Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK Tentang HIV/AIDS PADA ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Infeksi HIV/AIDS ( Human immuno Deficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrom )
pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa homoseksual,
sedangkan pada anak tahun 1983. enam tahun kemudian ( 1989 ), AIDS sudah termasuk
penyakit yang mengancam anak di amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada
lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik, karena itu infeksi
HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.

AIDS pada anak pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubbinstein dan Amman pada tahun 1983
di Amerika serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin lama makin
meningkat. Pada bulan Desember di Amerika dilaporkan 1995 maupun pada anak yang berumur
kurang dari 13 tahun menderita HIV dan pada bulan Maret 1993 terdapat 4480 kasus. Jumlah ini
merupakan 1,5 % dan seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di Amerika. Di Eropa sampai
tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa
maupun pada anak – anak tertinggi didunia adalah di Afrika.

Sejak dimulainya epidemi HIV/ AIDS, telah mematikan lebih dan 25 juta orang, lebih dan 14 juta
anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya karena AIDS. Setiap tahun juga diperkirakan
3 juta orang meninggal karena AIDS, 500 000 diantaranya adalah anak usia dibawah 15 tahun.
Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang terutama di negara terbelakang atau
berkembang, dengan angka transmisi sebesar ini maka dari 37,8 juta orang pengidap infeksi
HIV/AIDS pada tahun 2005, terdapat 2,1 juta anak- anak dibawah 15 tahun. (WHO 1999)

B.Tujuan

1.Mengetahui dan mempelajari tentang AIDS

2.Mengetahui Asuhan Keperawatan yang bisa diberikan pada anak yang menderita AIDS.

BAB II

KONSEP DASAR

A.Pengertian

Acquired immunodeficiency syndrom (AIDS) suatu gejala penyakit yang menunjukkan kelemahan
atau kerusakan daya tahan tubuh atau gejala penyakit infeksi tertentu / keganasan tertentu yang
timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) oleh virus yang disebut dengan
HIV. Sedang Human Imuno Deficiency Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia yang kemudian mengakibatkan AIDS. HIV sistem kerjanya menyerang sel darah
putih yang menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam limfosit yang disebut
dengan T4 atau sel T penolong. ( T helper ), atau juga sel CD 4. HIV tergolong dalam kelompok
retrovirus sub kelompok lentivirus. Juga dapat dikatakan mempunyai kemampuan mengopi cetak
materi genetika sendiri didalam materi genetik sel - sel yang ditumpanginya dan melalui proses ini
HIV dapat mematikan sel - sel T4. ( DEPKES: 1997 )

AIDS adalah salah satu penyakit retrovirus epidemic menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV,
yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai
kelompok resiko tertentu, termasuk pria homoseksual, atau biseksual, penyalahgunaan obat intra
vena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dan individu
yang terinfeksi virus tersebut. ( DORLAN 2002 )

AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dan kelainan ringan dalam respon
imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan
berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang
terjadi. (Centre for Disease Control and Prevention)

B.Etiologi

Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:

·Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi

·Pemakaian obat oleh ibunya

·Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena

·Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi. (DEPKES 1997)

C.Patofisiologi

Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang merupakan sumber kekebalan tubuh
untuk menangkal berbagai penyakit infeksi. Dengan memasuki sel T4 , virus memaksa limfosit T4
untuk memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menurun, sehingga menyebabkan tubuh mudah
terserang infeksi dari luar (baik virus lain, bakteri, jamur atau parasit). Hal ini menyebabkan
kematian pada orang yang terjangkit HIV / AIDS. Selain menyerang limfosit T4, virus AIDS juga
memasuki sel tubuh yang lain, organ yang sering terkena adalah otak dan susunan saraf lainnya.
AIDS diliputi oleh selaput pembungkus yang sifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel
otak dan susunan saraf pusat dan tepi lainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak. Masa
inkubasi dan virus ini berkisar antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun, ada yang mencapai 11
tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun. (DEPKES 1997)

ØPembagian Stadium Pada HIV/AIDS

Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi menjadi 4 stadium :

1.Stadium HIV

Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi
terhadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu masuknya HIV kedalam tubuh hingga
HIV positif selama 1-3 bulan atau bisa sampai 6 bulan ( window period )

2.Stadium Asimptomatis ( tanpa gejala )

Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukan gejala dan adaptasi
berlangsung 5 - 10 tahun.

3.Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe

Menunjukan adanya pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( persistent
generalized lymphadenophaty ) dan berlangsung kurang lebih 1 bulan

4. Stadium AIDS
Merupakan tahap akhir infeksi HIV. Keadaan ini disertai bermacam - macam penyakit infeksi
sekunder

ØCara Penularan

HIV menular dengan beberapa cara yaitu :

1.Hubungan seksual dengan penderita AIDS

Penularan dapat terjadi melalui hubungan tanpa alat pelindung dengan penderita HIV. Air mani,
cairan vagina dan darah dapat mengenai selaput lendir sehinggga HIV yang ada dalam cairan
tersebut masuk kedalam cairan darah. Selain itu juga melalui lesi mikro pada di dinding alat
tersebut yang terjadi saat hubungan seksual.

2.Darah dan produk darah yang tercemar HIV / AIDS

Sangat cepat menularkan HIV karena langsung masuk kedalam pembuluh darah dan menyebar
keseluruh tubuh

3.Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril.

Alat pemeriksa kandungan dan alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau mani
yang terinveksi HIV yang digunakan ke orang lain tanpa disterilkan dulu.

4.Alat-alat untuk menoreh kulit

Jarum, silet, alat tato, pemotong rambut.

5.Menggunakan jarum suntik yang bergantian

Jarum suntik pada fasilitas kesehatan, pengguna narkoba sangat berpotensi terjangkit HIV.
(CORWIN 2001)

D.Manifestasi Klinis

Gejala mayor :

·Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan

·Diare kronis lebih dan 1 bulan berulang maupun terus menerus

·Penurunan berat badan lebih dan 10% dalam 3 bulan ( 2 dan 3 gejala utama ).

Gejala minor

·Batuk kronis selama 1 bulan

·Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albican

·Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang menetap

·Munculnya herpes zosters berulang

·Bercak – bercak dan gatal- gatal diseluruh tubuh. (DEPKES 1997)

E.Penatalaksanaan Medis

Belum ada penyembuhan untuk AIDS jadi yang dilakukan adalah pencegahan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila terinfeksi HIV maka terapinya yaitu :

1.Pengendalian infeksi oportunistik bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan


infeksi oportuniti, nosokomial, atau sepsis, tindakan ini harus dipertahankan bagi pasien di
lingkungan perawatan yang kritis.
2.Terapi AZT (Azitomidin) Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat
enzim pembalik transcriptase.

3.Terapi antiviral baru Untuk meningkatkan aktivitas sistem immun dengan menghambat replikasi
virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obatan ini adalah:
didanosina, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD4 dapat larut.

4.Vaksin dan rekonstruksi virus, vaksin yang digunakan adalah interveron

5.Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat replikasi
HIV.

6.Rehabilitasi bertujuan untuk memberi dukungan mental-psikologis, membantu megubah


perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang berisiko atau tidak berisiko, mengingatkan cara
hidup sehat dan mempertahankan kondisi hidup sehat.

7.Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan makanan yang sehat, hindari
sters, gizi yang kurang, obat-obatan yang mengganggu fungsi imun. Edukasi ini juga bertujuan
untuk mendidik keluarga pasien bagaimana menghadapi kenyataan ketika anak mengidap AIDS
dan kemungkinan isolasi dari masyarakat.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata dimasa perinatal sekitar usia 9 –
17 tahun.

ØKeluhan utama dapat berupa :

·Demam dan diare yang berkepanjangan

·Tachipnae

·Batuk

·Sesak nafas

·Hipoksia

ØKemudian diikuti dengan adanya perubahan :

·Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik

·Diare lebih dan satu bulan

·Demam lebih dan satu bulan

·Mulut dan faring dijumpai bercak putih

·Limfadenopati yang menyeluruh

·Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )

·Batuk yang menetap ( > 1 bulan )

·Dermatitis yang menyeluruh


ØPada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi

HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat
dimungkinkan :

·Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat

·Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )

·Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan

·Adanya penularan pada proses melahirkan

·Terjadinya kontak darah dan bayi.

·Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI

·Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )

ØPada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :

·Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual

·Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti

·Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui vena

·Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk darah yang berulang

·Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk bekas yang tidak steril

·Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti pasangan

ØGambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :

·Gagal tumbuh

·Berat badan menurun

·Anemia

·Panas berulang

·Limpadenopati

·Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh kuman, parasit, jamur atau protozoa
yang menurunkan fungsi immun pada immunitas selular seperti adanya kandidiasis pada mulut
yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan paru, encelofati dll

B.Pemeriksaan Fisik

1.Pemeriksaan Mata

oAdanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina

oRetinitis sitomegalovirus

oKhoroiditis toksoplasma

oInfeksi pada tepi kelopak mata.

oMata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak

oLesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal / multiple

2.PemeriksaanMulut
·Adanya stomatitis gangrenosa

·Peridontitis

·Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru dan
sering pada platum (Bates Barbara 1998)

3.Pemeriksaan Telinga

·Adanya otitis media

·Adanya nyeri

·Kehilangan pendengaran

4.Sistem pernafasan

·Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum

·Sesak nafas

·Tachipnea

·Hipoksia

·Nyeri dada

·Nafas pendek waktu istirahat

·Gagal nafas

5.Pemeriksaan Sistem Pencernaan

·Berat badan menurun

·Anoreksia

·Nyeri pada saat menelan

·Kesulitan menelan

·Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut

·Faringitis

·Kandidiasis esophagus

·Kandidiasis mulut

·Selaput lendir kering

·Hepatomegali

·Mual dan muntah

·Pembesaran limfa

6.Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular

·Suhu tubuh meningkat

·Nadi cepat, tekanan darah meningkat

·Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV

7.Pemeriksaan Sistem Integumen


·Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )

·Haemorargie

·Herpes zoster

·Nyeri panas serta malaise

8.Pemeriksaan sistem perkemihan

·Didapatkan air seni yang berkurang

·Annuria

·Proteinuria

·Adanya pembesaran kelenjar parotis

·Limfadenopati

9.Pemeriksaan Sistem Neurologi

·Adanya sakit kepala

·Somnolen

·Sukar berkonsentrasi

·Perubahan perilaku

·Nyeri otot

·Kejang-kejang

·Encelopati

·Gangguan psikomotor

·Penururnan kesadaran

·Delirium

·Meningitis

·Keterlambatan perkembangan

10.Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal

·Nyeri persendian

·Letih, gangguan gerak

·Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )

C.Pemeriksaan Laboratorium

Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,


leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS normal
1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau
tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks, Agglutination,dan
western blot. Penilaian elisa dan latex menunjukan orang terinfeksi HIV atau tidak, apabila
dikatakan positif harus dibuktikan dengan tes western blot.
Tes lain adalah dengan menguji antigen HIV yaitu tes antigen P24 (dengan polymerase chain
reaction - PCR). Kulit dideteksi dengan tes antibody ( biasanya digunakan pada bayi lahir dengan
ibu terjangkit HIV).

D.Diagnosa Keperawatan

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS antara lain :

1.Resiko infeksi

2.Kurang nutrisi

3.Kurangnya volume cairan

4.Gangguan intregitas kulit

E.Diagnosa Keperawatan

NO

DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

Resiko terjadinyainfeksi pada anak dengan HIV /AIDS berhubungan dengan adanya penurunan
system imun tubuh

Tujuan : Bebas dariinfeksi oportuniskit

Kriteria Hasil :

·Mencapai masa penyembuhan luka / lesi

·Tidak demam dan bebas dari pengeluaran/ sekresi purulen dan tanda-tanda lain dari infeksi.

·Pertahankanteknik septik dan antiseptik (cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan)

·Pantau TTVKaji frekuensi /kedalaman pernafasan,

·perhatikan batuk spasmedik kering pada inspirasi dalam

·Periksa adanya luka , dan tanda– tanda inflamasi.

·Gunakan sarung tangan dan APDselama kontak langsung yang akresi / sekresi

·Pantau studi laboratorium, JDL dan periksa kultur / sensivitas lesi, darah, urine dan spuntum

·Berikan antibiotik, entijamun / agen antimikroba.

·Mengurangi resiko kontaminasi silang

·Memberikan informasi data dasar, tindakan Kongesti / distress pernafasan

·Dapat mengidentifikasikan perkembangan PCP

·Candidiasis oral, herpes dan Cyptococcusadalah penyakit umum dan memberi pengaruh pada
membran kulit,
·Mencegah penularan

·Mengidentifikasi proses infeksi dan untuk menentukan metode perawatan

·Menghambat proses

infeksi

Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi pada anak terpenuhi

Kriteria Hasil :

·Terlihat adanya pertumbuhan BB anak

·Nila-nilai laboratorium dalam batas normal

·Bebas dari tanda malnutrisis / gagal untuk tumbuh (GUT)

·Kaji BB dasar

·Observasi koordinasi menghisap dan refleks menelan

·Inspeksi rongga mulut

·Anjurkan pemberian makan alternatif dan konsulkan ibu mengenai resiko menyusui

·Tinjau ulang diet sesuai usia dan tambahan makanan padat dan kemampuan perkembanan

·Berikan makanan enteral / parenteral dengan tepat.

·Anak resti GUT ditandai BB menurun atau penambahan BB sedikit dari waktu lahir

·Pola motorik oral abormal dapat merusak pemberian makan

·Sariawan merusak kemampuan makan

·HIV ada pada kolestrum serta ASI dan meskipun terbatas tetap ada beberapa resiko pada bayi

·Memberikan nutrisi optimal berdasarkan kebutuhan anak setelah pulang

·Kerusakan motorik dan adanya infeksi memerlukan alternativeteknik pemberian makanan untuk
memenuhi kebutuhan diet.

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defisit imunologis, resti : penurunan tingkat
aktivitas, perubahan sensasi, malnutrisi, perubahan status metabolisme.

Tujuan : Integritas kulit kembali normal

Kriteria Hasil :

·Tidak ada lagi lesi

·Permukaan kulit normal.

·Kaji tiap hari, catat warna, turgor, sirkulasi dan sensori

·Pertahankan higiene kulit mis : masase dengan lotion dan krim

·Atur posisi secara teratur, ganti seprei sesuai kebutuhan


·Bersihkan area perianal

·Gunting kuku anak secara teratur

·Berikan obat– obatan topikal / sistemik sesuai indikasi.

·Menentukan garis dasar perubahan dan melakukan intervensi yang tepat

·Mempertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier infeksi

·Mengurangi stress pada titik tekanan, meningkatkan aliran darah, kejaringan meningkatkan
proses penyembuhan

·Mencegah maserasi yang disebabkna oleh diare

·Kuku yang panjang meningkatkan resiko kerusakan dermal

·Digunakan pada perawatan lesi kulit

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Infeksi HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1981 pada orang dewasa
homoseksual, sedangkan pada anak tahun 1983. Enam tahun kemudian (1989), AIDS sudah
termasuk penyakit yang mengancam anak di Amerika. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan
kematian pada lebih dari 8000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik,
karena itu infeksi HIW dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen
infeksius.

AIDS (Aquired immuno deficiency syndrom ) merupakan kumpulan gejala akibat melemahnya
daya tahan tubuh sebagai akibat dari infeksi virus HIV. Virus ini mempunyai sistem kerja
menyerang jenis sel darah putih yang menangkal infeksi. Sehingga pada ornag yang mengidap
HIV/AIDS akan mudah terserang infeksi atau virus dari luar.

Cara paling efektiv dan efisien untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal
adalah dengan mengurangi penularan dan ibu ke anaknya (mother-to-child-transmision
( MTCT )). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4
strategi, yaitu :

1Mencegah penularan HIV pada wanita usia subur

2Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV

3Mencegah penularan HIV dan ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan
dukungan.

4Layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra : EGC
Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC Blog Riyawan | Kumpulan Artikel
Farmasi & Keperawatan Doenges,

Marilynn E (2001) Rencana Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC Rampengan &
Laurentz (1999) Ilmu Penyakit Tropik pada Anak. Jakarta : EGC

Wartono, JH (1999) AIDS Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta : Lembaga Pengembangan Informasi
Indonesia

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

Tentang

HIV/AIDS PADA ANAK

OLEH :

KELOMPOK IV

SEPTI SELPIA

NELI PITRIA

FITRI SRILONA

NULBALKIS TIARA

DESY DHARMA SARI

AIDIL ADHA

YOLA PUTRI UTAMA

ARDI WIBOWO

SUCIA RAHAYU

REVIKA FLOWERINA ARYA

PEMBIMBING

NS.Prima Yoselina S.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES PIALA SAKTI

PARIAMAN

2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan mata kuliah Keperawatan Anak yaitu tentang “Penyakit HIV / AIDS Pada Anak”.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Anak
yaitu Ns. Prima Yoselina S.kep yang tiada henti-hentinya membimbing kami dan memberikan
waktu untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa asuhan keperawatan anak ini masih memiliki kekurangan, maka dari itu
kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan sarannya agar kami dapat menutupi
kekurangan dalam menyusun asuhan keperawatan berikutnya.

Pariaman, September2014

Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Tujuan

BAB IIKONSEP DASAR

A.Pengertian

B.Etiologi

C.Patofisiologi

D.Manifestasi Klinis

E.Penatalaksanaan Medis

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

B.Pemeriksaan Fisik

C.Pemeriksaan Laboratorium

D.Diagnosa Keperawatan

E.Diagnosa Keperawatan

BAB IVPENUTUP

A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai