Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hanna Nur Sazudda (120100176)

Kelas : Ilmu Komunikasi 2F


Hari/tanggal : 02 Februari 2022

JAWABAN UAS SISTEM HUKUM Indonesia


1. Pada dasarnya hukum memang akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, tapi
perlu diingat, jika pembentukan suatu hukum itu juga memikirkan tentang apa yang terjadi
masa depan, jadi hukum yg ada pada saat ini bisa saja masih terpakai sampai 10-20tahun
kedepan. Hukum yang baik adalah disamping harus mengikuti perkembangan zaman juga
harus dapat memberi rasa keadilan kepada sebanyak-banyaknya masyarakat. Apa makna dari
pernyataan tersebut dan coba buatkan ilustrasinya. dasarnya terdapat dalam Perpres No.2
tahun 1945 yang berbunyi “Segala badan Negara dan peraturan yang ada sampai berdirinya
Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 selama bulan diadakan yang baru
menurut UUD 1945, masih berlaku asalkan tidak bertentangan dengan UUD 1945”.
Pasal II, aturan peralihan UUD 1945 (sebelum diamandemen)
Pasal I, aturan peralihan UUD 1945 (setelah empat kali diamandemen)
Ketetapan MPR No. II/MPR/1998 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dasar prinsip
Unifikasi dan Kodifikasi, yaitu memberlakukan seluruh wilayah Indonesia dengan hukum
yang sama dalam sistem Hukum Nasional. buktinya adalah indonesia masih menggunakan
sebagian besar dasar hukum Belanda yang berlaku di Indonesia sebagai hukum positif (IUS
CONSTITUM), contohnya : KUH Pidana, KUH Perdata, KUH Dagang dan sebagainya.
2. 1. Pancasila dan UUD 1954
2. Peraturan Kemendikbud RI
3. Peraturan Yayasan Swadaya Gunung Jati
4. Statuta Universitas Swadaya Gunung Jati
5. Peraturan Rektor Ugj
3. Menurut saya anomali hukum adalah kejanggalan,keanehan, atau penyimpangan
norma/kebiasaan dari hukum yg berlaku baik dari individu itu sendiri maupun kelompok.
Contoh :
1. Perbedaan masa tahanan pencurian sendal jepit dengan koruptor, bahkan masa tahanan
pencurian sendal jepit lebih lama ketimbang kasus koruptor di Indonesia.
2. Adanya oknum-oknum yang menggunakan lampu isyarat warna biru digunakan untuk
kepentingan pribadi. Kasus tersebut seharusnya ditindak tegas oleh polisi.
4. Mereka menganggap sistemnya sendiri sudah baik, namun pelaksanaannya tidak sesuai yang
diharapkan. Peraturannya sebenarnya sudah ada, namun tidak ditegakkan. Masyarakat pun
kehilangan kepercayaan terhadap hukum Indonesia, karena menurut mereka “ah, paling cuma
wacana doang. Ga akan ditegakkin lah.” Padahal berjalannya hukum di Indonesia, tergantung
pada kita-kita juga, yang diatur oleh hukum. Kalau kita sendiri enggan diatur oleh hukum,
bagaimana para penegak akan menegakkan hukum? Peraturan-peraturan ini, jika berhasil
ditegakkan, akan benefit juga ke kita. Kehidupan lebih tertib lah. Kriminalitas bisa dikurangi
lah. Kalau dipikir-pikir banyak keuntungannya bagi kita juga. Jika masyarakat sudah
menanggapi dengan baik, maka hal tersebut harus diikuti dengan moralitas para penegak
hukum pula. Karena salah satu penyebab tidak pedulinya masyarakat terhadap hukum, adalah
karena penegaknya tidak menegakkan hukum dengan baik. Banyak orang yang memiliki
pengalaman “buruk” dengan penegak hukum. Penegak hukum nampaknya masih “pandang
bulu” terhadap para pelanggar hukum. Karena sifat “pandang bulu” inilah, masyarakat
berpikir asalkan punya uang, atau punya koneksi-koneksi tertentu, maka bisa terhindar dari
hukum. Orang-orang yang memiliki kerabat yang “penting” dapat terhidar dari hukum dengan
mudahnya.Untuk membenahi sistem hukum Indonesia, diperlukan perubahan sikap dari
semua orang yang terlibat dalam hukum. Penegaknya harus lebih tegas. Masyarakatnya juga
harus merubah pandangan mereka terhadap hukum. Hukum itu sebenarnya bermanfaat.
Contoh Studi kasus :
1. Kasus ini merupakan kasus yang terjadi antara pihak AMAN (Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara) yang menentang keputusan pemerintah mengenai UU No. 41/1999. UU ini
dianggap melahirkan ketidakpastian hak bagi masyarakat adat atas wilayah adat mereka yang
akhirnya melahirakn kemiskinan bagi masyarakat adat itu sendiri (Kasepuhan Cisitu, Lebak,
Banten). Lebih khususnya mereka meminta MK untuk membatalkan dan merubah
(penambahan atau pengurangan) terhadap beberapa pasal di antaranya: 1. Pasal 1 ayat 6:
Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. 2. Pasal
4 ayat 3: Penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat,
sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya, serta tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional.

2. Dalam contoh kasus pelanggaran hukum yang selanjutnya ada pada mantan
Mentri Sosial Juliari Peter Batubara. Adapun di dalam perkara korupsi Bansos
Covid-19, KPK menentukan Juliari Batubara, dua pejabat pembuat komitmen di
Kementerian Sosial Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono, serta dua pebisnis
Harry van Sidabukke dan Aridan Iskandar menjadi tersangka.KPK menduga
Juliari menyunat Rp 10 ribu berasal dari tiap paket pengadaan Bansos Covid-19
seharga Rp 300 ribu. Total duwit yang dikira udah diterima sebanyak Rp 17
miliar. bara yang terduga korupsi dana Bansos.

Anda mungkin juga menyukai