net/publication/323616772
CITATIONS READS
0 21,782
1 author:
Darwis Panguriseng
Universitas Muhammadiyah Makassar
75 PUBLICATIONS 33 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Darwis Panguriseng on 07 March 2018.
ISBN : 978-602-429-103-7
14.21cm= xiv+305 halaman
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam
bentukdan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun
elektronik, termasuk fotocopy, scan, rekaman, dan lain-lain tanpa izin
tertulis dari penulis.
ال َف ِماا َف اًءا َفَف ْل َف ْلْنَف ُكا ُك وُكا َف َف اَفْلْنُك ْل ااَف ُكاِم َف ِماِم َفا
َفَفْلْنَفاْلَف ا ِم َف ا َّس
“Dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu
dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.” [QS. Al-Hijr : 22]
Air yang tersimpan di dalam perut bumi ratusan bahkan
ribuan tahun, tetapi tidak mengalami kerusakan (kecuali setelah
diganggu oleh manusia). Berbeda dengan air yang disimpan
manusia alam wadah (reservoir) artificial, sangat mudah
mengalami kerusakan sekalipun wadah tersebut terbuat dari
bahan stainless steel sekalipun.
Allah SWT telah menata sedemikian rupa penggunaan air
di Bumi, sebagaimana firmanNya :
اُثَّسا ال َف ِماا َف اًءا َف َفللَف َفك ُكايْنَفَف بِم َفع ِماِفا ْلْل ْلَفر ِم
ض ُك َفنا الَّس َفاَفْلْنَف َفلا ِم َف ا َّس َفَلْلاتَفْنَفرا َّس
َف
احطَف ًء اإِم َّسنااَي َفعلُك ُك ُك
اُثَّس َفْل
ص َففًّر ُك اُمْلَفلِم ًءف اَفاْل َف ُكُك ُك
اُثَّسايَفِمه ُكجا َفْنَفْنَفروُكا ُك ْل ِمجابِمِم َفااْلر ًءع ُك
ُكُيْلر ُك
ِمِفا َفاِم َف ااَف ِم ْلاَفر ِماْلُك ِموا ْلْلَفاْلَف ِما
ا
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-
sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia
menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
ٍ اعلَفىا َف َفه
اا ال َف ِماا َف اًءابِمَف َفد ٍرا َفَف ْل َفكَّس وُك ِماِفا ْلْل ْلَفر ِم
ضا َف إِمَّس َف َف َفْلْنَفاْلَف ا ِم َف ا َّس
بِمِمااَفَف ِما ُكر َفان
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu
Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa menghilangkannya.” [Al-Mu’minun: 18].
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon
Gambar 2.1. Siklus Karbon
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_nitrogen
Gambar 2.2. Siklus Nitrogen
32|Pengelolaan Air Tanah
(3) Siklus Fosfor, yaituproses perubahan fosfat dari fosfat
anorganik menjadi fosfat organik dan kembali menjadi fosfat
anorganik secara kesinambungan dan bersirkulasi. Fosfor
merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa
yang sangat toksik (beracun) terutama insektisida
organofosfat, namun sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
sebagai sumber hara. Fosfor merupakan bahan makanan
utama yang digunakan oleh semua organisme untuk
pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor adalah komponen
penting pada membran sel, asam nukleat dan tranfer energi
pada respirasi sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen
utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata.
Fosfor banyak dikandung oleh asam nukleat, yaitu bahan
yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Atom
fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine
Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk respirasi
seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu
mineral penyusun tulang dan gigi. Siklus fosfor, bersifat kritis
karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas
dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang
stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”.
Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam
mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti
hidroksiapilit, garam kalsium. Fosfor terlarut dari mineral-
mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk
fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam
nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme.
Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan atau
penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan
garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan
mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat
Pengelolaan Air Tanah| 33
digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food
additives”. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu
senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan
senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat
anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis
dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat
banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di
air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus.
(4) Siklus Sulfur, adalah perubahan sulfur (belerang) dari
hidrogen sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat
dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Peranan sulfur
dalam kehidupan makhluk di bumi cukup banyak, terutama
bagi manusia, diantaranya ; untuk menstabilkan struktur
protein, mengaktivasi enzim, metabolisme enersi, peredam
racun, pembentukan klorofil pada tumbuhan, menambah
kadungan protein dan vitamin pada biji-bijian dan sayuran,
meningkatkan daya tahan tumbuhan terhadap hama
terutama dari serangan jamur (fungi), dan lain sebagainya.
Siklus belerang cukup kompleks dimana melibatkan berbagai
macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa
spesis lainnya di dalam larutan. Siklus belerang berkaitan
dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan
oksigen membentuk gas belerang oksida (SO2), sebagai
bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara
siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen
sulfide(H2S), mineral-mineral sulfide seperti belerang
timbal(PbS), asam sulfat (H2SO4),dan belerang oksida(SO2),
34|Pengelolaan Air Tanah
dan belerang yang terikat dalam protein, yang menjadi
komponen utama pada hujan asam. Hujan asam
didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di
bawah 6), karena adanya karbondioksida (CO2) di udara,
yang larut dengan air hujan dalam bentuk asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu
melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang.Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan
oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-
zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut
sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman.Belerang dari daratan cenderung terbawa air
ke laut,namun belerang di daratan tak tampak habis setelah
jutaan tahun. Keunikan ini menimbulkan pertanyaan bagi
segenap ilmuwan, tentang bagaimana belerang bersirkulasi
sehingga dari laut dapat kembali ke darat. Sebagian ilmuwan
menganggap bahwa belerang bersirkulasi dari laut ke darat
melalui proses penguapan. Namun tidak ada pembuktian
ilmiah kalau hidrogen sulfide (H2S) yang berbau menyengat
itu (tapi laut selalu berhawa segar), dapat menguap dari laut
ke angkasa. Pertanyaan ini baru dapat terjawab beberapa
tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang memiliki sel-sel
sederhana (alga). Tumbuhan ini berusaha hidup dengan
menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini
dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang
berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut
Pengelolaan Air Tanah| 35
banyak sekali, datang dari daratan. Pada saat sel tumbuhan
laut ini terurai, senyawa penahan ini pecah dan
menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS), yang lepas ke
atmosferdengan bau yang segar(mirip ikan segar yang baru
diangkat dari laut). Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini
dilepas ke atmosfer, dan senyawa ini akanmenjadi inti
kondensasi uap air di angkasa. Pada saat hujan jatuh di
darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk
dimanfaatkan makhluk daratan. Lalu ampasnya, dalam
dibuang lagi mengalir ke laut, untuk diolah oleh tumbuhan
alga-alga yang ada di laut. Komponen penting di dalam siklus
belerang adalah gas SO2 sebagai bahan pencemar, dan
H2SO4 yang ada di dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang.
Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah
kecenderungan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat,
yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya hujan asam.
(Rukaesih, 2004). Siklus sulfur ditampilkan pada gambar di
bawah ini.
(6) Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke
atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi, evaporasi,
dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai
prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju
bercampur es (sleet), hujan gerimis, atau kabut. Uraian
mengenai hal ini yang akan diuraikan lebih jauh dalam
bagian selanjutnya.
Yang mana :
Ig = volume aliran yang masuk ke akuifer.
Og = volume aliran yang keluar dari akuifer.
T = transmisivitas akuifer.
L = ketebalan total akuifer.
L = ketebalan akuifer yang mengalirkan air (input/output)
I = gradient hidrolik aliran.
4) Perubahan kapasitas akuifer dalam penyimpanan air tanah
(Change in groundwater storage). Untuk menghitung variabel
ini, Kumar (2010), mengusulkan persamaan sebagai berikut :
Yang mana :
S = perubahan kapasitas simpanan air akuifer.
h = perubahan ketebalan aliran dalam akuifer.
A = Luas penampang akuifer.
S = kapasitas penyimpanan akuifer.
ho
h
r s
h h
o
r s
ho
h
r s
h h
o
1.0
W(u)
0.1
0.0
1.E-01 1.E+00 1.E+01 1.E+02 1.E+03
1/u
1.0
Drawdown (m)
0.1
0.0
1.E+01 1.E+02 1.E+03 1.E+04 1.E+05
Time since pump started (s)
d ( .g.z dp
k.A
q
po
.................................(5.21)
ds
Untuk menunjukkan perbedaan aliran fluida di dalam media
tanah, dimana di dalam media tanah terdapat viskositas dinamis
(μ) yaitu fungsi dari tekanan, kita dapat memisahkan variabel
persamaan dan diintegrasikan dari jarak 0 ke L, yang mana
tekanan masing-masing jarak tersebut adalah sebesar p1 dan p2,
maka didapat :
L p1
1
p1
.d .g.z dp .........................(5.22)
q ds k . A.
0 p0
p0
Yang mana : ρ adalah kepadatan fluida yang mengalir.
Hubungan antara tekanan (p) dan kerapatan (ρ), adalah :
p.M w
.................................(5.23)
z g .R.T
Yang mana :
Mw = berat molekul fluida
R = konstanta fluida
T = suhu sebagai konstanta
m( p ) dp
pb
.................................(5.28)
Selanjutnya, didapat :
Selanjutnya"karakteristik tekanan (pc)”, didapatkan :
R.T .m.g
pc .............................(5.35)
mg k . A
Disamping mengoreksi penerapan hukum Darcy pada kasusu
aliran air di dalam tanah, Hubbert (1940), juga menanggapi tulisan
Morris Muskat di dalam bukunya yang berjudul “The Flow of
Homogeneous Fluids through Porous Media”. Dalam buku tersebut
Muskat menyatakan bahwa hukum Darcy dapat diterapkan pada
aliran air tanah, dalam bentuk persamaan :
c. A.h
Q .............................(5.36)
L
Generalisasi hukum Darcy dikembangkan oleh Muskat, serta
pendapat dan rumusan yang diberikan oleh Muskat, tidak
disepakati oleh Hubbert, karena menurutnya bahwa aliran fluida
di dalam tanah, dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama
pengaruh dari media tanah yang dilalui oleh aliran air tanah.
Walaupun Hubbert telah melakukan koreksi terhadap
penerapan hukum Darcy secara langsung pada aliran air tanah,
akan tetapi secara praktis oleh para engineer bahkan para
ilmuwan, masih banyak yang menggunakan hukum Darcy di dalam
menganalisis aliran air tanah. Seperti misalnya Freeze & Cherry
(1979), yang menyatakan bahwa hampir semua bidang sains dan
teknik, menggunakan teknik analisis yang didasarkan pada
pemahaman tentang proses fisik, kemudian dalam banyak kasus
proses fisik tersebut diformulasikan adalah secara matematis.
Seperti halnya pada analisis aliran air tanah, dapat digunakan
hukum Darcy sebagai hukum dasar aliran fluida, dan bila
dijabarkan ke dalam teori kontinuitas yang menggambarkan
konservasi massa cairan selama aliran melalui medium berpori,
v x v y v z
0 .............................(5.38)
x y z
Subtitusi hukum Darcy pada besaran-besaran vx K .h / x) ;
vy K .h / y) ; dan vz K .h / z ) vx pada persamaan di atas,
akan dihasilkan persamaan untuk aliran stabil (steady stateflow)
yang melalui media berpori anisotropik jenuh, sebagai berikut :
h h h
K x K y K z 0 .......(5.39)
x x y y z z
Untuk medium isotropik, maka Kx = Ky = Kz
Jika medium homogen, maka K (x, y, z) = konstan.
Sehingga persamaan aliran stabil (steady state flow) yang melalui
media yang homogen-isotropik, adalah sebagai berikut :
Agus Riyadi. 2012. “Pengelolaan Air dan Sumber Air yang Terpadu dan
Berkelanjutan”. 2 Juli 2012. https://uwityangyoyo.wordpress.
com/2012/07/02/pengelolaan-sumber-daya-air-yang-terpadu-
dan-berkelanjutan/ diunduh tanggal 28 Desember 2017.
Jacobus Samidjo. 2015. “Pengelolaan Air dan Sumber Air Terpadu yang
Berkelanjutan”. Majalah Imliah Pawiyatan, Edisi Khusus Vol.
XXII No.2, Juli 2015.
Kodoatie, Robert J., dan Sjarief Roestam. 2010. Tata Ruang Air Edisi
Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J., Sjarief Roestam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Mohammad SholichinIr. MT., Ph.D. 2015. “CAT (Cekungan Air Tanah) &
Bukan CAT ( Non-CAT). water.lecture.ub.ac.id/files/2015/
04/3.CAT-CEKUNGAN-AIRTANAH1.pptx.
Patel Pratima and Desai. 2012. Artificial Ground Water Rechange Field
Study : Site Characterization and Test Result. International Journal
of Advanced Engineering Technology (IJAET)/Vol.I/ Issue II/July-
Sept.,2010/150-164.
Robert J. Kodoatie dan Syarief. 2010. “Tata Ruang Air Tanah”. Penerbit
ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2010.
Sharda V.N., Kurothe R.S., Sena D.R., Pande V.C., Tiwari S.P.2006.
Estimation of groundwater recharge from water storage
structures in a semi arid climate of India, Journal of Hydrology
(2006) 329,224, 243.
Siebert S., Burke J., Faures J.M., Frenken K., Hoogeveen J., D’oll P.,
Portmann T. 2010. Groundwater use for irrigation – a global
inventory. Hydrol.Earth Syst. Sci., 14, 1863–1880, 2010.
Tahir A. G., Garba I., And Girie M. B. 2014. “Subsurface Lithology and
Aquifer Zones Using Vertical Electrical Sounding Method in
Kano Metropolis, Northwestern Nigeria”. IOSR Journal of
Applied Geology and Geophysics (IOSR-JAGG) e-ISSN: 2321–
0990, p-ISSN: 2321–0982.Volume 2, Issue 6 Ver. II (Nov-Dec.
2014), PP 46-51.
Thomas Triadi Putranto & Kristi Indra Kusuma. 2009. “Permasalahan Air
Tanah Pada Daerah Urban. TEKNIK – Vol. 30 No. 1 Tahun 2009,
ISSN 0852-1697.
Adveksi
Air fosil
Air juvenil
Air konat
Air lindi
Air meteorit
Akuifer aluvial
Akuifer artesis
Akuifer bebas
Akuifer terangkat
Akuifer tertekan
Alluvial
Amblesan tanah
Anisotropik
Artesis
Atmosfer
Batuan beku
Batuan metamorf
Batuan sedimen
Batuan vulkanik
Bioremediasi
Biosfer
Fauna
Flora
Geografi
Geomorpologi
Geosfer
Hidrodinamik
Hidrogeofisik
Hidrogeologi
Hidrologis
Hidrosfer
Infiltrasi
Intensifikasi
Intersepsi
Intrusi
Isotropik
Kapasitas adaptif
Keanekaragaman hayati
Keragaman hayati
Komplementer
Kondensasi
Konservasi
Kontaminan
Kontaminasi
Landasan etik
Neraca air
Pemanasan global
Pengelolaan terpadu dan berkelanjutan
Pengimbuhan buatan
Perkolasi
Perubahan iklim
Polusi
Polutan
Presipitasi
Privatisasi
Reboisasi
Rechange area
Remediasi
Resolusi
Salinisasi
Salinitas
Sanitasi
Sedimentasi
Siklus biogeokimia
Siklus fosfor
Siklus hidrologi
Siklus karbon
Siklus nitrogen
Siklus oksigen
Siklus sulfur
Sinkhole
Stratigrafi
Teresterial
Trasnpirasi
Urbanisasi
Waduk
AB = Assambly Bill
ABT = Air Bawah Tanah
ACC = Administrative Coordinating Committee.
ACWA = Association of California Water Agencies
ADWR = ArizonaDepartment of Water Resources
AGMC = Arizona Groundwater Management Code
AGMC = Arizona's Groundwater Management Code
AMDAL = Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
AMDK = Air MinumDalamKemasan
AS = Amerika Serikat
B3 = Bahan Beracun Berbahaya
BDD = Borehole Drilled Depth
BUMD = Badan Usaha Milik Daerah
BUMN = Badan Usaha Milik Negara
CAS = Complex Adaptive System
CAT = Cekungan Air Tanah
CBIP = Central Board of Irrigation and Power
CDWR = California Department of Water Resources
CWF = California Water Foundation
DAS = Daerah Aliran Sungai
DEHP = 2-ethyl hexyl phthalate
DHL = DayaHantarListrik
DPR RI = Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
DPRD = Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DWR = Department of Water Resources
EC = Electric Conductance
EERE = Energy Efficiency & Renewable Energy
ERT = Electrical Resistivity Techniques
ESDM = Energi dan Sumber Daya Mineral