Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FIQIH SIYASAH

SISTEM POLITIK ISLAM ARAB SAUDI


Makalah Ini di Susun Untuk memenuhi tugas Individu

Mata kuliah : Fiqih Siyasah

Dosen Pengampu : Dr . Iwan Nasution , M.HI

DI SUSUN OLEH :

JULI MARDIANA (0201203137)

PROGRAM STUDI S1 HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Karya Ilmiah ini
dengan baik.Dan juga Kami berterima kasih kepada Bapak Dr, Dr . Iwan Nasution , M.HI selaku
Dosen mata kuliah Fiqh Siyasah

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Siyasah . Kami
Sangat Berharap Karya Tulis ini nanti dapat berguna untuk menambah wawasan , serta Kami
Juga menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat keslahan . Oleh sebab itu, saya
mohon maaf dan berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
Kami buat di masa yang akan datang.

Medan,20 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

BAB I...........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................4

A . LATAR BELAKANG.......................................................................................................4

B . RUMUSAN MASALAH...................................................................................................5

C . TUJUAN PEMBAHASAN................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..........................................................................................................................6

A . PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT ARAB SAUDI......................................................6

B . SISTEM PEMERINTAHAN DAN POLITIK PEMERINTAHAN ARAB SAUDI.........8

C . POLITIK LUAR NEGERI ARAB SAUDI......................................................................12

BAB III......................................................................................................................................15

PENUTUP.................................................................................................................................15

A . KESIMPULAN................................................................................................................15

B . SARAN............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG

Arab Saudi merupakan negara yang terletak di Jazirah Arab. Negara ini berbatasan
langsung dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman dan
Laut Merah. Arab Saudi mempunyai peran penting dalam percaturan dunia sesudah Nabi
Muhammad SAW mengembangkan agama Islam, yang kemudian disambut baik oleh umat
Islam seluruh dunia. Negara ini dari awal terbentuk telah menerapkan hukum Islam sebagai
hukum negara. Bahkan Arab Saudi merupakan negara tempat berkumpulnya seluruh Umat
Islam setiap tahunnya, khususnya ketika bulan haji tiba. Arab Saudi telah dikuasai oleh
Keluarga Saud sejak sejak abad ke-12 Hijrah atau abad ke-18 Masehi .1

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang masih menganut sistem monarki
(kerajaan) ditengah gejolak proses demokratisasi yang terjadi di negara – negara jazirah arab.
Setelah berdiri, struktur politik kerajaan Saudi mengalami perubahan bentuk patriarkhal
keagamaan menjadi bentuk monarkhi dimana kekuasaan raja hanya dibatasi oleh hukum Islam
atau syariah dan dimana raja sering membuat metafora bahwa rakyatnya adalah suatu keluarga
besar. Guna mencapai stabilitas dan legitimasi politik, penguasa Arab Saudi menggunakan
Islam sebagai alat pemersatu bangsa. Dengan kata lain, legitimasi politik lebih bersumber pada
kepemimpinan raja atau ideologi Islam dari pada bersumber pada struktur politik yang sudah
mapan .2

Politik luar negeri Arab dalam kiprahnya selalu hadir di setiap gejolak konflik yang
melanda Timur Tengah dimulainya tahun 2010 pada peristiwa Arab Springs dimana banyak
terjadi pemberontakan – pemberontakan terhadap rezim pemerintahan negara – negara Timur
Tengah yang otoriter sehingga terjadi sebuah transisi demokrasi didalamnya. Arab Saudi yang
masih menggunakan struktur pemerintahan kerajaan tidak tinggal diam melihat fenomena
transisi demokrasi yang terjadi di berbagai negara kawasan Timur Tengah. Untuk menghindari

1
Badri, Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 25.
2
Sidik Jatmika, AS Penghambat Demokrasi: Membongkar Politik Standar Ganda Amerika Serikat, BIGRAF
Publishing, Yogyakarta, 2001, hal 76
meluasnya gerakan revolusioner masuk ke Arab, Pemerintah Arab banyak terlibatdan berperan
aktif di dalam konflik – konflik yang melanda negara – negara kawasan Timur Tengah. Peran
pertama yang dimainkan Arab Saudi adalah pada saat terjadi demonstrasi rakyat di Tunisia
yang berusaha menumbangkan diktator Zine ElAbidine Ben Ali. Ketika diktator Ben Ali
melarikan diri dari Tunisia, Arab Saudilah yang memberikan tempat bagi pelarian mantan
diktator Tunisia itu.3

B . RUMUSAN MASALAH

1 . Bagaimana Profil dan sejarah singkat Arab Saudi ?

2 . Bagaimana Sistem Pemerintahan dan Politik Pemerintahan Arab Saudi?

3 . Bagaimana Politik Luar negeri Arab Saudi ?

C . TUJUAN PEMBAHASAN

1 . Untuk Mengetahui Profil dan sejarah singkat Arab Saudi

2 . Untuk Mengetahui Sistem Pemerintahan dan Politik Pemerintahan Arab Saudi

3 . Untuk Mengetahui Politik Luar negeri Arab Saudi

3
Voice Of Palestine, Kenapa Arab Saudi Anti Revolusi Timur Tengah
Http://Voiceofpalestine.Net/Artikel/Opini/685-Kenapa-Arab-Saudi-Anti-Revolusi-Timur-Tengah.Html, diakses
tanggal 20 Januari 2022
BAB II

PEMBAHASAN

A . PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT ARAB SAUDI

Arab Saudi adalah negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Arab Saudi terletak di
antara 15°LU - 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT. Negara Arab Saudi ini berbatasan langsung
(searah jarum jam dari arah utara) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat
Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah. Luas kawasannya adalah 2.240.000 km². Arab Saudi
merangkumi empat perlima kawasan di Semenanjung Arab dan merupakan negara terbesar di
Asia Timur Tengah. Arab Saudi beribukota di Riyadh, dengan bahasa resmi bahasa Arab.
Mata uang Arab Saudi yaitu real. Penduduk Arab Saudi mayoritas berasal dari kalangan
bangsa Arab (mayoritas Islam), sekalipun juga terdapat keturunan dari bangsa-bangsa lain.4

Wilayah ini dahulu merupakan wilayah perdagangan terutama di kawasan Hijaz antara
Yaman-Mekkah-Madinah-Damaskus dan Palestina. Pertanian dikenal saat itu dengan
perkebunan kurma dan gandum serta peternakan yang menghasilkan daging serta susu dan
olahannya. Pada saat sekarang digalakkan sistem pertanian terpadu untuk meningkatkan hasil-
hasil pertanian. Perindustrian umumnya bertumpu pada sektor minyak bumi dan Petrokimia.
Selain itu, untuk mengatasi kesulitan sumber air selain bertumpu pada sumber air alam (oase)
juga didirikan industri desalinasi air laut di kota Jubail. Sejalan dengan tumbuhnya
perekonomian, maka kota-kota menjadi tumbuh dan berkembang. Kota-kota yang terkenal di
wilayah ini selain kota suci Mekkah dan Madinah adalah Kota Riyadh sebagai ibukota
kerajaan, Dammam, Dhahran, Khafji, Jubail, Tabuk, dan Jeddah.5

Akar sejarah Kerajaan Arab Saudi bermula sejak abad ke-12 H atau abad ke18 M.
Ketika itu, di jantung Jazirah Arabia, tepatnya di wilayah Najd yang secara historis sangat
terkenal, lahirlah Negara Saudi yang pertama yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Saud
di "Ad-Dir'iyah", terletak di sebelah barat laut kota Riyadh pada tahun 1175 H./1744 M dan
meliputi hampir sebagian besar wilayah Jazirah Arabia. Negara ini memikul di pundaknya
tanggung jawab dakwah menuju kemurnian Tauhid kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala,
4
S.zubaidah ,sejarah peradaban islam , Perdana mulya sarana : Medan( 2016). Hal 7
5
Lihat: Sayyid Qutb, Ma’alim fi Ath-Thariq, terjemah, (Jakarta: Serambi, 1980). Hal 5
mencegah prilaku bid'ah dan khurafat, kembali kepada ajaran para Salaf Shalih, dan berpegang
teguh kepada dasar-dasar agama Islam yang lurus. Periode awal Negara Arab Saudi ini
berakhir pada tahun 1233 H/1818 M.

Periode kedua dimulai ketika Imam Faisal bin Turki mendirikan Negara Saudi kedua
pada tahun 1240 H./1824 M. Periode ini berlangsung hingga tahun 1309 H/1891 M. Pada
tahun 1319 H/1902 M, Raja Abdul Aziz Rahimahullah berhasil mengembalikan kejayaan
kerajaan para pendahulunya, ketika beliau merebut kembali kota Riyadh yang merupakan
ibukota bersejarah kerajaan ini. Semenjak itulah Raja Abdul Aziz mulai bekerja dan
membangun serta mewujudkan kesatuan sebuah wilayah terbesar dalam sejarah Arab modern,
yaitu ketika beliau berhasil mengembalikan suasana keamanan dan ketenteraman ke bagian
terbesar wilayah Jazirah Arabia, serta menyatukan seluruh wilayahnya yang luas ke dalam
sebuah negara modern yang kuat yang dikenal dengan nama Kerajaan Arab Saudi. Penyatuan
dengan nama ini, yang dideklarasikan pada tahun 1351 H/1932 M, merupakan dimulainya fase
baru sejarah Arab modern.

Raja Abdul Aziz Al-Saud Rahimahullah pada saat itu menegaskan kembali komitmen
para pendahulunya, raja-raja dinasti Saud, untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip
Syariah Islam, menebar keamanan dan ketenteraman ke seluruh penjuru negeri kerajaan yang
sangat luas, mengamankan perjalan haji ke Baitullah, memberikan perhatian kepada ilmu dan
para ulama, dan membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan tujuan-tujuan
solidaritas Islam dan memperkuat tali persaudaraan di antara seluruh bangsa arab dan kaum
muslimin, serta sikap saling memahami dan menghormati dengan seluruh masyarakat dunia.
Di atas prinsip inilah, para putra beliau sesudahnya mengikuti jejak langkahnya dalam
memimpin Kerajaan Arab Saudi. Mereka adalah: Raja Saud, Raja Faisal, Raja Khalid, Raja
Fahd, semoga Allah merahmati mereka semuanya, dan Pelayan Dua Kota Suci Raja Abdullah
bin Abdul Aziz, semoga Allah melindunginya.6

6
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh : https://kemlu.go.id/riyadh/id/read/kerajaan-arab-saudi/2782/etc-
menu
B . SISTEM PEMERINTAHAN DAN POLITIK PEMERINTAHAN ARAB SAUDI

1. Sistem Pemerintahan

Arab Saudi ialah negara dengan bentuk negara monarki absolut. Sistem pemerintahan
Arab Saudi yaitu negara Islam yang berdasarkan syariah Islam dan Al Qur’an. Kitab Suci Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan konstitusi Arab Saudi. Pada tahun
1992 ditetapkan Basic Law of Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak dan
kewajiban pemerintah serta warga negara.

Arab Saudi dipimpin oleh seorang raja yang dipilih berdasarkan garis keturununan atau
orang yang diberi kekuasaan langsung oleh raja. Hal ini berdasarkan pasal 5 Basic Law of
Government yang menyatakan kekuasaan kerajaan diwariskan kepada anak dan cucu yang
paling mampu dari pendiri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud, dimana raja
merangkap perdana menteri dan anglima tinggi angkatan bersenjata Arab Saudi. Pada tanggal
20 Oktober 2006 Raja Abdullah telah mengamandemen pasal ini dengan mengeluarkan UU
yang membentuk lembaga suksesi kerajaan (Allegiance Institution) terdiri dari para anak dan
cucu dari Raja Abdul Aziz Al-Saud. Dalam ketentuan baru, raja tidak lagi memilki hak penuh
dalam memilih Putera Mahkota. Raja dapat menominasikan calon Putera Mahkota. Namun,
Komite Suksesi akan memilih melalui pemungutan suara. Selain itu, bila Raja atau Putera
Mahkota berhalangan tetap, Komite Suksesi akan membentuk Dewan Pemerintahan
Sementara (Transitory Ruling Council) yang beranggotakan lima orang. Ketentuan ini baru
akan berlaku setelah Putera Mahkota Pangeran Sultan naik tahta. Berikut nama-nama raja
yang pernah memerintah Arab Saudi:7

 Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953
 Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil alih oleh
saudaranya, Putera Mahkota Faisal)
 Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh keponakannya, Faisal
bin Musa’id bin Abdul Aziz)

7
Al mawardi, Al ahkam al sulthoniyyah: Hukum tata negara dan kepemimpinan dalam takaran
islam,Diterjemahkan oleh Abdul Hayyie , Jakarta :Gema insani press,(2000). Hal 27
 Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena serangan
jantung)
 Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit usia tua)
 Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.

Ayat 1 dalam Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan Arab Saudi adalah
Negara Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam sebagai agama resmi, undang-undang
dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa resmi
Bahasa Arab, dan ibukotanya Riyadh". Dan ayat 5 menyebutkan bahwa sistem pemerintahan
di Arab Saudi adalah Kerajaan atau Monarki. Sedang ayat-ayat lainnya menyebutkan tentang
sendi-sendi yang menjadi landasan bagi sistem pemerintahan di Arab Saudi, lingkungan resmi
yang mengaturnya, unsur-unsur fundamental masyarakat Saudi, prinsip-prinsip ekonomi
umum yang dilaksanakan Kerajaan, jaminan negara terhadap kebebasan dan kehormatan atas
kepemilikan khusus, perlindungan atas hak-hak asasi manusia sesuai dengan hukum-hukum
Syariat Islam.

2 . Undang-undang tentang Pemerintahan, Syura, dan Daerah

Untuk menyempurnakan regulasi negara atas dasar Syariat Allah, pada tanggal 27 Sya'ban
1412 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1992 M, Pelayan Dua Kota Suci Raja Fahd Bin
Abdul Aziz – rahimahullah – mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem Pemerintahan,
Syura (Permusyawaratan) dan Daerah untuk mengatur berbagai macam kehidupan di Kerajaan
Arab Saudi.

3 . Komisi Majelis Syura

1. Komisi Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.

2. Komisi Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.

3. Komisi Urusan Ekonomi dan Energi.

4. Komisi Urusan Keamanan.

5. Komisi Administrasi, SDM dan Petisi.


6. Komisi Urusan Pendidikan dan Riset.

7. Komisi Urusan Kebudayaan dan Informasi.

8. Komisi Urusan Luar Negeri.

9. Komisi Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.

10. Komisi Urusan Kesehatan dan Lingkungan.

11. Komisi Urusan Keuangan.

12. Komisi Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.

4 . Administrasi Pemerintahan

Terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada tahun 1373H/1953M. Majelis ini sekarang
mencakup sejumlah departemen yang berkompeten, seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam
Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan, Perminyakan dan Pertambangan, Kehakiman,
Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan, Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan
Tinggi, Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian,
Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi dan Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan,
Haji, dan Layanan Sipil.

5 . Sistem Peradilan

Peradilan memperoleh independensi secara penuh dan hukumnya bersumber kepada


kitab suci Al-Qur`an dan Sunnah Nabi shallallahu'alaihiwasallam. Dalam berbagai urusan
syar'i peradilan merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang bertugas meneliti nash-nash
peradilan dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai seluruh mahkamah syar'iyah
yang tersebar di penjuru negeri. Lembaga peradilan dan kehakiman terdiri dari: Mahkamah
Umum, Mahkamah Khusus, Lembaga Kasasi, dan Notariat. Adapun dalam persoalan-
persoalan tata usaha Negara, maka di sana ada lembaga khusus yang menanganinya. Yang
terpenting, diantaranya, ialah “Diwan al-Mazhalim” yaitu lembaga pengadilan yang
berhubungan langsung dengan raja, yang perhatiannya terfokus pada penyelesaian berbagai
persoalan perselisihan yang diajukan terhadap lembaga pemerintahan.8

6 . Dinamika Politik Pemerintahan

Misi reformasi, dimana negara Saudi didirikan, mewakili inti pokok pemerintah. Misi
ini berdasarkan realisasi aturan Islam, implementasi hukum Islam (Syariah), mengamalkan
kebaikan dan melarang kejahatan, termasuk mereformasi ajaran Islam dan memurnikannya
dari segala penyimpangan. Sistem ini mengadopsi doktrin dari prinsip Islam yang benar, yang
beredar pada awal kelahiran Islam.

Hal ini diperkuat dari adanya aksi bom bunuh diri yang mengguncang Arab Saudi pada
Sabtu, 8 November 2003. Bom bunuh diri tersebut mengincar perumahan mewah yang banyak
dihuni orang asing dan keluarga kerajaan. Aksi kekerasan di Arab Saudi akan semakin
mengalami eskalasi. Sebagai sekutu utama AS, Arab Saudi adalah negara yang tidak populer
di mata rakyat Arab (umat Islam) yang selama ini membenci sepak terjang hubungan perilaku
AS di Afghanistan, Irak, dan politik dua muka atas konflik Israel-Palestina. Padahal Arab
Saudi negara monarki atau kerajaan yang tidak mempraktikkan nilai-nilai demokrasi. Jadi,
dalam studi kasus proses demokratisasi di Arab Saudi, AS merupakan faktor penghambat
utama bagi proses demokratisasi.

Perkembangan politik pemerintahan di Arab Saudi ialah diadakannya pemilihan umum


pertama untuk memilih anggota-anggota yang akan duduk di dewan pemerintahan kota. Hal
tersebut, tentu merupakan pertanda lagi terus bergulirnya roda reformasi politik di salah satu
negara Arab Teluk tersebut yang selama ini terbilang konservatif. Arab Saudi akan
menyelenggarakan pemilu dewan kota karena merupakan tuntutan yang terus meningkat dari
rakyat negara itu. Dewan menteri memutuskan untuk memperlebar partisipasi warga negara
dalam menangani persoalan-persoalan lokal melalui pemilihan umum dengan aktif di dewan
pemerintahan, dimana separuh anggota dewan itu akan dipilih. Keputusan memperluas
partisipasi rakyat dalam urusan lokal merupakan peristiwa historis dalam proses reformasi
politik. Pemilu anggota dewan pemerintahan kota dianggap historis karena pemilu tersebut
bisa menjadi pintu bagi proses reformasi politik berikutnya. Pemilu anggota dewan
8
Amiruddin , M.Hasbi,Konsep Negara Islam menurut fazur Rahman ,Yogyakarta, UII Press,(2000).Hal 12
pemerintahan kota bisa berandil membangun struktur politik baru yang berpijak pada
kedaulatan rakyat.

Selain itu, terbukanya peran perempuan dalam kegiatan kenegaraan. Perembangan


politik pemerintahan ini berkembang pesat pada saat pemerintahan raja Abdullah bin Abdul
Aziz menjabat menjadi raja. Raja Abdullah membolehkan perempuan melakukan pembelaan
kasus-kasus mereka di ruang pengadilan dalam kasus-kasus keluarga, termasuk perceraian dan
hak asuh anak. Pemerintah Arab Saudi terkenal dengan sistem patriarki dan sangat ketat
memberikan ruang kepada perempuan. Arab Saudi berencana untuk membuat undang-undang
yang memungkinkan pengacara wanita berdebat di pengadilan.

C . POLITIK LUAR NEGERI ARAB SAUDI

Politik luar negeri Arab Saudi didasari oleh kemurnian berdasarkan hubungan
Kerajaan Saudi dengan dunia luar yang didasari oleh nilai Islam dan Arab serta keikutsertaan
positif untuk menstabilkan tentaranya untuk melindungi Arab Saudi dalam hal keamanan dan
kesejahteraan. Arab Saudi meyakini bahwa merekalah yang mewakili identitas dari keturunan
Arab yang asli dan berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih luas dengan dunia Arab
lainnya. Saudi melaksanakan program bantuan bagi pembangunan ekonomi sosial di negara-
negara miskin dengan membentuk organisasi internasional, antara lain: AAAID (Arab
Authority for Agricultural Investment and Development Organization) dan AGFUND (Arab
Gulf Program for United Nations Development Organization), dan sebagainya.

Arab Saudi tidak hanya membangun kedekatan dengan negara-negara di Timur Tengah
melalui ekonomi semata. Namun, Arab Saudi juga menjalin kedekatan dengan negara-negara
arab lainnya melalui bantuan kemanusiaan. Arab Saudi pada periode 1973 hingga 1993
mengeluarkan bantuan kemanusiaan melalui organisasi internasional dan organisasi dalam
negeri berjumlah sekitar 245 milyar riyal. Berdasarkan jumlah tersebut, maka Arab Saudi
termasuk negara donor terbesar dan pertama di seluruh dunia yang memberikan bantuan
kemanusiaan dengan cuma-cuma dan tanpa syarat.

Arab Saudi juga peduli dengan keamanaan serta kedamaain di Timur Tengah. Arab
Saudi mempelopori perdamaian di negara-negara Arab yang berselisih. Arab Saudi yang
tergabung dalam Liga Arab peduli dengan perdamaian di Timur Tengah. Hal ini terbukti
dengan partisipasi Arab Saudi sebagai penengah yang diterima berbagai kalangan untuk
menghentikan perang saudara di Lebanon.

Arab saudi tidak hanya menjalin kerjasama dengan negara-negara Islam saja, tetapi
juga menjalin kerjasama dengan negara non muslim seperti Amerika. Hubungan yang terjalin
antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat tergolong sangat dekat, Kedua negara ini menjalin
kerjasama yang baik diberbagai bidang, antara lain ekonomi, politik, serta militer. Kemesraan
antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi terjalin karena minyak
yang dimiliki oleh Arab Saudi. Arab Saudi yang notabene sebagai penghasil minyak terbesar
di dunia, menyuplai sebagaian besar cadangan minyak Amerika serikat yang tak lain adalah
negara industri. Selain itu, kedekatan ekonomi terjalin karena aktivitas perbankan.

Kemesraan yang terjalin antara kedua negara tersebut tidak lepas dari kepentingan
Arab Saudi terhadap Amerika Serikat dalam bidang militer. Pada tahun 1955 Amerika Serikat
memberian bantuan teknik kepada Arab Saudi di bawah program “point four”, yang berisi
tentang pembelian peralatan militer oleh Arab Saudi terhadap Amerika Serikat dan pelatihan
militer oleh tentara Amerika Serikat terhadap pasukan militer Arab Saudi. Amerika Serikat
berperan sebagai bodyguard bagi Arab Saudi. Hal ini dapat ditunjukkan dalam kasus Perang
Teluk Persia antara Irak dan Kuwait dimana Arab Saudi meminta perlindungan dari Amerika
Serikat, sehingga Geogre H.W. Bush yang ketika itu menjabat sebagai presiden Amerika
Serikat mengirimkan bala tentaranya untuk melindungi kerajaan Arab Saudi dari serangan
Irak.

Pada intinya, politik luar negeri Arab Saudi memilii tiga landasan utama untuk
besahabat dengan Amerika Serikat, yaitu kedua negara anti-komunis dan anti gerakan-gerakan
radikal-revolusioner, keduannya menginginkan stabilitas dan keamanan di kawasan teluk, dan
keduanya menginginan kontinuitas mengalirnya minyak dari teluk ke negara-negara industri
agar tetap menguntungkan, baik pihak penjual maupun pembeli.9

9
Muhammad Imarah, Al-UshuliyyahBaina Al-Gharbwa AlIslam, Kairo : DaarAsy-Syaruq, 1998, hlm.7-8.
BAB III

PENUTUP

A . KESIMPULAN
Arab Saudi merupakan negara Islam Monarki dan konstitusinya berdasarkan hukum
Islam, yang tidak berorientasi pada peran seseorang untuk terlibat dalam pembuatan atau
perumusan hukum itu. Aturan pelaksanaan hukum Islam tersebut diawali dengan berperannya
dewan kerajaan. Orang-orang Saudi yang berperan sebagai penjaga kota suci umat islam yaitu
Makkah dan Madinnah mempunyai tanggung jawab khusus dalam melindungi masyarakat
muslim dan pandangan hidup Islam. Pandangan tersebut menjadi komitmen utama prioritas
Saudi dalam kebijakan luar negerinya.

Peran Arab Saudi dalam masalah dunia berasal dari kedudukannya sebagai negara
kunci dalam memenuhi impor minyak dunia, maka kebijakan ekonomi luar negeri dan
minyaknya akan memberikan dampak besar bagi penyelesaian masalah regional dan dunia.
Berbagai kebijakan Saudi memperlihatkan pentingnya visi negara tersebut mengenai kesatuan
dunia Arab, citra yang positif mengenai solidaritas umat islam pada umumnya, dan pengakuan
eksistensi umat islam di seluruh dunia.

B . SARAN

Sebagai penulis kami merasa bahwa makalah ini belum dapat di katakana sempurna,
namun untuk itu kita harus tetap memeriksa dan membahas beberapa informasi yang terdapat
di dalam makalah ini. Dan harapan nya bahwa makalah ini mampu menjadi sumber Bahan ajar
yang relevan terhadap materi yang di bahas .

DAFTAR PUSTAKA

 Badri, Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002,
 Sidik Jatmika, AS Penghambat Demokrasi: Membongkar Politik Standar Ganda
Amerika Serikat, BIGRAF Publishing, Yogyakarta, 2001,
 Voice Of Palestine, Kenapa Arab Saudi Anti Revolusi Timur Tengah
Http://Voiceofpalestine.Net/Artikel/Opini/685-Kenapa-Arab-Saudi-Anti-Revolusi-
Timur-Tengah.Html, diakses tanggal 20 Januari 2022
 Muhammad Imarah, Al-UshuliyyahBaina Al-Gharbwa AlIslam, Kairo : DaarAsy-
Syaruq, 1998,
 S.zubaidah ,sejarah peradaban islam , Perdana mulya sarana : Medan( 2016).
 Lihat: Sayyid Qutb, Ma’alim fi Ath-Thariq, terjemah, (Jakarta: Serambi, 1980).
 Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh :
https://kemlu.go.id/riyadh/id/read/kerajaan-arab-saudi/2782/etc-menu
 Al mawardi, Al ahkam al sulthoniyyah: Hukum tata negara dan kepemimpinan dalam
takaran islam,Diterjemahkan oleh Abdul Hayyie , Jakarta :Gema insani press,(2000).
 Amiruddin , M.Hasbi,Konsep Negara Islam menurut fazur Rahman ,Yogyakarta, UII
Press,(2000).

Anda mungkin juga menyukai