Anda di halaman 1dari 1

Sebagaimana yang diatur pada Pasal 17 ayat (1) UU 7/2021 tentang Harmonisasi

Peraturan Perpajakan (HPP), seluruh ketentuan tentang PPh dalam UU HPP mulai
berlaku pada tahun pajak 2022.

Bila tahun buku wajib pajak dimulai pada 2021, maka 'tahun pajak' bagi wajib
pajak tersebut adalah sejak Januari. "Tahun pajak adalah jangka waktu 1 tahun
kalender kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama
dengan tahun kalender," bunyi Pasal 1 angka 8 UU KUP, dikutip Senin (3/1/2022)

Berdasarkan UU HPP, wajib pajak orang pribadi UMKM yang membayar pajak
menggunakan skema PPh final UMKM mendapatkan fasilitas batas omzet tidak
kena pajak senilai Rp500 juta.

Dengan demikian, bila omzet wajib pajak orang pribadi UMKM ternyata kurang
dari atau sama dengan Rp500 juta dalam setahun, maka wajib pajak orang pribadi
UMKM tersebut tidak perlu membayar PPh final dengan tarif 0,5%.

Bila omzet wajib pajak orang pribadi UMKM dalam setahun melampaui Rp500
juta, maka hanya setiap omzet di atas Rp500 juta saja yang dikenai PPh final
UMKM sesuai dengan PP 23/2018.

Sebagai contoh, bila wajib pajak orang pribadi UMKM memiliki omzet senilai
Rp100 juta per bulan dan Rp1,2 miliar dalam setahun, PPh final UMKM hanya
dibayar atas bagian omzet senilai Rp700 juta (dari Rp1,2 miliar dikurangi dengan
Rp500 juta). Dengan tarif 0,5%, pajak yang harus dibayar senilai Rp3,5 juta dalam
setahun.

Tanpa ada ketentuan batas omzet tidak kena pajak, seperti yang berlaku
sebelumnya, wajib pajak harus membayar PPh final atas keseluruhan omzet.
Akibatnya, beban pajak yang ditanggung UMKM mencapai Rp6 juta dalam
setahun. (sap)

Anda mungkin juga menyukai