Fachridha Laily 200200194 HPI
Fachridha Laily 200200194 HPI
200200194
2. HPI pada dasarnya bersifat nasional teritorialistik. Internasionalisme pada saat ini
mengarah pada pembentukan borderless world society. Bagaimana menampakkan upaya
dalam menyelesaikan masalah-masalah pokok dalam HPI?
Teori HPI mengenal tiga pandangan tentang cara penyelesaian persoalan pendahuluan, yaitu:
Prinsipnya melalui absorption, lex causae yang dicari dan ditetapkan melalui penerapan
kaedah HPI untuk mengatur masalah pokok (main issue) akan digunakan juga untuk
menjawab “persoalan pendahuluan”. Jadi setelah lex causae untuk masalah pokok ditetapkan
kaedah HPI lex fori, masalah pendahuluannya akan ditundukan pada lex causae yang sama.
Repartition disini hakim harus menetapkan lex causae untuk masalah pendahuluan secara
khusus dan tidak perlu menetapkan lex causae dari masalah pokoknya terlebih dahulu.
Dengan mengabaikan lex causae dari masalah pokok, hakim akan melakukan kualifikasi
berdasarkan lex fori dan menggunakan kaedah HPInya yang relevan khusus untuk
menetapkan lex causae masalah pendahuluan.
Pendekatan Kasus demi Kasus Penetapan lex causae untuk masalah pendahuluan atau
incidental question dilakukan dengan pendekatan kasuistis, dengan memperhatikan sifat dan
hakekat perkara atau kebijakan dan kepentingan forum yang mengadili perkara.
3. Dalam Teori choice influencing considerations, terdapat 5 butir pertimbangan dalam teori
ini. Sebutkan dan jelaskan!
Menurut teori ini, faktor-faktor yang akan mempengaruhi pemilihan hukum harus dapat
membuka kemungkinan dalam HPI untuk menerapkannya setiap kali jika pengadilan
menghadapi perkara-perkara sejenis tertentu.Proses penyelesaian perkara HPI sebenarnya
merupakan upaya untuk memadukan dan mengaitkan fungsi social dari suatu bidang hukum
dimana perkara timbul di satu pihak dengan perbedaan kebijakan hukum setempat yang
melatarbelakangi aturan-aturan hukum lokal yang berhadapan dalam sebuah perkara di lain
pihak, pertimbangan ini lah yang disebut choice influencing considerations
5 butir pertimbangan:
1. Prediktabilitas hasil penyelesaian perkara.
2. Pemeliharaan ketertiban antar negara bagian dan antara negara
3. Penyederhanaan pelaksanaan tugas pengadilan
4. Pemberian prioritas pada kepentingan negara dari negara forum
5. Penerapan aturan hukum yang lebih baik
4. Ehrenzweig melakukan pendekatan yang dinamakan “the proper law in the proper forum”
yang mempunyai beberapa elemen-elemen penyelesaian suatu perkara HPI. Sebutkan dan
jelaskan elemen-elemen tersebut!
Sebagian besar kaidah-kaidah HPI adalah kaidah-kaidah hukum lokal. Sehingga untuk
menyelesaikan perkara HPI, pengadilan harus senantiasa menyelidiki politik hukum yang
melandasi suatu kaidah hukum. Terkhusus jika tidak ada kaidah-kaidah HPI tertulis atau
yurisprudensi lokal yang menetapkan cara penentuan hukum yang berlaku. Melalui policy
analysis terhadap hukum lokal yang dianggap relevan, pengadilan bisa mengetahui apakah
perkara HPI benar-benar layak untuk diajukan ke pengadilan ini atau tidak. Jika jawabannya
tidak, maka pengadilan bisa menggunakan asas forum non-coveniens serta mengarahkan para
pihak yang berpekara untuk mengajukan perkara HPI pengadilan yang tepat. Pendekatan
seperti ini disebut dengan the proper law in the proper forum.
Tiga hal dasar dalam teori Ehrenzweig dalam penyelesaian perkara HPI:
1. True Rules
True Rules (aturan-aturan HPI) terbentuk secara faktual di pengadilan-pengadilan dan
dilandasi kebijakan-kebijakan serta prinsip-prinsip fairness dan justice bagi para pihak yang
sedang berpekara.
2. Kaidah-kaidah hukum intern forum
Merupakan kaidah-kaidah hukum intern lex fori yang diperlukan dalam penyelesaian perkara
apabila tidak bisa disimpulkan adanya true rules yang bisa diterima umum. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa kaidah-kaidah hukum intern forum bisa saja dikesampingkan jika
terdapat cukup alasan untuk melakukan hal tersebut.
3. The Proper Forum
Merupakan kebebasan bagi pihak penggugat dalam sebuah perkara untuk memilih forum
dengan politik hukum yang dianggap bisa menyebabkan berlakunya aturan-aturan hukum
yang paling memberikan keuntungan.
5. Terdapat suami istri menikah di Inggris, sang suami berkewarganegaraan Inggris dan sang
istri berkewarganegaraan Korea, mereka berdomisili di Perancis. Mereka mempunyai asset
sebidang tanah di Inggris dan Perancis. Mereka bercerai dan sang istri mengajukan gugatan
untuk mendapatkan haknya atas asset tersebut dengan mengajukan gugatan di Pengadilan
Inggris. Dari contoh kasus tersebut, kajilah penyelesaian contoh kasus HPI tersebut
berdasarkan:
a. Teori kualifikasi lex fori.
kualifikasi lex fori dalam kasus tersebut adalah dengan memakai kualifikasi pengadilan yang
memeriksa perkara dalam hal ini pengadilan Inggris,sehingga penyelesaian masalah
perkawinannya,dan harta bersama yang dituntut oleh istrinya menggunakan Hukum Inggris
yang diterapkan di Pengadilan Inggris.