: Hukum Ohm
1
Fisika, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jumat Shift I, Universitas Andalas
2
Laboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas
Kata kunci: Telah dilakukan praktikum fisika dasar mengenai Hukum Ohm yang bertujuan
untuk menentukan hambatan dalam amperemeter, hambatan dalam voltmeter
hambatan dalam dan resistansi resistor. Alat dan bahan yang digunakan antara lain catu daya,
hukum ohm amperemeter, voltmeter, multimeter, resistor, papan rangkaian, dan jumper.
resistansi Percobaan penentuan hambatan dalam amperemeter dan voltmeter dilakukan
resistor sebanyak lima kali perulangan dengan memvariasikan nilai tegangan pada catu
tegangan daya. Sedangkan percobaan untuk menentukan resistansi resistor dilakukan
menggunakan 2 resistor yang salah satunya telah diketahui nilai resistansinya.
Hasil dari percobaan hambatan dalam amperemeter diperoleh nilai hambatan
dalam amperemeter rata-rata sebesar 0,2782963 Ω dengan nilai ralat nisbi
(RN) sebesar 0,005% . Pada percobaan hambatan dalam voltmeter diperoleh
nilai hambatan dalam voltmeter rata-rata sebesar 15,2454 Ω dengan nilai ralat
nisbi (RN) sebesar 0,036%. Sedangkan pada resistansi resistor diperoleh nilai
resistansi percobaan yang tidak terlalu beda dengan nilai resistansi sebenarnya,
yaitu sebesar 51,371 Ω dengan nilai ralat sebesar 0,727%.
Keywords: A basic physics practicum has been carried out regarding Ohm's Law which
aims to determine resistance in amperemeters, resistance in voltmeters and
inner barrier resistor resistance. The tools and materials used include power supply,
ohm law amperemeter, voltmeter, multimeter, resistor, circuit board, and jumper. The
resistance resistance determination experiment in the amperemeter and voltmeter was
resistor carried out five times by varying the voltage value on the power supply. While
voltage the experiment to determine resistor resistance is carried out using 2 resistors,
one of which has been known the resistance value. The results of the resistance
Penulis Korespondensi: experiment in the amperemeter obtained an average resistance value in the
amperemeter of 0.2782963 Ω with a ralat nisbi (RN) value of 0.005%. In the
Rian Ashari Siregar resistance experiment in the voltmeter obtained an average resistance value in
Email: the voltmeter of 15.2454 Ω with a ratio of 0.036%. While the resistance of the
2110443011_rian@student.unand.a resistor obtained a test resistance value that is not too different from the actual
c.id resistance value, which is 51,371 Ω with a lick value of 0.727%.
1. PENDAHULUAN
Rangkaian arus didefinisikan sebagai pergerakan muatan positif. Arah arus positif mengalir dari
potensi tinggi menuju potensi rendah, dan arah arus negatif mengalir dari potensi rendah ke potensi tinggi.
Arus searah merupakan arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu. Contoh
sumber arus searah adalah baterai kering dan akumulator atau aki. Hukum Ohm merupakan hukum dasar
dalam pengukuran besaran listrik. Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan yang melintasi resistor
langsung proporsional terhadap arus yang mengalir melalui resistor tersebut. George Simon Ohm (1787-
1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial
yang diberikan ke ujung-ujungnya (Giancolli,2001).
Jika kawat merupakan batang homogen maka potensial dapat dirumuskan pada persamaan (2):
V =⃗
El (2)
Persamaan (1) di atas memperlihatkan bahwa bila ρ konstan, arus total I itu sebanding dengan
selisih potensial V. Rasio perbandingan V terhadap I dinamakan hambatan (resistansi)
V
R=
I
(4)
Maka untuk mendapatkan hubungan hambatan terhadap hambatan jenis dapat dilakukan dengan
substitusi nilai V ke dalam persamaan (2) maka diperoleh persamaan R. Hambatan R kawat logam
berbanding lurus dengan panjang L dan resistivitas kawat namun berbanding terbalik dengan luas
penampang lintang A (Giancolli,2001).
L
R=ρ
A
(5)
Resistivitas sebuah konduktor logam hampir selalu bertambah dengan suhu yang semakin
bertambah. Jika suhu bertambah, ion-ion konduktor akan bergetar dengan amplitudo yang besar,
sehingga cenderung mengakibatkan tumbukan elektron .Pada jangkauan suhu yang kecil sampai ± 1000C
secara aproksimasi hubungan resistivitas dengan suhu adalah
Karena nilai R sebanding dengan besarnya resistivitas, sehingga secara spesifik maka besarnya
nilai R Juga akan dipengaruhi oleh besarnya suhu. Hubungan ini memiliki analogi bentuk dengan
persamaan (5) yaitu: (Giancolli, 2001).
R(T )=R [ 1+ α (T −T ) ]
(7)
Resistansi atau nilai hambatan dalam sebuah kawat penghantar dapat terpengaruh oleh perubahan
Suhu lingkungannya. Material murni seperti bahan platina memiliki respon resistansi yang baik terhadap
perubahan suhu lingkungannya. Namun kendala yang dihadapi material platina memiliki harga yang
relatif sangat mahal, sehingga dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk merancang pengukuran suhu
rendah.
2. METODE
2.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang digunakan adalah catu daya sebagai sumber tegangan
DC pada rangkaian. Amperemeter digunakan sebagai alat pengukur nilai arus yang mengalir dalam
rangkaian.Voltmeter digunakan sebagai alat pengukur besar tegangan yang ada pada rangkaian.
Multimeter sebagai alat untuk mengetahui ukuran tegangan listrik, resistansi, dan arus listrik. Resistor
sebagai penghambat serta pengatur arus listrik dalam rangkaian. Papan rangkaian sebagai tempat
meletakkan komponen- komponen elektronika sehingga menjadi suatu rangkaian, dan jumper sebagai
penghubung komponen pada rangkaian.
Tegangan masukan catu daya diatur sebesar 3V. Besar tegangan yang terbaca pada multimeter
dan arus yang terbaca pada amperemeter dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel sebagai data yang akan
digunakan. Lalu hambatan dalam amperemeter dihitung dengan persamaan (8):
V
RA= (8)
I
Setelah itu, nilai tegangan di variasikan dan pengukuran diulangi sebanyak lima kali. Kemudian
dihitung hambatan dalam amperemeter rata-rata dengan persamaan (9) :
⃗
RA=
∑ RA
n
(9)
Setelah itu, dihitung persentase kesalahan dengan persamaan (10) dan persamaan (11):
√
∑ (R A −⃗
R A )2 (10)
RM =
n−1
RM (11)
RN = x 100 %
RA
Keterangan:
RA = hambatan dalam amperemeter (Ω)
⃗
RA = hambatan dalam ampermeter rata-rata (Ω)
R = persentase kesalahan
V = tegangan (volt)
I = kuat arus (ampere).
V (12)
Rv=
I
Setelah itu, nilai variasikan dan pengukuran diulangi sebanyak lima kali. Kemudian dihitung
hambatan dalam voltmeter rata-rata dengan persamaan 8:
Rv (13)
Rv=∑
⃗
n
Setelah itu, dihitung persentase kesalahan dengan persamaan 9 dan persamaan 10:
√
(14)
RM =
∑ ( R A −R A ¿ )2 ¿
n−1
RM (15)
RN = x 100 %
⃗
Rv
Keterangan:
RV = Hambatan dalam voltmeter (Ω)
⃗
RV = Hambatan dalam voltmeter rata-rata (Ω)
RN = Persentase kesalahan
a=n
∑ xy−¿ ∑ x ∑ y ¿ (16)
n ∑ x 2−¿ ¿ ¿ ¿ ¿
5 JPFDU, E02(2), Mei 2022, hal. 1–9
Rian Ashari Siregar dkk.: Hukum Ohm
b= y−a x=
∑ y −a ∑ x (17)
n n
Kemudian, hasil percobaan dibandingkan dengan resistansi resistor sebenarnya dengan persamaan (18):
Pada Tabel (3), terdapat nilai tegangan tertinggi (V1) sebesar 4,31 volt dan nilai arusnya juga
merupakan nilai paling besar yaitu 0,02165 Ampere. Begitu juga pada nilai tegangan (V2) memiliki nilai
arus sebesar 0,0431A dan nilai tegangan yang paling besar. Berdasarkan Hukum Ohm arus memiliki
hubungan yang berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan. Hal
tersebut sesuai dengan data yang ada pada tabel (3). Di mana jika nilai suatu arus semakin besar, maka
nilai tegangannya juga semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang terdapat di dalam
Hukum Ohm.
Berdasarkan Tabel (3) didapatkan hubungan V2 dan I seperti berikut:
V2(V)
1
0.5
0
0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045
I(A)
Pada perhitungan nilai ralat hambatan dalam amperemeter, berdasarkan pengukuran pada tabel (5)
dengan menggunakan persamaan (10), diperoleh nilai ralat mutlak (RM) sebesar 1,3931×10-5Ω, dan
dengan menggunakan persamaan (11) diperoleh nilai ralat nisbi (RN) sebesar 0,005%. Hasil pengukuran
8 JPFDU, E02(2), Mei 2022, hal. 1–9
Rian Ashari Siregar dkk.: Hukum Ohm
nilai ralat nisbi pada hambatan dalam amperemeter didapat <5%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
hambatan dalam amperemeter yang dihitung mendekati atau hampir sama dengan nilai hambatan dalam
amperemeter yang sebenarnya, karena persentase kesalahan nilai hambatan dalam amperemeter yang
dihitung kurang dari 5%.
3.2.2 Hambatan dalam Voltmeter
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan perhitungan seperti tabel berikut:
Tabel 6 Hasil Perhitungan Hambatan Rata-Rata
RV RV RV - RV (RV - RV )2
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω)2
15,625 15,2454 0,379599 0,144095
15 15,2454 -0,2454 0,060222
15,2173 15,2454 -0,02801 0,000785
15,3846 15,2454 0,139214 0,019381
15 15,2454 -0,2454 0,060222
Pada perhitungan nilai ralat hambatan dalam voltmeter, berdasarkan data perhitungan tabel (6)
dengan menggunakan persamaan (14) diperoleh nilai ralat mutlak sebesar 0,071176 Ω dan dengan
menggunakan persamaan (15) diperoleh nilai ralat nisbinya 0,036%. Hasil pengukuran ralat nisbinya
<5%. Hal ini menunjukkan perhitungan nilai hambatan dalam voltmeter sudah sesuai dengan aturan
pembuatan hambatan dalam voltmeter karena persentase kesalahannya kurang dari 5%.
3.2.3 Resistansi Resistor
Pada perhitungan nilai ralat resistansi resistor, diketahui nilai hambatan pengukuran (Rpengukuran)
sebesar 51,371Ω. Kemudian diperoleh nilai hambatan perhitungan (Rperhitungan) sebesar 51 Ω sehingga
diperoleh nilai ralat 0,73%. Hasil pengukuran nilai ralat pada resistansi resistor <5%, menunjukkan bahwa
perhitungan yang dilakukan sesuai dengan aturan pengukuran resistansi resistor.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada amperemeter d
iperoleh hambatan dalam yang semakin kecil (mendekati nol). Pada voltmeter didapatkan hambatan dala
m yang semakin mendekati nilai tak hingga. Sedangkan pada percobaan untuk resistansi, hal tersebut
sesuai dengan Hukum Ohm. Jadi, didapatkan hubungan antara arus dengan hambatan adalah berbanding
terbalik sehingga jika semakin kecil hambatan, maka arus yang dihasilkan akan semakin besar. Begitu
juga sebaliknya. Jika hambatan semakin besar, maka arus yang dihasilkan akan semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, D. C. (2001). Fisika Jilid 2 (5th ed.). Jakarta: Erlangga.
Irawan, Qolis Fandra. (2020). Pengukuran Hambatan Dan Mengubah Batas Ukur Amperemeter Dan Voltmeter
Pada Arus Searah (DC), 4,5.
Riswanto.(2015). Analisis Resistansi Coil Kawat Tembaga Terhadap Perybahab Suhu Sangat Rendah Sebagai
Rancang Dasar Pengukuran Suhu Rendah, 11.73-83.
Sundaygara, Chandra. Kurniawan Budi Pranata. M. Sayadi. (2018). Materi Listrik Magnet. Malang. Media Nusa
Creative