Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

GEOMATIKA & SIG

“ PENGUKURAN POLYGON TERTUTUP “

Oleh:

Kelompok VII

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN/PROGRAM STUDI KEHUTANAN

2021
LAPORAN PRAKTIK LAPANG

GEOMATIKA & SIG

“ PENGUKURAN POLYGON TERTUTUP “

Oleh :

Kelompok VII

1. Ayalia 193030404141
2. Bayu Dharmawan 193030404139
3. Eva Kurnia Dewi 193020404059
4. Pratiwi Putri Wulandary 193030404109
5. Gunawan 193030404147
6. Gresia Oktaviani Sinaga 193010404014
7. Irda Y. Hutahaean 193020404081
8. Iva Novic Purba 193020404061
9. Martasya Syahnun 193020404095
10. Redi Saputra Pratama 193030404113
11. Rehan Afdhal 193020404107

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN/PROGRAM STUDI KEHUTANAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Geomatika
dan Sistem Informasi Geografis dengan tepat sesuai waktu yang di tentukan tanpa
halangan suatu apapun.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam berjalannya praktikum Geomatika dan Sistem Informasi
Geografis, terkhusus Kepada Bapak Dosen Dr. Ir. R. M. Sukarna, M.Si., serta
kepada Bapak Dosen Santosa Yulianto, S.Hut., M.Sc., selaku dosen pembimbing
mata kuliah Geomatika dan Sistem Informasi Geografis. Kepada rekan-rekan
yang telah membantu dan bekerja sama selama dilakukannya praktikum.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini masih banyak


kekurangannya oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Harapan penulis laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Sekian dan terima kasih.

Palangka Raya, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
1.2 Manfaat Praktikum ................................................................................ 3
II. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat ..................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................4
3.3 Cara Kerja ..............................................................................................4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil .......................................................................................................8
3.2 Pembahasan............................................................................................10
IV. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................13
5.2 Saran ......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengukuran Polygon Tertutup ....................................................... 8


Tabel 2 Hasil Koreksi .......................................................................................... 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Hasil Pengukuran Polygon Tertutup ........................................... 9

iv
1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya pembangunan, industri dunia dan


bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan jasa pelayanan terhadap
masyarakat akan semakin meningkat, sebab manusia makin membutuhkan
kenyamanan dan kemudahan dalam aktifitas sehari-hari. Sehingga
keberadaan fasilitas umum sebagai sarana penyedia jasa yang bergerak
dalam berbagai bidang misalnya kesehatan dan pendidikan sangat
diperlukan. Adapun usaha manusia yaitu menyajikan Informasi
kenampakan bumi dalam suatu media yang dapat dimengerti. Media yang
dapat disajikan oleh manusia adalah gambar tiruan wilayah di permukaan
bumi pada sebuah bidang berupa daun, kulit hewan atau kertas sehingga
dapat memberikan informasi tentang kenampakan yang ada. Adapun
media itu dinamakan peta. Pembuatan peta dahulu masih sangat sederhana,
ada yang menggunakan kulit hewan, berupa daun, dan kertas yang mana
kesemuanya tersebut dapat memberikan informasi geografis tentang
kenampakan muka bumi ini. Namun penyajian peta yang menggunakan
media kulit hewan, beberapa daun, serta kertas tidak menjamin
kelengkapan data dan keaslian data yang diperoleh di lapangan. Karena
sudah mengalami generalisasi (manipulasi data).
Pada saat ini, pembuatan peta sebagian besar sudah menggunakan
komputer dalam memanipulasi, karena selain menghemat waktu juga
dapat meminimalisir dana pembuatan peta tersebut. Jadi banyak sekali
orang – orang yang menggunakan media komputer dalam memanipulasi
data dan mempersingkat waktu dalam pembuatannya. Tidak salah jika
banyak orang-orang yang berpindah ke media komputer. Tetapi data yang
digunakan sudah digeneralisir sehingga datanya bukan yang asli dari
lapangan. Dan hal itu membuat kita menjadi ragu.
Seiring perubahan zaman dan berkembangnya teknologi informasi
yang pesat, banyak cara untuk mempermudah informasi lokasi yang
2

berbentuk peta, salah satunya menggunakan SIG (Sistem Informasi


Geografis) atau yang sering di sebut GIS (Geographic Information
System). Dengan menggunakan SIG kita dapat melihat peta yang berbasis
sistem informasi, yang dapat menjelaskan lebih terperinci dan
mempermudah pemahaman dari peta tersebut. Dengan adanya bantuan
media peta, seseorang dapat dengan mudah melihat suatu lokasi tersebut
tanpa harus menghabiskan biaya yang mahal.
Geomatika adalah suatu pembelajaran modern dalam mengukur,
menganalisis, dan mengelola data kebumian atau data spasial secara terpadu
melalui data base management system GIS. Pembelajaran Geomatika mencakup
materi Satuan Ukuran, Trigonometri, Sudut Jurusan dan Perhitungan Jarak,
Pengukuran Horizontal dan Vertikal, Poligon dan Koreksi Sudut, dan Perhitungan
Kesalahan. Materi Pembelajaran SIG merupakan kelanjutan dari geomatika yang
ditekankan pada aspek pengelolaan basis data digital dalam bentuk maping,
monitoring dan modeling.
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data
yang diolah memiliki referensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari
fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki
lokasi keruangan. Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan
tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek. Ciri utama data yang bisa
dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat
dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Husein, R,
2000). Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial
dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat
digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data
yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta.
Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan
keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

1.2 Tujuan Praktikum


3

Tujuan dari praktikum Geomatika & SIG adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui sekaligus memahami cara membuat rancangan pengukuran polygon
tertutup menggunakan peralatan Theodolite, melakukan Setting dan Catring alat
Theodolite, menentukan dan mencatat besar sudut Horizontal (Azimuth) dan
sudut Vertikal (Heling) serta jarak (D), menentukan dan mencatat koordinat
geografis pada masing-masing titik polygon menggunakan GPS serta dapat
menghitung dan mengoreksi kesalahan sudur azimuth.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
menambah wawasan tentang menghitung jarak, sudut horizontal dan vertikal dan
beda tinggi dalam kaitannya dengan pemetaan teretris secara baik menggunakan
peralatan ukur. Manfaat lainnya yaitu mahasiswa dapat menggunakan kompas,
GPS, Theodolite. Dapat mampu menjelaskan prosedur penentuan polygon
perhitungan dan koreksinya secara baik dan benar, mempunyai kemampuan dalam
memanfaatkan informasi digital sumber daya hutan untuk keperluan rancang
bangun unit pengelolaan hutan. memahami tata cara mengaplikasikan secara baik
dan benar metode dan analisis GIS menggunakan ArcGIS.
4

II. METODE PRAKTIKUM

II.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Geomatika & SIG ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 19


November 2021 pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai di Lingkungan
Kampus kehutanan Universitas Palangka Raya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini:


1. Theodolite
2. GPS (Global Positioning System)
3. Thally sheet
4. Alat Tulis Kerja
5. Payung
6. Kompas

3.3 Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan dalam praktik lapangan Geomatika


dan Sistem Informasi Geografis, yaitu :
Pengaturan Theodolite

1. Mencari sepetak tanah tingkat dengan pandangan yang bagus diantara


lahan yang akan diukur.
2. Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan berada pada tingkat
yang nyaman untuk kita gunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod
theodolite akan memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka ketika
5

mereka mencapai pemisahan dan ekstensi maksimum), dan tempelkan


ujung kaki ke tanah.
3. Menyesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata.
Tingkat sekrup yang dipasang pada theodolite akan memberi Anda
gambaran bidang yang sejajar.
4. Mensejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang
dengan kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat
pada sumbu tersebut. Kemudian putar theodolite 90 derajat pada alasnya
dan sesuaikan lagi menggunakan sekrup ketiga.
5. Melepaskan dua klem pengatur horisontal (biasanya kenop besar di kedua
sisi theodolite, sedikit diimbangi secara vertikal).
6. Mensejajarkan bagian atas teodolit dengan tanda pada cincin di antara
kedua sisi yang terhubung ke klem horisontal, kemudian kunci klem atas.
7. Membuka penutup lensa di sisi teodolit, dan lihat melalui lensa mata
kecil. Kita akan melihat tiga skala: penyesuaian horizontal, vertikal, dan
halus. Gunakan tombol penyesuaian di bagian atas theodolite untuk
menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0 menit dan 0 detik dari busur).
8. Menggunakan tombol penyesuaian horisontal atas untuk menyelaraskan
garis tunggal yang Anda lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala
horizontal tepat di antara garis ganda yang duduk di bawah angka 0.
9. Membuat garis referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal
dengan tengara tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem
bawah untuk membuat rotasi ini, luruskan pandangan dengan tengara, dan
kunci klem bawah lagi. Pengukuran horizontal akan tetap nol. Mulai
sekarang, hanya kendurkan klem atas untuk membuat penyesuaian
horizontal.
6

Pengukuran Menggunakan Theodolite

1. Membuka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga


panah di tempat yang kasar berbaris dengan titik yang ingin kita ukur, lalu
kunci klem. Gunakan adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk
menyelaraskan objek antara dua lampu vertikal dalam penglihatan.
2. Melihat melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus
untuk mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek kita. Derajat dari
referensi kita diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada
skala penyesuaian halus (mis. 30 derajat 10’30 “).
3. Membuka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil
memindahkan theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat
secara vertikal pada objek kita yang ingin kita ukur. Kunci klem dan
gunakan tombol penyesuaian vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan
tepat pada titik yang kita pilih. Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan
baca derajat, menit dan detik dari skala vertikal dan skala penyesuaian
halus seperti yang kita lakukan untuk skala horizontal. Jika objek kita
tinggi, kita harus melakukan penyesuaian horizontal kasar terlebih dahulu,
lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan untuk pengukuran
horizontal akhir. Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara
referensi kita dan titik minat kita, tetapi kita juga dapat mengukur sudut
antara dua titik dengan membandingkan dua pengukuran mereka, atau
dengan menetapkan titik pertama sebagai referensi.
7

Penentuan Koordinat Titik Awal Mengunakan GPS

1. Menepatkan alat di atas titik yang akan ditentukan koordinatnya.


2. Menghidupkan alat dengan menekan tombol power.
3. Memilih menu satelit, dan tunggu beberapa saat hingga 4 satelite muncul
dilayar. Tunggu sampai muncul informasi koordinat.
4. Mencatat dan menyimpan memori waypoint dengan cara tekan tombol
mark.
5. Menggunakan tombol Rocker pilih Avg atau rata-rata, dilanjutkan dengan
menekan tombol enter. Setelah Estimated Accuracy terpenuhi misalnya 3
meter, tekan tombol enter.
6. Memberi nama titik pada baris paling atas. Pindahkan kursor ke OK lalu
tekan enter.
7. Sebaiknya mencatat nomor urut waypoint dan nilai koordinat di formulir
survey dan lengkapi juga denagn keterangan objek yang diperlukan.

Cara Kerja Pengukurang Di Lapangan


1. Setiap Kelompok melakukan pengukuran sebanyak tiga kali ke titik
1,2,3,4,5 dan 6 atau kelompok 7,12,11,10,9 dan 8 . Kegiatan tersebut
dilakukan secara bergantian oleh masing-masing kelompok
2. Masing masing kelompok mencatat nilai sudut azimuth, sudut vertical dan
jarak serta koordinat
3. Pengukuran dilakukan berlawan arah jarum jam
4. Setiap dilakukannya pengukuran, alat theodolite dipindah ke titik
selanjutnya sesuai urutan yang telah ditetapkan.
5. Contoh : Kelompok 7 adalah titik pertama mulai mengukur dengan
theodolite ke titik 2 yaitu kelompok 12, lalu kelompok 12 mengukur
dengan theodoliteke ke titik 3 yaitu kelompok 11 dan demikian seterusnya
8

hingga pengukuran terakhir dilakukan oleh kelompok 8 yaitu titik ke 5 ke


titik 6 yaitu kelompok 7.

III. HASIL PENGUKURAN

3.1 Hasil

Lokasi : Kampus Jurusan Kehutanan Universitas Palangka Raya

Tanggal : 19 November 2021

Cuaca : Mendung

Diukur Oleh : Kelompok 7

Azimuth Awal : 221o 45’41”

Koodinat GPS : X 0822446

Y 9754896

Tinggi Titik Awal (GPS) : 17 MDPL

Tabel 1 Hasil Pengukur an Polygon tertutup


9

Gambar 1 Peta Lokasi Pengukuran Polygon tertutup

A. SUDUT KOREKSI
T1 = 221O 45’ 41”
T2 = 158O 13’ 52”
T3 = 81O 7’ 16”
T4 = 4O 44’ 58”
T5 = 331O 17’ 54”
T6 = 239O 30’ 19”
T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 = 1.036o 40’ 0”
n
 ∑ β =( n−2 ) . 180 ± fβ
1

= 1.036o 40’ 0” - ( 6-2 ) 180o


= 1.036o 40’ 0” – 720o
=
316o 40’ 0” : 6
= 52o 46’ 40”
10

= 52o 46’ 40” ( Dengan demikian semua sudut dikurang 52o 46’ 40” )
Berikut ini hasil perhitungan koreksi pada titik 1-6
Tabel 2 Hasil Perhitungan Koreksi

NO Diukur Koreksi Dibetulkan


1 221O 45’ 41” -52o 46’ 40” 168 o 59’1”
2 158O 13’ 52” -52o 46’ 40” 105 o 27’ 12”
3 81O 7’ 16” -52o 46’ 40” 28 o 20’ 36”
4 4O 44’ 58” -52o 46’ 40” -48 o1’42”
5 331O 17’ 54” -52o 46’ 40” 278 o 31’14”
6 239O 30’ 19” -52o 46’ 40” 186 o 43’ 39”
Total 1.036o 40’ 0” 720 o 00’ 00”

3.2 Pembahasan

Pengukuran jarak optis termasuk dalam pengukuran jarak tidak


Iangsung, jarak disini didapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak
optis dilakukan dengan alat ukut theodolit, BTM, sipat datar dan Iainnya
karena pada alat-alat tersebut dilengkapi dengan benang-benang stadia
pada diafragma.

Pengukuran jarak tak langsung adalah pengukuran yang tidak


langsung didapat hasilnya tetapi harus melalui proses perhitungan terlebih
dahulu. Pengukuran jarak tak langsung dilakukan dengan cara menghitung
jarak menggunakan sipat datar cukup dengan membaca interval rambu
horizontal (Ba – Bb) dikali dengan konstanta pengali teropong sebesar 100
atau dengan kata lain:

D=Axy

Dimana:

D : jarak titik yang diukur

A : 100 (konstanta pengali teropong)


11

y : Ba – Bb (interval pembacaan rambu)

Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan


tersebut adalah sudut apabila poligon tersebut benar-benar menutup.
Sering terjadi bahwa pengukuran di lapangan tidak bisa seperti itu.
biasanya ada sedikit kesalahan jumlah sudut dalam karena beberapa faktor
di lapangan. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari poligon
tertutup ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai
pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari
permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui
titik poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga.
apabila lebih atau kurang dari itu maka harus dikoreksi. Jika pada proses
perhitungan poligon tertutup koordinat akhir sama dengan koordinat awal
maka perhitungan tersebut dianggap benar, sebaliknya jika koordinat akhir
tidak sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan
salah karena titik awal dan titik akhir poligon tertutup adalah sama atau
kembali ketitik semula. Poligon tertutup sudut dalam ini mempunyai
rumus : ( n – 2 ) x 180°. Poligon tertutup sudut luar ini mempunyai
rumus : (n + 2 ) x 180°. Karena bentuknya tertutup, maka akan terbentuk
segi banyak atau segi n, dengan n adalah banyaknya titik poligon. Oleh
karenanya syarat-syarat geometris dari poligon tertutup adalah:

1.    Syarat sudut:

 ß = (n-2) . 180O, apabila sudut dalam

    ß = (n+2) . 180O, apabila sudut luar

2.  Syarat absis

    Adapun prosedur perhitungannya sama dengan prosedur


perhitungan pada poligon terikat sempurna. Pada poligon terikat sepihak
dan poligon terbuka tanpa ikatan, syarat-syarat geometris tersebut tidak
dapat diberlakukan di sini. Hal ini mengakibatkan posisinya sangat lemah
12

karena tidak adanya kontrol pengukuran dan kontrol perhitungan. Jadi


sebaiknya poligon semacam ini dihindari. Posisi titik-titik poligon yang
ditentukan dengan cara menghitung koordinat-koordinatnya dinamakan
penyelesaian secara numeris atau poligon hitungan.

Konsistensi jarak dan sudut merupakan syarat utama dalam


memilih peralatan ukur dan perataan hitungan dengan metode bowditch
atau kompas. Pada poligon tertutup, arah ukuran akan mempengaruhi
sudut yang terbentuk. Arah ukuran berlawanan arah jarum jam akan
terbentuk sudut dalam sedangkan arah ukuran searah jarum jam akan
terbentuk sudut luar; dengan catatan sudut yang dihitung adalah bacaan
horisontal muka (FS) dikurangi bacaan belakang (BS).
13

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)


merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Data yang akan
diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem
koordinat tertentu, untuk menggunakan data yang telah bereferensi
geografis maka terlebih dahulu harus dilakukan georeferencing untuk
mengubah koordinat hasil scanning menjadi koordinat bersatuan decimal
degree. Proses perolehan data spasial dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satu yang paling dikenal adalah dengan cara digitasi. Proses
digitasi akan mengubah obyek titik, garis, atau poligon analog pada sebuah
hard copy menjadi bentuk data vektor digital. Pembelajaran Geomatika
mencakup materi Satuan Ukuran, Trigonometri, Sudut Jurusan
danPerhitungan Jarak, Pengukuran Horizontal dan Vertikal, Poligon dan
Koreksi Sudut, danPerhitungan Kesalahan.

4.2 Saran

Pada praktik lapangaan ini sudah baik dan terstruktur dilakukan


secara kompeten, mahasiswa dapat memahami cara kerja penggunaan
Theodolite dengan baik, namun kami menyarankan agar centring
14

dilakukan dengan benar dan teliti agar data yang didapat benar. Kemudian
saat meletak alat pada statip, usahakan statip berdiri tepat di atas patok dan
tegak lurus agar mempermudah dalam penyentringan.
DAFTAR PUSTAKA

Frick, heinz. 1979. Ilmu Ukur Tanah . Jakarta: Kanisius

Sosrodarsono. Suyono. 1983. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan .


Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Wongsotjitro, Soetomo. 1964. Ilmu ukur tanah . Jakarta: Kanisius.


LAMPIRAN
Mencatat hasil pada thally sheet

Pengukuran tinggi alat theodolite


Pengukuran BA,BT dan BB

Rambu Ukur untuk mendapatkan ukuran BA, BT dan BB


Penentuan Titik Koordinat Menggunakan GPS

Anggota Kelompok VII

Anda mungkin juga menyukai