Dosen Pengampu:
Rosmeli, S.E., ME
Oleh :
Universitas Jambi
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan berkontribusi dengan
memberikan sumbangan pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi yang membaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
menjadi panduan dan dasar pengetahuan dalam memenuhi tugas pembaca.
Kami sebagai penulis tentunya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Hormat kami
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Karet merupakan komoditi perkebunan yang memiliki peran yang sangat penting. Karet
memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas dan
berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah-wilayah
pembangunan karet. Selain itu juga Karet merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di
Provinsi Jambi. Komoditas karet ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan
masyarakat, baik ditinjau dari segi aspek ekonomi maupun sosial budaya. Peranan komoditas
karet sangat besar mengingat karet mempunyai kemampuan berproduksi sepanjaang tahun secara
terus menerus dan siap untuk dijual dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Karet juga
memiliki prospek dan potensi yang sangat besar dalam menunjang perekonomian wilayah
terutama kontribusinya terhadap Provinsi Jambi. (Eka Fitri et al, 2021)
Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran
luas lahan, produksi, dan tenaga kerja perkebunan karet terhadap PDRB provinsi Jambi
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Luas Lahan perkebunan karet terhadap PDRB di Provinsi Jambi?
2. Bagaimana pengaruh Produksi perkebunan karet terhadap PDRB di Provinsi Jambi?
3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja di sector perkebunan karet terhadap PDRB di
Provinsi Jambi?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hasil Penelitian Eka Fikri Dianti, Armen Mara, dan Elwamendri (2015)
Penelitian Eka Fikri Dianti, Armen Mara, dan Elwamendri (2015), berjudul “Peranan
Perkebunan Karet dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Muaro Jambi”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan perkebunan karet dalam pembangunan
ekonomi wilayah di Kabupaten Muaro Jambi. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif, aplikasi microsoft excel dan analisis sektor basis dengan
menggunakan formulasi Location Quotione (LQ), analisis kontribusi, analisis Shift Share
dan analisis Multiplier jangka pendek. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh
hasil bahwa perkebunan karet di Muaro Jambi menurut luas dan produksi mengalami
kecendrungan peningkatan, namun berdasarkan tenaga kerja mengalami penurunan nilai.
Laju pertumbuhan perkembangan PDRB Kabupaten Muaro Jambi mengalami
peningkatan. Kemudian Perkebunan karet di Kabupaten Muaro Jambi merupakan sektor
basis bagi Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan dan
PDRB atas harga berlaku. Tetapi bukan sektor basis bagi indikaator tenaga kerja di
Kabupaten Muaro Jambi
2. Hasil penelitian oleh Ana Fauziyatun Nisa, Dr. Ir. Any Suryantini, M.M.; Prof. Dr. Ir.
Irham, M.Sc. (2017) dengan judul "PERANAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN KARET
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT". Penelitian ini
bertujuan untuk; i) mengetahui nilai transaksi domestik sektor hulu dan hilir sub sektor
perkebunan karet di Indonesia; ii) mengetahui keterkaitan ke belakang (backward
linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage) sub sektor perkebunan karet; dan iii)
mengestimasi besarnya efek pengganda (multiplier effect) output, pendapatan, tenaga
kerja, dan nilai tambah bruto sub sektor perkebunana karet di Indonesia. Data yang
digunakan adalah Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2000, 2003, 2005, 2008, dan 2010
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan diolah menggunakan analisis Input-
Output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan karet memiliki
keterkaitan dengan sektor hulu dan hilir. Sektor hulu dengan nilai transaksi domestik
terbesar dengan sub sektor perkebunan karet meliputi sektor industri pupuk dan pestisida,
sektor industri kimia, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan darat, sektor
lembaga keuangan, sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor jasa lainnya, serta
sektor perkebunan karet itu sendiri. Sedangkan sektor hilir dengan nilai transaksi
domestik terbesar dengan sub sektor perkebunan karet meliputi sektor industri tekstil,
pakaian, dan kulit, sektor industri kimia, sektor industri barang karet dan plastik, serta
sektor perkebunan karet.
3. Hasil penelitian oleh Wanda Wulandari, Celsius Talumingan, Caroline BD Pakasi, Ribka
Kumaat (2015) dengan judul "Peranan Pdrb Sub-Sektor Perkebunan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Bolaang Mongondow". Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis peranan PDRB Sub-Sektor Perkebunan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Pengumpulan data dilakukan selama 3
bulan yaitu dari bulan Januari sampai Maret 2015. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kontribusi PDRB Sub-
Sektor Perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow
mengalami percepatan karena ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi PDRB atas
harga konstan dalam angka 2014, dimana pada tahun 2013 mencapai 6,84 persen dari
tahun sebelumnya sebesar 6,49 persen. Sub-sektor perkebunan merupakan sektor basis
dengan nilai Location Quotient (LQ) rata-rata 1,10 dapat menggerakan perekonomian di
Kabupaten Bolaang Mongondow.
4. Hasil penelitian oleh Selamet Edi Sucipto (2021) dengan judul "ANALISIS PERANAN
SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN MERANGIN".
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari BPS Merangin. Analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk memberikan gambaran secara
sistematis dan faktual mengenai gambaran pendapatan dari sektor perkebunan di
Kabupaten Merangin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor perkebunan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin, ditandai dengan
PDRB Kabupaten Merangin Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2018 adalah sebesar 14,53
triliun rupiah, sebagian besar (47,33 persen) disumbang oleh sektor pertanian maupun
perkebunan.
5. Hasil penelitian oleh Heriyanto Heriyanto, Darus Darus (2017) dengan judul "Analisis
efisiensi faktor produksi karet di Kabupaten Kampar Provinsi Riau" Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis efisiensi produksi karet di Kabupaten Kampar dengan
membangun model regresi linier berganda dan analisis efisiensi produksi. Hasil
penelitian memperlihatan bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi produksi
karet di Kabupaten Kampar adalah jumlah tanaman, umur tanaman, jumlah tenaga kerja
dan investasi. Faktor produksi jumlah tanaman, dan jumlah tenaga kerja tidak efisien
secara teknis, alokatif, dan ekonomis.
6. Hasil Penelitian oleh Nancy Irawaty Sianturi, Armen Mara, dan Zakky Fathoni (2020)
dengan judul "PERANAN PERKEBUNAN KARET TERHADAP PEMBANGUNAN
EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN BATANGHARI". Penelitian ini bertujuan untuk
(1) mengetahui peran perkebunan karet terhadap pembangunan ekonomi daerah di
Kabupaten Batanghari, (2) mengetahui dan menganalisis dampak perkebunan karet
terhadap pendapatan daerah dan tenaga kerja di Kabupaten Batanghari, (3) mengetahui
hubungan karet produksi perkebunan dengan PDRB industri manufaktur, PDRB
transportasi dan komunikasi, dan PDRB perdagangan, hotel dan restoran. Penelitian ini
menggunakan analisis Location Quotient (LQ), analisis Shift-Share, analisis multiplier,
dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan karet memberikan
kontribusi positif terhadap PDRB dan tenaga kerja serta posisinya sebagai sektor basis
yang menggerakkan sektor-sektor lainnya.
7. Hasil penelitian oleh Prima Audia Daniel (2018) dengan judul "ANALISIS PRODUKSI
PERKEBUNAN KARET DI KABUPATEN MUARO JAMBI". Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat kondisi komoditas karet di Kabupaten Muaro Bungo dan skala
produksi yang terjadi pada komoditas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara luas lahan dengan produksi karet yang dihasilkan.
Sedangkan skala produksi komoditi pada tanaman karet terlihat menunjukkan kondisi
yang meningkat.
8. Hasil penelitian oleh Rizki Gemala Busyra (2015) dengan judul "DAMPAK PERLUASAN
AREAL PADA KOMODITAS KARET TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI
JAMBI". Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi luas areal, produksi, produktivitas, harga dan ekspor karet di Jambi, serta
menganalisis dampak ekspansi karet terhadap perekonomian Jambi. Penelitian ini
menggunakan data sekunder, yang disusun sebagai data gabungan tahunan, di sembilan
kabupaten di Provinsi Jambi dari tahun 2000 hingga 2012. Analisis Metode yang
digunakan adalah persamaan ekonometrika simultan yang terdiri dari 2 persamaan
identitas dan 5 persamaan struktural, dilanjutkan dengan identifikasi model, estimasi
model menggunakan 2 SLS, validasi dan simulasi model. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan antara kebijakan ekspansi karet dengan perekonomian Jambi dimana
peningkatan ekspansi sebesar 6% akan meningkatkan perekonomian sebesar 0,95%, yaitu
ekspansi karet memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi.
9. Hasil penelitian oleh Musdhalifah MACHMUD, Hermanto SIREGAR, HARIYANTO,
dan Wayan R SUSILA (2020) dengan judul "PERAN INDUSTRI KARET DALAM
PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI: PENDEKATAN SISTEM NERACA SOSIAL
EKONOMI". Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis linkages dan dampak industri
karet alam terhadap perekonomian daerah Jambi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Sistem Neraca Sosial
Ekonomi (SNSE) Provinsi Jambi tahun 2015. Metode penelitian ini adalah dengan
mendisagregasi matriks SNSE dari ordo 52x52 menjadi 55x55 dengan mendisagregasi
sektor perkebunan menjadi 4 sektor. Hasil temuan menunjukkan bahwa industri karet
primer maupun hilir berperan signifikan terhadap perekonomian Provinsi Jambi.
10. Hasil penelitian oleh Enny Puji Lestari, Siti Zulaikha (2019) dengan judul "Pengaruh
Harga Karet Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Desa Terbanggi Mulya Kecamatan
Bandar Mataram". Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi ekonomi
petani karet di Lampung karena rendahnya harga karet. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa harga karet yang tidak stabil, di Lampung berdampak pada tingkat pendapatan
petani, sehingga berpenggaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Lahan
Lahan merupakan tanah dengan segala ciri, kemampuan maupun sifatnya beserta segala
sesuatu yang terdapat di atas nya termasuk di dalamnya kegiatan manusia dalam memamfaatkan
lahan. lahan memiliki banyak fungsi yang dapat di manfaatkan oleh manusia dalam uasah
meningkatkan kualitas hidupnya. Penggunaan lahan di bedakan dalam garis besar penggunaan
lahan berdasarkan atas penyediaa air dan komoditi yang di usahakan, di mamfaatkan atau yang
terdapat di atas lahan tersebut . berdasarkan hal ini dapat di kenal macam – macam penggunaan
lahan seperti sawah, kebun, hutan produksi, hutang lindung, dan lain – lain. Sedangkan
penggunaan lahan bukan pertanian dapat di bedakan menjadi lahan pemukiman dan industri.
1. Tanah dan sumber alam, faktor produksi ini disediakan alam. Faktor produksi ini meliputi
tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan
modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan yang
mereka miliki.
3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang mereka butuhkan.
4. Keahlian keusahawan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha
untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatanusaha. Dalam menjalankan
usaha kegiatan ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga faktor produksi yang
lain yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Keahlian keusahawanan meliputi kemahirannya
mengorganisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efiesien
sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa
untuk masayarakat.Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
dinamakan fungsi produksi.12 Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan
jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungi produksi selalau dinyatakan
dalam bentuk:
Q= f (K, L, R, T)
Tenaga kerja terdiri atas 2 kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau
mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari
pekerjaan. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia
kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yaitu
orang-orang yang kegiatannya sekolah menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan
langsung atas jasa kerjaanya (Dumairy, 1996).
Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja
yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan
semakin meningkatnya total produksi di suatu negara, dimana salah satu indikator untuk melihat
perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu
kelompok umur sebagai presentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu
membandingkan jumlah angkatan kerja dengan jumlah tenaga kerja.
1. Untuk mengetahui tingkat produk netto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh faktor industri.
2. Laju pertumbuhan ekonomi.
3. Pola struktur perekonomian pada satu periode tertentu pada suatu negara yang
biasanya pada satu tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator ekonomi makro yang dapat
memberikan gambaran tentang keadaan perekonomian suatu wilayah. Di dalam menghitung
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang di timbulkan dari suatu region, ada 3 pendekatan
yang digunakan yaitu (Bambang Prishardoyo, 2008):
1. PDRB menurut pendekatan produksi
Merupakan jumlah nilai barang atau jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi yang berada di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.
2. PDRB menurut pendekatan pendapatan
Merupakan balas jasa yang digunakan oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta
dalam proses produksi di suatu wilayah dalam waktu tertentu.
3. PDRB menurut pendekatan pengeluaran
Merupakan semua komponen pengeluaran akhir seperti: pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal
tetap bruto, perubahan stok dan ekspor neto dalam jangka waktu tertentu.
PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam
yang dimilikinya. Oleh karena itu besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah
sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam dan faktor produksi Daerah tersebut.
(Whisnu Adhi 2011).
Provinsi Jambi
Komoditas Karet
PDRB
B
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian atau dugaan sementara dalam penelitian ini adalah Diduga bahwa
luas lahan, jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja sektor perkebunan karet memberikan
pengaruh positif terhadap PDRB provinsi Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha tahun 2011-2020
2. Data Luas Lahan perkebunan karet tahun 2011-2020 Provinsi Jambi
3. Data Jumlah petani karet tahun 2011-2020 di Provinsi Jambi
4. Data Produksi tanaman perkebunan karet tahun 2011-2020 di Provinsi Jambi
2. Uji Multikolinearitas
Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(Imam Ghozali, 2001). Cara untuk uji multikolinearitas dengan melihat nilai variance
inflation factor (VIF). Bila VIF lebih dari 10 maka terjadi multikolinearitas, begitu pula
sebaliknya kalau VIF di bawah 10 maka hal tersebut tidak terjadi.
3. Uji Autokorelasi
Untuk menguji apakah dalam satuan model regresi linear terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya
(t-1) (Ghozali, 2005). Cara untuk melakukan uji autokorelasi yaitu dengan uji Durbin
Watson.
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui apakah model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel
terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser.
1. Uji t (Parsial)
Untuk menguji variabel yang berpengaruh (variabel independen) terhadap variabel
dependen secara individual (parsial) maka digunakan uji t.
Rumus yang digunakan (Umar, 2004, hal 104):
t = Nilai t hitung
B1 = Koefisien Regresi
1. Uji Stasioneritas
Terdiri dari: (1) Uji akar unit: data dikatakan stasioner jika nilai absolut statistik
Augmented Dickey Fuller (ADF) lebih negatif/ lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon;
(2) Uji derajat integrasi: Uji ini mentransformasi data non stasioner menjadi data
stasioner melalui proses diferensi data pada tingkat pertama atau kedua. Data dikatakan
stasioner jika nilai absolut statistik ADF lebih negatif/lebih kecil dari nilai kritis
MacKinnon.
BAB IV
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak luas areal perkebunan karet, produksi
perkebunan karet, tenaga kerja perkebunan karet dan produk domestik regional bruto Provinsi
Jambi terhadap pembangunan wilayah. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah Error Correction Model (ECM) dan pengujian dilakukan dengan software Eviews 12.
Pembahasan dilakukan dengan analisis secara ekonometrik, analisis hubungan jangka pendek
dan jangka panjang dari variabel-variabel yang diteliti. Data yang digunakan oleh peneliti dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Data PDRB, Luas Areal, Produksi, Tenaga Kerja, dan di Provinsi Jambi
Tahun 2011 - 2020
Luas Petani
No Tahun PDRB Produksi
Lahan Karet
1 2011
97.740,87 653.160 298.786 249.978
Keterangan:
Y = Produk domestik regional bruto Provinsi Jambi ADHK (juta/rupiah)
𝑋1 = Luas areal perkebunan karet (hektar)
𝑋2 = Produksi perkebunan karet (ton)
𝑋3 = Jumlah tenaga kerja perkebunan karet (kepala keluarga)
Dengan demikian diperoleh persamaan dari estimasi jangka pendek sebagai berikut:
PDRB = -222684,4(C) + 39,67986 (Lahan) + 770,05398 (Produksi) + (253,4354)
Dari persamaan estimasi jangka pendek diatas menunjukkan variabel independen yaitu
luas lahan ,dan tenaga kerja berpengaruh positif dengan probabilitas masing-masing 0.9759, dan
0.2416 tidak signifikan pada α 10% namun hanya variabel jumlah produksi yang siginifkan pada
10% yaitu dengan probabilitas sebesar 0.0385.
Berdasarkan hasil pengujian akar-akar unit dengan menggunakan uji ADF, dapat
diketahui bahwa semua variabel tidak stasioner pada level. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
probabilitas pada level semua variabel lebih besar dari α 10% (tidak signifikan). Data yang tidak
stasioner selanjutnya diuji kembali dengan tingkat fisrt difference. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari α 10% yang berarti data stasioner pada tingkat first
difference.
5
Series: Residuals
Sample 2011 2020
4 Observations 10
3 Mean -4.91e-12
Median 603.9786
Maximum 7761.951
2 Minimum -10921.15
Std. Dev. 5429.377
1 Skewness -0.581756
Kurtosis 2.825770
0 Jarque-Bera 0.576715
-10000 0 10000
Probability 0.749493
Hipotesis:
Berdasarkan hasil uji normalitas persamaan jangka pendek diketahui bahwa probabilitas
yang dihasilkan sebesar 0.749493 > α 10% artinya tidak signifikan sehingga gagal menolak 𝐻0.
Kesimpulannya data yang digunakan dalam regresi jangka pendek ECM berdistribusi normal.
4.4 Uji Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikasi tertentu. Pengujian dalam uji t
dilihat dari nilai t-statistic
Dependentdan probabilitas
Variable: PDRB dari masing-masing variabel.
Method: Least Squares
Date: 03/15/22 Time: 21:55
Sample: 2011 2020 Hasil Uji t
Included observations: 10
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Luas lahan perkebunan karet terhadap PDRB Provinsi Jambi dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam jangka pendek areal perkebunan karet terhadap PDRB berpengaruh positif
dan tidak signifikan.
2) Produksi perkebunan karet terhadap PDRB Provinsi Jambi dapat disimpulkan bahwa
dalam jangka pendek produksi perkebunan karet terhadap PDRB Provinsi Jambi
berpengaruh positif dan tidak signifikan.
3) Tenaga kerja terhadap PDRB Provinsi Jambi dapat disimpulkan bahwa dalam jangka
pendek tenaga kerja perkebunan karet terhadap PDRB Provinsi Jambi berpengaruh positif
dan signifikan.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, kita mengetahui bahwa variabel yang diteliti mempunyai
pengaruh terhadap PDRB Provinsi Jambi sehingga perkebunan karet sangat penting untuk
pembangungan sebuah wilayah, apabila terjadi perubahan kondisi perkebunan karet baik dari
faktor variabel penelitian maupun dari eksternal. Oleh karena itu, pemerintah dalam mengambil
kebijakan-kebijakan daerah perlu berhati – hati sehingga pergerakan PDRB Provinsi Jambi dapat
aman dan terkendali.
DAFTAR PUSTAKA
Peter Salim, Yenhi Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modren English
press), hal. 231
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan . Tahun 2011 - 2020. Berbagai Edisi.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman
dan Kabupaten/Kota, Tahun 2011-2020
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Luas Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman,
Tahun 2011-2020
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman,
Tahun 2011-2020
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jumlah Petani Karet, Tahun 2011-2020
Christiani, dkk (2013). Peranan Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Pembangunan Ekonomi
Wilayah di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Sosio Ekonomika, Volume 16. (2) 2013.
Widarjono, Agus. (2013), Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga, Ekonisia,
Yogyakarta.