Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eva Sunarti

Nim : 2011102431221
Prodi : S1 Manajemen
Kelas : D3

Pengertian Syirik :
Pertama, arti umum: yakni menyamakan selain Allah dengan Allah dalam apa-apa yang
termasuk (hak-hak) khusus bagi Allah.
Syirik dalam rububiyah. Maksudnya menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain dalam
hal rububiyah yang menjadi kekhususan Allah atau menisbatkan salah satu makna
rububiyah kepada sesuatu atau seseorang, seperti menciptakan, memberikan rezeki,
menghidupkan, mematikan dan lainnya. Jenis ini biasanya disebut tamtsil
(penyerupaan) atau ta’thil (peniadaan).

Contoh perbuatan syirik di daerah tempat tinggal masing-masing :


1. Bersumpah Dengan Selain Allah
Termasuk syirik kecil adalah bersumpah dengan selain Allah, seperti bersumpah
dengan Nabi, Ka’bah yang mulia, wali, pembesar, tanah air, nenek moyang atau
makhluk-makhluk lainnya, semua itu adalah syirik.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:
Dan siapa yang bersumpah dengan selain Allah, sungguh ia telah kafir atau syirik”.
(HR. At-Tirmizy)

2. Memakai Gelang dan Benang Penangkal


“Dan Imran bin Hushain, bahwasanya Rasulullah saw melihat pada tangan seseorang
sebuah gelang, — saya kira ia berkata : dari tembaga, lalu beliau bersabda: “Celaka
kamu, apa ini? “Ia menjawab: “Untuk menjaga diri dari penyakit wahinah. Beliau
bersabda: “Ingatlah, ia tidak menambahmu selain kelemahan, buang jauh benda itu
darimu, sesungguhnya jika kamu mati dan benda itu masih ada padamu, kamu tidak akan
beruntung selamanya”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Mengalungkan Jimat
mengalungkan tamimah (azimat/jimat), yaitu untaian batu atau semacamnya yang oleh
orang Arab terdahulu dikalungkan pada leher, khususnya pada anak-anak, dengan
dugaan ia bisa mengusir jin, atau menjadi benteng dan ‘Ain dan semacamnya. 'Ain
adalah pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya.
Setelah Islam datang tradisi ini dibatalkan. Rasulullah saw bersabda:
“Dan ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa
menggantungkan tamimah (jimat), semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya, dan
barangsiapa menggantungkan wada ‘ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada
dirinya” (HR. Ahmad)

Salaf berbeda pendapat dalam hal mi, sebagian dan mereka memperbolehkan, dan
sebagian yang lain melarang. Pendapat yang kami pilih adalah melarang segala bentuk
tamimah, meskipun terdiri dan ayat-ayat al-Qur’an, karena adanya beberapa dalil:

• Dalil yang melarang bersifat umum, dan hadits- hadits yang membicarakannya tidak
memberikan pengecualian.

• Saddudz-Dzari‘ah, sebab dibolehkannya tamimah dan ayat al-Qur’an akan membuka


jalan bagi pengalungan tamimah dan selainnya, dan pintu keburukan jika dibuka,
sulit untuk ditutup lagi.

Saddudz-dzari’ah (langkah prefenaman-gumaman tertentu yang biasa dilakukan oleh


masyarakat jahiliyyah dengan keyakinan bisa menangkal bahaya, dengan meminta
bantuan jin
Sewaktu Islam datang, tradisi seperti itu dibatalkan, sebagaimana dalam hadits:
“Dan Abdullah bin Mas’ud ra berkata,"Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda,"“Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah, dan Tiwalah adalah syirik”. (HR. Ahmad,
Abu Daud, dan Ibnu Majah).

Anda mungkin juga menyukai