Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

BANDAR UDARA SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN

Dosen Pembimbing

Dr. Abdul Samad. ST., MT

Disusun Oleh :

ST. Nur Aisyah (201910340311022)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”Bandar Udara Sultan
Muhammad Salahuddin“. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang.
Selain ucapan terima kasih kepada orangtua, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat Dr.Abdul Samad. ST., MT sebagai dosen
mata kuliah Perencanaan Lapangan Terbang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, penulis sangat
terbuka serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap penulisan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
teknik sipil.

Malang, 17 Januari 2022

St Nur Aisyah

2
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................7
A. Profil Umum..........................................................................................7
B. Pengertian Bandar Udara....................................................................8
C. Pelayanan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin........................10
D. Fasilitas Bandara Sultan Muhammad Salahuddin............................11
E. Maskapai Penerbangan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin. 20
F. Perhitungan Perencanaan Perkerasan Runway................................21
BAB III PENUTUP...........................................................................................36
A. Kesimpulan............................................................................................36
B. Saran......................................................................................................36
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................37
LAMPIRAN.......................................................................................................38

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bandar Udara (Bandara) merupakan salah satu sarana yang berfungsi
sebagai pintu gerbang suatu daerah, yang menghubungkan daerah yang satu
dengan daerah lain. Bandara mempunyai tugas menyelenggarakan keamanan,
kelancaran serta keselamatan penerbangan, dalam rangka menunjang operasi
pesawat udara, untuk memperlancar arus penumpang dan barang, baik yang
berasal dari daerah itu ataupun menuju daerah itu. Lancar dan amannya
pergerakan pesawat pada suatu bandara sangat dipengaruhi oleh cuaca dan
sumber daya manusia baik itu tenaga operasional maupun tenaga tata usahanya
dan fasilitas-fasilitas peralatan pendukung di bandara itu.
Bandar Udara Muhammad Salahuddin Bima merupakan pintu gerbang
utama yang dapat menghubungkan propinsi Nusa Tenggara Barat dengan daerah-
daerah lain serta mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mendukung
kelancaran roda pemerintahan dan roda pembangunan. Menghubungkan
pemerintah daerah dengan Pemerintah Pusat sekaligus menunjang pertumbuhan
ekonomi di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Bima merupakan salah satu
Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang terletak di ujung timur
dari pulau Sumbawa dan bersebelahan dengan Kota Bima. Secara geografis,
Kabupaten Bima berada pada posisi 1170 40” - 1190 10 “ BT dan 70 30
LS. Wilayah yang biasa disebut Mbojo dalam bahasa Bima ini mempunyai
beberapa sektor yang dapat diunggulkan seperti peternakan, perikanan, hasil
laut, dan pariwisata.
Sektor pariwisata sampai saat ini terus dikembangkan dan
ditingkatkan oleh pemerintah daerah dengan segala aspek pendukung pariwisata
demi menciptakan kabupaten Bima menjadi Kabupaten yang maju dan semakin
baik kedepannya. Keadaan alamnya yang begitu indah, masyarakatnya yang
ramah dan keunikan budaya lokalnya yang beranekaragam serta posisinya yang
berada pada jalur segitiga emas daerah tujuan wisata Bali, Tanah Toraja dan

4
Komodo telah menempatkan Kabupaten Bima sebagai daerah yang menyimpan
sejuta pesona untuk dikunjungi para wisatawan, baik Domestik maupun
Mancanegara. Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan sarana
Transportasi yang sangat berperan penting dalam mendukung mobilitas Penduduk
dari satu tempat ke tempat lain, baik antar Kota, antar Provinsi maupun antar
Negara. System Transportasi yang sangat dibutuhkan oleh Kabupaten Bima
dan Kota Bima khususnya pada masa mendatang adalah system Transportasi
Udara.
Kebutuhan penerbangan di kabupaten Bima saat ini di akomodasi oleh
Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin yang merupakan satu-satunya
Bandar Udara yang ada di wilayah Kabupaten Bima, Kota Bima dan
Kabupaten Dompu. Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin di resmikan
pada juli 1972 dan tergolong dalam kelas C dimana jumlah penumpang 250.000
pertahun, sejak didirikannya Bandara Sultan Muhammad Salahuddin muncul
permasalahan yang menyebabkan Bandara harus mengalami perbaikan/ redesain.
Berdasarkan estimasi tahun 2025 jumlah penumpang yang menggunakan
jasa penerbangan udara dari dan ke Bima diperkirakan berjumlah >500.000
orang pertahun. Sejak tahun 2009 frekuensi kedatangan dan keberangkatan
Pesawat Udara di Bandara Muhammad Salahuddin sampai pada tahun 2013
cenderung meningkat2. Tahun 2009 jumlah penumpang yang datang dan
berangkat dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin tidak termasuk transit
sebanyak 77.608, tahun 2011 mencapai 111.382 begitupun tahun-tahun
seterusnya mengalami peningkatan yang pesa.
Berdasarkan prakiraan kebutuhan penerbangan yang dilakukan oleh
Departemen perhubungan udara untuk 10 tahun mendatang di perkirakan
kebutuhan penerbangan dari dan ke Bima akan terus meningkat dengan pesat.
Hal ini juga di tunjang dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah bagi
Kabupaten Bima.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil Bandara Sultan Muhammad Salahuddin?
2. Bagaimana pengertian Bandar Udara?

5
3. Bagaimana Pelayanan Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin?
4. Apa saja fasilitas yang dimiliki oleh bandara Sultan Muhammad salahuddin?
5. Apa saja maskapai penerbangan yang dimiliki oleh bandara Sultan
Muhammad Salahuddin?
6. Bagaimana Perhitungan perencanaan perkerasan Runway bandara Sultan
Salahuddin?

C. Tujuan
1. Mengetahui profil Bandara Sultan Muhammad Salahuddin!
2. Mengetahui pengertian Bandar Udara!
3. Mengetahui Pelayanan Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin!
4. Mengetahui fasilitas yang dimiliki oleh Bandara Sultan Muhammad
Salahuddin!
5. Mengetahui maskapai pernerbangan yang dimiliki oleh bandara Sultan
Muhammad Salahuddin!
6. Mengetahui Perhitungan perencanaan perkerasan Runway bandara Sultan
Salahuddin?

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Umum

Nama Bandara : Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin (BMU)


Jenis : Publik
Pemilik : Pemerintahan Indonesia
Pengelola : Kementerian Perhubungan
Melayani : Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Lokasi : Jalan Sumbawa, Belo, Palibelo, Bima, Nusa Tenggara Barat
Dibuka : Juli 1972
Maskapai : Garuda Indonesia, NAM Air, Susi Air, Wings Air
Ketinggian dpl : 3 kaki/1 m
Koordinat : 08o32’23”S 118o41’14”E
Situs Web : http://bmu.otoritasbandara.info/

7
B. Pengertian Bandar Udara
Bandar Udara Muhammad Salahuddin Bima berdasarkan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomer :KM 68 tahun 2002 tanggal 02 oktober 2002 tentang
Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Bandar Udara.
Maka Bandar Udara Muhammad Salahuddin Bima diklsifikasikan sebagai
bandar udara kelas III dengan struktur organisasi,tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
1. Bandar udara adalah unit pelaksana teknis dilingkungan direktorat jendral
perhubungan udara yang ada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Jendral Perhubungan Udara
2. Bandar udara dipimpin oleh seorang kepala
3. Bandar udara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, fasilitas,
pengawasan dan pengendalian dan pelayanan jasa ke bandar udaraan untuk
menjamin keamanan,keselamatan dan kelancaran penerbangan serta
ketertiban di bandar udara.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Bandar
Udara menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggara dan pengendalian pelaksanaan lalulintas angkutan udara
b. Penyelenggaraan dan pengaturan keamanan dan keselamatan lalu lintas udara
c. Penyedia dan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi,navigasi listrik pada
bandar udara muhammad salahuddin bima
d. Penyelenggara dan pengaturan kegiatan penunjang bandar udara untuk
kelancaran penumpang dan barang
e. Penyelenggaraan dan pengendalian keamanan dan ketertiban umum serta
hygene dan sanitasi di bandar udara muhmmad salahuddin bima
f. Penyelenggara kegiatan kepegawaian keuangan,perlengkapan ,tata usaha
serta rumah tangga
Sesuai dengan uraian tugas dan fungsi sebagaimana di jelaskan di atas,bandar
udara muhammad salahuddin bima dalam menuju peningkatan penerimaan negara
bukan pajak itu perlu peningkatan pelayanan terhadap masyarakat pemakai jasa
penerbangan di lingkungan Bandar Udara Muhammad Salahuddin Bima.

8
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara No.Skep
83/V/2000 tanggal 23 Mei 2000 pasal 4 kedua administrasi keuangan bahwa
bendahara penerima mempunyai tuas-tugas sebagai berikut :
1. Mengadakan penagihan PJP, PJPU2, dan PJP4U kepada perusahaan-
perusahaan penerbangan
2. Membuat pas untuk kendaran roda 4 dan roda 2 tahunan dan bulanan
3. Membuat pas masuk orang tahunan dan bulanan
4. Memproses surat perjanjian sewa tanah dan melakukan penagihan kepada
pihakk-pihak pemakai jasa
5. Memproses perjanjian pemasangan papan relame didaerah bandara dan
melakukan penagihan kepada pihak jasa
6. Menyetor seluruh pndapatan kepada negara dan pembukuannya
7. Membuat laporan penerimaan kepada atasan
8. Setiap bendaharawan penerima wajib menata usahakan secara tertib dan
teratur seluruh kegiatan penagihan penerimaan an penyetoran penerimaan
bukan pajak
9. Bendaharawan penerima satuan tidak dibenarkan meiliki rekening bank
sendiri
10. Bendaharawan penerimaan wajib menyimpan dengan baik dan aman atas
setiap dokumen perjanjian sewa bukti penagihan penyetoran dan pelaporan.
Setiap bendaharawan wajib menyusun rencana penerimaan tahunan dan
perkiraan penerimaan bulanan dan diberikan secara berjenjang kepada Sekretaris
Direktorat Perubungan Udara Cq Kepala Bagian Keuangan. Untuk suatu bidang
atau unit kerja maka program kerja operasional didasarkan atas visi, misi, tujuan,
saran dan kebijakan yang ada hubunganya dengan segala aspek fungsi bidang dan
unit kerja yang brsangkutan.Agar program oprasional dapat dilaksanakan scara
realistis dan tercapai apa yang diharapkan, maka diperlukan upaya-upaya :
a. Penentuan pimpinan mengenai sejauh mana tingkat keterkaitan antara visi,
misi, tujuan, sasaran dan kebijaksaan dengan program kerja
b. Koordinasi atas program kerja tidak perlu secara menyeluruh, akan tetapi
cukup dilakukan terhadap program kerja yang memang penting saja, hal ini

9
dilakukan untuk menghindari pengendalian yang terlalu ketat dan mengurangi
kebebasan dan motivasi karyawan.
c. Program kerja operasional hendaknya cukup sederhana
d. Setiap pimpinan unit memberikan konstribusinya dengan mengajukan
program kerja operasional dari masing-masing unit.
e. Program kerja dibuat dengan memperhatikan prioritas tinggi dan berdampak
dalam pencapaina visi, misi, tujuan, sasaran untuk menunjang kelangsungan
pendapatan.

C. Pelayanan Bandara Udara Muhammad Salahuddin Bima


Pendapatan Bandar Udara Muhamad Salahudin Bima adalah pendapatan
dari jasa pelayanan atau tarif dalam penerimaaan terhadap fasilitas yang ada
dalam Bandar Udara Muhamad Salahuddin Bima.
Beberapa pelayanan yang terkait dengan pendapatan dalam Bandar Udara
Muhammad Salahuddin Bima adalah:
a. Pelayanan jasa penerbangan
b. Pelayanan jasa penumpang pesawat udara
c. Pelayanan jasa pendaratan penempatan dan penyimpanan pesawat udara
(PJP4U)
d. Sewa-sewa dan tanda masuk kawasan terbatas di bandar udara
e. Sertifikasi bandar udara dan personil
f. Pemeriksaan kesehatan
Terkait dengan beberapa pelayanan yang menunjang pendapatan bandar
udara adalah aktivitas yang segala sesuatu yang harus dilakukan dalam
merealisasikan program kerja maupun meningkatkan suatu pendapatan terhadap
pelayanan tersebut maka perlu memperhatiakan kriteria dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Specific. pelayanan harus mengambarkan hasil spesifik yang diinginkan
bukan pencapaiannya pelayanan harus memberikan arah dan tolak ukur yng
jelas
2. Measurable; pelayanan harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan tingkat
pencapaiannya

10
3. Aggressive but attainable. pelayanan harus dijadikan standar keberhasilan
dalam satu tahun sehingga cukup menantang namun masih dalam ruang
tingkat keberhasialan
4. Result oriented; pelayanan harus mengespesikan hasil yang ingin dicapai
dalam periode satu tahun.
5. Time bound; pelayanan harus dapat direalisasikan dalam waktu yang relatif
pendek dalam beberapa menit beberapa hari beberapa bulan dan yang pasti
tidak lebih dari satu tahun.

D. fasilitas yang dimiliki oleh Bandara Sultan Muhammad Salahuddin


 Fasilitas Sisi Udara
1. Runway

11
Menurut Annex 14 “Aerodromes“ 6th edition, chapter 1 (2013: 25)
tentang Runway, disebutkan definisi Runway adalah : “A defined
rectangular area on a land aerodrome prepared for the landing and takeoff
of aircraft”. Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa runway
dapat didefinisikan sebagai tempat yang telah ditentukan untuk lepas
landas dan pendaratan pesawat udara.
Runway atau landasan pacu adalah fasilitas bandara yang sangat
penting untuk mendarat dan lepas landasnya pesawat. Landas pacu adalah
area persegi dipermukaan bandara yang disiapkan untuk take off dan
landing pesawat, tanpa landas pacu yang direncanakan dan dikelola
dengan baik, pesawat tidak akan dapat menggunakan bandara.
Pada dasarnya landasan dan penghubungnya taxiway diatur
sedemikian hingga:
a. Memenuhi persyarata “separation pemisahan lalu lintas udara
b. Gangguan Operasi satu pesawat dengan lainnya serta penundaan
didalam pendaratan, taxiway serta lepas landas, minimal
c. Pembuatan taxiway dari bangunan terminal menuju ujung landasan
untuk lepas landas dipilih yang paling pendek
d. Pembuatan taxiway memenuhi kebutuhan hingga pendaratan
pesawat dapat secepatnya mencapai bangunan terminal.
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin memiliki runway dengan
konstruksi aspal sepanjang 2200 meter dan lebar 40 meter.
2. Taxiway

12
Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan ke luar masuk pesawat
dari landas pacu ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari landas
pacu ke hangar pemeliharaan.
Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja
mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang sedang taxi, siap menuju
ujung lepas landas.
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin memiliki dua taxiway
dengan konstruksi aspal hotmix. Untuk taxiway pertama memiliki
panjang 100 meter dengan lebar 18 meter dan taxiway kedua memiliki
panjang 100 meter dengan lebar 20 meter.
3. Apron

13
Pelataran Pesawat (Apron) adalah bagian dari Bandar Udara yang
digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir,
pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan
penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Bandara Sultan
Muhammad Salahuddin memiliki ukuran apron 271 meter x 70 meter,
yang dapat menampung 7 pesawat jenis ATR-72, 6 pesawat jenis B737-
500 dan luas apron helicopter 3350 m2 dengan kapasitas 2 helikopter.

 Fasilitas Sisi Darat


1. Ruang Penumpang Keberangkatan
Penumpang Keberangkatan
Jumlah
No. Nama Ruang Kapasitas Luas Total
Ruang
1 Curb side area keberangkatan 450 m2
Drop-off Area 100 orang 300 m2 1 300 m2
Conveyor 50 orang 75 m2 1 75 m2
Pick up area Vip 25 orang 75 m2 1 75 m2
2 Public Hall 1091,675 m2
Mesin chek-in - 1 m2 5 5 m2
Area Tunggu 100 orang 200 m2 3 600 m2
Toilet umum 20 orang 60 m2 2 120 m2
Counter informasi 3 orang 9 m2 1 9 m2
Airline costumer service 3 orang 9 m2 6 54 m2
Money changer 3 orang 9 m2 1 9 m2
5 unit & 5 14,175 14,175
Atm center 1
orang m2 m2
Retail 10 orang 30 m2 5 150 m2
Car rental & hotel
3 orang 9 m2 5 45 m2
reservation
Area trolley rack 100 unit 85,5 m2 1 85,5 m2
3 Check in hall 83
Check in counter 3 orang 6 m2 10 60 m2
Area check in 100 orang 250 m2 1 250 m2

14
Security check 20 orang 40 m2 1 40 m2
System bagasi 100 barang 200 m2 1 200 m2
Layanan pembungkusan 4 orang 9 m2 1 9 m2
Ruang keamanan 4 orang 9 m2 1 9 m2
Area make up bagasi 4 unit dolly 10 m2 10 100 m2
Toilet umum 20 orang 60 m2 2 120 m2
4 Hall keberangkatan 808 m2
Health check 3 orang 9 m2 1 9 m2
mushola 30 orang 54 m2 1 54 m2
retail 10 orang 25 m2 5 125 m2
Toilet umum 20 orang 60 m2 2 120 m2
Area hall keberangkatan 200 orang 500 m2 1 500 m2
5 Ruang tunggu keberangkatan 2854 m2
Area tunggu 200 orang 600 m2 3 1800 m2
Boarding counter 3 orang 6 m2 6 36 m2
Area tunggu vip 75 orang 225 m2 1 225 m2
Boarding counter vip 3 orang 6 m2 1 6 m2
Security check 20 orang 40 m2 3 120 m2
Ruang ibu menyusui 8 orang 12 m2 1 12 m2
Ruang merokok 10 orang 25 m2 1 25 m2
5 orang dan
Ruang sub panel lt. 2 25 m2 1 25 m2
5 panel
Fix bridge 10 orang 25 m2 3 75 m2
Gate way plane 200 orang 500 m2 1 500 m2

2. Ruang Penumpang Kedatangan


Penumpang kedatangan
Jumlah
No. Nama Ruang Kapasitas Luas Total
Ruang
1 Area baggage claim 655 m2
200 orang &
Pengambilan bagasi 1 unit alat 355 m2 1 355 m2
bagasi
System bagasi 100 barang 200 m2 1 200 m2

15
Area break down bagasi 4 unit dolly 10 m2 10 100 m2
2 Hall kedatangan 408 m2
Lost & found 10 orang 30 m2 1 30 m2
Toilet umum 20 orang 60 m2 1 60 m2
Counter informasi 3 orang 9 m2 1 9 m2
Security counter 3 orang 9 m2 1 9 m2
Area hall kedatangan 100 orang 300 m2 1 300 m2
3 Curb side area kedatangan 450 m2
Pick up area 100 orang 300 m2 1 300 m2
conveyor 50 orang 75 m2 1 75 m2
Pick up area vip 25 orang 75 m2 1 75 m2

3. Ruang penumpang transit


Penumpang transit
No. Nama Ruang kapasitas Luas Jumlah ruang Total
Hall transit 100 orang 200 m2 1 200 m2
Transit counter 3 orang 9 m2 1 9 m2

4. Ruang pengelola operasional Bandar udara


Pengelola operasional Bandar udara
No. Nama Ruang kapasitas luas Jumlah ruang total
1 R. general manajer 5 orang 25 m2 1 25 m2
2 R. wakil general manajer 5 orang 20 m2 1 20 m2
3 Departemen operasional 64 m2
Kepala bagian perawatan
8 orang 32 m2 1 32 m2
& staff
Kepala Pkp-Pk & staff 8 orang 32 m2 1 32 m2
4 Departemen kelengkapan 64 m2
Kepala bagian
kelengkapan fasilitas & 8 orang 32 m2 1 32 m2
staff
Kepala bagian 8 orang 32 m2 1 32 m2
kelengkapan

16
perlengkapan & staff
5 Departemen keamanan 96 m2
Kepala keamana sisi
8 orang 32 m2 1 32 m2
udara & staff
Kepala bagian inspeksi
8 orang 32 m2 1 32 m2
screening & staff
Kepala bagian keamanan
8 orang 32 m2 1 32 m2
area umum & staff
Departemen keselamatan,
6 manajemen kualitas, dan 96 m2
costumer servis
Kepala bagian
keselamatan penerbangan 8 orang 32 m2 1 32 m2
& staff
Kepala bagian manajemen
8 orang 32 m2 1 32 m2
kualitas & staff
Kepala bagian costumer
8 orang 32 m2 1 32 m2
servis & staff
7 Departemen pemasaran 128 m2
Kepala bagian pemasaran
penerbangan dan kargo & 8 orang 32 m2 1 32 m2
staff
Kepala bagian pemasaran
8 orang 32 m2 1 32 m2
property dan iklan & staff
Kepala bagian pemasaran
8 orang 32 m2 1 32 m2
makan dan minum & staff
Kepala bagian pemasaran
8 orang 32 m2 1 32 m2
retail & staff
Departemen keuangan
8 128 m2
dan it
Kepala bagian akuntan &
8 orang 32 m2 1 32 m2
staff
Kepala bagian bendahara
8 orang 32 m2 1 32 m2
& staff

17
Kepala bagian teknologi
8 orang 32 m2 1 32 m2
informasi & staff
Kepala bagian Csr & staff 8 orang 32 m2 1 32 m2
9 Departemen pelayanan 128 m2
Kepala bagian sdm &
8 orang 32 m2 1 32 m2
staff
Kepala bagian urusan
8 orang 32 m2 1 32 m2
umum & staff
Kepala bagian tata usaha
8 orang 32 m2 1 32 m2
& staff
Kepala bagian pembelian
8 orang 32 m2 1 32 m2
& staff
10 Hall penerima 10 orang 40 m2 1 40 m2
11 mushola 15 orang 27 m2 1 27 m2
12 toilet 10 orang 30 m2 1 30 m2
13 Ruang arsip 3 lemari 12 m2 1 12 m2
14 Ruang rapat 30 orang 90 m2 1 90 m2
15 Gudang 2 lemari 8 m2 1 8 m2

5. Gedung Aenorautical
Aenoratical atau pengamatan penerbangan adalah semua perangkat
prasarana penunjang operasional bandara yang berfungsi untuk
komunikasi lalu lintas penerbangan (Komunikasi), memberikan sinyal
informasi berupa arah/bearing dan jarak pesawat terhadap ground station,
alat bantu pendaratan pesawat terbang (Navigasi), serta mendeteksi dan
mengetahui target (pesawat terbang) yang ada di sekeliling (Pengamatan).
Pada Bandara Sultan Muhammad Salahuddin gedung aenoratical
memiliki luas 51 m2.
6. Gedung NDB
Non Directional Radio Beacon (NDB) merupakan salah satu
fasilitas rambu udara radio yang paling sederhana dan menjadi
persyaratan minimal yang diperlukan bagi suatu bandar udara. NDB
membantu penerbang untuk mengetahui posisi suatu bandar udara dengan

18
memancarkan sinyal gelombang radio ke segala arah. Pada Bandara
Sultan Muhammad Salahuddin memiliki gedung NDB seluas 63 m2.
7. Gedung CCR
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin memili gedung CCR
seluas 48 m2. Yang mana Gedung CCR ini merupakan sumber utama power
pada sebuah landasan pacu. CCR adalah satu daya arus konstan yang digunakan
untuk mensuplai lampu penerangan landasan yang sumber tegangannya berasal
dari PLN.
8. Tower ATC

Bandara Sultan Muhammad Salahuddi memiliki Towe ATC seluas 2.020


m2
9. Area Parkir

No. Jenis Kendaraan Kapasitas Luas Jumlah Ruang Total


1 Parkir sementara 15468 m2

19
Mobil 300 unit 13500 m2 1 13500 m2
Motor 300 unit 960 m2 1 960 m2
Bis 8 unit 1008 m2 1 1008 m2
2 Parkir Inap 3910 m2
Mobil 100 Unit 3750 m2 1 3750 m2
Motor 50 unit 160 m2 1 160 m2
3 Parkir Pengelola 3132,5 m2
Mobil 75 unit 2812,5 m2 1 2812,5 m2
Motor 100 unit 320 m2 1 320 m2

E. Maskapai Penerbangan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin

NO. Makapai Tujuan

1 Garuda Indonesia Mataram-Lombok, Denpasar-Bali

2 NAM Air Denpasar-Bali, Mataram-Lombok

Labuan Bajo-Flores, Waingapu-


3 Susi Air
Sumba

Denpasar-Bali, Mataram-Lombok,
4 Wings Air
Makassar-Sulawesi Selatan

F. Perencanaan Perkerasan Runway

20
Perencanaan struktur perkerasan lentur pelebaran runway ini menggunakan
dua metode, yaitu menggunakan metode manual FAA dan menggunakan software
FAARFIELD
1. Perencanaan Runway dengan Metode FAA Manual
Perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode manual FAA
merupakan perhitungan untuk memperoleh tebal perkerasan dengan
mengolah data pesawat rencana dan CBR kemudian diproyeksikan ke dalam
grafik.
 Menentukan Pesawat Terkritis atau Terencana
Pesawat terkritis berpengaruh terhadap perencanaan runway
ditinjau dari landing gear dan beban pesawatnya dikarenakan hal
tersebut merepakan faktor yang dapat menimbulkan kerusakan pada
perkerasan. Semakin besar beban yang diterima perkerasan akibat roda
pendaratan, maka semakin besar pula faktor kerusakan yang dapat
ditimbulkan. Beban yang ditopang pada roda pendaratan utama mencapai
95 % dari beban keseluruhan pesawat. Jenis pesawat terkritis yang juga
digunakan dalam perencanaan adalah pesawat B737-500. Berikut
merupakan gambar konfigurasi roda Pesawat B737-500.

21
Berdasarkan Tabel 2.3 menunjukan bahwa pesawat B737-500
merupakan pesawat rencana sesuai rencana induk dan belum beroperasi
di Bandar Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Maka asumsi
pergerakan pesawat B737-500 pada perencanaan pelebaran runway
adalah sebagai berikut :
 Perhitungan beban setiap roda dari pesawat yang beroperasi :
1
wheel load (W 2 )=95 % x MTOW x
jumlah roda pendaratan Utama
a. ATR 72-600 W2 = 95% x 22.800 x ¼ = 5415 Kg
b. B 737-500 W2 = 95% x 60.555 x ¼ = 14382 Kg

22
a. Berdasarkan Tabel 2.4, Tahap I harian ada 14 pesawat ATR 72-600
take off dan landing, dapat diasumsikan bahwa ada 7 pesawat ATR
72-600 dalam sehari.
b. Berdasarkan Tabel 2.4 Tahap II harian ada 26 pesawat take off dan
landing, dapat diasumsikan bahwa terdapat 14 pesawat ATR 72-600
pergerakan take off dan landing dan 12 pesawat B737-500 take off
landing.
c. Sehingga annual departure pesawat udara dapat diasumsikan sebagai
berikut :
ATR 72 – 600 = 7 x 365
= 2555 Pergerakan
B737 – 500 = 6 x 365
= 2190 Pergerakan
 Menghitung Equivalent Annual Departure
Equivalent Annual Departure adalah keberangkatan tahunan
pesawat yang beroperasi pada bandar udara tersebut dan dikonversi ke
dalam roda pendaratan pesawat terkritis. Perhitungan tersebut digunakan
untuk mengasumsikan hanya ada satu jenis pesawat yang beroperasi.
Berikut merupakan perhitungan equivalent annual departure pada
Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima
log R1=( log R 2 ) x ¿
Keterangan:
R1 = Equivalent Annual Departure

R2 = Konversi Roda x Annual Departure

23
W1 = Wheel Load Pesawat Rencana

1
wheel load (W 2 )=95 % x MTOW x
jumlah roda pendaratan Utama

ATR 72-600 log R1=( log 2555 ) x ¿ = 2,0907

R1=123 , 31 ≈123

B 737-500 log R1=( log 2190 ) x ¿ = 3,3404

R1=2189,78 ≈ 2190

Dari perhitungan di atas, didapatkan total equivalent annual departure


adalah sebesar 2313,09 Berikutnya angka tersebut akan diproyeksikan ke
dalam grafik tebal perkerasan.

 Perhitungan Tebal Perkerasan


Perhitungan tebal perkerasan landas pacu menggunakan metode
manual FAA dilakukan dengan cara memasukkan hasil perhitungan
equaivalent annual departure, nilai CBR sub grade, nilai CBR sub base,
dan MTOW pesawat rencana kedalam grafik tebal perkerasan.
a. Nilai CBR sub grade : 6 % (data sekunder bandara)
b. Nilai CBR sub base : 25 % (data sekunder bandara)
c. Susunan Roda : Dual Wheel
d. Equivalent Annual Departure : 2313,09
e. MTOW B737-500 : 133.500.92 lbs/ 60.555 kg

24
25
Dari grafik di atas, berdasarkan garis CBR subgrade 6% dan
berdasarkan garis CBR subbase 25% diperoleh data sebagai berikut:
1. Tebal Total Lapisan (a)

26
Tebal total lapisan diperoleh dari hasil plot garis CBR subgrade 6%,
sehingga:
a = 27 inchi
a = 68,58cm ≈ 69 cm.
2. Tebal Lapis Base Course dan Surface (c+d)
Tebal lapis surface dan base course diperoleh dari hasil plot garis
CBR subbase 25%, sehingga:
c + d = 10 inchi
c + d = 25,4cm ≈ 26 cm.
3. Tebal Lapis Surface (d)
Pada grafik gambar 4.4 dituliskan bahwa tebal lapis surface untuk
daerah kritis yaitu 4 inci dan untuk daerah non kritis yaitu 3 inchi.
Karena landas pacu merupakan daerah kritis maka:
d = 4 inchi
d = 10,16 cm ≈ 11 cm.
4. Tebal Lapis Base Course (c)
Dari poin nomor 2 dan 3 didapatkan:
c + d = 10 inchi
d = 4 inchi
sehingga nilai c = 6 inchi
c = 15,24 cm ≈ 16 cm
5. Tebal Lapis Sub Base (b)
Tebal sub base diperoleh dari tebal total dikurangi dengan tebal lapis
surface dan base course, sehingga seperti sebagai berikut:
a=b+c+d
b = a – (c + d)
b = 27 – (4+6)
b = 17 inchi, b = 43,18 cm ≈ 44 cm.

Dari perhitungan di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut:


 ebal lapis permukaan atau surface yaitu 4 inchi atau setara
dengan 10,16 cm ≈ 11 cm.

27
 Tebal lapis pondasi atas atau base course yaitu 6 inchi atau setara
dengan 15,24 cm ≈ 16 cm.
 Tebal lapis pondasi bawah atau subbase course yaitu 17 inchi
atau setara dengan 43,18 cm ≈ 44 cm.
 Total tebal lapis perkerasaan yang didapatkan adalah 27 inchi atau
setara dengan 68,58 cm ≈ 69 cm.

2. Perhitungan Tebal Perkerasan Menggunakan Software FAARFIELD


FAARFIELD merupakan program yang digunakan untuk
merancang struktur perkerasan baik flexible maupun rigid berdasarkan
peraturan-peraturan yang terdapat dalam Advisory Circular AC No:
150/5320-6F. Desain perkerasan runway dirancang dengan ketebalan
tertentu yang mampu menahan beban yang diterima. Berikut langkah –
langkah perhitungan tebal perkerasan runway pada
Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima menggunakan
FAARFIELD.
a. Buat job baru
Klik tab “New Job”, kemudian copy Section Name “ New Flexible”
ke dalam job yang telah dibuat. Lihat Gambar 4.9 dibawah ini:

b. Penentuan Struktur yang dipakai


Masuk ke tab “Structure”, lalu modifikasi dan tentukan jenis struktur
yang akan digunakan pada perkerasan flexible. Berikut adalah tabel

28
material yang dapat digunakan pada perencanaan, dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut:

Berikut Merupakan Tampilan setelah input jenis material tiap lapisan


sesuai rencana.

c. Data annual departure


Pilih tab “Airplane” untuk memasukkan data pesawat yang
beroperasi beserta MTOW nya, dan masukkan pula annual
departure masing-masing tipe pesawat. Dapat dilihat pada Gambar.
4.11 berikut:

29
d. Hasil tebal perkerasan
Setelah semua data dimasukkan, yaitu data pesawat, annual
departure, jenis perkerasan yang akan digunakan, serta kekuatan
tanah dasar eksisting. Maka tebal perkerasan rencana sudah dapat
diperhitungkan oleh aplikasi. Berikut merupakan hasil perhitungan
oleh aplikasi FAARFIELD.

Dari perhitungan tebal perkerasan menggunakan program


FAARFIELD maka didapatkan hasil sebagai berikut:

30
 Tebal lapis permukaan atau surface yaitu 4 inchi atau setara
dengan 10,16 cm
 Tebal lapis stabilize base yaitu 5 inchi atau setara dengan 12,7
cm
 Tebal lapis pondasi atas atau base course yaitu 6 inchi atau
setara dengan 15,24 cm ≈ 16 cm
 Tebal lapis pondasi bawah atau subbase course yaitu 10,63 inchi
atau setara dengan 27 cm
 Total tebal lapis perkerasaan yang didapatkan adalah 25,63 inchi
atau setara dengan 65 cm
3. Gambar Potongan
Gambar Potongan merupakan salah satu hal yang penting untuk
perencanaan pekerjaan pelebaran runway. Gambar potongan sendiri terdiri
dari potongan melintang dan potongan memanjang. Gambar potongan
diperuntukan untuk desain rencana tebal perkerasan.
a. Gambar Potongan Manual FAA

31
b. Gambar Potongan dari hasil Program FAARFIELD

32
4. Perencanaan Marka Runway
Marka runway merupakan hal penting yang harus ada dalam
fasilitas sisi udara. Setelah melakukan pelebaran runway pasti ada
penyesuaian marka baru. Berikut merupakan desain marka runway setelah
pekerjaan pelebaran runway.
a. Marka Side Strip
Runway Side Strip Marking adalah garis putih solid maupun tunggal
yang harus disediakan untuk menandakan tepi-tepi runway dengan
bahu dan daereah sekitarnya. Runway Side Strip Marking Mempunyai
lebar sekurang-kurangnya 0,9 m pada runway dengan lebar 30 m atau
lebih dan setidaknya 0,45 m pada lebar runway yang lebih kecil.
Berikut gambar daerah Runway Side Strip Marking, yaitu :

b. Marka Runway End

33
c. Marka Threshold
Threshold Marking adalah tanda berupa garis putih sejajar dengan
dimensi sama dengan arah runway yang terletak 6 meter dari awal
runway yang berfungsi sebagai tanda permulaan yang digunakan
untuk pendaratan.
Berdasarkan tabel 2.9 jumlah garis marka threshold pada runway yang
memiliki lebar 40 meter adalah 12 garis dan memiliki ukuran 30m x
1,8m

d. Marka Aiming Point


Aiming Point Marking adalah tanda di runway yang terdiri dari dua
garis lebar berwarna putih sebagai petunjuk tempat pertama roda
pesawat yang diharapkan untuk menyentuh runway saat mendarat.
Berdasarkan gambar 2.7 ukuran marka aiming point adalah 40 m x
6m.

34
e. Marka Touch Down Zone
Touch Down Zone Marking adalah tanda yang terdiri dari pasangan
marka segi empat berwarna putih yang berukuran sama disekitar
runway center line. Pasangan marka harus disediakan pada jarak
memanjang 150 m yang bermula dari threshold
Berdasarkan gambar 2.9 ukuran marka touch down zone adalah
22,5m x 3m

35
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 4 dapat disimpulkan bahwa dalam
merencanakan pelebaran runway di Bandar Udara Sultan Muhammad
Salahuddin Bima sebagai berikut :
1. Dari hasil perhitungan perkerasan menggunakan metode manual FAA dan
menggunakan program FAARFIELD maka didapatkan hasil sebagai berikut:

B. Saran
Adapun saran dalam perencanaan pelebaran runway pada Bandar Udara
Sultan Muhammad Salahuddin Bima yaitu sebagai berikut:
1. Diperlukan data pergerakan pesawat minimal 5 tahun terakhir agar bisa
didapat hasil yamg akurat.
2. Diperlukan adanya peninjauan ulang terhadap stuktur lapis perkerasan
ekesisting supaya dapat terhubung dengan baik dengan perkerasan baru.
3. Untuk perencanaan lebih tepat, perlu adanya penyelidikan tanah lebih lanjut.

36
DAFTAR RUJUKAN

Alif. 2021. Perencanaan Perkerasan Pelebaran Runway di Bandar Udara Sultan


Muhammad Salahuddin Bima.
Alfarizi Imam, Dkk. Terminal Penumpang Bandar Udara Sultan Muhammad
Salahuddin Bima.
Heru Basuki. 19.86. Buku Merancang, Merencana Lapangan Terbang

37
LAMPIRAN

38

Anda mungkin juga menyukai