Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN DIET PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA


PASIEN HEMODIALISA

Disusun Oleh :

Profesi Ners Angkatan XVI Stase Keperawatan Medikal Bedah

1. Muhammad Rizaldi Kaharu, S.Kep


2. Nisa Alvionita Lasanudin, S.Kep
3. Mega Purnamawaty Sudirman, S.Kep
4. Luthfatun Mutiah, S.Kep
5. Liani Lestari Idris, S.Kep
6. Fadhilatul Khairah Tohopi, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Pendidikan Pendidikan kesehatan diet penyakit


ginjal kronik

Sub Pokok Pembahasan : Pendidikan kesehatan diet penyakit ginjal kronik


pada pasien hemodialisa

Peserta/Sasaran : Pasien dan Keluarga ruangan Hemodialisa RSUD


Toto Kabila

Hari/tanggal : Senin, 04 April 2022

Tempat : Ruangan Hemodialisa RSUD Toto Kabila

Waktu Pelaksanaan : Pukul 10.00 WITA

Waktu : 30 Menit

Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners UNG Angkatan XVI

1. Latar Belakang

Diet adalah pengaturan pola makan dan menu makanan. Diet bagi penderita
ginjal bertujuan untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, mineral, dan cairan di
dalam tubuh agar meringankan beban kerja ginjal yang telah mengalami
kerusakan dan penurunan fungsi. Penderita gagal ginjal membutuhkan
pengaturan makan khusus, karena organ ginjalnya tidak lagi bisa mengeluarkan
zat-zat sisa dan racun dari dalam tubuh. Pengaturan diet gagal ginjal biasanya
akan dilakukan oleh dokter spesialis gizi. Tujuan diet ini adalah agar ginjal
tidak semakin rusak dan tidak terjadi komplikasi akibat gagal ginjal, misalnya
penyakit jantung atau edema paru.

Tujuan dari diet khusus untuk pasien gagal ginjal ini adalah menjaga kadar
elektrolit, mineral, dan cairan dalam tubuh. Hal ini ternyata penting dilakukan,
terutama bagi pasien yang tengah menjalani dialisis. Sementara itu, pasien
gagal ginjal yang juga memiliki tekanan darah tinggi juga memerlukan rencana
pola makan ini untuk mengontrol tekanan darah mereka. Diet khusus ini
bahkan diperlukan untuk mengendalikan gula darah lewat pemilihan makanan
dan minuman. Dengan demikian, diet ini dapat membantu melindungi ginjal
dari kerusakan yang lebih parah.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat
memahami mengenai kesehatan diet untuk penyakit ginjal kronik.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
sasaran dapat mengetahui tentang :
1) Pengertian diet, tujuan diet dan syarat diet
2) bahan Makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang tidak
dianjurkan untuk pasin gagal ginjal yang melakukan hemodialisa.
3. Materi Penyuluhan
(Terlampir)
4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media
a. Banner
b. Leaflet
6. Proses Kegiatan
KEGIATAN KEGIATAN
NO WAKTU MEDIA METODE
PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan : Ceramah
1. Membuka 1. Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapakan
salam
2. Memperkenalkan
2. Mendengarkan
diri
dan
3. Menjelaskan
memperhatikan
tujuan dari
3. Mendengarkan
penyuluhan
dan
memperhatikan
4. Kontrak waktu
4. Menyetujui
kontrak belajar
yang dibuat
5. Validasi
5. Menjawab
pemahaman
pertanyaan
pasien dan
keluarga
mengenai
Pencegahan
Infeksi Daerah
Operasi
2. 20 menit Pelaksanaan : Banner & Ceramah,
1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Leaflet dan tanya
pengertian Diet, dan jawab
tujuan diet dan memperhatikan
syarat diet
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
bahan Makanan dan
yang dianjurkan memperhatikan
dan bahan
makanan yang
tidak dianjurkan
3. Memberi 3. Mendengarkan
kesempatan dan
kepada peserta memperhatikan
untuk bertanya
4. Menjawab
pertanyaan dari 4. Mendengarkan
peserta dan
5. Membagikan memperhatikan
leaflet
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan

6. Mengajukan
pertanyaan

7. Mendengarkan
dan
memperhatikan
8. Menerima leaflet

3. 5 menit Terminasi : Ceramah


1. Melakukan 1. Menjawab
evaluasi pertanyaan
2. Menyimpulkan 2. Mendengarkan
materi yang telah dan
disampaikan memperhatikan
3. Mengucapkan 3. Menjawab salam
salam penutup
7. Pengorganisasian dan Rincian Tugas
a. Pengorganisasian
Moderator : Muhammad Rizaldi Kaharu, S.Kep
Pemateri : Nisa Alvionita Lasanudin, S.Kep
Fasilitator : Fadhilatul Khaira tohopi, S.Kep
Luthfatun Muthia, S.Kep
Observer : Liani Lestari Idris, S.Kep
Mega Purnamawaty Sudirman, S.Kep
b. Rincian Tugas
1) Moderator
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan dipaparkan
e) Menjelaskan waktu pendidikan kesehatan (kontrak waktu)
f) Memimpin jalannya penyuluhan
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemateri
h) Mengatur waktu penyuluhan
2) Pemateri
a) Mengucapkan salam
b) Menvalidasi pemahaman pasien tentang Diet, tujuan diet dan Syarat
Diet
c) Menjelaskan materi tentang bahan Makanan yang dianjurkan dan
bahan makanan yang tidak dianjurkan
d) Menjawab Pertanyaan dari peserta
3) Fasilitator
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b) Memotivasi para peserta agar berpartisipasi dalam pendidikan
kesehatan
c) Memotivasi para peserta untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
4) Observer
a) Memantau jalannya kegiatan pelaksanaan penyuluhan kesehatan
b) Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan kesehatan
8. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruangan Hemodialisa
RSUD Toto Kabila
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Evaluasi Hasil
1) Pasien dan Keluarga dapat menjelaskan pengertian diet, tujuan diet dan
Syarat Diet
2) Pasien dan Keluarga dapat menjelaskan bahan Makanan yang dianjurkan
dan bahan makanan yang tidak dianjurkan
9. Setting Tempat

CA CK BANNER
/ Leaflet

P
M

FO
O F
Keterangan :

M : Moderator
P : Pemateri

F : Fasilitator

O : Observer

CA : Ci Akademik

CK : Ci Klinik

BANNER
: Banner / LCD

(Lampiran)

Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa

A. Pengertian Diet

Diet adalah pengaturan pola makan dan menu makanan. Diet bagi
penderita ginjal bertujuan untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, mineral,
dan cairan di dalam tubuh agar meringankan beban kerja ginjal yang telah
mengalami kerusakan dan penurunan fungsi. Diet merupakan faktor penting
bagi pasien yang menjalani Hemodialisa. Diet bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
untuk menjaga agar penderita dapat beraktivitas seperti biasa yang akhirnya
mempunyai kualitas hidup yang baik.
Diet rendah protein, natrium, potassium dan tinggi kalori Diberikan kepada
pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal yang menahun (Penyakit
Ginjal Kronik/Menahun)
B. Tujuan Diet

Tujuan diet bagi pasien yang menjalani hemodialisa adalah untuk:

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan


memperhitungkansisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).

3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

4. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan


memperlambatturunnya laju filtrasi glomerulus (Almatsier, 2006).
C. Syarat Diet

1. Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien.

2. Energi 35 kkal/kg BB Ideal (BBI).

3. Protein 1,3- 1,5 g/kg BBI, 60-75% protein hewani dan sisanya protein
nabati.

4. Lemak 25-30 % dari energi total, diutamakan lemak tidak jenuh.

5. Karbohidrat 60-65 % dari energi total.

6. Kebutuhan cairan sesuai dengan jumlah urine 24 jam + 500 ml (cairan


yangkeluar melalui keringat dan pernapasan).
7. Kalium dibatasi jika terjadi Hiperkalemia.

8. Garam dapur/Natrium dibatasi apabila pasien mengalami edema/bengkak


karena penum pukan cairan serta hipertens
D. Bahan Makanan yang dianjurkan :
1. Sumber protein nabati : seperti tahu, tempe, kacang kedelai, kacang hijau.

2. Sumber protein hewani : ayam 9,1 gr, daging 22,7 gr, dan ikan 10,7 gr.

(USDA National Protein Database)


E. Pantangan :
sayur dan buah yang mengandung kalium tinggi jika penderita memiliki
hiperkalemia :
Buah-buahan yang tinggi Sayuran yang tinggi kalium
kalium
Pisang 425 mg (1 buah) Kentang 925 (1 buah)
Tomat Segar 290 mg (1 Ubi jalar (dipanggang) 450
buah) mg (1 buah)
Alpukat 278 mg (1/2 Bayam 420 mg (1/2 cangkir)
buah)
Kurma 270 mg (5 Pubis 250 mg (1/2 cangkir)
buah)
Jeruk 240 mg (1 buah) Brokoli 230 mg (1/2 cangkir)

F. Keberhasilan terapi diet yang diberikan dapat dilihat dari:


1. Terkendalinya supan natrium yang ditandai dengan terkontrolnya
tekanandarah dan odema (bengkak)
2. Cukupnya asupan kalori yang ditandai dengan tidak adanya katabolisme
Asupan protein sesuai dengan anjuran yang ditandai dengan menurunnya
kadarureum dalam darah
3. Terkendalinya asupan kalium yang ditandai dengan terkontrolnya kadar
kaliumdi dalam darah

HAL-HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN !!

1. Makanlah secara teratur dengan porsi kecil tapi sering.


2. Untuk meningkatkan nafsu makan, diupayakan sesuai dengan makanan
kesukaan.
3. Bila ada penumpukan cairan, tekanan darah tinggi, perlu menghindari
garam dan makanan banyak mengandung garam, minuman bersoda,
minuman kemasan, telur asin, makanan yang di awetkan, dan bumbu-
bumbu instan.
4. Untuk membatasi jumlah cairan, masak lebih tidak dalam berntuk
berkuah, dipanggang, dibakar, digoreng.
DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Crish. 202014. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2013. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS) yang Pertama 15 Oktober 2008: Panduan Perencanaan
Pelaksanaan bagi Pemangku Kepentingan Cuci Tangan Pakai
Sabun. Jakarta: Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan melalui Kemitraan
Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (KPS-CTPS).

Departemen Kesehatan RI. 2013. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia
(HCTPS)Kedua. Jakarta: Depkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Promosi Kesehatan di


Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan: Panduan bagi
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Panduan Diit. Jakarta:


Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai