Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yudistira Febriansyah Rukmana

Kelas : XII-TKJ 2
Tugas : PKN

YAYASAN TELEKOMUNIKASI NASIONAL

SMK INFORMATIKA DAN TELEKOMUNIKASI

(INFOKOM)

Jalan Letjen Ibrahim Adjie No. 178 Sindang Barang Loji Kota Bogor
DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN
DALAM KONTEKS NKRI
Negara Kesatuan (Negara unity) adalah negara tunggal (satu
Negara) yang monosentris (berpusat satu), terdiri hanya satu Negara,
satu pemerintahan, satu kepala Negara, satu badan legislatif yang
berlaku bagi seluruh wilayah Negara.
Pembentukan Negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh
wilayah nusantara agar menjadi Negara yang besar dengan kekuasan
Negara yang bersifat sentralistik.
Beberapa perundang-undangan yang menjadi dasar hukum Negara
Kesatuan antara lain: Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 : Negara Indonesia
adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Selain itu juga
disebut dalam pasal 18 ayat 1, apasal 18B ayat 2, pasal 25A, dan pasal
37 ayat 5. Juga dipertegas dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
empat.

Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa revolusi


kemerdekaan (18-Agustus-1945 sampai 27- Desember-1949)
Bentuk Negara : kesatuan. 
Bentuk pemerintahan : republik (presiden sebagai kepala Negara
sekaligus sebagai kepala pemerintahan). 
Sistem pemerintahan : presidensial. 
Undang-undang (konstitusi) : UUD 1945. 
Pada masa ini baru terbentuk presiden, wakil presiden, menteri
serta gubernur. Departemen berjumlah 12 departemen. 
Propinsi terdiri atas delapan wilayah : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI karena MPR dan
lembaga tinggi lainnya masih belum dibentuk. Dalam menjalankan
tugasnya presiden dibantu oleh komite Nasional. Selain menjalankan
kekuasaan eksekutif, presiden juga menjalankan kekuasaan legislatif dan
tugas DPA.
Pada tanggal 14 November 1945 Pemerintah mengeluarkan
maklumat yang mengubah system pemerintahan presidensial menjadi
system pemerintahan parlementer. Maklumat tersebut menyalahi
ketentuan UUD RI 1945. Dengan system tersebut, presiden hanya
sebagai kepala Negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri. Para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden,
tetapi kepada DPR yang kekuasaannya dipegang oleh BK KNIP. Sistem
pemerintahan parlementer hanya berlaku sejak 14 November 1945 dan
berakhir tanggal 27 Desember 1949.
Beberapa gerakan separatis (gerakan ingin memisahkan diri dari
NKRI) yang muncul antara lain:
1.    Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun 18
september 1948. Pemimpin : Muso. Tujuan: Mengganti dasar Negara
Pancasila dengan komunis dan mendirikan Soviet Republik Indonesia.
Gerakan ini ditumpas oleh TNi dan rakyat dibawah pimpinan Kolonel
Gatot Subroto.
2.    Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat.
Pimpinan : SM. Kartosuwiryo. Tujuan : membentuk Negara Islam
Indonesia. Gerakan ini berhasil ditumpas oelh TNi dan rakyat melalui
Operasi Pagar Betis di Gunung Geber.

Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa revolusi


kemerdekaan (27- Desember-1949 sampai 17 Agustus 1950)

Pada masa ini, pegangan Negara : Konstitusi RIS (Republik Indonesia


Serikat) tahun 1949.
Bentuk Negara : federasi atau serikat dengan 15
negara bagian.
Bentuk pemerintahan : Republik. 
Sistem pemerintahan : sistem parlementer kabinet semu
(quasi parlementer) yang salah satu karakteristiknya adalah
pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh presiden bukan oleh
parlemen sebagaimana lazimnya. Keputusan untuk memilih bentuk
Negara serikat merupakan politik pecah belah kaum penjajah sebagai
hasil dari kesepakatan KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tanggal 27
Desember 1949. Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti
dengan Undang-Undang Sementara (UUDS) 1950. Yakni undang-
undang baru yang merupakan gabungan dua konstitusi, konstitusi RIS
dan UUD 1945.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
1.    Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pimpinan : Kapten
Raymond Westerling. Tujuan: mempertahankan bentuk Negara federal
dan memiliki tentara tersendiri pada Negara bagian RIS. Pemberontakan
APRA menyerang Bandung pada tanggal 23 Januari 1950.
Pemberontakan APRA didukung oleh Sultan Hamis II yang menjabat
sebagai menteri Negara Kabinet RIS.
2.    Pemberontakan Andi Aziz di Makasar.
3.    Gerakan Republik Maluku Selatan  (RMS). Pimpinan : Christian
Robert Steven yang menolak pembentukan NKRI dan
memproklamasikan Negara RMS pada tanggal 25 April 1950.
Penyebab : tidak meratanya jatah pembangunan daerah, tidak sebanding
dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini diatasi  melalui ekspedisi
militer dipimpin oleh A.E. KAwilarang.
Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi
Liberal  (17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959)

Bentuk Negara : kesatuan yang kekuasaaannya dipegang oleh


pemerintah pusat. 
Hubungan dengan daerah didasarkan pada asas desentralisasi. 
Bentuk pemerintahan : Republik. 
Sistem pemerintahan : parlementer dengan menggunakan kabinet
patlementer yang dipimpin oleh perdana menteri. Dibentuk DPR
Sementara. Praktik sistem  pemerintahan parlementer yang diterapkan
pada masa berlakunya UUDS 1950 ternyata tidak membawa ke arah
kemakmuran akibat seringnya terjadi pergantian kabinet, antara kurun
waktu 1950-1959 telah terjadi 7 kali pergantian kabinet. Melihat situasi
yang tidak terkendali presiden melalui kewenangannya mengeluarkan
Dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959 yang berisi: 1) pembubaran
konstituante, 2)Memberlakukan kembali UUD 1945, 3)Pembentukan
MPR dan DPR sementara.
Gerakan separatis yang muncul pada masa ini:
1. Gerakan DI/TII , meliputi : a).Pemberontakan DI/TII di daerah Sulawesi
Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. b).Pemberontakan DI/TII di
Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh, mantar gubernur Aceh. Penyebab:
status Aceh yang semula menjadi daerah Istimewa diturunkan menjadi
daerah keresidenan di bawah provinsi Sumatra Utara. c). pemberontakan
DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar dengan nama
Kesatuan Rakyat yang Tertindas.
2. Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi. Penyebab;
hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah  disebabkan oleh jatah keuangan yang diberikan
pemerintah pusat tidak sesuai dengan anggaran.

Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Lama  (5


Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966)
Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 memberlakukan UUD 1945
sebagai konstitusi Negara kembali. Sejak diberlakukannya kembali
UUD 1945, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus
kepala pemerintahan. Meski demikian banyak terjadi penyimpangan
terhadap pancasila dan UUD 1945, di antaranya adalah: DPR diangkat
dan diberhentikan oleh presiden, MPR  sementara diangkat dan
diberhentikan oleh presiden, penetapan Ir. Sukarno sebagai presiden
seumur hidup. Hal ini antara lain adalah akibat dari penerapan
demokrasi terpimpin.
Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Baru  (11
Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998)
Orde baru dimulai setelah berakhirnya demokrasi terpimpin pada
tahun 1966. Prioritas utama pemerintahan orde baru bertumpu pada
pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap. Sistem
pemerintahan yang diterapkan adalah sistem pemerintahan presidensial.
Kelebihan dari sistem pemerintahan orde baru antara lain: naiknya
pendapatan perkapita, suksesnya program transmigrasi, dan memerangi
buta huruf.
Kelemahan sistem orde baru:
Bidang ekonomi : terjadinya praktek monopoli ekonomi.
Bidang politik : kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif.
Bidang hokum: maraknya kasus KKN dan lemahnya supremasi hukum.  

Persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Reformasi


(Periode 21 Mei 1998-sekarang)

Periode ini disebut era reformasi. Gejolak politik diera reformasi


antara lain: upaya penegakan kedaulatan rakyatdan tekad mewujudkan
pemerintahan yang bersih dari KKN. Pada masa in telah dilakukan
amandemen atas UUD 1945 oleh MPR sebanyak 4 kali. Perubahan
tersebut telah mengubah peran dan hubungan presiden dan DPR menjadi
lebih proporsional (berimbang).
Perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan
Undang-undang antara  lain:

a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD


b. MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD
c. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
d. Pencantuman HAM
e. Negara kesatuan tidak boleh diubah
f. Anggaran pendidikan minimal 20%
g. pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
h. Penghapusan DPA

Anda mungkin juga menyukai