Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU DDIP

PERTEMUAN KE-13

NAMA : ZULFA WILDAN FIRDAUS


NIM : 21086490
MATKUL : DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
K.SESI : 0296

ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


BERKEMBANGNYA PERMASALAHAN PENDIDIKAN

1. Perkembangan Nilai Budaya

  Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang
dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi. (Ardian, 2013). Nilai nilai budaya akan tampak pada
simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok
motto suatu lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai
budaya yaitu (1). Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata
(jelas); (2) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut; dan
(3) Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka
acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

2. Laju Pertumbuhan Penduduk 

Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:

Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran pertambahan penduduk
adalah sebagai berikut: Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan
pendudukan akan terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil.
Sebabnya karena tingkat kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar  4.5 % dari
turunnya tinggi kelahiran, yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan
berubahnya susunan umur  penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka
penyedian prasarana dan sarana pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya
pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi
bertambah. Dan juga terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk
sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas
sekolah dasar. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak
peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah
pemerataan pendidikan. Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu sekolah
dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar dengan peserta
didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan relevansi pendidikan tidak akan
dapat dicapai dengan baik. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke perguruan
tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu
disediakan pendidikan nonformal.

3. Aspirasi Masyarakat 

Dalam dua warsa terakhir ini, aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat,
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan
dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga
social. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul dari
perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah membanjinya pelamar pada sekolah-
sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal
mulai bermunculan beraneka ragam penidikan nonformal. Kecendrungan aspirasi
masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah
melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan yang layak dan
menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka.

4. Keterbelakang Budaya dan Sarana Kehidupan 

Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarkat
(yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya,
kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan
apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu
penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat luar bukan
harus menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaian kebudayaan tersebut dengan
tuntutan zaman.  Dan bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya
(dalam hali ini adalah kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang
tangguh adalah yang bertumpu pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman.
Jika system pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti
melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan. Keadaan seperti ini, sudah
jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan. Masyarakat kita yang umumnya
berada didaerah terpencil, yang ekonominya lemah dan kurang terdidik akan mengalami
keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan
menimbulkan masalah bagi pendidikan , permasalahannya antara lain bagaimana
menyadarkan mereka akan keterbelakangan/ketinggalannya bagaimana cara menyediakan
sarana kehidupan dengan lebih baik, khususnya bagaimana sistem pendidikan dapat
menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai