Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkt rahmat dan
anuhgerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum pengujian bahan ini . Laporan ini dibuat
dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai pengujian beton dalam Teknik Sipil, yang mana dalam
pekerjaan ini di pakai dalam suatu pengujian, sehingga dapat mengetahui kondisi beton tersebut.

Dalam kesempatan kali ini,penulis menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari bimbingan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih ke pada semua pihak yang
telah membantu, dalam menyelesaikan laporan”PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN”.

Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini
juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata kuliah. Atas perhatian diucapkan terima
kasih.
BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.


Dalam pekerjaan teknik sipil kita mengenal dua jenis pekerjaan konstruksi yaitukonstruksi berat dan
konstruksi ringan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas darikebutuhan akan material atau
bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaannya, sehinggasuatu konstruksi bangunan yang kuat dan
utuh sesuai dengan yang diharapkan.Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar
sebagai bahan pengisi. Ditambahsemen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau
menggunakan bahantambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai
konstruksi,misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya.
Denganmelakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan
berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikarenakanapabila
suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidakakan mencapai hasil
yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengujian yangdi sebut pengujian bahan untuk
mendapatkan data dan dari data tersebut kita akanmendapatkan kelayakan terhadap bahan yang
akan di pakai dalam konstruksi beton.Pengujian ini meliputi pengujian bahan produksi pabrik yaitu
semen, pengujian bahan hasil alam yaitu agregat dan pengujian bahan terolah yaitu meliputi
pengujianmortar dan beton.
1.2 TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat :

1.Dapat melakukan praktikum pengujian beton dengan prosedur yang baik dan benar.

2.Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton di laboratorium .

3.Dapat mengetahui karakteristik dan mutu beton

4.Dapat melakukan pengujian secara langsung di laboratorium


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengujian Berat Isi

D. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau
campuran

DI. Dasar Teori


Berat isi adalah perbandingan berat dan isi

DII. Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
c. Tongkat pemadat diameter l5 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaik - nya
terbuat dari baja tahan karat
d. Mistar perata (straight edge)
e. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang

DIII. Persiapan Pengujian

Masukkan benda uji kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah


o
sesuai table diatas; keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C, sampai berat tetap
dan gunalkan sebagai benda uji

DIV. Langkah Kerja


a. Berat isi lepas
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir –butir,
dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau
sekop sampai penuh
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
 Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
1
b. Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1 2 ”) dengan cara penusukan
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 kali secara merata
Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap
lapisan

 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata


 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
 Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
1
c. Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1 2 ”) dengan cara penggoyangan
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
 Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
sepeti berikut
- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu
sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
- Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25
kali untuk tiap sisi
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)

DV. Data Pengujian


 Agregat halus
 Agregat Kasar

2. Pengujian Berat Isi


 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau
campuran

 Dasar Teori
Berat isi adalah perbandingan berat dan isi

 Peralatan
f. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
g. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
h. Tongkat pemadat diameter l5 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaik - nya
terbuat dari baja tahan karat
i. Mistar perata (straight edge)
j. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang

 Persiapan Pengujian

Masukkan benda uji kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah


o
sesuai table diatas; keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C, sampai berat tetap
dan gunalkan sebagai benda uji

 Langkah Kerja
d. Berat isi lepas
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir –butir,
dari ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau
sekop sampai penuh
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
 Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
1
e. Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1 2 ”) dengan cara penusukan
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapisan
dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 kali secara merata
Pada pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap
lapisan

 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata


 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
 Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
1
f. Berat isi padat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1 2 ”) dengan cara penggoyangan
 Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
 Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
 Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
sepeti berikut
- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu
sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
- Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25
kali untuk tiap sisi
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
 Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
 Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
DVI. Data Pengujian
 Agregat kasar
 Agregat halus

3. Pengujian Analisa Saringan

II. Tujuan
Pemeriksaan ini d.imaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat
halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan

III. Dasar Teori


IV. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 4,2% dari berat benda uji
b. Satu set saringan ;76,2 mm (3") ; 63,5 mm (2 1/2") ; 50,8 mm (2") ;37,5 mm ; (1
1/2") ; 25 mm (1") ; 19,l mm (3/4") ;12,5 mm (1/2") ; 9,5 mm (3/8") ; no.4 ; no.8 ;
no.16 ; no.30 ; no.50 ; no.100 ; no.200 (Standar ASTM)
c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai F (110 ± 5)
o
C
d. AIat pemisah contoh
e. Mesin pengguncang saringan
f. Talam-talam
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
V. Persiapan Pengujian
Benda uji diperoleh {ari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak

1. Agregat halus
Ukuran maksimum no.4 ;berat minimum 500 gram

Ukuran maksimum no. 8 ;berat minimum 100 gram


2. Agregat kasar
Ukuran maksimum 3,5" ; berat minimum 35 kg

Ukuran maksimum 3" ; berat minimum 30 kg

Ukuran maksimum 2,5" ; berat minimum 25 kg

Ukuran maksimum 2" ; berat minimum 20 kg

Ukuran maksimum I,5" ; berat minimum l5 kg

Ukuran maksimum I " ; berat minimum 10 kg

Ukuran maksimum %" ; berat minimurn 5 kg

Ukuran maksimum ; berat minimum 2,5 kg

Ukuran maksimum 3/8" ; berat minimum 1 kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4 Selanjutnya agregat halus dan
agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.

Benda uji disiapkan sesuai dengan PB - 0208 - 76 kecuali apabila butiran yang melalui
saringan no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak
menghendaki pencucian

VI. Langkah Kerja


o
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 ± 5) C, sampai berat tetap
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama l5 mernit
VII. Data Pengujian
Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji

 Agregat kasAR
 Agregat haluS

KESELAMATAN KERJA

 Memakai seragam praktek


 Fokuskan pikiran pada pekerjaan
 Memakai alat sesuai fungsinya
 Pastikan alat dalam keadaan baik
 Setelah gunakan alat dibersihkan dan simpan pada tempatnya
 Ikutilah petunjuk intruktur
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari praktek pengujian bahan I yang telah kami dilakukan, penulis dapat menarik
beberapa simpulan :

1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum memulai pekerjaan.
2. Pada saat pengujian kuat tekan kayu, batu bata dan mortal harus mengetahui dulu berapa
ukuran benda uji tersebut, sehingga tidak terjadi masalah pada saat perhitungannya.
3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran yang harus diutamakan
dalam pekerjaan.
4. Pengujian bahan sangat penting dalam sebuah bangunan untuk menjaga konstruksi agar
tidak mudah mengalami kepatahan dan kehancuran pada bangunan.
Saran
1. Lebih teliti dalam melakukan pengujian
2. Saling mendengar dan menghargai pendapat teman sekelompok
3. Fokus mendengar ajaran dan arahan pembimbing sebelum turun ke lapangan agar tidak
salah dalam melakukan pengukuran sampai tahap berikutnya
Daftar pustaka

https://fdokumen.com/download/laporan-uji-bahan-iok

https://www.academia.edu/33809296/LAPORAN_PENGUJIAN_BAHAN_1_POLITEKNIK_NEGERI_KUPANG

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai