Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan 2)

Dosen pengampu: Luluk Musfiroh, M.Ak.

Disusun oleh:

Imas Darojatul Badriyah (E20193032)

Nindya Alfi Nur Laily (E20193048)

Lilis Arina Sulfiyah (E20193050)

PRODI AKUNTANSI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2021


DAFTAR ISI

Cover ...........................................................................................................................................i

Daftar isi ....................................................................................................................................ii

Kata pengantar ..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
A. Pengertian Persediaan ....................................................................................................2
B. Tujuan Pemeriksaan Persediaan .....................................................................................3
C. Prosedur Pemeriksaan Persediaan ..................................................................................6
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................8
A. Kesimpulan ....................................................................................................................8
B. Saran ...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................9

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Pengauditan 2 dengan judul “Pemeriksaan Persediaan (Iventories)"

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember, 30 Oktober 2021

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Mulyadi (2002:262), terdapat beberapa alasan persediaan mendapat perhatian lebih
besar dalam pelaksanaan audit, yaitu:
1. persediaan sebagai akun aktiva lancar dengan nilai yang material dan sebagai objek
kecurangan yang bernilai besar.
2. penentuan nilai persediaan terhadap harga pokok penjualan (cost of good sold) yang
secara langsung memengaruhi dalam menghitung laba tahun berjalan.
3. memastikan jumlah, nilai dan keadaan fisik persediaan sebagai tanggungjawab yang
lebih kompleks daripada memastikan sebagian besar komponen lain laporan keuangan.
4. persediaan kerap kali disembunyikan sehingga menghambat proses pemeriksaan fisik.
5. timbulnya kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan audit karena adanya berbagai
macam persediaan.
Persediaan sebagai sumber pendapatan perusahaan menjadi sangat rentan terhadap
terjadinya kerusakan, kehilangan dan kesalahan dalam menginput saat terjadi transaksi
penjualan sehingga pengendalian internal perusahaan terhadap persediaan sangatlah harus
diperhatikan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi perusahaan dagang, jasa dan manufaktur saja,
namun juga bagi entitas usaha lain tak terkecuali koperasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Persediaan ?
2. Apa tujuan Pemeriksaan Persediaan ?
3. Bagaimana Prosedur Pemeriksaan Persediaan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Persediaan
2. Untuk mengetahui tujuan Pemeriksaan
3. Untuk mengetahui prosedur Pemeriksaan Persediaan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 14, hal 14.1 s/d 14.2 & 14.9-IAI, 2002)
persediaan adalah aktiva:
1. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
2. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
3. Perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya
barangdagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti
lainnyauntuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau
barangdalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta
perlengkapanyang akan digunakan dalam proses produksi.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain
yangtimbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau
dipakai.Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi, mana yang lebih rendah
(the lowerofcost and net realiable value).
Persediaan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. aktiva lancar (current assets) karena masa perputarannya biasanyakurang atau sama
dengan satu tahun.
2. Memiliki jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
3. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, karena
kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan
kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok penjualan, laba kotor
dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan, pembagian dividen dan laba rugi ditahan,
kesalahan tersebut akan terbawa kelaporan keuangan periode berikutnya.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan adalah sebagai
berikut:
1. Bahan baku (raw materials)

2
2. Barang dalam proses (work in process)
3. Barang jadi (finished goods)
4. Suku cadang (spare-parts)
5. Bahan pembantu: olie, bensin, solar
6. Barang dalam perjalanan (goods in transit), yaitu barang yang sudah dikirim oleh
Suppliertetapi belum sampai di gudang perusahaan.
7. Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaanlain). Sedangkan consignment in (barang perusahaan lain yang dititip jual di
perusahaan) tidak boleh dilaporkan/dicatat sebagai persediaan perusahaan.
B. Tujuan pemeriksaan persediaan
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaanJika
akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas perolehan,
penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efektif, maka luasnya pemeriksaan
dalammelakukan substantive test atas persediaan dapat dipersempit.Beberapa ciri internal
control yang baik atas persediaan adalah:Adanya segregation of duties (pemisahan tugas dan
tanggung jawab) antara bagial pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan
keuangan.Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered (bernomor urut tercetak),
seperti:
 purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian),
 delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales
order (order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender.Adanya sistem otorisasi,
baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran
kas/bank.Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan
economic order quantity dan ironstock.Digunakannya perpetual inventory system dan stock
card, terutama di perusahaan yang nilai persediaan per jenisnya cukup material.Untuk
memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada dan dimilikioleh
perusahaan pada tanggal neraca.
Dahulu kala di Amerika pernah terjadi “Robinson Case”, yaitu adanya perusahaan yang

3
melaporkan saldo persediaannya sangat besar, padahal sebenarnya jumlah tersebut banyak
yangfiktif. Sejak kasus itu akuntan publik diharuskan untuk melakukan pengamatan
terhadap persediaan perusahaan per tanggal neraca, untuk meyakinkan keberadaan
persediaan tersebut. Dalam hal ini saldo persediaan termasuk barang dalam perjalanan dan
barang konsinyasi (hanyaconsignment out).
2. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan Standar
AkuntansiKeuanganPada umumnya persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan
(acquisition cost), dalam hal ini bisa dipilih metode FIFO (first in first out), LIFO (last in
first out) atau AVERAGE COST(moving average atau weighted average).Untuk barang-
barang yang harga jualnya sudah pasti (logam mulia) atau cepat rusak (hasil pertanian
seperti sayuran dan buah-buahan) bisa di nilai berdasarkan harga jual. Untuk barang- barang
yang usang, rusak atau bergerak lambat bisa diadakan penyisihan (allowance)
sehinggasesuai dengan metode lower of cost or market (mana yang lebih rendah antara
harga perolehandan harga pasar).
Dalam keadaan inflasi, penggunaan FIFO akan mengakibatkan harga pokok penjualan
rendah dan laba kotor menjadi tinggi; penggunaan LIFO akan menghasilkan laba kotoryang
rendah; penggunaan AVERAGE COST akan menghasilkan laba kotor yang lebih
kecildibandingkan FIFO tetapi lebih besar dari penggunaan LIFO.
Dari segi undang-undang pajaktidak diperkenankan menggunakan LIFO karena berarti
pajak yang terutang akan lebih kecildibandingkan penggunaan FIFO dan AVERAGE COST
akan menghasilkan laba kotor yanglebih kecil dibandingkan FIFO tetapi lebih besar
daripada penggunaan LIFO.
3. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.Ada dua sistem pencatatan persediaan yang biasa
digunakan, yaitu perpetual system dan physical(periodical) system.
Dalam perpetual system, setiap ada pembelian, perkiraan persediaan akandidebit, setiap
ada penjualan, perkiraan persediaan akan dikredit. Jika digunakan physicalsystem, perkiraan
persediaan tidak pernah didebit waktu pembelian dan tidak pernah dikreditwaktu ada
penjualan. Karena itu jika perusahaan ingin mengetahui berapa saldo persediaan padaakhir
periode, harus dilakukan stock opname (perhitungan phisik persediaan).

4
Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaamya tidak
banyaktetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan toko emas.
Phisycal system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaan-nya banyak
tetapi nilai persediaan per unitnya kecil, misalnya toko bahan bangunan.
4. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat
danketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
Barang-barang tersebut di atas tidak mungkin lagi dijual dengan harga normal, supaya
bisaterjual harus dijual dengan harga obral yang umumnya lebih rendah dari harga
perolehannya.Karena itu harus dibuatkan allowance dalam jumlah yang cukup, dalam arti
tidak terlalu kecil(karena akan mengakibatkan laba terlalu besar) dan tidak terlalu besar
(akan mengakibatkan labaterlalu kecil)
5. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.Salah satu
bentuk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalah persediaan, Jikaada
persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan (di cfi’scfose) dalam catatan
atas laporan keuangan (notes to financial statements).
6. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
(insurancecoverage) yang cukup.Persediaan harus diasuransikan, sehingga seandainya
terjadi kebakaran, bisa diperoleh ganti rugidari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa
terhindar dari kerugian karena kebakaran tersebut. Nilai pertanggungan asuransi harus
cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Yang harus diwaspadai adalah, jika perusahaan mengasuransikan persediaan dengan
insurancecoverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan bisnis yang lesu, mungkin
perusahaan bermaksud membakar persediaannya agar mendapat keuntungan dari ganti rugi
perusahaan asuransi.
7. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan.Jika hal tersebut ditemukan,
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
8. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.Dalam hal ini harus
diketahui sistem pencatatan persediaan yang digunakan perusahaan{perpetual atau physical
system} dan metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan(apakah berdasarkan

5
harga perolehan, dengan FIFO atau LIFO atau Average cost method},apakah sudah
diterapkan lower of cost or market atas persediaan tersebut.
C. Prosedur pemeriksaan Persediaan
1. Melakukan Stock Opname
Pertama melakukan stock opname terutama pada persediaan barang yang disimpan di
gudang perusahaan tersebut. Pada barang consignment out dan barang yang tersimpan di
public warehouse dapat juga dilakukan stock opname jika jumlahnya berupa material.
Namun jika sebaliknya dapat dilakukan cukup dengan konfirmasi. Umumnya suatu
perusahaan melakukan stock opname pada akhir tahun atau beberapa saat sebelum dan
setelah akhir tahun.
2. Melakukan Observasi terhadap Stock Opname
Perhatikan dan analisa kembali hasil perhitungan dari stock opname yang telah
dilakukan sebelumnya. Lakukan pengecekan pada final inventory list (Inventory
Compilation) dan lakukan beberapa tahapan prosedur pemeriksaan. Beberapa prosedur
pemeriksaan tersebut ialah:
 Melakukan check Mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
 Periksa dan cocokkan quantity per book dengan kartu persediaan.
 Periksa dan cocokkan quantity per count dengan count sheet auditor yang melakukan
tugas audit persediaan.
 Periksa dan cocokkan total value dengan buku besar persediaan perusahaan.
 Mengirimkan konfirmasi untuk bagian persediaan consignment out.
3. Melakukan peninjauan ulang pada konsep persediaan
Melakukan peninjauan ulang terhadap konsep persediaan dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan unit price dari persediaan. Lalu kemudian lakukan pemeriksaan
mengenai ada tidaknya barang yang rusak, hilang, dan dipakai. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan pada cut off penjualan dan cut off pembelian. Terakhir lakukan rekonsiliasi
ketika stock opname dilakukan pada selang waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
4. Membuat laporan hasil akhir stock opname
Prosedur audit persediaan selanjutnya ialah membuat kesimpulan hasil dari audit
persediaan dan membuat usulan adjustment jika memang diperlukan.
5. Memastikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip Akuntansi

6
Prosedur audit persediaan terakhir yang perlu dilakukan ialah memeriksa dan
memastikan bahwa penyajian persediaan di laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang diberlakukan di Indonesia.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang
dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali atau pengadaan tanah dan property lainya
untuk dijual kembali. Persediaanjuga mencakup barang jadi yang telah di produksi atau barang
dalam penyelesaiaan yanhg sedang diproduksi perusahaan dan termasuk bahan serta
perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Disamping itu perusahaan tetap harus
melakukan pemeriksaan terhadap persediaan sesuai dengan prosdur pemeriksaan persediaan
yang berlaku.

B. SARAN

Penulis banyak berharap para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun pada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/395730746/PEMERIKSAAN-PERSEDIAAN#download

https://www.academia.edu/35123354/Pemeriksaan_Persediaan

10

Anda mungkin juga menyukai