Anda di halaman 1dari 3

Pada zaman dahulu hiduplah seorang gadis desa yang diberikan

kecantikan yang sangat menawan. Tapi wajahnya yang cantik


mempunyai perilaku yang sangat buruk dan tidak terpuji. Merasa
dirinya merupakan anak dari kepala desa, gadis desa ini sangat manja.
Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan
mengamuk dan marah-marah. Salah satu sifat buruk lain dari sang gadis
adalah kesombongannya. Sang gadis merasa dia adalah perempuan yang
paling cantik dari perempuan yang ada di desa itu.
Suatu hari sang gadis meminta paksa sebuah kebun yang besar
milik sahabatnya. Kebun itu sangat subur dan terletak di kaki gunung.
Kebun tersebut sangat luas dan indah dilengkapi dengan sumur yang
sangat dalam dan airnya yang tak pernah habis. Selain itu didekat kebun
terdapat sebuah sungai yang mengalirkan air yang sangat jernih. Jika
sang gadis berada di kebun, sang gadis akan mandi di sungai itu. Sang
gadis tidak memperbolehkan siapa pun untuk mandi di sungai itu tanpa
izin langsung darinya.
Pada suatu hari sang gadis berada di kebun seperti biasanya, sang
gadis itu mandi di sungai itu sendirian. Temannya bahkan tidak
diperbolehkan untuk mendekati sungai tersebut.
Ketika sang gadis tengah mandi, seorang perempuan tua
berpakaian lusuh datang ke sungai itu. Entah darimana asal si
perempuan tua itu, perempuan tua itu terlihat seperti ingin mandi atau
mencuci muka di sungai.
Sang gadis sangat kesal melihat si perempuan tua berpakaian
lusuh itu. Dia segera datang ke hadapan si perempuan tua.
Sang gadis dengan wajah marah dan sambil menunjuk si
perempuan tua itu. Dia bertanya “mengapa kau ada di sini?” tapi
perempuan tua itu hanya terdiam dan menatap heran pada sang gadis.
Sang gadis pun marah dan memaki perempuan tua itu dia
mengatakan “Dasar kau tuli dan buta. Sungai ini hanya khusus untukku,
bukan untuk perempuan tua lusuh seperti kau. ”Si perempuan tua tetap
terdiam dengan raut wajah kesal.
Melihat si perempuan tua tetap terdiam dan juga tidak pergi, sang
gadis memaki kembali dengan kasar.” Hai Perempuan lusuh, cepatlah
pergi menjauh dari sungai ini! Pergi! Air sungai yang jernih ini akan
kotor terkena tubuhmu yang lusuh dan bau!”
“Betapa sombongnya engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si
perempuan tua.
“Apa katamu!?” Sang gadis langsung menyela. “Apakah kau tidak tahu
saat ini sedang berbicara dengan siapa?”
“Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang gadis yang paling
cantik di desamu” Jawab si perempuan tua. ”Tapi apa karena engkau
seorang gadis yang cantik berhak bertindak semaumu terhadap orang
lain?”
“Apa urusanmu?” sang gadis bertambah marah.”Aku gadis desa yang
paling cantik, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk
mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan buruk rupa.”
“Engkau memang gadis yang cantik, namun tidak seharusnya berbuat
semaunya dan merasa sombong. Engkau hanyalah seorang manusia tapi
ucapanmu sangat berbisa seperti ular berbisa”.
Setelah si perempuan tua selesai berbicara, tiba-tiba terjadi
sesuatu yang aneh. Langit mendadak berubah menjadi gelap dan petir
menyambar. Tiba-tiba cahaya menyilaukan mata menerangi langit yang
gelap dengan petir yang menggelegar menghantam tubuh sang gadis.
Lalu tubuh gadis itu terpental dan berubah menjadi seekor ular berbisa.
Ular jelmaan gadis itu terlihat sangat sedih. Ia menangis dan
menyesali perbuatannya. Lidahnya terlihat bergerak-gerak dan suaranya
mendesis seolah meminta maaf atas kesombongannya kepada si
perempuan tua itu. Namun, penyesalannya sudah terlambat karena
wujud sang gadis sudah berubah menjadi ular.
Dari langit tiba-tiba terdengar suara yang tertuju pada ular itu,
”Karena kesombonganmu, kau tidak pantas menjadi manusia. Engkau
pantas menjadi ular berbisa untuk selama-lamanya!”.
Penyesalan itu tidak bisa mengubah wujudnya ia kembali menjadi
gadis yang cantik. Sambil menangis, ular itu memasuki sungai. Karena
dia sangat malu dengan wujudnya yang menjadi ular, dia bersembunyi
di dasar sungai dan menjadi tempat tinggal dia sekarang.
Sang gadis yang terkena kutukan hingga berubah wujud menjadi
ular hitam berbisa diketahui oleh para penduduk sekitar sungai. Mereka
pun menamakan sungai itu dengan nama sadane sungai tempat sang
gadis sombong. Yang sekarang lebih dikenal seba\\gai Sungai Cisadane.

Anda mungkin juga menyukai