Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PROSES DEGENERATIF (TEORI GENETIKA, TEORI IMUNITAS,


TEORI TEAR AND WEAR, TEORI NEURO ENDOKRIN, TEORI
LINGKUNGAN)

ADELLYA MAHARANI
2019002/2019

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA


KESEHATAN TP 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gerontologi, studi ilmiah tentang efek penuaan dan penyakit yang
berhubungan dengan penuaan pada manusia, meliputi aspek biologis, fisiologis,
psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Perawat yang merencanakan dan
memberikan perawatatn pada orang diusianya yang telah lanjut mendukung dan
mengembangkan teori yang menjadi dasar untuk asuhan keperawatan selama tahap
akhir kehidupan ini.
Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadi
penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan proses penuaan.
Setiap orang akan mengalami enuaan, tetapi penuaan pada setiap individu akan
berbeda tergantung faktor herediter, stresor lingkungan, dan sejumlah besar faktor
yang lain. Walaupun tidak ada satu teori yang dapat menjelaskan peristiwa fisik,
psikologis, dan peristiwa sosial yang kompleks yang terjadi dari waktu ke waktu,
suatu pemahaman dari penelitian dan teori-teori yang dihasilkan sangant penting bagi
perawat untuk membantu orang lanjut usia memelihara kesehatan fisik dan psikis
yang sempurna.
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi biasanya
dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikosoaial.
Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah memusatkan perhatian pada
indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada proses penuaan, banyak pada tingkat
seluler, sedangkan ahli teori psikososial mencoba untuk menjelaskan bagaimana
proses tersebut dipandang dalam kaitan dengan kepribadian dan perilaku.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, yang menjadi fokus pembahasan dari penulisan
makalah ini adalah bagaimana penjelasan mengenai teori-teori penuaan, yang
meliputi:

a)  Teori Biologis, terdiri dari:


a.    Teori Genetika
b.    Teori Cross Link
c.   Teori Wear and Tear
d.    Teori Imunologis
e.    Teori Neuroendokrin
f.    Riwayat Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROSES DEGENERATIF

Teori Biologi Teori Biologi mencakup teori genetik dan mutasi,


immmunology slow theory, teori radikal bebas, teori stress, teori rantai silang dan
teori metabolisme.

a. Teori Genetik dan Mutasi


Menurut teori ini, menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik atau
jambiologis sendiri.Setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang
telah diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis.ini berhenti berputar,
6 ia akan mati.
Manusia mempunyai umur harapan hidup kedua terlama setelah bulus. Menua
terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel (Suhana, 1994 dalam Nugroho, 2008) Hal ini terjadi karena adanya pengumpulan
pigmen atau lemak dalam tubuh contohnyapigmen lipofusin di sel otot jantung dan sel
susunan saraf pusat lansia yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri.
(Maryam, 2008). 7

b. Teori Wear and Tear


Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat
merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya
malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan mengalami
kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
Radikal bebas adalah contoh dari produk sampah metabolisme yang menyebabkan
kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh
sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Beberapa radikal bebas berhasil lolos
dari proses perusakan ini dan berakumulasi didalam struktur biologis yang penting,
saat itu kerusakan organ terjadi.
Karena laju metabolisme terkait secara langsung pada pembentukan radikal bebas,
sehingga ilmuwan memiliki hipotesis bahwa tingkat kecepatan produksi radikal bebas
berhubungan dengan penentuan waktu rentang hidup. Pembatasan kalori dan efeknya
pada perpanjangan rentang hidup mungkin berdasarkan pada teori ini. Pembatasan
kalori telah terbukti dapat meningkatkan masa hidup pada tikus percobaan. Sepanjang
masa hidup, tikus-tikus tersebut telah mengalami penurunan angka kejadian
kemunduran fungsional, dan mengalami lebih sedikit kondisi penyakit yang berkaitan
dengan peningkatan umur, berkurangnya kemunduran fungsional tubuh, dan
menurunnya insidensi penyakit yang berhubungan dengan penuaan.
c. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka
terhadap organisme asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk
menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya
fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun tubuh. Ketika
orang mengalami penuaan, mereka mungkin mengalami penyakit autoimun seperti
artritis reumaoid dan alergi terhadap makanan dan faktor lingkungan yang lain.
Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus. Berat dan ukuran
kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya umur, seperti halnya
kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya diferensiasi sel T, tubuh
salah mengenali sel yang tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan
menyerangnya. Pentingnya pendekatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan promosi kesehatan terhadap npelayanan kesehatan, terutama pada saat
penuaan terjadi tidak dapat diabaikan. Walaupun semua orang memerlukan
pemeriksaan rutin untuk memastikan deteksi dini dan perawatan seawal mungkin,
tetapi pada orang lanjut usia kegagalan melindungi sistem imun yang telah mengalami
penuaan melalui pemeriksaan kesehatan ini dapat mendorong ke arah kematian awal
dan tidak terduga. Selain itu, program imunisasi secara nasional untuk mencegah
kejadian dan penyebaran epidemi penyaki, seperti pneumonia dan influenza diantara
orang lanjut usia juga mendukung dasar teoritis praktik keperawatan.

d. Teori Neuroendokrin
  

Diskusi sebelumnya tentang kelenjar timus dan sistem imun serta interaksi antara
sistem saraf dan sistem endokrin menghasilkan persamaan yang luar biasa. Pada kasus
selanjutnya para ahli telah memikirkan bahwa penuaan terjadi oleh karena adanya
suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak
pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam
kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.
Salah satu area neurologis yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses, dan
bereaksi terhadap perintah. Dikenal sebagai perlambatan tingkah laku, respon ini
kadang-kadang diinterpretasikan sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya
pengetahuan. Pada umumnya, sebenarnya yang terjadi bukan satupun dari hal-hal
tersebut, tetapi orang lanjut usia sering dibuat untuk merasa seolah-olah mereka tidak
kooperatif atau tidak patuh. Perawat dapat memfasilitasi proses pemberian perawatan
dengan cara memperlambat instruksi dan menunggu respon mereka.

e. Riwayat Lingkungan
  

Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari


industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat penuaan,
dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan
faktor utama dalam penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam
tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara mendidik semua
kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan penuaan yang
dipercepat. Ilmu pengetahuan baru mulai untuk mengungkap berbagai faktor
lingkungan yang dapat memengaruhi penuaan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan


jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)
Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai sebuah kontinum kejadian dari
lahir sampai meninggal (Ignativicus, Workman, Mishler, 1999). Proses penuaan dapat
ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologik sosial dan
fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi
mengenai proses menua. Dan pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat
harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya
secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik,
mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan
menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas
pada klien lansia. 
Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan
fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan
dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan
kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit.

B. SARAN

Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia, untuk
menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat menghindarinya
dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai proses harus dilewati, namun
beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya dengan baik, namun ada pula yang
tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan
kejiwaan. Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai
tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis pasiennya. Termasuk
pada usia lanjut. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensinya, baik sebagai
acuan dalam pembelajaran, ataupun sebagai pedoman dalam tindakan asuhan
keperawatan pada klien usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

http://psikstikma.blogspot.com/2014/01/konsep-teori-penuaan.html.
Diakses, Senin,23/03/2020.Pukul.16.26.WIB

http://eprints.umm.ac.id/41717/3/jiptummpp-gdl-afifahshol-48601-3-bab2.pdf.
Diakses, Senin,23/03/2020.Pukul.16.26.WIB

Anda mungkin juga menyukai