Anda di halaman 1dari 11

MAKA

LAH
SENI LUKIS SUREALISME
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan

Disusun oleh:

ARI RESTA FAUZI

SMA AL-IZZAH
Kp. Cimarkum Desa Girilaya Kec. Cipanas
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SENI LUKIS SUREALISME”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan pengetahuan bagi kita semua.

Cimarkum, Desember 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dalam perkembangan seni rupa modern di Indonesia. Berkembang pula


beberapa aliran-aliran seni rupa, khususnya aliran seni lukis yang di pengaruhi oleh
barat. Aliran seni lukis tersebut muncul di eropa pada abad ke-19 yang di pengaruhi
oleh pesatnya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori-teori baru
itu kemudian di jadikan kaidah seni yang berlaku dalam ikatan kelompok
pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau paham dalam seni yaitu : aliran lukisan
Klasisme, Neo Klasisme, Romantisme, Realisme, Naturalisme, Impresionisme,
Pointilisme, Ekspresionisme, Kubisme, Futurisme, Abstrak, Dadaisme, Surealisme, Pop
Art, Optical Art.

Aliran lukisan ini masingmasing mempunyai cirri dan teknik yang berbeda
sehingga dapat di bedakan dengan melihat contoh karyanya.

B.   Rumusan Masalah

1.      Apa yang di maksud dengan lukisan aliran Surealisme?


2.      Bagaimanakah sejarah dari lukisan aliran Surealisme
3.      Apa ciri-ciri dari lukisan aliran Surealisme?
4.      Bagaimanakah teknik dari lukisan aliran Surealisme?
5.      Siapa sajakah tokoh-tokoh Surealis dan contohnya?

C. Pembatasan

Setelah mengidentifikasi yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dibatasi


hanya pada pengertian dan pemahaman mengenai lukisan aliran Surealisme.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Surealisme

Surealisme berasal dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya
nyata, seperti kejadian didalam mimpi.

Surealisme ialah gerakan budaya yang bermula pada pertengahan tahun 1920-
an. Surealisme merupakan seni dan penulisan yang paling banyak dikenal. Karya ini
memiliki unsur kejutan, barang tak terduga yang ditempatkan berdekatan satu sama lain
tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya
mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju. Karya
tersebut merupakan artefak, dan André Breton mengatakan bahwa surealisme berada di
atas segala gerakan revolusi. Dari aktivitas Dadaisme, surealisme dibentuk dengan
pusat gerakan terpentingnya di Paris. Dari tahun 1920-an aliran ini menyebar ke seluruh
dunia. Surealisme memengaruhi film seperti Angel's Egg dan El Topo.

Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam


catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif
oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan
baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan
koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis
super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian
manifestasi semangat baru ini.

1.  Sejarah Dari Lukisan Surealisme

Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan seni


pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah berkecamuknya
Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran besar-besaran dan
melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang, motivasi-motivasi para
Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek kebudayaan, pemikiran, teknologi,
bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan apapun akan kemampuan kemanusiaan
untuk mengembangkan diri melalui seni dan kebudayaan, khususnya setelah
penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perang, adalah naif dan
tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais menciptakan karya menggunakan
ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang menekankan pada irasionalitas
kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan serpihan-serpihan cukilan dari
koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras,
dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai karya seni. Program surealis adalah
pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial
pada pesan negatif Dada .

Para surealis secara hebat dipengaruhi oleh Sigmund Freud, pendiri


psikoanalisis dari Austria. Mereka terutama sangat menerima pembedaannya antara ego
dan id-yaitu, antara naluri-naluri dan hasrat-hasrat utama kita (id) dan corak perilaku
kita yang lebih beradab dan rasional (ego). Sejak tuntutan dan kebutuhan utama kita
secara berkala berjalan bersinggungan dengan pengharapan masyarakat, Freud
menyimpulkan bahwa kita menekan hasrat asli kita ke dalam bagian bawah sadar
pikiran kita. Untuk individu yang ingin menikmati kesehatan kejiwaan, ia rasa, mereka
harus membawa hasrat-hasrat itu ke pikiran sadar. Freud percaya bahwa –
mengesampingkan desakan tuntutan untuk menekan hasrat-hasrat – yang ada di pikiran
bawah sadar tetap menampilkan dirinya, terutama ketika pikiran yang sadar
melonggarkan cengkeramannya; dalam mimpi, mitos, corak kelakuan ganjil,
terpelesetnya lidah, ketidaksengajaan, dan seni. Dalam pencarian untuk mendapatkan
akses ke alam pikiran bawah sadar, para surealis menciptakan bentuk dan teknik baru
seni yang radikal.

2.  Ciri-Ciri Lukisan Alran Surealisme

Objek lukisan tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam
mimpi.
3.  Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme

Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-


gambaran dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni
kolaborasi ini, sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman
berbeda memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat kontribusi
seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi kertasnya
lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh;
yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar bagian bawah
tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari dan
menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.

Max Ernst, surealis Jerman, menemukan teknik lain yang menggunakan


kemungkinan dan ketidaksengajaan: frottage (bahasa Perancis untuk “menggosok”).
Dengan menempatkan kepingan-kepingan kayu atau logam yang kasar di bawah kanvas
dan selanjutnya melukis atau menggambar dengan pensil di atasnya, sang seniman
mentransfer motif kasar dari permukaan tersebut ke dalam karya-jadi. Dalam
“Laocoon, Father and Sons” (1926, Menil Collection, Houston, Texas), Ernst meracik
motif kasar kemungkinan dengan cara menggosok, sambil merujuk juga pada tokoh
mitos Yunani, Laocoon, seorang imam Troya yang bergulat dengan piton-piton raksasa.

Barangkali teknik paling penting yang digunakan surealis untuk mengangkat alam
bawah sadar adalah “automatisme”. Dalam lukisan, automatisme dibuat dengan
membiarkan tangan menjelajahi permukaan kanvas tanpa campur tangan dari pikiran
sadar. Tanda-tanda yang dihasilkan, mereka pikir, tidak akan menjadi acak atau tak
berarti, tapi akan dibimbing pada setiap titiknya dengan memfungsikan pikiran bawah
sadar sang seniman, dan bukan oleh pikiran rasional atau pelatihan keartistikan. Dalam
“The Kill” (1944, Museum of Modern Art, New York City), pelukis Perancis Andre
Mason menerapkan teknik ini, tapi kemudian ia menggunakan tanda-tanda yang telah
diimprovisasi sebagai dasar untuk penguraiannya. Betapapun mengada-adanya
penyerupaannya dengan objek nyata (dalam hal ini, wajah atau bagian tubuh), ia
memperbaikinya untuk membuat hubungannya tampak lebih jelas. Karena Masson
tidak menentukan sebelumnya hal yang menjadi subjek dari lukisannya, para surealis
mengklaim bahwa uraian-uraiannya selanjutnya dimotivasi secara murni oleh keadaan
emosionalnya selama pembuatannya..
Beberapa surealis, diantaranya Ernst, Yves Tanguy dari Perancis, dan Roberto
Matta dari Chili, menggunakan kombinasi teknik-teknik tersebut untuk menyiratkan
keadaan alam mimpi atau untuk menghasilkan perbendaharaan abstrak dari bentuk-
bentuk. Mereka sesudahnya kesulitan untuk menyimpannya ke dalam sebuah kategori.
Dalam karya Matta “The Unknowing” (1951, Museum of Modern Art, Vienna, Austria)
contohnya, sang seniman telah membuat ruang dan objek-objek tiga dimensi yang
kelihatan solid. Objek-objek tersebut, bagaimanapun juga, sangat ambigu sehingga
penyimaknya bisa melihatnya dengan berbagai cara dan menyimpulkan interpretasi
mereka sendiri-sendiri terhadap lukisan tersebut.

4.  Pelukis Surialis

Pelukis surealis diantaranya :

-       Salvador Dali ( Spanyol )

-       Max Ernst ( Jerman )

-       Odilon Redon ( Perancis )

-       Marc Chagall ( Rusia )

-       Joan Miro ( Spanyol )

 
BAB III

PEMBAHASAN

A.    Surealisme

Surealisme berasal dari dua kata yaitu sur artinya bawah, dan realis artinya
nyata, seperti kejadian didalam mimpi.

Kata surealisme diciptakan tahun 1917 oleh Guillaume Apollinaire dalam


catatan program yang menjelaskan balet Parade, yang merupakan karya kolaboratif
oleh Jean Cocteau, Erik Satie, Pablo Picasso dan Léonide Massine: "Dari persekutuan
baru ini, hingga sekarang, perlengkapan dan kostum panggung di satu sisi dan
koreografi di sisi lain hanya ada persekutuan pura-pura di antara mereka, terjadi sejenis
super-realisme ('sur-réalisme') di Parade, di mana saya melihat titik mula serangkaian
manifestasi semangat baru ini.

1.     Sejarah Dari Lukisan Surealisme

Surealisme, dalam banyak karakteristik, merupakan kelanjutan dari gerakan seni


pendahulunya yang dikenal sebagai Dada, yang didirikan di tengah berkecamuknya
Perang Dunia I (1914-1918). Terhentak oleh kenyataan kehancuran besar-besaran dan
melayangnya begitu banyak nyawa yang diakibatkan perang, motivasi-motivasi para
Dadais secara kuat bersifat politis: untuk mengejek kebudayaan, pemikiran, teknologi,
bahkan seni. Mereka percaya bahwa keyakinan apapun akan kemampuan kemanusiaan
untuk mengembangkan diri melalui seni dan kebudayaan, khususnya setelah
penghancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perang, adalah naif dan
tidak realistis. Sebagai akibatnya, para Dadais menciptakan karya menggunakan
ketidaksengajaan, kemungkinan, dan apapun yang menekankan pada irasionalitas
kemanusiaan: contohnya, menulis puisi-puisi dengan serpihan-serpihan cukilan dari
koran yang dipilih secara acak, berbicara dengan kata-kata tak masuk akal keras-keras,
dan mendaulat obyek sehari-hari sebagai karya seni. Program surealis adalah
pengembangan dari Dada, tapi menaruh lebih banyak pandangan positif secara esensial
pada pesan negatif Dada .
2.     Ciri-Ciri Lukisan Aliran Surealisme

Objek lukisan tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi.

3.     Teknik-Teknik Melukis Aliran Surealisme

Sebuah strategi yang digunakan para surealis untuk mengangkat gambaran-gambaran


dari alam bawah sadar disebut “Exquisite Corpse”. Dalam bentuk seni kolaborasi ini,
sehelai kertas dilipat menjadi empat bagian lipatan, dan empat seniman berbeda
memberi kontribusi berupa representasi gambarannya tanpa melihat kontribusi
seniman-seniman lainnya. Yang pertama menggambar kepala, melipat lagi kertasnya
lalu menyerahkannya kepada seniman lainnya, yang menggambar bagian atas tubuh;
yang ketiga menggambar kedua kaki, dan yang keempat, menggambar bagian bawah
tubuh. Para seniman itu lalu membuka lipatan kertas untuk mempelajari dan
menginterpretasikan kombinasi gambar tersebut.

4.     Pelukis Surialis

Pelukis surealis diantaranya :

-          Salvador Dali ( Spanyol )

-          Max Ernst ( Jerman )

-          Odilon Redon ( Perancis )

-          Marc Chagall ( Rusia )

-          Joan Miro ( Spanyol


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aliran surealisme merupakan aliran seni lukis modern dimana objek lukisannya
tampak aneh dan asing seolah-olah hanya terdapat di alam mimpi atau tidak masuk
akal.

B. SARAN

Laporan hasil diskusi ini masih belum mencapai sempurna, sehingga pembaca
dapat menambahkan atau menghapus bagian yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.co.id

http://malaikatcacat.wordpress.com/2008/02/18/surealisme/

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/aliran-aliran-seni-rupa-modern.html

http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html

Sukma Aji, Denata. 2010. Buku Kerja Sekolah Menengah Atas. Surakarta: Suara Media
Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai