Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lutfi Fauzi

NIM : 41620120043

Mata Kuliah : Kapita Selekta Industri

Tugas : Resume Pertemuan 14 – Manajemen Perubahan

PENDAHULUAN

Semua organisasi baik profit oriented, nirlaba, maupun volunteer


menghadapi lingkungan yang dinamis dan berubah. Lingkungan eksternal
merupakan kekuatan yang mendorong organisasi secara internal harus berubah.
Karena pilihannya adalah, berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan

Perubahan merupakan sebuah tindakan dengan cara melakukan sesuatu


secara berbeda; melakukan sesuatu dengan cara baru, mengikuti jalur baru,
mengadopsi teknologi baru, menggunakan sistem baru, melaksanakan prosedur
manajemen baru. Perubahan didefinisikan sebagai “Tindakan memperbaiki cara
berpikir dan perilaku yang konvensional atau perpindahan dari status quo, yang
tersirat di dalam perubahan sasaran atau visi yang berbeda dari sebelumnya”
(Wagner dan Hollenback).

FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN

1. Faktor Pendorong Kebutuhan akan Perubahan (Hussey, 2000:6)


 Perubahan teknologi yang terus meningkat
 Persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global
 Pelanggan semakin banyak tuntutan
 Profil demografis negara berubah
 Privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut
 Pemegang saham minta lebih banyak nilai
2. Faktor Pendorong Kebutuhan Perubahan (Kreitner & Kinicki, 2001:659)
a. Kekuatan Eksternal
 Demographic characteristics
 Technological advancement
 Market changes
 Social and political pressures
b. Kekuatan Internal
 Human resources problems/prospect
 Managerial behaviour/decisions
3. Faktor Pendorong Kekuatan Perubahan (Geenberg & Baron 2003:593)
a. Perubahan Terencana
 Changes in products or services
 Changes in organizational size and structure
 Changes in administrative system
 Introduction of new technologies
b. Perubahan tidak Terencana
 Shifting employees demographics
 Performance gaps
 Government regulation
 Global competition
 Changing economic conditions
 Advances in technology
RESISTENSI PERUBAHAN

Secara konseptual, perubahan merupakan reaksi alamiah terhadap sesuatu


yang menyebabkan gangguan dan hilangnya keseimbangan (equilibrium).
Perubahan merupakan salah satu fenomena yang harus dihadapi, namun tidak
semua orang bersedia menerima kenyataan adanya perubahan sehingga bersifat
resisten.

Resisten dapat bersifat overt (jelas) atau covert (tersembunyi). Respon


orang terhadap perubahan bisa negatif, bisa positif. Resistensi terhadap perubahan
bersifat 3 dimensi, menyangkut komponen affective (merasa), cognitive (berfikir),
behavioural (berperilaku, bisa pasif, bisa aktif)

Respon positif terhadap perubahan dilakukan melalui 5 fase, diantaranya :

1. Uninformed optimism (adanya optimisme diam-diam)


2. Uninformed pessimism (adanya pesimisme diam-diam)
3. Helpful realism (kesadaran perubahan merupakan realitas yang harus
dihadapi)
4. Informed optimism (keberanian untuk menyatakan optimisme terhadap
perubahan)
5. Completion (kesediaan turut serta dalam proses perubahan)

Respon negative terhadap perubahan dilakukan melalui 8 fase:

1. Stability
2. Immobilization (tidak bergerak)
3. Denial (penolakan)
4. Anger (kemarahan)
5. Bargaining (perundingan)
6. Depression (tertekan)
7. Testing (pengujian)
8. Acceptance (penerimaan)
LEARNING FACTORY

Learning Factory pertama kali diciptakan dan dikembangkan di


Pennsylvania State University di bawah program National Science Foundation
(NSF) Amerika Serikat. Model awal learning factory menekankan pengalaman
langsung pada dunia industri sehingga memperoleh pengetahuan terapan yang
dapat dipelajari pada pendidikan teknik untuk memecahkan masalah nyata dalam
industry.

Learning factory sangat diperlukan dalam dunia pendidikan teknik yang


secara efektif membutuhkan beberapa bentuk pelatihan praktis dalam lingkungan
industri karena meningkatkan pengalaman belajar (Abele et al, 2008).

Learning factory memungkinkan industri untuk memasuki dunia


pendidikan untuk menyediakan aktivitas nyata berdasarkan aktivitas industri.
Hakikat mengenai dasar learning factory adalah integrasi profesionalisme kerja
dalam kurikulum kampus. Semua kebutuhan alat, bahan, pelaksana pendidikan
dirancang dan dihubungkan untuk melakukan kegiatan produksi untuk
menghasilkan produk barang atau jasa (Lamancusa et al, 2001).

Konsep learning production systems di learning factory mencakup tiga bidang:

1. Learning Factory-Process Improvement


2. Learning Factory-Resource Efficiency Process Improvement
3. Learning Factory-Management and Organization (LMO).

Anda mungkin juga menyukai