Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI MANAGEMEN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG INSTALASI

FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOESELO KABUPATEN TEGAL

Baeti Nur Janati1, Sari Prabandari2, Mohammad Ihsanudin3


Email : baetijanati123@gmail.com
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Jln. Mataram No.09 Tegal
Telp/Fax (0283)352000

ABSTRAK
Managemen penyimpanan obat di gudang farmasi rumah sakit merupakan hal yang penting dalam
pengelolaan obat karena penyimpanan kurang baik beresiko terhadap terjadinya obat kadaluarsa, obat
macet atau yang dapat berakibat tidak efektifnya obat ketika dikonsumsi pasien.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sistem managemen penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.Soeselo sudah baik dan benar. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental
yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi disertai wawancara
yang di sesuaikan dengan standar parameter penyimpanan obat yang baik dan benar. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa sebesar 100% sistem penyimpanan obat sudah sesuai dengan standar, sebesar 100%
peralatan penyimpanan di Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo sudah tersedia. Hasil perhitungan indikator
penyimpanan menunjukan nilai prosentase kecocokan antara barang dengan kartu stok menghasilkan
persentase sebesar 100% dengan standar 100%, Persentase dan nilai obat yang kadaluarsa atau rusak
sebesar 0,9 % dengan standar ≤0,2%, Persentase stok mati sebesar 3,2% dengan standar 0%, dan Sistem
penataan obat sebesar 80%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem penyimpanan
obat di Gudang Instalasi Farmasi RSUD dr.Soeselo belum memenuhi standar yang ditetapkan yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Farmasi Di Rumah Sakit.

Kata kunci : Managemen Penyimpanan Obat, Gudang Obat, RSUD Dr.Soesilo

1. PENDAHULUAN Dampak negatif yang ditimbulkan


Penyimpanan sediaan farmasi akibat obat yang rusak bukan terhadap
memiliki pengaruh pada efektivitas pasien saja, melainkan berdampak juga
pengobatan serta keamanan. Penyimpanan pada rumah sakit itu sendiri. Terjadinya
obat harus diperlakukan sedemikian rupa kerusakan obat atau obat kadaluarsa dapat
sehingga tidak menimbulkan bahaya. menyebabkan kerugian bagi rumah sakit
Penyimpanan obat perlu menjadi perhatian tersebut, khususnya kerugian pada
utama karena banyaknya kejadian obat pendapatan rumah sakit. Kerusakan obat
yang kadaluarsa, obat yang stoknya mati dan adannya obat yang stoknya mati
serta tidak efektifnya obat ketika menyebabkan perputaran obat di gudang
dikonsumsi pasien. Kesalahan berjalan tidak maksimal.
penyimpanan obat juga bisa mengakibatkan Semua kejadian tersebut bisaa
pasien mengalami keracunan obat akibat diminimalkan dengan pengelolaan sediaan
salah minum obat atau meminum obat yang farmasi yang baik khususnya pada tahap
sudah rusak. Keselamatan pasien penyimpanan. Metode penyimpanan
merupakan upaya yang harus diutamakan sediaan farmasi telah diatur dalam
dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72
Pasien harus memperoleh jaminan Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
keselamatan selama mendapatkan Kefarmasian Di Rumah Sakit[2],
perawatan atau pelayanan dilembaga menjelaskan bahwa untuk meminimalisir
pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari kerusakan penyimpanan dapat dilakukan
berbagai kesalahan tindakan medis(medical menurut persyaratan yang ditentukan,
error) maupun kejadian yang tidak meliputi dibedakan berdasarkan bentuk
diharapkan (adverse event) (Koentjoro, sediaan dan jenisnya, dibedakan menurut
2007)[1]. suhunya, mudah tidaknya terbakar serta
tahan atau tidaknya terhadap cahaya. 3. Hasil dan Pembahasan
persyaratan yang telah ditetapkan harus a. Gambaran Penyimpanan Obat di
disertai dengan sistem informasi yang Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo
selalu menjamin ketersediaan perbekalan Menjamin mutu dan kualitas obat
farmasi sesuai kebutuhan. merupakan hal yang sangat penting, agar
Rumah sakit dr.Soeselo merupakan obat yang sampai ke tangan pasien bisa
rumah sakit tipe B dan termasuk salah satu bekerja maksimal sesuai kegunaannya.
rumah sakit rujukan yang berada di daerah Sediaan obat yang dibedakan menurut
kabupaten Tegal. Rumah sakit dr.Soeselo jenisnya dapat menjaga mutu dan kualitas
memiliki misi yaitu meningkatkan kinerja sediaan obat dari kontaminasi sediaan obat
pelayanan sesuai standar rumah sakit. lainnya. Sediaan yang terkontaminasi dapat
Sehingga rumah sakit dr.Soeselo harus merusak sediaan obat tersebut sehingga
mampu menjaga kualitas pelayanannya, ketika digunakan pasien sediaan obat tidak
termasuk kualitas pelayanan farmasi yang dapat bekerja secara maksimal. Obat suntik,
sesuai dengan standar rumah sakit, karena obat salep dan obat tetes mata, serta obat
alasan tersebut maka peneliti ingin tablet harus dibedakan rak
melakukan penelitian tentang evaluasi penyimpanannya agar tidak merusak
managemen penyimpanan obat di gudang kestabilan obat satu dengan yang lainnya.
instalasi farmasi rumah sakit umum daerah Penyimpanan obat digolongkan
dr. Soeselo. berdasarkan bentuk bahan baku, seperti
bahan padat, dipisahkan dari bahan yang
2. Metode Penelitian cair atau bahan yang setengah padat.
Penelitian ini termasuk penelitian non- Pemisahan sediaan farmasi tersebut
eksperimental yang bersifat deskriptif dilakukan untuk menghindarkan zat-zat
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. yang bersifat higroskopis, demikian juga
Pengumpulan data dilakukan dengan metode halnya dengan bahan yang mudah terbakar.
observasi, wawancara dan dokumentasi Serum, vaksin dan obat yang mudah rusak
sesuai standar parameter penyimpanan obat atau meleleh pada suhu kamar disimpan
yang baik dan benar. Penelitian dilakukan di dalam lemari es (Yustina dan Sulasmono,
Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit 2007)[3],
Umum Daerah dr.Soeselo Kabupaten Tegal Penyimpanan harus dapat menjamin
selama bulan Februari. kualitas dan keamanan sediaan farmasi
Data primer di peroleh dari hasil sesuai dengan persyaratan kefarmasian,
wawancara dan data sekunder diperoleh dari oleh karena itu gudang farmasi harus dapat
kartu stok serta pengamatan langsung dari memastikan bahwa obat yang disimpan
cara penyimpanan obat di Gudang Instalasi secara benar dan diinspeksi secara periodik
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (Permenkes, 2014)[4] .
dr.Soeselo.
Populasi pada penelitian ini yaitu semua
jenis sediaan obat-obatan di Gudang Obat
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Soeselo. Sampel pada penelitian
ini adalah semua jenis sediaan obat-obatan
yang berada di Gudang Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soeselo.
Jumlah sampel penelitian ini adalah 85
sampel dengan salah satu indikatator
penilaiannya yaitu kartu stok yang
dicocokan dengan jumlah atau bukti fisik
obat.
Tabel 1. Kesesuaian Antara Penyimpanan bahan media habis pakai harus
Barang Di Gudang Instalasi Farmasi RSUD memperhatikan kondisi sanitasi,
dr.Soeselo Dengan Peraturan Menteri temperatur, kelembaban, ventilasi,
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 pemisahan untuk menjamin mutu produk
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
dan keamanan petugas. Selain itu juga
Farmasi Di Rumah Sakit.
memungkinkan masuknya cahaya yang
Standar penyimpanan Kesesuaian cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu
sediaan farmasi dengan standar dilengkapi dengan rak/lemari obat, pallet,
(Peraturan Menteri Ya Tidak pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,
Kesehatan Republik lemari penyimpanan khusus narkotika dan
Indonesia Nomor 72 Tahun psikotropika, lemari penyimpanan obat
2016 Tentang Standar khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu. Di
Pelayanan Farmasi Di dalam gudang RSUD dr.Soeselo
Rumah Sakit.) menggunakan AC, namun harus
Obat-obatan di pisahkan dari √ - diperhatikan cooling-towernya agar tidak
bahan beracun
menjadi tempat sarang bakteri ataupun
Obat luar dipisah dari obat √ -
dalam
kuman.
Narkotik dan psikotropik √ - Produk farmasi yang berupa sediaan
dipisah dari obat-obat lain cairan dan sediaan yang masih terdapat di
dan di simpan di lemari dalam kardus pada penyimpanannya harus
khususn yang mempunyai menggunakan pallet agar tidak kontak
kunci langsung dengan lantai. Penggunaan pallet
Tablet, kapsul dan oralit √ - bertujuan untuk menjaga sirkulasi udara
disimpan dalam kemasan yang lancar di bagian bawah kardus dan
kedap udara dan diletakan perlindungan dari hewan pengerat.
dirak bagian atas Pengaturan tinggi pallet yang digunakan
Cairan, salep dan injeksi √ - untuk peletakkan barang minimal 10 cm
disimpan dirak bagian tengah
dari lantai, jarak antar pallet dengan dinding
Obat yang membutuhkan √ -
suhudingin disimpan dalam
tidak kurang dari 30 cm, dan maksimal
kulkas penumpukan barang pada atas pallet 2,5 m
Obat rusak/kadaluarsa √ - (Palupiningtyas,2014)[5] .
disimpan dari obat lain yang Lantai gudang di RSUD dr.Soeselo
masih baik dan disimpan di sudah disemen dan menggunakan keramik,
luar gudang untuk dindingnya dibuat plester semen.
Obat cairan dipisahkan dari √ - Menurut Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
obat padatan Kesehatan (2010) yaitu persyaratan gudang
Obat di kumpulkan menurut √ - meliputi adanya ventilasi, adanya cahaya
berat dan besarnya yang cukup, luas gudang minimal 3 x 4 m,
lantai terbuat dari semen, dinding dibuat
Persentasenya 9 X 100 = 100% licin dan untuk narkotik, psikotropik
9
dilengkapi kunci ganda khusus dan selalu
Dari data tabel 1 kesesuaian
Sumber data: Data Lapangan Di Gudang dalam keadaan terkunci.
penyimpanan barang di gudang
Farmasi RSUD dr.Soeselo
menunjukkan nilai 100%. Penyimpanan di
gudang Instalasi Farmasi RSUD dr.Soeselo
sudah memenuhi standar dari Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di
Rumah Sakit ruang penyimpanan obat dan
Tabel 2. Kesesuaian Antara Peralatan obat di Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo
Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo Dengan sudah memenuhi standar Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
Farmasi Di Rumah Sakit karena presentase
Standar peralatan di Ketersediaan
kesesuaian sudah mencapai 100 %.
gudang rumah sakit Ada Tidak Namun menurut hasil wawancara
(Peraturan Menteri dalam penelitian ini kendala yang
Kesehatan Republik ditemukan oleh petugas farmasi RSUD
Indonesia Nomor 72 Tahun dr.Soeselo adalah luas gudang
2016 Tentang Standar penyimpanan yang kurang luas. Dimana
Pelayanan Farmasi Di ruangan yang sempit dan kecil tidak dapat
Rumah Sakit.) menampung semua obat yang dibutuhkan
Peralatan untuk √ - oleh rumah sakit umum daerah dr.Soesilo.
penyimpanan Bila ada barang masuk atau datang tidak
Obat √ - cukup untuk dimasukkan ke dalam gudang,
Meja √ - maka barang-barang sisanya diletakkan di
Kursi √ - ruang yang kosong terpisah dari gudang.
Lemari/rak buku √ - b. Evaluasi Indikator Penyimpanan
Filling cabinet √ - 1) Persentase Antara Kecocokan Obat
Komputer √ - Dengan Kartu Stok Obat di Gudang
Alat tulis kantor √ - Instalasi Farmasi RSUD dr.Soeselo
Telepon √ - Hasil penelitian sampel pada tiap item
Kepustakaan √ - obat dilengkapi kartu stok yang berisi
Lemari penyimpanan √ - tanggal, jumlah obat masuk, jumlah barang
khusus
keluar, sisa stok dan keterangan. Data
Lemari untuk narkotika √ -
diambil di gudang obat Instalasi Farmasi
Lemari pendingin √ -
Rumah Sakit dr.Soeselo.
AC √ - Tabel 3. Kecocokan Antara Obat Dengan
Penerangan √ - Kartu Stok
Sarana air √ -
Ventilasi √ - Keterangan Jumlah Persentase Standar
Sarana pembuangan limbah √ - obat
Alarm √ - Jumlah
Lemari/rak √ - kecocokan obat
Pallet √ - dengan kartu 85 100%
Kartu arsip √ - stok ( Nurul
100 % Qiyam,
Lemari arsip √ - Jumlah seluruh 2016)
obat selama
Persentasenya 23 X 100 = 100% penelitan 85
23

Sumber data : Data Lapangan Di Gudang Sumber data : Data Lapangan Di Gudang
Farmasi RSUD dr.Soeselo Farmasi RSUD dr.Soeselo

Dari data Tabel 2 diatas menunjukan Pada tabel 3 hasil penelitian


bahwa 100% peralatan yang dipersyaratkan menunjukan bahwa kesesuaian antara
sesuai dengan standar Peraturan Menteri jumlah data obat dikartu stok terhadap
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 jumlah obat sebenarnya adalah 100%. Hal
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan ini menunjukan bahwa petugas gudang
Farmasi Di Rumah Sakit tersedia di instalasi farmasi rumah sakit umum daerah
Gudang RSUD dr.Soeselo. Hasil ini dr.Soeselo sangat teliti dan disiplin dalam
menggambarkan peralatan penyimpanan mencatat obat yang sebenarnya pada saat
pengeluaran dan pemasukan obat. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Nurul Qiyam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
(2016)[6] yang memberikan persentase Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
100% maka penyimpanan obat pada Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
indikator ini dapat dikatakan “baik”. Dalam hal ini sistem penataan obat di gudang
Farmasi RSUD dr.Soeselo belum semuanya
2) Sistem Penataan Obat Di Gudang memenuhi standar Peraturan Menteri
instalasi farmasi RSUD dr.Soeselo Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Farmasi di Rumah Sakit. Dimana dalam
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di sistem penataan obat di gudang Farmasi
Rumah Sakit Sistem penyimpanan dapat RSUD dr.Soeselo belum berdasarkan
dilakukan berdasarkan kelas terapi, khasiat/terapi sehingga masih terdapat obat
bentuk sediaan, dan jenis Sediaan macet dan obat rusak atau hampir kadaluarsa
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan di gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo.
Medis Habis Pakai dan disusun secara Menurut hasil wawancara petugas
alfabetis dengan menerapkan prinsip farmasi di gudang Farmasi RSUD
First Expired First Out (FEFO) dan First dr.Soeselo alasan sistem penataan obat
In First Out (FIFO) disertai sistem tidak berdasarkan khasiat/terapi karena
informasi managemen. tempat penyimpanannya yang tidak cukup
Tabel 4. Kesesuaian Standar Penataan Obat apabila dilakukan penyimpanan
Di Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo dengan berdasarkan khasiat/terapi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Keuntungan penataan obat berdasarkan
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang khasiat atau terapi yang sama yaitu efisiensi
Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.
waktu dalam pelayanan permintaan dari
Standar penataan obat Kesesuaian dengan
tiap unit, ketepatan dalam pengambilan obat
di rumah sakit standar dan meminimalisir terjadinya kerusakan
(Peraturan Menteri dan obat macet ketika dokter melakukan
Ya Tidak
Kesehatan Republik peresepan dengan satu obat (Sheina dkk.,
Indonesia Nomor 72 2010)[7].
Tahun 2016 Tentang 3) Persentase Dan Nilai Obat Yang
Standar Pelayanan Kadaluarsa Atau Rusak Di Gudang
Farmasi Di Rumah Instalasi Farmasi RSUD dr.Soeselo
Sakit) Pemeriksaan obat yang kadaluarsa
Metode FIFO √ - atau rusak harus dilakukan dengan teliti
Metode FEFO √ - dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
Penggolongan keamanan penggunannya dan kepastian
berdasarkan jenis √ -
jumlah fisik obat yang masa aman
sediaan
Penggolongan
penggunannya sudah berakhir di dalam
berdasarkan √ - sistem penyimpanan yaitu gudang farmasi
abjad/alfabetis (Palupiningtias, 2014).
Penggolongan Tabel 5. Data Persentase Obat Hampir
berdasarkan kelas - √ Rusak Atau Kadaluarsa
terapi/khasiat
Keterangan Jumlah Persentase Standar
Persentasenya 4 obat
X 100 = 80% Jumlah obat
5
kadaluarsa 5
Sumber data : Data Lapangan Di Gudang atau rusak ≤ 0,2%
Farmasi RSUD dr.Soeselo Jumlah 0,9 % (Nurul
seluruh obat 546 Qiyam,
selama 2016)
Data Tabel 4 hasil menunjukan bahwa
penelitan
nilai persentase penataan obat sebesar 80% Sumber data : Data Lapangan Di Gudang
penataan obat yang sesuai dengan standar Farmasi RSUD dr.Soeselo
Pada tabel 5 hasil perhitungan yang Table 6. Data Persentase Stok Mati Di
didapat dalam penelitian ini selama bulan Gudang RSUD dr.Soeselo
November 2017 sampai Januari 2018 yaitu
Keterangan Jumlah Persentase Standar
sebanyak 0,9 %. Dalam hal ini persentase
obat
obat yang hampir rusak atau kadaluarsa
dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan Jumlah obat
hasil penelitian Nurul Qiyaam (2016) yaitu yang stok 18
0,19%. Nilai tingginya persentase obat mati 0%
hampir rusak atau kadaluarsa 3,2 % (Nurul
Jumlah
mencerminkan ketidaktepatan perencanaan, Qiyam,
seluruh obat 546
kurangnya pengamatan dalam 2016)
selama
penyimpanan. Adanya persentase nilai obat penelitan
kadaluarsa karena pengelolaaan obat yang Sumber data : Data Lapangan Di
kurang baik khususnya pada tahap Gudang Farmasi RSUD dr.Soeselo
penyimpanan hingga menyebabkan obat
kadaluarsa (Somantri, 2013). Pada tabel 6 hasil perhitungan yang
Menurut hasil wawancara petugas didapat dalam penelitian ini selama bulan
gudang rumah sakit dr.Soeselo hal ini November 2017 sampai Januari 2018 yaitu
disebabkan karena peresepan dokter sebanyak 3,2%. Dalam hal ini persentase
bervariasi dan dokter yang telah pensiun, stok mati atau death stock dikatakan lebih
sehingga menyebabkan obat-obat yang tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian
digunakan berubah, akibatnya banyak obat Nurul Qiyaam (2016) yaitu sebesar 1,62%.
yang tidak keluar atau tidak digunakan dan Menurut hasil wawancara petugas
menumpuk, yang akhirnya bisa menjadi farmasi nilai tingginya stok mati atau death
kadaluarsa. Walaupun sudah menerapkan stok di gudang Farmasi dr.Soeselo ini dapat
sistem FIFO dan FEFO, tetapi kadang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
petugas merasa barang selalu cepat peresepan yang tidak mengacu pada
berputar, padahal hal tersebut mungkin formularium (standar pengobatan), pola
tidak berlaku pada beberapa obat karena peresepan dokter yang berubah atau
obat tersebut tidak bersifat fast moving prevalensi penyakit yang berubah sama
juga kesibukan pada saat pelayanan dan sekali sehingga terdapat obat yang tidak
kurangnya petugas. diresepkan oleh dokter sampai tiga bulan
4) Persentase Stok Mati Di Gudang berturut-turut.
Instalasi Farmasi RSUD dr.Soeselo
Stok mati adalah suatau keadaan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
dimana sediaan farmasi tidak digunakan a. Kesimpulan
selama tiga bulan berturut-turut Berdasarkan hasil penelitian tentang
(Palupiningtias, 2014). Standar stok mati evaluasi penyimpanan sediaan farmasi di
setiap rumah sakit berbeda-beda tergantung RSUD dr.Soeselo Kabupaten Tegal,
kebijakan rumah sakit itu sendiri, namun diperoleh sebagai berikut :
persentase stok mati sebaiknya seminimal 1. Sistem penyimpanan obat di gudang
mungkin. Persentase stok mati yang tinggi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
menunjukan perputaran obat yang tidak dr.Soeselo sudah sesuai dengan standar
lancar karena banyak persediaan obat yang yang telah ditetapkan yaitu Peraturan
tertahan dan menumpuk di gudang. Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Banyaknya obat yang menumpuk di gudang Nomor 72 Tahun 2016.
tentunya akan menimbulkan kerugian 2. Indikator kecocokan antara barang
karena meningkatkan resiko kerusakan obat dengan kartu stok menghasilkan
dan kadaluarsa serta perputaran sediaan persentase sebesar 100%. Indikator
yang tidak lancar akan mempengaruhi sistem penataan di gudang menghasilkan
pendapatan rumah sakit itu sendiri persentase sebesar 80%. Indikator stok
(Nugroho, 2008)[8]. kadaluarsa menghasilkan persentase
sebesar 0,9%. Indikator stok mati Departemen Kesehatan Republik
menghasilkan persentase sebesar 3,2%. Indonesia, Jakarta.
b. Saran [5] Palupiningtyas, Retno. (2014).
1. Petugas gudang diharapkan dapat Skripsi : Analisis Sistem
melakukan pemeriksaan terhadap obat- Penyimpanan Obat di Gudang
obatan yang disimpan di gudang
Farmasi Rumah Sakit Mulya
farmasi secara berkala untuk membantu
mendeteksi adanya obat kadaluarsa. Tangerang Tahun 2014. Jakarta :
2. Diharapkan peneliti selanjutnya Universitas Islam Negeri Syarif
melakukan perhitungan terhadap TOR Hidayatullah.
(Turn Over Ratio) untuk mengetahui [6] Qiyam, Nurul. 2016. Evaluasi
perputaran obat di rumah sakit. Managemen Penyimpanan Obat Di
Gudang Obat Instalasi Farmasi
5. DAFTAR PUSTAKA
Rumah Sakit Umum Daerah
[1] Koentjoro Tjahjono, 2007, Regulasi dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur
Kesehatan di Indonesia, Yogyakarta: [karya tulis ilmiah]. Mataram :
ANDI. Program Studi Farmasi, Fakultas
[2] Peraturan Mentri Kesehatan Republik Ilmu Kesehatan. Universitas
Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Muhammadiyah Mataram.
Tentang Standar Pelayanan [7] Sheina B. M.R. Umam, Solikhah,
Kefarmasian Di Rumah Sakit. 2010, Penyimpanan Obat di Gudang
[3] Yustina Sri Hartini, Sulasmono,2007, Instalasi Farmasi RSU
Ulasan Beserta Naskah Perundang- Muhammadiyah Yogyakarta.
Undangan Terkait Apotek Termasuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
Naskah Dan Ulasan Permenkes Universitas Ahmad Dahlan,
Tentang Apotek Rakyat, Universitas Yogyakarta.
Sanata Darma, Yogyakarta. [8] Nugroho Iqtiar., 2008. Evaluasi
[4] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Penyimpanan Dan Penggunaan Obat
Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Dirumah Sakit Umum Kota
tentang Standar Pelayanan Yogyakarta Tahun 2006 Dan 2007,
Kefarmasian Di Rumah Sakit, Skripsi.UGM.

Anda mungkin juga menyukai