FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TIDAR 2021 Tahun ajaran baru 2021/2022 pada bulan Juli kemarin menjadi salah satu hal yang cukup disorot pemerintah. Hal tersebut karena sejalan dengan rencana diadakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tingkat sekolah serta universitas. Namun rencana diadakannya PTM ternyata sempat tertunda di banyak daerah karena peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia yang kian naik. Namun akhirnya pada bulan Agustus kemarin sudah dilaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa daerah, melihat semakin bertambahnya masalah yang terkait dengan proses pembelajaran secara online. Tetapi ada beberapa pihak yang kontra terhadap rencana diadakannya PTM, mereka menilai bahwa perlu adanya pertimbangan lagi dari pemerintah untuk tetap mengadakan pembelajaran tatap muka ditengah naiknya kasus harian Covid-19 di Indonesia. Kenaikan kasus Covid-19 ini tentunya menjadi tantangan serius tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga sekolah sebagai penyelenggara proses pembelajaran. Menurut pengamat di bidang pendidikan menjelaskan rencana PTM ini seharusnya melihat keadaan serta masalah yang ada. Tidak hanya keselamatan peserta didik yang diperhitungkan tetapi juga tenaga pendidik. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan dari Ikatan Dokter Indonesia sebagai pihak yang lebih berkompeten dalam bidang kesehatan mengenai wacana pembelajaran tatap muka ini. Namun berbeda halnya dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Menurutnya, kegiatan PTM harus segera dilaksanakan untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran. Sejalan dengan itu, hasil dari pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa daerah sudah banyak yang sesuai rencana namun ada beberapa daerah yang ternyata malah menimbulkan klaster baru kasus Covid-19. Klaster baru ini yang selanjutnya harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk tetap mengadakan PTM atau tidak. Keselamatan para siswa serta guru harus menjadi prioritas agar nantinya tujuan utama tercapainya pembelajaran yang baik dapat tercapai. Sinergi antara pemerintah, sekolah, siswa, dan orang tua menjadi penting untuk terselenggaranya PTM secara sukses. Selain itu sarana prasarana serta metode pembelajaran juga menjadi penting untuk menunjang terselenggaranya PTM, di mana diperlukan proses pembelajaran yang singkat namun tetap mengakomodasi materi pembelajaran secara utuh. Oleh karena itu baik guru maupun pihak sekolah harus benar-benar merencanakannya dengan matang. Kalaupun harus diadakan dengan 2 cara yaitu secara luring dan daring (bagi siswa yang belum bisa PTM) maka guru dan sekolah juga harus memepersiapkan metode yang tepat sehingga semua siswa dapat mendapatkan pembelajaran yang sama secara kuantitas maupun kualitas. Adanya pembelajaran tatap muka juga menjadi pembicaraan dikalangan masyarakat terutama para orang tua. Banyak dari mereka menyetujui wacana pemerintah tersebut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara luring. Ada beberapa alasan yang menyertai keputusan tersebut diantaranya kesulitan anak dalam memahami materi pembelajaran serta kurangnya pemahaman orang tua untuk mengajari anak-anak mereka. Mereka menganggap cara mengajar yang disampaikan kepada para anak-anaknya tidak sesuai keinginan serta materi yang diajarkan tidak sampai kepada mereka. Selain itu, masalah yang diakibatkan adanya pandemi juga menjadi faktor lain dalam proses pembelajaran secara online menjadi membosankan serta tidak berjalan baik. Misalnya faktor ekonomi yang terus menurun sehingga membuat pemasukan terkendala yang berakibat tidak terpenuhinya kebutuhan sekolah anak-anak. Hal tersebut yang membuat para siswa semakin tidak bersemangat karena sarana prasarana yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Meski begitu tetap ada orang tua yang belum sepenuhnya mengizinkan anak-anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka. Penularan virus Covid-19 yang masih tinggi menjadi alasan tidak disetujuinya wacana dari Mendikbudristek tersebut. Di sisi lain, para orang tua khawatir jika anak mereka lalai dalam menerapkan protokol kesehatan misalnya saat bercengkarama dengan teman- temannya tidak sengaja melepas masker. Ini yang dapat menjadi masalah serius jika dibiarkan karena dikhawatirkan dapat terjadi penularan antar siswa. Pembelajaran tatap muka memang menjadi angin segar bagi anak-anak yang sudah jenuh menjalani pembelajaran di rumah bahkan dengan berbagai tantangan lainnya. Melihat banyak kasus yang diakibatkan pembelajaran daring ini mulai dari kurangnya sosialisasi antar teman, kecanduan game online bahkan sampai kasus bunuh diri karena depresi dengan adanya sistem pembelajaran di masa pandemi ini. Oleh karena itulah pemerintah berusaha memberikan solusi dengan diadakannya pembelajaran tatap muka secara terbatas untuk mengurangi dampak negatif pembelajaran secara online serta ketertinggalan sistem pendidikan. Namun keputusan tersebut tentunya sangat perlu dipertimbangkan lagi melihat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat. Kerjasama antar berbagai pihak sangat penting agar terselenggaranya PTM dapat berjalan secara sukses dan baik.