Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN PERAWAT YANG TERKONFIRMASI COVID-19

DI RSUD TUGUREJO SEMARANG


(STUDI FENOMENOLOGI)

Dewi Widowati1, Tri Ismu Pujiyanto2, Yunani3


1
Universitas Karya Husada Semarang, Jalan Intan Raya No 1 Sambiroto Semarang, 024 6724581 - 6720114
2
Universitas Karya Husada Semarang, Jalan Intan Raya No 1 Sambiroto Semarang, 024 6724581 - 6720114
3
Universitas Karya Husada Semarang, Jalan Intan Raya No 1 Sambiroto Semarang, 024 6724581 - 6720114
dewidowati87@gmail.com

ABSTRAK
Hasil studi menunjukkan perawat yang terkonfirmasi Covid-19 mengalami keluhan fisiologis diantaranya dada terasa ampek
saat aktivitas, mudah lelah, demam, mengeluh sesak nafas saat aktivitas yang lama, terasa dingin, pilek, batuk, dan tidak
bisa membau. Keluhan psikologis merasa stress setelah tahu hasil swab positif, takut karena gejala yang dirasakan
semakin parah, malu dengan teman-teman, cemas, dan merasa dikucilkan. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi
pengalaman perawat yang terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Tugurejo Semarang menggunakan studi fenomenologi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan non probability sampling dengan purposive sampling dengan partisipan sebanyak 8 orang perawat yang
pernah terkonfirmasi Covid-19. Perasaan psikologis yang dirasakan para perawat yang pernah terkonfirmasi Covid-19
diantaranya rasa cemas, takut, dan panik. Keluhan fisiologis meliputi pusing, nyeri, anosmia, tidak nafsu makan, kondisi fisik
menurun, demam, desaturasi, dan diare. Para perawat yang pernah terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Tugurejo mengalami
keluhan baik psikologis maupun fisiologis akan tetapi dapat beradaptasi dan memiliki mekanisme koping konstruktif,
sehingga mereka dapat melewati masa pengobatan secara baik sampai dinyatakan sembuh. Pihak rumah sakit disarankan
dapat memberikan fasilitas yang memadai dalam perawatan para perawat yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-19,
misalkan dengan memfasilitasi ruang isolasi serta pelayanan yang nyaman.

Kata Kunci : Perawat confirmed Covid-19, fisiologis, psikologis

Experience of Nurses Confirmed by Covid-19 at Tugurejo Hospital of Semarang


(Phenomenological Study)

ABSTRACT
The study showed that nurses who were confirmed to have Covid-19 experienced physiological complaints include chest
feels stuffy during activity, easily tired, fever, complains of shortness of breath during long activities, feels cold, has a runny
nose, coughs, and can't smell. Psychological complaints of feeling stressed after knowing the positive swab results, afraid
because the symptoms felt are getting worse, embarrassed by friends, anxious, and feeling isolated. The purpose of this
study was to explore the experience of nurses who were confirmed to be Covid-19 at Tugurejo Hospital Semarang using a
phenomenological study. This type of research is a qualitative research with a phenomenological approach. The sampling
technique in this study used non-probability sampling with purposive sampling with 8 nurses as participants who had
confirmed Covid-19. Psychological feelings felt by nurses who had been confirmed by Covid-19 included anxiety, fear, and
panic. Physiological complaints include dizziness, pain, anosmia, no appetite, decreased physical condition, fever,
desaturation, and diarrhea. Nurses who have been confirmed to have Covid-19 at Tugurejo Hospital experience both
psychological and physiological complaints but can adapt and have constructive coping mechanisms, so that they can pass
the treatment period well until they are declared cured.

Keywords : Nurse confirmed Covid-19, physiological, psychological

LATAR BELAKANG penyakit ini melalui manusia ke manusia


Penyakit corona virus (Covid-19) merupakan dimana sebagian besar orang yang terinfeksi
penyakit menular yang disebabkan virus (COVID-19) akan mengalami penyakit
Severe Acute Respiratory Syndrome pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh
Coronavirus-2 (SARS-CoV2). Penularan tanpa memerlukan perawatan khusus. Penyakit

1
ini juga dapat menyerang usia lanjut dan terkonfirmasi (meninggal) sebanyak 13.288
memiliki masalah kesehatan lain seperti pasien (penambahan 42 pasien), total
penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit terkonfirmasi sebanyak 209.305 pasien
pernapasan kronis, dan kanker bahkan dapat (penambahan 1.712 pasien), sedangkan
memperberat penyakit tersebut (Kemenkes RI, jumlah pasien dengan status suspek Covid-19
2020). sebanyak 7.483 jiwa (penambahan 258 jiwa)
(Tanggap Covid-19 Provinsi Jawa Tengah,
Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada 2021). Jumlah kasus Covid-19 paling banyak di
tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Provinsi Jawa Tengah adalah Kota Semarang,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh World sebanyak 19.885 pasien terkonfirmasi Covid-
Health Organization (WHO) tahun 2020, 19, 492 pasien dirawat, 17.405 sembuh, 1.988
menunjukkan bahwa droplet pernafasan meninggal, 424 suspek, dan 8.070 pasien
menjadi penyebab penularan virus Covid-19 suspect discharge (Dinas Kesehatan Kota
dari manusia ke manusia. Penularnnya dapat Semarang, 2021).
terjadi jika seseorang berada dalam jarak yang
relativ pendek kurang lebih 1 meter dengan Semakin meningkatnya kasus Covid-19 maka
seseorang yang memiliki gejala pernafasan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga
(misalnya batuk dan bersin). Penelitian serupa meningkat. Salah satu dampak pelayanan yang
menunjukkan bahwa Covid-19 dapat ditularkan diberikan terhadap pasien Covid-19 di rumah
melalui kontak erat dan droplet. Transmisi sakit terjadi resiko penularan terhadap tenaga
SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi kesehatan khususnya perawat. Tidak hanya
melalui droplet yang keluar saat batuk atau meningkatnya angka kesakitan petugas
bersin.(Yang et al., 2020) Risiko penularan kesehatan, akan tetapi juga meningkatnya
penyakit ini juga dapat melalui airborne jika ada angka kematian akibat tertular virus Covid-19
tindakan medis yang memicu terjadinya aerosol saat memberikan pelayanan. Di Amerika
(seperti bronkoskopi, nebulisasi dan lain-lain) Serikat, menurut Center of Disease Control and
(Theopilus et al., 2020). Prevention (CDC) pada bulan April 2021
mengeluarkan studi mengenai karakteristik
Berdasarkan data dari World Health petugas kesehatan yang terkena Covid-19.
Organization (WHO), jumlah kasus Covid-19 di Data diperoleh dari tanggal 12 Februari sampai
223 negara pada periode 6 Juni 2021 pasien 9 April 2021 menunjukkan sebanyak 9.282
yang terkonfirmasi sebanyak 172.242.495 jiwa tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 (Centers
dan yang meninggal sebanyak for Disease Control and Prevention, 2021). Di
3.709.397 jiwa.(Komite Penanganan Covid-19 Negara Italia menunjukkan infeksi di kalangan
dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 2021) medis mencapai 10%, di Spanyol melaporkan
Jumlah sebaran kasus Covid-19 di Indonesia infeksi di tenaga kesehatan mencapai 20%, di
periode 6 Juni 2021 sebanyak 1.850.206 jiwa Malaysia, pemerintah telah melaporkan bahwa
terkonfirmasi Covid-19 (penambahan kasus 5,8% kasus positif adalah tenaga kesehatan.
sebanyak 6.594 jiwa), 96.973 kasus aktif International Council of Nurses mencatat
(penambahan 2.200 jiwa), 1.701.784 sembuh hingga 5 Mei 2021, lebih 90.000 tenaga
(penambahan 4.241 jiwa), dan sebanyak kesehatan di dunia terinfeksi Covid-19, bahkan
51.449 meninggal (penambahan 153 jiwa) diprediksi jauh lebih banyak. Persentase
(Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan tenaga kesehatan yang terinfeksi dari Malaysia
Ekonomi Nasional, 2021). Jumlah kasus Covid- sampai Amerika antara 5,8 dan 20%, maka
19 di Jawa Tengah periode 6 Juni 2021 diperkirakan di Indonesia sampai bulan 6 Mei
menunjukkan pasien terkonfirmasi dan dirawat 2021 terdapat 721 sampai 2.488 tenaga
(kasus aktif) sebanyak 10.297 pasien kesehatan yang telah terinfeksi (Apriningsih et
(penambahan 780 pasien), pasien al., 2021). Menurut Tim Gugus Tugas
terkonfirmasi (sembuh) sebanyak 185.720 Percepatan Penanganan Covid-19, melaporkan
pasien (penambahan 890 pasien), pasien lebih dari 15.000 perawat terpapar Covid-19
dan 274 diantaranya meninggal dunia.(Gugus mengendalikan penyakit dan merehabilitasi
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, pasien, mereka berisiko besar terkontaminasi
2021) di Jawa Tengah sebanyak 723 perawat (Eghbali et al., 2021).
terkonfirmasi Covid-19 dan 39 perawat
meninggal dunia (PPNI Jawa Tengah, 2021). Perawat merupakan pasukan garis depan yang
Kejadian kasus Covid-19 yang semakin memerangi Covid-19 dan selalu melakukan
bertambah dari hari ke hari membuat petugas kontak dengan pasien dari masuk hingga
kesehatan terutama perawat sebagai garis keluar, oleh karena itu perawat dihadapkan
depan semakin tertekan karena meningkatnya pada banyak bahaya pekerjaan dan tekanan
beban kerja, khawatir akan kesehatan mereka, psikologis yang cukup berat (Sikkema et al.,
dan keluarga.(Sikkema et al., 2020) Petugas 2020). Hasil studi menunjukkan pengalaman
kesehatan berisiko mengalami gangguan perawat saat menangani krisis SARS banyak
psikologis dalam merawat pasien Covid-19 perawat yang mengalami permasalahan seperti
karena perasaan stress yang dihadapkan pada ketidakpastian, salah urus informasi, perasaan
resiko tinggi tertular Covid-19 dan ancaman marah dan bersalah, ketidaksiapan, takut mati,
akan kematian akibat penyakit tersebut (Lai et kesepian dan gangguan fisik (Galehdar et al.,
al., 2020). 2020). Perawat merupakan sumber daya yang
sangat berharga untuk mengenali manifestasi
Respon psikologis yang dialami oleh para klinis penyakit, faktor prognostik, kebutuhan
perawat terhadap pandemi penyakit menular pasien, praktik perawatan berbasis bukti, dan
semakin meningkat karena disebabkan oleh masalah manajemen keperawatan selama
perasaan cemas tentang kesehatan diri sendiri krisis Covid-19. Perawat memiliki kontak paling
dan penyebaran keluarga (Nguyen et al., banyak dengan pasien Covid-19 selama rawat
2020). Kecemasan adalah kekhawatiran yang inap dan menghabiskan banyak waktu untuk
tidak jelas dirasakan oleh seseorang dengan merawat pasien. Hasil Penelitian Lai et al.,
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya tentang tenaga kesehatan beresiko mengalami
(Hawari, 2014). Rasa panik dan rasa takut gangguan psikologis dalam mengobati pasien
merupakan bagian dari aspek emosional, Covid-19, hasil penelitian menunjukkan bahwa
sedangkan aspek mental atau kognitif yaitu terdapat 50,4% responden memiliki gejala
timbulnya gangguan terhadap perhatian, rasa depresi dan 44,6% memiliki gejala kecemasan
khawatir, ketidakteraturan dalam berpikir, dan karena perasaan tertekan (Lai et al., 2020).
merasa binggung (Sunaryo, 2014). Pandemi
Covid-19 ini membuat para perawat merasa Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
tertekan dan khawatir. RSUD Tugurejo pada tanggal 2 September
2021 Semarang menunjukkan terjadi
Menurut Inter Agency Standing Committee, peningkatan yang cukup signifikan jumlah
penyebab tenaga kesehatan mengalami perawat yang dinyatakan terkonfirmasi Covid-
kecemasan yakni tuntutan pekerjaan yang 19 baik dengan pemeriksaan swab antigen
tinggi, termasuk waktu kerja yang lama, jumlah maupun Reverse Transcription - Polymerase
pasien meningkat, semakin sulit mendapatkan Chain Reaction (RT-PCR ) periode Juni 2021 -
dukungan sosial karena adanya stigma Februari 2022, bulan Juni 17 perawat, bulan
masyarakat terhadap petugas garis depan, alat Juli 20 perawat, dan bulan Agustus 23 perawat,
perlindungan diri yang membatasi gerak, jadi total keseluruhan sebanyak 60 perawat
kurang informasi tentang paparan jangka yang terkonfirmasi Covid-19. Kasus
panjang pada orang-orang yang terinfeksi, dan meninggalnya perawat di RSUD Tugurejo
rasa takut petugas garis depan akan Semarang akibat Covid-19 juga terjadi pada
menularkan Covid-19 pada teman dan keluarga bulan Februari 2022 sebanyak 2 orang. Hasil
karena bidang pekerjaannya (IASC, 2020). wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 10
Penyedia layanan kesehatan mempunyai orang perawat yang terkonfirmasi Covid-19
peran penting dalam membatasi dan baik yang sedang dilakukan isolasi mandiri
maupun menjalani rawat inap di rumah sakit kontak awal yang tidak terlindungi dengan
menunjukkan mereka mengalami keluhan baik pasien yang terinfeksi (Susilo et al., 2020).
secara fisiologis maupun psikologis.
Keluhan fisiologis diantaranya dada terasa Berdasarkan fenomena tersebut peneliti
ampek saat aktivitas, mudah lelah, demam, merasa tertarik untuk menggali lebih dalam
mengeluh sesak nafas saat aktivitas yang tentang pengalaman perawat yang
lama. Hari pertama sampai ketiga badan terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Tugurejo
panas, terasa dingin, pilek, batuk, indra Semarang menggunakan studi fenomenologi.
penciuman menurun, bahkan sampai tidak bisa
membau. Keluhan psikologis meliputi trauma METODE
dan tidak mau dirawat diruangan isolasi lagi, Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
merasa stress setelah tahu hasil swab positif, pendekatan fenomenologi. Penelitian ini sudah
takut karena gejala yang dirasakan semakin dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang pada
parah, malu dengan teman-teman, kecemasan tanggal 8-13 Februari 2022. Subjek dalam
bertambah apalagi ada petugas kesehatan penelitian ini adalah perawat yang dinyatakan
yang sampai meninggal, merasa dikucilkan dari terkonfirmasi Covid-19 dengan pemeriksaan
tetangga karena takut tertular dan berlangsung Reverse Transcription Polymerase Chain
cukup lama, sehingga juga berpengaruh pada Reaction (RT-PCR) di RSUD Tugurejo
anggota keluarga khususnya anak karena tidak Semarang selama bulan terakhir (Juli-
bisa main diluar, walaupun sudah sembuh dari September 2021) sebanyak 8 perawat. Kriteria
Covid-19, masih tetap dihindari orang-orang inklusi dalam penelitian ini perawat yang sudah
yang ada dilingkungan. Para tetangga bahkan 3 bulan terkonfirmasi Covid-19 di RSUD
ada yang sampai melaporkan ke pihak Tugurejo Semarang, dinyatakan terkonfirmasi
Puskesmas supaya menjemput perawat Covid-19 dengan pemeriksaan RT-PCR,
tersebut supaya dipindahkan ke rumah dinas, perawat bersedia untuk dijadikan partisipan,
akibat ketakutan warga yang berlebihan. perawat pelaksana (PP), pendidikan D-3 dan
Ners, masa kerja minimal 2 tahun, dan usia 20
Hasil Penelitian tentang tenaga kesehatan tahun – 50 tahun. Teknik pengambilan sampel
beresiko mengalami gangguan psikologis menggunakan non probability sampling dengan
dalam mengobati pasien Covid-19, hasil teknik purposive sampling. Instrumen utama
penelitian menunjukkan bahwa terdapat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
petugas kesehatan yang mengalami depresi peneliti sendiri, selain itu menggunakan
50,4%, kecemasan 44,6%, insomnia 34%, panduan wawancara, alat perekam berupa
kesusahan 71,5%. Analisis regresi logistik hand phone, alat tulis dan buku catatan, serta
multivariabel menunjukkan petugas kesehatan melibatkan peneliti sendiri dalam mendapatkan
dari luar Provinsi Hubei berisiko lebih rendah data penelitian. Penelitian diawali dengan
untuk mengalami gejala distress dibandingkan pengajuan surat ethical clereance ke Komisi
dengan mereka di Wuhan (p-value = 0,008). Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) RSUD
Petugas kesehatan yang terlibat dalam Tugurejo Semarang dan sudah dikeluarkan
diagnosis langsung, pengobatan, dan dengan nomer No.002/KEPK.EC/I/2022.
perawatan pasien dengan Covid-19 berisiko Ethical Clereance kemudian dilampirkan dalam
mengalami depresi lebih tinggi (p-value=0,01), pengajuan surat ijin penelitian ke bagian Diklit
kecemasan (p-value=0,001), insomnia (p-value RSUD Tugurejo Semarang. Bagian Diklit
< 0,001), dan distress ( p-value < 0,001) (Lai et RSUD Tugurejo Semarang akan memproses
al., 2020). Penelitian serupa yang dilakukan surat ijin penelitian dengan meneruskan ijin
oleh Wang et al. (2020) menunjukkan tenaga penelitian tersebut ke ruangan yang sudah
kesehatan yang merawat pasien Covid-19 dipilih oleh peneliti. Peneliti melampirkan surat
menjadi kelompok dengan risiko terpapar ijin penelitian tersebut untuk mendapatkan data
sangat tinggi yaitu sebesar 3,8%, terutama saat calon responden yaitu perawat yang pernah
terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Tugurejo
Semarang.
Tabel 6 Tema pemeriksaan dengan sub tema
HASIL fisiologis
Tabel 1 Tema keluhan dengan sub tema
psikologis Kata Kunci
“Pemeriksaan laborat, foto thorax, swab secara
berkala”(R-3)”
Kata Kunci
“Cemas, khawatir, cemas saya masuk kategori Tabel 7 Tema suport sistem dengan sub tema
ringan”(R-1) psikologis
“Merasa sangat cemas, takut, kadang sampai
panik”(R-2) Kata Kunci
“khawatir, takut kalau menularkan kepada “Respon keluarga positif, memberikan
keluarga, takut kematian, menangis, cemas dukungan”(R-6)
sedang”(R-8) “Mereka juga saling suport meskipun saya
sudah positif, tidak mengucilkan” (R-2)
Tabel 2 Tema keluhan dengan sub tema fisiologis “Ada beberapa teman yang menjauhi saya, tapi
tetap memberikan suport” (R-3)
Kata Kunci “Tidak ada yang mengucilkan, ngasih dukungan”
(R-4)
“Pusingnya luar biasa, nyeri pada kepala skala
7, anosmia 1 minggu. Akibat pengobatan Covid-
19 ndak nafsu makan, fisik menurun. Saya tidak Tabel 8 Tema suport sistem dengan sub tema
panas dan tidak sesak nafas”(R-1) fisiologis
“SpO2 turun 91-92, aktifitas ngos-ngosan,
tenggorokan tidak enak, greges 2 hari, anosmia Kata Kunci
hari kelima” “Awalnya keluarga sedih, mendapat kiriman dari
“Demam, hilang rasa hilang bau selama 1 keluarga, selalu memonitor setiap hari”(R-5)
minggu, lemes, malas bangun, malas makan, “Tetangga ada yang suport dengan jogo tonggo,
tidak sesak nafas, diare cukup lama”(R-3) tapi ada juga yang menjauh karena latar
belakangnya yang berbeda-beda” (R-1)
Tabel 3 Tema mekanisme koping dengan sub “Semua menganggap biasa dan saling suport”
tema fisiologis (R-7)

Kata Kunci PEMBAHASAN


“Saling suport, rileks, berjemur, olah raga, Penelitian ini melibatkan delapan orang
perbanyak kegiatan spiritual”(R-1) responden yang dilakukan indept interview.
“Lebih banyak berdoa kepada yang Maha Responden terdiri dari tiga laki-laki dan lima
Kuasa, berolahraga lari-lari kecil didepan rumah perempuan. Rata-rata usia dari delapan
ketika sepi, berjemur”(R-2) responden diatas 37 tahun dan semuanya
“Istirahat, nonton drakor, meditasi, yoga, telepon berusia diatas 25 tahun dan sudah menikah.
orang tua”(R-3) Beberapa kriteria perawat yang dijadikan
responden penelitian di RSUD Tugurejo
Tabel 4 Tema mekanisme koping dengan sub Semarang diantaranya adalah perawat yang
tema psikologis
sudah 3 bulan terkonfirmasi Covid-19 di
Kata Kunci
RSUD Tugurejo Semarang, dinyatakan
“Mendekatkan diri pada Tuhan YME”(R-4) terkonfirmasi Covid-19 dengan pemeriksaan
Reverse Transcription Polymerase Chain
Tabel 5 Tema terapi dengan sub tema fisiologis Reaction (RT-PCR), perawat bersedia untuk
dijadikan partisipan, perawat pelaksana (PP),
Kata Kunci pendidikan D-3 dan Ners, masa kerja minimal
“Pengobatan yang diberikan Favipiravir”(R-1) 2 tahun, dan usia 20 tahun – 50 tahun.
“Obat dan vitamin dapat dari rumah sakit”(R-7)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa rata- khawatir dengan masalah keuangan karena
rata responden mengalami permasalahan tidak bekerja, khawatir dengan ketidakpastian
yang sama secara psikologis, yaitu merasa penyakit, khawatir dengan kondisi kesehatan
cemas (ringan-sedang), panik, dan takut akan jangka panjang, serta khawatir dengan masa
kematian, serta takut apabila menular kepada depannya setelah terinfeksi Covid-19.
keluarga yang lain. Pasien yang terdiagnosis
Covid-19, masalah yang muncul bukan hanya Hasil wawancara menunjukkan keluhan
masalah fisik saja, tetapi masalah psikologis secara fisiologis responden meliputi pusing,
juga mereka alami. Menurut Kubler Ross, nyeri dada, anosmia, tidak nafsu makan,
seseorang yang berduka karena suatu kondisi fisik menurun, demam, dan diare.
penyakit akan melewati lima tahapan, yaitu Gejala klasik Covid-19 seperti demam, batuk
tahap denial, anger, bargaining, depression , dan sesak napas ditemukan pada 59% dari
dan acceptance (Sheila & Videbeck, 2018). total kasus dan ditemukan lebih tinggi pada
Tahapan awal seorang pasien yang terinfeksi kasus pasien meninggal. Hampir setengah
Covid-19 seringkali merasa tidak menyangka dari kasus mengalami gejala malaise, namun
mengapa harus dirinya terinfeksi Covid 19, kebanyakan pasien Covid-19 tidak memiliki
sehingga mengakibatkan mereka menolak keluhan sakit tenggorokan, rinorea, anosmia,
dan tidak menerima keadaanya. Hal ini mual, muntah, diare, nyeri perut, dan mialgia.
sejalan dengan penelitian Sun et al., (2020) Gejala diare ditemukan terjadi pada 30%
yang menyatakan bahwa pasien yang kasus pasien yang meninggal sedangkan
terinfeksi Covid-19 muncul perasaan marah hanya 11,8% terjadi pada pasien sembuh
dan menyangkal pada saat awal terinfeksi. (Azwar et al., 2020).
Penelitian lainnya yang dilakukan Shaban et
al., (2020) juga menyatakan hal yang serupa Gejala Covid-19 yang muncul sebagai gejala
dimana pasien yang positif terinfeksi Covid-19 pertama bervariasi, penelitian observasional
merasa kaget dan cemas saat pertama kali yang dilakukan pada 120 pasien covid-19
mengetahui bahwa dirinya terdiagnosis Covid- yang dirawat di rumah sakit di Cina ditemukan
19. Pengalaman psikologis selanjutnya yang sebanyak setengah dari total pasien (51%)
muncul adalah perasaan takut dan khawatir. memiliki demam, hampir sepertiga nya (31%)
bergejala batuk, nyeri faring (8%), lemas (4%),
Perasaan takut disini meliputi perasaan takut sesak dada (3%), diare (2%), anoreksia
saat muncul gejala klinis, takut dirawat di (0,5%), dan dispnea (0,5%) sebagai gejala
rumah sakit, takut tidak sembuh dan awal yang muncul (Gao et al., 2020). Demam
kondisinya memburuk, takut menularkan adalah gejala yang paling banyak ditemui
penyakit dan menjadi beban bagi keluarga, pada pasien Covid-19 (92%), diikuti oleh
takut muncul komplikasi yang tidak terduga, batuk, dispnea, dan lemas yang secara
serta takut akan kematian (Sun et al., 2020; berturut-turut. Gejala yang paling umum
Mansoor, Mansoor, & Zubair, 2020; Moradi, ditemukan pada pasien Covid-19 yang
Mollazadeh, Karimi, Hosseingholipour, & menerima perawatan di rumah sakit
Baghaei, 2020). Kekhawatiran yang terjadi diantaranya adalah demam (72%) dan batuk
pada pasien yang terinfeksi Covid-19 menurut (71%), diikuti dengan sesak dada (36%),
Philip et al., (2020) meliputi khawatir dengan lemas (35%), anoreksia (11%), diare (11%),
dampak penyakit terhadap kesehatan fisik dan nyeri faring (10%), dispnea (8%), nyeri kepala
mental, khawatir karena memiliki masalah (6%), mialgia (6%), dan mual atau muntah
kesehatan sebelumnya, khawatir dengan (5%) (Gao et al., 2020).
penolakan perawatan karena memiliki kondisi
kesehatan yang sudah ada sebelumnya, Hasil wawancara menunjukkan salah satu
khawatir menularkan virus, khawatir terhadap koping pasien Covid-19 yaitu dengan
orang yang dicintai, khawatir sulit dalam menggunakan pendekatan spiritual. Praktik
mengakses kebutuhan makanan dan obat, spiritual, termasuk melibatkan pemuka atau
tokoh agama atau pendeta dalam perawatan, menyebabkan fenotipe virus tidak dapat
berdoa dan kegiatan berbasis agama lainnya hidup. Favipiravir dimetabolisme menjadi
dianggap sebagai mekanisme koping penting bentuk aktifnya yaitu favipiravir ribofuranosyl
yang dapat diandalkan. Agama tentu akan 50-triphosphate. Favipiravir dimetabolisme di
memberikan kenyamanan dan membantu hati dan tidak menghasilkan interaksi obat
penerimaan keadaan, lebih lanjut memiliki yang signifikan, selain itu tidak mempengaruhi
keyakinan dapat menurunkan kecemasan, DNA polimerase subunit α, β, γ pada manusia
perasaan tidak berdaya, bersalah dan (hingga 100 g/mL) sehingga tidak
kegagalan pribadi (Sato, 2015; Zheng et menimbulkan efek toksik (Dehelean et.al,
al.,2018). 2020).

Long, et al. (2020), menunjukan hasil Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa
penelitian bahwa mekanisme koping yang pasien dilakukan pemeriksaan laborat, foto
digunakan oleh perawat sebagai partisipan thorax, swab secara berkala. Berdasarkan
dalam penelitiannya dalam menghadapi pedoman pencegahan dan pengendalian
wabah Covid-19 menunjukkan bahwa pada Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
masa pandemi Covid-19 perawat lebih banyak pemeriksaan foto toraks serial bila terjadi
menggunakan mekanisme koping dengan perburukan dengan adanya takipnea, saturasi
strategi kemarahan, ketakutan dan kesedihan. oksigen dengan pulse oximetry ≤ 93% (di jari),
Mekanisme koping maladptif ini paling banyak PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg, Peningkatan
dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru
terhadap stressor dalam menghadapi pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam,
tanggung jawab sebagai perawat pada masa limfopenia progresif, peningkatan CRP
pandemi Covid-29. Penelitian serupa progresif, dan asidosis laktat progresif.
dilakukan Zendarto (2020), hasil penelitian Pemantauan laboratorium dengan
menunjukkan perawat memiliki mekanisme pemeriksaan darah perifer lengkap yang
koping adaptif sebanyak 392 perawat (99%) meliputi hitung jenis, CRP, fungsi ginjal, fungsi
dan lama kerja yang lebih dari 10 tahun hati, hemostasis, LDH, dan D-dimer.
memiliki mekanisme koping adaptif terbanyak Pemeriksaan follow up RT-PCR juga
yaitu 93 perawat (100%) dalam mengatasi dilakukan untuk menegakkan diagnosis
permasalahan fisiologis dan psikologisnya secara pasti terkait kasus Covid-19 yang
dalam merawat pasien selama pandemi dilakukan 2 kali pemeriksaan secara berurutan
Covid-19. Berdasarkan teori Endler and (Kemenkes RI, 2020).
Parker dalam Sartika (2018), menyebutkan
bahwa strategi koping digunakan untuk tujuan Hasil wawancara menunjukkan bahwa
mengubah respon emosi seseorang terhadap sebagian besar lingkungan keluarga, sosial,
keadaan yang stressful. dan tempat kerja memberikan dukungan yang
positif kepada para responden, meskipun
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan hanya sedikit masyarakat dan rekan kerja
bahwa rata-rata responden mendapatkan yang sedikit menghindar dari responden saat
terapi pengobatan dari rumah sakit berupa dinyatakan confirmed Covid-19. Pada tahap
terapi Favipiravir dan multivitamin. pertengahan, pasien sudah mulai bisa
Berdasarkan Pedoman Tatalaksana COVID- menerima kondisnya ditandai dengan pasien
19 di Indonesia merekomendasikan mau menjalani perawatan (Sun et al., 2020).
penggunaan Favipiravir untuk pengobatan Pasien yang terinfeksi Covid-19 diwajibkan
pasien COVID-19 derajat ringan hingga berat untuk menjalani perawatan dengan melakukan
atau kritis. Favipiravir bekerja secara selektif karantina di rumah sakit ataupun karantina
dan berpotensi menghambat RNA-dependent secara mandiri di rumah.
RNA polymerase (RdRp) dari virus RNA dan
menyebabkan mutasi transversi RNA yang
Pasien yang melakukan isolasi KESIMPULAN DAN SARAN
mengakibatkan kurangnya interaksi sosial, Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai
kehilangan waktu, terisolasi secara fisik, berikut:
mobilitas yang terbatas, ruangan rumah sakit 1. Perasaan psikologis yang dirasakan
menyebabkan tidak dapat terhubung dengan responden meliputi rasa cemas, takut akan
dunia luar, keterbatasan melakukan aktivitas, kematian, dan panik. Metode mekanisme
keterbatasan interaksi dan komunikasi dengan koping responden secara psikologis
dokter dan perawat (Shaban et al., 2020). konstruktif. Suport sistem keluarga, sosial
Pasien yang dilakukan karantina dan lingkungan kerja secara psikologis
mengakibatkan masalah psikologis juga pada masuk dalam kategori baik.
pasien berupa kesedihan, rasa bosan, rasa 2. Keluhan fisiologis meliputi pusing, nyeri,
kesepian dan kehilangan keluarga karena anosmia, tidak nafsu makan, kondisi fisik
harus merasakan dikarantina. Selain itu menurun, demam, desaturasi, dan diare.
mereka juga seringkali merasakan stigma dan Metode mekanisme koping responden
diskriminasi baik dari rumah sakit, teman, dan secara fisiologis konstruktif. Pengobatan
masyarakat (Mansoor et al., 2020; Moradi et menggunakan terapi favipiravir dan multi
al., 2020). Pengalaman psikologis pada tahap vitamin, serta dilakukan pemeriksaan
akhir pasien yang terinfeksi Covid-19 akan laborat, foto thorax, swab secara berkala.
muncul reaksi berupa kebahagiaan. Hal ini Suport sistem keluarga, sosial dan
muncul pada saat pasien dinyatakan sembuh, lingkungan kerja secara psikologis masuk
negatif dari virus Covid-19, dan selesai dalam kategori baik.
menjalani perawatan. Akan tetapi bukan Disarankan supaya pihak rumah sakit
hanya muncul reaksi kebahagiaan saja, memberikan fasilitas yang memadai dalam
pasien juga sering kali timbul kekhawatiran perawatan para perawat yang dinyatakan
akan kekambuhan penyakitnya dan terkonfirmasi Covid-19, misalkan dengan
kekhawatiran dirinya kembali positif terinfeksi. memfasilitasi ruang isolasi serta pelayanan
yang nyaman.
Saluran komunikasi yang aman (video call,
chat) antara pasien dan keluarga dapat REFERENSI
mengurangi kebosanan dan kesepian akibat Apriningsih, H., Prabowo, Nurhasan Agung Myrtha, R.,
isolasi. Selain petugas kesehatan dan Gautama, C. S., & Wardani, M. M. (2021). Prevention of
keluarga, dukungan sosial juga sangat Transmission of Covid-19 In Health Workers In Sebelas
Maret University Hospitals. Logista: Jurnal Ilmiah
dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan Pengabdian Kepada Masyaraka, 4(2).
diri, harga diri, dan mengurangi stigma.
Pemberian dukungan berkelanjutan dapat Centers for Disease Control and Prevention. (2021).
Interim guidance on testing healthcare personnel for
meningkatkan pemulihan fisik dan mental. Sun SARS-CoV-2. U.S. Department of Health & Human
et al., (2020) dalam hasil penelitiannya Services.
melaporkan sebagian pasien mengungkapkan https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/testing-
mendapatkan hal positif dari Covid-19 dimana healthcare-personnel.html
pasien kini lebih bersyukur dan lebih Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2021). Data Informasi
menghargai kehidupan. Informasi yang akurat Coronavirus (Covid-19) Semarang.
mengenai Covid-19 dibutuhkan untuk https://siagacorona.semarangkota.go.id/halaman/odppdp
v2
mengurangi stigma yang berkembang di
masyarakat. Moradi et al., (2020) Eghbali, M., Negarandeh, R., & Froutan, R. (2021).
mengungkapkan menghindari istilah-istilah COVID-19 epidemic: Hospital-level response. Tehran
University of Medical Sciences, 7(2).
yang memiliki konotasi negatif seperti isolasi
dapat mengurangi stigma, ketakutan, dan Galehdar, N., Toulabi, T., Kamran, A., & Heydari, H.
kepanikan masyarakat. (2020). Exploring nurses’ perception of taking care of
patients with coronavirus disease (COVID-19): A
qualitative study. Nursing Open, 1(9).
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (2021).
Rentan Terpapar Covid-19, Perkuat Perlindungan https://corona.jatengprov.go.id/data
Tenaga Kesehatan. Gugus Tugas Percepatan
Theopilus, Y., Yogasara, T., Theresia, C., & Octavia, J.
Penanganan Covid-19.
R. (2020). Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri
Hawari, D. (2014). Manajemen Stres Cemas dan (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk Pekerja
Depresi. Fakultas Kedokteran UI. Informal di Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem Industri,
9(2).
IASC. (2020). Catatan tentang aspek kesehatan jiwa dan
psikososial wabah COVID-19 Versi 1.0. World Health Wang, J., Zhou, M., & Liu, F. (2020). Exploring the
Organization. reasons for healthcare workers infected with novel
coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China. J Hosp
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan
Infect. https://doi.org/10.1016/j.jhin.2020.03.002
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19).
Kemenkes RI. Yang, J., Zheng, Y., & Gou, X. (2020). Prevalence of
comorbidities in the novel Wuhan coronavirus (COVID-
Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
19) infection: a systematic review and meta-analysis. Int
Nasional. (2021). Sebaran Covid-19 Periode 6 Juni
J Infect Dis. https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.017.
2021. https://covid19.go.id/
Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., & Hu, J. (2020).
Factors Associated With Mental Health Outcomes
Among Health Care Workers Exposed to Coronavirus
Disease 2019. JAMA Network Open, 3(3).
https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.3976
Nguyen, L. H., Drew, D. A., Graham, S, M. J., D, A.,
Guo, C.-G., Ma, W., Mehta, R. S., T, W. E., Sikavi, D. R.,
Lo, Chun-Han, Kwon, S., Song, M., Mucci, L. A.,
Stampfer, M. J., Willett, W. C., Eliassen, A. H., Hart, J.
E., … Joan Capdevila, Karla A Lee, Mary Ni Lochlainn,
T. V. (2020). Risk of COVID-19 among front-line health-
care workers and the general community: a prospective
cohort study. Lancet Public Health.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/ S2468-
2667(20)30164-X
PPNI Jawa Tengah. (2021). Setahun Tangani Corona:
723 Perawat di Jateng Terpapar COVID-19, 39 Gugur .
PPNI Jawa Tengah.
Sikkema, R. S., Pas, S. D., Nieuwenhuijse, D. F.,
O’Toole, Á., Verweij, J. J., Linden, A. van der,
Chestakova, I., Schapendonk, C., Pronk, M., Lexmond,
P., Bestebroer, T., Overmars, R. J., Nieuwkoop, S. van,
Bijllaardt, W. van den, Bentvelsen, R. G., Rijen, M. M. L.
van, Buiting, A. G. M., J, A., Oudheusden, G. van, …
Koopmans, M. P. G. (2020). COVID-19 in health-care
workers in three hospitals in the south of the
Netherlands: a cross-sectional study. Lancet Infect Dis.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/ S1473-
3099(20)30527-2
Sunaryo. (2014). Psikologi untuk Keperawatan. EGC.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W.
D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G.,
Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A.,
Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus
Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
Tanggap Covid-19 Provinsi Jawa Tengah. (2021).
Statistik Kasus COVID-19 Jawa Tengah .

Anda mungkin juga menyukai