Anda di halaman 1dari 5

Resume Larutan Buffer / Penyangga

Kelompok 2 :
 Ika Bella Pratiwi (180408002)
 Yogi Surya Priadana (NIM)
 Fitriyani Br Ginting (NIM)

A. Pengertian Larutan Buffer


Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pH-
nya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air . pH larutan buffer  tidak
berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer
mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.

Larutan penyangga atau yang disebut juga larutan buffer atau larutan dapar
merupakan larutan yang bisa mempertahankan nilai pH meskipun ditambah sedikit asam,
sedikit basa, atau sedikit air (pengenceran). Hal ini dikarenakan karena larutan penyangga
mengandung zat terlarut bersifat “penyangga“ yang terdiri atas komponen asam dan basa.
Komponen asam berfungsi menahan kenaikan pH, sedangkan komponen basa berfungsi
menahan penurunan pH.

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah suatu larutan yang terdiri dari:

1. Campuran asam lemah dengan garamnya.

Contoh: Campuran dari larutan CH3COOH (asam lemah) dan larutan CH3COONa (basa
konjugasi) membentuk larutan buffer asam, dengan reaksi:

( CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O )

2. Campuran basa lemah dengan garamnya.

Contoh: Campuran dari larutan NH4OH (basa lemah) dan larutan NH 4CL (asam konjugasi)
membentuk  larutan buffer basa, dengan reaksi:

( NH4OH + HCl → NH4CL + H2O )

B. Macam – Macam Larutan Buffer

Komponen larutan buffer atau penyangga terbagi menjadi 2, yaitu :

a) Larutan buffer atau penyangga bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan.
Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium Na), kalium, barium, kalsium, dan
lain-lain.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO– yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut :

 Pada Penambahan Asam


Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO– membentuk molekul CH3COOH.

( CH3COO–(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq) )

 Pada Penambahan Basa


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH– dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO– dan air.

( CH3COOH(aq) + OH–(aq) → CH3COO–(aq) + H2O(l) )

b) Larutan buffer / penyangga bersifat basa


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut :

 Pada Penambahan Asam


Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH–. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH – dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH–. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk
ion NH4+.

( NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+  (aq) )

 Pada Penambahan Basa


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH– dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

( NH4+ (aq) + OH–(aq) → NH3 (aq) + H2O(l) )


C. Cara Kerja Larutan Penyangga
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH–. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.

D. Sifat Larutan Buffer


Sifat – sifat larutan buffer / penyangga adalah :

i. pH tidak berubah bila larutan diencerkan


ii. pH larutan tidak berubah bila larutan ditambah ditambahnkan asam atau basa.

Hubungan antara pH dengan larutan buffer adalah sebagai berikut :

1. Larutan buffer dari campuran asam lemah dengan garamnya.

[H+] = Ka atau [H+] = Ka


pH  = – log H+

Dimana:

Ka = Ketetapan kesetimbangan

= Jumlah mol asam lemah

= Jumlah mol basa konjugasinya

2. Larutan buffer dari campuran basa lemah dengan garamnya.

[OH–]            = Kb  atau  [H+] = Kb


pH                 = 14 – POH
POH             = – log OH–

Dimana:

Kb = Ketetapan kesetimbangan

= Jumlah mol basa lemah

= Jumlah mol asam konjugasinya

E. Fungsi Larutan Buffer


Fungsi larutan buffer atau penyangga yaitu :
 Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut,
terdapat Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti
pada cairan tubuh.
 Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem
penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4–dan HPO42- yang dapat
bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
 Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45, yaitu dari
ion HCO3–denganion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami
alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi / bernapas berlebihan, mutah hebat. Apabila
pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung, ginjal ,hati
dan pencernaan akan terganggu.
 Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak/teroksidasi
(asambenzoat dengan natrium benzoat).
 Selain itu penerapan larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat tetes mata.
 Adanya larutan penyangga ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada
cairan tubuh.
 Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem
penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang
bisa bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut,
mampu menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
 Menjaga pH pada plasma darah supaya berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45 ,yaitu
dari ion HCO3- denganion Na+ . Jika pH darah lebih dari 7,45 akan mengalami
alkalosis, akibatnya terjdi hiperventilasi/ bernapas berlebihan, mutah hebat.Jika pH
darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung ,ginjal ,hati dan
pencernaan akan terganggu.
 Menjaga pH cairan tubuh supaya ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu,
yakni asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat
(HPO42-).
 Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng supaya tidak mudah rusak /teroksidasi
(asam benzoat dengan natrium benzoat).
 Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-
hari seperti pada obat tetes mata.

F. Jenis-Jenis Larutan Buffer


Larutan buffer dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau
basa lemah dan asam konjugasinya. Berdasarkan asam basa penyusunnya, larutan
buffer dibedakan menjadi 2, yakni sebagai berikut :
1. Larutan buffer asam
Larutan buffer asam yaitu larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah dan basa
konjugasinya. Larutan penyangga asam mempunyai pH kurang dari 7.
Contoh: CH₃COOH (asam lemah) dan CH₃COO– (basa konjugasinya).

2. Larutan penyangga basa


Larutan buffer basa merupakan larutan penyangga yang terbentuk dari basa lemah dan
asam konjugasinya. Larutan penyangga basa mempauanyai pH lebih besar dari 7.

Contoh: NH₃ (basa lemah) dan NH₄+ (asam konjugasinya).

G. Contoh Soal Larutan Buffer / Penyangga


1. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8 x
10-5)

Jawab:

50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NaCH3COO 0,1 M


mol CH3COOH = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
mol NaCH3COO = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
pH = pka - loga / g
pH = -log 1,8 x 10-5 - log5/5
pH = -log 1,8 × 10-5
pH = 5-log 1,8
= 4,75

2. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10-5) dicampur dengan 100 mL larutan
NH4CI 0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut! Jawab:

50 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4Cl 0,5 M


mol NH3 = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol
mol NH 4 Cl = 100 mL x 0,5 mmol / mL = 50 mmol
pOH = pKb - logb/g pOH = 5 - log5/50
pOH = 5log 0,1
pOH = 5 +1
=6
pH = 14 - pOH
= 14 - 6
=8

Anda mungkin juga menyukai