Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Rahma

Nim : 20500119030

Kelas : Pendidikan Biologi A

"Mengenal Daging Buatan Lab (Lab Grown Meat)"

Daging yang ditanam atau dibudidayakan di laboratorium termasuk dalam


bidang pertanian seluler yang sedang berkembang dan mewakili teknologi yang
menjanjikan untuk menghasilkan produk yang sejauh ini diproduksi melalui ternak.
Inovasi teknologi ini bertujuan untuk menawarkan kemungkinan mengurangi efek
negatif dari produksi dan konsumsi daging saat ini terhadap manusia, ternak, dan
lingkungan. Untuk pembuatan daging yang tumbuh di laboratorium, diperlukan untuk
menambah matriks kolagen (diperoleh baik dari hewan hidup atau mati) sel induk otot
dewasa dari hewan hidup, yang disebarkan dalam strip otot rangka di laboratorium.1

Teknik pertumbuhan jaringan otot in vitro telah dimungkinkan selama lebih


dari 100 tahun, tetapi hanya pada tahun 2013 tim ilmiah di Universitas Maastricht
mempresentasikan hamburger pertama dari daging yang ditanam di laboratorium yang
diproduksi oleh sel induk sapi. Burger asli ini menghabiskan biaya produksi lebih dari
$300.000, tetapi kelompok yang sama, dua tahun kemudian, sudah mampu
mengurangi biaya menjadi, namun produksi komersialnya belum berkembang.
Daging yang ditanam di laboratorium atau teknologi daging kultur sel termasuk dalam
bidang pertanian seluler yang sedang berkembang. Daging yang ditumbuhkan di
laboratorium diproduksi dengan membiakkan sel induk otot dewasa dalam matriks
kolagen yang diperoleh dari hewan hidup atau mati dan menyediakan sumber energi
yang diperlukan untuk proliferasi dan diferensiasinya menjadi potongan jaringan otot
rangka. Sel lemak perlu dikultur bersama untuk meningkatkan rasa, tekstur, dan

1
Daniel Sirgalidis, "Daging yang Ditumbuhkan di Lab: Alternatif Berkelanjutan di Masa Depan untuk
Daging atau Makanan Fungsional Baru?", Journal of Scientific & Technical Research, vol. 17, no. 1
(2019), h. 40.
kelembutan daging alami. Jaringan yang dihasilkan dapat dipisahkan untuk diproses
dan dikemas lebih lanjut.2

 Dampak Positif Daging Buatan Lab (Lab Grown Meat)

Dihasilkan dari sel-sel hewan, daging rekayasa lab dinilai lebih ramah
lingkungan. Berbeda dengan daging biasa, daging rekayasa lab punya proses
produksi tersendiri yang akhirnya membuat daging ini lebih ramah lingkungan.
Tim peneliti dari Oxford University menemukan bahwa jenis daging ini memiliki
dampak lingkungan yang lebih rendah daripada daging yang diproduksi secara
konvensional lewat peternakan. Daging rekayasa lab memproduksi emisi gas
rumah kaca hingga 96% lebih rendah, energi 45% lebih sedikit, penggunaan lahan
99% lebih rendah, dan penggunaan air 96% lebih rendah daripada daging dari
peternakan. 3

 Dampak Negatif Daging Buatan Lab (Lab Grown Meat)

Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah dikaitkan dengan reaksi


toksik dan alergi, penyakit, ternak yang mandul dan mati, dan kerusakan pada hampir
setiap organ yang diteliti pada hewan percobaan. Hal ini juga menimbulkan
kekhawatiran yang akan menghancurkan pertanian komersial yang membuat petani
gulung tikar. Kandungan gizi yang terkandung dalam daging laboratorium ini juga
masih kurang dan beberapa zat akan terbuang seiring dengan peningkatan produksi
dari perusahaan.

 Tinjauan Hukum Islam

2
Ellen J. Van Loo, Vinzencina Caputo and Joison I. Lusk, "Consumer preferences for farm-raised meat,
lab-grown meat, and plant- based meat alternatives: Does information or brand matter?", Food Policy
(2020), h. 1
3
Cindy, “Mengenal Daging Rekayasa Laboratorium, Tren Daging Lebih Ramah Lingkungan”, Artikel
(2022). https://www.hipwee.com/feature/dagi.
Berdasarkan tinjauan hukum islam mengenai daging buatan lab ini terkait
masalah haram atau tidaknya daging tersebut. Sampai sekarang kasus ini masih
menjadi perdebatan hangat dikalangan masyarakat. Sesuatu yang Terpotong dari
Hewan Ada dua konsep dalam syariat bahwa segala sesuatu yang terpotong dari
hewan, hukum asalnya ada 2, yaitu:  

 Pertama, ia berstatus bangkai (maitah). Status ini berlaku apabila sebuah


bagian tubuh terpotong dari hewan dalam kondisi masih hidupnya, atau hewan
itu bukan berasal dari kategori ma’kul al-lahmi (yang halal dimakan), atau
bahkan hewan itu sudah mati tanpa disembelih.  
 Kedua, ia berstatus sebagai halal, sebab ia diambil dari hewan yang sudah
disembelih, kecuali bangkai ikan dan belalang. Khusus untuk kedua hewan
terakhir, hukumnya adalah halal karenaadanyanash.4
 Kesimpulan

Menurut saya, daging buatan lab ini memang memberikan dampak yang cukup
baik untuk perkembangan zaman dan telah memanfaatkan kemajuan teknologi hanya
saja bagi kami para muslim masih was-was untuk mengonsumsinya karena status ke-
halal-annya masih di pertanyakan.

4
Muhammad Syamsuddin, “Halal-Haram Produk Daging Hasil Kultur Laboratorium”, Artikel, (2021),
https://islam.nu.or.id/syariah/halal-haram-produk-daging-hasil-kultur-laboratorium-zmyv3.

Anda mungkin juga menyukai