Anda di halaman 1dari 147

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C
SMP MUHAMMADIYAH PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sulastri

NIM. 122140065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017

i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-

Baqarah: 133)

 Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu

merubah nasibnya. (QS. Ar-Ra’du: 11)

 Maka bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan

ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),

tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah: 3-8)

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu

memberikan bimbingan, nasehat, serta do’a.

2. Kakakku yang selalu memberiku dorongan dan

semangat.

3. Figur yang selalu memberi semangat dan

motivasi.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, dan atas ridho Allah segala rintangan dan hambatan dalam penulisan

skripsi dapat teratasi. Penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini tidak lain

berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo

yang telah memberikan kesempatan penulis dalam menyusun skripsi ini;

2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian;

3. Riawan Yudi Purwoko, S. Si., M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah membantu dalam perizinan penelitian;

4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto. M. Kom, Dosen Pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta

petunjuk dalam penyusunan skripsi ini;

5. Heru Kurniawan, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini;

6. Eko Pribadi, S. Pd., Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian;

7. Murtinah, A. Md., Guru kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;

vi
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah Swt. membalas kebaikan semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan limpahan rahmat dan hidayah-

Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah

pengetahuan khususnya bidang pendidikan.

Purworejo, Maret 2017

Penulis

Sulastri

vii
ABSTRAK

Sulastri. 122140065. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem


Posing Sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017.
Pendidikan Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi belajar matematika


siswa dan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran
Problem Posing kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran
2016/2017.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun
Pelajaran 2016/2017 sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki, dan 9
siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi,
dokumentasi, wawancara tidak terstruktur, dan catatan lapangan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes hasil belajar, dan
wawancara tidak terstruktur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem
Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Hal ini
didasarkan pada perolehan lembar observasi dari rata-rata 60,71% pada siklus I
meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Hasil tes pada siklus I diperoleh rata-
rata 62 meningkat menjadi 71,75 pada siklus II dengan persentase ketuntasan
klasikal pada siklus I sebesar 30% meningkat menjadi 80% pada siklus II.

Kata kunci: partisipasi, pembelajaran problem posing.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, TINJAUAN MATERI,
KERANGKA BERPIKIR, RUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori .............................................................................. 6
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
C. Tinjauan Materi ........................................................................ 15
D. Kerangka Berpikir .................................................................... 17
E. Rumusan Hipotesis ................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Subjek Penelitian .................................................. 19
B. Waktu Penelitian ...................................................................... 19
C. Desain Penelitian ...................................................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 25
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 26
G. Indikator Keberhasilan ............................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 30
B. Perbandingan Antar Siklus ....................................................... 53
C. Pembahasan Penelitian ............................................................. 57
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................... 60
B. Saran ......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................................... 64

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rata-rata Nilai UTS Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi ... 3
Tabel 2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%) .............. 28
Tabel 3. Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa ................................... 28
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi ............................................................... 31
Tabel 5. Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I........... 40
Tabel 6. Hasil Tes Siklus I ................................................................................ 41
Tabel 7. Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II ......... 51
Tabel 8. Hasil Tes Siklus II .............................................................................. 52
Tabel 9. Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika pada Siklus I dan
Siklus II............................................................................................... 54
Tabel 10. Peningkatan Hasil Belajar Matematika .............................................. 55

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 20
Gambar 2. Hasil Diskusi Kelompok 1 ............................................................... 35
Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok 4 .............................................................. 38
Gambar 4. Hasil Diskusi Kelompok 5 ............................................................... 46
Gambar 5. Hasil Diskusi Kelompok 2 ............................................................... 49
Gambar 6. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa pada Siklus I dan Siklus II ..................................................... 55
Gambar 7. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa ...... 56
Gambar 8. Diagram Batang Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II ... 57

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN


a. Silabus ...................................................................................... 64
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 67
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 76

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN


a. Surat Pernyataan Uji Validasi .................................................. 83
b. Kisi-kisi Lembar Observasi Partisipasi Belajar Siswa ............ 85
c. Lembar Validasi Observasi Partisipasi Belajar Siswa ............. 86
d. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I ....................................................... 90
e. Soal Tes Siklus I ...................................................................... 91
f. Pedoman Penskoran Tes Siklus I ............................................. 92
g. Uji Validasi Soal Tes Siklus I .................................................. 94
h. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ...................................................... 96
i. Soal Tes Siklus II ..................................................................... 97
j. Pedoman Penskoran Tes Siklus II ........................................... 98
k. Uji Validasi Soal Tes Siklus II ................................................ 102
l. Lembar Kerja Siswa Siklus I ................................................... 104

Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN


a. Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa ...... 108
b. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus I Pertemuan I ...................................................... 110
c. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus I Pertemuan II ..................................................... 111
d. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus II Pertemuan I ..................................................... 112
e. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus II Pertemuan II ................................................... 113
f. Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar
Matematika Siswa Siklus I ...................................................... 114
g. Reakapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar
Matematika Siswa Siklus II ..................................................... 115
h. Catatan Lapangan .................................................................... 116

Lampiran 4 DOKUMENTASI
a. Lembar Jawaban Tes Siklus I .................................................. 120
b. Lembar Jawaban Tes Siklus II ................................................. 121
c. Nilai Ulangan Siklus I dan Siklus II ........................................ 123
d. Pedoman Wawancara ............................................................... 124
e. Foto Dokumentasi .................................................................... 125

xii
Lampiran 5 ADMINISTRASI
a. Surat Izin Observasi ................................................................. 128
b. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian .................................... 129
c. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ..................... 130
d. Kartu Bimbingan Skripsi ......................................................... 131

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai sumber ilmu mengandung maksud bahwa keberadaan

matematika tidak bergantung kepada ilmu lain. Dalam kenyataannya, terdapat

beberapa cabang ilmu pengetahuan yang penemuan dan pengembangannya

dipengaruhi oleh matematika. Sehingga dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

siswa diharapkan pada pembelajaran matematika memiliki penguasaan matematika

yang baik bagi kehidupan dimasa depan. Untuk mewujudkan penguasaan

matematika tersebut dibutuhkan partisipasi belajar. Partisipasi belajar siswa dalam

pembelajaran menunjukkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Namun

kenyataannya kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran yang paling ditakuti.

Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan keterlibatan mental

dan emosional dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka

untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan

bertanggung jawab terhadap kelompoknya”. Adapun menurut Isjoni (2013: 46),

“belajar konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri

pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

yang ada”. Dalam penelitian ini partisipasi belajar merupakan keterlibatan mental

dan emosional secara aktif dalam pembelajaran. Menurut Kencanawaty dalam

Suryadarma (2013: 2)

1
2

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi siswa dalam


pembelajaran matematika, yang pertama ada faktor instrinsik adalah
faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya rasa takut terhadap
matematika, tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat, yang
kedua faktor ekstrinsik antara lain fasilitas sekolah, lingkungan belajar,
partisipasi tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan, partisipasi orang
tua, media dan partisipasi guru.

Partisipasi sebagai prasyarat penting bagi peningkatan mutu. Partisipasi

merupakan proses eksternalisasi individu. Menurut Berger dalam Dwiningrum

(2011: 193), “eksternalisasi adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus-

menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mental”. Berdasarkan

penelitian Aneng Sih Samitri dengan judul “Peningkatan Partisipasi Siswa dan

Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Purwanegara” menyebutkan bahwa

partisipasi dan hasil belajar mengalami peningkatan. Oleh karena itu partisipasi

belajar dalam pembelajaran matematika sangat penting supaya tercipta komunikasi

yang baik antara siswa dan guru. Guru mempunyai peran penting dalam mendidik

dan membentuk karakter siswa. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan

mampu melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Jika

partisipasi belajar terpenuhi dalam pembelajaran matematika maka siswa tidak

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang menyebabkan kesulitan dalam

menyelesaikan soal-soal, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Ardi (2015:292), “partisipasi yang tinggi ditunjukkan dengan

keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide, sanggahan atau pertanyaan,

dan perhatian guru saat menerangkan di kelas”. Namun berdasarkan observasi di

kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi didapatkan bahwa partisipasi belajar


3

masih kurang. Siswa tidak ada yang menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal

ketika diajukan, siswa hanya diam ketika ditanya, kesulitan ketika mengemukakan

pendapat, dan kebanyakan siswa tidak memperhatikan ketika pembelajaran.Selain

itu data nilai ulangan kelas VIII tahun pelajaran 2016/2017 masih banyak siswa

yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan SMP

Muhammadiyah Purwodadi untuk pelajaran matematika adalah 68. Berikut ini

ditunjukkan Rata-rata Nilai UTS Tahun Pelajaran 2016/2017.

Tabel 1
Rata-rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika
Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi

No Kelas Nilai UTS


1 VIII A 57
2 VIII B 55
3 VIII C 54
Sumber: Dokumen nilai matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah
Purwodadi

Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai UTS kelas VIII C

lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kelas VIII A dan VIII B di SMP

Muhammadiyah Purwodadi, serta siswa yang mendapat rata-rata nilai di atas

KKM baru mencapai 66,6%. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa guru di

SMP Muhammadiyah Purwodadi masih menggunakan metode ceramah. Oleh

sebab itu diperlukan suatu keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan

peran aktif siswa adalah model pembelajaran problem posing.

Model pembelajaran problem posing merupakan salah satu model

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran

problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa


4

menyusun pertanyaan sendiri. Kemudian dari situasi-situasi yang ada, siswa

terbiasa dalam menyelesaikan soal sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. Hal tersebut

ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Asnan, menyimpulkan

bahwa melalui pembelajaran problem posing prestasi belajar siswa kelas VIII E

semester 2 MTs Ma’arif NU Pituruh pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar

mengalami peningkatan. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Sebagai

Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP

Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika siswa melalui

pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah

Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran

problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun

pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:
5

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika

siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP

Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa

melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah

Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak. Adapun

manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis antara lain sebagai berikut.

a. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi belajar

siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem

posing.

b. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian dengan menggunakan model

pembelajaran problem posing.

2. Manfaat praktis antara lain sebagai berikut.

a. Memberi masukan kepada siswa bahwa melalui model pembelajaran problem

posing dapat meningkatkan partisipasi belajar selama proses pembelajaran di kelas.

b. Bagi sekolah dapat memberikan informasi dan masukan dalam penggunaan model

pembelajaran problem posing mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika di sekolah.

c. Bagi peneliti sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di

bangku kuliah.
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. KajianTeori

1. Partisipasi Belajar

a. Definisi Partisipasi

Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran,

dimana partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif

dan menyenangkan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Dwiningrum

(2011:50), “partisipasi adalah perihal turut berperan serta suatu kegiatan atau

keikutsertaan atau berperan serta”. Sedangkan menurut Purwanto dalam

Kumalasari (2012:3), “partisipasi kesedian memberi respon dengan

berpartisipasi”. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian terhadap

rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan.

Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan

emosi dari pekerja-pekerja ke dalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut

bertanggung jawab atas kelompok itu”. Dari beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, memberi respon, serta penyertaan pikiran dan emosi dalam suatu

kelompok dan bertanggung jawab atas kelompok itu.

b. Definisi Belajar

Menurut Daryanto (2015:70) bahwa definisi belajar sesuai dengan teori

konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu

6
7

1) Teori Belajar Konstruktivisme Piaget


Teori Piaget berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna
membangun struktur kognitif atau peta mentalnya yang diistilahkan
“schema/skema” atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi
pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya.
2) Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky
Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada
dalam Zone of Proximal Development.Zone of Proximal Development adalah
zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembanngan
potensial.Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak
menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.Sedangkan tingkat perkembangan
potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa.

c. Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut Daryanto (2015: 75) ciri-ciri teori belajar konstruktivisme sebagai

berikut:

1) Menekankan pada proses belajar.


2) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatifbelajar pada peserta didik.
3) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan pada
hasil.
4) Mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan.
5) Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami.
6) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman peserta didik.
7) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
8) Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran.

Menurut Uno (2007:127), “definisi belajar sesuai dengan aliran

konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika, yang dipentingkan

adalah bagaimana membentuk pengertian pada anak”. Ini berarti bahwa belajar

matematika penekanannya adalah pada proses anak belajar, sedangkan guru berfungsi

sebagai fasilitator. Menurut Bourne dalam Uno (2007: 128), “aliran konstruktivisme

dalam matematika penekanannya pada knowing how, yaitu belajar dipandang sebagai

orang yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi
8

dengan lingkungannya”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar konstruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa belajar berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman dengan bantuan orang lain atau belajar secara individu.

d. Definisi Partisipasi Belajar

Menurut Suryobroto dalam Telyna (2010), “partisipasi adalah suatu

keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan

bertanggung jawab didalamnya”. Partisipasi dalam pembelajaran sangat penting

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

Partisipasi belajar dapat terwujud jika ada keterlibatan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran, kemauan peserta didik untuk merespon. Cohen dan

Uphoff dalam Dwiningrum (2011: 61) membedakan partisipasi menjadi empat

jenis, yaitu:

1) Partisipasi dalam mengambil keputusan.


Contoh partisipasi yang termasuk dalam mengambil keputusan antara
lain: kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan, dan
penolakan.
2) Partisipasi dalam pelaksanaan.
Contoh partisipasi yang termasuk dalam pelaksanaan antara lain:
menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi,
dan penjabaran program.
3) Partisipasi dalam pengambilan pemanfaatan.
Contoh pertisipasi yang termasuk dalam pengambilan pemanfaatan
antara lain: kuantitas dan kualitas.
4) Partisipasi dalam evaluasi
Contoh partisipasi yang termasuk dalam evaluasi yaitu ketercapaian
dalam program.

Dalam hubungannya dengan belajar, maka dalam penelitian ini

partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik secara fisik, mental, serta emosi

siswa dalam memberikan respon terhadap kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan tertentu.
9

Dalam penelitian ini, siswa dikatakan berpartisipasi dalam pembelajaran

jika melakukan beberapa indikator-indikator, yaitu aktif mengerjakan soal yang

diberikan guru, menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas,

memberi tanggapan dan mengajukan ide, serta membuat kesimpulan baik mandiri

maupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi belajar merupakan

keikutsertaan atau berperan aktif secara emosi dan mental untuk mendorong

kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam mengembangkan suatu pengetahuan

melalui proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting yang diperoleh dari belajar

dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bloom dalam Suprijono

(2012:6)

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik.


Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, ingatan), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai).
Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi).Domain psikomotor meliputi keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Menurut Suprijono (2012:7),“hasil belajar adalah perubahan perilaku

secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.

Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah

melainkan komprehensif. Sedangkan menurut Reigeluth dalam Uno (2007: 137),

“hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
10

nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda”. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku yang mencakup kemampuan kognitif yang diperoleh dari

proses pembelajaran.

3. Definisi Model Pembelajaran Problem Posing

a. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,

terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud

agar terjadi belajar pada diri sesesorang. Menurut Winkel (1991) dalam Eveline

(2011:12), “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian

ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang

berlangsung dialami siswa”.

Menurut Gagne (1985) dalam Eveline (2011:12), “pembelajaran sebagai

pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan

membuatnya berhasil guna”. Sedangkan menurut Miarso (1993) dalam Eveline

(2011: 12-13), “pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara

sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebihdahulu sebelum proses

dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali”. Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara guru dan peserta didik,

dimana antara keduanya terjadi komunikasi untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan sebelumnya.
11

b. Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan

untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada

guru di kelas. Menurut Suprijono (2012:46), “model pembelajaran adalah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial”. Menurut Arends dalam Suprijono (2012:46), “model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Model pembelajaran juga

didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedural sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Sedangkan menurut Darminto (2013: 1), “model pembelajaran adalah bentuk

pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari bentuk individual, kelompok, atau

klasikal”.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu bentuk yang dilakukan sebagai pedoman dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.

c. Definisi Problem Posing

1) Pengertian

Model pembelajaran problem posing adalah pembelajaran yang

menekankan pada siswa untuk membentuk atau mengajukan soal berdasarkan

informasi atau situasi yang diberikan. Informasi yang ada diolah dalam pikiran

dan setelah dipahami maka peserta didik akan bisa mengajukan pertanyaan.

Menurut Darminto (2013:57), “problem posing adalah suatu model pembelajaran


12

yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal

(berlatih soal) secara mandiri”. Menurut Ellerton dalam Puspitasari (2014: 42),

“problem posing sebagai pembuatan soal oleh siswa yang dapat mereka pikirkan

tanpa pembatasan apapun baik terkait isi maupun konteksnya”. Model

pembelajaran problem posing merupakan salah satu pendekatan pembelajaran non

konvensional yang dalam proses perlakuannya membangun struktur kognitif

siswa, siswa diberi kesempatan secara terbuka dan luas untuk mengembangkan

kreativitas.

2) Tipe-tipe Problem Posing

Menurut Darminto (2013:58) ada beberapa tipe problemposing sebagai

berikut:

a) Problem Posing tipe Pre Solution Posing


Yaitu siswa membuat pertanyaan dan jawabannya berdasarkan pertanyaan
yang dibuat oleh guru.Jadi yang diketahui pada soal itu dibuat guru,
sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawaban sendiri.
b) Problem Posing tipe Within Solution Posing
Yaitu memecah pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan
yang relevan dengan pertanyaan guru.
c) Problem Posing tipe Post Solution Posing
Yaitu siswa membuat soal yang sejenis dan menantang, seperti yang
dicontohkan oleh guru.

Menurut Elwan dalam Puspitasari (2014: 43) mengklasifikasikan

problem posing menjadi tiga tipe. Berikut diuraikan masing-masing tipe tersebut

sebagai berikut.

a) Free problem posing (problem posing bebas), menurut tipe ini siswa
diminta untuk membuat soal secara bebas berdasarkan situasi
kehidupan sehari-hari.
b) Semi-structured problem posing (problem posing semi terstruktur)
dalam hal ini siswa diberikan suatu situasi bebas atau terbuka dan
diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan
pengetahuan, keterampilan, atau konsep yang telah dimiliki mereka.
13

c) Structured problem posing (problem posing struktur) dalam hal ini


siswa diminta untuk membuat soal yang diketahui dengan mengubah
data atau informasi yang diketahui.

d. Tahapan-tahapan Problem Posing

Menurut Darminto (2013: 58) tahapa-tahapan problem posing diuraikan

sebagai berikut.

1) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Jika perlu,


penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep.
2) Guru memberi latihan soal secukupnya.
3) Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang,
tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dapat dilakukan pula secara berkelompok.
4) Pada pertemuaan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa,
untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.
5) Guru memberikan tugas rumah secara individual.

e. Keunggulan dan Kelemahan Problem Posing

Dalam setiap pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Menurut Rahayuningsih dalam Puspitasari (2014: 49-50) adapun keunggulan dan

kelemahan problem posing sebagai berikut.

1) Keunggulan Problem Posing

a) Mendidik siswa berpikir kritis.

b) Siswa aktif dalam pembelajaran.

c) Belajar menganalisis suatu masalah.

d) Mendidik anak percaya pada diri sendiri.

2) Kelemahan Problem Posing

a) Memerlukan waktu cukup banyak.

b) Tidak bisa digunakan di kelas-kelas rendah.

c) Tidak semua siswa terampil bertanya.


14

B. Tinjauan Pustaka

Model Pembelajaran Problem Posing telah banyak diteliti selama ini,

diantaranya oleh Ria Zuniati (2013) dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan

Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran

Problem Posing pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif Nu Wuwuharjo Tahun

Pelajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil penelitian diperolah informasi aktivitas

siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Problem Posing terus

mengalami penigkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Problem

Posing lebih efektif daripada pembelajaran konvensional pada kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa. Aneng Sih Samitri dengan judul penelitian

“Peningkatan Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui

Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII B SMP

Negeri 2 Purwanegara Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitiannya

menyebutkan bahwa partisipasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan

melalui pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share.Hasil serupa diperoleh

dari penelitian Nurkhozit dengan judul penelitian “Penerapan Metode

Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi

Belajar Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Loano Tahun Pelajaran 2013/2014, yang

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Posing mengalami peningkatan.


15

C. Tinjauan Materi

1. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel

dan masing-masing variabel berpangkat satu.

2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang

terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang

satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan.

3. Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel

a. SPLDV dalam Berbagai Bentuk

1) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0

2) Bentuk eksplisit yaitu y = m1x + n1 dan y = m2x + n2

b. SPLDV dalam Berbagai Variabel

Contoh :

1) 2a + b + 4 = 0

3a – 2b – 12 = 0

2) 2p + q + 4 =0

3p – 2q – 12 = 0

4. Menyelesaikan SPLDV

a. Cara Substitusi

b. Cara Eliminasi

c. Cara Subtitusi dan Eliminasi ( Gabungan)

d. Cara Matrik

5. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan

SPLDV
16

Contoh :

Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya Rp

2.000,00.

Jawab :

Misal : dua buah buku = x

tiga buah pensil = y

maka2x + 3y = 2.000.

6. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.

Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing

persamaan pada SPLDV tersebut.

Contoh :

Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1.

Jawab :

2x – y = 4
x 0 2
Grafik 2x – y = 4 melalui titik (0, -4) dan (2, 0)
y -4 0

x + y = -1 Grafik x + y = -1 melalui titik (0, -1) dan (-1, 0)


x 0 -1
y -1 0
17

3
2
1
2x – y = 4
-1 0 1 2
-1
-2
-3 (1, -2) x + y = -1
-4

Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2).

Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)}

D. Kerangka Berpikir

Partisipasi siswa merupakan salah satu aktivitas dalam pembelajaran

matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan partisipasi

siswa sangat dipengaruhi oleh komponen guru yaitu bagaimana guru dapat

membuat siswa untuk ikut merespon serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Namun pada kenyataannya siswa enggan untuk mengajukan

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

kemampuan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Dalam pembelajaran

menggunakan Problem Posing ini, guru menyampaikan materi kepada siswa

sehingga siswa mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa.


18

Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan lembar kerja siswa untuk

memudahkan siswa dalam memahami materi. Pemberian soal yang dibuat oleh

guru akan membuat siswa berpikir kritis untuk mengenal jawaban dan soal

tersebut. Siswa diminta untuk mengajukan soal dan secara acak siswa menyajikan

soal temuannya di depan kelas. Hal ini efektif memberikan kesempatan kepada

siswa untuk ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya maupun untuk

menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan bagi siswa itu sendiri. Jika

kemampuan berpartisipasi siswa meningkat, maka hasil belajar siswa akan

meningkat.

E. Rumusan Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran

Problem Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika terhadap

siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017”.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Purwodadi, yang terletak

di kecamatan Purwodadi kabupaten Purworejo.Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas VIII C yang terdiri dari 20 siswa.Siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan

11 siswa laki-laki.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap, adapun tahap pelaksanaan adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi menyusun dan mengajukan proposal,

mengajukan izin penelitian, serta menyusun instrumen danperangkat penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 – Oktober 2016.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini peneliti akan melaksanaan penelitian dan pengumpulan data pada

bulan November 2016.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian,

yang dimulai pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.

19
20

C. Desain Penelitian

Menurut Kardiawarman dalam Paizaluddin (2014: 6), “penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan

yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut”. Menurut Mulyasa

(2011: 11), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati

kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan

(treatment) yang sengaja dimunculkan”. Sedangkan menurut Arikunto (2008: 16),

penelitian tindakan kelas mempunyai 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi.Tahap tindakan dan observasi dalam penelitian ini dilakukan dalam satu

waktu.Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya

refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam

bentuk siklus tersendiri.Prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas


21

Peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran berlangsung dalam dua

siklus penelitian. Tahapan setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut.

SIKLUS 1

1. Perencanaan

a. Menyusun perencanaan pembelajaran.

b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa.

c. Menyusun soal tes siklus I.

d. Merancang lembar kerja siswa.

e. Menyusun lembar pengamatan siswa.

f. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.

2. Pelaksanaan

a. Guru mengucapkan salam.

b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.

c. Guru melakukan presensi terhadap siswa.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.

e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau

5 siswa.

f. Gurumembagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan.

g. Gurumeminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta

jawabannya.

h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya

di depan kelas.
22

i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah

disampaikan.

3. Pengamatan

Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu

partisipasi siswa dalam belajar kelompok.

4. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Setelah

pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka guru mengadakan analisis

keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling domain

yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, kemudian

mendiskusikan hasil analisis untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus II.

SIKLUS II

1. Perencanaan

a. Menyusun perencanaan pembelajaran.

b. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada

siklus I.

c. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa.

d. Menyusun soal tes siklus II.

e. Merancang lembar kerja siswa.

f. Menyusun lembar pengamatan siswa.

g. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.


23

2. Pelaksanaan

a. Guru mengucapkan salam.

b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.

c. Guru melakukan presensi terhadap siswa.

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.

e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau

5 siswa.

f. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan.

g. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta

jawabannya.

h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya

di depan kelas.

i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah

disampaikan.

3. Pengamatan

Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu

partisipasi siswa dalam belajar kelompok.

4. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.Setelah

pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka peneliti mengadakan analisis
24

keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling

domain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang diterapkan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilakukan

setiap akhir siklus pembelajaran. Soal tes disusun berdasarkan indikator-indikator

yang tercantum dalam silabus. Hal ini dilakukan agar hasil tes benar-benar dapat

menggambarkan kompetensi siswa.

2. Metode Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik.

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2014:145) menyatakan bahwa,

“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai biologis dan psikologis”. Hal yang paling penting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama

observasi. Dokumentasi berupa dokumen silabus, RPP, LKS, data nama siswa,
25

tugas siswa, lembar jawaban saat tes, daftar nilai siswa, serta dokumen berupa

foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat pembelajaran.

4. Metode Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang

tidak ada lembar observasi. Catatan penelitian lapangan ini meliputi seluruh

aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

5. Wawancara Tidak Terstruktur

Menurut Sugiyono (2014: 140), “wawancara tidak tersruktur adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 102), “instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam peneliti ini digunakan untuk mengumpulkan data

dari siswa tentang partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

model problem posing. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mencatat

proses-proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Analisis data hasil

observasi partisipasi dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing

butir soal. Skor 1 jika jawaban setuju dan skor 0 jika jawaban tidak setuju.
26

2. Tes

Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (essay). Soal tes

dibuat sesuai dengan kisi-kisi yang sudah dibuat untuk mengukur partisipasi

belajar matematika siswa.Soal tes ini selain dibuat secara terstruktur dan adapun

yang tidak terstruktur.Instrumen ini telah divalidasi oleh satu guru kelas VIII C di

SMP Muhammadiyah Purwodadi.Tes diberikan pada setiap akhir siklus dan

dikerjakan individu.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa

tahapan.Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:246) mengemukakan bahwa,

“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung sacara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

a. Reduksi Data

Hal yang dilakukan dalam reduksi data yaitu merangkum dan memilih hal-

hal yang penting untuk memberikan gambaran yang jelas. Dalam penelitian ini,

reduksi data dilakukan dengan menggunakan hasil observasi, catatan lapangan

dan hasil pekerjaan siswa. Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa kegiatan

dari awal sampai akhir dalam pembelajaran kemudian dipilih datayang penting,

data tersebut yang mendukung peningkatan partisipasi, hasil observasi digunakan

untuk melihat adanya peningkatan partisipasi belajar siswa dan hasil pekerjaan
27

siswa digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Data yang telah dikumpulkan

kemudian dipilih sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sesuai

dengan yang ada dilapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti

dalam penarikan kesimpulan.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam

penelitian ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat naratif.

Penyajian data bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi

merencanakan kegiatan dalam siklus selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan didukung

oleh bukti-bukti yang valid. Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan

partisipasi belajar dengan model pembelajaran problem posing.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data dianalisis adalah semua data yang dikumpulkan melalui tes dan

observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menghitung

nilai rerata, nilai tertinggi, dan nilai terendah pada setiap siswa. Untuk ketuntasan

klasikal dihitung dengan teknik persentase. Ketuntasan ditentukan berdasarkan

KKM mata pelajaran matematika, yaitu 70. Rumus yang digunakan untuk

menghitung ketuntasan adalah


28

% ketuntasan klasikal = (Arikunto, 2010:266)

Tabel 2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%)

Tingkat Persentase Penghargaan


86% - 100% Sangat Baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤54% Sangat Kurang
(Purwanto, 2013: 103)

b. Hasil Observasi

Data observasi dianalisis menggunakan teknik persentase.

Rumus untuk menghitung persentase partisipasi belajar adalah sebagai berikut.

Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Nilai awal yang diperoleh dari pengamatan
SM : Nilai maksimum ideal dari pengamatan
100 : Bilangan tetap

Tabel 3
Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa

Tingkat Persentase Penghargaan


86% - 100% Sangat Baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤54% Sangat Kurang
(Purwanto, 2013:103)
29

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil bila partisipasi belajar siswa

meningkat sekurang-kurangnya ≥ 60% dan siswa mencapai KKM minimal70,

ketuntasan klasikal meningkat hingga mencapai 77%.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Purwodadi. Pra

siklus yang dilakukan peneliti adalah observasi dan wawancara dengan guru.

Observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik

dan permasalahan apa yang terjadi. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada

kepala sekolah untuk melakukan penelitian. Peneliti juga melakukan konsultasi

kepada guru pembimbing mengenai silabus, RPP, LKS, dan soal tes akhir siklus.

Data awal diperoleh dari hasil nilai UTS kelas VIII C SMP

Muhammadiyah Purwodadi yaitu nilai tertinggi 64, nilai terendah 48, dan rata-rata

nilai sebesar 54. Berdasarkan data yang sudah diketahui sebelumnya bahwa siswa

yang mencapai KKM hanya satu orang saja dari KKM yang telah ditentukan SMP

Muhammadiyah Purwodadi yaitu sebesar 68. Sehingga diperoleh data bahwa hasil

belajar siswa masih rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas penelitian ini terdiri

dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan

dengan dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan

untuk tes. Alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan adalah 2 × 40 menit.

30
31

Hasil observasi di kelas VIII C SMP Muhammadiyah diketahui bahwa

siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menerapkan

model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan partisipasi belajar

matematika siswa. Problem posing merupakan suatu model pembelajaran yang

mewajibkan siswa berlatih soal sendiri dari informasi yang telah diperoleh.

Penelitian tindakan kelas ini dilasanakan pada tanggal 23 November 2016 dengan

materi Sistem Persmaan Linear Dua Variabel.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan jadwal pelaksanaan

pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian di kelas VIII C SMP

Muhammadiyah Purwodadi.

Tabel 4
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
SMP Muhammadiyah Purwodadi Kelas VIII C
Siklus Hari/Tanggal Pukul Materi Pembelajaran
Rabu, 23 08.20-09.40 Menyebutkan perbedaan
November 2016 PLDV dan SPLDV,
menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel.
Kamis, 24 10.00-12.00 Menentukan akar SPLDV
November 2016 dengan substitusi dan
1
eliminasi, membuat
matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan
dengan SPLDV.
Jum’at, 25 07.00-08.20 Tes siklus 1
November 2016
Senin, 28 08.20-09.40 Menyelesaikan matematika
November 2016 dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV dan
penafsirannya.
2 Selasa, 29 07.00-08.20 Menyelesaikan SPLDV dengan
November 2016 menggunakan grafik garis
lurus.
Rabu, 30 08.20-09.40 Tes siklus 2
November 2016
32

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II terdiri dari

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini

adalah deskripsi penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran problem

posing yang dilaksanakan pada masing-masing siklus sebagai berikut.

2. Deskripsi Data Tindakan Siklus I

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan

satu kali tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang dipersiapkan untuk

siklus I adalah menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV

dalam berbagai bentuk variabel, menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan

eliminasi, dan membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan

dengan SPLDV. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai

berikut.

a. Tahap Perencanaan

g. Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran

problem posing.

h. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang

terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.

i. Penyusunan soal tes siklus I yang berupa soal uraian yang terdiri dari lima

butir soal.

j. Merancang lembar kerja siswa dengan materi pembelajaran menyebutkan

perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk

dan variabel menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, dan
33

membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

SPLDV.

k. Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk

mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi.

l. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.

b. Tahap Pelaksanaan

Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dideskripsikan sebagai berikut.

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 23

November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti

masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,

melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan

persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali

materi PLSV. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, siswa dapat menjelaskan SPLDV

dalam berbagai bentuk dan variabel.

Siswa diberi penjelasan mengenai pembelajaran melalui model

pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Selanjutnya peneliti

menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan pengertian PLDV dan

SPLDV dan meminta siswa menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV. Ketika

siswa diberikan contoh SPLDV, siswa diminta memberikan contoh SPLDV yang

lain. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang
34

diperoleh. Peneliti memberikan contoh menyelesaikan SPLDV dengan cara

eliminasi dan substitusi.

Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

dibentuk.Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing siswa

duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Ketika pembagian

kelompok siswa sulit diatur, ada siswa yang menginginkan membentuk kelompok

sendiri, ada siswa yang menginginkan pembentukan kelompok sesuai absen.

Setelah peneliti memberikan penjelasan, suasana kelas tenang kembali.

Selanjutnya peneliti membagikan LKS, peneliti menjelaskancara pengisian LKS,

LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah

disediakan di LKS.

Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi

masing-masing kelompok. Pada awal diskusi masih banyak siswa yang bercanda

sehingga suasana diskusi sedikit gaduh. Setelah didekati peneliti, siswa mulai

mengerjakan kembali. Selain itu, masih banyak siswa kesulitan ketika

menyelesaikan masalah yang didiskusikan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang

hal yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Siswa juga membaca buku

untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS. Peneliti mempersilakan

kelompok yang bersedia maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Tetapi tidak ada kelompok yang maju mempresentasikan hasil diskusinya.

Akhirnya peneliti menunjuk kelompok 1 untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. Pada siklus I pertemuan pertama kelompok 1 mempresentasikan


35

hasil diskusinya tentang materi penyelesaian SPLDV yaitu cara substitusi. Hasil

diskusi dari kelompok 1 sebagai berikut.

Gambar 2. Hasil Diskusi Kelompok 1

Siswa diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok 1. Siklus

pertama pertemuan ke-1 tidak ada siswa yang menanggapi karena siswa belum

terbiasa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemudian peneliti

mengevaluasi hasil diskusi kelompok 1. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 1

bahwa siswa dalam membuat soal masih kesulitan karena pertanyaan dengan apa

yang diketahui tidak sesuai. Seharusnya selesaikan persamaan SPLDV 3x + 2y =

1 dan y = 3x + 5 dengan cara substitusi. Bisa dilihat pada gambar 2 diatas.

Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran

yang sudah dipelajari. Pertemuan ke-1 siklus pertama siswa masih mengalami

kesulitan dalam menyimpulkan. Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan

terhadap materi pelajaran yang sudah dipelajari. Untuk siklus 1 pertemuan ke-1

cukup sekian. Peneliti mengingatkan untuk mempelajari materi selanjutnya.


36

Peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti

observer.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan kedua pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis, 24

November 2016 selama 3×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, guru

masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,

melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan

persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali

materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi

dan eliminasi, siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari

yang berkaitan dengan SPLDV.

Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model

pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi

selanjutnya, peneliti menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Setelah

siswa jelas peneliti melanjutkan materi berikutnya. Selanjutnya peneliti

menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan membuat model

matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan SPLDV. Ketika peneliti

menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan.

Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang

diperoleh.Peneliti memberikan contoh membuat model matematika berkaitan

kehidupan sehari-hari.
37

Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing

siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Pembentukan kelompok

pada pertemuan ke-2 ini berlangsung tertib. Selanjutnya peneliti membagikan LKS.

Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis

jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS.

Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi

masing-masing kelompok. Proses diskusi berlangsung lancar dan tertib meskipun

masih ada siswa yang tidak memperhatikan. Diskusi pada pertemuan ke-2 masih

ada siswa yang mengalami kesulitan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang hal

yang kurang jelas. Terlihat ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan

berdiskusi.Ketika ada hal yang tidak jelas hanya diam saja.

Beberapa menit sebelum waktu diskusi selesai peneliti memperingatkan

untuk segera menyelesaikan masalah pada LKS. Setelah 25 menit siswa diminta

peneliti mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti mempersilakan kelompok

yang bersedia untuk maju. Pertemuan ke-2 ini siswabelum berani untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Akhirnya peneliti menunjuk secara

acak kelompok yang maju yaitu kelompok 4. Pada siklus I pertemuan kedua

kelompok 4 mempresentasikan hasil diskusinya tentang penyelesaian model

matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Hasil

diskusi kelompok 4 sebagai berikut.


38

Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok 4

Siswa diminta peneliti untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4.

Terlihat ada siswa yang tidak memperhatikan kemudian peneliti menunjuk siswa

tersebut untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa tersebut hanya diam

saja. Kemudian peneliti memperingatkan agar memperhatikan.Selanjutnya

peneliti mengevaluasi hasil diskusi kelompok 4. Peneliti membenarkan hasil

diskusi dari kelompok 4 dapat dilihat pada gambar 3 di atas. Berdasarkan hasil

diskusi kelompok 4, siswa masih kesulitan dalam membuat soal.

Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran

yang sudah disampaikan. Siswa hanya terdiam saja. Selanjutnya peneliti

menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan kelas untuk memberikan

kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari. Pertemuan selanjutnya

peneliti memberitahukan bahwa akan diadakan tes. Peneliti mengakhiri kegiatan

pembelajaran dengan salam.


39

3) Pertemuan ke-3

Tes siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan

partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Pada

Pertemuan ke-3 ini akan diadakan tes yang berlangsung pada hari Jum’at, 25

November 2016 selama 2×40 menit. Guru memberikan salam, berdo’a bersama-

sama, dan mengecek kehadiran siswa. Peneliti menanyakan kesiapan siswa,

memperingatkan kembali akan diadakan tes, dan mengingat kembali materi

pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes

siklus I terdiri dari 5 butir soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar

kerja yang telah disediakan, soal tes dikerjakan secara individu, dan soal tes

dikerjakan dengan teliti.

Peneliti membagikan soal tes siklus I dan lembar jawaban.Tes berlangsung

lancar dan tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa.

Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas.

Sebelum waktu habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya

kembali, dan tes dikerjakan sendiri-diri apabila ada yang ketahuan mencotek akan

dikenakan sangsi. Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan

pekerjaannya di meja guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan

salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses

pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika


40

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer

dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar matematika siswa yang telah

disediakan peneliti. Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar matematika

siswa dan hasil tes belajar siswa pada siklus I.

1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa

Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas

menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini

adalah tabel hasil partisipasi belajar matematika siswa kelas VIII C dengan

menggunakan model pembelajaran problem posing.

Tabel 5
Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I

Siklus Pertemuan Persentase Kategori


1 55,71% Kurang
1 2 65,71% Cukup
Rata-rata 60,71% Cukup

Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh

siklus I pertemuan pertama 55,71%, pertemuan kedua 65,71%, dan diperoleh rata-

rata 60,71%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan partisipasi belajar

sebesar 10%.

2) Data Hasil Tes Siklus I

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar

matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut

ini adalah data hasil tes siklus 1.


41

Tabel 6
Hasil Tes Matematika Siklus I Kelas VIII C
SMP Muhammadiyah Purwodadi

Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 32
Rata-rata 62

Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 32,

rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 30% dan termasuk kategori sangat kurang.

Siswa yang mancapai KKM sebanyak 6 siswa dan 14 siswa yang tidak mencapai

KKM.

Dari hasiltes dan partisipasi belajar matematika siswa diperoleh bahwa

indikator dalam penelitian ini belum tercapai, sehingga diperlukan perbaikan pada

siklus berikutnya agar indikator pada penelitian ini tercapai. Penelitian ini

dikatakan berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya jika partisipasi belajar

siswa mencapai kategori yang telah ditentukan atau kategori cukup yaitu ≥ 60%,

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70, dan ketuntasan klasikal 77%.

d. Refleksi

Setelah melakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan (observasi)

selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi

kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Serta mengamati

kekurangan dan kelebihan dalam penelitian. Berikut ini adalah permasalahan yang

ada ketika melakukan penelitian siklus I.

1) Siswa tidak aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada

guru.
42

2) Siswa tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. Terlihat

ada beberapa siswa yang ngobrol dengan temannya.

3) Siwa tidak menjawab pertanyaan dari guru atau teman.

4) Siswa tidak berani mengemukakan pendapat.

5) Siswa masih kesulitan dalam berlatih soal atau membuat soal.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk pertemuan siklus II peneliti

merancang tindakan perbaikan sebagai pemecahan masalah, perbaikan tersebut

sebagai berikut.

1) Peneliti memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh maju

ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan.

2) Peneliti memberi motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan

pembelajaran.

3) Peneliti memberikan rewardterhadap siswa yang melaksanakan apa yang

diperintahkan.

4) Peneliti mengingatkan kembali meteri yang sudah diajarkan dan mengulang

kembali diakhir pembelajaran.

3. Deskripsi Tindakan Siklus II

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali

tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang disiapkan pada sikulus II adalah

menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan

penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis

lurus. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.


43

a. Tahap Perencanaan

1) Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran

problem posing.

2) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang

terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.

3) Penyusunan soal tes siklus II yang berupa soal uraian yang terdiri dari empat

butir soal.

4) Merancang lembar kerja siswa dengan materi pembelajaran yaitu

menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan

penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis

lurus.

5) Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk

mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi.

6) Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.

7) Menyiapkan reward yang akan diberikan kapada siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Hasil pelaksanaan pada siklus II dideskripsikan sebagai berikut.

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Senin, 28

November 2016 selama 2×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti

masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,

melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan

persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali
44

materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan matematika dari masalah

yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan siswa dapat menyelesaikan

SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.

Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model

pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi,

siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat

dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti

menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan cara menyelesaikan

SPLDV dengan metode grafik yaitu menentukan titik dari masing-masing

persamaan tersebut, menggambar persamaan tersebut dalam sebuah grafik, dan

menentukan titik potong dari grafik masing-masing persamaan pada SPLDV.

Ketika peneliti menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti

memberikan penjelasan. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal

berdasarkan informasi yang diperoleh. Peneliti memberikan contoh

menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.

Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-

masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi.Untuk

pembentukan kelompok pada pertemuan ke-1 siklus II ini berlangsung tertib.

Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS,

LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah

disediakan di LKS.
45

Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa

untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer

berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ada beberapa

siswa masih terlihat bingung ketika mendiskusikan masalah yang ada pada LKS.

Siswa juga membaca buku untuk menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga

bertanya kepada peneliti jika ada hal yang kurang jelas, peneliti memberikan

penjelasan. Setelah 25 menit, siswa diminta untuk mempresentasikan diskusi

kelompoknya.

Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia maju untuk

mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 5 bersedia mempresentasikan

diskusi kelompoknya dan masih terlihat malu-malu. Siswa mempresentasikan

diskusi kelompoknya dengan menulis jawaban di papan tulis, baru

menjelaskannya. Pada siklus II pertemuan pertama kelompok 5 mempresentasikan

hasil diskusinya tentang penyelesaian SPLDV menggunakan grafik garis lurus.

Hasil diskusi dari kelompok 5 sebagai berikut.


46

Gambar 4. Hasil Diskusi Kelompok 5

Siswa diminta menanggapi presentasi kelompok 5. Siswa hanya terdiam,

kemudian peneliti mengingatkan kembali siswa yang berani menanggapi

mendapatkan reward. Siswa dari kelompok 1. Dimas Nurcahyo, mengatakan

bahwa, “gambar grafik tersebut masih salah Bu”. Peneliti membenarkan

tanggapan siswa tersebut. Berdasarkan gambar 4 hasil diskusi kelompok 5, siswa

mengalami kesulitan menggambar grafik dan menentukan titik potongnya.

Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari setelah

presentasi selesai. Siswa telah mampu menyimpulkan materi pembelajaran.


47

Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan telah disampaikan

siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya dan memperingatkan untuk belajar di rumah. Sekian untuk

pembelajaran hari ini, peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang

kelas VIII C diikuti observer.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan kedua pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 29

November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti

masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,

melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan

persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali

materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan SPLDV dengan

menggunakan grafik garis lurus. Pada pertemuan ini peneliti masih membahas

penyelesaian SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.

Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model

pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi,

siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat

dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti

menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan kembali tentang materi

sebelumnya yaitu cara menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. Peneliti

bertanya kepada siswa tentang materi yang kurang jelas. Siswa hanya terdiam

saja. Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk menanyakan materi yang kurang
48

jelas. Lilis Sundari, siswa hanya terdiam. Kemudian siswa diberikan contoh

membuat soal berdasarkan informasi yang diperoleh. Peneliti memberikan contoh

menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.

Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diminta untuk berkelompok sesuai

dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4

siswa. Masing-masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah

berdiskusi. Pembentukan kelompok pada pertemuan ke-2 siklus II berlangsung

tertib.Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian

LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang

sudah disediakan di LKS.

Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa

untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer

berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ketika

proses diskusi ada seorang siswa yang berjalan-jalan di kelas. Peneliti langsung

menegur agar ikut aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap kelompok

mengerjakan LKS masing-masing. Siswa juga membaca buku untuk

menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga bertanya kepada peneliti jika ada

hal yang kurang jelas, peneliti memberikan penjelasan. Setelah 25 menit, siswa

diminta untuk mempresentasikan diskusi kelompoknya.

Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia maju untuk

mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 2 bersedia mempresentasikan

diskusi kelompoknya. Siswa mempresentasikan diskusi kelompoknya dengan


49

menulis jawaban di papan tulis, baru menjelaskannya. Hasil diskusi dari

kelompok 2 sebagai berikut.

Gambar 5. Hasil Diskusi Kelompok 2

Siswa diminta menanggapi hasil diskusi kelompok 2.Jawaban kelompok 2

sudah benar. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami

peningkatan dalam berlatih soal walau masih belum sempurna, dapat dilihat pada

gambar 4.

Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari setelah

selesai presentasi. Secara keseluruhan siswa sudah bisa menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari. Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan

yang sudah disampaikan siswa. Peneliti menginformasikan bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes. Siswa diminta untuk belajar di rumah. Peneliti

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan meninggalkan ruang

kelas VIII C.
50

3) Pertemuan ke-3

Tes siklus II dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Tes

siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2016 selama 2×40 menit.

Peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, dan mengecek kehadiran

siswa. Peneliti menanyakan kesiapan siswa, memperingatkan kembali akan

diadakan tes, dan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah

disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes siklus II terdiri dari 4 butir

soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar kerja yang telah disediakan,

soal tes dikerjakan secara individu, soal tes dikerjakan dengan teliti, dan apabila

ada soal yang kurang jelas silakan bertanya kepada peneliti.

Sebelum siswa mengerjakan soal tes, peneliti memberi motivasi kepada

siswa agar lebih bersemangat ketika mengerjakan soal tes. Kemudian peneliti

membagikan soal tes siklus II dan lembar jawaban. Tes berlangsung lancar dan

tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa. Selanjutnya peneliti

memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas. Sebelum waktu

habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya kembali, dan tes

dikerjakan individu apabila ada yang ketahuan mencotek akan dikenakan sangsi.

Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan pekerjaannya di meja

guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan salam dan

meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti obsever.


51

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses

pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer

dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar siswa yang telah disediakan

peneliti.Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar siswa dan hasil tes

belajar siswa pada siklus II.

1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa

Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas

menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini

adalah tabel hasil observasi partisipasi belajar matematika siswa siklus II kelas

VIII C dengan menggunakan model pembelajaran problem posing.

Tabel 7
Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II

Siklus Pertemuan Persentase Kategori


1 67,86% Cukup
2 2 76,43% Baik
Rata-rata 72,14% Cukup

Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh

siklus II pertemuan pertama 67,86% dan pertemuan kedua 76,43%, sehingga

diperoleh rata-rata 72,14%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan

partisipasi belajar sebesar 8,57%.


52

2) Data Hasil Tes Siklus II

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar

matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut

ini adalah data hasil tes siklus II.

Tabel 8
Hasil Tes Matematika Siklus II Kelas VIII C
SMP Muhammadiyah Purwodadi

Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 60
Rata-rata 71,75

Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 85, nilai terendah 60, rata-

rata tes siklus II mengalami peningkatan yaitu 9,75 yang semula rata-rata tes

siklus I hanya 62 menjadi 71,75, ketuntasan klasikal 80% dan termasuk kategori

baik. Siswa yang mencapai KKM 16 siswa dan 4 siswa yang tidak mencapai

KKM. Dari data hasil tes dan partisipasi belajar matematika pada siklus II

diperoleh bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai,

sehingga tidak perlu perbaikan pada siklus berikutnya.Penelitian ini dikatakan

berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya karena dari masing-masing indikator

keberhasilan sudah mengalami peningkatan sesuai dengan kategori yang

diharapkan.Sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II.

d. Refleksi

Tindakan pada siklus II yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi

siklus I yaitu memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh

maju ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan,

pemberian motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan


53

pembelajaran, mengingatkan kembali materi yang sudah diajarkan dan mengulang

kembali diakhir pembelajaran, dan memberikan reward terhadap siswa yang

melakukan apa yang diperintahkan, pemberian reward terbukti dapat

meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa.

Partisipasi belajar matematika pada siklus II dilakukan melalui

pelaksanaan tes. Berdasarkan hasil analisis tes siklus II diketahui rata-rata

persentase indikator partisipasi belajar matematika siswa sebesar 72,14%. Rata-

rata persentase indikator partisipasi belajar matematika tersebut meningkat dari

siklus I yang diketahui sebesar 60,71%. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan

dari siklus I meningkat pada siklus II. Jadi partisipasi belajar matematika siswa

pada siklus II dikatan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang

dikategorikan yaitu cukup. Oleh karena itu, peneliti tidak melanjutkan ke siklus

berikutnya.

B. Perbandingan Analisis Data antara Siklus I dan Siklus II

Analisis data pada penelitian ini digunakan mengetahui peningkatan data

yang diperoleh dari siklus I ke siklus II melalui model pembelajaran problem

posing. Berikut ini adalah analisis data tiap-tiap instrumen.

1. Analisis Data Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar

matematika siswa terjadi peningkatan pada siklus I ke siklus II. Berikut ini

disajikan peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dalam bentuk tabel.


54

Tabel 9
Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Siswa
pada Siklus I dan Siklus II

Persentase (%)
Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
I II I II
1. Siswa aktif dalam
bertanya tentang materi
55% 85% 90% 95%
yang belum paham
kepada guru.
2. Siswa aktif dalam ber-
tanya kepada kelompok 50% 55% 65% 75%
yang presentasi.
3. Menjawab pertanyaan
dari guru atau teman. 35% 40% 45% 60%
4. Siswa berani mengerja-
kan soal didepan kelas. 80% 85% 85% 85%
5. Siswa berani me-
ngemukakan pendapat. 25% 30% 35% 50%
6. Siswa mampu membuat
kesimpulan individu. 80% 85% 80% 85%
7. Siswa mampu membuat
kesimpulan secara ber- 65% 80% 75% 85%
kelompok.
Jumlah 390 460 475 535
Rata-rata setiap Pertemuan
55,71% 65,71% 67,86% 76,42%
(%)
Rata-rata Siklus I dan
60,71% 72,14%
Siklus II (%)

Dari hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa partisipasi belajar

matematika siswa mengalami peningkatan, yaitu persentase partisipasi belajar

matematika siswa siklus I sebesar 60,71% meningkat menjadi 72,14% pada siklus

II. Sehingga diperoleh bahwa peningkatan partisipasi belajar matematika siswa

dari siklus I ke siklus II sebesar 11,43%. Selanjutnyaakan disajikan peningkatan


55

partisipasi belajar matematika pada siklus I ke siklus II dalam bentuk diagram

batang.

Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar


Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
76.43%
80 72.14%
65.71% 67.86%
70 60.71%
55.71%
60
50 Pertemuan I
40 Pertemuan II
30 Rata-rata

20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 6.
Diagram Batang PerbandinganHasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa pada Siklus I dan Siklus II

2. Analisis Data Hasil Tes

Hasil analisis data sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar matematika pada siklus I ke siklus II, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 10
Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Ketuntasan
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Klasikal ≥
77%
Siklus I 84 32 62 30%
Siklus II 85 60 71,75 80%
56

Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam

bentuk diagaram batang.

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

84 85
90
80 71.75
70 62 60
60 Nilai Tertinggi
50 Nilai Terendah
40 32
Rata-rata
30
20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 7.
Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan data di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar

matematika siswa pada siklus I ke siklus II. Dari data di atas diperoleh data pada

siklus I nilai tertinggi 84 meningkat menjadi 85 pada siklus II, nilai terendah 32

meningkat menjadi 60 pada siklus II, dan rata-rata 62 meningkat menjadi 71,75

pada siklus II.

Selanjutnya akan disajikan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I dan

siklus II dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.


57

Persentase Ketuntasan Klasikal


pada Siklus I dan Siklus II
80%
80

60

40 30%
Ketuntasan Klasikal

20

0
Siklus I Siklus II

Gambar 8.
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II

Dari hasil analisis data tes siklus I dan tes siklus II diperoleh data persentase

ketuntasan klasikal siklus I sebesar 30% dan termasuk dalam kategori sangat

kurang, pada siklus II meningkat menjadi 80% dan termasuk dalam kategori baik.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar

matematika siswa melalui model pembelajaran problem posing. Hal ini

didasarkan pada hasil observasi dan wawancara terhadap guru matematika kelas

VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi. Hasil observasi dan wawancara awal

menunjukkan bahwa partisipasi belajar siswa masih rendah, siswa tidak menjawab

pertanyaan atau mengerjakan soal ketika diajukan, siswa hanya diam ketika

ditanya, kesulitan mengemukakan pendapat, dan kebanyakan siswa tidak

memperhatikan saat pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk


58

meningkatkan partisipasi belajar matematika dan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran problem posing.

Pembahasan penelitian ini didasarkan atas hasil pengamatan selama proses

penelitian pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi partisipasi

belajar matematika siswa pada siklus I diketahui bahwa ada beberapa indikator

partisipasi belajar matematika siswa tidak terpenuhi.

Indikator-indikator partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini,

indikator pertama adalah partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada

guru atau kelompok presentasi. Dari indikator ini diperoleh bahwa siswa tidak

aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang belum paham dan siswa

tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi.

Indikator kedua adalah partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan atau

mengerjakan soal di depan kelas. Dimaksudkan bahwa siswa berani menjawab

pertanyaan dari guru atau teman dan berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa

dipaksa. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru

atau teman.

Indikator ketiga adalah partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat

dalam diskusi. Melalui model pembelajaran problem posing diharapkan agar

siswa ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan berani mengemukakan pendapat

dalam diskusi. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak berani mengemukakan

pendapat.

Indikator keempat adalah partisipasi siswa dalam membuat kesimpulan

secara individu maupun kelompok.Dari analisis data lembar partisipasi belajar


59

matematika siswa yang sudah diketahui sebelumnya bahwa indikator keempat ini,

siswa sudah mampu membuat kesimpulan individu dan siswa mampu membuat

kesimpulan secara berkelompok.

Dari hal-hal yang terjadi pada siklus I tersebut meningkat pada siklus II.

Pada siklus II terlihat bahwa siswa sudah mulai aktif dalam bertanya tentang

materi yang belum paham kepada guru, siswa sudah mulai aktif dalam bertanya

kepada kelompok yang presentasi, siswa sudah mulai menjawab pertanyaan dari

guru atau teman, dan siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat.

Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar

matematika siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dari

persentase 60,71% pada siklus I meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Untuk

rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 62 meningkat menjadi 71,75

pada siklus II dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 30%

meningkat menjadi 80% pada siklus II dan termasuk dalam kategori baik.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

didapat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

problem posing pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi,

sebagai berikut.

1. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan

peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dengan menggunakan

model pembelajaran problem posing. Pada siklus I didapat bahwa persentase

partisipasi belajar matematika siswa sebesar 60,71% meningkat menjadi

72,14% pada siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa kesulitan dalam

membuat soal dan cara penyelesaiannya dari informasi yang telah diperoleh,

sehingga peneliti masih membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Selanjutnya siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, siswa dapat

menyelesaikan masalah yang ada yaitu siswa sudah mampu berlatih soal

(belajar soal) dari informasi yang telah diperoleh. Walaupun ada beberapa

siswa yang masih kesulitan dalam berlatih soal (belajar soal) dari informasi

yang telah diperoleh.

2. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan

peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil rata-rata tes

siklus I dan rata-rata tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,75 yaitu

pada siklus I sebesar 62 menjadi 71,75 pada siklus II dan pencapaian

60
61

persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan sebesar 50% yaitu sebesar 30% pada siklus I menjadi 80% pada

siklus II dan termasuk kategori baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran

yang diharapkan dapat bermanfaat, sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing yang

telah diterapkan di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi dapat

disajikan sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan

partisipasi belajar matematika.

2. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran problem problem posing

akan dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa, apabila siswa

mampu membuat soal atau berlatih membuat soal dari informasi yang telah

diperoleh. Serta dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran dan tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

3. Menggunakan model pembelajaran problem posing membutuhkan alokasi

waktu yang lama.


DAFTAR PUSTAKA

Ardi Syam, Ruslan & Hisyam Ihsan. 2015. Pengaruh Persepsi Tentang Kualitas
Pelayanan Sekolah, Partisipasi dalam Pembelajaran dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika. Diakses dari http://jurnal.unm.ac.id.
Pada tanggal 30 Maret 2016.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Darminto, Bambang Priyo. 2013. Diktat Strategi Belajar-Mengajar Matematika.


Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Daryanto & Tutik Rachmawati. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat


dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eveline Siregar & Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Kencanawaty, Dwi Puspa. 2013. Meningkatkan Partisipasi Belajar


MatematikaMelalui Pemberian Penguatan Menggunakan Tabel
Berhadiah pada Siswa Kelas V SDN 72 Pontianak Barat.Diakses dari
http://jurnal.untan.ac.id. Pada tanggal 24 November 2015.

Kumalasari, Yayuk. 2012. Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar


Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Keep On Learning dengan
Pemberian Tugas Struktur. (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas
VIIA SMP Negeri 4 Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012).Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id. Pada tanggal 21 November 2015.

Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rodakarya.

Paizaluddin & Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Jakarta: Remaja Rodakarya.

Puspitasari, Lilik. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing


Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Kampak Trenggalek Semester Genap Tahun Pelajaran

62
63

2013/2014. Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id. Pada tanggal


29 November 2016.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Telyna. 2010. Partisipasi Belajar. Diakses dari


http://telyna.wordpress.com/2010/12/28/partisipasi-belajar. Pada tanggal
9 April 2016.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuniati, Ria. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar


Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada
Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran
2012/2013. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
LAMPIRAN
SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi


Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

2.1 Menyele- Sistem Mendiskusikan Menyebutkan Tes Uraian Perhatikan bentuk 4x + 2 y = 2 2x40mnt Buku
saikan sis- Persamaan pengertian PLDV dan perbedaan PLDV dan tertulis x – 2y = 4 paket
tem persa- Linear Dua SPLDV SPLDV a. Apakah merupakan sistem Buku
maan line- variabel persamaan? referensi
ar dua va- b. Ada berapa variabel? lain
riabel c. Apa variabelnya?
d. Disebut apakah bentuk tersebut?
Mengidentifikasi Menjelaskan SPLDV Tes Uraian Manakah yang merupakan SPLDV? 2x40mnt
SPLDV dalam dalam berbagai tertulis a. 4x + 2y = 2
berbagai bentuk dan bentuk dan variabel x – 2y = 4
variabel b. 4x + 2y ≤ 2
x – 2y = 4
c. 4x + 2y > 2
x – 2y = 4
d. 4x + 2y – 2 = 0
x – 2y – 4 = 0
Menyelesaikan SPLDV Menentukan akar Tes Uraian Selesaikan SPLDV berikut ini: 2x40mnt
dengan cara substitusi SPLDV dengan tertulis 3x – 2y = -1
dan eliminasi substitusi dan -x + 3y = 12
eliminasi
2.2 Membuat Sistem Mengubah masalah Membuat matematika Tes Uraian Harga 4 pensil dan 5 buku tulis 2x40mnt
ma- Persamaan sehari-hari ke dalam dari masalah sehari- tertulis Rp19 000,00 sedangkan harga 3
tematika

64
Linear Dua matematika berbentuk hari yang berkaitan pensil dan 4 buku tulis Rp15
Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar

dari masa- Variabel SPLDV dengan SPLDV 000,00. Tulislah matematikanya.


lah yang
berkaitan
dengan
sistem per-
samaan
linear dua
variabel

2.3 Menyele- Sistem Mencari penyelesaian Menyelesaikan Tes Uraian Selesaikan SPLDV berikut: 2x40mnt
saikan mo- Persamaan suatu masalah yang matematika dari tertulis 2x + 3y = 8
del mate- Linear Dua dinyatakan dalam masalah yang 5x - 2y =1
matika dari Variabel matematika dalam berkaitan dengan
masalah bentuk SPLDV sistem persamaan
yang ber- linear dua variabel
kaitan dan penafsirannya
dengan Menggunakan grafik Menyelesaikan Tes Uraian Selesaikan SPLDV 4x40mnt
sistem per- garis lurus untuk SPLDV dengan tertulis 4x + 5y = 19
samaan menyelesaikan menggunakan grafik 3x + 4y = 15
linear dua matematika yang garis lurus dengan menggunakan grafik garis
variabel berkaitan dengan lurus dan merupakan apakah
dan penaf- SPLDV dan hasilnya?
sirannya menafsirkan hasilnya

65
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi

66
67

SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi


Mata Pelajaran : Matematika
Semester : 1(Satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel.
2.2 Membuat matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Indikator : 1. Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
2. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan
variabel.
3. Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan
eliminasi.
4. Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV.
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
2. Peserta didik dapat menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel.
3. Peserta didik dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi.
4. Peserta didik dapat membuat matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV.
B. Materi Pelajaran
7. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel
dan masing-masing variabel berpangkat satu.
68

8. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang


terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang
satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan.
9. Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel
c. SPLDV dalam Berbagai Bentuk
3) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0
4) Bentuk eksplisit yaitu y = m1x + n1 dan y = m2x + n2
d. SPLDV dalam Berbagai Variabel
Contoh :
3) 2a + b + 4 = 0
3a – 2b – 12 = 0
4) 2p + q + 4 =0
3p – 2q – 12 = 0
10. Menyelesaikan SPLDV
a. Cara Substitusi
b. Cara Eliminasi
c. Cara Gabungan
d. Cara Matrik
11. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan
SPLDV
Contoh :
Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya
Rp 2.000,00.
Jawab :
Misal : dua buah buku = x
tiga buah pensil = y
maka 2x + 3y = 2.000.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran model problem posing dan diskusi.
69

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan I
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan mempersiap-
kan kondisi belajar peserta didik.
10
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta
menit
didik tentang materi yang akan diajarkan
dengan mengingat materi PLDV.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga
dalam bentuk lembar kerja siswa dan contoh-
contoh materi) mengenai perbedaan PLDV
dan SPLDV, serta menjelaskan SPLDV
dalam berbagai bentuk dan variabel (bahan
buku paket, yaitu buku matematika smp 60
kelas VIII mengenai pengertian PLDV dan menit
SPLDV, mengenai SPLDV dalam berbagai
bentuk dan variabel), serta cara penyelesaian
SPLDV.
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
70

kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta


didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat
1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam
lembar kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali
proses atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik
menyimpulkan hasil materi yang telah
10
dibahas.
menit
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
71

Pertemuan II
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan
mempersiapkan kondisi belajar peserta
didik.
10
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta
menit
didik tentang materi yang akan diajarkan
dengan mengingat kembali materi
sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga
dalam bentuk lembar kerja siswa dan
contoh-contoh materi) mengenai menentu-
kan akar SPLDV dengan substitusi dan
eliminasi, serta membuat matematika dari
60
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
menit
SPLDV (bahan buku paket, yaitu buku
matematika smp kelas VIII penyelesaian
SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi,
membuat model matematika dari masalah
sehari-hari).
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pembelajaran
72

Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat
1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam
lembar kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali
proses atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik
menyimpulkan hasil materi yang telah
10
dibahas.
menit
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
73

Pertemuan III
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan mempersiap-
10
kan kondisi belajar peserta didik.
menit
2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik
untuk diujikan.
3. Motivasi peserta didik.

Kegiatan Inti Kegiatan Inti


1. Guru membagi lembar kerja untuk di
kerjakan secara individu.
60
2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan
menit
secara teliti.
3. Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan hasil kerjanya.
Penutup Penutup
1. Guru mengadakan refleksi. 10
2. Guru memberikan tindak lanjut untuk menit
pertemuan baerikutnya.

E. Alat dan Sumber Belajar


Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus.
Sumber Belajar :
Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I.

F. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
74

G. Penilaian Instrumen Tertulis


1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV!
2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel
berikut.
a. 3x – y = 5
b. 4x + 6y = 6
c. p–q=1
d. 7m – 2n = 4
e. 3p + 3q = 9
3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut.
2x + 3y = 1

x – y = -2

4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan :


a. nilai r D C
b. keliling persegi ABCD
c. luas persegi ABCD (r + 3) cm

A (2r – 1) cm B
75

5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga


2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan :
a. model matematika dari soal tersebut.
b. harga sebuah beras dan minyak goreng.

Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi
76

SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi


Mata Pelajaran : Matematika
Semester : 1(Satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel.
Indikator : 1. Menyelesaikan matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel dan penafsirannya.
2. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik
garis lurus.
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyelesaikan matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Peserta didik dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik
garis lurus.
B. Materi Pelajaran
Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing
persamaan pada SPLDV tersebut.
Contoh :
Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1.
Jawab :
77

2x – y = 4
x 0 2
y -4 0 Grafik 2x – y = 4 melalui titik (0, -4) dan (2, 0)

x + y = -1
x 0 -1
y -1 0 Grafik x + y = -1 melalui titik (0, -1) dan (-1,
0)

1
2

2x – y = 4

-1 0 1 2
-1
-2
-3 (1, -2) x + y = -1
-4

Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2).


Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)}
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran model problem posing dan diskusi.
78

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan I
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
belajar peserta didik.
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik 10
tentang materi yang akan diajarkan dengan menit
mengingat materi sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
4. Motivasi peserta didik.

Kegiatan Inti Kegiatan Inti


Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam
bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh
materi) mengenai menyelesaikan matematika
dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan 60
penafsirannya (bahan buku paket, yaitu buku menit
matematika smp kelas VIII mengenai
penyelesaian SPLDV), serta penyelesaian
SPLDV dengan grafik garis lurus.
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
Problem Posing.
79

2. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok


yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau
2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja
siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses
atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpul-
kan hasil materi yang telah dibahas. 10
2. Guru mengadakan refleksi. menit
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan
berikutnya.

Pertemuan II
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
80

Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
belajar peserta didik.
10
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik
menit
tentang materi yang akan diajarkan dengan
mengingat kembali materi sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.

Kegiatan Inti Kegiatan Inti


Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam
bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh
materi) mengenai menyelesaikan SPLDV
dengan menggunakan grafik garis lurus. (bahan
buku paket, yaitu buku matematika smp kelas
VIII penyelesaian SPLDV dengan cara grafik).
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
60
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
menit
Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1
atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar
kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
81

Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses
atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpul-
kan hasil materi yang telah dibahas. 10
2. Guru mengadakan refleksi. menit
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan
baerikutnya.
Pertemuan III
Tahap Alokasi
Aktifitas Kegiatan
Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
10
belajar peserta didik.
menit
2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk
diujikan.
3. Motivasi peserta didik.
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
1. Guru membagi lembar kerja untuk dikerjakan
secara individu.
60
2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan
menit
secara teliti.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengumpul-
kan hasil kerjanya.
Penutup Penutup
1. Guru mengadakan refleksi. 10
2. Guru memberikan tindak lanjut untuk menit
pertemuan baerikutnya.
82

E. Alat dan Sumber Belajar


Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus.
Sumber Belajar :
Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I

F. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
G. Penilaian Instrumen Tertulis
1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut.
x+y=2
3x + y =6
2. Tentukan titik potong dari grafik x + y dan 2x + y = 9.
3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan
harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan
metode grafik, tentukan:
a. Harga satu buah apel dan satu buah jeruk.
b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk.
4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan :
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku
gambar?
83

Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi
83
84

Surat Pernyataan Uji Validasi

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Murtinah, A.Md
NBM : 998304
Jabatan : Guru Matematika SMP Muhammadiyah Purwodadi
Telah melakukan validasi instrumen lembar observasi dan soal tes matematika
sebagai alat uji instrumen di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun
pelajaran 2016/2017.
Dengan peneliti:
Nama : Sulastri
NIM : 122140065
Program Studi : Pendidikan Matematika
Berdasarkan hasil uji validitas ini, dengan ini menyatakan bahwa instrumen
lembar observasi dan soal tes matematika pada penelitian ini dinyatakan (layak/tidak
layak) sebagai alat uji instrumen penelitian.

Purworejo, November 2016


Validator

Murtinah, A.Md
NBM. 998304
85

KISI-KISI PARTISIPASI BELAJAR SISWA

Nomor
No. Indikator Partisipasi Jumlah Item
Pernyataan
Mengajukan pertanyaan kepada
1. guru atau kelompok yang 1,2 2
presentasi.
Menjawab pertanyaan atau
2. 3,4 2
mengerjakan soal di depan kelas.
Mengemukakan pendapat dalam
3. 5 1
diskusi.
Membuat kesimpulan materi
4. 6,7 2
secara individu atau kelompok.
Jumlah 7
86
87
88
Purworejo, November 2016
Validator

Murtinah, A.Md
NBM. 998304

89
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/1
Jumlah Soal : 5
Bentuk Soal : Uraian

Jenjang Kognitif No
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal
Soal
C1 C2 C3 C4
2. Memahami sistem 2.1 Menyelesaikan sistem 1. Menjelaskan pengertian PLDV dan
√ 1
persamaan linear dua persamaan linear dua variabel. SPLDV.
variabel dan 2.2 Membuat matematika dari 2. Memahami variabel dari persamaan
√ 2
menggunakannya masalah yang berkaitan linear dua variabel.
dalam pemecahan dengan persamaan linear dua 3. Memahami akar SPLDV dengan
√ 3
masalah. variabel. metode eliminasi dan substitusi.
4. Menyelesaikan SPLDV yang berkaitan
√ 4
dengan luas dan keliling persegi.
5. Menyelesaikan masalah sehari-hari
√ 5
yang berkaitan dengan SPLDV.

Jenjang Kognitif
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
C4 = Analisis

90
91

SOAL TES SIKLUS I


Materi : SPLDV
Waktu : 60 menit
Kelas VIII
Petunjuk
1. Bacalah setiap soal dengan baik
2. Kerjakan dengan baik dan teliti
3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan

1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV!


2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel berikut.
a. 3x – y = 5
b. 4x + 6y = 6
c. p – q = 1
d. 7m – 2n = 4
e. 3p + 3q = 9
3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut.
2x + 3y = 1

x – y = -2

4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan :


a. nilai r D C
b. keliling persegi ABCD
c. luas persegi ABCD (r + 3) cm
A B
(2r – 1) cm
5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2
kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan :
a. model matematika dari soal tersebut.
b. harga sebuah beras dan minyak goreng.
92

PEDOMAN PENSKORAN SOAL TES SIKLUS I


No Jawaban Skor
1. a. Persamaan linear dua variabel adalah suatu persamaan dengan
dua variabel dan masing-masing berpangkat satu.
b. Sistem persamaan linear dua variabel adalah beberapa 5
persamaan yang terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana
antara variabel pada PLDV yang satu dengan variabel PLDV
yang lain saling berkaitan.

2. a. 3x – y = 5 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu


variabel x dan y.
b. 4x + 6y = 6 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel x dan y.
c. p – q = 1 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel p dan q. 5
d. 7m – 2n = 4 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel m dan n.
e. 3p + 3q = 9 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel p dan q.

3. 2x + 3y = 1 ×1
x – y = -2 ×2
2x + 3y = 1
2x – 2y = -4 _ 5
5y = 5
y=1
2x + 3y = 1 ×1
x – y = -2 ×3
2x + 3y = 1
3x – 3y = -6 +
5x = -5
x = -1
Jadi HP = {(-1, 1)}
4. Diketahui : persegi ABCD panjang BC (r+3) cm, panjang AB (2r
– 1) cm
Ditanya : a. nilai r
b. keliling persegi ABCD 5
c. luas persegi ABCD
Jawab :
a. panjang AB = panjang BC
(2r – 1) = (r + 3)
(2r – r) = (3 + 1)
r =4
Jadi nilai r = 4
b. panjang AB = (2r -1) cm
93

= (2(4) – 1) cm
= (8 – 1) cm
= 7 cm
panjang BC = (r + 3) cm
= (4 + 3) cm
= 7 cm

keliling persegi ABCD = 4 × s


=4×7
= 28 cm
c. luas persegi ABCD = s × s
=7×7
= 49 cm2
5. Misalkan : harga 1 kg beras = x
Harga 1 kg minyak goreng = y
a. Jadi model matematika :
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
b. Dengan menggunakan metode substitusi
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
x + 4y = 14.000
x = 14.000 – 4y
2x + y = 10.500
2 (14.000 – 4y) + y = 10.500
28.000 – 8y + y = 10.500 5
28.000 – 7y = 10.500
-7y = 10.500 – 28.000
-7y = -17.500
y = 2.500
2x + y = 10.500
2x + 2.500 = 10.500
2x = 10.500 – 2.500
2x = 8.000
x = 4.000
Jadi, harga 1 kg beras = Rp 4.000 dan harga 1 kg minyak goreng
= Rp 2.500

Skor Total 25
94
95
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/1
Jumlah Soal : 4
Bentuk Soal : Uraian

Jenjang Kognitif No
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal
C1 C2 C3 C4 Soal
2. Memahami sistem 2.3 Menyelesaikan model 1. Menyelesaikan SPLDV dengan
√ 1
persamaan linear dua matematika dari masalah metode grafik.
variabel dan yang berkaitan dengan 2. Menentukan titik potong dari
√ 2
menggunakannya sistem persamaan linear suatu grafik.
dalam pemecahan dua variabel. 3. Menyelesaikan SPLDV dengan
masalah. metode grafik berkaita dengan √ √ 3
kehidupan sehari-hari.
4. Memecahkan SPLDV berkaitan
dengan masalah sehari-hari
√ 4
dengan menggunakan metode
grafik.

Jenjang Kognitif
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
C4 = Analisis

96
97

SOAL TES SIKLUS II


Materi : SPLDV
Waktu : 60 menit
Kelas VIII
Petunjuk
1. Bacalah setiap soal dengan baik
2. Kerjakan dengan baik dan teliti
3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan

1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut.


x+y=2
3x + y = 6
2. Tentukan titik potong dari grafik x + y= 7 dan 2x + y = 9.
3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan
harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan
metode grafik, tentukan:
a. Harga satu buah apel dan satu buah jeruk.
b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk.
4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan :
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku
gambar?
98

PEDOMAN PENSKORAN TES SIKLUS II


No Jawaban Skor
1
x+y=2
Y 0 2
Y 2 0
Grafik x + y = 2 melalui titik (0, 2) dan (2, 0)

3x + y = 6
X 0 2
Y 6 0
Grafik 3x + y = 6 melalui titik (0, 6) dan (2, 0)

Titik potong grafik x + y = 2 dan 3x + y = 6 adalah (2, 0).


Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 0)}.
2 Cara grafik
x+y=7
x 0 7
y 7 0
Grafik x +y = 7 melalui titik (0, 7) dan (7, 0) 5
2x + y = 9
x 0 4,5
y 9 0
99

Grafik 2x + y = 9 melalui titik (0, 9) dan (4,5, 0)

Titik potong grafik x + y = 7 dan 2x + y = 9 adalah (2, 5)


Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 5)}
3 a. Misalkan : sebuah apel = x
sebuah jeruk = y
Diperoleh model matematika :
3x + 2y = 5.100
2x + 4y = 7.400

3x + 2y = 51
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
3x + 2y = 51
3x + 0 = 51
3x = 51
x = 17
5
titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
3x + 2y = 51
0 + 2y = 51
2y = 51
y = 25,5

2x + 4y = 74
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
2x + 4y = 74
2x + 0 = 74
2x = 74
x = 37
100

titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0


2x + 4y = 74
0 + 4y = 74
4y = 74
y = 18,5
Jadi persamaan 3x + 2y = 51 memiliki titik potong (17, 0) dan (0,
25,5), persamaan 2x + 4y = 74 memiliki titik potong (37, 0) dan
(0, 18,5).

Jadi, harga satu buah apel Rp. 1.500, 00 dan harga satu buah
jeruk Rp. 7.00, 00.

b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk:


10x + 2y = 10 (1.500) + 2(7.00)
= 15.000 + 1.400
=16.400
4 Misalkan : sebuah buku tulis = x
sebuah buku gambar = y
Diperoleh model matematika :
x + y = 8.000
2x + y = 11.000

b. x + y = 8
2x + y = 11 diubah dalam ribuan 5
x+y=8
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
x+y=8
x+0=8
x=8
titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
x+y=8
101

0+y=8
y=8

2x + y = 8
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
2x + y = 11
2x + 0 = 11
2x = 11
x = 5,5
Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
2x + y = 11
0 + y = 11
y = 11
Jadi persamaan x + y = 8 memiliki titik potong (8, 0) dan (0, 8),
persamaan 2x + y = 11 memiliki titik potong (5,5, 0) dan (0, 11).

Jadi, harga sebuah buku tulis Rp 3.000,00 dan harga sebuah buku
gambar Rp 5.000,00.

Skor Total 20
102
103
104

LEMBAR KERJA SISWA I

MATERI POKOK
SPLDV

Anggota Kelompok: 1.
2.
3.
4.
Kelas :
Mata Pelajaran :

Petujuk Pengisian LKS


Waktu: 25 menit, Jawablah semua pertanyaan berikut pada
Lembar Kerja Siswa (LKS)

Perhatikan beberapa contoh PLDV berikut.


2x + y = 8
p+q=6
a – 2b = 4
1. Buatlah Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!
105

Persamaan Linear Dua Variabel adalah


…………………………………………………………..
Definisi PLDV …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..

Perhatikan beberapa contoh SPLDV berikut.


2x + y = 4 merupakan SPLDV
x+y=2
a – 2b = 12 merupakan SPLD
3a + 2b = 6
2. Buatlah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah


………………………………………………………
Definisi SPLDV ………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………

Perhatikan cotoh menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi sebagai berikut.


Selesaikan SPLDV 3x + 2y = -2, 5x – 4y = 26.
3x + 2y = -2 ×5 3x + 2y = -2 ×4
5x – 4y = 26 ×3 5x – 4y = 26 ×2
15x + 10y = -10 12x + 8y = -8
15x – 12y = 78 _ 10x – 8y = 52 +
22y = -88 22x = 44
y = -4 x=2
Jadi, himpunan penyelesaian = {(2, -4)}
106

3. Seperti contoh di atas buatlah soal beserta jawabannya!

Perhatikan contoh membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang


berkaitan dengan SPLDV.
Harga 6 buah sepeda jenis A dan 5 buah sepeda jenis B adalah Rp 3.050.000
sedangkan harga 4 buah sepeda jenis A dan 3 buah sepeda jenis B adalah Rp
1.950.000. Tuliskan model matematikanya dan hitunglah setiap jenis sepeda
tersebut!
Jawab :
Misal : harga 1 buah sepeda jenis A = x
harga 1 buah sepeda jenis B = y
Maka model matematika nya 6x + 5y = 3.050.000
4x + 3y = 1.950.000
6x + 5y = 3.050.000 ×2
4x + 3y = 1.950.000 ×3
12x + 10y = 6.100.000
12x + 9y = 5.850.000 _
y = 250.000
107

6x + 5y = 3.050.000
6x + 5(250.00) = 3.050.000
6x + 1.250.000 = 3.050.000
6x = 3.050.000 – 1.250.000
6x = 1.800.000
x = 300.000
Jadi, harga sebuah sepeda jenis A = Rp 300.000
harga sebuah sebuah sepeda jenis B = Rp 250.000

4. Buatlah soal beserta jawabannya seperti contoh di atas!


LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Siklus Ke :
Keterangan :
1 = Siswa melakukan hal yang diamati
0 = Siswa tidak melakukan hal yang diamati

1. Siswa aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru.
2. Siswa aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi.
3. Menjawab pertanyaan dari guru atau teman.
4. Siswa berani mengerjakan soal di depan kelas.
5. Siswa berani mengemukakan pendapat.
6. Siswa mampu membuat kesimpulan individu.
7. Siswa mampu membuat kesimpulan secara berkelompok.

Nama Siswa Dan Nama Hal yang Diamati


No
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7
1. Andi Ristiyanto
2. Camelia Oktavia
3. Dimas Nurcahyo
4. Dwi Setiawan
5. Fatkhur Sidik
6. Febri Saiful Rozak

108
7. Fitria Wulandari
8. Hendra Lesmana
9. Hosus Krisna Pambudi
10. Lilis Sundari
11. Nita Wulandari
12. Nova Andrean
13. Rika Hestanti
14. Roni Efendi
15. Ulfa Hidayati
16. Vivi Lupi .P
17. Wiranto
18. Wiwid Widyaningsih
19. Yuni Marfuah
20. Yusuf Kurniawan

109
110
HASIL LEMBAR OBSERVASI
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II

Hal yang Diamati


No Nama Siswa dan Nama Kelompok Jumlah NP Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 0 1 0 4 57.14 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 0 0 0 1 0 1 1 3 42.86 Sangat Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 Cukup
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 0 0 0 1 0 1 1 3 42.86 Sangat Kurang
13 Rika Hestanti 1 0 0 1 0 0 1 3 42.86 Sangat Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Cukup
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 0 1 1 0 1 5 71.43 Cukup
Jumlah 17 11 8 17 6 17 16 92
Persentase 85 55 40 85 30 85 80 65.71 Cukup

Observer I Observer II

111
Puji Astuti Titik Wahyuni
HASIL LEMBAR OBSERVASI
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I

Hal yang Diamati


No Nama Siswa dan Nama Kelompok Jumlah NP Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 0 1 0 4 57.14 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
13 Rika Hestanti 1 1 0 1 0 0 1 4 57.14 Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Sangat Baik
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 1 1 1 0 1 6 85.71 Baik
Jumlah 18 13 9 17 7 16 15 95
Persentase 90 65 45 85 35 80 75 67.86 Cukup

Observer I Observer II

112
Puji Astuti Titik Wahyuni
HASIL LEMBAR OBSERVASI
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN II

Hal yang Diamati


No Nama Siswa dan Nama Kelompok Jumlah NP Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 1 1 0 5 71.43 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 1 1 1 0 0 0 1 4 57.14 Sangat Kurang
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
13 Rika Hestanti 1 1 1 1 0 0 1 5 71.43 Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Sangat Baik
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
Jumlah 19 15 12 17 10 17 17 107
Persentase 95 75 60 85 50 85 85 76.43 Cukup

Observer I Observer II

113
Puji Astuti Titik Wahyuni
114
115
116

CATATAN LAPANGAN I

Siklus :I
Pertemuan :I
Hari/tanggal : Rabu, 23 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 08.20 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan
kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali tentang definisi PLSV.
Peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan kali ini yang akan dibahasa adalah
SPLDV, yaitu definisi SPLDV dan cara penyelesaian SPLDV. Peneliti meminta
siswa menyebutkan perbedaan PLSV dan SPLDV dan memberikan contoh SPLDV.
Peneliti memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai
menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang
siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS
kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk
menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung
menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan penjelasan kembali.
Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Awal diskusi
terlihat beberapa siswa yang bercanda, setelah didekati siswa mengerjakan kembali
LKS. Waktu berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Namun tidak ada kelompok yang maju, akhirnya
peneliti menunjuk kelompok 1. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok 1, tetapi siswa hanya diam saja. Pertemuan
pertama siklus I siswa juga masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Akhirnya peneliti menanggapi dan menyimpulkan dari kelompok 1.
Seharusnya selesaikan SPLDV 3x + 2y = 1 dan y= 3x + 5 dengan cara substitusi.
Peneliti meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya di rumah. Peneliti
mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti
pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.
117

Siklus :I
Pertemuan : II
Hari/tanggal : Kamis, 24 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 10.00 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat.
Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali
tentang materi sebelumnya. Peneliti menjelaskan materi, ketika pembelajaran
berlangsung ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Peneliti
memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai
menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang
siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS
kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk
menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat
bingung menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan
penjelasan kembali. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya
diskusi. Diskusi pada pertemuan ini berlangsung lancar dan tertib. Waktu
berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Tetapi tidak ada kelompok yang maju, akhirnya peneliti menunjuk
kelompok 4. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok 4. Ada siswa yang tidak memperhatikan, kemudian peneliti meminta
siswa tersebut menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa hanya diam.
Pertemuan pertama siklus I siswa masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Akhirnya peneliti menunjuk salah siswa untuk maju ke depan
kelas memberikan kesimpulan. Peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah
karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes. Peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti
pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 12.00.
118

CATATAN LAPANGAN II

Siklus : II
Pertemuan :I
Hari/tanggal : Senin, 28 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 08.20 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada
siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti
menjelaskan materi, ketika pembelajaran berlangsung ada siswa yang belum jelas,
peneliti memberikan penjelasan. Peneliti memberikan contoh membuat soal dan
cara penyelesaiannya. Selesai menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi,
selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa
diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Ketika diskusi
berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung menyelesaikan masalah yang ada
di LKS. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali. Peneliti dan
pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada pertemuan ini
berlangsung lancar dan tertib. Setelah waktu berdiskusi selesai peneliti
mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 5
bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya peneliti meminta dari
kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 5. Siswa dari kelompok
1, menanggapi bahwa jawabannya salah. Selanjutnya siswa menyimpulkan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti juga memberikan
penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa. Peneliti
mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C
diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.
119

Siklus : II
Pertemuan : II
Hari/tanggal : Selasa, 29 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 07.00 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada
siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya
peneliti menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian peneliti memberikan contoh
membuat soal dan cara penyelesaiannya. Setelah menyampaikan materi selesai,
siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah
terbentuk kelompok diskusi, peneliti membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS.
Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada
pertemuan ini ada siswa yang berjalan-jalan, kemudian peneliti menegurnya agar
aktif dalam kegiatan kelompoknya. Waktu berdiskusi selesai peneliti
mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 2
bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta dari kelompok lain
untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 2. Jawaban kelompok 2 sudah benar.
Siswa menyimpulkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti
juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami peningkatan dalam
menyelesaikan masalah, siswa dapat membuat soal dan cara penyelesaiannya
walau belum sempurna. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul
08.20.
120
121
122
123
124

PEDOMAN WAWANCARA

1. Pelajaran apa yang kamu sukai?

2. Berikan pendapatmu tentang model pembelajaran problem posing?

3. Ketika guru sedang mengajar, apakah kamu mendengarkan penjelasan yang

disampaikan guru atau asik main dan ngobrol dengan teman sebangku?

4. Ketika kamu tidak mengerti materi yang dijelaskan, apa yang kamu bertanya

kepada guru? Jika tidak, apa alasannya?

5. Ketika ada pertanyaan dari guru, apakah kamu menjawabnya? Jika tidak, apa

alasannya?

6. Ketika ada tugas dari guru, apakah kamu mengerjakannya? Jika tidak, apa

alasannya?

7. Ketika disuruh guru untuk mengerjakan tugas di depan kelas, apakah kamu

melakukannya?

8. Apa yang kamu lakukan jika ada kelompok lain yang sedang presentasi?

9. Ketika kelompok lain presentasi, apakah kamu menanggapinya? Jika tidak,

apa alasannya?

10. Ketika disuruh guru untuk menyimpulkan, apa kamu mengerjakannya?


125

Guru mengarahkan kepada siswa untuk Guru memberikan contoh


pembuatan soal.
mengerjakan LKS.

Siswa berdiskusi ketika mengerjakan LKS.

Guru berkeliling melihat jalannya diskusi.


126

Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


127

Siswa berani mengerjakan di depan kelas.

Guru menjelaskan kembali hasil presentasi siswa.


128
129
130
131
132

Anda mungkin juga menyukai