Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM)

Oleh :

Hanifa Nurrahma (2010303034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
Tahun ajaran baru 2021/2022 pada bulan Juli kemarin menjadi salah satu
hal yang cukup disorot pemerintah. Hal tersebut karena sejalan dengan rencana
diadakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tingkat sekolah serta
universitas. Namun rencana diadakannya PTM ternyata sempat tertunda di banyak
daerah karena peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia yang kian naik. Namun
akhirnya pada bulan Agustus kemarin sudah dilaksanakan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) di beberapa daerah, melihat semakin bertambahnya masalah yang
terkait dengan proses pembelajaran secara online.
Tetapi ada beberapa pihak yang kontra terhadap rencana diadakannya
PTM, mereka menilai bahwa perlu adanya pertimbangan lagi dari pemerintah
untuk tetap mengadakan pembelajaran tatap muka ditengah naiknya kasus harian
Covid-19 di Indonesia. Kenaikan kasus Covid-19 ini tentunya menjadi tantangan
serius tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga sekolah sebagai penyelenggara
proses pembelajaran. Menurut pengamat di bidang pendidikan menjelaskan
rencana PTM ini seharusnya melihat keadaan serta masalah yang ada. Tidak
hanya keselamatan peserta didik yang diperhitungkan tetapi juga tenaga pendidik.
Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan dari Ikatan Dokter Indonesia sebagai
pihak yang lebih berkompeten dalam bidang kesehatan mengenai wacana
pembelajaran tatap muka ini.
Namun berbeda halnya dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Menurutnya,
kegiatan PTM harus segera dilaksanakan untuk mengejar ketertinggalan
pembelajaran. Sejalan dengan itu, hasil dari pelaksanaan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) di beberapa daerah sudah banyak yang sesuai rencana namun ada
beberapa daerah yang ternyata malah menimbulkan klaster baru kasus Covid-19.
Klaster baru ini yang selanjutnya harus menjadi perhatian serius
pemerintah untuk tetap mengadakan PTM atau tidak. Keselamatan para siswa
serta guru harus menjadi prioritas agar nantinya tujuan utama tercapainya
pembelajaran yang baik dapat tercapai. Sinergi antara pemerintah, sekolah, siswa,
dan orang tua menjadi penting untuk terselenggaranya PTM secara sukses. Selain
itu sarana prasarana serta metode pembelajaran juga menjadi penting untuk
menunjang terselenggaranya PTM, di mana diperlukan proses pembelajaran yang
singkat namun tetap mengakomodasi materi pembelajaran secara utuh. Oleh
karena itu baik guru maupun pihak sekolah harus benar-benar merencanakannya
dengan matang. Kalaupun harus diadakan dengan 2 cara yaitu secara luring dan
daring (bagi siswa yang belum bisa PTM) maka guru dan sekolah juga harus
memepersiapkan metode yang tepat sehingga semua siswa dapat mendapatkan
pembelajaran yang sama secara kuantitas maupun kualitas.
Adanya pembelajaran tatap muka juga menjadi pembicaraan dikalangan
masyarakat terutama para orang tua. Banyak dari mereka menyetujui wacana
pemerintah tersebut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara luring. Ada
beberapa alasan yang menyertai keputusan tersebut diantaranya kesulitan anak
dalam memahami materi pembelajaran serta kurangnya pemahaman orang tua
untuk mengajari anak-anak mereka. Mereka menganggap cara mengajar yang
disampaikan kepada para anak-anaknya tidak sesuai keinginan serta materi yang
diajarkan tidak sampai kepada mereka. Selain itu, masalah yang diakibatkan
adanya pandemi juga menjadi faktor lain dalam proses pembelajaran secara online
menjadi membosankan serta tidak berjalan baik. Misalnya faktor ekonomi yang
terus menurun sehingga membuat pemasukan terkendala yang berakibat tidak
terpenuhinya kebutuhan sekolah anak-anak. Hal tersebut yang membuat para
siswa semakin tidak bersemangat karena sarana prasarana yang dibutuhkan tidak
terpenuhi. Meski begitu tetap ada orang tua yang belum sepenuhnya mengizinkan
anak-anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka. Penularan virus Covid-19
yang masih tinggi menjadi alasan tidak disetujuinya wacana dari Mendikbudristek
tersebut. Di sisi lain, para orang tua khawatir jika anak mereka lalai dalam
menerapkan protokol kesehatan misalnya saat bercengkarama dengan teman-
temannya tidak sengaja melepas masker. Ini yang dapat menjadi masalah serius
jika dibiarkan karena dikhawatirkan dapat terjadi penularan antar siswa.
Pembelajaran tatap muka memang menjadi angin segar bagi anak-anak
yang sudah jenuh menjalani pembelajaran di rumah bahkan dengan berbagai
tantangan lainnya. Melihat banyak kasus yang diakibatkan pembelajaran daring
ini mulai dari kurangnya sosialisasi antar teman, kecanduan game online bahkan
sampai kasus bunuh diri karena depresi dengan adanya sistem pembelajaran di
masa pandemi ini. Oleh karena itulah pemerintah berusaha memberikan solusi
dengan diadakannya pembelajaran tatap muka secara terbatas untuk mengurangi
dampak negatif pembelajaran secara online serta ketertinggalan sistem
pendidikan. Namun keputusan tersebut tentunya sangat perlu dipertimbangkan
lagi melihat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat.
Kerjasama antar berbagai pihak sangat penting agar terselenggaranya PTM dapat
berjalan secara sukses dan baik.

Anda mungkin juga menyukai