Prosedur Puasa

Sebelum melakukan operasi kucing direncanakan dipuasakan makan dan minum selama 8
jam, namun akibat keterlambatan jadwal maka jumlah waktu puasa yaitu 12 jam. Tujuan
dilaksanakan puasa yaitu berkaitan dengan meminimalisirkan efek atau resiko akibat
penggunaan beberapa obat, premedikasi dan anestesi seperti aktivitas sekresi yaitu urinasi dan
muntah.

Sebelum penelitian terbaru, 12 jam adalah waktu yang tepat untuk mempuasakan hewan
sebelum di operasi. Penelitian terbaru yaitu, pedoman ditujukan untuk 6-8 jam sebelum
operasi. Waktu puasa sebelum operasi ini jauh lebih bermanfaat bagi hewan karena asupan
makanan yang cukup untuk menetralkan asam lambung, mencegah makanan naik ke
kerongkongan yang menyebabkan regurgitasi di bawah pengaruh anestesi.

Menurut Wilson, dkk menjelaskan bahwa penurunan pH lambung, terkait dengan insiden
refluks gastroesofageal yang lebih tinggi, dan tidak mengurangi volume isi lambung. Refluks
gastroesofageal merupakan mkn komplikasi penting yang terkait dengan kejadian anestesi dan
dengan operasi lambung pada khususnya. Refluks gastroesofageal tercatat pada 57% (51 dari
90) anjing yang menjalani anestesi untuk prosedur ortopedi, tetapi regurgitasi yang jelas secara
klinis tercatat hanya pada 14% pasien yang dibius. Temuan ini menunjukkan bahwa
kerongkongan terkena lingkungan asam di lebih dari 50% pasien yang dibius tetapi kejadian ini
terbukti secara klinis hanya pada sebagian kecil hewan. Paparan "diam" kerongkongan
terhadap isi lambung yang asam dapat menjadi predisposisi hewan yang dibius terhadap
esofagitis dan striktur esofagus. Anestesi membuat kucing untuk sementara tidak dapat
menelan, dan melemaskan epiglotis yang mencegah makanan dan cairan masuk ke paru-paru.
Jika kucing muntah selama operasi, makanan dan cairan dari perutnya mungkin masuk ke paru-
paru dan menimbulkan masalah yang menghambat jalannya operasi. Dengan berbagai efek
yang daoat terjadi patut ntuk menghindarinya dengan memastikan periode puasa yang tepat
diikuti.