketahui berdasarkan
Berita Acara Rekonsiliasi.
c. Pengukuran
1. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
2. Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang
belum disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan
sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.
3. Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barang dalam
perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah harus mengakui kewajiban
atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut
4. Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang
telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang
pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang
pemerintah yang belum dibayar harus diakui pada setiap akhir periode
pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
5. Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang
jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
112
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. Pendapatan diterima dimuka merupakan nilai atas barang/jasa yang belum


diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak lain sampai dengan tanggal
neraca, namun kasnya telah diterima.
7. Utang Beban merupakan beban yang belum dibayar oleh pemerintah daerah
sesuai dengan perjanjian atau perikatan sampai dengan tanggal neraca.
8. Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang tidak termasuk
dalam kategori yang ada. Termasuk dalam kewajiban lancar lainnya tersebut
adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun.
Pengukuran untuk masing-masing item disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing pos tersebut, misalnya utang pembayaran gaji kepada
pegawai dinilai berdasarkan jumlah gaji yang masih harus dibayarkan atas
jasa yang telah diserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah
penerimaan pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa oleh
pemerintah kepada pihak lain.
9. Utang transfer diakui sebesar nilai kekurangan transfer

d. Penyajian dan Pengungkapan

Pengungkapan Kewajiban dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK),


sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang
diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman;
2. Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah daerah berdasarkan
jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya;
3. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat
bunga yang berlaku;
4. Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh
tempo;
5. Perjanjian restrukturisasi utang meliputi :
a) Pengurangan pinjaman;
b) Modifikasi persyaratan utang;
c) Pengurangan tingkat bunga pinjaman;
d) Pengunduran jatuh tempo pinjaman;
e) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan
f) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan periode pelaporan.
6. Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang
berdasarkan kreditur.
7. Biaya pinjaman :
a) Perlakuan biaya pinjaman;
113
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode yang


bersangkutan; dan
c) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.
4.4.11 Ekuitas
Nilai ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
4.4.12 Pendapatan LO
a. Definisi
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu
dibayar kembali.
2. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah.
b. Pengakuan
1. Pendapatan-LO diakui pada saat :
a) Timbulnya hak atas pendapatan (earned) atau
b) Pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized)
2. Pengakuan pendapatan-LO pada Puskesmas XYZ dilakukan bersamaan
dengan penerimaan kas selama periode berjalan kecuali perlakuan pada saat
penyusunan laporan keuangan dengan melakukan penyesuaian dengan
alasan :
a. Tidak terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara penetapan hak
pendapatan daerah dan penerimaan kas
b. Ketidakpastian penerimaan kas relatif tinggi
c. Dokumen timbulnya hak sulit, tidak diperoleh atau tidak diterbitkan,
misalnya pendapatan atas jasa giro.
d. Sebagian pendapatan menggunakan sistem self assement dimana tidak
ada dokumen penetapan (dibayarkan secara tunai tanpa penetapan)
e. Sistem atau administrasi piutang (termasuk aging schedule piutang)
harus memadai, hal ini terkait dengan penyesuaian di awal dan akhir
tahun. Apabila sistem administrasi tersebut tidak memadai, tidak
diperkenankan untuk mengakui hak bersamaan dengan penerimaan kas,
karena ada risiko pemerintah daerah tidak mengakui adanya piutang di
akhir tahun.
3. Dalam hal badan layanan umum daerah, pendapatan diakui
dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum daerah.
4. Pengakuan Pendapatan-LO dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas selama
tahun berjalan
Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas dilakukan
apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah tidak terjadi
perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan
114
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

penerimaan kas daerah. Atau pada saat diterimanya kas/aset non kas
yang menjadi hak pemerintah daerah tanpa lebih dulu adanya
penetapan. Dengan demikian, Pendapatan-LO diakui pada saat kas
diterima baik disertai maupun tidak disertai dokumen penetapan.
b) Pendapatan-LO diakui pada saat penyusunan laporan keuangan
1) Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas
Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dilakukan
apabila terdapat penetapan hak pendapatan daerah (misalnya SKP-
D/SKRD yang diterbitkan dengan metode official assesment atau
Perpres/Permenkeu/Pergub) dimana hingga akhir tahun belum
dilakukan pembayaran oleh pihak ketiga atau belum diterima oleh
pemerintah daerah. Hal ini merupakan tagihan (piutang) bagi
pemerintah daerah dan utang bagi wajib bayar atau pihak yang
menerbitkan keputusan/peraturan.
2) Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas
Apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi
perbedaan antara jumlah kas yang diterima dibandingkan
barang/jasa yang belum seluruhnya diserahkan oleh pemerintah
daerah kepada pihak lain, atau kas telah diterima terlebih dahulu.
Atas Pendapatan-LO yang telah diakui saat kas diterima dilakukan
penyesuaian dengan pasangan akun pendapatan diterima dimuka.
c. Pengukuran
Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya)
bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat diestimasi
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan.

Pendapatan dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal
transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.
d. Penyajian dan Pengungkapan
Pendapatan-LO disajikan dalam Laporan Operasional (LO) sesuai
dengan klasifikasi dalam BAS. Rincian dari Pendapatan dijelaskan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi sumber pendapatan.

4.4.13 Beban LO
a. Definisi
1. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

115
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. Beban merupakan unsur/komponen penyusunan Laporan Opeasional (LO).


3. Beban Operasi adalah pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan
uang dari entitas dalam rangka kegiatan operasional entitas agar entitas dapat
melakukan fungsinya dengan baik.
4. Beban Operasi terdiri dari Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa, Beban
Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban
Penyusutan dan Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang, dan Beban lain-lain
5. Beban pegawai merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pejabat negara, pegawai
negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah daerah yang
belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
6. Beban Barang dan Jasa merupakan penurunan manfaat ekonomi dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran
atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban akibat transaksi pengadaan
barang dan jasa yang habis pakai, perjalanan dinas, pemeliharaan termasuk
pembayaran honorarium kegiatan kepada non pegawai dan pemberian hadiah
atas kegiatan tertentu terkait dengan suatu prestasi.
7. Beban Bunga merupakan alokasi pengeluaran pemerintah daerah untuk
pembayaran bunga (interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan
pokok utang (principal outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya
yang terkait dengan pinjaman dan hibah yang diterima pemerintah daerah
seperti biaya commitment fee dan biaya denda.
8. Beban Subsidi merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan
pemerintah daerah kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
9. Beban Hibah merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang, barang, atau
jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat.
10. Beban Bantuan Sosial merupakan beban pemerintah daerah dalam
bentuk uang atau barang yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif
yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.
11. Beban Penyusutan dan amortisasi adalah beban yang terjadi akibat
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan
nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya
waktu.
12. Beban Penyisihan Piutang merupakan cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun piutang terkait ketertagihan piutang.
13. Beban Lain-lain adalah beban operasi yang tidak termasuk dalam
116
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

kategori tersebut di atas.


14. Beban Transfer merupakan beban berupa pengeluaran uang atau
kewajiban untuk mengeluarkan uang dari pemerintah daerah kepada entitas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
15. Beban Non Operasional adalah beban yang sifatnya tidak rutin dan
perlu dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.
16. Beban Luar Biasa adalah beban yang terjadi karena kejadian yang
tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun anggaran, tidak diharapkan
terjadi berulang-ulang, dan kejadian di luar kendali entitas pemerintah.
17. Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, yaitu
mengelompokkan beban berdasarkan jenis beban dalam Bagan Akun
Standar.
b. Pengakuan
1. Beban diakui pada:
a) Saat timbulnya kewajiban;
b) Saat terjadinya konsumsi aset; dan
c) Saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
2. Saat timbulnya kewajiban artinya beban diakui pada saat terjadinya peralihan
hak dari pihak lain ke pemerintah daerah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas
umum daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang
sudah ada tagihannya belum dibayar pemerintah dapat diakui sebagai beban.
3. Saat terjadinya konsumsi aset artinya beban diakui pada saat pengeluaran
kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau
konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah daerah.
4. Saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa artinya beban
diakui pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau
potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.
5. Bila dikaitkan dengan pengeluaran kas maka pengakuan beban dapat
dilakukan dengan tiga kondisi, yaitu:
a) Beban diakui sebelum pengeluaran kas;
b) Beban diakui bersamaan dengan pengeluaran kas; dan
c) Beban diakui setelah pengeluaran kas.
6. Beban diakui sebelum pengeluaran kas dilakukan apabila dalam hal proses
transaksi pengeluaran daerah terjadi perbedaan waktu antara pengakuan
beban dan pengeluaran kas, dimana pengakuan beban daerah dilakukan
lebih dulu, maka kebijakan akuntansi untuk pengakuan beban dapat dilakukan
pada saat terbit dokumen penetapan/pengakuan beban/kewajiban walaupun

117
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

kas belum dikeluarkan. Hal ini selaras dengan kriteria telah timbulnya beban
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang konservatif bahwa jika beban
sudah menjadi kewajiban harus segera dilakukan pengakuan meskipun belum
dilakukan pengeluaran kas.
7. Beban diakui bersamaan dengan pengeluaran kas dilakukan apabila
perbedaan waktu antara saat pengakuan beban dan pengeluaran kas daerah
tidak signifikan, maka beban diakui bersamaan dengan saat pengeluaran kas.
8. Beban diakui setelah pengeluaran kas dilakukan apabila dalam hal proses
transaksi pengeluaran daerah terjadi perbedaan waktu antara pengeluaran
kas daerah dan pengakuan beban, dimana pengakuan beban dilakukan
setelah pengeluaran kas, maka pengakuan beban dapat dilakukan pada saat
barang atau jasa dimanfaatkan walaupun kas sudah dikeluarkan. Pada saat
pengeluaran kas mendahului dari saat barang atau jasa dimanfaatkan,
pengeluaran tersebut belum dapat diakui sebagai Beban. Pengeluaran kas
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai Beban Dibayar di Muka (akun neraca),
Aset Tetap dan Aset Lainnya.
9. Pengakuan beban pada periode berjalan dilakukan bersamaan dengan
pengeluaran kas yaitu pada saat diterbitkannya SP2D belanja, kecuali
pengeluaran belanja modal. Sedangkan pengakuan beban pada saat
penyusunan laporan keuangan dilakukan penyesuaian.
10. Beban dengan mekanisme LS akan diakui berdasarkan terbitnya
dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) LS atau diakui bersamaan
dengan pengeluaran kas dan dilakukan penyesuaian pada akhir periode
akuntansi.
11. Beban dengan mekanisme UP/GU/TU akan diakui berdasarkan bukti
pengeluaran beban telah disahkan oleh Pengguna Anggaran/pada saat
Pertanggungjawaban (SPJ) atau diakui bersamaan dengan pengeluaran kas
dari bendahara pengeluaran dan dilakukan penyesuaian pada akhir periode
akuntansi.
12. Pada saat penyusunan laporan keuangan harus dilakukan
penyesuaian terhadap pengakuan beban, yaitu :
a) Beban Pegawai, diakui timbulnya kewajiban beban pegawai berdasarkan
dokumen yang sah, misal daftar gaji, tetapi pada 31 Desember belum
dibayar;
b) Beban Barang dan Jasa, diakui pada saat timbulnya kewajiban atau
peralihan hak dari pihak ketiga yaitu ketika bukti penerimaan barang/jasa
atau Berita Acara Serah Terima ditandatangani tetapi pada 31 Desember
belum dibayar. Dalam hal pada akhir tahun masih terdapat barang
persediaan yang belum terpakai, maka dicatat sebagai pengurang beban;
c) Beban Penyusutan dan amortisasi diakui saat akhir tahun/periode
akuntansi berdasarkan metode penyusutan dan amortisasi yang sudah
ditetapkan dengan mengacu pada bukti memorial yang diterbitkan;
118
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d) Beban Penyisihan Piutang diakui saat akhir tahun/periode akuntansi


berdasarkan persentase cadangan piutang yang sudah ditetapkan dengan
mengacu pada bukti memorial yang diterbitkan;
e) Beban Bunga diakui saat bunga tersebut jatuh tempo untuk dibayarkan.
Untuk keperluan pelaporan keuangan, nilai beban bunga diakui sampai
dengan tanggal pelaporan walaupun saat jatuh tempo melewati tanggal
pelaporan;
f) Beban transfer diakui pada saat timbulnya kewajiban pemerintah daerah.
Dalam hal pada akhir periode akuntansi terdapat alokasi dana yang harus
dibagihasilkan tetapi belum disalurkan dan sudah diketahui daerah yang
berhak menerima, maka nilai tersebut dapat diakui sebagai beban atau
yang berarti beban diakui dengan kondisi sebelum pengeluaran kas.
c. Pengukuran
Beban diukur sesuai dengan:
a. harga perolehan atas barang/jasa atau nilai nominal atas kewajiban beban
yang timbul, konsumsi aset, dan penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa. Beban diukur dengan menggunakan mata uang rupiah.
b. menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi jika
barang/jasa tersebut tidak diperoleh harga perolehannya.
d. Penyajian dan Pengungkapan
2. Beban disajikan dalam Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban
dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan
klasifikasi ekonomi, yaitu:
a) Beban Operasi, yang terdiri dari : Beban Pegawai, Beban Barang dan
Jasa, Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial,
Beban Penyusutan dan Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang, dan Beban
lain-lain;
b) Beban Transfer;
c) Beban Non Operasional;
d) Beban Luar Biasa.
2. Pos luar biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam Laporan
Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional.
4.4.14 Transfer LO
a. Definisi
1. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil

119
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. Pendapatan Transfer (LO) adalah pendapatan berupa penerimaan uang atau


hak untuk menerima uang oleh entitas pelaporan dari suatu entintas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
3. Beban Transfer (LO) adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban
untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas
pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
4. Transfer diklasifikasikan menurut sumber dan entitas penerimanya, yaitu
mengelompokkan transfer berdasarkan sumber transfer untuk pendapatan
transfer dan berdasarkan entitas penerima sesuai BAS.
5. Klasifikasi transfer menurut sumber dan entitas penerima dalam Bagan Akun
Standar
b. Pengakuan
1. Pendapatan Transfer LO
a. Untuk kepentingan penyajian pendapatan transfer pada dalam Laporan
Operasional, pengakuan masing-masing jenis pendapatan transfer
dilakukan pada saat:
1) Timbulnya hak atas pendapatan (earned) atau
2) Pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi
(realized)
3) Pendapatan transfer LO dapat diakui sebelum penerimaan kas apabila
terdapat penetapan hak pendapatan daerah berdasarkan dokumen
yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Transfer Keluar/Beban Transfer
Untuk kepentingan penyajian beban transfer pada penyusunan Laporan
Operasional, pengakuan beban transfer pada periode berjalan dilakukan
bersamaan dengan pengeluaran kas yaitu pada saat diterbitkannya SP2D.
Sedangkan pengakuan beban transfer pada saat penyusunan laporan
keuangan dilakukan penyesuaian berdasarkan dokumen yang menyatakan
kewajiban transfer pemerintah daerah yang bersangkutan kepada pemerintah
daerah lainnya/desa.

c. Pengukuran
1. Transfer Masuk dan Pendapatan Transfer LO
Untuk kepentingan penyusunan penyajian pendapatan transfer pada Laporan
Operasional, pendapatan transfer diukur dan dicatat berdasarkan hak atas
pendapatan transfer bagi pemerintah daerah.
2. Transfer Keluar dan Beban Transfer
Untuk kepentingan penyusunan Laporan Operasional, beban transfer diukur

120
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

dan dicatat sebesar kewajiban transfer pemerintah daerah yang


bersangkutan kepada pemerintah daerah lainnya/desa berdasarkan dokumen
yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Penyajian dan Pengungkapan
1. Pengungkapan atas Pendapatan Transfer LO dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah sebagai berikut:
a) Penjelasan rincian atas realisasi pendapatan transfer pada Laporan
Operasional beserta perbandingannya dengan realisasi tahun anggaran
sebelumnya.
b) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer masuk dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan realisasi pendapatan transfer pada Laporan
Operasional.
c) Informasi lainnya yang dianggap perlu.
2. Pengungkapan atas Beban Transfer LO dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah sebagai berikut:
a) Penjelasan rrincian realisasi beban transfer pada Laporan Operasional
beserta perbandingannya dengan tahun anggaran sebelumnya.
b) Penjelasan atas penyebab terjadinya selisih antara anggaran transfer
keluar dengan realisasinya.
c) Penjelasan atas perbedaan nilai realisasi transfer keluar dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan realisasi beban transfer pada Laporan
Operasional.
e) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

BAB 5
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan Keuangan Puskesmas XYZ
Tahun 2019 dan 2014 adalah sebagai berikut.

5.1 Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran


Penjelasan pos-pos laporan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir sampai
dengan 31 Desember 2019 dan Tahun 2014 adalah sebagai berikut.
121
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.1.1 Pendapatan Asli Daerah - Pajak Daerah LRA


Realisasi Pendapatan Pajak Daerah TA 2019 adalah sebesar 28.927.442.365,96
atau 84,73% dari target yang direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019
sebesar 34.139.000.000,00. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah TA 2019 meningkat
sebesar 3.175.396.033,08 atau naik 12,33% dibandingkan TA 2014 sebesar
25.752.046.332,88. Kenaikan terbesar bersumber dari Pajak Hotel dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Rincian Pajak Daerah adalah sebagai
berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Pajak Hotel 1.275.000.000,00 1.412.296.154,45 110,77 1.359.967.895,10


Hotel Bintang Tiga 800.000.000,00 925.344.541,45 115,67 689.685.791,10
Melati Tiga 450.000.000,00 477.560.613,00 106,12 662.901.740,00
Melati Tiga Satu 0,00 0,00 0,00 0,00
Losmen / Rumah 25.000.000,00 9.391.000,00 37,56 7.380.364,00
Penginapan/Pesanggarahan/Hostel
/Rumah Kos
Pajak Restoran 4.201.500.000,00 3.508.381.584,04 83,50 4.040.166.547,70
Restoran 1.500.000.000,00 1.465.152.345,84 97,68 1.515.154.752,50
Rumah Makan 1.350.000.000,00 706.622.240,20 52,60 859.508.369,80
Kafetaria 1.500.000,00 1.267.000,00 84,47 695.000,00
Kantin 1.250.000.000,00 1.227.885.611,00 98,28 1.664.808.425,40
Katering 50.000.000,00 50.510.343,00 101,35 0,00
Warung 50.000.000,00 56.944.044,00 113,89 0,00
Pajak Hiburan 650.000.000,00 497.939.057,01 76,61 565.851.067,50
Karoke 20.000.000,00 16.384.058,01 81,92 4.365.476,50
Pajak Balap Kendaraan Bermotor 30.000.000,00 3.000.000,00 10,00 1.000.000,00
Permainan Ketangkasan 25.000.000,00 0,00 0,00 0,00
Panti Pijat/Refleksi 25.000.000,00 7.899.300,00 31,60 5.889.750,00
Pemandian Umum 100.000.000,00 79.327.500,00 79,33 134.249.500,00
Permainan Anak-anak 450.000.000,00 391.328.199,00 86,96 420.346.341,00
Pajak Reklame 445.000.000,00 764.936.090,50 105,05 412.029.658,50
Papan/ bilboard, 400.000.000,00 716.402.428,00 179,10 285.012.132,00
Videotron/Megatron
Kain 40.000.000,00 48.533.662,50 121,33 116.789.616,50
Melekat/Stiker 5.000.000,00 0,00 0,00 10.227.910,00
Pajak Penerangan Jalan 10.100.000.000,00 10.349.453.693,24 102,47 7.481.007.581,49
PLN 6.600.000.000,00 9.490.276.472,00 143,79 7.109.605.655,00
Non PLN 3.500.000.000,00 859.177.221,24 24,55 371.401.926,49
Pajak Pengambilan Bahan Galian 612.500.000,00 179.624.258,92 29,33 219.664.679,99
Golongan C
Sirtu 0,00 97.500,00 100,00 0,00

Pasir 30.000.000,00 34.356.728,87 114,52 202.291.337,99

122
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Tanah Timbun 5.000.000,00 35.508.434,00 710,17 0,00
Tanah Liat dan Sejenisnya 50.000.000,00 9.149.911,25 18,30 17.373.342,00
Batu Pecah/Kerikil 520.000.000,00 37.780.484,80 7,27 0,00
Mineral Bukan Logam dan Lainnya 7.500.000,00 62.731.200,00 836,42 0,00
Pajak Parkir 35.000.000,00 12.184.500,00 34,81 21.159.500,20
Pajak Parkir 35.000.000,00 12.184.500,00 34,81 21.159.500,20
Pajak Air Bawah Tanah 250.000.000,00 160.657.429,80 64,26 213.860.550,40
Pajak Air Bawah Tanah 100.000.000,00 40.717.545,80 40,72 0,00
Pajak Air Tanah 150.000.000,00 119.939.884,00 79,96 0,00
PajakSarang Burung Walet 70.000.000,00 81.610.000,00 116,59 74.700.000,00
Pajak Sarang Burung Walet 70.000.000,00 81.610.000,00 116,59 74.700.000,00
Pajak Bumi dan Bangunan Pajak 14.000.000.000,00 9.101.218.618,00 65,01 9.126.755.676,00
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan 14.000.000.000,00 9.101.218.618,00 65,01 9.126.755.676,00
Perkotaan dan Perdesaan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan 2.500.000.000,00 2.859.140.980,00 114,37 2.236.883.176,00
Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan 2.500.000.000,00 2.859.140.980,00 114,37 2.236.883.176,00
Bangunan

Jumlah 34.139.000.000,00 28.927.442.365,96 84,73 25.752.046.332,88

Kontribusi Pajak Daerah TA 2019 sebesar 28.927.442.365,96 terhadap seluruh


pendapatan TA 2019 sebesar 2,21%.

5.1.2 Pendapatan Asli Daerah - Retribusi Daerah


Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah TA 2019 adalah sebesar 4.682.978.134,00
atau 106,60 dari target yang direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
4.393.000.000,00. Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah TA 2019 menurun sebesar
3.250.621.912,00 atau turun 40,97 dibandingkan TA 2014 sebesar 7.933.600.046,00.
Penurunan terbesar bersumber dari Retribusi Jasa Umum dikarenakan pada tahun
2019 RSUD selasih menjadi BLUD yang Pendapatannya disajikan pada Lain-lain
PAD yang Sah (catatan 5.1.4). Rincian Pendapatan Retribusi Daerah sebagai
berikut.

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)

Retribusi Jasa Umum 2.028.000.000,00 2.357.148.564,00 116,23 5.533.304.601,00


Pelayanan Kesehatan 0,00 0,00 0,00 3.935.076.594,00
Pelayanan Persampahan 275.000.000,00 336.564.000,00 122,39 237.540.000,00
Kebersihan
Penggantian Biaya KTP dan Akte 0,00 0,00 0,00 6.205.000,00
Capil
Pelayanan Parkir Ditepi Jalan 365.000.000,00 273.815.000,00 75,02 287.440.000,00
Umum

123
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Pelayanan Pasar-Pelataran 40.000.000,00 61.220.000,00 153,05 220.350.000,00
Pelayanan Pasar-Los 155.000.000,00 187.880.000,00 121,21 0,00
Pelayanan Pasar-Kios 55.000.000,00 73.500.000,00 133,64 0,00
Pengendalian Menara 700.000.000,00 1.058.206.312,00 151,17 404.396.507,00
Telekomunikasi
Pengujian Kendaraan Bermotor 438.000.000,00 365.963.252,00 83,55 442.296.500,00
Retribusi Jasa Usaha 170.000.000,00 44.154.000,00 25,97 48.660.000,00
Pemakaian Kekayaan Daerah 100.000.000,00 15.500.000,00 15,50 21.000.000,00
Terminal 0,00 0,00 0,00 0,00
Rumah Potong Hewan 0,00 0,00 0,00 830.000,00
Pelayanan Kepelabuhan 30.000.000,00 13.470.000,00 44,90 15.780.000,00
Penjualan Produksi Usaha Daerah 20.000.000,00 10.000.000,00 50,00 10.000.000,00
Rumah Potong Hewan 20.000.000,00 5.184.000,00 25,92 0,00
Badan Hukum Koperasi 0,00 0,00 0,00 750.000,00
Perubahan AD/ART 0,00 0,00 0,00 300.000,00
Retribusi Perizinan Tertentu 2.195.000.000,00 2.281.675.570,00 103,95 2.351.635.445,00
Izin Mendirikan Bangunan 1.300.000.000,00 1.342.715.975,00 103,29 1.162.170.800,00
Izin gangguan / Keramaian 175.000.000,00 225.177.300,00 128,67 1.055.642.145,00
Orang Pribadi
Izin Gangguan Tempat 600.000.000,00 605.232.295,00 100,87 0,00
Usaha/Kegiatan Kepada Badan
Izin Trayek 120.000.000,00 108.550.000,00 90,46 117.750.000,00
Izin Operasional 0,00 0,00 0,00 16.072.500,00

Jumlah 4.393.000.000,00 4.682.978.134,00 106,60 7.933.600.046,00

Kontribusi Retribusi Daerah TA 2019 sebesar 4.682.978.134,00 terhadap seluruh


pendapatan TA 2019 sebesar 0,36%.

5.1.3 Pendapatan Asli Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Realisasi Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan TA
2019 adalah sebesar 16.449.422.754,97 atau 104,70% dari target yang direncanakan
dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 15.710.504.830,00. Realisasi Pendapatan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan TA 2019 lebih tinggi sebesar
2.641.535.781,97 atau naik 19,13% dibandingkan realisasi TA 2014 yakni sebesar
13.807.886.973,00, dengan rincian sebagai berikut.

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)

PT Bank Riau Kepri 9.963.606.695,00 9.963.606.695,00 100,00 8.478.831.757,00


PT Bumi Siak Pusako 5.696.898.135,00 5.696.898.135,00 100,00 5.329.055.216,00
BPR. Dana Amanah 0,00 587.738.468,97 100,00 0,00
PD.Tuah Sekata 0,00 201.179.456,00 100,00 0,00
Pembagian Laba Usaha Koperasi 50.000.000,00 0,00 0,00 0,00

124
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jumlah 15.710.504.830,00 16.449.422.754,97 104,70 13.807.886.973,00

Kontribusi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Tidak Dipisahkan TA 2019


sebesar 16.449.422.754,97 terhadap seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 1,28%.

5.1.4 Pendapatan Asli Daerah – Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah TA 2019 adalah sebesar
59.025.250.557,94 atau 96,00% dari target yang direncanakan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 61.482.327.658,00,00. Realisasi Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah TA 2019 lebih tinggi sebesar 20.239.937.101,87 atau naik
52,18% dibandingkan TA 2014 sebesar 38.785.313.456,07. Kenaikan tersebut
diantaranya peningkatan penerimaan Pendapatan Bunga Deposito, Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah, dan Dana Kapitasi JKN. Rincian realisasi Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Hasil Penjualan Daerah yang Tidak 0,00 1.776.615.000,00 100,00 24.675.000,00


Dipisahkan
Penjualan Peralatan/Perlengkapan 0,00 126.070.000,00 100,00 24.675.000,00
Kantor Tidak Terpakai
Penjualan Kendaraan Dinas 0,00 218.530.000,00 100,00 0,00
Roda Dua
Penjualan Kendaraan Dinas 0,00 1.393.616.000,00 100,00 0,00
Roda Empat
Penjualan Bahan-bahan Bekas 0,00 37.850.000,00 100,00 0,00
Bangunan
Hasil Penjualan Jalan, Irigasi dan 0,00 549.000,00 100,00 0,00
Jaringan
Penerimaan Jasa Giro 22.000.000.000,00 16.821.284.974,00 76,46 19.565.566.895,00
Jasa Giro Kas Daerah 22.000.000.000,00 16.152.032.328,00 73,42 19.324.722.332,00
Bunga Koperasi 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Giro Pemegang Kas 0,00 669.252.646,00 100,00 240.844.563,00
Penerimaan Bunga Deposito 15.000.000.000,00 16.235.782.821,09 108,24 6.196.772.019,00
Rekening Bunga Deposito 15.000.000.000,00 16.223.282.821,09 108,16 6.196.772.019,00
Pendapatan Bunga Dana Bergulir 0,00 12.500.000,00 100,00 0,00
Tuntunan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00 0,00 365.104.262,00
Kerugian Uang Daerah 0,00 0,00 0,00 365.104.262,00
Pendapatan Denda Keterlambatan 1.703.000.000,00 275.214.087,55 16,16 782.314.808,69
Pelaksanaan Pekerjaan
Bidang Pendidikan 0,00 11.104.456,00 100,00 4.632.509,62
Bidang Kesehatan 0,00 39.734.600,00 100,00 152.971.290,32
Bidang Pekerjaan Umum 1.703.000.000,00 84.934.313,87 4,99 494.165.541,28
Bidang Penataan Ruang 0,00 45.090.728,23 100,00 93.345.819,99
Bidang Perencanaan 0,00 3.886.300,00 0,00
Pembangunan 100,00
Bidang Perhubungan 0,00 7.699.050,45 100,00 0,00

125
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Bidang Lingkungan Hidup 0,00 30.966.918,00 100,00 0,00
Bidang Peternakan 0,00 31.458.650,00 100,00 13.180.400,00
Bidang Pertanian 0,00 6.190.871,00 100,00 21.344.079,00
Bidang Damkar 0,00 14.148.200,00 100,00 0,00
Bidang Perikanan 0,00 0,00 0,00 2.675.168,48
Pendapatan Denda Pajak 0,00 33.709.798,00 100,00 0,00
Pendapatan Denda Pajak Reklame 0,00 219.180,00 100,00 0,00
Pendapatan Denda PBB 0,00 33.490.618,00 100,00 0,00
Pedesaan dan Perkotaan
Pendapatan Hasil Eksekusi atas 0,00 576.626.952,00 100,00 518.447.029,00
Jaminan
Hasil Eksekusi Jaminan 0,00 576.626.952,00 100,00 518.447.029,00
Pelaksanaan Pekerjaan
Pendapatan dari Pengembalian 0,00 2.144.313.278,20 100,00 6.808.023.461,38
Pendapatan dari Pengembalian 0,00 122.261.690,00 100,00 82.640.514,00
Kelebihan Pembayaran Gaji dan
Tunjangan
Pendapatan dari Pengembalian 0,00 0,00 0,00 40.243.000,00
Uang Muka
Pendapatan dari Pengembalian 0,00 0,00 0,00 132.311.179,00
Belanja
Pendapatan dari Kelebihan 0,00 0,00 0,00 4.127.347,00
Pengembalian Uang
Persediaan
Pendapatan dari Pengembalian 0,00 2.022.051.588,20 100,00 6.548.701.421,38
Temuan Pemeriksaan

Pendapatan BLUD 10.000.000.000,00 10.786.939.714,00 107,87 0,00


Pendapatan Jasa Layanan Umum 10.000.000.000,00 10.259.115.187,00 102,59 0,00
BLUD
Pendapatan Hasil Kerjasama 0,00 422.366.290,00 100,00 0,00
BLUD
Pendapatan lain-lain BLUD 0,00 105.458.237,00 100,00 0,00
Lain-lain PAD yang Sah Lainnya 0,00 142.770.183,10 100,00 0,00
Lain-lain PAD yang Sah Lainnya 0,00 142.770.183,10 100,00 0,00
Hasil Penjualan Aset Lainnya 1.600.000.000,00 0,00 0,00 0,00
Hasil Penjualan Aset Lainnya 1.600.000.000,00 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Dana Kapitasi JKN 9.029.327.658,00 8.495.270.750,00 94,09 2.759.757.750,00
Pendapatan Dana Kapitasi JKN 9..029.327.658,00 8.495.270.750,00 94,09 2.759.757.750,00
Pendapatan Hasil Perkebunan 150.000.000,00 0,00 0,00 54.739.800,00
Pendapatan Hasil Perkebunan 150.000.000,00 0,00 0,00 54.739.800,00
Pendapatan Air Minum BPAB 2.000.000.000,00 1.736.723.000,00 86,84 1.639.423.250,00
Pendapatan Air Minum BPAB 2.000.000.000,00 1.736.723.000,00 86,84 1.639.423.250,00
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 0,00 0,00 0,00 34.000.000,00
Pendapatan dari Bunga 0,00 0,00 0,00 34.000.000,00
Pinjaman

126
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Pendapatan dari Penyelenggaran 0,00 0,00 0,00 36.489.181,00
Acara
Pendapatan dari Penyelenggaraan 0,00 0,00 0,00 36.489.181,00
Pelalawan Expo

Jumlah 61.482.327.658,00 59.025.250.557,94 96,00 38.785.313.456,07

Kontribusi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah TA 2019 sebesar


58.953.534.441,97 terhadap seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 4,50%.

5.1.5 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Pajak


Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Pajak TA 2019 adalah
sebesar 160.259.263.900,00 atau 77,47% dari target yang direncanakan dalam
APBD Perubahan TA 2019 sebesar 206.879.181.000,00 Realisasi Pendapatan
Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Pajak TA 2019 lebih tinggi sebesar
12.290.886.262,00 atau lebih tinggi 8,31% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar
147.968.377.638,00. Rincian Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil
Pajak adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Bagi Hasil dari PPh Pasal 21 21.172.609.000,00 12.703.565.400,00 60,00 16.030.227.859,00


Bagi Hasil dari PPh Pasal 25 dan 223.720.000,00 134.232.000,00 60,00 299.795.819,00
Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri
Bagi Hasil Pajak dari Pajak Bumi 150.762.944.000,00 114.009.003.000,00 75,62 131.638.353.960,00
dan Bangunan

Bagi Hasil dari PBB Sektor 18.061.816.000,00 18.061.816.000,00 100,00 0,00


Perkebunan
Bagi Hasil dari PBB Sektor 10.534.523.000,00 10.534.523.000,00 100,00 0,00
Kehutanan
Biaya Pemungutan PBB 6.123.569.000,00 4.816.124.500,00 78,65 0,00

Jumlah 206.879.181.000,00 160.259.263.900,00 77,47 147.968.377.638,00

Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak TA 2019 sebesar 160.259.263.900,00 terhadap


seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 12,49%.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) sebesar
185.482.852.000,00, Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
sebesar 21.172.609.000,00, Dana Bagi Hasil dari PPh pasal 25 dan pasal 29 Wajib
Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri sebesar 223.720.000,00.

5.1.6 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya
Alam

127
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber


Daya Alam (SDA) TA 2019 adalah sebesar 211.879.221.677,00 atau 79,50% dari
target yang direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
266.515.217.727,00. Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil
Bukan Pajak/Sumber Daya Alam (SDA) TA 2019 lebih rendah sebesar
308.315.296.654,00 atau turun 59,27% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar
520.194.518.331,00. Rincian Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Bagi Hasil
Bukan Pajak/Sumber Daya Alam (SDA) adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Bagi Hasil dari Iuran Hak 0,00 0,00 0,00 94.371.564,00


Pengusahaan Hutan
Bagi Hasil Sumber Daya Hutan 8.864.440.641,00 4.429.807.691,00 49,97 15.066.148.062,00
(PSDH)
Bagi Hasil Dana Reboisasi 4.245.560.304,00 4.245.560.304,00 100,00 10.262.454.016,00
Bagi Hasil dari Iuran Tetap 103.488.000,00 72.441.600,00 70,00 35.427.497,00
(Landrent)
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi 3.199.463.459,00 2.269.098.659,00 70,92 2.242.506.350,00
dan Iuran Eksploitasi (Royalti)
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil 977.791.933,00 703.264.033,00 71,92 383.182.410,00
Perikanan
Bagi Hasil Pertambangan Minyak 244.891.992.708,00 196.920.048.108,0 80,41 488.058.617.533,00
Bumi 0
Bagi Hasil Pertambangan Gas 4.232.480.682,00 3.239.001.282,00 76,53 4.051.810.899,00
Bumi
Bagi Hasil Pertambangan Umum 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 266.515.217.727,00 211.879.221.677,0 79,50 520.194.518.331,00


0

Kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak/SDA TA 2019 sebesar 211.879.221.677,00


terhadap seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 16,51%.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil Sumber Daya Hutan (PSDH) sebesar
8.062.969.000,00 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam APBN TA
2019, Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Hutan (PSDH) TA 2013 sebesar 801.471.641,00.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam APBN TA 2019,
Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Bagi Hasil Dana Reboisasi TA
2013 sebesar 4.245.560.304,00.

128
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang


Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Bagi Hasil dari Iuran Tetap (landrent) sebesar 103.488.000,00.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti)
sebesar 3.101.216.000,00 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam
APBN TA 2019, Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Dana Bagi Hasil
dari Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) TA 2013 sebesar 98.247.459,00.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan sebesar
915.093.000,00 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam APBN TA
2019, Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Dana Bagi Hasil dari
Pungutan Hasil Perikanan TA 2013 sebesar 62.698.933,00.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil Pertambangan Minyak Bumi sebesar
159.906.482.000,00 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil
Sumber Daya Alam Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam
APBN TA 2019, Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Dana Bagi Hasil
Pertambangan Minyak Bumi TA 2013 sebesar 84.985.510.708,00.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Bagi Hasil Pertambangan Gas Bumi sebesar 3.311.598.000,00
dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
58/PMK.07/2019 tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan Dalam APBN TA 2019,
Kabupaten Pelalawan memperoleh kurang bayar Dana Bagi Hasil Pertambangan
Gas Bumi TA 2013 sebesar 920.882.682,00.

5.1.7 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Alokasi Umum


Akun ini menampung pendapatan dana alokasi umum bagi pemerintah daerah yang
berasal dari APBN yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Pasal 37 sampai dengan Pasal 49.

129
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang


Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Alokasi Umum sebesar 518.942.022.000,00.
Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Umum TA 2019 adalah sebesar
518,942,022,000.00 atau 100,00% dari target yang direncanakan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 518.942.022.000,00. Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Alokasi Umum TA 2019 lebih rendah sebesar 17.442.433.000,00 atau turun 3,25%,
dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 536.384.455.000,00.
Kontribusi Dana Alokasi Umum (DAU) TA 2019 sebesar 518.942.022.000,00
terhadap seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 40,43%.

5.1.8 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Alokasi Khusus


Akun ini menampung pendapatan dana alokasi khusus bagi pemerintah daerah yang
berasal dari APBN yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dengan tujuan untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi
prioritas nasional yang menjadi urusan daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Pasal 50 sampai dengan Pasal 64.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan
memperoleh Dana Alokasi Khusus sebesar 67.563.820.000,00 dan Dana Alokasi
Khusus Tambahan sebesar 13.340.170.000,00.
Realisasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus TA 2019 adalah sebesar
78.340.457.000,00 atau 96,71 dari target yang direncanakan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 81.008.490.000,00 Realisasi Dana Alokasi Khusus
(DAK) Tahun 2019 lebih tinggi sebesar 64.365.917.000,00 atau naik 460,59%
dibandingkan realisasi Tahun 2014 sebesar 13.974.540.000,00. Rincian Pendapatan
Dana Alokasi Khusus TA 2019 dan 2014 yakni sebagai berikut.
No Bidang Realisasi 2019 Realisasi 2014
1 Kelautan dan Perikanan 3.997.740.000,00 4.223.080.000,00
2 Pertanian 0,00 0,00
3 Kesehatan 7.654.920.000,00 0,00
4 Pendidikan 19.078.442.000,00 0,00
5 Infrastruktur Irigasi 4.107.990.000,00 0,00
6 Infrastruktur Air Minum dan Infrastruktur
Sanitasi
- Infrastruktur Air Minum 2.887.831.514,00 0,00
- Infrastruktur Sanitasi 2.625.310.000,00 0,00
7 Lingkungan Hidup 1.633.460.000,00 0,00
8 Keluarga Berencana 1.288.840.000,00 0,00
9 Kehutanan 1.822.180.000,00 0,00
10 Transportasi 0,00 0,00

130
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Bidang Realisasi 2019 Realisasi 2014


- Infrastruktur Jalan 18.935.421.686,00 9.751.460.000,00
- Keselamatan Transportasi Darat 413.980.000,00 0,00
- Transportasi Perdesaan 4.802.461.800,00 0,00
11 Perumahan dan Pemukiman 0,00
- Prasarana Pemerintahan Daerah 2.960.800.000,00 0,00
12 Sarana Prasarana Pemadam Kebakaran 2.815.910.000,00 0,00
13 Perdagangan 0,00
- Pasar 1.910.230.000,00 0,00
- Metrologi 1.404.940.000,00 0,00
Jumlah 78.340.457.000,00 13.974.540.000,00

Kontribusi Dana Alokasi Umum TA 2019 sebesar 78.340.457.000,00 terhadap


seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 6,10%.

Realisasi penggunaan Dana Alokasi Khusus Tahun 2019 sebesar


64.471.167.645,00, dengan demikian masih terdapat sisa dana pada Kas Daerah per
31 Desember 2019 sebesar 13.869.289.355,00 (78.340.457.000,00 –
64.471.167.645,00).

5.1.9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya - Dana Penyesuaian


Realisasi Transfer Pemerintah Pusat Lainnya - Dana Penyesuaian TA 2019 adalah
sebesar 113.374.072.000,00 atau 100,00% dari target yang direncanakan dalam
APBD Perubahan TA 2019 sebesar 113.374.072.000,00. Transfer Pemerintah Pusat
Lainnya - Dana Penyesuaian TA 2019 lebih tinggi sebesar 59.753.990.000,00 atau
naik 111,44% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 53.620.082.000,00 Rincian
Transfer Pemerintah Pusat lainnya - Dana Penyesuaian TA 2019 dan 2014 adalah
sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Tunjangan Profesi 78.779.732.000,00 78.779.732.000,00 100,00 0,00


Guru PNSD
Dana Tambahan 1.982.000.000,00 1.982.000.000,00 100,00 53.620.082.000,00
Penghasilan Guru
PNSD
Dana Insentif Daerah 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 100,00 0,00
Dana Desa 29.612.340.000,00 29.612.340.000,00 100,00 0,00
Jumlah 113.374.072.000,00 113.374.072.000,00 100,00 53.620.082.000,00

Kontribusi Dana Penyesuaian TA 2019 sebesar 113.374.072.000,00 terhadap


seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 8,83%.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2019, Kabupaten Pelalawan

131
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

memperoleh Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD sebesar 78.779.732.000,00, Dana


Tambahan Tunjangan Profesi Guru PNSD sebesar 1.982.000.000,00, Dana Insentif
Daerah sebesar 3.000.000.000,00 dan Dana Desa sebesar 29.612.340.000,00.

Realisasi Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun 2019
dan 2014 masing-masing sebesar 2.337.000.000,00 dan 53.253.492.950,00.
Kelebihan realisasi Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun
2019 bersumber dari sisa dana Tahun 2014. Dana Tambahan Penghasilan Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah (DTP Guru PNSD) adalah tambahan penghasilan yang
diberikan kepada Guru PNSD yang belum mendapat tunjangan profesi Guru PNSD.
Puskesmas XYZ telah merealisasikan dana tersebut dalam Belanja Pegawai pada
Dinas Pendidikan merupakan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan
Obyektif Lainnya (Catatan 5.1.13). Dengan demikian masih terdapat sisa dana pada
Kas Daerah sebesar 11.589.050,00 (366.589.050,00 + 1.982.000.000,00,00 –
2.337.000.000,00).

Realisasi Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah Tahun 2019 sebesar


58.917.468.600,00. Puskesmas XYZ telah merealisasikan dana tersebut dalam
Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan merupakan Tambahan Penghasilan
Berdasarkan Pertimbangan Obyektif Lainnya sebesar 58.917.468.600,00 (Catatan
5.1.35). Dengan demikian masih terdapat sisa dana pada Kas Daerah sebesar
19.862.263.400,00 (78.779.732.000,00 – 58.917.468.600,00).

5.1.10 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah
Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak
Daerah TA 2019 adalah sebesar 109.075.678.445,89 atau 101,44% dari target yang
direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 107.528.923.557,00.
Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah TA
2019 lebih rendah sebesar 10.379.491.885,62 atau turun 8.69% dibandingkan
realisasi TA 2014 sebesar 119.455.170.331,51. Rincian Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah TA 2019 dan 2014 adalah
sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Pajak Kenderaan Bermotor 16.335.362.465,00 16.783.962.461,51 102,75 19.349.160.204,39


Bea Balik Nama Kenderaan 17.043.008.744,00 16.451.145.604,50 96,53 21.190.510.722,88
Bermotor
Pajak Bahan Bakar 54.937.161.933 55.425.449.746,56 100,89 65.278.866.102,64
Kenderaan Bermotor
Pajak Pengambilan dan 6.840.603.230,00 8.898.049.249,93 130,08 6.217.189.881,10
Pemanfaatan Air
Permukaan
Pajak Bagi Hasil dari Pajak 12.372.787.185,00 11.517.071.383,39 93,08 7.419.443.420,50
Rokok
Jumlah 107.528.923.557,0 109.075.678.445,8 101,44 119.455.170.331,5
0 9 1

132
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi berdasarkan Keputusan
Gubernur Riau Nomor Kpts.321/IV/2019 tentang Perhitungan Triwulan I, II, dan III
Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Permukaan untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019 dan Keputusan
Gubernur Riau Nomor Kpts.1454/XII/2019 tentang Perhitungan Triwulan IV (Oktober-
November) Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Permukaan untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019,
Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.685/VI/2019 tentang Penetapan Perhitungan
Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan I untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun
2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.1376/XI/2019 tentang Penetapan
Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan II untuk Kabupaten/Kota se-Provinsi
Riau Tahun 2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.685/VI/2019 tentang
Penetapan Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan I untuk Kabupaten/Kota se-
Provinsi Riau Tahun 2019 dan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.1444/XII/2019
tentang Penetapan Perhitungan Bagi Hasil Pajak Rokok Triwulan III untuk
Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau Tahun 2019. Dari jumlah transfer sebesar
109.075.678.445,89 tersebut merupakan alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Tahun 2019
sebesar 95.440.326.736,89 dan pembayaran Piutang Dana Bagi Hasil Pajak Tahun
2014 sebesar 13.635.351.709,00 (Catatan 5.3.10).
Kontribusi Bagi Hasil Pajak Daerah TA 2019 sebesar 113.374.072.000,00 terhadap
seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 8,32%.

5.1.11 Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya – Bantuan Keuangan dari


Pemerintah Provinsi
Realisasi Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya – Bantuan Keuangan
dari Pemerintah Provinsi TA 2019 adalah sebesar 10.347.525.000,00 atau 65,94%
dari target yang direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
15.692.000.000,00. Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya – Bantuan
Keuangan dari Pemerintah Provinsi TA 2019 lebih tinggi sebesar 2.816.325.000,00
atau naik 37,40% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 7.531.200.000,00.
Rincian Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya – Bantuan Keuangan dari
Pemerintah Provinsi TA 2019 dan 2014 adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
Gaji Guru Bantu 10.224.000.000,00 10.152.000.000,0 65,94 7.447.200.000,00
0
Bantuan Bidang Kesehatan 5.300.000.000,00 195.525.000,00 3,76 0,00
Bantuan Keuangan kepada 168.000.000,00 0,00 0,00 84.000.000,00
Kelurahan
Jumlah 15.692.000.000,00 10.347.525.000,0 65,94 7.531.200.000,00
0

Kontribusi Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi TA 2019 sebesar


10.347.525.000,00 terhadap seluruh pendapatan TA 2019 sebesar 0,79%.

133
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Realisasi Gaji Guru Bantu Tahun 2019 sebesar 8.750.000.000,00. Puskesmas XYZ
telah merealisasikan dana tersebut dalam Belanja Pegawai pada Dinas Pendidikan
berupa Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap sebesar 8.750.000.000,00
(Catatan 5.1.35), sedangkan untuk Bantuan Bidang Kesehatan tidak direalisasikan.
Dengan demikian masih terdapat sisa dana pada Kas Daerah sebesar
1.601.525.000,00 (10.347.525.000,00 – 8.750.000.000,00).

5.1.12 Lain-Lain Pendapatan yang Sah


Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah TA 2019 adalah sebesar 0,00 atau 0,00%
dari tidak ada target yang direncanakan dalam APBD Perubahan TA 2019.

5.1.13 Belanja Operasi - Belanja Pegawai


Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 adalah sebesar 496.761.145.699,89 atau 90,06%
dari jumlah anggaran yang ditetapkan pada APBD Perubahan TA 2019 sebesar
551.558.759.641,67. Realisasi Belanja Pegawai TA 2019 lebih rendah sebesar
102.697.537.060,86 atau turun 17,13% dibanding realisasi TA 2014 sebesar
599.458.682.760,75. Rincian realisasi Belanja Pegawai adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
Gaji dan Tunjangan 300.418.232.868,98 282.652.809.256,00 94,09 256.249.646.950,00
Gaji pokok PNS/Uang 213.082.830.967,98 204.232.114.063,00 95,85 183.566.638.570,00
Representasi
Tunjangan Keluarga 23.905.336.882,00 21.355.914.355,00 89,34 19.176.298.817,00
Tunjangan Jabatan 10.202.670.500,00 9.233.075.314,00 90,50 8.946.096.850,00
Tunjangan Fungsional 14.158.451.775,00 13.118.386.000,00 92,65 12.820.726.940,00
Tunjangan Umum 4.615.981.000,00 3.776.590.000,00 81,82 3.269.905.000,00
Tunjangan Beras 15.786.287.214 14.122.257.774,00 89,46 13.031.794.040,00
Tunjangan PPh/Tunjangan 4.440.235.948,00 3.794.062.050,00 85,45 3.459.562.849,00
Khusus
Pembulatan gaji 5.675.289,00 3.656.903,00 64,44 3.629.576,00
Iuran Asuransi Kesehatan PNS 6.848.572.493,00 6.176.900.292,00 90,19 5.591.483.983,00
Uang Paket 67.032.000,00 67.032.000,00 100,00 60.721.500,00
Tunjangan Panitia Musyawarah 26.126.100,00 22.837.500,00 87,41 19.472.775,00
Tunjangan Komisi 43.299.900,00 43.299.900,00 100,00 36.037.575,00
Tunjangan Badan Anggaran 30.510.900,00 25.029.900,00 82,04 20.751.675,00
Tunjangan Badan Kehormatan 7.856.100,00 7.856.100,00 100,00 5.739.825,00
Tunjangan Alat Kelengkapan 201.700.800,00 15.529.500,00 7,70 15.696.975,00
lainnya
Tunjangan Perumahan 6.336.000.000,00 6.336.000.000,00 100,00 5.725.500.000,00
Uang Duka Wafat/Tewas 12.025.000,00 9.787.605,00 81,39 0,00
Uang Jasa Pengabdian 335.160.000,00 0,00 0,00 287.910.000,00
Belanja Penunjang Operasonal 312.480.000,00 312.480.000,00 100,00 211.680.000,00
Pimpinan DPRD
Tambahan Penghasilan PNS 237.115.434.193,00 202.046.618.150,89 85,21 169.678.469.142,75
Tambahan Penghasilan 146.620.622.734,00 132.659.752.257,89 90,48 112.425.176.347,75
Berdasarkan Beban Kerja
Tambahan Penghasilan 3.981.837.444,00 3.766.789.907,00 94,60 3.403.499.945,00
Berdasarkan Tempat Bertugas
Tambahan Penghasilan 911.100.000,00 738.656.550,00 81,07 514.510.000,00
Berdasarkan Kelangkaan Profesi

134
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Tambahan Penghasilan Kondisi 4.190.392.015,00 3.626.950.836,00 86,55 81.789.900,00
Kerja
Tambahan Penghasilan 81.411.482.000,00 61.254.468.600,00 75,24 53.253.492.950,00
Berdasarkan Pertimbangan
Objektif Lainnya
Belanja Penerimaan Lainnya 3.046.000.000,00 2.836.100.004,00 93,11 2.700.225.000,00
Pimpinan dan Anggota DPRD
serta KDH/WKDH
Belanja Penunjang Operasional 2.646.000.000,00 2.646.000.000,00 100,00 2.394.000.000,00
Pimpinan DPRD
Belanja Penunjang Operasional 400.000.000,00 190.100.004,00 47,53 306.225.000,00
KDH/WKDH
Belanja Pemungutan Pajak 5.773.569.000,00 3.000.609.498,00 51,97 2.699.160.978,00
Daerah
Biaya Pemungutan PBB 5.773.569.000,00 3.000.609.498,00 51,97 2.699.160.978,00
Insentif Pemungutan Pajak 1.679.450.000,00 841.668.696,00 50,12 1.139.385.640,00
Daerah
Insentif Pemungutan Pajak 1.679.450.000,00 841.668.696,00 50,12 1.139.385.640,00
Daerah
Insentif Pemungutan Retribusi 192.150.000,00 112.612.500,00 58,61 297.722.611,00
Daerah
Insentif Pemungutan Retribusi 192.150.000,00 112.612.500,00 58,61 297.722.611,00
Daerah
Honorarium PNS 0,00 0,00 0,00 37.317.856.039,00
Honorarium Panitia Pelaksana 0,00 0,00 0,00 23.643.074.000,00
Kegiatan
Honorarium Tim Pengadaan 0,00 0,00 0,00 1.551.135.000,00
Barang dan Jasa
Honorarium/Upah Harian 0,00 0,00 0,00 1.363.202.000,00
Honorarium/Upah Borongan 0,00 0,00 0,00 710.015.000,00
Honorarium Pembinaan dan 0,00 0,00 0,00 857.615.368,00
Pelatihan
Honorarium Instruktur dan 0,00 0,00 0,00 16.000.000,00
Narasumber
Honorarium Tim Koordinasi 0,00 0,00 0,00 10.500.000,00
Pemerintah Daerah
Honorarium Perangkat Desa 0,00 0,00 0,00 101.400.000,00
Honorarium Kegiatan 0,00 0,00 0,00 8.886.414.671,00
Honorarium Tenaga Ahli 0,00 0,00 0,00 178.500.000,00
Honorarium Pembinaan 0,00 0,00 0,00 0,00
Honorarium Non PNS 0,00 0,00 0,00 119.983.808.800,00
Honorarium Pegawai 0,00 0,00 0,00 112.088.840.000,00
Honorer/Tidak Tetap
Honorarium/Upah Harian 0,00 0,00 0,00 4.197.310.700,00
Honorarium/Upah Borongan 0,00 0,00 0,00 799.958.100,00
Honorarium Pembinaan dan 0,00 0,00 0,00 770.725.000,00
Pelatihan
Honorarium Pengawasan 0,00 0,00 0,00 43.950.000,00
Lapangan
Honorarium Kegiatan 0,00 0,00 0,00 44.600.000,00
Honorarium Perangkat Desa 0,00 0,00 0,00 2.038.425.000,00
Uang Lembur 158.765.000,00 145.595.500,00 91,71 3.058.947.600,00
Uang Lembur PNS 18.980.000,00 18.817.500,00 99,14 1.161.555.600,00
Uang Lembur Non PNS 139.785.000,00 126.778.000,00 90,69 1.897.392.000,00
Uang untuk diberikan kepada 0,00 0,00 0,00 21.900.000,00

135
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Pihak Ketiga/Masyarakat
Uang Untuk Diberikan Kepada 0,00 0,00 0,00 21.900.000,00
Pihak Ketiga
Belanja Pegawai BLUD 3.205.158.579,69 5.125.132.095,00 159,90 0,00
Belanja Pegawai BLUD 3.205.158.579,69 5.125.132.095,00 159,90 0,00
Uang Saku 0,00 0,00 0,00 6.311.560.000,00
Uang Saku 0,00 0,00 0,00 6.311.560.000,00
Jumlah 551.558.759.641,67 496.761.145.699,89 90,06 599.458.682.760,75

Terdapat kenaikan yang signifikan terhadap realisasi Tambahan Penghasilan


Berdasarkan Beban Kerja TA 2019 jika dibandingkan TA 2014 sebesar
20.234.575.910,00, hal ini disebabkan adanya pengangkatan CPNS baik dari umum
maupun honorer (K2). SKPD yang mengalami kenaikan yang signifikan antara lain
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Inspektorat.

Belanja Pegawai yang bersumber dari Belanja Langsung TA 2019 disajikan pada
Belanja Barang dan Jasa (Catatan 5.1.14). Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah bahwa dalam Bagan Akun Standar Belanja
Pegawai pada Belanja Langsung merupakan Belanja Barang dan Jasa, sehingga
penyajian Belanja Pegawai pada Belanja Langsung dikonversi ke Belanja Barang dan
Jasa.

Ringkasan Belanja Pegawai menurut urusan pemerintah daerah (fungsi) dan


organisasi TA 2019 dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.1.14 Belanja Operasi – Belanja Barang dan Jasa


Realisasi Belanja Barang dan Jasa TA 2019 adalah sebesar 520.296.631.583,58 atau
85,99% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
605.106.643.551,76. Realisasi Belanja Barang dan Jasa TA 2019 lebih tinggi sebesar
134.815.791.752,30 atau naik 34,97% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar
385.480.839.831,28.
Rincian realisasi Belanja Barang dan Jasa adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Belanja Bahan Pakai Habis 31.718.051.992,00 29.013.782.987,00 91,47 24.717.314.704,65


Belanja Bahan/Material 31.920.004.758,00 27.125.416.981,76 84,98 42.766.059.278,09
Belanja Jasa Kantor 44.532.316.937,00 38.668.319.502,00 86,83 45.064.298.621,00
Belanja Premi Asuransi 534.754.320,00 497.148.132,00 92,97 1.245.536.200,00
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 21.007.295.629,00 18.042.109.742,00 85,88 23.296.919.834,00
Belanja Cetak dan Penggandaan 13.665.484.574,50 10.943.059.329,50 80,08 15.027.208.978,00
Belanja Sewa Rumah/Gedung/ 7.732.370.000,00 6.168.813.869,00 79,78 8.973.985.202,00
Gudang/Parkir
Belanja Sewa Sarana Mobilitas 2.722.337.500,00 2.321.364.500,00 85,27 1.820.510.000,00

136
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Belanja Sewa Alat Berat 0,00 0,00 0,00 18.150.000,00
Belanja Sewa Perlengkapan dan 5.101.700.000,00 4.639.963.000,00 90,95 4.446.362.900,00
Peralatan Kantor
Belanja Makanan dan Minuman 28.771.844.980,00 24.879.759.666,00 86,47 25.831.936.942,00
Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya 626.106.000,00 620.820.800,00 99,16 1.383.927.730,00
Belanja Pakaian Kerja 1.242.794.000,00 1.205.372.820,00 96,99 1.727.849.520,00
Belanja Pakaian Khusus dan Hari - Hari 2.902.759.191,00 2.800.851.760,00 96,49 2.120.181.400,00
Tertentu
Belanja Perjalanan Dinas 74.994.703.126,00 57.297.248.017,00 76,40 86.340.473.926,58
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1.470.000.000,00 1.079.344.299,00 73,42 2.497.950.000,00
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi 5.787.667.500,00 4.031.047.675,00 69,65 8.077.587.295,00
dan Bimbingan Teknis PNS
Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor 33.584.673.168,00 28.643.466.265,80 85,29 28.952.122.372,51
dan Peralatannya
Belanja Jasa Konsultansi 15.857.818.467,95 13.952.594.680,71 87,99 9.215.941.852,60
Belanja Jasa Pemeliharaan Kesehatan 8.846.386.650,00 7.925.968.712,00 89,60 5.810.714.580,00
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi 40.000.000,00 28.932.000,00 72,33 0,00
dan Bimbingan Teknis PNS
Belanja Tenaga 7.900.740.000,00 5.876.641.000,00 74,38 0,00
Ahli/Instruktur/Narasumber
Belanja Barang dan Jasa BLUD 6.794.841.420,31 5.128.661.314,46 75,48 0,00
Belanja Barang yang Akan Diserah 51.262.579.510,00 44.254.340.239,35 86,33 46.145.808.494,85
Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga
Honorarium PNS 43.173.134.828,00 34.123.672.791,00 79,04 0,00
Honorarium Non PNS 159.359.639.000,00 148.034.666.500,00 92,89 0,00
Uang untuk Diberikan kepada Pihak 356.365.000,00 248.900.000,00 69,84 0,00
Ketiga/Masyarakat
Honorarium Pengelola Dana BOS 240.900.000,00 199.495.000,00 82,81 0,00
Honorarium Non Pegawai 18.800.000,00 12.800.000,00 68,09 0,00
Uang Harian Peserta Non Pegawai Non 2.940.575.000,00 2.532.070.000,00 86,11 0,00
Pemerintah
Jumlah 605.106.643.551,76 520.296.631.583,58 85,99 385.480.839.831,28

Ringkasan Belanja Barang dan Jasa menurut urusan pemerintah daerah (fungsi) dan
organisasi pada TA 2019 disajikan pada Lampiran 1.
Belanja Pegawai yang bersumber dari Belanja Langsung TA 2014 disajikan pada
Belanja Pegawai (Catatan 5.1.13)

Belanja Barang dan Jasa yang Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga


disajikan pada Lampiran 22.

5.1.15 Belanja Operasi - Belanja Hibah

137
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Realisasi Belanja Hibah TA 2019 adalah sebesar 54.487.249.325,00 atau 80,68%


dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
67.535.108.500,00. Realisasi Belanja Hibah TA 2019 lebih tinggi sebesar
25.007.079.325,00 atau naik 84,83% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar
29.480.170.000,00.

Kenaikan Belanja Hibah pada TA 2019 diantaranya adalah peningkatan Belanja


Hibah kepada Pemerintah Pusat terkait Pemilihan Kepala Daerah serentak sebesar
33.459.139.800,00 dan Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi sebesar
8.370.000.000,00.

Rincian Belanja Hibah TA 2019 adalah sebagai berikut.


Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Belanja Hibah kepada 36.536.608.500,00 29.112.249.325,00 79,68 699.490.000,00


Pemerintah Pusat
Belanja Hibah kepada 29.320.000.000,00 24.725.000.000,00 84,33 16.355.000.000,00
Badan/Lembaga
/Organisasi
Belanja Hibah kepada 1.678.500.000,00 650.000.000,00 38,73 12.425.680.000,00
Organisasi
Kemasyarakatan

Jumlah 67.535.108.500,00 54.487.249.325,00 80,68 29.480.170.000,00

Rincian Penerima Belanja Hibah Uang TA 2019 sebesar 54.487.249.325,00 dapat


dilihat pada Lampiran 20.

5.1.16 Belanja Operasi - Belanja Bantuan Sosial


Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2019 adalah sebesar 9.975.690.000,00 atau
38,49% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
25.914.910.000,00. Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2019 lebih rendah sebesar
8.814.555.000,00 atau turun 46,91% dibandingkan realisasi Belanja Bantuan Sosial
TA 2014 sebesar 18.790.245.000,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Belanja Bantuan Sosial 300.000.000,00 288.000.000,00 96,00 288.000.000,00


Kepada Organisasi Sosial
Masyarakat
Belanja Bantuan Sosial 170.000.000,00 170.000.000,00 100,00 379.500.000,00
Kepada Kelompok
Masyarakat
Belanja Bantuan Sosial 25.444.910.000,00 9.517.690.000,00 37,41 18.122.745.000,00
Kepada Anggota
Masyarakat

Jumlah 25.914.910.000,00 9.975.690.000,00 38,49 18.790.245.000,00

Rincian Penerima Belanja Bantuan Sosial TA 2019 sebesar 9.975.690.000,00 dapat


dilihat pada Lampiran 21.

138
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.1.17 Belanja Operasi - Belanja Bantuan Keuangan


Realisasi Belanja Bantuan Keuangan TA 2019 adalah sebesar 0,00 atau 0,00% dari
jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 0,00. Realisasi
Belanja Bantuan Keuangan TA 2019 lebih rendah sebesar 652,409,982,00 atau turun
100,00% dibandingkan realisasi Belanja Bantuan Keuangan TA 2014 sebesar
652,409,982,00. Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2019 disajikan
pada akun Transfer Bantuan Keuangan (Catatan 5.1.26).

5.1.18 Belanja Modal – Tanah


Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2019 adalah sebesar 64.205.739,00 atau 0,04%
dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
162.961.715.587,00. Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2019 lebih rendah sebesar
3.026.901.133,69 atau turun 97,92% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar
3.091.106.872,69 dengan rincian pengadaan tanah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)

Tanah Kantor 0,00 0,00 0,00 332.200.000,00


Tanah Timbun 0,00 0,00 0,00 2.758.906.872,69
Tanah Pengadaan Hutan 157.807.255.587,0 0,00 0,00 0,00
0
Tanah Pengguna Lain 90.200.000,00 0,00 0,00 0,00
Tanah untuk Bangunan Gedung 5.064.260.000,00 64.205.739,00 99,92 0,00
Tanah Kawasan Teknopolitan 0,00 0,00 0,00 0,00
Tanah Sarana Pendidikan 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah 162.961.715.587,0 64.205.739,00 0,04 3.091.106.872,69
0

Dari realisasi Pengadaan Tanah Kantor TA 2019 sebesar 64.205.739,00 tersebut


merupakan Pengadaan Tanah Timbun.

Tahun 2019 Puskesmas XYZ menganggarkan belanja di Sekretariat Daerah untuk


pelepasan dan pembebasan tanah kawasan teknopolitan dan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan untuk Reboisasi Kehutanan (dana DAK). Pada Sekretariat Daerah dana
yang dialokasikan sebesar 5.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar 0%.
Sedangkan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan dana yang dialokasikan sebesar
157.807.255.587,00 dengan realisasi sebesar 596.031.800,00.

5.1.19 Belanja Modal - Peralatan dan Mesin


Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2019 adalah sebesar
61.487.334.612,96 atau 85,13% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 72.223.436.141,83. Realisasi Belanja Modal Peralatan
dan Mesin TA 2019 lebih rendah sebesar 1.822.726.753,42 atau turun 2,88%
dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 63.310.061.366,38.
Rincian realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut.
139
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)

Belanja Modal Pengadaan Alat- 8.659.792.726,00 7.903.843.997,50 91,27 7.398.411.250,00


alat Berat
Belanja Modal Pengadaan Alat- 18.850.082.600,00 14.692.642.918,73 77,94 22.263.146.992,70
alat Angkutan Darat Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat- 1.500.000,00 1.500.000,00 100,00 0,00
alat Angkutan Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat- 213.000.000,00 212.460.000,00 99,75 0,00
alat Angkutan Apung Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat- 89.220.000,00 79.231.000,00 88,80 707.360.345,88
alat Bengkel Bermesin
Belanja Modal Pengadaan Alat- 113.600.000,00 112.198.000,00 98,77 169.125.000,00
alat Pengolahan Pertanian dan
Peternakan
Belanja Modal Peralatan dan 4.024.734.894,00 3.109.020.772,00 77,25 4.141.485.279,00
Mesin – Pengadaan Alat
Pemeliharaan Tanaman/Alat
Penyimpan
Belanja Modal Alat Bengkel Tak 25.000.000,00 0,00 0,00 0,00
Bermesin
Belanja Modal Pengadaan Alat 4.440.331.175,00 4.194.654.086,00 94,47 1.300.661.935,00
Kantor
Belanja Modal Pengadaan Alat 6.437.654.205,00 5.731.588.402,00 89,03 972.257.200,00
Rumah Tangga
Belanja Modal Pengadaan 18.257.368.596,83 17.015.643.176,67 93,20 5.301.887.893,50
Komputer
Belanja Modal Pengadaan Meja 1.949.820.272,00 1.896.942.534,00 97,29 10.974.612.045,00
dan Kursi
Belanja Modal Pengadaan Alat- 702.297.068,00 601.239.000,00 85,61 1.482.342.903,30
alat Studio
Belanja Modal Pengadaan Alat- 130.847.000,00 128.762.700,00 98,41 284.320.700,00
alat Komunikasi
Belanja Modal Peralatan dan 12.650.990,00 1.904.000,00 15.05 0,00
Mesin – Pengadaan Peralatan
Pemancar
Belanja Modal Pengadaan Alat- 31.750.000,00 31.550.000,00 99,37 214.910.500,00
alat Ukur
Belanja Modal Pengadaan Alat- 23.500.000,00 23.500.000,00 100,00 2.159.329.650,00
alat Kedokteran
Belanja Modal Peralatan dan 7.347.369.215,00 4.852.089.023,06 66,04 0,00
Mesin – Pengadaan Alat
Kesehatan
Belanja Modal Pengadaan Alat- 61.552.400,00 59.102.000,00 96,02 5.722.104.672,00
alat Laboratorium
Belanja Modal Peralatan dan 645.000.000,00 636.397.003,00 98,67 0,00
Mesin – Pengadaan Alat
Peraga/Praktek Sekolah
Belanja Modal Peralatan dan 3.500.000,00 3.000.000,00 85,71 0,00
Mesin – Pengadaan Alat
Laboratorium Lingkungan Hidup
Belanja Modal Peralatan dan 117.000.000,00 116.553.800,00 99,62 0,00
Mesin – Pengadaan Peralatan
Laboratorium Hidrodinamika

140
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Belanja Modal Pengadaan Alat- 85.865.000,00 83.512.200,00 97,26 218.105.000,00
alat Persenjataan/Keamanan

Jumlah 72.223.436.141,83 61.487.334.612,96 85,13 63.310.061.366,38

5.1.20 Belanja Modal – Gedung dan Bangunan


Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2019 adalah sebesar
93.972.203.826,45 atau 87,93% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 106.866.949.704,89. Realisasi Belanja Modal Gedung
dan Bangunan TA 2019 lebih tinggi sebesar 30.633.841.372,01 atau naik 48,37%
dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 63.338.362.454,44.

Rincian realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
Belanja Modal Pengadaan 104.469.249.704,89 91.627.014.596,08 87,71 63.338.362.454,44
Konstruksi/Pembelian Bangunan
Belanja Modal Pengadaan 43.034.432.585,72 39.371.596.888,08 91,50 28.858.854.925,89
Gedung Kantor
Belanja Modal Pengadaan 2.647.698.000,00 2.490.208.046,99 94,05 421.955.057,70
Konstruksi/Pembelian Gedung
Gudang
Belanja Modal Pengadaan 1.398.050.580,00 1.358.193.800,00 97,15 0,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
Kesehatan
Belanja Modal Pengadaan 150.000.000,00 148.742.000,00 99,16 99.700.000,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
sarana Umum ibadah
Belanja Modal Pengadaan 6.131.000.000,00 5.457.455.571,70 89,01 271.262.752,06
Konstruksi/Pembelian Gedung
Tempat Pertemuan
Belanja Modal Pengadaan 13.572.581.640,00 8.719.998.801,76 64,25 0,00
Konstruksi/Pembelian Gedung
Tempat Pendidikan
Belanja Modal Pengadaan 17.454.885.000,00 14.347.565.058,19 82,20 6.756.933.999,52
Konstruksi/Pembelian Gedung
Pertokoan/Koperasi/Pasar
Belanja Modal Pengadaan 1.406.590.000,00 1.218.569.804,81 86,63 15.000.000,00
Bangunan Gedung Untuk Pos
Jaga
Belanja Modal Pengadaan 65.000,000,00 64.478.499,30 99,20 0,00
Bangunan Gedung Garasi
Belanja Modal Pengadaan 18.609.011.899,17 18.450.206.125,25 99,15 6.246.656.594,26
Bangunan Gedung Tempat Kerja
Lainnya
Belanja Modal Pengadaan 199.000.000,00 198.524.000,00 99,76 4.145.315.015,53
Bangunan Rumah Negara
Golongan I
Belanja Modal Pengadaan 600.000.000,00 599.121.940,00 99,85 0,00
Bangunan Makam Bersejarah
Belanja Modal Pengadaan 43.500.000,00 43.450.000,00 99,89 0,00
Bangunan Tugu Peringatan
Lainnya

141
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Belanja Modal Pengadaan 652.200.000,00 634.965.790,37 97,36 1.233.643.900,51
Bangunan Bersejarah
Belanja Modal Pengadaan 883.000.000,00 849.127.500,00 96,16 0,00
Bangunan Tugu/Tanda Batas
Belanja Modal Pengadaan 20.000.000,00 20.000.000,00 100,00 0,00
Bangunan Rambu Tidak Bersuar
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 605.573.816,73
Konstruksi/Pembelian Gedung
Olah Raga
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 2.219.397.560,16
Konstruksi/Pembelian Gedung
SD
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 875.120.468,68
Konstruksi/Pembelian Gedung
SLTP
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 2.307.114.431,95
Konstruksi/Pembelian Gedung
SMA/SMK
Belanja Modal Pendopo/Balai 0,00 0,00 0,00 34.047.806,00
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 600.000.663,03
Konstruksi/Pembelian Gedung
RSUD
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 5.665.220.174,24
Konstruksi/Pembelian Gedung
Multiguna
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 2.506.793.688,18
Konstruksi/Pembelian Pagar
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 119.800.000,00
Konstruksi/Pembelian Gapura
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 355.971.600,00
Konstruksi/Pembelian Sarana dan
Prasarana Umum
Jumlah 106.866.949.704,89 93.972.203.826,45 87,94 63.338.362.454,44

5.1.21 Belanja Modal - Jalan, Irigasi, dan Jaringan


Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2019 adalah sebesar
297.596.718.940,47 atau 85,81% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD
Perubahan TA 2019 sebesar 346.811.522.672,35. Realisasi Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan TA 2019 lebih tinggi sebesar 102.461.038.420,20 atau naik
52,51% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 195.135.680.520,27.
Rincian realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
Belanja Modal Pengadaan 293.628.807.658,35 258.462.914.976,28 88,02 157.112.424.366,23
Jalan
Pengadaan Jalan 247.255.277.658,35 226.833.742.756,25 91,74 126.327.168.884,27
Kabupaten/Kota
Pengadaan Jalan Desa 42.643.805.000,00 29.754.513.370,03 69,77 0,00
Pengadaan Jalan Khusus 3.729.725.000,00 1.874.658.850,00 50,26 0,00
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 6.784.994.134,50
Konstruksi Bangunan
142
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Jembatan, Turap, Batu
Brojong
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 24.000.261.347,46
Konstruksi Jalan Lainnya
Belanja Modal Pengadaan 5.040.000.000,00 4.099.531.850,00 81,34 414.267.400,00
Jembatan
Pengadaan Jembatan 5.040.000.000,00 4.099.531.850,00 81,34 0,00
Kabupaten/Kota
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 0,00 414.267.400,00
Konstruksi Dermaga
Belanja Modal Pengadaan 8.180.298.164,00 6.238.840.594,00 76,27 5.633.426.346,00
Bangunan Air Irigasi
Pengadaan Bangunan 7.078.750.000,00 5.848.474.894,00 82,62 5.633.426.346,00
Pengamanan Irigasi
Pengadaan Bangunan 1.101.548.164,00 390.365.700,00 35,44 0,00
Pelengkap Irigasi
Belanja Modal Pengadaan 6.611.262.000,00 5.872.514.788,00 88,83 0,00
Bangunan Pengaman Sungai
dan Penanggulangan Bencana
Bangunan Pelengkap 6.611.262.000,00 5.872.514.788,00 88,83 0,00
Pengaman Sungai
Belanja Modal Pengadaan 2.632.810.000,00 7.500.000,00 0,28 14.135.744.076,00
Bangunan Air Bersih/Baku
Waduk Air Bersih/Baku 2.625.310.000,00 0,00 0,00 14.135.744.076,00
Bangunan Pelengkap Air 7.500.000,00 7.500.000,00 100,00 0,00
Bersih/Air Baku
Belanja Modal Pengadaan 16.191.000.000,00 13.007.173.712,00 80,34 4.858.569.837,48
Bangunan Air Kotor
Bangunan Pembawa Air Kotor 16.191.000.000,00 13.007.173.712,00 80,34 4.858.569.837,48
Belanja Modal Pengadaan 2.125.700.000,00 2.057.635.454,09 96,80 0,00
Bangunan Air Tawar
Bangunan Air Tawar 2.125.700.000,00 2.057.635.454,09 96,80 0,00
Belanja Modal Pengadaan 1.261.246.250,00 1.112.501.500,00 89,15 1.123.463.604,56
Instalasi Air Minum/Air Bersih
Air Sumber/Mata Air 1.098.546.250,00 956.785.500,00 88,18 1.123.463.604,56
Air Tanah Dalam 75.000.000,00 74.838.500,00 99,78 0,00
Air Bersih/Baku Lainnya 87.700.000,00 80.877.500,00 92,22 0,00
Belanja Modal Pengadaan 150.000.000,00 149.704.000,00 99,80 0,00
Instalasi Air Kotor
Instalasi Air Kotor 150.000.000,00 149.704.000,00 99,80 0,00
Belanja Modal Pengadaan 3.024.000.000,00 2.905.696.406,21 96,09 0,00
Instalasi Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga 3.003.000.000,00 2.884.696.406,21 96,06 0,00
Surya
Pembangkit Listrik Tenaga 21.000.000,00 21.000.000,00 100,00 0,00
Samudera
Belanja Modal Pengadaan 3.472.763.000,00 3.214.099.467,89 92,55 11.857.784.890,00
Instalasi Gardu Listrik Induk
Instalasi Gardu Listrik Induk 1.404.000.000,00 1.367.077.573,20 97,37 11.857.784.890,00
Instalasi Gardu Liustrik 2.063.763.000,00 1.842.521.894,69 89,28 0,00
Distribusi
Instalasi Pusat Pengatur Listrik 5.000.000,00 4.500.000,00 90,00 0,00

143
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)
Belanja Modal Pengadaan 4.265.611.600,00 253.559.440,00 5,94 0,00
Jaringan Air Minum
Jaringan Induk Distribusi 4.265.611.600,00 253.559.440,00 5,94 0,00
Belanja Modal Pengadaan 228.024.000,00 215.046.752,00 94,31 0,00
Jaringan Listrik
Jaringan Transmisi 37.000.000,00 25.000.000,00 67,57 0,00
Jaringan Distribusi 191.024.000,00 190.046.752,00 99,49 0,00

Jumlah 346.811.522.672,35 297.596.718.940,47 85,81 195.135.680.520,27

5.1.22 Belanja Modal - Aset Tetap Lainnya


Realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya TA 2019 adalah sebesar 464.442.194,00
atau 83,34% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019
sebesar 557.300.000,00. Realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya TA 2019 lebih
rendah sebesar 2.137.937.764,50 atau turun 82,15% dibandingkan realisasi TA 2014
sebesar 2.602.379.958,50.
Rincian realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasi Realisasi 2014
o (%)
Belanja Modal Pengadaan 312.800.000,00 221.292.194,00 70,75 1.875.457.525,00
Buku/Kepustakaan
Belanja Modal Pengadaan Barang 5.000.000,00 5.000.000,00 100,00 0,00
Bercorak Kesenian dan Kebudayaan
Belanja Modal Pengadaan 104.500.000,00 104.000.000,00 99,52 0,00
Hewan/Ternak dan Tanaman
Belanja Modal Pengadaan Media 0,00 0,00 0,00 564.572.033,50
Informasi
Belanja Modal Pengadaan 0,00 0,00 100,00 162.350.400,00
Peralatan/Perlengkapan Olah raga
Belanja Modal Pengadaan Aset Tetap 135.000.000,00 134.150.000,00 99,37 0,00
Renovaasi
Jumlah 557.300.000,00 464.442.194,00 83,34 2.602.379.958,50

5.1.23 Belanja Tak Terduga


Realisasi Belanja Tidak Terduga TA 2019 sebesar 20.094.994,00 dari jumlah yang
dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 1.500.000.000,00. Realisasi
Belanja Tak Terduga TA 2019 lebih rendah sebesar 778.719.006,00 atau turun
97,48% dibandingkan realisasi TA 2014 sebesar 798.814.000,00. Belanja Tidak
Terduga pada tahun 2019 sebesar 20.094.994,00 merupakan penanggulangan
bencana asap pada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran.

5.1.24 Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Desa – Bagi Hasil Pajak


Realisasi Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Desa TA 2019 adalah sebesar 0,00
atau 0,00% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar
150.000.00,00. Transfer TA 2019 menurun sebesar 23.000.000,00 atau turun
100,00% dibandingkan dengan realiasi Transfer TA 2014 sebesar 23.000.000,00.
144
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.1.25 Transfer Bantuan Keuangan – Bantuan Keuangan kepada Desa


Realisasi Transfer Bantuan Keuangan TA 2019 adalah sebesar 148.067.340.000,00
atau 99,41% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019
sebesar 148.947.340.000,00. Transfer Bantuan Keuangan TA 2014 meningkat
sebesar 36.301.351.600,00 atau naik 32,48% dibandingkan dengan realiasi Transfer
Bantuan Keuangan TA 2014 sebesar 111.765.988.400,00.
Rincian realisasi Belanja Transfer Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut.

. Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014


(%)

Belanja Bantuan Keuangan 148.947.340.000,00 148.067.340.000,00 99,41 111,765,988,400,00


Kepada Desa
Desa 148.947.340.000,00 148.067.340.000,00 99,41 109,303,988,400,00

Kelurahan 0,00 0,00 0,00 2,254,000,000,00

Kecamatan 0,00 0,00 0,00 208,000,000,00

Jumlah 148.947.340.000,00 148.067.340.000,00 99,41 111,765,988,400,00

Rincian Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa adalah sebagai berikut.

Uraian Realisasi 2019


Alokasi Dana Desa (ADD) 40.000.000.000,00
Dana Desa 29.612.340.000,00
Pemilihan Kepala Desa Serentak Tahun 2019 1.000.000.000,00
Pelantikan Kepala Desa Serentak Tahun 2019 255.000.000,00
Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan 77.200.000.000,00
Jumlah 148.067.340.000,00

Dari realisasi Belanja Bantuan Keuangan ke Desa TA 2019 sebesar


148.067.340.000,00 tersebut di antaranya sebesar 40.000.000.000,00 merupakan
Alokasi Dana Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 10
Tahun 2019 dan sebesar 29.612.340.000,00 merupakan Dana Desa yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 31 Tahun 2019. Rincian penyaluran
Alokasi Dana Desa dan Dana Desa TA 2019 sebesar 69.612.340.000,00 dapat
dilihat pada Lampiran 23.

Program percepatan pembangunan infrastruktur desa/kelurahan (PPIDK) sebesar


77.200.000.000,00 merupakan salah satu dari tujuh program strategis pembangunan
Kabupaten Pelalawan yang dicanangkan Bupati Pelalawan.

5.1.26 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya – Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2019 adalah sebesar
970.986.582,00 atau 88,98% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan
TA 2019 sebesar 1.091.218.554,00. Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai
Politik TA 2019 lebih tinggi sebesar 970.986.582,00 atau naik 100,00% dibandingkan
realisasi Belanja Bantuan Keuangan TA 2014 sebesar 0,00.
145
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2014 disajikan pada akun
Belanja Bantuan Keuangan (Catatan 5.1.17).

Rincian penerima Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik TA 2019 adalah
sebagai berikut.
Partai Politik Jumlah Kursi Jumlah
DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 64.154.736,00
DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 5 122.177.034,00
DPD Partai Nasional Demokrat (NASDEM) 1 49.977.108,00
DPC Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 3 72.090.072,00
DPC Partai Amanat Nasional (PAN) 4 105.556.770,00
DPC Partai Demokrat 2 79.863.858,00
DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 46.636.254,00
DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) 4 111.262.716,00
DPC Partai Golongan Karya (GOLKAR) 11 319.268.034,00

Jumlah 32 970.986.582,00

5.1.27 Penerimaan Pembiayaan – Penggunaan Silpa


Realisasi Penggunaan Silpa di LRA TA 2019 adalah sebesar 664.868.618.487,53
atau 100,00% dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019
sebesar 664.868.618.487,53. Realisasi Penggunaan Silpa TA 2019 lebih tinggi
sebesar 12.640.642.333,12 atau naik 1,94% dibandingkan realisasi Penggunaan
Silpa TA 2014 sebesar 652.227.976.154,41.

5.1.28 Penerimaan Pembiayaan - Hasil Penerimaan Deviden Tunai


Realisasi Hasil Penerimaan Deviden Tunai TA 2019 adalah sebesar 0,00 dari jumlah
yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019 sebesar 721.547.093,97.
Realisasi Penerimaan Deviden Tunai TA 2019 lebih rendah sebesar
1.050.321.370,97 atau 100,00% dibandingkan realisasi Penerimaan Deviden Tunai
TA 2014 sebesar 1.050.321.370,97, dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Anggaran 2019 Realisasi 2019 Rasio Realisasi 2014
(%)
PD.Tuah Sekata 133.808.625,00 0,00 0,00 133.808.625,00
BPR. Dana Amanah 587.738.468,97 0,00 0,00 916.512.745,97

Jumlah 721.547.093,97 0,00 0,00 1.050.321.370,97

146
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Penerimaan Deviden Tunai TA 2019 disajikan pada akun Hasil Pengelolaan


Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (Catatan 5.1.3).

5.1.29 Penerimaan Pembiayaan - Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen


Lainnya
Realisasi Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen TA 2019 adalah sebesar
43.360.000,00 dari jumlah yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2019
sebesar nihil. Realisasi Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen TA 2019 lebih
rendah sebesar 67.512.000,00 atau turun 60,89% dibandingkan realisasi Penerimaan
Pembiayaan – Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen TA 2014 sebesar
110.872.000,00.
Penerimaan Kembali Pinjaman TA 2019 sebesar 43.360.000,00 (5.996.786.501,00 –
5.953.426.501,00) bersumber dari Pengembalian/Penurunan Saldo Penyertaan
Modal Investasi Nonpermanen Lainnya yaitu Perkuatan Modal Koperasi (Catatan
5.3.16).

5.1.30 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) TA 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 292.051.268.825,94 dan 664.868.618.487,53.

5.2 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan SAL


Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) adalah laporan yang menyajikan
informasi kenaikan dan penurunan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada tahun
pelaporan. Tidak terdapat pembandingan LPSAL per 31 Desember 2019 dengan
LPSAL tahun sebelumnya. Laporan Perubahan SAL tahun 2019 dapat dijelaskan
sebagai berikut.

5.2.1 Saldo Anggaran Lebih Awal


Saldo Anggaran Lebih Awal merupakan akumulasi SiLPA tahun-tahun anggaran
sebelumnya, yaitu sebesar 664.868.618.487,53 dengan rincian sebagai berikut.

Uraian Jumlah
Kas di Kas Daerah 665.563.326.710,13
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.775.169.250,40
Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya (313.758.643,00)
Utang Pajak Daerah (80.349.080,00)
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) (2.075.769.750,00)
Jumlah 664.868.618.487,53

5.2.2 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan


Penggunaan SAL merupakan SiLPA Tahun 2014 yang telah digunakan sebagai
Penerimaan Pembiayaan Tahun 2019 sebesar 664.868.618.487,53.

147
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.2.3 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)


Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran sebesar 292.051.268.825,94 dapat
diuraikan sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Pendapatan 1.311.303.333.835,76
Belanja dan Transfer (1.684.164.043.497,35)
Pembiayaan Netto 664.911.978.487,53

292.051.268.825,94

5.2.4 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya


a. Puskesmas XYZ telah menerapkan akrual basis pada tahun 2019 dimana
pengakuan Pendapatan pada Bendahara Penerimaan diakui sebagai pendapatan
pada saat diterima oleh Bendahara Penerimaan dan hingga tanggal pelaporan
belum disetorkan ke RKUD. Kas di Bendahara Penerimaan tahun 2014 masih
menggunakan basis kas menuju akrual dimana Pendapatan yang diterima oleh
Bendahara Penerimaan tersebut dicatat pada Ekuitas Dana Lancar – Pendapatan
yang Ditangguhkan dengan rincian SKPD sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Dinas Pekerjaan Umum 4.600.000,00
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi 146.698.043,00
RSUD Selasih 506.277.967,00
Jumlah 657.576.010,00

Dengan demikian saldo Kas di Bendahara Penerimaan sebesar 657.576.010,00


yang disetor pada tahun 2019 tidak diakui sebagai Pendapatan pada LRA TA
2019.
b. Puskesmas XYZ telah menerapkan akrual basis pada tahun 2019 dimana Kas
yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri yang digunakan untuk
mendanai pengeluaran entitas diakui sebagai Pendapatan. Puskesmas XYZ pada
Tahun 2014 menerima Hibah Dana BOS Pusat, namun Pendapatan hibah
tersebut belum diakui sebagai pendapatan, sehingga pada Tahun 2019 Saldo
Dana BOS sebesar 659.252.026,00 tersebut diakui sebagai Saldo awal Kas di
Bendahara BOS.
c. Pada TA 2019 Puskesmas XYZ belum menganggarkan pendapatan dan belanja
BOS dari Pemerintah Provinsi Riau, namun demikian Kenaikan/Penurunan atas
saldo Dana BOS Tahun 2019 sebesar 945.935.593,00 sudah disajikan dalam
Laporan Perubahan SAL dengan rincian sebagai berikut.

Uraian Jumlah
Pendapatan 46.442.364.291,00
Hibah Dana BOS 46.346.150.000,00
Penerimaan Non BOS 37.114.719,00
148
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Jumlah
Penerimaan Bunga Rekening BOS 59.099.572,00
Belanja 45.496.428.698,00
Belanja Dana BOS 45.490.335.964,00
Biaya Administrasi/Pajak Bank 6.092.734,00
Kenaikan/Penurunan 945.935.593,00

5.2.5 Saldo Anggaran Lebih Akhir


Saldo Anggaran Lebih Akhir Tahun 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
294.314.032.454,94 dan 0,00.

Uraian 2019 2014


Kas di Kas Daerah 285.253.847.847,40 0,00
Kas di Bendahara Penerimaan 136.507.210,00 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 7.889.911.082,00 0,00
Kas di BLUD 1.045.331.828,61 0,00
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) (11.565.513,07) 0,00

Jumlah 294.314.032.454,94 0,00

5.3 Penjelasan Pos-pos Neraca


Penjelasan Akun-Akun neraca untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2019 dan 2014 dengan rincian sebagai berikut.

5.3.1 Kas di Kas Daerah


Jumlah Kas di Kas Daerah Puskesmas XYZ per 31 Desember 2019 dan 2014
masing – masing sebesar 285.253.847.847,40 dan 665.563.326.710,13 merupakan
saldo Kas di Kas Daerah yang ditempatkan dalam bentuk giro dan deposito pada tiga
bank umum serta saldo hasil rekonsiliasi dengan jumlah seluruhnya sebesar
283.839.030.655,10 dan Kas di Bendahara FKTP sebesar 1.414.817.192,30, dengan
rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Kas Daerah
Bank 133.839.030.655,10 463.864.729.340,13
PT Bank Riau Kepri
Rekening 112-02-00210 39.420.181.554,10 372.348.631.740,13
PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk.
Rekening 0077974203 53.767.354.911,00 91.516.097.600,00
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Rekening 0622-01-000456-30-6 40.651.494.190,00 0,00
Setara Kas 150.000.000.000,00 200.000.000.000,00

149
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


PT Bank Riau Kepri
Deposito Rekening 112-30-00001) 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Deposito Rekening 0622-01-000496-40-3 100.000.000.000,00 100.000.000.000,00
PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk.
Deposito Rekening 0347096436 0,00 25.000.000.000,00
Deposito Rekening 0362797648 0,00 25.000.000.000,00
Hasil Rekonsiliasi 0,00 (3.989.000,00)
Bank Kurang Posting Penerimaan 0,00 11.000,00
Bank Kurang Posting SP2D 0,00 (4.000.000,00
Jumlah 283.839.030.655,10 663.860.740.340,13

Tingkat suku bunga setahun Deposito Tahun 2019 pada PT Bank Riau Kepri sebesar
7,75%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sebesar 8,5% s.d 9,50%, PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sebesar 7,75% s.d 8,50%, PT. Bank Mandiri Tbk
Berkisar 7,75% s.d 9,00%

Kas di Bendahara FKTP sebesar 1.414.817.192,30 merupakan saldo yang


ditempatkan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan rincian sebagai
berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Kas Dana Kapitasi
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1.414.817.192,30 1.702.586.278,00
Rekening 0622.01.000338.30.4 142.695.262,20 103.985.303,00
Rekening 0622.01.000339.30.0 146.991.138,10 189.350.997,00
Rekening 0622.01.000330.30.6 79.719.861,80 199.828.372,00
Rekening 2161.01.000044.30.5 96.795.881,30 197.896.552,00
Rekening 2161.01.000043.30.9 63.464.291,50 154.644.055,00
Rekening 2161.01.000042.30.3 140.147.903,10 147.160.025,00
Rekening 0622.01.000324.30.5 174.368.495,30 157.998.176,00
Rekening 0622.01.000331.30.2 277.114.229,90 179.483.855,00
Rekening 2161.01.000038.30.4 131.510.121,70 61.333.440,00
Rekening 0622.01.000340.30.1 101.414.502,80 221.113.279,00
Rekening 0622.01.000329.30.5 32.639.616,20 38.889.415,00
Rekening 2161.01.000041.30.7 27.955.888,40 50.902.809,00
Hasil Rekonsiliasi 0,00 92,00
Kurang Setor Sisa Kas 0,00 92,00
Jumlah 1.414.817.192,30 1.702.586.370,00

Kas di Bendahara FKTP merupakan Kas Dana Kapitasi yang ada di rekening
FKTP/Puskesmas dan belum digunakan sampai dengan 31 Desember 2019.
150
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.3.2 Kas di Bendahara Penerimaan


Jumlah Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 136.507.210,00 dan 657.576.010,00 mencakup seluruh kas, baik
saldo rekening di bank maupun uang tunai yang berada di bawah tanggung jawab
Bendahara Penerimaan yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2019
dan 2014 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Dinas Pekerjaan Umum 0,00 4.600.000,00
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi 132.279.710,00 146.698.043,00
RSUD Selasih 0,00 506.277.967,00
Dinas Pendapatan Daerah 4.227.500,00 0,00
Jumlah 136.507.210,00 657.576.010,00

Kas di Bendahara Penerimaan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi


merupakan uang Pendapatan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi,
Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Pelabuhan sebesar
132.279.710,00 dengan rincian uang tunai sebesar 30.300.000,00 dan saldo bank
sebesar 101.979.710,00, yang telah disetorkan pada tanggal 27 Januari 2016 dan 03
Februari 2016.

Kas di Bendahara Penerimaan Dinas Pendapatan Daerah sebesar 4.227.500,00


merupakan Pajak Rumah Makan sebesar 3.490.000,00, Pajak Kantin sebesar
575.000,00 dan Pajak Katering sebesar 162.500,00 yang dipungut Bendahara
Pengeluaran SKPD (Catatan 5.3.22).

Kas di Bendahara Penerimaan RSUD Selasih per 31 Desember 2014 sebesar


506.277.967,00 berdasarkan surat permohonan Direktur RSUD Selasih nomor
445/RSUD/2019/06 menjadi saldo awal Kas di BLUD dan tidak disetor ke Kas
Daerah (Catatan 5.3.4).

5.3.3 Kas di Bendahara Pengeluaran


Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 7.889.911.082,00 dan 1.775.169.250,40, merupakan Sisa
UP/GU/TU, Sisa LS, Pajak Daerah dan Jasa Giro yang belum disetor ke Kas Daerah,
serta Utang Pemotongan Pajak Pusat yang belum disetor ke Kas Negara, dengan
rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Sisa Pengisian UP/GU/TU 1.232.685.032,00 1.381.061.527,40
Kas Lainnya – Sisa LS 5.046.380.475,00 0,00
Potongan Pajak Pusat yang Belum 5.657.956,00 313.649.963,00
Disetorkan ke Kas Negara
Pemotongan Pajak Daerah 0,00 80.349.080,00
Jasa Giro 0,00 108.680,00
Kas Lainnya - Dana BOS Pusat 1.605.187.619,00 0,00
Jumlah 7.889.911.082,00 1.775.169.250,40

151
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kas di Bendahara Pengeluaran berupa sisa Uang Persediaan dan sisa LS pada 3
(tiga) SKPD per 31 Desember 2019 sebesar 6.279.065.507,00 telah disetor
seluruhnya ke Kas Daerah pada Januari s.d Mei 2016 dengan rincian pada Lampiran
4.
Jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar 1.605.187.619,00 merupakan sisa
dana BOS Pusat per 31 Desember 2019 yang ditempatkan dalam bentuk tabungan
pada satu bank umum _ank as tunai serta saldo hasil rekonsiliasi, dengan rincian
sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Kas Lainnya – Dana BOS Pusat
Bank 1.491.389.811,00 0,00
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 1.491.389.811,00 0,00
Kas 189.503.006,00 0,00
Kas di Bendahara BOS 189.503.006,00 0,00
Hasil Rekonsiliasi (75.705.198,00) 0,00
Hasil Rekonsiliasi (75.705.198,00) 0,00
Jumlah 1.605.187.619,00 0,00

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar 1.605.187.619,00 per 31 Desember


2019 disajikan pada Lampiran 5.
Saldo Utang PFK yang belum disetor ke Kas Negara sampai 31 Desember 2019 dan
2014 masing-masing sebesar 5.657.956,00 dan 313.649.963,00, rincian dapat dilihat
pada Lampiran 4 dan Catatan 5.3.22.
Pajak Daerah yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran yang belum disetor ke Kas
Daerah per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar 0,00 dan
80.349.080,00, rincian dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Catatan 5.3.22.
Terdapat Pajak Daerah yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran yang belum
disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2019 sebesar 4.227.500,00 yang disajikan
pada Kas Bendahara Penerimaan dan diakui sebagai pendapatan TA 2019 (Catatan
5.3.2).
Kenaikan Kas di Bendahara Pengeluaran atas Sisa Uang Persediaan (UP) yakni
sebagai berikut :
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014 Kenaikan/Penurunan
Kas
Sisa UP/GU/TU TA 2014 0,00 1.381.061.527,40 (1.381.061.527,40
Sisa UP/GU/TU TA 2019 1.232.685.032,00 0,00 1.232.685.032,00
Kas Lainnya – Sisa LS 5.046.380.475,00 0,00 5.046.380.475,00
Jumlah 6.279.065.507,00 1.381.061.527,40 4.898.003.979,60

Kenaikan Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar 6.279.065.507,00 tersebut


disajikan pada Laporan Arus Kas Keluar pada Aktivitas Transitoris/Nonanggaran –
152
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sisa Kas Bendahara Pengeluaran Tahun Berjalan. Penurunan Kas di Bendahara


Pengeluaran sebesar 1.381.061.527,40 disajikan pada Laporan Arus Kas Masuk
pada Aktivitas Transitoris/Nonanggaran Penerimaan Sisa Kas Bendahara
Pengeluaran Tahun Lalu.

5.3.4 Kas di BLUD


Jumlah Kas di BLUD per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
1.045.331.828,61 dan 0,00 merupakan Kas di BLUD RSUD Selasih yang dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pelalawan Nomor KPTS.445/RSUD/963/2014
tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Selasih Sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah Badan Layanan Umum Daerah Kabupaten Pelalawan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) Secara Penuh tanggal 29 Desember 2014, dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Kas BLUD
Bank 1.026.630.376,00 0,00
PT BNI Syariah
Rekening 1909042001 1.016.501.577,00 0,00
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.(Persero)
Rekening 0622-01-00535853-7 9.554.155,00 0,00
Rekening 0622-01-00012730-5 574.644,00 0,00
Kas 18.701.452,61 0,00
Potongan Pajak Pusat yang Belum Disetorkan ke 5.907.557,07 0,00
Kas Negara
Uang Tunai di Bendahara BLUD 12.793.895,54 0,00
Jumlah 1.045.331.828,61 0,00

Kas di Bendahara Penerimaan RSUD Selasih per 31 Desember 2014 sebesar


506.277.967,00 berdasarkan surat permohonan Direktur RSUD Selasih Nomor
445/RSUD/2019/06 menjadi saldo awal Kas di BLUD yang merupakan Kas di
Bendahara di Penerimaan per 31 Desember 2014 yang tidak disetor ke Kas Daerah
dengan rincian uang tunai sebesar 75.603.201,00 dan saldo rekening sebesar
430.674.766,00. Saldo awal tersebut disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas
sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali
Laporan Keuangan (Catatan 5.6.1.a).

5.3.5 Piutang Pajak Daerah


Jumlah Piutang Pajak Daerah per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 17.361.946.764,35 dan 11.609.108.859,00 pada Dinas Pendapatan Daerah
dengan rincian sebagai berikut.

153
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jenis Piutang 31 Des 2019 31 Des 2014


Pajak Hotel 13.100.000,00 76.082.185,80
Pajak Restoran 2.700.000,00 84.902.405,20
Pajak Air Tanah 57.828.905,00 61.376.585,00
Pajak Reklame 0,00 792.000,00
Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan 551.919.715,00 551.919.715,00
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 15.424.279.922,00 9.983.969.038,00
Pajak Penerangan Jalan 1.312.118.222,35 818.634.972,00
Pajak Hiburan 0,00 31.431.958,00
Jumlah 17.361.946.764,35 11.609.108.859,00

Saldo Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan per 31
Desember 2019 sebesar 15.424.279.922,00 merupakan hasil inventarisasi yang
dilakukan Dinas Pendapatan Daerah yang berdampak pada pengurangan Piutang
PBB P2 Tahun 1996 s.d. 2013 yang telah lunas dibayar oleh wajib pajak dan
penambahan Piutang PBB P2 Tahun 2013 karena kurang catat .

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi kesalahan yang berdampak pada
saldo Piutang Pajak Daerah per 31 Desember 2014 bertambah sebesar
2.773.293.916,00 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.a)
dengan rincian sebagai berikut.
31 Des 2014 Saldo awal Koreksi Nilai
Jenis Piutang
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Pajak Hotel 76.082.185,80 76.082.185,80 0,00
Pajak Restoran 84.902.405,20 84.902.405,20 0,00
Pajak Air Tanah 61.376.585,00 50.763.305,00 (10.613.280,00)
Pajak Reklame 792.000,00 0,00 (792.000,00)
Bea Perolehan Hak Tanah dan
551.919.715,00 551.919.715,00 0,00
Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
9.983.969.038,00 12.768.668.234,00 2.784.699.196,00
dan Perkotaan
Pajak Penerangan Jalan 818.634.972,00 818.634.972,00 0,00
Pajak Hiburan 31.431.958,00 31.431.958,00 0,00
Jumlah 11.609.108.859,00 14.382.402.775,00 2.773.293.916,00

5.3.6 Piutang Retribusi Daerah


Jumlah Piutang Retribusi Daerah per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 187.541.500,00 dan 403.743.700,00 pada Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu dengan rincian sebagai berikut.
Jenis Piutang Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Retribusi Persampahan Tunggakan Tahun 2010 – 2014 51.754.000,00 33.234.000,00

154
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Retribusi Gangguan Tunggakan Tahun 2010 – 2014 69.070.000,00 46.850.000,00


Retribusi Operasional Tunggakan Tahun 2010 – 2014 66.717.500,00 66.717.500,00
Piutang Klaim BPJS 0,00 256.942.200,00
Jumlah 187.541.500,00 403.743.700,00

Piutang Klaim BPJS Tahun 2019 disajikan pada Piutang Lain-lain PAD yang Sah
(Catatan 5.3.8).

5.3.7 Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan


Jumlah Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan per 31
Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar 0,00 dan 0,00.

5.3.8 Piutang Lain-lain PAD yang Sah


Jumlah Piutang Lain-lain PAD yang Sah per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 2.689.626.055,00 dan 16.666.668,00, dengan rincian sebagai berikut.
SKPD Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Sekretariat Daerah Kekurangan Bunga Deposito PT. 2.430.555,00 16.666.668,00
Bank Riau Kepri

Dinas Pekerjaan BPAB 75.013.000,00 0,00


Umum
BLUD RSUD Selasih Klaim BPJS, Klaim Jamkesda, 2.612.182.500,00 0,00
Klaim Pihak Ketiga
Jumlah 2.689.626.055,00 16.666.668,00

Piutang Klaim BPJS Tahun 2014 disajikan pada Piutang Retribusi (Catatan 5.3.6).
Dari saldo Piutang BLUD RSUD Selasih per 31 Desember 2019 sebesar
2.689.626.055,00, sebesar 1.372.464.200,00 merupakan Piutang Klaim Jamkesda
pada Dinas Kesehatan.

5.3.9 Piutang Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan


Jumlah Piutang Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan per 31 Desember
2019 dan 2014 masing-masing sebesar 151.429.327.558,00 dan 91.114.371.727,00,
dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31-Des-15 31-Des-14
DBH SDA Kehutanan Dana Reboisasi 720.000.000,00 4.245.560.304,00
DBH SDA Kehutanan PSDH 4.808.027.586,00 801.471.641,00
DBH SDA Kehutanan IIUPH 4.922.588.435,00 0,00
DBH SDA Pertambangan Umum Royalti 0,00 98.247.459,00
DBH SDA Perikanan 0,00 62.698.933,00
DBH SDA Minyak Bumi 0,5% 53.839.241.472,00 2.741.468.087,00
DBH SDA Minyak Bumi 0,00 82.244.042.621,00
DBH SDA Gas Bumi 33.226.963.783,00 905.786.244,00
155
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31-Des-15 31-Des-14


DBH SDA Gas Bumi 0,5% 0,00 15.096.438,00
DBH PBB Sektor Pertambangan 24.013.615.000,00 0,00
DBH PBB Sektor Perkebunan 294.886.000,00 0,00
DBH PBB Bagi Rata 24.018.987.302,00 0,00
Bea Pungut PBB 1.652.633.380,00 0,00
DBH PPh Pasal 21 3.789.168.600,00 0,00
DBH PBB PPh Pasal 25/29 143.216.000,00 0,00
Jumlah 151.429.327.558,00 91.114.371.727,00

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.07/2016 tentang Kurang


Bayar Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran 2011, Tahun
Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014 yang Dialokasikan Dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016, Puskesmas XYZ mendapat
alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran
Tahun Anggaran 2014 Bagian Daerah sebesar 44.243.179,00, Biaya Pemungutan
sebesar 1.966.363,00, Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Bagi Rata sebesar
381.900.642,00, Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Bagian Daerah sebesar
23.592.843.481,00 dan Biaya Pemungutan sebesar 837.106.517,00. Dari alokasi
tersebut Dana Bagi Hasil yang dibayarkan pada TA 2016 sebesar 7.890.582.014,00,
yang ditransfer pada tanggal 29 Januari 2016 dan 01 Februari 2016.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.07/2019 tentang


Perubahan Rincian Dana Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2019, Puskesmas XYZ
mendapat alokasi Kurang Bayar Bagi Hasil Pajak sebesar 29.054.446.100,00.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.07/2019, tentang


Perubahan Rincian Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Menurut
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2019, Pemerintah Kabupaten mendapat
alokasi Kurang Bayar Bagi Hasil Sumber Daya Alam sebesar 90.140.002.789,00.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.07/2019 tentang Kurang


Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumberdaya Alam Menurut
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014,
Puskesmas XYZ mendapat alokasi Kurang Bayar Bagi Hasil Sumber Daya Alam
sebesar 7.376.818.487,00.

5.3.10 Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah
Jumlah Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah per
31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar 4.561.369.312,26 dan
13.492.861.824,00 pada Sekretariat Daerah (PPKD), dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Bagi Hasil Pajak Rokok 4.561.369.312,26 1.423.962.119,00
Pajak Kenderaan Bermotor 0,00 2.386.242.378,00

156
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor 0,00 2.715.378.100,00
Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor 0,00 3.532.190.041,00
Air Permukaan 0,00 3.577.580.071,00
Pengurangan 0,00 (142.490.885,00)

Jumlah 4.561.369.312,26 13.492.861.824,00

Terhadap Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah Triwulan
IV (empat) Tahun 2019 belum dilakukan penetapan alokasi Bagi Hasil Pajak Daerah
yang akan diterima Puskesmas XYZ.

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi kesalahan yang berdampak pada
saldo Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya – Bagi Hasil Pajak Daerah per 31
Desember 2014 berkurang sebesar 1.000,00 yang disajikan pada Laporan
Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.a) dengan rincian sebagai berikut.

31 Des 2014 Saldo awal Koreksi Nilai


Jenis Piutang
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Bagi Hasil Pajak Rokok 1.423.962.119,00 1.423.961.119,00 (1.000,00)
Pajak Kenderaan Bermotor 2.386.242.378,00 2.386.242.378,00 0,00
Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor 2.715.378.100,00 2.715.378.100,00 0,00
Pajak Bahan Bakar Kenderaan 3.532.190.041,00 3.532.190.041,00
0,00
Bermotor
Air Permukaan 3.577.580.071,00 3.577.580.071,00 0,00
Pengurangan (142.490.885,00) (142.490.885,00) 0,00
Jumlah 13.492.861.824,00 13.492.860.824,00 (1.000,00)

5.3.11 Piutang Pendapatan Lainnya


Jumlah Piutang Pendapatan Lainnya per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 2.526.917.600,00 dan 2.526.917.600,00 dengan rincian sebagai
berikut.
SKPD Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Sekretariat DPRD Piutang Tunjangan Komunikasi 2.522.640.000,00 2.522.640.000,00
Intensif (TKI) dan Belanja
Penunjang Operasional (BPO)
DPRD
PPKD Piutang Kelebihan Gaji Guru 4.277.600,00 4.277.600,00

Jumlah 2.526.917.600,00 2.526.917.600,0

1) Piutang TKI dan BPO DPRD berasal dari Piutang TKI dan BPO Tahun 2008
masing-masing sebesar 2.268.000.000,00 sebesar 312.480.000,00. Pada tahun

157
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2011 telah dilakukan pembayaran TKI sebesar 25.000.000,00 dan BPO sebesar
5.000.000,00. Dan Tahun 2012 pembayaran TKI sebesar 27.840.000,00. Pada
Tahun 2014 tidak terdapat pembayaran sehingga sisa Piutang TKI dan BPO
DPRD per 31 Desember 2019 sebesar 2.522.640.000,00. Rincian Piutang TKI
dan BPO adalah sebagai berikut.
No Nama Piutang Angsuran Saldo per Saldo per
31 Des 2014 31 Des 2013

1 M. Harris 226.800.000,00 0,00 226.800.000,00 226.800.000,00


2 Ramli FE 156.240.000,00 0,00 156.240.000,00 156.240.000,00
3 Herman Maskar 156.240.000,00 5.000.000,00 151.240.000,00 151.240.000,00
4 Husni Thamrin 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
5 Yusro Abrar 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
6 Marhadi MR 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
7 Zainal Arifin 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
8 Ikmal 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
9 Agustiar 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
10 Josen Silalahi 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
11 Jon Hendri Hasan 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
12 Syofyan Darman 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
13 Kasyadi 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
14 Nazaruddin L 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
15 Chusairi 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
16 Abd Jalil 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
17 Akhiruddin 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
18 Supriyanto 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
19 Kasmiran 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
20 Masfar 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
21 Budi Amin Siregar 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
22 Lukman Situmorang 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
23 Marahsuddin 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
24 M.Nasir 75.600.000,00 52,840,000,00 22.760.000,00 22.760.000,00
25 Rukiah Indrawati 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
26 T.Zulmizan Assegaf 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
27 M.Yunus 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
28 Zaidin Zam 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
29 Budi Hartono 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00
30 Dasril Maskar 75.600.000,00 0,00 75.600.000,00 75.600.000,00

Jumlah 2.580,480.000,00 57.840.000,00 2.522.640.000,00 2.522.640.000,00

Piutang TKI dan BPO dewan tersebut diatas dicatat berdasarkan putusan
Mahkamah Agung RI Nomor 17/P/PUN/2009 tanggal 18 Juni 2009 terhadap
permohonan hak uji materil Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
158
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang


Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang
menyatakan antara lain ketentuan pasal 29a Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2007 tetap berlaku, sehingga pimpinan dan anggota dewan masa bakti
2004 – 2009 yang telah menerima TKI serta pimpinan DPRD yang telah
menerima BPO berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 yang
belum melakukan pengembalian tetap berkewajiban mengembalikan.
Terkait Piutang TKI dan BPO tersebut, telah dilakukan penagihan terhadap
pimpinan dan anggota dewan masa bakti 2004 – 2009 yang belum melakukan
pengembalian berdasarkan surat penagihan nomor
700/SET-DPRD/KEU/2019/102 tanggal 05 Agustus 2019.
2) Piutang kelebihan pembayaran gaji guru terjadi karena dalam kenaikan pangkat
33 orang guru di Kabupaten Pelalawan dari golongan IV/a ke IV/b terbukti
menggunakan PAK palsu sehingga kenaikan pangkat tersebut dibatalkan.
Pembatalan dilakukan melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor
Kpts.825/VII/2011 tanggal 18 Juli 2011 tentang Pembatalan Kenaikan Pangkat
Golongan Ruang PNS Dalam Jabatan Fungsional Guru di Lingkungan Provinsi
Riau yang Menggunakan Angka Kredit Palsu sesuai dengan Surat Kepala Kantor
Regional XII Badan Kepegawaian Negara Nomor 072/K.XII/1/2-2010 tanggal 25
Februari 2010 tentang Pembatalan Nomor Pertimbangan Teknis Persetujuan
Kenaikan Pangkat Golongan Ruang IV/a ke Golongan Ruang IV/b Jabatan
Fungsional Guru Kabupaten Pelalawan Sejumlah 33.
Jumlah kelebihan pembayaran gaji guru yang telah dibayarkan berdasarkan
pangkat yang baru dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya dibayarkan
berdasarkan pangkat lama sebesar 207.375.200,00. Sampai Tahun 2014 telah
disetor sebesar 203.097.600,00 sehingga saldo Piutang per 31 Desember 2014
menjadi 4.277.600,00. Pada tahun 2019 tidak terdapat penyetoran sehingga
saldo Piutang per 31 Desember 2019 yang belum disetor sebesar 4.277.600,00.

5.3.12 Penyisihan Piutang Pendapatan


Jumlah Penyisihan Piutang Pendapatan per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 6.498.576.766,27 dan 0,00 dengan perhitungan sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Penyisihan Piutang Pajak Daerah 3.934.819.771,27 0,00
Penyisihan Piutang Pajak Hotel 13.100.000,00 0,00
Penyisihan Piutang Pajak Restoran 675.000,00 0,00
Penyisihan Piutang Pajak Air Tanah 12.439.953,50 0,00
Penyisihan Piutang BPHTB 137.979.928,75 0,00
Penyisihan Piutang PBB P2 3.759.551.343,81 0,00
Penyisihan Pajak Penerangan Jalan 6.323.067,21 0,00
Penyisihan Piutang Retribusi Daerah 36.839.395,00 0,00

159
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Penyisihan Piutang Retribusi Sampah 8.336.420,00 0,00
Penyisihan Piutang Retribusi Operasional 16.679.375,00 0,00
Penyisihan Piutang Retribusi Izin Gangguan 11.823.600,00 0,00
Penyisihan Piutang Bukan Pajak selain 2.526.917.600,00 0,00
Retribusi
Penyisihan Piutang TKI dan BPO DPRD 2.522.640.000,00 0,00
Penyisihan Piutang Kelebihan Gaji Guru 4.277.600,00 0,00

Jumlah 6.498.576.766,27 0,00

Rincian perhitungan Penyisihan Piutang Pajak Daerah per 31 Desember 2019 dapat
dilihat pada Lampiran 6.

Rincian perhitungan Penyisihan Piutang Retribusi Daerah per 31 Desember 2019


dapat dilihat pada Lampiran 7.

Rincian perhitungan Penyisihan Piutang Bukan Pajak Selain Retribusi per 31


Desember 2019 dapat dilihat pada Lampiran 8.

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menerapkan akuntansi berbasis akrual yang


berdampak pada Penyisihan Piutang Pendapatan per 31 Desember 2014 bertambah
sebesar 5.649.169.507,82 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas sesuai
dengan Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang Perubahan
Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan
Keuangan (Catatan 5.6.1.b) dengan rincian sebagai berikut.

31 Des 2014 Saldo awal Koreksi Nilai


Uraian
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2

Penyisihan Piutang Pajak Daerah 0,00 3.085.551.532,82 3.085.551.532,82


Penyisihan Piutang Pajak Hotel 0,00 3.589.910,93 3.589.910,93
Penyisihan Piutang Pajak 0,00
1.086.012,03 1.086.012,03
Restoran
Penyisihan Piutang Pajak Air 0,00 8.559.065,50 8.559.065,50
Tanah
Penyisihan Piutang BPHTB 0,00 137.979.928,75 137.979.928,75
Penyisihan Piutang PBB P2 0,00 2.930.086.280,97 2.930.086.280,97
Penyisihan Pajak Penerangan 0,00 4.093.174,86 4.093.174,86
Jalan
Penyisihan Pajak Hiburan 0,00 157.159,79 157.159,79
Penyisihan Piutang Retribusi 0,00 36,700,375.00 36,700,375.00
Daerah

160
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31 Des 2014 Saldo awal Koreksi Nilai


Uraian
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Penyisihan Piutang Retribusi 0,00 8.308.500,00 8.308.500,00
Sampah
Penyisihan Piutang Retribusi 0,00 16.679.375,00 16.679.375,00
Operasional
Penyisihan Piutang Retribusi Izin 0,00 11.712.500,00 11.712.500,00
Gangguan
Penyisihan Piutang Bukan Pajak 0,00 2.526.917.600,00 2.526.917.600,00
selain Retribusi
Penyisihan Piutang TKI dan BPO 0,00 2.522.640.000,00 2.522.640.000,00
DPRD
Penyisihan Piutang Kelebihan Gaji 0,00 4.277.600,00 4.277.600,00
Guru
Jumlah 0,00 5.649.169.507,82 5.649.169.507,82

Perhitungan Penyisihan Piutang Pendapatan per 31 Desember 2014 adalah sebagai


berikut.

161
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Penyisihan Piutang Jumlah Penyisihan


Jenis Piutang Piutang 01/01/2019
0,5% 10% 25% 100%
Pajak Hotel 314.910,93 0,00 3.275.000,00 0,00 3.589.910,93
Pajak Restoran 411.012,03 0,00 675.000,00 0,00 1.086.012,03
Pajak Air Tanah 2.200,00 2.682.640,50 5.874.225,00 0,00 8.559.065,50
Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan 0,00 0,00 137.979.928,75 0,00 137.979.928,75
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan 2.930.086.280,97
14.347.761,27 482.849.752,20 879.243.230,50 1.553.645.537,00
Perkotaan
Pajak Penerangan Jalan 4.093.174,86 0,00 0,00 0,00 4.093.174,86
Pajak Hiburan 157.159,79 0,00 0,00 0,00 157.159,79
Retribusi Persampahan 0,00 0,00 8.308.500,00 0,00 8.308.500,00
Retribusi Gangguan 0,00 0,00 11.712.500,00 0,00 11.712.500,00
Retribusi Operasional 0,00 0,00 16.679.375,00 0,00 16.679.375,00
Piutang TKI dan BPO DPRD 0,00 0,00 0,00 2.522.640.000,00 2.522.640.000,00
Piutang Kelebihan Gaji Guru 0,00 0,00 0,00 4.277.600,00 4.277.600,00
Jumlah 19.326.218,87 485.532.392,70 1.063.747.759,25 4.080.563.137,00 5.649.169.507,82

161
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.3.13 Beban Dibayar Dimuka


Jumlah Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 20.994.520,00 dan 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
SKPD Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Badan Penanggulangan Bencana Sewa Gedung Kantor 6.246.575,00 0,00
dan Pemadam Kebakaran (periode sewa 18/03/2019
s.d 18/03/2016)
Sekretariat Daerah Sewa Gedung Kantor 9.200.000,00 0,00
(periode sewa 16/02/2019
s.d 16/02/2016)
Dinas Kehutanan dan Sewa Gedung Kantor 5.547.945,00 0,00
Perkebunan (periode sewa 01/04/2019
s.d 01/04/2016 dan
15/02/2019 s.d 15/02/2016)
Jumlah 20.994.520,00 0,00

5.3.14 Persediaan
Jumlah Persediaan per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
30.789.025.022,24 dan 22.694.337.427,08.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Persediaan Alat Tulis Kantor 204.586.928,00 249.396.816,80
Persediaan Alat Listrik dan Elektronik 339.138.674,40 570.948.476,40
Persediaan Materai, Perangko dan Benda 4.900.000,00 2.670.000,00
Pos Lainnya

Persediaan Alat Kebersihan 5.426.610,00 6.031.350,00


Persediaan Barang Cetakan 370.841.789,60 406.973.429,00
Persediaan Bibit Tanaman 29.872.000,00 24.157.500,00
Persediaan Alat Kesehatan dan Obat-obatan 6.916.108.823,64 5.985.031.851,00
Persediaan Bahan Kimia 19.950.000,00 0,00
Persediaan Perlengkapan Kerja 0,00 37.986.850,00
Persediaan Barang yang akan Diserahkan 22.619.350.196,60 15.411.141.153,88
kepada Pihak Ketiga/Masyarakat

Persediaan Barang yang akan Dijual kepada 278.850.000,00 0,00


Pihak Ketiga/Masyarakat
Jumlah 30.789.025.022,24 22.694.337.427,08

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menggunakan metode FIFO dalam menilai persediaan
yang berdampak pada Persediaan per 31 Desember 2014 berkurang sebesar
703.533.768,70 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas sesuai dengan
Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang Perubahan

162
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan


Keuangan (Catatan 5.6.1.c) dengan rincian sebagai berikut.

Uraian 31 Des 2014 Saldo Awal Koreksi Nilai


01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Persediaan Alat Tulis Kantor 249.396.816,80 249.648.768,60 251.951,80
Persediaan Alat Listrik dan 570.948.476,40 571.947.878,00 999.401,60
Elektronik
Persediaan Materai, Perangko 2.670.000,00 2.650.000,00 (20.000,00)
dan Benda Pos Lainnya
Persediaan Alat Kebersihan 6.031.350,00 6.075.650,00 44.300,00
Persediaan Barang Cetakan 406.973.429,00 407.317.202,00 343.773,00
Persediaan Bibit Tanaman 24.157.500,00 40.252.400,00 16.094.900,00
Persediaan Alat Kesehatan dan 5.985.031.851,00 6.092.894.355,90 107.862.504,90
Obat-obatan

Persediaan Perlengkapan Kerja 37.986.850,00 37.986.850,00 0,00


Persediaan Barang yang akan 15.411.141.153,88 14.582.030.553,88 (829.110.600,00)
Diserahkan kepada Pihak
Ketiga/Masyarakat
Jumlah 22.694.337.427,08 21.990.803.658,38 (703.533.768,70)

Saldo Persediaan per SKPD per 31 Desember 2019 dapat dilihat pada Lampiran 9.

5.3.15 Investasi Jangka Panjang – Nonpermanen Lainnya


1) Investasi Jangka Panjang Nonpermanen Lainnya per 31 Desember 2019 dan
2014 masing-masing sebesar 6.153.426.501,00 dan 8.176.311.738,50, yang
terdiri dari.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Pinjaman UED 200.000.000,00 200.000.000,00
Perkuatan Modal Koperasi 5.953.426.501,00 5.996.786.501,00
Penyaluran Hewan Ternak 0,00 1.979.525.237,50
Jumlah 6.153.426.501,00 8.176.311.738,50

Secara rinci dijelaskan sebagai berikut.


1) Pinjaman UED sebesar 200.000.000,00 berasal dari pinjaman UED Tahun
2003 sebesar 100.000.000,00 dan Tahun 2004 sebesar 100.000.000,00,
dengan rincian penerima sebagai berikut.

163
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Nama UED-SP Pokok Pengembalia Saldo per Saldo per


Pinjaman n 31 Des 2019 31 Des 2014

A Tahun 2003
1 Bidadari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
2 Bunut Jaya 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
3 Mitra Usaha 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Mutiara Mandiri 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
5 Kabung Makmur 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
6 Kuari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 Usaha Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
8 Sido Mukti 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
9 LKM Putri 10.000.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00
10 Langgam Jaya 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
B Tahun 2004
1 Karya Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
2 Cipta Karya Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
3 Amanah 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Mekar Sari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
5 Tanjung
10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
Harapan
6 Bagan Membangun 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 Usaha Bersama 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
8 Kuari 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
9 Mitra Usaha 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00
10 Sahabat Kita 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 10.000.000,00

Jumlah 200.000.000,00 0,00 200.000.000,00 200.000.000,00

2) Puskesmas XYZ dari Tahun 2001 s.d 2006 telah menyalurkan pinjaman
Perkuatan Modal Koperasi sebesar 10.850.000.000. Dari jumlah tersebut,
sampai dengan tahun 2006 koperasi telah mengembalikan pokok pinjaman ke
Dinas Koperasi dan UKM sebesar 171.837.500,00 sehingga saldo pinjaman
per 31 Desember 2006 menjadi 10.678.162.500,00.
Pada Tahun 2007 s.d. 2008, koperasi telah mengembalikan pinjaman pokok
ke Dinas Koperasi dan UKM sebesar 1.412.884.733,00 dan diantaranya
sebesar 600.000.000,00 digulirkan kembali ke koperasi lainnya sehingga
saldo pinjaman per 31 Desember 2008 menjadi sebesar 9.865.277.767,00
(10.678.162.500,00 – 1.412.884.733,00 + 600.000.000,00).
Pada Tahun 2009 s.d. 2012, koperasi telah mengembalikan pinjaman pokok
ke Dinas Koperasi dan UKM sebesar 3.863.491.266,00. Selain itu, pada tahun
2013 terdapat koreksi kurang catat sebesar 5.000.000,00 terhadap
pengembalian pokok pinjaman koperasi Teluk Jaya Tahun 2012 sehingga

164
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

saldo pinjaman per 31 Desember 2019 menjadi sebesar 5.953.426.501,00


(9.865.277.767,00 – 3.863.491.266.00 – 5.000.000,00 – 43.360.000,00),
dengan rincian penerima sebagai berikut.
No Koperasi Pokok Pinjaman Pengembalian Saldo per Saldo per
31 Des 2019 31 Des 2014

1 Kontan Balam Jaya 350.000.000,00 106.999.999,00 243.000.001,00 243.000.001,00


2 KJKS Alhidayah 50.000.000,00 20.125.000,00 29.875.000,00 29.875.000,00
3 Kompas Anago 50.000.000,00 18.375.000,00 31.625.000,00 31.625.000,00
4 Delima Sakti 50.000.000,00 50.000.000,00 0,00 0,00
5 Dharma Wanita 100.000.000,00 0,00 100.000.000,00 100.000.000,00
Persatuan
6 Global Syariah 25.000.000,00 25.000.000,00 0,00 0,00
7 Guru-guru Kec.Pkl 75.000.000,00 75.000.000,00 0,00 0,00
Kuras
8 Industri Kecil Usaha 175.000.000,00 56.000.000.00 119.000.000,00 119.000.000,00
Bersama
9 Jasa Keuangan 75.000.000,00 7.350.000,00 67.650.000,00 67.650.000,00
Syariah Sayyed
10 Kerinci Lestari 1.550.000.000,00 340.910.000,00 1.209.090.000,00 1.214.090.000,00
11 Mega Rezeki 125.000.000,00 10.000.000,00 115.000.000,00 115.000.000,00
12 Pelalawan Bersatu 400.000.000,00 400.000.000,00 0,00 0,00
13 Perikanan Air Tawar 75.000.000,00 0,00 75.000.000,00 75.000.000,00
14 Petani Sawit 250.000.000,00 250.000.000,00 0,00 0,00
Harapan Jaya
15 Peternak Ayam 200.000.000,00 9.000.000,00 191.000.000,00 191.000.000,00
Rantau Baru
16 Rezki mulia 50.000.000,00 0,00 50.000.000,00 50.000.000,00
17 Satria Melayu 50.000.000,00 38.000.000,00 12.000.000,00 12.000.000,00
18 Sawit Usaha 100.000.000,00 0,00 100.000.000,00 100.000.000,00
Bersama
19 Simpan Pinjam Putri 175.000.000,00 82.392.167,00 92.607.833,00 92.607.833,00
20 Surya Harapan 300.000.000,00 3.000.000,00 297.000.000,00 297.000.000,00
21 Tani Mulia 150.000.000,00 55.250.000,00 94.750.000,00 94.750.000,00
22 Tanjung Umbut 50.000.000,00 0,00 50.000.000,00 50.000.000,00
23 Teluk Jaya 50.000.000,00 5.000.000,00 45.000.000,00 45.000.000,00
24 Ternak Ayam Bina 950.000.000,00 0,00 950.000.000,00 950.000.000,00
Jaya
25 Tuah Karya 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00 0,00
26 Tunas Mekar 50.000.000,00 17.668.000,00 32.332.000,00 32.332.000,00
27 Wanita Kiap Indah 350.000.000,00 350.000.000,00 0,00 0,00
28 Wanita Usaha 175.000.000,00 175.000.000,00 0,00 0,00
Bersama Langgam
29 Wredatama 50.000.000,00 0,00 50.000.000,00 50.000.000,00

165
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Koperasi Pokok Pinjaman Pengembalian Saldo per Saldo per


31 Des 2019 31 Des 2014
30 Koptan Madani 100.000.000,00 0,00 100.000.000,00 100.000.000,00
31 KPRI Adiyaksa 50.000.000,00 0,00 50.000.000,00 50.000.000,00
32 KPRI Guru Kec. 100.000.000,00 100.000.000,00 0,00 0,00
Pangkalan Lesung
33 KPRI Sari Madu 100.000.000,00 100.000.000,00 0,00 0,00
34 KPRI SMA Kerinci 25.000.000,00 25.000.000,00 0,00 0,00
35 KSU Bono Kampar 600.000.000,00 0,00 600.000.000,00 600.000.000,00
Lestari
36 KUD Amanah 400.000.000,00 400.000.000,00 0,00 0,00
37 KUD Bakti 200.000.000,00 200.000.000,00 0,00 0,00
38 KUD Dwi Bakti 150.000.000,00 78.125.000,00 71.875.000,00 71.875.000,00
39 KUD Beringin Jaya 250.000.000,00 217.513.000,00 32.487.000,00 70.847.000,00
40 KUD Bina Karya 100.000.000,00 100.000.000,00 0,00 0,00
Usaha
41 KUD Bina Mukti 250.000.000,00 250.000.000,00 0,00 0,00
42 KUD Bina Sejahtera 300.000.000,00 300.000.000,00 0,00 0,00
43 KUD Bina Usaha 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00 0,00
Baru
44 KUD Brata Jaya 100.000.000,00 10.415.000,00 89.585.000,00 89.585.000,00
45 KUD Harapan Kita 125.000.000,00 54.364.000,00 70.636.000,00 70.636.000,00
46 KUD Karta Miharja 150.000.000,00 45.020.000,00 104.980.000,00 104.980.000,00
47 KUD Karya 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00 0,00
Bersama
48 KUD Latansa 650.000.000,00 10.000.000,00 640.000.000,00 640.000.000,00
49 KUD Muluh Rahayu 50.000.000,00 50.000.000,00 0,00 0,00
50 KUS Panca 200.000.000,00 81.571.000,00 118.429.000,00 118.429.000,00
Ekatama
51 KUD Sabar Subur 250.000.000,00 228.125.000,00 21.875.000,00 21.875.000,00
52 KUD Sawit Subur 100.000.000,00 100.000.000,00 0,00 0,00
53 KUD Sialang 350.000.000,00 251.370.333,00 98.629.667,00 98.629.667,00
Makmur
54 KUD Sumber 200.000.000,00 200.000.000,00 0,00 0,00
Bahagia
55 KUD Sumber 150.000.000,00 150.000.000,00 0,00 0,00
Makmur

Jumlah 11.450.000.000,00 5.496.573.499,00 5.953.426.501,00 5.996.786.501,00

166
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Investasi Non Permanen Lainya – Penyaluran Hewan Ternak per 31 Desember 2019
sebesar 1.979.525.237,50 direklasifikasi ke Aset Lain-lain (Catatan 5.3.21).

5.3.16 Investasi Jangka Panjang – Nonpermanen Lainnya Diragukan Tertagih


Jumlah Investasi Nonpermanen Lainnya Diragukan Tertagih per 31 Desember 2019
dan 2014 masing-masing sebesar 5.303.021.470,75 dan 800.168.291,68, dengan
rincian sebagai berikut.

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Pinjaman UED 200.000.000,00 0,00
Perkuatan Modal Koperasi 5.103.021.470,75 0,00
Penyaluran Hewan Ternak 0,00 800.168.291,68
Jumlah 5.303.021.470,75 800.168.291,68

Rincian Investasi Nonpermanen Lainnya Diragukan Tertagih per 31 Desember 2019


dapat dilihat pada Lampiran 11.

Investasi Nonpermanen Lainnya Diragukan Tertagih – Penyaluran Hewan Ternak per


31 Desember 2019 sebesar 1.188.897.304,24 direklasifikasi ke Aset Lain-lain
(Catatan 5.3.21).

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menerapkan akuntansi berbasis akrual yang


berdampak pada Investasi Nonpermanen Lainnya Diragukan Tertagih per 31
Desember 2014 bertambah sebesar 4.577.194.695,20 yang disajikan pada Laporan
Perubahan Ekuitas sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan
(IPSAP) 04 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa
Penyajian Kembali Laporan Keuangan (catatan 5.6.1.d) dengan rincian sebagai
berikut.
Uraian 31 Des 2014 Saldo Awal Koreksi Nilai
01/01/2019
1 2 3 4 = 3-2
Pinjaman UED 0,00 200.000.000,00 (200.000.000,00)
Perkuatan Modal Koperasi 0,00 4.377.194.695,20 (4.377.194.695,20)
Jumlah 0,00 4.577.194.695,20 (4.577.194.695,20)

5.3.17 Investasi Jangka Panjang Permanen – Penyertaan Modal Pemerintah Daerah


Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah Daerah per 31 Desember 2019 dan 2014
masing-masing sebesar 60.205.582.104,21 dan 60.097.599.129,87. Perhitungan
penyertaan modal Tahun 2019 dan 2014 menggunakan metode penilaian didasarkan
pada kriteria kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas. Penyertaan modal
Puskesmas XYZ adalah sebagai berikut.

167
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

% 31 Des 2019 31 Des 2014


Nama BUMD dan Lembar
Metode Pencatatan Kepemilikan Saham
Tahun 2014
Metode Biaya    
PT Bank Riau Kepri 3,14 319.668 31.966.800.000,00 31.966.800.000,00
PT Bumi Siak Pusako 2,00 240 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00
PT Riau Airline 1,25 2.450.000.000,00 2.450.000.000,00
Metode Ekuitas
PD Tuah Sekata 100,00 - 5.189.461.303,00 4.625.927.701,06
BPR Dana Amanah 100,00 - 14.599.320.801,21 15.054.871.428,81
Jumlah 60.205.582.104,21 60.097.599.129,87

PT Riau Airline pada akhir Tahun 2012, kondisi keuangannya menunjukkan cash flow
negatif, performa keuangan yang tidak sehat akibat utang yang tinggi dan pemutusan
hubungan kerja dengan sebagian besar karyawan sehingga menggangu
kelangsungan hidup (going concern) operasi perusahaan.
Rincian mutasi penambahan dan pengurangan Investasi Puskesmas XYZ dapat
dilihat pada Lampiran 10.
Ikhtisar Laporan Keuangan Penyertaan Modal Puskesmas XYZ per 31 Desember
2019 dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

5.3.18 Aset Tetap


Aset tetap menggambarkan jumlah dan nilai perolehan Aset Tetap yang
dimiliki/dikuasai oleh Puskesmas XYZ per 31 Desember 2019 dan 2014. Perolehan
Aset Tetap Puskesmas XYZ berasal dari kapitalisasi Belanja Modal dan/atau belanja
lainnya yang diatribusikan dalam nilai Aset Tetap tahun anggaran berkenaan

Jumlah Aset Tetap per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
3.155.717.790.716,10 dan 3.793.727.418.958,93. Jumlah Aset Tetap per 31
Desember 2019 sebesar 3.155.717.790.716,10 (4.375.912.888.089,43 –
1.220.195.097.373,33) disajikan sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan Aset Tetap
sebesar 4.375.912.888.089,43 dikurang Akumulasi Penyusutan sebesar
1.220.195.097.373,33. Mutasi penambahan dan pengurangan Aset Tetap dan Aset
Lainnya (Catatan 5.3.21 dan 5.3.23) selama TA 2019 adalah sebagai berikut.

168
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo per Koreksi Tambah Koreksi Kurang Reklas Reklas Kurang Saldo 01/01/2019 Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo per 31/12/2019
31/12/2014 Tambah

Aset Tetap

Tanah 853.081.800.301,21 0,00 0,00 0,00 0,00 853.081.800.301,21 121.463.880.901,00 1.206.692.114,00 973.338.989.088,21

Peralatan dan Mesin 303.693.609.884,13 412.500,00 1.394.721.440,94 0,00 275.889.032,00 302.023.411.911,19 65.632.950.726,56 16.938.145.980,93 350.718.216.656,82

Gedung dan 944.619.448.058,37 0,00 2.401.424.722,05 275.889.032,00 0,00 942.493.912.368,32 113.766.767.809,28 32.583.873.603,44 1.023.676.806.574,16
Bangunan

Jalan, Irigasi dan 1.544.700.046.032,12 0,00 276.939.134,68 0,00 0,00 1.544.423.106.897,44 313.705.482.413,10 151.075.061.757,79 1.707.053.527.552,75
Jaringan

Aset Tetap Lainnya 20.453.771.216,96 0,00 1210.764.880,26 0,00 0,00 19.243.006.336,70 506.824.320,00 175.103.469,00 19.574.727.187,70

Konstruksi Dalam 127.178.743.466,14 0,00 0,00 0,00 0,00 127.178.743.466,14 176.754.454.251,13 2.382.576.687,48 301.550.621.029,79
Pengerjaan

Akumulasi 0,00 (1.076.121.707.254,92) 0,00 0,00 0,00 (1.076.121.707.254,92) (144.393.339.019,12) (319.948.900,71) (1.220.195.097.373,33)
Penyusutan

Jumlah Aset Tetap 3.793.727.418.958,93 (1.076.121.294.754,92) 5.283.850.177,93 275.889.032,00 275.889.032,00 2.712.322.274.026,08 647.437.021.401,95 204.041.504.711,93 3.155.717.790.716,10

Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud


Catatan 5.3.20 10.858.694.364,95 0,00 0,00 0,00 0,00 10.858.694.364,95 440.608.624,75 8.050.000,00 11.291.252.989,70

Akumulasi
Amortisasi 0,00 (10.707.883.599,52) 0,00 0,00 0,00 (10.707.883.599,52) 0,00 (8.050.000,00) (10.699.833.599,52)

Aset Lain-lain
Catatan 5.3.22 30.760.367.289,09 5.244.305.177,93 0,00 0,00 0,00 36.004.672.467,02 820.897.933,26 30.911.406.098,70 5.914.164.301,58

Jumlah Aset Lainnya 41.619.061.654,04 (5.463.578.421,59) 0,00 0,00 0,00 36.155.483.232,45 1.261.506.558,01 30.911.406.098,70 6.505.583.691,76

Total 3.835.346.480.612,97 (1.081.584.873.176,51) 5.283.850.177,93 275.889.032,00 275.889.032,00 2.748.477.757.258,53 648.698.527.959,96 234.952.910.810,63 3.162.223.374.407,86

Rincian mutasi tambah dan mutasi kurang Tahun 2019 adalah sebagai berikut.

169
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

MUTASI TA 2019

BERTAMBAH

URAIAN SALDO AWAL Belanja Modal Hibah Kapitalisasi 2019 KDP selesai Reklas antar Aset Koreksi Tambah Utang Belanja Reklas dari Total Penambahan
01/01/2019 (Catatan 5.1.16 s.d. Tetap Aset Tetap
5.1.20)

Aset Tetap             

Tanah 853.081.800.301,21 64.205.739,00 119.119.739.250,00 32.804.812,00 0,00 207.131.100,00 0,00 2.040.000.000,00 0,00 121.463.880.901,00

Peralatan dan Mesin 302.023.411.911,19 61.487.334.612,96 2.600.413.781,00 771.194.332,60 0,00 753.711.000,00 20.297.000,00 0,00 0,00 65.632.950.726,56

Gedung dan Bangunan 942.493.912.368,32 93.972.203.826,45 3.716.383.000,00 10.586.140.560,10 1.642.511.279,64 1.260.661.857,57 0,00 2.588.867.285,52 0,00 113.766.767.809,28

Jalan, Irigasi, dan 1.544.423.106.897,44 297.596.718.940,47 0,00 1.904.900.170,69 740.065.407,84 13.388.547.365,04 0,00 75.250.529,06 0,00 313.705.482.413,10
Jaringan

Aset Tetap Lainnya 19.243.006.336,70 464.442.194,00 0,00 10.061.251,00 0,00 32.320.875,00 0,00 0,00 0,00 506.824.320,00

Konstruksi Dalam 127.178.743.466,14 0,00 0,00 4.193.484.407,44 0,00 172.133.454.621,87 0,00 427.515.221,82 0,00 176.754.454.251,13
Pekerjaan

Akumulasi Penyusutan (1.076.121.707.254,92 (144.393.339.019,12) (144.393.339.019,12)

Jumlah Aset Tetap 2.712.322.274.026,08 453,584.905,312.88 125.436.536.031,00 17.498.585.533,83 2.382.576.687,48 187.775.826.819,48 (144.373.042.019,12) 5.131.633.036,40 0,00 647.437.021.401,95

 Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud 10.858.694.364,95 0,00 0,00 124.058.624,75 0,00 0,00 0,00 0,00 316.550.000,00 440.608.624,75

Akumulasi Amortisasi (10.707.883.599,52 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Aset Lain-Lain 36.004.672.467,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 820.897.933,26 0,00 0,00 820.897.933,26

Jumlah Aset Lainnya 36.155.483.232,45 0,00 0,00 124.058.624,75 0,00 0,00 820.897.933,26 0,00 316.550.000,00 1.261.506.558,01

Total 2.748.477.757.258,53 453,584.905,312.88 125.436.536.031,00 17.622.644.158,58 2.382.576.687,48 187.775.826.819,48 (143.552.144.085,86) 5.131.633.036,40 316.550.000,00 648.698.527.959,96

170
Puskesmas XYZ
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2018
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BERKURANG

URAIAN Tidak Masuk Reklas antar Aset Reklas ke Aset Koreksi Kurang Penghapusan Total Pengurangan
Extracomptable Hibah
Klasifikasi Aset Tetap KDP selesai Lainnya

Aset Tetap

Tanah 0,00 0,00 42.636.114,00 0,00 0,00 0,00 1.164.056.000,00 0,00 1.206.692.114,00

Peralatan dan Mesin 2.653.873.512,36 1.511.323.140,90 12.651.399.327,67 0,00 121.550.000,00 0,00 0,00 0,00 16.938.145.980,93

Gedung dan Bangunan 1.366.922.919,20 1.507.669.807,98 28.943.200.876,26 0,00 0,00 0,00 766.080.000,00 32.583.873.603,44

Jalan, Irigasi, dan 4.667.457.256,24 61.914.000,00 145.999.440.501,55 0,00 195.000.000,00 0,00 0,00 151.250.000,00 151.075.061.757,79
Jaringan

Aset Tetap Lainnya 0,00 35.953.469,00 139.150.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 175.103.469,00

Konstruksi Dalam 0,00 0.00 0,00 2.382.576.687,48 0,00 0,00 0,00 0,00 2.382.576.687,48
Pekerjaan

Akumulasi Penyusutan (319.948.900,71) (319.948.900,71)

Jumlah Aset Tetap 8.688.253.687,80 3.116.860.417,88 187.775.826.819,48 2.382.576.687,48 316.550.000,00 0,00 1.164.056.000,00 597.381.099,29 204.041.504.711,93

 Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.050.000,00 8.050.000,00

Akumulasi Amortisasi (8.050.000,00) (8.050.000,00)

Aset Lain-Lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30.911.406.098,70 0,00 0,00 30.911.406.098,70

Jumlah Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30.911.406.098,70 0,00 0,00 30.911.406.098,70

Total 8.688.253.687,80 3.116.860.417,88 187.775.826.819,48 2.382.576.687,48 316.550.000,00 30.911.406.098,70 1.164.056.000,00 597.381.099,29 234.952.910.810,63

171
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Penambahan Aset Tetap selama TA 2019 dijelaskan sebagai berikut.


1) Penambahan aset dari Hibah sebesar 125.436.536.031,00 terdapat di SKPD
sebagai berikut.
SKPD Uraian Sumber Nilai
Dinas Pendidikan Alat Kantor dan Rumah Bantuan Sosial 2.232.828.000,00
Tangga, Gedung dan (APBN)
Bangunan
Alat Bengkel dan Alat Ukur, BOS (APBN) 1.589.548.781,00
Alat Kantor dan Rumah
Tangga, Alat Studio dan
Komunikasi, Alat
Laboratorium, Alat Studio
dan Komunikasi
Alat Kantor dan Rumah Blockgrant (APBN) 682.305.000,00
Tangga, Alat Studio dan
Komunikasi, Gedung dan
Bangunan
Alat Kantor dan Rumah Masyarakat 13.800.000,00
Tangga
Alat Kantor dan Rumah PT.Adei 11.750.000,00
Tangga
Alat Kantor dan Rumah PT.Musim Mas 5.500.000,00
Tangga
Dinas Peternakan Alat Angkutan APBN 328.240.000,0
Dinas Tata Kota, Alat Angkutan Bank Riau Kepri 318.000.000,00
Pertamanan dan
Kebersihan
2) Gedung dan Bangunan BNI 767.947.000,00
Gedung dan Bangunan Bank Riau Kepri 134.878.000,00
Sekretariat Daerah Alat Angkutan Bank Riau Kepri 232.000.000,00
Tanah seluas 3.393 ha Pemerintah Pusat 118.755.000.000,00
Badan Ketahanan Tanah seluas 50.004 m 2
Masyarakat 361.689.000,00
Pangan dan
Penyuluhan
Kec.Teluk Meranti Tanah seluas 1.245 m2 Pemerintah Desa 3.050.250,00
Jumlah 125.436.536.031,00

Kapitalisasi Belanja sebesar 17.498.585.533,83 merupakan penambahan dari harga


perolehan untuk memperoleh aset dan kapitalisasi barang dan jasa berdasarkan
Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 65 Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan
Bupati Pelalawan Nomor 45 Tahun 2019 tentang Kebijakan Akuntansi, yaitu
unsur-unsur belanja yang dapat dikapitalisasi terhadap biaya-biaya yang muncul
selama penggunaan Aset Tetap.

3) Konstruksi Dalam Pengerjaan yang selesai sebesar 2.382.576.687,48, dengan


rincian sebagai berikut.
172
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

SKPD Uraian Nilai


Dinas Pendidikan Gedung dan Bangunan 355.262.382,64
Dinas Kesehatan Jalan dan Jembatan 6.082.971,00
RSUD Gedung dan Bangunan 48.400.000,00
Dinas Pekerjaan Umum Jalan dan Jembatan 733.982.436,84
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Gedung dan Bangunan 1.238.848.897,00
Pemerintah Desa
Jumlah
2.382.576.687,48
4)
Reklasifikasi antar Aset Tetap sebesar 187.775.826.819,48 adalah sebagai berikut
Aset Tetap Uraian Nilai
Tanah Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan 207.131.100,00
Peralatan dan Mesin Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan 739.011.000,00
Reklasifikasi dari Aset Tetap Lainnya 5.000.000,00
Reklasifikasi dari Jalan, Irigasi dan 9.700.000,00
Jaringan

Gedung dan Bangunan Reklasifikasi dari Tanah 42.636.114,00


Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin 261.064.500,00
Reklasifikasi dari Jalan, Irigasi dan 822.811.243,57
Jaringan
Reklasifikasi dari Aset Tetap Lainnya 134.150.000,00

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin 12.531.205.581,6
7
Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan 857.341.783,37
Aset Tetap Lainya Reklasifikasi dari Peralatan dan Mesin 32.320.875,00
Konstruksi Dalam Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan
Pengerjaan 26.966.525.363,89

Reklasifikasi dari Jalan, Irigasi dan 145.166.929.257,9


Jaringan 8
Jumlah 187.775.826.819,48

5) Koreksi tambah sebesar 20.297.000,00 berupa kurang catat Aset Tetap –


Peralatan dan Mesin Tahun 2014 pada Dinas Pendidikan.

6) Utang Belanja sebesar 5.131.633.036,40 merupakan penambahan Aset Tetap


yang bersumber dari Utang Belanja Tahun 2019 sebesar 2.040.000.000,00 dan
Utang Belanja tahun-tahun sebelumnya sebesar 3.091.633.036,40, dengan rincian
sebagai berikut.

173
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Jumlah
Tanah 2.040.000.000,00
Gedung dan Bangunan 2.588.867.285,52
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 75.250.529,06
Konstruksi Dalam Pengerjaan 427.515.221,82
5.131.633.036,40

Pengurangan Aset Tetap selama TA 2019 dijelaskan sebagai berikut.


1) Belanja modal yang tidak masuk klasifikasi sebagai Aset Tetap sebesar
8.688.253.687,80 dengan rincian sebagai berikut.
SKPD Uraian Nilai
Pendidikan Peralatan dan Mesin, 1.948.397.112,36
Gedung dan Bangunan
Kesehatan Peralatan dan Mesin 75.743.500,00
Dinas Tata Kota Gedung dan Bangunan 921.769.991,44
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Peralatan dan Mesin 5.500.000,00
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Peralatan dan Mesin 20.880.000,00
Dinas Kesejahteraan Sosial Peralatan dan Mesin 64.800.000,00
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Peralatan dan Mesin, 84.879.000,00
Terpadu Gedung dan Bangunan
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.200.000,00
Sekretariat Daerah Peralatan dan Mesin 430.185.000,00
Sekretariat DPRD Peralatan dan Mesin 196.489.000,00
Badan Penelitian dan Pengembangan Peralatan dan Mesin 4.500.000,00
Dinas Pendapatan Daerah Jalan, Irigasi dan Jaringan 58.559.440,00
Kecamatan Pangkalan Kerinci Peralatan dan Mesin 39.400.000,00
Kecamatan Pangkalan Kuras Peralatan dan Mesin 31.520.700,00
Kecamatan Ukui Peralatan dan Mesin 4.800.000,00
Kecamatan Bandar Petalangan Peralatan dan Mesin 26.630.000,00
Kecamatan Langgam Jalan, Irigasi dan Jaringan 10.000.000,00
Kecamatan Bunut Peralatan dan Mesin, 19.000.000,00
Gedung dan Bangunan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Jalan, Irigasi dan Jaringan 15.000.000,00
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Jalan, Irigasi dan Jaringan 4.664.436.744,00
Dinas Pertambangan dan Energi Peralatan dan Mesin 59.963.200,00
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Peralatan dan Mesin, 4.600.000,00
Gedung dan Bangunan
Jumlah 8.688.253.687,80
Belanja modal yang tidak masuk klasifikasi sebagai Aset Tetap sebesar
4.664.436.744,00 pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan dicatat sebagai
Persediaan (Catatan 5.3.14).
174
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2) Extracomptable sebesar 3.116.860.417,88, dengan rincian sebagai berikut.

SKPD Uraian Nilai


Pendidikan Peralatan dan Mesin, 2.511.352.505,98
Gedung dan Bangunan
Kesehatan Peralatan dan Mesin, 24.005.750,00
Gedung dan Bangunan,
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
RSUD Peralatan dan Mesin 121.236.992,90
Dinas Tata Kota Peralatan dan Mesin 249.700,00
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Peralatan dan Mesin 4.935.700,00
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Peralatan dan Mesin 3.500.000,00
Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Peralatan dan Mesin, 14.360.450,00
Gedung dan Bangunan
Dinas Kesejahteraan Sosial Peralatan dan Mesin 16.026.000,00
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Peralatan dan Mesin, 43.120.000,00
Terpadu Gedung dan Bangunan
Sekretariat Daerah Peralatan dan Mesin 17.500.000,00
Sekretariat DPRD Peralatan dan Mesin 27.400.000,00
Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Peralatan dan Mesin 14.110.000,00
Kecamatan Pangkalan Kerinci Peralatan dan Mesin 7.275.000,00
Kecamatan Bandar Sei Kijang Peralatan dan Mesin 9.480.000,00
Kecamatan Pangkalan Kuras Peralatan dan Mesin 2.030.000,00
Kecamatan Kuala Kampar Peralatan dan Mesin 10.000.000,00
Kecamatan Teluk Meranti Peralatan dan Mesin 9.900.000,00
Kecamatan Bandar Petalangan Peralatan dan Mesin 1.335.000,00
Kecamatan Pangkalan Lesung Peralatan dan Mesin, 31.765.250,00
Gedung dan Bangunan
Kecamatan Kerumutan Peralatan dan Mesin 831.600,00
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Gedung dan Bangunan 73.750.000,00
Kantor Arsip dan Perpustakaan Aset Tetap Lainnya 35.953.469,00
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Peralatan dan Mesin, 9.910.000,00
Gedung dan Bangunan
Dinas Peternakan Peralatan dan Mesin 67.988.000,00
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gedung dan Bangunan 20.000.000,00
Dinas Pertambangan dan Energi Peralatan dan Mesin 15.345.000,00
Dinas Perikanan dan Kelautan Peralatan dan Mesin 23.500.000,00
Jumlah 3.116.860.417,88

175
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3) Reklasifikasi antar Aset Tetap sebesar 187.775.826.819,48 dengan rincian


sebagai berikut.

Aset Tetap Uraian Nilai


Tanah Reklasifikasi ke Gedung dan Bangunan 42.636.114,00
Peralatan dan Mesin Reklasifikasi ke Gedung dan Bangunan 261.064.500,00
Reklasifikasi ke Jalan, Irigasi dan 12.358.013.952,67
Jaringan

Reklasifikasi ke Aset Tetap Lainnya 32.320.875,00


Gedung dan Bangunan Reklasifikasi ke Tanah 207.131.100,00
Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin 739.011.000,00
Reklasifikasi ke Jalan, Irigasi dan 1.030.533.412,37
Jaringan

Reklasifikasi ke Konstruksi Dalam 26.966.525.363,89


Pengerjaan

Jalan, Irigasi, dan Jaringan Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin 9.700.000,00


Reklasifikasi ke Gedung dan Bangunan 822.811.243,57
Reklasifikasi ke Konstruksi Dalam 145.166.929.257,98
Pengerjaan

Aset Tetap Lainnya Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin 5.000.000,00


Reklasifikasi ke Gedung dan Bangunan 134.150.000,00
Jumlah 187.775.826.819,48

176
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4) Reklasifikasi ke Aset Lainnya (Aset Tak Berwujud) sebesar 316.550.000,00,


dengan rincian sebagai berikut :
SKPD Uraian Nilai 5) Pember
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Software 121.550.000,00 ian
Dinas Pendapatan Daerah Software 195.000.000,00 Hibah
Jumlah 316.550.000,00
sebesar 1.164.056.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
SKPD Uraian Luas Penerima Hibah 6) Nilai
Sekretariat Daerah Hibah Tanah 5.000 M Pengadilan Negeri
2
360.000.000,00 6)
Perumahan 6)
Hibah Tanah 9.650 M 2
Pengadilan Negeri 455.000.000,00 6)
Kantor
6)
Hibah Tanah 4.848 M2 Pengadilan Agama 349.056.000,00 6)
Kantor
6)
Jumlah 1.164.056.000,00 6)
6)
Penghapusan sebesar 925.380.000,00 berupa penghapusan aset tetap berdasarkan
SK penghapusan Nomor KPTS.953/ASET/899/2019 dan KPTS.953/ASET/
/2019, dengan rincian sebagai berikut:
SKPD Uraian Nilai Jumlah
Dinas Pekerjaan Gedung dan Bangunan 766.080.000,00 Rincian
Umum Saldo
Dinas Kependudukan Jalan, Irigasi dan Jaringan 159.300.000,00 Aset
dan Capil
Tetap per
Jumlah 925.380.000,00 SKPD
disajikan
pada Lampiran 14 dan Lampiran 15.
Jumlah luas dan bukti kepemilikan Tanah yang telah dimiliki Puskesmas XYZ per 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut.
No Satuan Kerja Jumlah dan Luas Sertifikat Proses Belum Sertifikat
Tanah Sertifikat
(m2) (m2) (m2) (m2)
1 Dinas Pendidikan 2.880.463,50 1.045.310 217.897 1.617.256,50
2 Dinas Kesehatan 104.777 11.230 - 90.355
3 RSUD 50.000 50.000 - -
4 Dinas Pekerjaan Umum 10.493.810 - - 10.493.810
5 Dinas Tata Kota, Pertamanan dan 15.150 - - 15.150
Kebersihan
6 Dinas Perhubungan, Komunikasi 620 - - 620
dan Informasi
7 BAPPEDA 10.190 10.190 - -
8 Badan Perberdayaan Perempuan, 500 - - 500
Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana
9 Dinas Kesejahteraan Sosial 8.225 - 8.225
177
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Satuan Kerja Jumlah dan Luas Sertifikat Proses Belum Sertifikat


Tanah Sertifikat
(m2) (m2) (m2) (m2)
10 Sekretariat Daerah 35.901.847 846.909 549.479 34.505.459
11 Dinas Pendapatan Daerah 405.765 128.208 235.803 41.754
12 Kec.Pelalawan 246.404 - - 246.404
13 Kec.Pangkalan Kerinci 298.492 31.182 - 267.310
14 Kec.Pangkalan Kuras 1.074.638 257.614 - 800.524
15 Kec.Kuala Kampar 181.938 20.458 - 161.480
16 Kec.Teluk Meranti 635.295 11.865 - 623.430
17 Kec.Ukui 751.038 137.038 - 614.000
18 Kec.Langgam 478.443 33.841 - 444.602
19 Kec.Bandar Petalangan 264.230 13.250 - 250.980
20 Kec.Bunut 66.189 15.339 - 50.850
21 Kec.Pangkalan Lesung 451.181 9.485 - 441.696
22 Kec.Kerumutan 824.710 - 824.710
23 Kec. Bandar Sei Kijang 4.898 4.898 - -
24 Badan Ketahanan Pangan dan 147.387 30.387 - 117.000
Penyuluhan
25 Dinas Pertanian dan Tanaman 167.000 - - 167.000
Pangan
26 Dinas Peternakan 44.702 1.352 - 43.350
27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 43.681 2.160 - 41.521
28 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, 47.140 - - 47.140
Pemuda dan Olahraga
29 Dinas Perikanan dan Kelautan 20.090 - - 20.090
30 Dinas Koperasi dan UKM 17.639 17.639 - -
31 Dinas Perindustrian dan 28.131 8.000 - 20.131
Perdagangan
Jumlah 1.003.179,0
55.664.573,50 2.686.355,00 51.955.347,50
0

Puskesmas XYZ telah menetapkan 224 ruas jalan kabupaten berdasarkan


Keputusan Bupati Pelalawan Nomor Kpts.600/DPU/816/2014 tentang Penetapan
Ruas Jalan dan Jembatan. Nilai wajar tanah pada saat perolehan atas 224 ruas jalan
milik Puskesmas XYZ tersebut sebesar 496.076.309.800,00.
Dari jumlah Aset Tetap Tanah sebesar 973.338.989.088,21 atau seluas
55.664.573,50 m2 tersebut, sebesar 2.040.000.000,00 atau seluas 10.200 m2
merupakan Aset Tetap – Tanah berasal dari gugatan yang sudah ada keputusan
pengadilan yang bersifat mengikat (inkracht).

Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan bangunan fisik yang belum selesai


dikerjakan sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
301.550.621.029,79 dan 127.178.743.466,14 dengan rincian per 31 Desember 2019
disajikan pada Lampiran 17.
Diantara Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut terdapat gedung
Islamic centre senilai 8.879.148.560,00 yang dibangun pada Tahun 2007 s/d 2009.
Gedung tersebut belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya karena terdapat
beberapa kegagalan konstruksi dan bangunan sehingga menimbulkan kasus hukum
kepada pejabat dan pegawai Puskesmas XYZ serta kontraktor pelaksana. Meskipun
pembayaran atas gedung gedung islamic centre tersebut telah dibayarkan 100% dan
178
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

telah diserahterimakan dari kontraktor pelaksana ke Puskesmas XYZ namun nilai


gedung tersebut tetap dicatat dalam akun Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan
karena gedung tersebut tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Proses hukum
tersebut sudah ada keputusan pengadilan yang bersifat mengikat (inkracht).

Terdapat Aset ekstrakomtabel per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing


sebesar 7.994.417.304,81 dan 4.789.335.177,93 yang merupakan pembelian Aset
Tetap yang tidak memenuhi batas minimum kapitalisasi, dengan rincian sebagai
berikut.

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Peralatan dan Mesin 4.322.677.653,82 1.364.676.440,94
Gedung dan Bangunan 2.088.238.172,05 1.936.954.722,05
Jalan, Irigasi dan Jaringan 327.728.134,68 276.939.134,68
Aset Tetap Lainnya 1.255.773.344,26 1.210.764.880,26
7.994.417.304,81 4.789.335.177,93

Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan penyusutan pada aset-aset milik


Puskesmas XYZ dari tahun ke tahun sampai dengan tanggal neraca, sedangkan
penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas
manfaat suatu aset tetap selain Tanah, Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi Dalam
Pengerjaan (Catatan 4.4.7).

Jumlah Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing


sebesar 1.220.195.097.373,33 dan 0,00 dengan rincian sebagai berikut

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Peralatan dan Mesin 203.155.729.204,64 0,00
Gedung dan Bangunan 148.243.667.731 0,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan 868.795.700.437,69 0,00
1.220.195.097.373,33 0,00

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menerapkan akuntansi berbasis akrual yang


berdampak pada Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2014 bertambah sebesar
1.076.121.707.254,92 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas sesuai
dengan Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang Perubahan
Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan
Keuangan (Catatan 5.6.1.e) dengan rincian sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2014 Saldo Awal 01/01/2019 Koreksi Nilai
1 2 3 4 = 3-2
Peralatan dan Mesin 0,00 164.613.566.501,37 164.613.566.501,37
Gedung dan Bangunan 0,00 128.774.619.811,92 128.774.619.811,92
Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 782.733.520.941,63 782.733.520.941,63

179
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31 Des 2014 Saldo Awal 01/01/2019 Koreksi Nilai


1 2 3 4 = 3-2
Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00
0,00 1.076.121.707.254,92 1.076.121.707.254,92

Rincian Mutasi Tambah dan Mutasi Kurang Akumulasi Penyusutan Tahun 2019
adalah sebagai berikut.
Uraian Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang 31 Des 2019
01/01/2019
Peralatan dan Mesin 164.613.566.501,37 38.542.162.703,27 0,00 203.155.729.204,64
Gedung dan Bangunan 128.774.619.811,92 19.765.463.214,21 296.415.295,13 148.243.667.731,00
Jalan, Irigasi dan 782.733.520.941,63 86.085.713.101,64 23.533.605,58 868.795.700.437,69
Jaringan
1.076.121.707.254,92 144.393.339.019,1 319.948.900,71 1.220.195.097.373,33
2

Rincian Saldo Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2019 per SKPD disajikan
pada Lampiran 16.

5.3.19 Aset Lainnya – Aset Tak Berwujud


Jumlah Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
11.291.252.989,70 dan 10.858.694.364,95. Aset Tak Berwujud tersebut berupa
Software Komputer/Aplikasi Komputer.
Jumlah Rincian Saldo Aset Tak Berwujud per SKPD disajikan pada Lampiran 18.

5.3.20 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud


Akumulasi Amortisasi merupakan kumpulan Amortisasi pada Aset Lainnya milik
Puskesmas XYZ dari tahun ke tahun sampai dengan tanggal neraca, sedangkan
Amortisasi adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas
manfaat suatu Aset Lainnya.

Jumlah Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 dan 2014
masing-masing sebesar 10.699.833.599,52 dan 0,00. Akumulasi Amortisasi Aset Tak
Berwujud per 31 Desember 2019 sebesar 10.699.833.599,52 (10.204.710.570,42 +
503.173.029,10 – 8.050.000,00) yaitu saldo awal Akumulasi Amortisasi sebesar
10.204.710.570,42 ditambah Amortisasi Tahun 2019 sebesar 503.173.029,10
dikurang penghapusan Aset Tak Berwujud sebesar 8.050.000,00.

Rincian Saldo Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud per SKPD per 31 Desember
2019 disajikan pada Lampiran 18.

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menerapkan akuntansi berbasis akrual yang


berdampak pada Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2014
bertambah sebesar 10.204.710.570,42 yang disajikan pada Laporan Perubahan
Ekuitas sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04
180
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian


Kembali Laporan Keuangan (Catatan 5.6.1).

5.3.21 Aset Lainnya – Aset Lain-Lain


Jumlah Aset Lain-lain per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
5.914.164.301,58 dan 30.760.367.289,09 dengan rincian sebagai berikut.

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Aset Tetap Rusak Berat 5.123.536.368,32 30.760.367.289,09
Aset Hewan Ternak 790.627.933,26 0,00
5.914.164.301,58 30.760.367.289,09

Aset Lain-lain merupakan Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan akan
dijual/dihapuskan dan Aset Hewan Ternak.

Aset Lain-lain berupa hewan ternak sebesar 790.627.933,26 (1.979.525.237,50 –


1.188.897.304,24) merupakan reklasifikasi hewan ternak dari Investasi Non
Permanen Lainnya (Catatan 5.3.16) yang disajikan sebesar nilai buku yaitu nilai
Investasi Non Permanen Lainnya sebesar 1.979.525.237,50 dikurang Investasi Non
Permanen Lainnya Diragukan Tertagih sebesar 1.188.897.304,24.
Jumlah Rincian Saldo Aset Lain-lain per SKPD disajikan pada Lampiran 18.

Puskesmas XYZ Tahun 2019 menerapkan akuntansi berbasis akrual yang


berdampak pada Aset Lain-lain per 31 Desember 2014 berkurang sebesar
23.841.043.389,34 yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas sesuai dengan
Interpretasi Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) 04 tentang Perubahan
Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan
Keuangan (Catatan 5.6.1.f).

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Aset Lain-
lain per 31 Desember 2014 bertambah sebesar 485.240.000,00 yang disajikan pada
Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.c).

5.3.22 Kewajiban Jangka Pendek – Utang PFK


Jumlah Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2019 dan 2014
masing-masing sebesar 11.565.513,07 dan 2.075.769.750,00, dengan rincian
sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Utang PFK di BUD 0,00 0,00
Utang PFK di BLUD 5.907.557,07 0,00
Utang PFK di Bendahara Pengeluaran 5.657.956,00 0,00

181
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


11.565.513,07 0,00

Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong BUD atas belanja LS Pegawai serta
Barang dan Jasa yang disajikan dalam akitivitas transitoris/non anggaran dengan
rincian sebagai berikut.

Saldo
Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran 31 Desember
31 Desember 2014
2019
PPN 0,00 46.929.358.353,00 46.929.358.353,00 0,00
PPh psl 21 0,00 18.647.537.370,00 18.647.537.370,00 0,00
PPh psl 22 0,00 1.071.999.144,00 1.071.999.144,00 0,00
PPh psl 23 0,00 209.338.167,00 209.338.167,00 0,00
PPh psl 4 (2) 0,00 11.154.060.765,00 11.154.060.765,00 0,00
IWP 0,00 20.748.639.753,00 20.748.639.753,00 0,00
Askes 0,00 6.221.539.573,00 6.221.539.573,00 0,00
Taperum 0,00 436.528.000,00 436.528.000,00 0,00
Beras 0,00 822.000,00 822.000,00 0,00
Jumlah 0,00 105.419.823.125,0 105.419.823.125,0 0,00
0 0

FKTP 2.075.769.750,00 0,00 2.075.769.750,00 0,00


Jumlah 2.075.769.750,00 105.419.823.125,0 107.495.592.875,0 0,00
0 0
Arus Kas Arus Kas
Transitoris/Non Transitoris/Non
Anggaran Anggaran

Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong Bendahara Pengeluaran BLUD yang
disajikan dalam akitivitas transitoris/non anggaran dengan rincian sebagai berikut.
Saldo Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran
31 Desember 2014 31 Desember 2019
PPN 0,00 245.368.052,29 240.231.046,74 5.137.005,55
PPh psl 21 0,00 78.663.483,00 78.663.483,00 0,00
PPh psl 22 0,00 28.941.880,12 28.171.328,60 770.551,52
PPh psl 23 0,00 2.284.929,78 2.284.929,78 0,00
PPh psl 4 (2) 0,00 2.564.543,63 2.564.543,63 0,00
Jumlah 0,00 357.822.888,82 351.915.331,75 5.907.557,07
Arus Kas Arus Kas
Transitoris/Non Transitoris/Non
Anggaran Anggaran

182
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada Tahun 2019 terdapat FPK yang dipotong Bendahara Pengeluaran dengan
rincian sebagai berikut.
Saldo Saldo
Uraian Penerimaan Pengeluaran
31 Desember 2014 31 Desember 2019
PPN 47.252.468,00 6.189.542.500,00 6.232.726.786,00 4.068.182,00
PPh psl 21 254.174.841,00 3.361.124.651,00 3.614.374.492,00 925.000,00
PPh psl 22 1.863.681,00 736.468.948,00 737.667.855,00 664.774,00
PPh psl 23 9.604.654,00 917.646.772,00 927.251.426,00 0,00
PPh psl 4 (2) 754.319,00 54.692.688,00 55.447.007,00 0,00
Pajak Daerah 80.349.080,00 1.441.266.838,00 1.517.388.418,00 4.227.500,00
(catatan 5.3.2)
Jumlah 393.999.043,00 12.700.742.397,0 13.084.855.984,0 9.885.456,00
Catatan 5.3.23 0 0

Titipan Lainnya 108.680,00 0,00 0,00 0,00


(Jasa Giro)
Jumlah 394.107.723,00 12.700.742.397,0 13.084.855.984,0 9.885.456,00
0 0

Utang PFK pada Bendahara Pengeluaran TA 2014 disajikan pada akun Utang
Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya (Catatan 5.3.23)

5.3.23 Kewajiban Jangka Pendek – Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan
Lainnya
Utang Pemotongan Pajak Pusat dan Titipan Lainnya per 31 Desember 2019 dan
2014 masing-masing sebesar 0,00 dan 394.107.723,00.

Utang Pemotongan Pajak Pusat pada Bendahara Pengeluaran TA 2019 disajikan


pada akun Utang PFK (Catatan 5.3.22).

5.3.24 Kewajiban Jangka Pendek – Pendapatan Diterima Dimuka


Jumlah Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 1.941.653.748,13 dan 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
SKPD Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Dinas Kesehatan Sisa Dana JKN
(Puskesmas/FKTP)
Pangkalan Lesung 63.464.291,50 0,00
Kerumutan 96.795.881,30 0,00
Pelalawan 32.639.616,20 0,00
Langgam 174.368.495,30 0,00
Pangkalan Kuras 140.147.903,10 0,00
Pangkalan Kerinci 146.991.138,10 0,00
Bunut 142.695.262,20 0,00
Ukui 277.114.229,90 0,00

183
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

SKPD Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Dinas Kesehatan Sisa Dana JKN
(Puskesmas/FKTP)
Bandar Petalangan 28.081.513,40 0,00
Kuala Kampar 101.414.502,80 0,00
Bandar Sei Kijang 131.510.121,70 0,00
Teluk Meranti 79.719.861,80 0,00

Dinas Pendapatan Daerah Pajak Reklame 297.460.930,83 0,00


BLUD RSUD Selasih Sewa Tempat ATM 29.250.000,00 0,00
PPKD Deviden PD.Tuah Sekata 200.000.000,00 0,00
1.941.653.748,13 0,00

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Pendapatan
Diterima Dimuka per 31 Desember 2019 bertambah sebesar 90.000.000,00 yang
disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.d).

5.3.25 Kewajiban Jangka Pendek – Utang Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja


Jumlah Utang Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja per 31 Desember 2019 dan 2014
masing-masing sebesar 13.566.211.864,61 dan 11.166.281.949,11 dengan rincian
sebagai berikut.
Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014
Utang Belanja Pegawai 2.367.319.268,00 0,00
Utang Belanja Barang dan Jasa 5.730.814.021,75 2.091.201.547,00
Utang Belanja Modal 5.468.078.574,86 9.075.080.402,86
Jumlah 13.566.211.864,61 11.166.281.949,86

Rincian Utang Belanja Tahun 2019 dapat dilihat pada Lampiran 21.

Dari jumlah utang kepada rekanan pelaksana pengadaan barang dan jasa TA 2014
sebesar 9.075.080.403,11 tersebut, sebesar 5.800.000.000,00 merupakan utang
kepada kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk berupa eskalasi/penyesuaian harga
atas pembangunan Masjid Agung Tahun 2007 berdasarkan putusan kasasi
Mahkamah Agung RI Nomor 2817 K/Pdt/2013 Tanggal 12 Juni 2014 atas Tagihan
Eskalasi Proyek Masjid Agung Pelalawan yang telah dibayarkan berdasarkan SP2D
nomor 5524/SP2D/2019 tanggal 29 Desember 2019 sebesar 5.943.073.810,71
dengan jaminan sebesar 1.000.000.000,00.

Dari jumlah Utang Belanja Pegawai per 31 Desember 2019 sebesar


2.367.319.268,00 tersebut, telah dibayarkan sampai dengan tanggal 31 Mei 2016
sebesar 1.056.729.294,00 atau 44,64%.

Dari jumlah Utang Belanja Barang dan Jasa per 31 Desember 2019 sebesar
5.730.814.021,75 tersebut, telah dibayarkan sampai dengan tanggal 29 April 2016
sebesar 4.606.744.238,00 atau 80,39%.

184
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Utang
Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja per 31 Desember 2019 berkurang sebesar
5.800.000.000,00 dan Utang Kepada Pihak Ketiga/Utang Belanja per 31 Desember
2014 bertambah sebesar 747.564.130,00 yang disajikan pada Laporan Perubahan
Ekuitas (Catatan 5.6.2.e).

5.3.26 Kewajiban Jangka Pendek – Utang Jangka Pendek Lainnya


Jumlah Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-
masing sebesar 23.002.193.955,00 dan 0,00 dengan rincian sebagai berikut.

Uraian 31 Des 2019 31 Des 2014


Utang Kelebihan Pembayaran Transfer Pemerintah
22.859.704.070,00 0,00
Pusat
Utang Kelebihan Pembayaran Transfer Pemerintah
142.489.885,00 0,00
Daerah Lainnya
Jumlah 23.002.193.955,00 0,00

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.07/2019 tentang


Perubahan Rincian Dana Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2019, terdapat lebih
salur Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Pajak sebesar
1.217.108.000,00.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.07/2019 tentang Kurang


Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumberdaya Alam Menurut
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014, terdapat
lebih salur Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Sumber Daya Alam
sebesar 21.642.596.070,00

Puskesmas XYZ Tahun 2019 melakukan koreksi yang berdampak pada Utang
Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2014 bertambah sebesar 142.489.885,00
yang disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas (Catatan 5.6.2.f).

5.3.27 Ekuitas Dana Lancar


Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 0,00 dan 796.217.920.352,75.

5.3.28 Ekuitas Dana Investasi


Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing
sebesar 0,00 dan 3.902.820.223.189,66.

185
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.3.29 Ekuitas
Jumlah Ekuitas per 31 Desember 2019 dan 2014 masing-masing sebesar
3.682.151.505.995,10 dan 0,00.
Uraian Jumlah
Ekuitas Awal 4.699.038.143.542,41
Laba Operasional 97.797.496.525,62
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Mendasar (1.121.097.359.186,40)
Dampak Kumulatif Perubahan Kesalahan Mendasar 6.413.225.113,47
3.682.151.505.995,10

5.4. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional


Penjelasan pos-pos Laporan Operasional untuk tahun yang berakhir sampai dengan
31 Desember 2014 adalah sebagai berikut.

5.4.1 Pendapatan Asli Daerah LO – Pajak Daerah LO


Pendapatan Pajak Daerah pada tahun 2019 terealisasi sebesar 31.609.525.424,48
dan tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Pajak Hotel – LO 1.349.313.968,65 0,00 1.349.313.968,65 100,00
Pajak Restoran – LO 3.426.179.178,84 0,00 3.426.179.178,84 100,00
Pajak Hiburan – LO 466.507.099,01 0,00 466.507.099,01 100,00
Pajak Reklame – LO 467.475.159,67 0,00 467.475.159,67 100,00
Pajak Penerangan Jalan – LO 10.842.936.943,59 0,00 10.842.936.943,59 100,00
Pajak Parkir – LO 12.184.500,00 0,00 12.184.500,00 100,00
Pajak Air Tanah – LO 167.723.029,80 0,00 167.723.029,80 100,00
Pajak Sarang Burung Walet – LO 81.610.000,00 0,00 81.610.000,00 100,00

Pajak Mineral Bukan Logam dan 179.624.258,92 0,00 179.624.258,92 100,00


Batuan – LO
Pajak Bumi dan Bangunan Pajak 11.756.830.306,00 0,00 11.756.830.306,00 100,00
Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan – LO
Bea Perolehan Hak atas Tanah 2.859.140.980,00 0,00 2.859.140.980,00 100,00
dan Bangunan (BPHTB) – LO
Jumlah 31.609.525.424,48 0,00 31.609.525.424,48 100,00

5.4.2 Pendapatan Asli Daerah LO – Retribusi Daerah LO


Pendapatan Retribusi Daerah pada tahun 2019 terealisasi sebesar 4.723.718.134,00
dan tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.

186
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Retribusi Pelayanan 355.084.000,00 0,00 355.084.000,00 100,00
Persampahan /Kebersihan –
LO
Retribusi Pelayanan Parkir 273.815.000,00 0,00 273.815.000,00 100,00
Ditepi Jalan Umum – LO
Retribusi Pelayanan Pasar – 322.600.000,00 0,00 322.600.000,00 100,00
LO
Retribusi Pengujian Kendaraan 365.963.252,00 0,00 365.963.252,00 100,00
Bermotor – LO
Retribusi Pengendalian 1.058.206.312,00 0,00 1.058.206.312,00 100,00
Menara Telekomunikasi – LO
Retribusi Pemakaian 15.500.000,00 0,00 15.500.000,00 100,00
Kekayaan Daerah – LO
Retribusi Rumah Potong 5.184.000,00 0,00 5.184.000,00 100,00
Hewan – LO
Retribusi Pelayanan 13.470.000,00 0,00 13.470.000,00 100,00
Kepelabuhan – LO
Retribusi Penjualan Produksi 10.000.000,00 0,00 10.000.000,00 100,00
Usaha Daerah – LO
Retribusi Izin Mendirikan 1.342.715.975,0 0,00 1.342.715.975,00 100,00
Bangunan - LO 0
Retribusi Izin Gangguan – LO 852.629.595,00 0,00 852.629.595,00 100,00
Retribusi Izin Trayek – LO 108.550.000,00 0,00 108.550.000,00 100,00

Jumlah 4.723.718.134,00 0,00 4.723.718.134,00 100,00

5.4.3 Pendapatan Asli Daerah LO – Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang


Dipisahkan LO
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan merupakan PAD dari
pembagian laba atas Penyertaan Modal Puskesmas XYZ pada Perusahaan Daerah
atau Badan Usaha Milik Daerah. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan pada Tahun 2019 sebesar 16.447.405.729,31 dan Tahun 2014 sebesar
0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
PT Bank Riau Kepri 9.963.606.695,00 0,00 9.963.606.695,00 100,00
PT Bumi Siak Pusako 5.696.898.135,00 0,00 5.696.898.135,00 100,00
BPR. Dana Amanah 132.187.841,37 0,00 132.187.841,37 100,00
PD.Tuah Sekata 654.713.057,94 0,00 654.713.057,94 100,00
Jumlah 16.447.405.729,31 0,00 16.447.405.729,31 100,00

187
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.4.4 Pendapatan Asli Daerah LO – Lain-lain PAD yang Sah LO


Lain-lain PAD yang Sah pada Tahun 2019 sebesar 60.025.875.218,64 dan Tahun
2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Hasil Penjualan Aset Daerah 1.709.201.000,00 0,00 1.709.201.000,00 100,00
yang Tidak Dipisahkan – LO
Penerimaan Jasa Giro – LO 16.858.399.693,00 0,00 16.858.399.693,00 100,00
Pendapatan Bunga – LO 16.221.546.708,09 0,00 16.221.546.708,09 100,00
Pendapatan Denda atas 275.214.087,55 0,00 275.214.087,55 100,00
Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan – LO
Pendapatan Denda Pajak – 33.709.798,00 0,00 33.709.798,00 100,00
LO
Pendapatan Hasil Eksekusi 576.626.952,00 0,00 576.626.952,00 100,00
atas Jaminan – LO
Pendapatan dari 2.144.313.278,20 0,00 2.144.313.278,20 100,00
Pengembalian – LO
Pendapatan BLUD – LO 13.112.930.014,00 0,00 13.112.930.014,00 100,00
Lain-lain PAD yang Sah 201.869.755,10 0,00 201.869.755,10 100,00
Lainnya-LO
Pendapatan Dana Kapitasi 7.080.327.932,70 0,00 7.080.327.932,70 100,00
JKN – LO
Pendapatan dari Pengelolaan 1.811.736.000,00 0,00 1.811.736.000,00 100,00
Air Bersih – LO
Jumlah 60.025.875.218,64 0,00 60.025.875.218,64 100,00

5.4.5 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO – Bagi Hasil Pajak LO


Bagi Hasil Pajak pada Tahun 2019 sebesar 212.954.662.182,00 dan Tahun 2014
sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Bagi Hasil dari Pajak Bumi 17.302.319.000,00 0,00 17.302.319.000,00 100,00
dan Bangunan Sektor
Perkebunan – LO
Bagi Hasil dari Pajak Bumi 10.534.523.000,00 0,00 10.534.523.000,00 100,00
dan Bangunan Sektor
Perhutanan – LO
Bagi Hasil dari Pajak Bumi 24.013.615.000,00 0,00 24.013.615.000,00 100,00
dan Bangunan Sektor
Pertambangan – LO
Bagi Hasil dari PPh Pasal 25 277.448.000,00 0,00 277.448.000,00 100,00
dan Pasal 29 WP Orang
Pribadi Dalam Negeri – LO

188
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Bagi Hasil dari PPh Pasal 21 16.492.734.000,00 0,00 16.492.734.000,00 100,00
– LO
Bagi Hasil PBB – LO 137.906.269.302,00 0,00 137.906.269.302,00 100,00
Biaya Pemungutan PBB – LO 6.427.753.880,00 0,00 6.427.753.880,00 100,00
Jumlah 212.954.662.182,00 0,00 212.954.662.182,00 100,00

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.07/2019 tentang


Perubahan Rincian Dana Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2019, terdapat lebih
salur Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Pajak sebesar
1.217.108.000,00 yang mengakibatkan pengurangan Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Pajak Tahun 2019, sehingga Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Pajak Tahun 2019 menjadi sebesar
212.954.662.182,00 (214.171.770.182,00 – 1.217.108.000,00).

5.4.6 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO – Bagi Hasil Sumber Daya Alam LO
Bagi Hasil Sumber Daya Alam pada Tahun 2019 sebesar 196.639.075.156,00 dan
Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo Kenaikan/ Tren
2014 Penurunan (%)
Bagi Hasil Sumber Daya Hutan 1.660.131.630,00 0,00 1.660.131.630,00 100,00
(PSDH) – LO
Bagi Hasil dari Iuran Tetap 39.513.600,00 0,00 39.513.600,00 100,00
(Landrent) – LO
Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi 815.302.652,00 0,00 815.302.652,00 100,00
dan Iuran Eksploitasi (Royalti) –
LO
Bagi Hasil dari Pungutan Hasil 602.453.339,00 0,00 602.453.339,00 100,00
Perikanan – LO
Bagi Hasil Pertambangan 145.161.501.183,0 0,00 145.161.501.183,00 100,00
Minyak Bumi – LO 0
Bagi Hasil Pertambangan Gas 50.314.134.169,00 0,00 50.314.134.169,00 100,00
Bumi – LO
Bagi Hasil Dana Reboisasi (6.876.549.852,00) 0,00 (6.876.549.852,00) 100,00
Bagi Hasil IUHPH 4.922.588.435,00 0,00 4.922.588.435,00 100,00
Jumlah 196.639.075.156,0 0,00 196.639.075.156,00 100,00
0

189
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.07/2019 tentang Kurang


Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumberdaya Alam Menurut
Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014, terdapat
lebih salur Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Sumber Daya Alam
sebesar 21.642.596.070,00 yang mengakibatkan pengurangan Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun 2019, sehingga
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat – Bagi Hasil Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Tahun 2019 menjadi sebesar 196.639.075.156,00 (218.281.671.226,00 –
21.642.596.070,00).

5.4.7 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO – Dana Alokasi Umum LO


Dana Alokasi Umum pada Tahun 2019 sebesar 518.942.022.000,00 dan Tahun
2014 sebesar 0,00.

5.4.8 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat LO – Dana Alokasi Khusus LO


Dana Alokasi Khusus pada Tahun 2019 sebesar 78.340.457.000,00 dan Tahun 2014
sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
DAK Bidang Infrastruktur 18.935.421.686,00 0,00 18.935.421.686,00 100,00
Jalan – LO
DAK Bidang Infrastruktur 4.107.990.000,0 0,00 4.107.990.000,0 100,00
Irigasi – LO
DAK Bidang Infrastruktur 2.887.831.514,00 0,00 2.887.831.514,00 100,00
Air Minum – LO
DAK Bidang Infrastruktur 2.625.310.000,00 0,00 2.625.310.000,00 100,00
Sanitasi – LO
DAK Bidang Keluarga 1.288.840.000,00 0,00 1.288.840.000,00 100,00
Berencana – LO
DAK Bidang Bidang 1.822.180.000,00 0,00 1.822.180.000,00 100,00
Kehutanan – LO
DAK Bidang Perumahan 2.960.800.000,00 0,00 2.960.800.000,00 100,00
dan Kawasan Pemukiman –
LO
DAK Bidang Kesehatan – 7.654.920.000,00 0,00 7.654.920.000,00 100,00
LO
DAK Bidang Kelautan dan 3.997.740.000,00 0,00 3.997.740.000,00 100,00
Perikanan – LO
DAK Bidang Transportasi 4.802.461.800,0 0,00 4.802.461.800,0 100,00
Perdesaan – LO
DAK Bidang Lingkungan 1.633.460.000,00 0,00 1.633.460.000,00 100,00
Hidup – LO
DAK Bidang Pendidikan – 19.078.442.000,00 0,00 19.078.442.000,00 100,00
LO
DAK Bidang Keselamatan 413.980.000,00 0,00 413.980.000,00 100,00
Tranportasi Darat – LO
DAK Bidang Sarana 2.815.910.000,00 0,00 2.815.910.000,00 100,00
190
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Prasarana Pemadam
Kebakaran – LO
DAK Bidang Pasar – LO 1.910.230.000,00 0,00 1.910.230.000,00 100,00
DAK Bidang Metrologi - LO 1.404.940.000,00 0,00 1.404.940.000,00 100,00
Jumlah 78.340.457.000,00 0,00 78.340.457.000,00 100,00

5.4.9 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya LO – Dana Penyesuaian LO


Dana Penyesuaian pada Tahun 2019 sebesar 83.761.732.000,00 dan Tahun 2014
sebesar 0,00.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/Penurunan Tren
(%)
Tunjangan Profesi Guru 78.779.732.000,00 0,00 78.779.732.000,00 100,00
PNSD
Dana Tambahan 1.982.000.000,00 0,00 1.982.000.000,00 100,00
Penghasilan Guru PNSD
Dana Insentif Daerah 3.000.000.000,00 0,00 3.000.000.000,00 100,00
Jumlah 83.761.732.000,00 0,00 83.761.732.000,00 100,00

5.4.10 Pendapatan Tranfer Pemerintah Daerah Lainnya LO – Pendapatan Bagi Hasil


Pajak Daerah LO
Pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah pada Tahun 2019 sebesar 100.144.186.934,15
dan Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/Penurunan Tren
(%)
Pajak Kenderaan Bermotor 14.397.720.083,51 0,00 14.397.720.083,51 100,00
- LO
Bea Balik Nama Kenderaan 13.878.258.389,50 0,00 13.878.258.389,50 100,00
Bermotor – LO
Pajak Bahan Bakar 51.893.259.705,56 0,00 51.893.259.705,56 100,00
Kenderaan Bermotor – LO
Pajak Pengambilan dan 5.320.469.178,93 0,00 5.320.469.178,93 100,00
Pemanfaatan Air
Permukaan – LO
Pajak Bagi Hasil Dari Pajak 14.654.479.576,65 0,00 14.654.479.576,65 100,00
Rokok – LO
Jumlah 100.144.186.934,1 0,00 100.144.186.934,15 100,00
5

191
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5.4.11 Pendapatan Tranfer Bantuan Keuangan LO


Pendapatan Transfer Bantuan Keuangan pada Tahun 2019 sebesar
10.347.525.000,00 dan Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/Penurunan Tren
(%)
Gaji Guru Bantu 10.152.000.000,00 0,00 10.152.000.000,00 100,00
Bantuan Keuangan Bidang 195.525.000,00 0,00 195.525.000,00 100,00
Kesehatan
Jumlah 10.347.525.000,00 0,00 10.347.525.000,00 100,00

5.4.12 Lain-lain Pendapatan yang Sah LO – Pendapatan Hibah LO


Pendapatan Hibah pada Tahun 2019 sebesar 184.712.018.053,00 dan Tahun 2014
sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut .
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/Penurunan Tren
(%)
Hibah dari Pemerintah 181.696.500.653,0 0,00 181.696.500.653,00 100,00
0
Hibah dari Pemerintah 1.164.603.400,00 0,00 1.164.603.400,00 100,00
Daerah Lainnya
Hibah dari 1.474.075.000,00 0,00 1.470.075.000,00 100,00
Badan/Lembaga/Organisas
i Swasta Dalam Negeri
Hibah dari Kelompok 376.839.000,00 0,00 376.839.000,00 100,00
Perorangan
Jumlah 184.712.018.053,0 0,00 184.712.018.053,00 100,00
0

Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar 181.696.500.653,00 dengan


rincian sebagai berikut
Pemberi Hibah Bentuk Hibah Nilai Hibah
Badan Koordinasi Penanaman Modal Tanah seluas 3.393 ha 118.755.000.000,00
Kementerian Koordinator Bidang Peralatan Mesin 328.240.000,00
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Kementerian Pendidikan Peralatan dan Mesin, 2.915.133.000,00
Gedung dan Bangunan
Kementerian Pendidikan Aset Ekstrakomtabel 266.932.000,00
Kementerian Pendidikan Uang 59.431.195.653,00
Jumlah 181.696.500.653,00

Pendapatan Hibah LO dalam bentuk uang sebesar 59.431.195.653,00 merupakan


Pendapatan Dana BOS Tahun 2019 dengan rincian sebagai berikut.
Sekolah Jumlah Sekolah Nilai Hibah
192
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

SD 197 34.151.400,00,00
SMP 51 12.194.750.000,00
SMA 19 8.106.403.375,00
SMK 14 4.978.642.278,00
Jumlah 59.431.195.653,00

Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 1.164.603.400,00


dengan rincian sebagai berikut.
Pemberi Hibah Bentuk Hibah Nilai Hibah
Pemerintah Provinsi Riau Barang Persediaan 1.161.553.150,00
Pemerintahan Desa Labuhan Bilik Tanah seluas 1.245 m 2
3.050.250,00
Jumlah 1.164.603.400,00

Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri sebesar


1.474.075.000,00 dengan rincian sebagai berikut.
Pemberi Hibah Bentuk Hibah Nilai Hibah
PT Bank Riau Kepri Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan 684.878.000,00
PT BNI Gedung dan Bangunan 767.947.000,00
PT Adei Peralatan dan Mesin 15.750.000,00
PT Musim Mas Peralatan dan Mesin 5.500.000,00
Jumlah 1.474.075.000,00

Pendapatan Hibah dari Kelompok Perorangan sebesar 376.839.000,00 dengan


rincian sebagai berikut.
Pemberi Hibah Bentuk Hibah Nilai Hibah
Masyarakat Tanah seluas 50.004 m2 361.689.000,00
Komite sekolah Peralatan dan Mesin 13.800.000,00
Komite sekolah Jasa 1.350.000,00
Jumlah 376.839.000,00

5.4.13 Beban Pegawai


Beban Pegawai Tahun 2019 sebesar 499.128.464.967,89 dan tahun 2014 sebesar
0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Gaji dan Tunjangan 283.174.682.602,00 0,00 283.174.682.602,00 100,00
Beban Tambahan 202.046.618.150,89 0,00 202.046.618.150,89 100,00
Penghasilan PNS
Beban Penerimaan Lainnya 2.836.100.004,00 0,00 2.836.100.004,00 100,00
Pimpinan dan Anggota DPRD
193
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
serta KDH/WKDH
Beban Insentif Pemungutan 4.301.815.004,00 0,00 4.301.815.004,00 100,00
Pajak Daerah
Beban Insentif Pemungutan 196.175.000,00 0,00 196.175.000,00 100,00
Retribusi Daerah
Beban Uang Lembur 145.595.500,00 0,00 145.595.500,00 100,00
Beban Pegawai BLUD 6.427.478.707,00 0,00 6.427.478.707,00 100,00
Jumlah 499.128.464.967,89 0,00 499.128.464.967,89 100,00

5.4.14 Beban Barang


Beban Barang Tahun 2019 terealisasi sebesar 353.069.656.182,35 dan Tahun 2014
sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Bahan Pakai Habis 29.209.809.147,93 0,00 29.209.809.147,93 100,00
Beban Bahan/Material 27.205.522.438,98 0,00 27.205.522.438,98 100,00
Beban Cetak dan Penggandaan 10.891.625.885,02 0,00 10.891.625.885,02 100,00
Beban Makanan dan Minuman 24.853.767.104,24 0,00 24.853.767.104,24 100,00
Beban Pakaian Dinas dan 620.820.800,00 0,00 620.820.800,00 100,00
Atributnya
Beban Pakaian Kerja 1.205.372.820,00 0,00 1.205.372.820,00 100,00
Beban Pakaian Khusus dan 2.800.851.760,00 0,00 2.800.851.760,00 100,00
Hari - Hari Tertentu
Beban Beasiswa Pendidikan 1.079.344.299,00 0,00 1.079.344.299,00 100,00
PNS
Beban Kursus, Pelatihan, 4.031.047.675,00 0,00 4.031.047.675,00 100,00
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis PNS
Beban Honorarium Non 2.557.436.000,00 0,00 2.557.436.000,00 100,00
Pegawai
Beban Honorarium PNS 31.640.939.354,50 0,00 31.640.939.354,50 100,00
Beban Honorarium Non PNS 148.042.166.500,00 0,00 148.042.166.500,00 100,00
Beban Uang untuk Diberikan 248.900.000,00 0,00 248.900.000,00 100,00
kepada Pihak
Ketiga/Masyarakat
Beban Honorarium Pengelola 199.495.000,00 0,00 199.495.000,00 100,00
Dana Bos
Beban Barang Dana Bos 56.985.832.836,00 0,00 56.985.832.836,00 100,00
Beban yang Bersumber dari 4.054.833.200,00 0,00 4.054.833.200,00 100,00
Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional
Beban Kursus, Pelatihan, 28.932.000,00 0,00 28.932.000,00 100,00
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis Non PNS

194
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Operasional Lainnya 7.412.959.361,68 7.412.959.361,68 100,00
Jumlah 353.069.656.182,35 0,00 353.069.656.182,35 100,00

Beban Barang Dana BOS sebesar 56.985.832.836,00 (58.575.381.617,00 -


1.589.548.781,00) merupakan belanja Barang Dana BOS sebesar
58.575.381.617,00 dikurang belanja Dana BOS yang jadi Aset Tetap – Peralatan dan
Mesin sebesar 1.589.548.781,00, dengan rincian sebagai berikut.
Sekolah Jumlah Sekolah Nilai Belanja
SD 197 33.800.220.204,00
SMP 51 11.690.115.760,00
SMA 19 8.106.403.375,00
SMK 14 4.978.642.278,00
58.575.381.617,00

5.4.15 Beban Jasa


Beban Barang periode Tahun 2019 terealisasi sebesar 68.136.492.556,65 dan Tahun
2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Belanja Jasa Kantor 45.668.688.505,00 0,00 45.668.688.505,00 100,00
Beban Premi Asuransi 5.455.666.361,00 0,00 5.455.666.361,00 100,00
Beban Sewa 6.147.819.349,00 0,00 6.147.819.349,00 100,00
Rumah/Gedung/Gudang/Parkir
Beban Sewa Sarana Mobilitas 2.321.364.500,00 0,00 2.321.364.500,00 100,00
Beban Sewa Perlengkapan dan 4.639.963.000,00 0,00 4.639.963.000,00 100,00
Peralatan Kantor
Beban Jasa Konsultansi 3.902.990.841,65 0,00 3.902.990.841,65 100,00
Jumlah 68.136.492.556,65 0,00 68.136.492.556,65 100,00

5.4.16 Beban Pemeliharaan


Beban Pemeliharaan Tahun 2019 terealisasi sebesar 43.805.491.029,08 dan tahun
2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Jasa Service 2.258.391.426,00 0,00 2.258.391.426,00 100,00
Beban Penggantian Suku 2.303.619.008,00 0,00 2.303.619.008,00 100,00
Cadang
Beban Bahan Bakar 13.018.075.003,00 0,00 13.018.075.003,00 100,00
Minyak/Gas dan Pelumas
195
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Jasa KIR 31.208.549,00 0,00 31.208.549,00 100,00
Beban Pajak Kenderaan 15.937.674,00 0,00 15.937.674,00 100,00
Bermotor
Beban Surat Tanda Nomor 414.878.082,00 0,00 414.878.082,00 100,00
Kenderaan
Beban Pemeliharaan Peralatan 2.169.665.262,00 0,00 2.169.665.262,00 100,00
dan Mesin
Beban Pemeliharaan Gedung 12.871.568.220,63 0,00 12.871.568.220,63 100,00
dan Bangunan
Beban Pemeliharaan Aset 3.106.112.560,00 0,00 3.106.112.560,00 100,00
Tetap Lainnya
Beban Instalasi dan Jaringan 2.687.756.031,16 0,00 2.687.756.031,16 100,00
Beban Sarana dan Prasarana 1.869.834.939,37 0,00 1.869.834.939,37 100,00
Kebersihan
Beban Pemeliharaan Peralatan 2.049.496.475,00 0,00 2.049.496.475,00 100,00
dan Perlengkapan Kantor
Beban Pemeliharaan Dermaga 1.008.947.798,92 0,00 1.008.947.798,92 100,00

Jumlah 43.805.491.029,08 0,00 43.805.491.029,08 100,00

5.4.17 Beban Perjalanan Dinas


Beban Perjalanan Dinas Tahun 2019 terealisasi sebesar 55.639.596.251,66 dan
tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Perjalanan Dinas Dalam 21.379.504.224,42 0,00 21.379.504.224,42 100,00
Daerah
Beban Perjalanan Dinas Luar 34.260.092.027,24 0,00 34.260.092.027,24 100,00
Daerah
Jumlah 55.639.596.251,66 0,00 55.639.596.251,66 100,00

5.4.18 Beban Barang dan Jasa BLUD

Beban Barang Barang dan Jasa BLUD Tahun 2019 terealisasi sebesar
5.412.359.453,21 dan Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,00.

5.4.19 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga


Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Tahun 2019
terealisasi sebesar 40.914.099.238,63 dan Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,00,
dengan rincian sebagai berikut.

196
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Barang untuk 40.534.257.238,63 0,00 40.534.257.238,63 100,00
Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang untuk 379.842.000,00 0,00 379.842.000,00 100,00
Diserahkan kepada Pihak
Ketiga
Jumlah 40.914.099.238,63 0,00 40.914.099.238,63 100,00

5.4.20 Beban Hibah


Beban Hibah Tahun 2019 terealisasi sebesar 55.651.305.325,00 dan tahun 2014
sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Hibah kepada 30.276.305.325,00 0,00 30.276.305.325,00 100,00
Pemerintah Pusat
Beban Hibah kepada 24.725.000.000,00 0,00 24.725.000.000,00 100,00
Organisasi Kemasyarakatan
Beban Hibah Anggota 650.000.000,00 0,00 650.000.000,00 100,00
Masyarakat

Jumlah 55.651.305.325,00 0,00 55.651.305.325,00 100,00

Beban Hibah kepada Pemerintah Pusat sebesar 30.276.305.325,00 merupakan


Hibah dalam bentuk uang sebesar 29.112.249.325,00 dan Hibah dalam bentuk Aset
Tetap sebesar 1.164.056.000,00.
Beban Hibah kepada Pemerintah Pusat dalam bentuk uang sebesar
29.112.249.325,00 diberikan dalam rangka pelaksanaan pemilihan kepala daerah
serentak pada tanggal 09 Desember 2019. Rincian penerima Hibah kepada
Pemerintah Pusat dalam bentuk uang disajikan pada Lampiran 20. Hibah kepada
Pemerintah Pusat dalam bentuk Aset Tetap berupa Aset Tetap – Tanah diberikan
kepada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama.

5.4.21 Beban Bantuan Sosial


Beban Bantuan Sosial Tahun 2019 terealisasi sebesar 9.975.690.000,00 dan Tahun
2014 terealisasi sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Bantuan Sosial 288.000.000,00 0,00 288.000.000,00 100,00
Kepada Organisasi
Sosial Masyarakat
Beban Bantuan Sosial 170.000.000,00 0,00 170.000.000,00 100,00
Kepada Kelompok
Masyarakat
Beban Bantuan Sosial 9.517.690.000,00 0,00 9.517.690.000,00 100,00
197
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Kepada Anggota
Masyarakat
Jumlah 9.975.690.000,00 0,00 9.975.690.000,00 100,00

Rincian penerima Bantuan Sosial disajikan pada Lampiran 21.

5.4.22 Beban Penyisihan Piutang


Beban Penyisihan Piutang Tahun 2019 terealisasi sebesar 849.407.258,45 dan
Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Penyisihan 9.510.089,07 0,00 9.510.089,07 100,00
Piutang Pajak Hotel
Beban Penyisihan (411.012,03) 0,00 (411.012,03) 100,00
Piutang Pajak Restoran
Beban Penyisihan 3.880.888,00 0,00 3.880.888,00 100,00
Piutang Pajak Air
Tanah
Beban Penyisihan 6.980.370,35 0,00 6.980.370,35 100,00
Piutang Pajak
Penerangan Jalan
Beban Penyisihan (157.159,79) 0,00 (157.159,79) 100,00
Piutang Pajak Hiburan
Beban Penyisihan 829.465.062,85 0,00 829.465.062,85 100,00
Piutang PBB-P2
Beban Penyisihan 27.920,00 0,00 27.920,00 100,00
Piutang Retribusi
Sampah
Beban Penyisihan 111.100,00 0,00 111.100,00 100,00
Piutang Retribusi Izin
Gangguan
Jumlah 849.407.258,45 0,00 849.407.258,45 100,00

5.4.23 Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2019 terealisasi sebesar
144.896.512.048,22 dan Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Penyusutan 38.542.162.703,27 0,00 38.542.162.703,27 100,00
Peralatan dan Mesin
Beban Penyusutan 19.765.463.214,22 0,00 19.765.463.214,20 100,00
Gedung dan Bangunan

198
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren


Penurunan (%)
Beban Penyusutan 86.085.713.101,64 0,00 86.085.713.101,64 100,00
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Beban Amortisasi Aset 503.173.029,10 0,00 503.173.029,10 100,00
Tak Berwujud
Jumlah 144.896.512.048,22 0,00 144.896.512.048,22 100,00

5.4.24 Beban Lain-lain


Beban Lain-lain Tahun 2019 terealisasi sebesar 2.105.637.364,11 dan Tahun 2014
terealisasi sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
SKPD Saldo 2019 Saldo 2014 Kenaikan/ Tren
Penurunan (%)
Beban Investasi Non
Permanen Lainnya 725.826.775,55 0,00 725.826.775,55 100,00
Diragukan Tertagih
Beban Penurunan Nilai
388.729.012,56 0,00 388.729.012,56 100,00
Investasi
Beban Tak Terduga 20.094.994,00 0,00 20.094.994,00 100,00

Beban Transfer Bantuan 970.986.582,00 0,00 970.986.582,00 100,00


Keuangan ke Partai Politik
Jumlah 2.105.637.364,11 0,00 2.105.637.364,11 100,00

Rincian Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Partai Politik sebesar 970.986.582,00


dan jumlah kursi masing-masing partai politik disajikan pada akun Transfer Bantuan
Keuangan Lainnya – Partai Politik (Catatan 5.1.26).

5.4.25 Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa


Beban Transfer Bantuan Keuangan ke Desa Tahun 2019 terealisasi sebesar
118.455.000.000,00 dan Tahun 2014 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut.
. Uraian Realisasi 2019 Realisasi Kenaikan/ Tren
2014 Penurunan (%)
Alokasi Dana Desa (ADD) 40.000.000.000,00 0,00 40.000.000.000,00 100,00
Pemilihan Kepala Desa 1.000.000.000,00 0,00 1.000.000.000,00 100,00
Serentak Tahun 2019
Pelantikan Kepala Desa 255.000.000,00 0,00 255.000.000,00 100,00
Serentak Tahun 2019
Program Percepatan 77.200.000.000,00 0,00 77.200.000.000,00 100,00
Pembangunan Infrastruktur
Desa/Kelurahan
Jumlah 118.455.000.000,00 0,00 118.455.000.000,00 100,00

199
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Rincian penerima Alokasi Dana Desa dan Dana Desa disajikan pada Lampiran 24.

5.4.26 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional


Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2019 terealisasi sebesar
2.810.994.630,72 dan tahun 2014 sebesar 0,00. Defisit dari Kegiatan Non
Operasional merupakan Surplus/Defisit Penjualan Aset Yang Tidak Dipisahkan dan
Defisit Penghapusan Aset Lain-lain dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Realisasi 2019 Realisasi Kenaikan/ Tren
2014 Penurunan (%)
Surplus Penjualan Aset yang 1.744.938,44 0,00 1.744.938,44 100,00
Tidak Dipisahkan -
Peralatan dan Mesin
Defisit Penghapusan Aset (2.002.824.997,53) 0,00 (2.002.824.997,53) 100,00
Lain-lain
Defisit Penjualan Aset yang (139.582.744,22) 0,00 (139.582.744,22) 100,00
Tidak Dipisahkan -
Peralatan dan Mesin
Defisit Penjualan Aset yang (543.164.432,99) 0,00 (543.164.432,99) 100,00
Tidak Dipisahkan - Gedung
dan Bangunan
Defisit Penjualan Aset yang (127.167.394,42) 0,00 (127.167.394,42) 100,00
Tidak Dipisahkan - Jalan,
Irigasi dan Jaringan

Jumlah (2.810.994.630,72) 0,00 (2.810.994.630,72) 100,00

5.4.27 Surplus/Defisit LO
Surplus LO periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
97.797.496.525,62 dan tahun 2014 sebesar 0,00.

5.5 Penjelasan Pos-pos Laporan Arus Kas


Penjelasan pos-pos Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut.
5.5.1 Selisih Laporan Realisasi Anggaran dengan Laporan Arus Kas
Terdapat perbedaan antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dengan Laporan Arus
Kas (LAK) dan Neraca dengan Laporan Arus Kas (LAK), rincian sebagai berikut.
No Akun LRA LAK Catatan Selisih
1 2 3 4 5 =3-4
Pendapatan

1 Retribusi Daerah 4.682.978.134,00 4.697.396.467,00 5.1.2 (14.418.333,00)

2 Lain-lain PAD yang Sah 59.025.250.557,94 57.253.235.557,94 5.1.4 1.772.015.000,00

3 Pendapatan Penjualan atas 0,00 5.1.4


200
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

No Akun LRA LAK Catatan Selisih


1 2 3 4 5 =3-4

Peralatan dan Mesin 1.738.765.000,00 (1.738.765.000,00)

Pendapatan Penjualan atas


4 0,00 37.850.000,00 5.1.4 (37.850.000,00)
Gedung dan Bangunan
63.727.2 (19.018.333
Jumlah Pendapatan 63.708.228.691,94 47.024,94 ,00)

Selisih tersebut disebabkan sebagai berikut.


1) Selisih sebesar 14.418.333,00 merupakan penerimaan Retribusi Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informasi TA 2014 dikurang penerimaan retribusi
pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi yang belum disetor ke Kas
Daerah per 31 Desember 2019 (146.698.043,00 - 132.279.710,00)
2) Selisih sebesar 1.772.015.000,00 merupakan penerimaan Pendapatan BPAB
Dinas Pekerjaan Umum TA 2014 dikurang penerimaan Penjualan Aset yang
Tidak dipisahkan yang disajikan pada Aktivitas Investasi/Investasi Aset Non
Keuangan dalam Laporan Arus Kas (1.776.615.000,00 – 4.600.000,00)
3) Penerimaan atas Penjualan aset daerah sebesar 1.776.615.000,00 berupa
penjualan atas peralatan dan mesin serta Gedung dan Bangunan di LRA
disajikan pada pos Lain-lain PAD yang sah, pada LAK disajikan pada Aktivitas
Investasi Aset Nonkeuangan (Catatan 5.1.4).

5.6 Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas merupakan laporan penghubung antara Laporan
Operasional dengan Neraca tentang kenaikan atau penurunan ekuitas atas aktivitas
operasional pada tahun pelaporan. Terdapat dampak perubahan kebijakan/kesalahan
mendasar karena perubahan basis akuntansi dengan rincian sebagai berikut.
5.6.1 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Mendasar
Dampak perubahan kebijakan mendasar karena perubahan basis akuntansi dengan
rincian sebagai berikut.
a. Koreksi Kas di Bendahara Penerimaan RSUD
Koreksi sebesar 506.277.967,00 merupakan reklasifikasi Kas di Bendahara
Penerimaan RSUD Selasih selaku SKPD ke Kas di BLUD RSUD Selasih selaku
BLUD dan menjadi saldo awal di BLUD.

b. Koreksi Penyisihan Piutang Pendapatan


Koreksi Penyisihan Piutang Pendapatan per 31 Desember 2014 sebesar
5.649.169.507,82 (Catatan 5.3.12) dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Penyisihan Piutang Pajak Daerah
Penyisihan Piutang Pajak Hotel 3.589.910,93

201
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Jumlah
Penyisihan Piutang Pajak Daerah
Penyisihan Piutang Pajak Restoran 1.086.012,03
Penyisihan Piutang Pajak Air Tanah 8.559.065,50
Penyisihan Piutang BPHTB 137.979.928,75
Penyisihan Piutang PBB P2 2.930.086.280,97
Penyisihan Pajak Penerangan Jalan 4.093.174,86
Penyisihan Pajak Hiburan 157.159,79

Penyisihan Piutang Retribusi Daerah

Penyisihan Piutang Retribusi Sampah 8.308.500,00


Penyisihan Piutang Retribusi Operasional 16.679.375,00
Penyisihan Piutang Retribusi Izin Gangguan 11.712.500,00
Penyisihan Piutang Bukan Pajak selain Retribusi
Penyisihan Piutang TKI dan BPO DPRD 2.522.640.000,00
Penyisihan Piutang Kelebihan Gaji Guru 4.277.600,00
Jumlah 5.649.169.507,82

c. Koreksi Nilai Persediaan


Koreksi Nilai Persediaan sebesar 703,533,768.70 (Catatan 5.3.14) dengan rincian
sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Persediaan Alat Tulis Kantor 251.951,80
Persediaan Alat Listrik dan Elektronik 999.401,60
Persediaan Materai, Perangko dan Benda Pos Lainnya (20.000,00)
Persediaan Alat Kebersihan 44.300,00
Persediaan Barang Cetakan 343.773,00
Persediaan Bibit Tanaman 16.094.900,00
Persediaan Alat Kesehatan dan Obat-obatan 107,862,504.90
Persediaan Perlengkapan Kerja 0,00
Persediaan Barang yang akan Diserahkan kepada Pihak (829.110.600,00)
Ketiga/Masyarakat
Jumlah (703.533.768,70)

d. Koreksi Investasi Non Permanen Lainnya Diragukan Tertagih

Investasi Non Permanen Lainnya Diragukan Tertagih sampai 31 Desember 2014


(Catatan 5.3.16) sebesar 4.577.194.695,20 dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Jumlah
UED-SP 200.000.000,00

202
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Uraian Jumlah
Perkuatan Modal Koperasi 4.377.194.695,20
Jumlah 4.577.194.695,20

e. Koreksi Nilai Akumulasi Penyusutan

Koreksi Akumulasi Penyusutan Aset Tetap sampai 31 Desember 2014 sebesar


1.076.121.707.254,89 (Catatan 5.3.18) dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Peralatan dan Mesin 164.613.566.501,37
Gedung dan Bangunan 128.774.619.811,92
Jalan, Irigasi dan Jaringan 782.733.520.941,63
Aset Tetap Lainnya 0,00
Jumlah 1.076.121.707.254,92

f. Koreksi Aset Lainnya – Aset Lain-lain

Koreksi Aset Lain-lain sebesar 23.841.043.389,34 merupakan koreksi kurang Aset


Lainnya karena penyajian Aset Lain-lain sebesar nilai buku sehingga dilakukan
koreksi atas saldo Aset Lainnya 31 Desember 2014.

g. Koreksi Nilai Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

Koreksi Akumulasi Amortisasi Aset Aset Tak Berwujud sampai 31 Desember 2014
sebesar 10.204.710.570,42.
5.6.2 Dampak Kumulatif Perubahan Kesalahan Mendasar
Dampak perubahan kesalahan mendasar karena kurang/lebih catat dengan rincian
sebagai berikut.
a. Koreksi Nilai Piutang
Koreksi Nilai Piutang sebesar 2.773.292.916,00 (Catatan 5.3.05 dan 5.3.10)
dengan rincian sebagai berikut.
Uraian Jumlah
Piutang Pajak Daerah 2.773.293.916,00
Piutang Retribusi Daerah (256.942.200,00)
Piutang Lain-lain PAD yang Sah 256.942.200,00
Piutang Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - Bagi Hasil Pajak Daerah (1.000,00)

Jumlah 2.773.292.916,00

b. Koreksi Nilai Aset Tetap

Koreksi Aset Tetap sebesar 2.344.802.813,53 merupakan transaksi penyesuaian


aset tetap yang disebabkan oleh adanya koreksi baik lebih catat maupun kurang
203
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

catat dari tahun-tahun sebelumnya sehingga dilakukan koreksi atas saldo Aset
Tetap 31 Desember 2014 (Catatan 5.3.18) dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Koreksi Tambah Koreksi Kurang Reklas Tambah Reklas Kurang Jumlah

Peralatan dan 412.500,00 (1.394.721.440,94) 0,00 (275.889.032,00) (1.670.197.972,94)


Mesin
Gedung dan 2.435.869.113,52 (2.401.424.722,05) 275.889.032,00 0,00 310.333.423,47
Bangunan
Jalan, Irigasi dan 75.250.529,06 (276.939.134,68) 0,00 0,00 (201.688.605,62)
Jaringan
Aset Tetap 0,00 (1.210.764.880,26) 0,00 0,00 (1.210.764.880,26)
Lainnya
Konstruksi Dalam 427.515.221,82 0,00 0,00 427.515.221,82
Pengerjaan

Jumlah 2.939.047.364,40 (5.283.850.177,93) 275.889.032,00 (275.889.032,00) (2.344.802.813,53)

c. Koreksi Aset Lainnya

Koreksi Aset Lain-lain sebesar 485.240.000,00 merupakan koreksi tambah Aset


Lainnya yang disebabkan oleh adanya reklasifikasi Aset Tetap yang rusak berat
sebesar 454.970.000,00 dan kurang catat Aset rusak berat tahun-tahun
sebelumnya sebesar 30.270.000,00.

d. Koreksi Nilai Pendapatan Diterima Dimuka


Koreksi Nilai Pendapatan Diterima Dimuka sebesar 90.000.000,00 merupakan
koreksi Pendapatan Deviden dari PD Tuah Sekata.

e. Koreksi Utang Belanja/Utang kepada Pihak Ketiga


Koreksi Utang Belanja/Utang sebesar 5.052.435.870,00 merupakan transaksi
penyesuaian Utang Belanja/Utang kepada Pihak Ketiga dengan rincian sebagai
berikut.

Uraian Jumlah
Koreksi kurang catat Aset Tetap dari utang eskalasi 5.800.000.000,00
Lebih catat utang listrik 1.608.191,00
Kurang catat utang listrik (72.020.349,00)
Kurang catat utang jamkesda (677.151.972,00)
Jumlah 5.052.435.870,00

f. Koreksi Utang Jangka Pendek Lainnya


Koreksi Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar 142.489.885,00 merupakan
kurang catat lebih salur Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - Bagi
Hasil Pajak Daerah.
g. Koreksi Pendapatan atas Kas di Bendahara BOS TA 2014
204
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Koreksi Pendapatan atas Kas di Bendahara BOS TA 2014 sebesar


659.252.026,00 merupakan kurang catat penerimaan BOS TA 2014.

BAB 6
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NONKEUANGAN

6.1 Gambaran Umum Puskesmas XYZ


Kabupaten Pelalawan merupakan pemekaran dari Kabupaten Kampar yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna, Karimun, Kuantan
Singingi, dan Kota Batam. Kabupaten Pelalawan diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri pada 12 Oktober 1999 dan menetapkan Pangkalan Kerinci sebagai Ibu kota
Kabupaten Pelalawan.
Pembentukan Kabupaten Pelalawan didasari atas kesepakatan dan kebulatan
tekad bersama yang dilakukan melalui Musyawarah Besar Masyarakat Kampar Hilir
pada tanggal 11 s.d.13 April 1999 di Pangkalan Kerinci. Musyawarah Besar tersebut
menghadirkan seluruh komponen masyarakat yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, lembaga-lembaga adat, kaum intelektual, cerdik pandai dan alim ulama.
Kondisi geografis, topografi, suhu dan demografi Kabupaten Pelalawan dapat
diuraikan sebagai berikut.

205
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Topografi
Secara geografis luas Kabupaten Pelalawan adalah 13.924,94 km², yang
sebagian besar wilayahnya terdiri dari daratan, dan sebagian lainnya kepulauan.
Kabupaten Pelalawan memiliki beberapa pulau yang relatif besar, diantaranya
Pulau Mendul, Pulau Serapung, Pulau Lebuh, Pulau Muda dan beberapa pulau
kecil lainnya seperti Pulau Ketam, Pulau Tugau dan Pulau Labu.
Dilihat dari posisinya Kabupaten Pelalawan, terletak pada titik koordinat 1°25"
Lintang Utara dan 0°,20" Lintang Selatan serta antara 100°,42" sampai 103°,28"
Bujur Timur, merupakan kawasan strategis yang dilewati jalur Lintas Timur
Sumatera yang merupakan jalur ekonomi terpadat. Disamping itu, Kabupaten
Pelalawan juga berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau
tepatnya Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun.
Kabupaten Pelalawan terletak di pesisir timur pulau sumatera dengan wilayah
daratan yang membentang di sepanjang bagian hilir Sungai Kampar serta
berdekatan dengan Selat Malaka,dengan batas-batas wilayah terdiri dari:
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Siak (Kecamatan Sungai
Apit dan Kecamatan Siak); Kabupaten Meranti (Kecamatan
Tebing Tinggi);
b) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten
Indragiri Hilir dan Kabupaten Kuantan Singingi;
c) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai dan
Tenayan raya, dan Kabupaten Kampar (Kecamatan Kampar
Kiri, Kecamatan Siak Hulu);
d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau.
Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan yang meliputi 14 kelurahan
dan 104 desa dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 6.1
Jumlah Kelurahan dan Desa Kabupaten Pelalawan Tahun 2014
Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas Status Pemerintahan Jumlah
Daerah

Km2 Kelurahan Desa


Langgam Langgam 1.442,45 1 7 8
Bandar Sei Kijang Sei Kijang 319,41 1 4 5
Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci 193,56 3 4 7
Bunut Pangkalan Bunut 408,03 1 9 10
Pelalawan Pelalawan 1.498,11 1 8 9
Bandar Petalangan Rawang Empat 372,55 1 10 11
Pangkalan Kuras Sorek Satu 1.183,89 1 16 17
Pangkalan lesung Pangkalan Lesung 504,85 1 9 10
Ukui Ukui Satu 1.299,56 1 11 12
206
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kuala Kampar Teluk Dalam 1.502,65 1 9 10


Kerumutan Kerumutan 960,04 1 9 10
Teluk Meranti Teluk Meranti 4.239,84 1 8 9
Jumlah 13.924,94 14 104 118
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019.

Dari 12 kecamatan yang ada, kecamatan terluas adalah Kecamatan Teluk


Meranti yaitu 423.984,41 Km² atau 30,45 persen dan yang paling kecil adalah
Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan luas 19.355,53 Km² atau 1,39 persen dari
luas wilayah Kabupaten Pelalawan.
b. Topografi
Kabupaten Pelalawan pada dasarnya terdiri dari daratan dan perairan.
Daratan merupakan perbukitan dan dataran. Sedangkan perairan terdiri dari sungai
dan laut, terdapat beberapa pulau yang relatif besar maupun pulau kecil lainnya.
Kondisi topografi Kabupaten Pelalawan merupakan dataran rendah dan
sebagian merupakan daerah perbukitan yang bergelombang. Secara umum
ketinggian beberapa daerah berkisar antara 3 - 6 meter dengan kemiringan lahan
rata-rata  0 – 15% dan 15 – 40%. Daerah yang tertinggi adalah Sorek I dengan
ketinggian  6 meter dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala
Kampar) dengan ketinggian  3½ meter.
Di wilayah Kabupaten Pelalawan terdapat sebuah sungai yaitu Sungai
Kampar yang panjangnya  413½ kilometer dengan kedalaman rata-rata  7,7
meter dan lebar rata-rata  143 meter. Sungai Kampar dan anak sungainya
berfungsi sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya perikanan,
dan irigasi. Wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya
merupakan dataran rawa gambut, dan dataran aluvium. Dataran ini dibentuk oleh
endapan aluvium yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan
dan gambut. Sedangkan wilayah berbukit dan tanahnya bergelombang termasuk
jenis orgosonal dan humus yang mengandung bahan organik.
c. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Penggunaan lahan di Kabupaten Pelalawan sampai 2014 didominasi oleh
kawasan perkebunan (35,24%), kawasan lindung (15,24%), hutan produksi
(16,35%), pertanian (15,22%) dan pemukiman(5,43%). Dalam perkembangannya
berdasarkan data tahun 2013 – 2014 terjadi konversi lahan yang cukup besar
mencapai sekitar ± 470.198,3 ha untuk fungsi perkebunan, pertanian, perumahan,
perkantoran, pendidikan serta untuk pertokoan. Hal ini terjadi dengan semakin
pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan Kabupaten Pelalawan yang
berimplikasi pada penyesuaian terhadap kebutuhan lahan untuk pengem-
bangannya.
d. Iklim
Suhu dan kelembaban udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh
rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai.
207
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tahun 2012 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 33,0ºC-
35,0ºC, sedangkan pada malam hari berkisar antara 20,1ºC - 23,2ºC. Suhu udara
maximum 35,0ºC terjadi pada juli 2012, sedangkan suhu udara minimum terendah
20,1ºC terjadi pada Juni 2012. Sedangkan rata-rata kelembaban udara selama
tahun 2011 berkisar antara 43-100 persen.
e. Kerentanan Kabupaten Pelalawan terhadap Bencana.
Kabupaten Pelalawan yang memiliki kondisi geografis yang beragam
menjadikannya banyak menyimpan potensi bencana, potensi bencana alam yang
ada di Kabupaten Pelalawan antara lain banjir, kebakaran hutan dan lahan, angin
puting beliung.
f. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan tahun 2014 adalah 387.114 jiwa,
yang terdiri dari 198.747 orang laki-laki (51,34%) dan 188.367 orang perempuan
(48,66%). Pada tahun 2012 terjadi mengalami peningkatan jumlah penduduk,
menjadi 356.945 jiwa, terdiri dari 188.013 jiwa laki-laki dan 168.932 jiwa
perempuan. Penduduk Kabupaten Pelalawan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 6.71 persen dibandingkan tahun 2013 yaitu 367.724 jiwa yang
terdiri dari 188.926 jiwa laki-laki dan 178.798 jiwa perempuan. Kondisi demografi
Kabupaten Pelalawan 2014 dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 6.2
Luas Kepadatan Penduduk Kabupaten Pelalawan Tahun 2014

Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Jumlah Jumlah Kepa-


Daerah Total Rumah datan
Laki-laki Perem- Tangga
puan
(Km2) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (KK) (Jiwa/
Km2)
Langgam 1.442,45 14.638 13.730 28.368 6.974 20
Bandar Sei 319,41 14.865 13.860 28.725 7.152 90
Kijang
Pangkalan 193,56 52.548 50.378 102.926 26.179 532
Kerinci
Bunut 408,03 7.309 7.184 14.493 3.792 36
Pelalawan 1.498,11 9.706 8.857 18.563 4.680 12
Bandar 372,55 6.969 6.933 13.902 3.578 37
Petalangan
Pangkalan 1.183,89 28.471 27.085 55.556 13.999 47

208
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kuras
Pangkalan 504,85 15.603 14.555 30.158 7.800 60
lesung
Ukui 1.299,56 19.775 17.940 37.715 9.794 29
Kuala Kampar 1.502,65 9.145 8.803 17.984 4.271 12
Kerumutan 960,04 11.470 11.014 22.484 5.836 23
Teluk Meranti 4.239,84 8.248 8.028 16.276 4.005 4
Jumlah 13.924,94 198.747 188.367 387.114 98.060 28
Sumber: BPS Kabupaten Pelalawan, Pelalawan dalam Angka 2019

6.2 Kepemimpinan Daerah


Berdasarkan Surat keputusan Gubernur Riau Nomor KPTS.528/XI/2000 tentang
Anggota DPRD Kabupaten Pelalawan Masa Jabatan 2000-2004 tanggal 9 November
2000, dilantik 25 orang anggota DPRD Kabupaten Pelalawan hasil Pemilu Tahun 1999
yang pengambilan sumpah dilaksanakan oleh Ketua Pengadilan Negeri Bangkinang
a.n. Ketua Mahkamah Agung RI tanggal 15 November 2000. Dengan terbentuknya
DPRD Kabupaten Pelalawan, dilakukan pemilihan Bupati pertama dilakukan tanggal 5
Maret 2001 melalui Sidang Paripurna DPRD. Pasangan T. Azmun Jaafar, SH dan Drs.
Abdul Anas Badrun terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan periode 2001
s.d. 2006. Pada tanggal 5 April 2004 diadakan pemilihan anggota DPRD Kabupaten
Pelalawan secara langsung oleh rakyat, yang hasilnya disahkan dengan Keputusan
Gubernur Riau Nomor KPTS.508/VII/2004 tentang Anggota DPRD Kabupaten
Pelalawan Masa Jabatan 2004 – 2009. Setahun setelah pemilihan anggota DPRD
tepatnya tanggal 8 Februari 2006 diadakan pemilihan Bupati/Wakil Bupati secara
langsung oleh rakyat, hasil pemilihan tersebut memenangkan pasangan H. T. Azmun
Ja’afar, SH dengan H. Rustam Effendi sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan
terpilih yang dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131-14-94
Tahun 2006 tentang Pengesahan, Pemberhentian dan Pengangkatan Bupati
Pelalawan Provinsi Riau.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan periode kepemimpinan 2011-2016
dihelat pada 16 Februari 2011. H. M. Harris dan Drs. H. Marwan Ibrahim terpilih
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan periode 2011 -2016 dengan mendapatkan
total suara 51.296 (40,05 persen).
Puskesmas XYZ berkedudukan di Komplek Perkantoran Puskesmas XYZ Jalan
Sultan Syarif Hasyim Nomor 1 Pangkalan Kerinci. Kabupaten Pelalawan dipimpin oleh
seorang Bupati dan Wakil Bupati yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh
Sekretaris Daerah serta Dinas/Lembaga/Badan yang terkait dalam menjalankan roda
pemerintahan dan pembangunan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2014, Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris
Daerah Puskesmas XYZ adalah sebagai berikut.
2019 2014

209
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Bupati H. M. Harris H. M. Harris


Wakil Bupati - Drs. H. Marwan Ibrahim
Sekretaris Daerah Drs. T. Mukhlis Drs. T. Mukhlis

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan periode kepemimpinan 2016 -


2020 telah dihelat pada 09 Desember 2019. H. M. Harris dan Drs.Zardewan terpilih
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pelalawan periode 2016 - 2020 dengan mendapatkan
total suara 68.618 (50,57 persen) dan telah dilantik pada tanggal 22 April 2019.
Visi Jangka Menengah Kabupaten Pelalawan 2011-2016 yaitu “Pembaharuan
menuju Kemandirian Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Pelalawan”.
Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Pelalawan Tahun 2011 – 2016
yaitu:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, beriman, bertaqwa dan
berbudaya melayu.
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
c. Meningkatkan kinerja birokrasi dan otonomi desa.
d. Meningkatkan pembangunan infrastruktur daerah.
e. Meningkatkan kemandirian ekonomi, mendorong investasi, pengembangan
pariwisata dan usaha strategis daerah yang berwawasan lingkungan.
f. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Tugas dan fungsi Puskesmas XYZ adalah sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan bidang pemerintahan, bidang pekerjaan umum, bidang
kehutanan dan perkebunan, bidang pertambangan dan energi, bidang pendapatan
daerah, bidang tata ruang kota, bangunan, pertamanan, ruang terbuka hijau,
pemakaman dan kebersihan, bidang lingkungan hidup, bidang pemberdayaan
masyarakat dan pemerintahan desa;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan
umum, bidang kehutanan dan perkebunan, bidang pendapatan daerah, bidang
lingkungan hidup, bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;
c. Penyusunan Kegiatan operasional pemerintah daerah di bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana dan pelaksanaan koordinasi terhadap
kegiatan instansi pemerintah, swasta, lembaga sosial dan organisasi masyarakat
dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
d. Koordinasi proses pelayanan penanaman modal dan perijinan, pelaksanaan
administrasi pelayanan penanaman modal dan perijinan serta pemantauan dan
evaluasi proses pemberian pelayanan penanaman modal dan perijinan;
e. Merumuskan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta
hubungan masyarakat;

210
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. Penyelarasan dan penyerasian kebijakan dan kegiatan pengembangan bidang


pertambangan dan energi;
b. Perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan kegiatan di bidang tata ruang
kota, bangunan, pertamanan, ruang terbuka hijau, pemakaman dan kebersihan;
c. Pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang bina ideology dan wawasan kebangsaaan, bidang kewaspadaan
daerah, serta bidang fasilitasi kelembagaan politik dan orkemas;
d. Peningkatan kapasitas kelembagaan, sumberdaya manusia, oeran serta seluruh
mitra lingkungan, perangkat manajemen dan alternative teknologi yang berorientasi
ramah lingkungan;
e. Pencegahan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup;
f. Pengembangan sarana, sumberdaya, kesiapsiagaan dan sistem tanggap darurat
terhadap bencana;
g. Pengendalian kualitas lingkungan hidup;
h. Pengkoordinasian penyelesaian sengketa lingkungan hidup;
i. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta
rekonstruksi secara adil dan setara;
j. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundangundangan;
k. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana;
l. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
m. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum di Daerah;
n. Melaksanakan kebijakan penegakan Peraturan Daerah;
o. Penyelenggaraan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam pelaksanaan
fungsi ketahanan pangan dan penyuluhan;
p. Melakukan penyelamatan dan pelestarian koleksi daerah sesuai kebijakan nasional;
q. Melaksanakan pengembangan minat dan budaya baca masyarakat

6.3 Kejadian-kejadian Penting


1. Puskesmas XYZ Tahun 2019 memperoleh dana tugas pembantuan, dana
dekonsentrasi dengan rincian sebagai berikut :
1) Dana Tugas Pembantuan sebesar 29.017.505.000,00 yang dikelola Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan, dan RSUD Selasih;

211
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2) Dana Dekonsentrasi sebesar 444.376.000,00 yang dikelola Badan Ketahanan


Pangan dan Penyuluhan;
2. Berdasarkan Nota Kesepakatan Nomor PLLW/180/2014/24 dan Kpts.24/DPRD/2014
tanggal 18 November 2014 yang dibuat oleh Bupati Pelalawan dan DPRD Kabupaten
Pelalawan telah menyepakati 13 (tiga belas) paket pekerjaan tahun jamak pada
Dinas Pekerjaan Umum yang dianggarkan selama 3 (tiga) tahun anggaran mulai dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dengan total anggaran sebesar
546.694.957.435,00. Penganggaran tahun 2014 (I) sebesar 191.343.235.102,25
tahun 2019 (II) sebesar 246.012.730.845,75, tahun 2016 (III) sebesar
109.338.991.487,00. Dari 13 (tiga belas) paket tersebut terdapat 6 (enam) paket
pekerjaan yang tidak jadi dilelang dan 2 (dua) paket pekerjaan yang ditunda karena
belum ada kepastian pembebasan lahan. Kontak Jangka Panjang tersebut telah
direalisasikan dan dicatat sebagai Kontruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dengan
pembayaran kepada rekanan sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
232.762.775.398,82. Rincian paket pekerjaan tahun jamak dapat dilihat pada
Lampiran 24.
3. Puskesmas XYZ telah melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak pada tanggal
09 Desember 2019. Terkait pelaksanaan pemilihan kepala daerah tersebut
Puskesmas XYZ telah merealisasikan hibah kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU)
sebesar 21.102.361.600,00, Panita Pengawas Pemilu sebesar 5.201.674.200,00 dan
Kepolisian sebesar Rp6.244.737.000,00. Hibah tersebut telah
dipertanggungjawabkan kepada Puskesmas XYZ dengan pengembalian kepada kas
Daerah sebesar 5.046.380.475,00.
4. Pengadaan Tanah Perkantoran Bhakti PrajaTahun 2012 mengalami tuntutan hukum
terhadap Wakil Bupati (mantan Sekretaris Kabupaten pada kasus tersebut), Kepala
Dinas Pendapatan, mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Pelalawan. Proses
hukum tersebut sebagian masih bergulir dan sebagian sudah ada keputusan
pengadilan yang bersifat mengikat (inkracht).
5. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, berdampak pada perubahan struktur organisasi dan penganggaran pada
tahun 2019 dengan perubahan kewenangan antara lain :
a. Urusan pendidikan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah sampai tingkat
SLTP sedangkan urusan pendidikan menengah (SMA/SMK) menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi Riau. Jumlah sekolah yang akan diserahkan kepada
Pemerintah Provinsi Riau pada Tahun 2016 sebanyak 25 (dua puluh lima)
SMA/SMK;
b. Izin pertambangan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Riau.

c. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta energi


dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi Riau.
d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Riau. Urusan pemerintahan bidang

212
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya kabupaten/kota


menjadi kewenangan kabupaten/kota.
e. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kelautan, energi dan sumber daya
mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Riau.

6.4 Kewajiban Kontijensi


1. Terdapat beberapa gugatan eskalasi dari rekanan penyedia barang dan jasa kepada
Puskesmas XYZ, dengan rincian sebagai berikut:
a. Perkara nomor 08/Pdt.G/2012/PN.PLW tanggal 28 November 2012, atas nama PT
Wahana Jaya Prima, jumlah pemenuhan pembayaran 18.509.000.000,- (delapan
belas milyar lima ratus sembilan juta rupiah), tetapi kewajiban Tergugat membayar
harga eskalasi setelah adanya audit dari instansi terkait, dalam putusan
Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 25 Juni 2013, dan sudah berkekuatan
hukum tetap (inkracht). Meskipun sudah inkracht namun belum ada audit dari
instansi terkait sehingga belum ada nilai kewajiban yang pasti dan masih divatat
sebagai kewajiban kontijensi.
b. Perkara nomor 09/Pdt.G/2012/PN.PLW tanggal 28 November 2012, atas nama PT
Trifa Abadi, jumlah pemenuhan pembayaran 42.727.538.399,39,- (empat puluh
dua milyar tujuh ratus dua puluh tujuh juta lima ratus tiga puluh delapan ribu tiga
ratus sembilan puluh sembilan koma tiga puluh sembilan rupiah), tetapi kewajiban
Tergugat membayar harga eskalasi setelah adanya audit dari instansi terkait,
dalam putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 24 Juni 2013, dan masih
dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI.
c. Perkara nomor 10/Pdt.G/2012/PN.PLW tanggal 05 Desember 2012, atas nama PT
Idee Murni Pratama, jumlah pemenuhan pembayaran 14.628.456.000,- (empat
belas milyar enam ratus dua puluh delapan juta empat ratus lima puluh enam ribu
rupiah), tetapi kewajiban Tergugat membayar harga eskalasi setelah adanya audit
dari instansi terkait, dalam putusan Pengadilan Tinggi tanggal 5 Juni 2013, dan
masih dalam proses Kasasi di Mahkamah Agung RI.
2. Puskesmas XYZ menghadapi gugatan atas hibah tanah SMU 2 Pangkalan Kerinci
senilai 3.000.000.000,00. Proses hukum tersebut masih bergulir dan belum ada
keputusan pengadilan yang bersifat mengikat (inkracht).

213
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB 7
PENUTUP

Demikian Catatan atas Laporan Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 yang dapat
kami sampaikan.
Sebagai akhir kata, segenap aparat Puskesmas XYZ mengharapkan Laporan
Keuangan Puskesmas XYZ Tahun 2019 dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kepada
para stakeholders dan sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan
guna peningkatan kinerja selanjutnya dan kesejahteraan rakyat.

214
PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN
Catatan atas Laporan Keuangan
Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2015
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Bupati Pelalawan

H.M.HARRIS

215

Anda mungkin juga menyukai