Anda di halaman 1dari 12

8, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm.

8 – 19

PENERAPAN BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN


MODEL FLIPPED CLASSROOM BERBANTUAN GOOGLE CLASSROOM
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP

Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat


E-mail: meylakurnia27@gmail.com, harja.sp@ulm.ac.id, ellikusumawati@ulm.ac.id

DOI: 10.20527/edumat.v7i1.6827

Abstrak: Terbukanya sumber belajar yang luas bagi siswa memberikan ruang kepada
guru untuk beralih dari teacher centered learning menuju student centered learning.
Hal ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran berbasis blended learning meng-
gunakan model flipped classroom yang memadukan pembelajaran online di rumah
dan tatap muka di kelas. Dengan adanya internet yang menyediakan berbagai learning
management system seperti Google Classroom, guru dapat membuat kelas virtual
untuk melaksanakan pembelajaran online di rumah agar siswa terlatih bertindak aktif
dan mandiri dalam belajar. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan proses pem-
belajaran blended learning, menilai hasil belajar siswa, mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa laki-laki dengan perempuan, dan menilai tanggapan siswa. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif mengambil subjek siswa kelas VII A SMP Negeri 9
Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan
data berupa observasi, tes, dan kuesioner. Teknik analisis data berupa statistik des-
kriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran berada pada
kategori sangat baik, hasil belajar siswa berada pada kategori cukup, terdapat perbe-
daan hasil belajar antara siswa laki-laki dengan perempuan, dan tanggapan siswa
berada pada kategori sangat tinggi.

Kata kunci: Blended Learning, Flipped Classroom, Google Classroom

Abstract: The opening of extensive learning resources for students provides space
for teachers to switch from teacher centered learning to student centered learning. This
can be implemented in blended learning using a flipped classroom model that
combines online learning at home and face to face in class. With the internet that pro-
vides various learning management systems such as Google Classroom, teachers can
create virtual classes to carry out online learning at home so that trained students act
actively and independently in learning. This research is aimed to describe the blended
learning process, assess student learning outcomes, know differences in learning
outcomes between male and female students, and assess student responses. This
study used a descriptive method taking the subject of students grade VII A in SMP
Negeri 9 Banjarmasin in the school year 2018/2019 totaling 36 students. Data collec-
tion techniques in the form of observations, tests, and questionnaires. The data analy-
sis techniques were descriptive and inferential statistics. The results showed that the
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 9

learning process was in a very good category, student learning outcomes were in a
sufficient category, there were differences in learning outcomes between male and
female students, and student responses were in the very high category.

Keywords: Blended Learning, Flipped Classroom, Google Classroom

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga menawarkan kesempatan


komunikasi di abad ke-21 ini berlangsung lain pada dunia pendidikan yaitu keberadaan
dengan cepat. Berkembangnya teknologi internet yang sudah menyediakan ruang
informasi dan komunikasi tersebut juga untuk guru dalam mendesain kegiatan belajar
diiringi dengan perannya dalam berbagai mengajar yang inovatif dengan pembuatan
aspek kehidupan manusia, termasuk aspek kelas virtual memanfaatkan learning manage-
pendidikan. Adanya teknologi informasi dan ment system (LMS). Keberadaan LMS ini
komunikasi ini memberikan kesempatan juga sekaligus menjadi media promosi bagi
untuk membenahi kualitas belajar mengajar student centered learning. Untuk memfasi-
yaitu dengan terbukanya akses mencari litasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
sumber belajar luas bagi siswa. Inilah yang yang berbasis student centered learning, guru
menjadi salah satu faktor populernya orien- dapat memanfaatkaan berbagai LMS yang
tasi pembelajaran baru yang disebut student tersedia, salah satunya adalah Google Class-
centered learning. Salah satu implementasi room yang dikembangkan oleh Google dan
dari student centered learning ini sendiri diperuntukkan untuk dunia pendidikan. Kele-
adalah adanya pembelajaran berbasis blend- bihan Google Classroom yakni e-learning ini
ed learning yang merupakan suatu bentuk mudah dipelajari penggunaannya oleh guru
pembelajaran perpaduan antara pembelajar- maupun siswa. Dengan bantuan Google
an tatap muka dan pembelajaran online. Classroom, guru dapat mengkreasikan kelas
Selanjutnya, satu diantara model pembela- virtualnya sendiri untuk melaksanakan pem-
jaran yang dirasa bisa diterapkan ketika belajaran online dan mengunggah bahan ins-
melaksanakan student centered learning ber- truksional yang di dalamnya terdapat sumber
basis blended learning adalah model flipped belajar untuk dipelajari siswa secara mandiri
classroom. saat di rumah.
Flipped classroom dimaknai seba- Pembelajaran berbasis blended
gai kelas yang dibalik. Konsep dari flipped learning adalah pembelajaran yang meng-
classroom ini sendiri adalah apa yang umum- kombinasikan cara penyampaian pembelajar-
nya dilakukan di kelas kini dilakukan di rumah an melalui kegiatan tatap muka, pembela-
dan apa yang dilakukan di rumah kini dilaku- jaran berbasis komputer secara offline, dan
kan di kelas (Bergmann & Sams, 2012). Ber- online (Dwiyogo, 2018). Lebih jauh lagi,
peluang melatih siswa agar aktif dan mandiri blended learning didefinisikan sebagai pem-
dalam proses belajar menjadi kelebihan belajaran yang memadukan instruksi tatap
flipped classroom. Dalam penerapannya, mo- muka dan media komputer (Graham, 2006).
del flipped classroom dapat diintegrasikan Blended learning merupakan metode baru
dengan teknologi untuk melaksanakan pem- dalam pembelajaran yang meliputi pembe-
belajaran online di rumah. Sehubungan lajaran tatap muka dan online yang meng-
dengan hal tersebut, teknologi informasi dan
10, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm. 8 – 19

kombinasikan pembelajaran secara tradisio- video pembelajaran ini, siswa dapat mem-
nal dengan aktifitas menggunakan media pelajari materi ajar secara mandiri di rumah
komputer melalui penggunaan tablet, smart- sebelum diperdalam saat pembelajaran tatap
phone, maupun teknologi lainnya di mana hal muka di kelas. Selain itu, melalui penggunaan
ini akan lebih menarik minat siswa daripada video pembelajaran, siswa dapat belajar
pembelajaran tatap muka saja ataupun pem- dengan menyesuaikan kecepatan belajar
belajaran online saja (Capone, De Caterina, masing-masing, karena siswa dapat meng-
& Mazza, 2017). Dengan demikian, dapat hentikan, mengulang-ulang, dan mempelajari
disimpulkan bahwa blended learning meru- materi dalam video pembelajaran kapan dan
pakan suatu bentuk pembelajaran kombinasi di mana saja.
antara pembelajaran tatap muka dengan Menurut Kathleen Fulton (dalam
pembelajaran online yang memanfaatkan Yildrim & Kiray, 2016), kelebihan flipped
peran teknologi. classroom yaitu siswa dapat mengikuti pem-
Model flipped classroom menjadi- belajaran menyesuaikan kecepatan pema-
kan hal yang biasanya diselesaikan di kelas haman mereka karena terdapat kesempatan
dan apa yang biasanya diselesaikan di rumah untuk mengulang-ulang materi jika diper-
ditukar atau dibalik. Pekerjaan rumah seperti lukan, pekerjaan rumah diselesaikan di kelas
pemecahan masalah lebih baik dikerjakan di dan siswa dapat menanyakan bagian yang
kelas dengan bimbingan guru menjadi prinsip belum dipahami, siswa mempunyai kesem-
flipped classroom (Herreid & Schiller, 2013). patan untuk mengakses pembelajaran secara
Terdapat dua bagian utama dari model pem- penuh, waktu pembelajaran di kelas digu-
belajaran ini, yaitu pembelajaran yang ber- nakan secara efektif oleh guru dan siswa,
langsung di sekolah dan di rumah. Pada mo- guru yang menerapkan flipped classroom
del ini, pembelajaran yang dilaksanakan di mendapatkan hasil lebih tinggi dibandingkan
sekolah dan di rumah saling berkontribusi dengan menerapkan pembelajaran tradi-
satu sama lain. Secara garis besar, pelak- sional.
sanaan model ini diawali dari pembelajaran di Menurut Talbert (dalam Yildrim &
rumah secara online. Pada pembelajaran Kiray, 2016), kekurangan flipped classroom
online, guru menggunakan bantuan aplikasi yaitu dalam proses pembuatan video pem-
tertentu untuk memberikan bahan ajar yang belajaran menguras sebagian besar waktu
akan dipelajari oleh siswa secara mandiri. guru, jika guru tidak mampu berinteraksi
Selanjutnya, pada saat pembelajaran tatap dengan siswa secara aktif saat pembelajaran
muka di sekolah, guru memfasilitasi dan online, maka dapat mempengaruhi motivasi
membimbing siswa untuk memperdalam kon- siswa dalam belajar, bagi siswa yang terbiasa
sep pembelajaran yang telah dipelajari oleh dengan model pembelajaran tradisional,
siswa di rumah dengan mengintensifkan maka memungkinkan siswa menghadapi
pemberian latihan berbasis masalah dan beberapa masalah dalam membiasakan diri
pengerjaan proyek. dengan model pembelajaran baru ini, me-
Banyak bahan ajar yang dita- mungkinkan siswa mengalami kesulitan
warkan penggunaannya dalam merealisasi- dalam memahami materi dari video pembe-
kan flipped classroom ini, salah satunya lajaran yang dibuat sendiri oleh guru.
berupa video pembelajaran. Video pembela- Secara teoritis, flipped classroom
jaran ini dapat diberikan kepada siswa ketika mempunyai peluang untuk dicoba dalam
melaksanakan pembelajaran online. Melalui pembelajaran matematika (Hayati, 2018).
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 11

Merujuk penelitian yang dilakukan oleh Igirisa METODE PENELITIAN


(2017), model flipped classroom memberikan Metode dalam penelitian ini adalah
pengaruh yang lebih baik terhadap hasil metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
belajar siswa daripada model pembelajaran dilaksanakan di kelas VII A SMP Negeri 9
langsung. Penelitian oleh Yanuarto (2018) Banjarmasin dan mengambil subjek siswa
juga mendukung model ini dimana terdapat kelas VII A SMP Negeri 9 Banjarmasin tahun
peningkatan kualitas pembelajaran matema- pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 36 sis-
tika melalui flipped classroom, peningkatan wa, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 18
kemandirian belajar, dan pemanfaatan tekno- siswa laki-laki. Objek penelitian ini berupa
logi pada pembelajaran flipped classroom proses pembelajaran, hasil belajar siswa, dan
juga memberi dampak positif terkait peran tanggapan siswa terhadap penerapan blend-
teknologi dalam dunia pendidikan. Dengan ed learning menggunakan model flipped
demikian, dapat disimpulkan bahwa flipped classroom berbantuan Google Classroom.
classroom adalah model yang mengkombi- Instrumen yang digunakan dalam penelitian
nasikan pembelajaran online di rumah dan ini terdiri dari instrumen untuk melaksanakan
tatap muka di kelas dengan pengintegrasian proses pembelajaran berupa Rencana Pelak-
teknologi di dalamnya. sanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen
Google Classroom merupakan e- untuk pengumpulan data berupa lembar
learning gratis hasil pengembangan Google observasi pelaksanaan pembelajaran tatap
dan diperuntukkan untuk sekolah, lembaga muka dan online, tes hasil belajar siswa, dan
non-profit, serta para pemilik akun Google. angket tanggapan siswa terhadap penerapan
Google Classroom menjadi alternatif yang blended learning ini.
dinilai mampu memudahkan siswa dan guru 1. Analisis Data Proses Pembelajaran
agar dapat tetap terhubung, baik ketika tatap Data proses pembelajaran dalam
muka di kelas maupun online di luar kelas. penelitian ini berupa keterlaksanaan proses
Google Classroom menjadi salah satu pembelajaran blended learning diukur meng-
platform pembelajaran di dunia pendidikan gunakan lembar observasi berbentuk check-
saat ini yang dikembangkan dengan tujuan list menggunakan skala Guttman. Kegiatan
agar lembaga-lembaga pendidikan beralih pembelajaran yang terlaksana diberikan skor
menuju sistem pembelajaran, penugasan, 1 dan yang tidak terlaksana diberikan skor 0.
maupun penilaian tanpa kertas (Google, Kemudian, dikalkulasikan persentase keter-
2017). Google Classroom juga melibatkan laksanaan proses pembelajaran tiap perte-
banyak layanan Google secara bersamaan. muan berpedoman pada rumus berikut.
Google Classroom dapat diakses melalui
komputer pribadi dan smartphone. Fitur ΣT𝑖
𝐾𝑃𝑖 = × 100%
pembelajaran pada Google Classroom yang ΣD𝑖
dapat digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran online antara lain membuat Keterangan:
pengumuman (create announcement), mem- 𝑖 = 1, 2, 3, ….
buat penugasan (create assignment), mem- 𝐾𝑃𝑖 = Persentase keterlaksanaan pro-
buat pertanyaan (create question), serta ses pembelajaran pertemuan ke-𝑖
menyalin aktivitas yang pernah dilaksanakan ΣT𝑖 = Jumlah kegiatan pembelajaran
sebelumnya (reuse post). yang terlaksana pada pertemuan
ke-i
12, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm. 8 – 19

ΣD𝑖 = Jumlah kegiatan pembelajaran Keterangan:


yang diamati pada pertemuan ke-i KP = Persentase keterlaksanaan pro-
ses pembelajaran secara kese-
luruhan
Selanjutnya juga akan dicari per-
ΣT = Jumlah kegiatan pembelajaran
sentase keterlaksanaan proses pembelajaran
yang terlaksana secara keselu-
blended learning secara keseluruhan berpe-
ruhan
doman pada rumus berikut.
ΣD = Jumlah kegiatan pembelajaran
ΣT yang diamati secara keseluruhan
𝐾𝑃 = × 100%
ΣD Hasil perhitungan persentase ke-
terlaksanaan proses pembelajaran yang
sudah didapatkan, selanjutnya akan diinter-
pretasikan ke dalam bentuk kategori merujuk
pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori Proses Pembelajaran


Persentase Kategori
90%-100% Sangat baik
80%-89,99% Baik
65%-79,99% Cukup Baik
55%-64,99% Kurang Baik
≤ 54,99% Sangat Kurang Baik
Adaptasi dari Sariasih (2014)

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Nilai rata-rata yang sudah didapat-
Data hasil belajar yang berupa nilai kan akan diinterpretasikan ke dalam bentuk
masing-masing siswa dianalisis secara statis- kategori hasil belajar siswa merujuk
tik deskriptif untuk mengetahui rata-ratanya. padaTabel 2.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikalkulasi
berpedoman pada rumus berikut. Tabel 2. Kategori Hasil Belajar Siswa

∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 Hasil Belajar Kategori Hasil


𝑥̅ = Siswa Belajar Siswa
𝑛
85–100 Sangat Baik
Keterangan: 71–84,99 Baik
= Nilai rata-rata hasil belajar 56-70,99 Cukup
𝑥̅
siswa
𝑛 41-55,99 Kurang
∑𝑥 Jumlah nilai hasil belajar siswa
=
𝑖
𝑖=1

ke-i sampai ke-n ≤ 40 Sangat Kurang


𝑛 = Banyak siswa Adaptasi dari Taiyeb & Mukhlisa, (2015)
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 13

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Selanjutnya, dari persentase yang


Perempuan dan Laki-laki sudah didapatkan, akan ditentukan kategori
Analisis ini bertujuan untuk menge- tanggapan siswa merujuk pada Tabel 3.
tahui apakah terdapat perbedaan rata-rata
hasil belajar siswa laki-laki dengan siswa Tabel 3. Kategori Tanggapan Siswa
perempuan. Data hasil belajar siswa laki-laki
Kategori
dan siswa perempuan akan dianalisis secara Persentase
Tanggapan Siswa
statistika inferensial. Jika data hasil belajar
81,26%−100% Sangat Tinggi
siswa laki-laki dan siswa perempuan berdis-
tribusi normal dan variansi kedua data terse- 61,51%−81,25% Tinggi
but homogen, maka akan dianalisis secara 43,76%−61,50% Rendah
parametik menggunakan uji t untuk dua ≤ 43,75% Sangat Rendah
sampel independen. Tetapi jika kedua data
Adaptasi dari Tukidi (2018)
tersebut tidak berdistribusi normal, maka
akan dianalisis secara non-parametrik melalui
uji Mann-Whitney U. Analisis ini berbantuan HASIL DAN PEMBAHASAN
SPSS. Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran
4. Analisis Tanggapan Siswa Proses pembelajaran dalam pene-
Data tanggapan siswa dianalisis litian ini dilaksanakan sebanyak sepuluh kali
secara statistika deskriptif untuk mengkalku- pertemuan dengan rincian satu kali pembe-
lasikan persentase tanggapan siswa terha- lajaran tatap muka untuk mengenalkan
dap penerapan blended learning. Persentase Google Classroom, empat kali pembelajaran
tanggapan siswa untuk setiap pernyataan online menggunakan Google Classroom dan
yang terdapat pada angket dikalkulasi berpe- empat kali pembelajaran tatap muka di kelas
doman pada rumus berikut. dengan materi persamaan dan pertidaksama-
an linear satu variabel, serta satu kali perte-
A𝑖 muan secara tatap muka untuk melaksa-
Pi = × 100%
B nakan tes hasil belajar setelah penerapan
blended learning. Data hasil proses pembe-
Keterangan:
lajaran dalam penelitian ini berupa data
= Persentase tanggapan siswa ter-
Pi keterlaksanaan proses pembelajaran. Data
hadap pernyataan ke-i
ini didapatkan dari pengisian lembar obser-
A𝑖 = Banyaknya siswa yang memberi-
vasi oleh observer selama pembelajaran
kan suatu pilihan “ya” atau “tidak”
tatap muka dan online. Hasil proses pembe-
pada pernyataan ke-i
lajaran dapat dilihat pada Tabel 4.
= Banyak siswa yang memberikan
B
tanggapan
14, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm. 8 – 19

Tabel 4. Proses Pembelajaran Blended Learning

Banyaknya Banyaknya
Pertemuan Jenis Kegiatan Kegiatan Persentase
ke- Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Keterlaksanaan
yang Terlaksana yang Diamati
2 Online 6 7 85,71%
3 Tatap Muka 27 28 96,43%
4 Online 7 7 100%
5 Tatap Muka 27 28 96,43%
6 Online 5 7 71,43%
7 Tatap Muka 26 28 92,86%
8 Online 5 7 71,43%
9 Tatap Muka 24 27 88,89%
Keseluruhan Secara Tatap 104 111 93,69%
Muka
Keseluruhan Secara Online 23 28 82,14%
Keseluruhan Blended Learning 127 139 91,37%

2. Hasil Belajar penerapan blended learning dan diikuti oleh


Data hasil belajar siswa diperoleh 35 siswa. Data distribusi frekuensi hasil
dari tes tertulis yang dilaksanakan setelah belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Belajar Siswa


Nilai Frekuensi Persentase Kategori
88-100 8 22,86% Sangat Baik
74-87,99 8 22, 86% Baik
60-73,99 6 17,14% Cukup
<60 13 37,14% Kurang

2330
Nilai rata-rata hasil belajar siswa = = 66,57
35

3. Hasil Belajar Siswa Laki-Laki dan secara terpisah seperti pada Tabel 6. Hasil
Siswa Perempuan analisis data menggunakan uji Mann-Whitney
Dari nilai hasil belajar siswa secara U terhadap hasil belajar siswa laki-laki dan
keseluruhan, kemudian dilihat rincian hasil siswa perempuan setelah penerapan blended
belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan learning dapat dilihat pada Tabel 7.
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 15

Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Laki-laki dan Perempuan


Siswa Laki-laki Siswa Perempuan
Nilai Tertinggi 92 96
Nilai Terendah 30 30
Rata-rata 58,95 72,90

Tabel 7. Hasil Uji Mann-Whitney U


Taraf
Hasil Belajar Siswa Asymp. Sig. (2-tailed) Kesimpulan
Signifikansi
Laki-laki & Perempuan α = 0,05 0,034 Terdapat perbedaan

4. Tanggapan Siswa
Data hasil tanggapan siswa diper- ini. Tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel
oleh berdasarkan pada angket yang telah diisi 8.
oleh 36 siswa yang menjadi subjek penelitian

Tabel 8. Tanggapan Siswa

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Penerapan blended learning dalam pembelajaran matematika


97,22% 2,78%
merupakan hal yang menarik bagi saya.
2. Penerapan blended learning berguna bagi saya dalam
100% 0%
mempelajari matematika.
3. Dengan adanya penerapan blended learning lebih
100% 0%
mempermudah saya dalam memahami pelajaran matematika.
4. Dengan adanya penerapan blended learning, saya termotivasi
91,67% 8,33%
untuk mempelajari matematika.
5. Dengan adanya penerapan blended learning, waktu yang saya
gunakan dalam belajar matematika menjadi lebih banyak dan 97,22% 2,78%
tidak dibatasi pada waktu belajar di kelas saja.
6. Dengan adanya penerapan blended learning, saya dapat
belajar matematika dengan menyesuaikan kecepatan belajar 88,89% 11,11%
saya.
7. Saya setuju jika blended learning diterapkan di sekolah. 100% 0%

Pembahasan persentase keterlaksanaan proses pembela-


1. Proses Pembelajaran jaran yang direncanakan, baik untuk setiap
Merujuk pada hasil analisis proses pertemuan maupun secara keseluruhan
pembelajaran pada Tabel 4, maka diperoleh pelaksanaan blended learning. Keterlaksa-
naan kegiatan pada setiap pembelajaran
16, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm. 8 – 19

online secara berturut-turut adalah 85,71%; Berdasarkan hasil analisis, keter-


100%; 71,43%; dan 71,43%. Persentase laksanaan kegiatan pembelajaran secara
tersebut menunjukkan bahwa proses pembe- keseluruhan adalah sebesar 91,37%. Dari
lajaran online berada pada kategori yang persentase tersebut dan dengan merujuk
bervariasi yaitu cukup, baik, dan sangat baik. pada Tabel 1, maka dapat diketahui bahwa
Keterlaksanaan kegiatan pada setiap pembe- proses pembelajaran blended learning meng-
lajaran tatap muka secara berturut-turut ada- gunakan model flipped classroom berbantuan
lah 96,43%; 96,43%, 92,86%; dan 88,89%. Google Classroom di kelas VII A SMP Negeri
Persentase tersebut menunjukkan bahwa 9 Banjarmasin pada semester ganjil tahun
proses pembelajaran tatap muka berada pelajaran 2018/2019 berada pada kategori
pada kategori baik dan sangat baik. Keterlak- sangat baik.
sanaan kegiatan pada pembelajaran online
secara keseluruhan adalah sebesar 82,14%, 2. Hasil Belajar Siswa
sehingga proses pembelajaran online berada Merujuk hasil analisis data hasil
pada kategori baik. Sedangkan keterlaksa- belajar siswa pada halaman 8, rata-rata hasil
naan kegiatan pada pembelajaran tatap muka belajar yang dapat dicapai oleh siswa setelah
secara keseluruhan adalah sebesar 93,69%, mengikuti pembelajaran dengan blended
sehingga proses pembelajaran tatap muka learning menggunakan model flipped class-
berada pada kategori sangat baik. Kemudian, room berbantuan Google Classroom di kelas
jika dilihat dari persentase keterlaksanaan VII A SMP Negeri 9 Banjarmasin tahun
pembelajaran online secara keseluruhan dan pelajaran 2018/2019 pada materi pokok
tatap muka secara keseluruhan, maka dapat persamaan dan pertidaksamaan linear satu
dikatakan bahwa persentase keterlaksanaan variabel menunjukkan angka 66,57. Angka
pembelajaran tatap muka lebih tinggi dari- tersebut selanjutnya diinterpretasikan ke
pada pembelajaran online. dalam kategori hasil belajar siswa dengan
Setiap rencana pelaksanaan pem- merujuk pada Tabel 2, sehingga diperoleh
belajaran tatap muka maupun online yang bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan
dibuat memuat proses pembelajaran yang blended learning berada pada kategori cukup.
melibatkan interaksi guru dan siswa. Selama Hasil belajar siswa berada pada
ini interaksi antara guru dan siswa dianggap kategori cukup, dikarenakan pembelajaran
hanya dapat terjadi pada saat pembelajaran dengan blended learning menggunakan
tatap muka saja, hal ini turut didukung oleh model flipped classroom ini tergolong baru
hasil analisis dalam penelitian ini di mana diterapkan di sekolah tersebut. Selain itu,
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran tatap karena semua siswa sudah terbiasa hanya
muka secara keseluruhan adalah sebesar mendapatkan sumber belajar ketika di kelas,
93,69%. Akan tetapi, dilihat dari persentase menyebabkan masih terdapat siswa yang
keterlaksanaan pembelajaran online secara kesulitan belajar secara mandiri di rumah.
keseluruhan sebesar 82,14% menunjukkan Menurut Talbert (dalam Yildrim & Kiray,
interaksi guru dan siswa juga dapat terjadi 2016), bagi siswa yang terbiasa dengan mo-
dalam pembelajaran online di mana interaksi del pembelajaran tradisional, memungkinkan
ini berupa interaksi tidak langsung. Interaksi siswa menghadapi ketika membiasakan diri
tidak langsung ini dapat terjadi melalui dengan model pembelajaran baru ini. Selain
perantara e-learning yang digunakan dalam itu, hasil belajar siswa yang berada pada
pembelajaran online yaitu Google Classroom. kategori cukup ini juga dapat dilihat dari
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 17

adanya beberapa siswa yang kurang aktif dibandingkan siswa laki-laki. Dan dilihat dari
saat proses pembelajaran berlangsung. nilai-nilai yang diperoleh melalui tes, banyak
Namun bagi siswa yang sudah mulai terlihat siswa perempuan mendapatkan nilai yang
mandiri belajar, mereka akan aktif ketika lebih tinggi dari siswa laki-laki. Dengan demi-
mengikuti pembelajaran tatap muka maupun kian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
online. Dengan keaktifan dan kemandirian perbedaan yang signifikan antara nilai rata-
mereka mempelajari materi pembelajaran rata hasil belajar siswa laki-laki dengan nilai
terlebih dahulu di rumah, membuat hasil rata-rata hasil belajar siswa perempuan
belajarnya pun terlihat baik. Menurut Kadry & setelah penerapan blended learning menggu-
Hami (dalam Hayati, 2018), pada penerapan nakan model flipped classroom berbantuan
flipped classroom, memang jika dilihat pada Google Classroom di kelas VII A SMP Negeri
hasilnya tidak cukup tinggi dalam hitungan 9 Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019,
statistik, namun langkah awal ini sangat dimana nilai rata-rata hasil belajar siswa
menjanjikan untuk pelaksanaan pembela- perempuan lebih tinggi dari nilai rata-rata
jaran selanjutnya. Dengan demikian, dapat hasil belajar siswa laki-laki.
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sete-
lah penerapan blended learning menggu- 4. Tanggapan Siswa
nakan model flipped classroom berbantuan Berdasarkan hasil analisis data
Google Classroom di kelas VII A SMP Negeri angket tanggapan siswa terhadap penerapan
9 Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019 blended learning pada Tabel 8, dapat diketa-
berada pada kategori cukup. hui bahwa persentase tanggapan siswa ter-
hadap penerapan blended learning menun-
3. Hasil Belajar Siswa Laki-laki dan jukkan angka lebih dari 81,25% untuk setiap
Siswa Perempuan pernyataan yang terdapat pada angket.
Berdasarkan hasil analisis terha- Merujuk pada Tabel 3, maka tanggapan
dap data hasil belajar siswa laki-laki dan sis- siswa terhadap penerapan blended learning
wa perempuan setelah peneran blended berada pada kategori sangat tinggi. Setelah
learning pada Tabel 7, menunjukkan nilai mengalami sesuatu, maka seseorang akan
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,034. Karena memiliki kesan terhadap apa yang dialami-
nilai P-value kurang dari 0,05 maka dapat nya, termasuk semua siswa yang terlibat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang dalam pembelajaran blended learning meng-
signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar gunakan model flipped classroom berbantuan
siswa laki-laki dengan nilai rata-rata hasil Google Classroom ini. Blended learning
belajar siswa perempuan. Kemudian, dari merupakan metodologi baru dalam pembe-
Tabel 6, nilai rata-rata yang diperoleh siswa lajaran yang meliputi pembelajaran tatap
perempuan adalah 72,90. Sedangkan nilai muka dan online yang mengkombinasikan
rata-rata yang diperoleh siswa laki-laki ada- pembelajaran secara tradisional dengan
lah 58, 95. Sehingga, dapat dikatakan bahwa aktivitas menggunakan media komputer
nilai rata-rata hasil belajar siswa perempuan melalui penggunaan tablet, smartphone,
lebih tinggi dari siswa laki-laki. Adanya perbe- maupun teknologi lainnya di mana hal ini akan
daan nilai rata-rata ini juga dapat diamati lebih menarik minat siswa daripada pembe-
sejak dilaksanakannya proses pembelajaran lajaran tatap muka saja ataupun pembela-
blended learning, dimana keaktifan dan jaran online saja (Capone, De Caterina, &
kemandirian siswa perempuan lebih terlihat Mazza, 2017). Senada dengan pendapat
18, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, hlm. 8 – 19

tersebut, tanggapan siswa dalam penelitian 4) Tanggapan siswa terhadap penerapan


ini berada pada kategori sangat baik, dikare- blended learning menggunakan model
nakan adanya pelaksanaan pembelajaran flipped classroom berbantuan Google
online menggunakan bantuan e-learning Classroom di kelas VIIA SMP Negeri 9
berupa Google Classroom yang menyebab- Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019
kan sebagian besar siswa merasa tertarik berada pada kategori sangat tinggi.
untuk mengikuti pembelajaran. Menurut
Saran
Kadry & Hami (dalam Hayati, 2018), penera-
Mengingat berbagai keterbatasan
pan model flipped classroom menunjukkan
yang terdapat pada penelitian ini, diharapkan
pengalaman yang positif bagi siswa. Senada
adanya penelitian lanjutan untuk mengem-
dengan hal tersebut, diberikannya video yang
bangkan pembelajaran berbasis blended
berisikan materi pembelajaran juga mem-
learning menggunakan model flipped class-
bantu siswa dalam mempelajari materi terse-
room, baik dari segi desain pembelajaran,
but secara mandiri di rumah sekaligus dapat
materi pembelajaran, LMS yang digunakan,
menyesuaikan kecepatan belajar mereka
maupun hal-hal baru yang dapat mendukung
masing-masing. Dengan demikian, diperoleh
penelitian terhadap pembelajaran ini sehing-
kesimpulan bahwa tanggapan siswa terhadap
ga menjadi lebih baik dan mudah diterapkan.
penerapan blended learning dengan model
flipped classroom berbantuan Google Class-
room berada pada kategori sangat tinggi. DAFTAR RUJUKAN
Bergmann , J., & Sams, A. (2012). Flip Your
PENUTUP Classroom: Reach Every Student in
Kesimpulan Every Class Every Day. Colorado:
Kesimpulan dari penelitian ini adalah The International Society for
sebagai berikut. Technology in Education (ISTE).
1) Proses pembelajaran blended learning Capone, R., De Caterina, P., & Mazza, G.
menggunakan model flipped classroom (2017). Blended Learning, Flipped
berbantuan Google Classroom di kelas Classroom and Virtual Environment:
VIIA SMP Negeri 9 Banjarmasin tahun Challenges and Opportunities for
pelajaran 2018/2019 berada pada kate- The 21st Century Students. Procee-
gori sangat baik. dings of EDULEARN17 Conference,
2) Hasil belajar siswa setelah penerapan (pp. 10478-10482). Barcelona,
blended learning menggunakan model Spain.
flipped classroom berbantuan Google Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran Berba-
Classroom di kelas VIIA SMP Negeri 9 sis Blended Learning. Depok: PT
Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019 RajaGrafindo Persada.
berada pada kategori cukup. Google. (2017). All About Google Classroom.
3) Terdapat perbedaan yang signifikan Retrieved from Google Support:
antara nilai rata-rata hasil belajar siswa htpps://support.google.com/edu/cla
laki-laki dengan nilai rata-rata hasil bela- ssroom/answer/6020279?hl=en
jar siswa perempuan, dimana nilai rata- Graham, C. R. (2006). Blended Learning
rata hasil belajar siswa perempuan lebih Systems: Definition, Current Trends,
tinggi dari siswa laki-laki. and Future Directions. In C. J. Bonk,
& C. R. Graham, Handbook of
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning ...... 19

blended learning: Global Perspec- pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri
tives, Local Designs. San Francisco: 3 Manggis Tahun Pelajaran 2013/
Pfeiffer Publishing. 2014. Denpasar: Universitas Maha-
Hayati, R. (2018). Flipped Classroom dalam saraswati.
Pembelajaran Matematika: Sebuah Taiyeb, A. M., & Mukhlisa, N. (2015).
Kajian Teoritis. Integrasi Budaya, Hubungan Gaya Belajar dan
Psikologi, dan Teknologi dalam Motivasi Belajar dengan Hasil
Membangun Pendidikan Karakter Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA
Melalui Matematika dan Pembela- SMA Negeri 1 Tanete Rilau. Jurnal
jarannya (pp. 496-502). Purworejo: Bionature, 16(1), 8-16.
UMP. Tukidi. (2018). Inovasi Pembelajaran Mata
Herreid, C. F., & Schiller, N. A. (2013). Case Kuliah Kajian Wilayah dengan
Studies and Flipped Classroom. Pendekatan Inkuiri. Harmony, 3(1),
Journal of College Science Teaching 76-85.
42(5), 62-66. Yanuarto, W. N. (2018). Flipped Classroom
Igirisa, N. ( 2017). Pengaruh Model Flipped Learning Model untuk Menumbuh-
Learning Terhadap Hasil Belajar kan Kemandirian Belajar Matema-
Matematika Ditinjau dari Gaya Bela- tika dan Memaksimalkan Peran Tek-
jar Siswa. Jurnal Riset dan Pengem- nologi pada Pendidikan. Jurnal Pen-
bangan Ilmu Pengetahuan, 02(1), didikan Matematika, 1 (1), 13-19.
80-84. Yildrim, F. S., & Kiray, S. A. (2016). Flipped
Sariasih, P. N. (2014). Penerapan Pembela- Classroom Model in Education.
jaran Kooperatif Tipe STAD Sebagai Research Highlights in Education
Upaya Meningkatkan Aktivitas dan and Science, 2-8.
Prestasi Belajar Siswa dalam Pem-
belajaran Bangun Datar Segi Empat

Anda mungkin juga menyukai