PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan
politik pada pertengahan tahun 1997 sampai sekarang, membawa dampak yang
pailit, namun perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar.
Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa segala
depan.
Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor
perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu,
baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga
(going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal
1
2
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan (SPAP, 2001). Opini
audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk
concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko
perusahaan yang tidak dapat bertahan dalam bisnis. Apabila auditor meragukan
audit going concern dalam laporan auditnya yang dicantumkan dalam paragraf
Sekarang ini tanggung jawab auditor sangat luas, tidak hanya memeriksa
selalu ada. Faktor eksternal seperti : pasar, kondisi ekonomi makro, sosial politik
dan lain-lain, serta faktor internal seperti : keuangan, sumber daya manusia,
Opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor sangat berguna
bagi para pemakai laporan keuangan. Dengan opini yang diterbitkan tersebut,
investor dapat menilai keadaan suatu perusahaan yang mana sangat bermanfaat
3
bersih perusahaan dikurangi dengan beban yang dikeluarkan pada periode yang
Brigham dan Houton (2001:89) menyatakan profitabilitas adalah hasil bersih dari
profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat
perusahaan.
dengan menggunakan total asset atau total aktiva yang dimiliki perusahaan
dalam periode tertentu. Perusahaan yang memiliki nilai ROA yang negatif dalam
periode waktu yang berurutan akan memicu masalah going concern karena ROA
yang negatif artinya bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan ini
perioda tertentu menghasilkan laba bersih (net profit) negatif selama beberapa
tahun yang akhirnya akan mengarah ke kebangkrutan dan arus kas operasi
opini audit going concern. Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan
dengan menggunakan metoda lain seperti hanya melihat laba bersih sebelum
(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas, Kedua
perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam
bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi.
commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai
terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus berlanjut sampai pada
tahun 2002 yang berpengaruh sangat luas terhadap pasar keuangan global di
tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di
belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka
penurunan dan utang semakin yang banyak. Nilai saham perusahaan ini juga
CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior
memutuskan mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh.
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun
adanya sebuah praktik bisnis yang tidak sehat dan mengakibatkan kehancuran
baik bagi kelangsungan usaha perusahaan maupun Kantor Akuntan Publik (KAP)
Fenomena ini juga terjadi di Indonesia, seperti yang dialami oleh PT.
Bank Lippo Tbk yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified)
pada tahun 2002 tetapi PT. Bank Lippo Tbk mengalami kegagalan di tahun 2003
hal ini disebabkan karena PT. Bank Lippo Tbk mengeluarkan laporan keuangan
ganda dengan tiga versi yang berbeda, dan yang pernah dialami oleh PT. Kimia
bersih yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya pada tahun 2001 kejadian ini
disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah
tersebu,dalam artian auditor atau KAP yang melakukan audit tidak dapat
concern.(https://heleninfo.wordpress.com/2013/11/07)
Indonesia antara lain dilakukan oleh Endra ulkri arma (2013) dengan judul
going concern perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independen yang
Endra ulkri arma (2013) adalah 3 variabel dan terdapat perbedaan pada variabel
yang lainnya selain profitabilitas,dan pada penelitian Ferni listantri (2015) yang
dan profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern pada penilitian
penelitian ini terletak pada jumlah variabel independen yang diteliti pada
perusahaan yang go public menerima opini audit going concern. Bahkan tidak
sedikit dari auditor yang gagal memberikan opini going concern kepada auditee,
yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat namun menerima pendapat
unqualified. Kesalahan dalam memberikan opini audit akan berakibat fatal bagi
kebijakan yang salah pula. Hal ini berarti, menuntut auditor untuk lebih
suatu satuan usaha. Inilah alasan mengapa auditor turut bertanggung jawab atas
kelangsungan hidup suatu entitas meskipun dalam batas waktu tertentu yaitu
satu tahun sejak tanggal penerbitan laporan auditor Mengingat begitu besar
pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee
mengelola bisnisnya, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai opini audit
B. Rumusan Masalah
concern?
going concern?
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini jelas, maka tujuan yang dicapai adalah untuk
mengetahui:
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis