Anda di halaman 1dari 102

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN


(Studi Kasus Pada Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015-2018)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :
FIDYANI DYAH AYUNINGTYAS
NIM. 1522201088

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2019
ii
iii
iv
MOTTO

“Bertambah tua itu bukan berarti kehilangan masa muda. Tapi babak baru dari

kesempatan dan kekuatan.” –Betty Friedan-

v
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2018)

Fidyani Dyah Ayuningtyas


NIM.1522201088
E-mail: Fidyanidyah@yahoo.co.id
Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto

ABSTRAK
Kinerja Keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga
dapat diketahui keadaan keuangan perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja
dalam periode tertentu. Dalam menilai kinerja keuangan dapat digunakan alat
analisis keuangan. Biasanya alat analisis keuangan yang digunakan adalah rasio
keuangan. Salah satu tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal,
untuk mengukur tingkat laba suatu perusahaan dapat dilakukan dengan rasio
profitabilitas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana
kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2015-2018 berdasarkan rasio profitabilitas. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2015-2018. Total sampel yang diuji sebanyak 4 perusahaan yang dipilih
menggunakan purposive sampling. Teknik analaisis data menggunakan
pengukuran rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin, Return on Asset,dan
Return on Equity.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja keuangan
industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018
berdasarkan Net Profit Margin dinilai sangat kurang baik, hal ini berdasarkan
hasil perhitungan rata-rata Net Profit Margin yaitu sebesar 7,50%, yang masih
berada jauh dibawah standar industri Net Profit Margin yaitu sebesar 20%.
Kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2018 berdasarkan Return on Asset dinilai sangat kurang baik, hal ini
berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Return on Asset yaitu sebesar 8,51%, yang
masih berada jauh dibawah standar industri Return on Asset yaitu sebesar 30%.
Kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015-2018 berdasarkan Return on Equity dinilai sangat kurang baik, hal ini
berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Return on Equity yaitu sebesar 12,47%,
yang masih berada jauh dibawah standar industri Return on Equity yaitu sebesar
40%.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Profitabilitas

vi
PROFITABILITY RATIO ANALYSIS TO ASSESS FINANCIAL
PERFORMANCE (CASE STUDIES ON THE PHARMACEUTICAL
INDUSTRY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2015-
2018)

Fidyani Dyah Ayuningtyas


NIM.1522201088
E-mail: Fidyanidyah@yahoo.co.id
Department of Islamic Economics, Faculty of Economics and Islamic Business
The State Islamic Institute (IAIN) Purwokerto

ABSTRACT
Financial performance is a picture of the financial condition of a company
that is analyzed with financial analysis tools, so it can be seen the company’s
financial condition that reflects the achievements in a certain period. In assessing
financial performance, financial analysis tools can be used. Usually financial
analysis tools used used are financial ratios. One of the company’s goals is to
obtain the maximum profit, to measure the profit level of company can be done
with profitability ratios.
The purpose of this study is to find out and analyze how the financial
performance of the pharmaceutical industry wich is listed on the Indonesia Stock
Exchange in the period 2015-2018 based on profitability ratios. The population in
this study were all pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in the 2015-2018 period. The total samples tested were 4 companies
selected using purposive sampling. The data analysis technique uses the
measurement of profitability ratios namly Net Profit margin, Return on Asset, and
Return on Equity.
Based on the results of the analysis it was concluded that the financial
performance of the pharmaceutical industry listed on the Indonesia Stock
Exchange for the 2015-2018 period based on Net Profit Margin was considered to
be very poor, this was based on the results of the average Net Profit Margin
calculation of 7,50%, which was still far below the industry standard Net Profit
Margin is 20%. the financial performance of the pharmaceutical industry listed
on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2018 period based on Return on
Asset is considered to be very poor, this is based on the results of the average
Return on Asset calculation of 8,51%, which is still far below the Return on Asset
industry standard of 30%. The financial performance of the pharmaceutical
industry listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2018 period based
on Return on Equity is considered to be very poor, this is based on the average
Return on Equity calculation of 12,47%, which is still far below the Return on
Equity industry standard of 40%.

Keywords: Financial Performance, Profitability Ratio.

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan Nomor:

0543b/U/1987.

Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
‫ب‬ ba‟ B Be
‫ت‬ ta‟ T Te
‫ث‬ ṡa ṡa es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ ḥ ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬ kha‟ Kh ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ ẑal ẑ ze (dengan titik di atas)
‫ر‬ ra‟ R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy es dan ye
‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa‟ ṭ te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬ ẓa‟ ẓ zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬ „ain „ koma terbalik di atas
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ fa‟ F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi

viii
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L „el
‫م‬ Mim M „em
‫ن‬ Nun N „en
‫و‬ Waw W W
‫ه‬ ha‟ H Ha
‫ء‬ Hamzah ʼ Apostrof
‫ي‬ ya‟ Y Ye

Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap


‫متعددة‬ Ditulis muta’addidah
‫عدة‬ Ditulis ‘iddah

Ta’ Marbuṭah di akhir kata bila dimatikan tulis h


‫حكمة‬ Ditulis ḫikmah
‫جزیة‬ Ditulis Jizyah
(Ketentuan ini tidak diperlukan pada kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki
lafal aslinya)
a. Bila diikuti dengan dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan h.

‫كرامة األولیاء‬ Ditulis kar᷇amah al-auliy᷇a’

b. Bila ta’ marbuṭah hidup atau dengan harakat, fatḫah atau kasrah atau
ḍammah ditulis dengan t.

‫زكاة الفطر‬ Ditulis zaka᷇t al-fiṭr

Vokal Pendek
َ fatḫah Ditulis A
َ Kasrah Ditulis I
َ ḍammah Ditulis U

ix
Vokal Panjang
1. fatḫah + alif Ditulis ᷇a
‫جاھلیة‬ Ditulis j᷇ahiliyyah
2. fatḫah + ya‟ mati Ditulis a᷇
‫تنسى‬ Ditulis tansa᷇
3. kasrah + ya‟ mati Ditulis i᷇
‫كرمی‬ Ditulis kari᷇m
4. ḍammah + wa᷇wu mati Ditulis u᷇
‫فروض‬ Ditulis furu᷇ḍ

Vokal Rangkap
1. Fathah + ya‟ mati Ditulis Ai
‫بینكم‬ Ditulis Bainakum
2. Fathah + wawu mati Ditulis Au
‫قول‬ Ditulis Qaul

Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
‫أأنتم‬ Ditulis a‟antum
‫أعدت‬ Ditulis u‟iddat
‫تن شكر مت‬ Ditulis la‟in syakartum

Kata Sandang Alif+Lam


a. Bila diikuti huruf Qamariyyah.

‫القرآن‬ Ditulis al-Qur’a᷇n


‫القیاس‬ Ditulis al-Qiya᷇s

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah


yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el) nya.

‫السماء‬ Ditulis as-Sama᷇’


‫الشمس‬ Ditulis asy-Syams

x
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

‫ذوى الفروض‬ Ditulis zawi᷇ al-furu᷇ḍ


‫اھل السنة‬ Ditulis ahl as-Sunnah

xi
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia yang Allah SWT
berikan, karya skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, hidayah dan kesempatan
untuk belajar.
2. Ayah dan Ibuku tercinta, bapak Rofidin dan Ibu Turahmi, yang selalu
mencurahkan seluruh perhatian, motivasi, kasih sayang dan pengorbanan
yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, serta do‟a terbaik yang tak pernah
putus.
3. Untuk Kakek dan Neneku, Mbah Musrodin dan Mbah Jariah, terimakasih
atas semangat, nasehat dan do‟a baik untuk penulis.
4. Untuk Adik Abdul Malik Kelviansyah dan Tanteku Sutinah, trimaksih atas
semangat dan do‟a baik untuk penulis.
5. Serta segenap keluarga yang selalu memberikan do‟a dan motivasi.
6. Dosen pembimbingku Bapak Chandra Warsito, S.E., STP., M.Si yang telah
membimbing skripsi saya dari awal hingga akhir.
7. Seluruh keluarga besar IAIN PURWOKERTO atas semua bentuk
kerjasamanya.

xii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah


SWT atas segala karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini dalam bentuk skripsi dengan judul “ ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS PADA
INDUSTRI FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2015-2018)”. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi sang pembawa rahmat bagi
seluruh alam yang senantiasa kita nantikan syafa‟atnya di yaumil qiyaamah kelak.
Bersamaan dengan selesainnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto.
2. Dr. Fauzi, M.Ag., Wakil Rektor I Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Purwokerto.
3. Dr. H. Ridwan, M.Ag., Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Purwokerto.
4. Dr. H. Sulkhan Chakim, S.Ag. M.M., Wakil Rektor III Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
5. Dr. H. Jamal Abdul Aziz, M.Ag., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
6. Dewi Laela Hilyatin, S.E., M.S.I., Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan
Penasehat akademik Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
7. Chandra Warsito, S.E., STP., M.Si, pembimbing penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi. Terima kasih saya ucapkan atas segala
bimbingan, arahan, masukan, motivasi, serta kesabarannya demi

xiii
terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Semoga senantiasa Allah selalu
memberikan perlindungan dan membalas kebaikan Bapak.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Purwokerto yang
telah mengajarkan dan membekali ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap Staff Administrasi dan Karyawan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Purwokerto.
10. Orang tua penyusun, Bapak Rofidin dan Ibu Turahmi yang merupakan
orang tua terhebat, yang telah mencurahkan kasih sayangnya, merawat,
mendidik, serta doa-doanya yang selalu menguatkan semangat dan
keyakinan kepada penulis. Jasanya tidak dapat dibalas dengan apapun,
semoga bapak dan ibu tetap berada dalam lindungan, kasih sayang dan
kemuliaan dari Allah SWT.
11. Kakek dan Neneku, Mbah Musrodin dan Mbah Jariah, terimakasih atas
semangat, nasehat dan do‟a baik untuk penulis.
12. Adik Abdul Malik Kelviansyah dan Tanteku Sutinah, terimaksih atas
semangat dan do‟a baik untuk penulis.
13. Teman terbaikku Imam Amir Musa, terimakasih atas do‟a, semangat,
motivasi dan yang selalu bersedia menemani setiap suka dan duka serta
membantu dalam proses penelitian ini.
14. Sahabat-sahabatku Cahya Asriningrum, Isna Fajar Budi Pratiwi, dan Seki
Septiana, terimaksih yang senantiasa saling mengingatkan, menghibur, dan
memberi semangat serta do‟a.
15. Teman seperjuanganku Anggun, Mba epi, dan Laeli, terimaksih yang
senantiasa saling mengingatkan, menghibur, dan memberi semangat serta
do‟a.
16. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Syariah C, terimakasih yang turut
membantu, memberikan masukan, motivasi, berbagi keceriaan dan do‟a.
17. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

xiv
xv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... xii
KATA PENGANTAR .................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Definisi Operasional............................................................................. 10
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 11
E. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI


A. Laporan Keuangan ............................................................................... 14
B. Analisis Laporan Keuangan ................................................................. 17
C. Analisis Rasio Keuangan ..................................................................... 21
D. Rasio Profitabilitas ............................................................................... 25
E. Kinerja Keuangan................................................................................. 29
F. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan ............................. 32
G. Kajian Pustaka...................................................................................... 32

xvi
H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 36
I. Landasan Teologis ............................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 40
C. Sumber Data ......................................................................................... 40
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 41
E. Variabel Penelitian ............................................................................... 42
F. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pemilihan Sampel Penelitian................................................................ 46
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 46
C. Pembahasan .......................................................................................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 77
B. Saran..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas Terhadap PDB Tahun
2011-2015......................................................................................... 6
Tabel 1.2 : Daftar Industri Farmasi di Bursa Efek Indonesia ............................. 8
Tabel 1.3 : Laba Bersih Setelah Pajak Perusahaan-Perusahaan Farmasi Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ................................................... 9
Tabel 2.1 : Standar Rata-Rata Industri Rasio Profitabilitas ............................... 29
Tabel 2.2 : Perbandingan Kajian Penelitian Terdahulu ...................................... 34
Tabel 3.1 : Daftar Industri Farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018 ..........41
Tabel 4.1 : Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT.Darya Varia Laboratoria
Tbk Tahun 2015-2018 ......................................................................47
Tabel 4.2 : Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT.Kimia Farma (Persero) Tbk
Tahun 2015-2018 .............................................................................50
Tabel 4.3 : Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT.Kalbe Farma Tbk Tahun
2015-2018.........................................................................................53
Tabel 4.4 : Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT.Pyridam Farma Tbk Tahun
2015-2018.........................................................................................54
Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Return on Asset PT.Darya Varia Laboratoria Tbk
Tahun 2015-2018 .............................................................................56
Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Return on Asset PT.Kimia Farma (Persero) Tbk
Tahun 2015-2018 .............................................................................58
Tabel 4.7 : Hasil Perhitungan Return on Asset PT.Kalbe Farma Tbk Tahun 2015-
2018 ..................................................................................................60
Tabel 4.8 : Hasil Perhitungan Return on Asset PT.Pyridam Farma Tbk Tahun
2015-2018.........................................................................................62
Tabel 4.9 : Hasil Perhitungan Return on Equity PT.Darya Varia Laboratoria Tbk
Tahun 2015-2018 .............................................................................64
Tabel 4.10 : Hasil Perhitungan Return on Equity PT.Kimia Farma (Persero) Tbk
Tahun 2015-2018 .............................................................................66
Tabel 4.11 : Hasil Perhitungan Return on Equity PT.Kalbe Farma Tbk Tahun

xviii
2015-2018........................................................................................68
Tabel 4.12 : Hasil Perhitungan Return on Equity PT.Pyridam Farma Tbk Tahun
2015-2018........................................................................................70
Tabel 4.13 : Hasil Perhitungan Net Profit Margin Industri Farmasi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 .....................................71
Tabel 4.14 : Hasil Perhitungan Return on Asset Industri Farmasi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 ..................................... 73
Tabel 4.15 : Hasil Perhitungan Return on equity Industri Farmasi Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018 ......................................74

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran ...................................................................... 36

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Masing- Masing Variabel pada Industri Farmasi yang


terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018
Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Rasio Profitabilitas
Lampiran 3 : Pernyataan Menjadi Pembimbing Skripsi
Lampiran 4 : Surat Keterangan Lulus SeminarSkripsi
Lampiran 5 : Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif
Lampiran 6 : Blangko/ Kartu Bimbingan
Lampiran 7 : Sertifikat KKN
Lampiran 8 : Setifikat PPL
Lampiran 9 : Sertifikat BTA/ PPI
Lampiran 10 : Sertifikat Aplikasi Komputer
Lampiran 11 : Sertifikat Bahasa Arab
Lampiran 12 : Sertifikat Bahasa Inggris
Lampiran 13 : Sertifikat Keterangan Wakaf
Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup

xxi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Suatu kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan tentulah
memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen.
Salah satunya adalah, pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan
dalam usahanya cepat kembali. Di samping itu pemilik juga mengharapkan
adanya hasil atas modal yang telah ditanamkannya. Sehingga mampu
memberikan tambahan modal (invetasi baru) dan kemakmuran bagi pemilik
dan seluruh karyawannya.
Bagi pihak manajemen, keuntungan yang diperoleh merupakan
pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Pencapaian target
keuntungan sangat penting karena dengan mencapai target yang telah
ditetapkan atau bahkan melebihi target yang diinginkan, hal ini merupakan
prestasi tersendiri bagi pihak manajemen. Prestasi ini merupakan ukuran untuk
menilai kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan.1
Selain menginginkan keuntungan yang optimal, pemilik juga
menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu
periode kegiatan saja. Melainkan perusahaan diharapkan akan tetap terus
berprestasi dalam jangka waktu yang lama.2 Demikian pula pihak manajemen
juga menginginkan kelangsungan hidup perusahaan yang relatif panjang
karena hal ini berkaitan dengan penghasilan yang mereka peroleh selama
perusahaan hidup. Agar tujuan tersebut tercapai, manajemen perusahaan harus
mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Kemudian agar usaha
yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya. Setiap perusahaan harus
mampu membuat catatan, pembukuan dan laporan terhadap semua kegiatan
usahanya. Catatan, pembukuan dan laporan dibuat baik dalam suatu periode
tertentu yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan. 3

1
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 2
2
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2012) hlm 15
3
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,… hlm 3

1
2

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana informasi yang sangat


penting dalam menilai perkembangan perusahaan, dapat juga digunakan untuk
menilai prestasi yang dicapai perusahaan pada saat lampau, sekarang dan
rencana pada waktu yang akan datang. Laporan keuangan umumnya disajikan
untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi keuangan, kinerja dan arus
kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan.4
Untuk mampu membaca, mengerti dan memahami arti laporan
keuangan, perlu dianalisis terlebih dahulu dengan berbagai alat analisis yang
bisa digunakan. Salah satu analisis tersebut dikenal dengan nama analisis
laporan keuangan.5 Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-
masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. 6 Dengan
menggunakan analisis laporan keuangan, terutama bagi pemilik usaha dan
manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan keuangan dan
kemajuan perusahaan. Pemilik perusahaan dapat mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dan menilai kinerja manajemen sekarang, apakah
mencapai target yang telah ditetapkan atau tidak.7
Alat analisis keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio
keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan
menganalisa prestasi operasi perusahaan, analisis rasio keuangan juga dapat
dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian

4
Hendry Andres Maith, Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Pada PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, EMBA Vol.1 No.3 September 2013,hlm 620
5
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,… hlm 4
6
Fitri Rezeki Amalis, Analisis Rasio Keuangan Secara Cross Section Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Subsektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
eJurnal Administrasi Bisnis Vol.5 No.4 2017,hlm 1031
7
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,… hlm 5
3

keuangan.8 Hasil rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja keuangan


manajemen dalam suatu periode. Masing-masing jenis rasio akan memberikan
makna tersendiri dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.
Melalui analisis rasio keuangan, perusahaan dapat mengetahui tingkat
kesehatan keuangan perusahaan, permasalahan yang sedang dihadapi serta
penyebabnya.9 Pada umumnya masyarakat bisa menilai dan mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dari kemampuan kinerja manajemen
10
perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kinerja Keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Kinerja
keuangan merupakan pengukuran pendapatan dan pengaitan biaya yang
menghasilkan laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk
mengevaluasi kinerja. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk
melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing bisnis
untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaanya dengan perusahaan
lain. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci
keberhasilan perusahaan untuk dapat dikatakan mempunyai kinerja
perusahaan yang baik. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan
tersebut telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.11
Laba biasanya digunakan untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh
perusahaan, sehingga laba dijadikan dasar untuk mengambil keputusan
investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang.

8
Hadriana Hanafie, Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal STIE Wira Bhakti
Makasar,hlm 569
9
Mahagiyani, dkk, Analisis Rasio Keuangan Pada PT.Bakrie Sumatera Plantations, Tbk.
Dan PT. Astra Agro Lestari, Tbk Periode 2014-2015, Journal Of Applied Managerial Accounting
Vol.3 No.1 Maret 2019, hlm 148
10
Rifany Angelia Ratu, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada PT.Kimia Farma
Tbk. Dan PT.Kalbe Farma Tbk. Periode 2011-2014, Jurnal Berkah Ilmiah Efisiensi Vol.16 No.03
Tahun 2016, hlm 112
11
Dedi Suhendro, Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT.Siantar Top Tbk, Human Falah Vol.4 No.2 Juli 2017, hlm 220
4

Penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagian


dasar bagi ukuran lainnya. Laba yang diperoleh perusahaan untuk tahun yang
akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya prediksi laba.
Perubahan laba yang tinggi akan menjadikan laba yang diperoleh perusahaan
tinggi, sehingga tingkat pembagian dividen perusahaan juga akan tinggi.
Perubahan laba akan mempengaruhi keputusan investasi para investor yang
akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan. Hal ini disebabkan
investor mengharapkan dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi. 12
Untuk mengukur laba (profit) dapat dilakukan dengan rasio
profitabilitas, dengan mengetahui rasio profitabilitas yang dimiliki perusahaan
dapat dianalisis bagaimana perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun,
karena laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas
yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dipastikan bahwa laba
yang dihasilkan pun tinggi. Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai
oleh perusahaan dalam satu periode tertentu, pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu. Rasio profitabilitas berkaitan erat dengan dengan
kemampuan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang
terdiri dari neraca (laporan posisi keuangan) dan laporan laba atau rugi
perusahaan. Analisis rasio profitabilitas bertujuan untuk untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya
dengan pendapatan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas
dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas
kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.
13
Tingkat profitabilitas diukur dari beberapa aspek yaitu Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM).

12
Nadia Resi. Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Automotive And Allied Product Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014, (Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016)
13
Husaeri Priatna, Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Rasio Profitabilitas, Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.7 No.2 Mei 2016, hlm 1-2
5

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu bentuk rasio dari rasio
profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakannya. Net Profit Margin (NPM) merupakan
rasio untuk membandingkan antara keuntungan setelah pajak dengan
penjualan, sehingga dari perhitungan rasio ini dapat diketahui berapa
keuntungan per Rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik
operasi perusahaan.14 Return on equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan memperoleh laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan di dalam
perusahaannya sendiri. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena
posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat atau baik.15
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 yang
tumbuh di bawah 5% berdampak negatif terhadap beberapa sektor industri
dalam negeri, namun tidak bagi industri farmasi. Walaupun pertumbuhan
ekonomi menurun, industri farmasi tetap mampu mempertahankan
pertumbuhan omzet pasar mencapai Rp.56 Milyar. Menarik untuk
diperhatikan bahwa laba bersih justru meningkat tinggi pada saat terjadi
perlambatan pertumbuhan ekonomi.16
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat,
yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi,
pengemasan, pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai diperoleh obat
untuk didistribusikan.17
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN)
tahun 2015-2035, industri farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang
berperan besar dalam penggerak perekonomian di masa yang akan datang.

14
Dedi Suhendro, Analisis Profitabilitas dan Likuiditas,… hlm 222
15
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006) hlm 229
16
Muslim, Kinerja 25 Top Group Perusahaan Farmasi Di Indonesia, Tahun 2016-2017,
Jurnal CDMI (Creative Data Make Investigation)
17
http://www.mipa-farmasi.com/industri-farmasi, diakses pada tanggal 12 Juni 2019
6

Menurut Kementerian Perindustrian, industri farmasi berkontribusi besar


terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan mampu menyerap
tenaga kerja lebih dari 40 ribu orang.18
Tabel 1.1
Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas Terhadap PDB Tahun 2011-2015
(Dalam %)
No Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
1 Industri Makanan dan 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61
Minuman
2 Industri Pengolahan 0,92 0,92 0,86 0,91 0,94
Tembakau
3 Industri Tekstil dan 1,38 1,35 1,36 1,32 1,21
Pakaian Jadi
4 Industri Kulit, Barang dari 0,28 0,25 0,26 0,27 0,27
Kulit dan Alas Kaki
5 Industri Kayu, Barang dari 0,76 0,70 0,70 0,72 0,67
Kayu dan Gabus dan
Bahan Anyaman dari
Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
6 Industri Kertas dan Barang 0,96 0,86 0,78 0,80 0,76
dari Kertas; Percetakan
dan Reproduksi Media
Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi 1,59 1,67 1,65 1,70 1,81
dan Obat Tradisional
8 Industri Karet, Barang dari 0,92 0,89 0,80 0,76 0,74
Karet dan Plastik
9 Industri Barang Galian 0,71 0,73 0,73 0,73 0,72
bukan Logam
10 Industri Logam Dasar 0,80 0,75 0,78 0,78 0,78
11 Industri Barang Logam, 1,81 1,89 1,95 1,87 1,96
Komputer, Barang
Elektronik, Optik, dan
Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan 0,30 0,29 0,27 0,31 0,32
Perelengkapan
13 Industri Alat Angkutan 1.98 1,93 2,02 1,96 1,91
14 Industri Furnitur 0,28 0,26 0,26 0,27 0,27
15 Industri Pengolahan 0,20 0,19 0,17 0,18 0,18
Lainnya: Jasa Reparasi

18
https://Kemenperin.go.id/artikel/18101/Nilai-Potensi-Capai-USD-Industri-farmasi ,
diakses pada tanggal 12 Juni 2019
7

dan Pemasangan Mesin


dan Peralatan
Total Industri Pengolahan 18,13 17,99 17,72 17,89 18,18
Non Migas
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Kemenperin. 2015
Dari tabel 1.1 memberikan informasi bahwa industri kimia, farmasi
dan obat tradisional setiap tahunnya meningkat. Meskipun pada tahun 2012-
2013 mengalami penurunan namun, penurunan ini tidak terlalu signifikan
yaitu hanya sebesar 0,02%. Dibandingkan dengan industri makanan dan
minuman yang pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan lebih besar yaitu
sebesar 0,17%.19
Meskipun industri farmasi setiap tahunnya meningkat, namun industri
ini masih terkendala bahan baku yang 90% bahan baku masih impor dari
negara lain. Dimana dalam proses transaksi impor bahan baku menggunakan
valas. Dengan demikian, apabila terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar AS relatif berdampak terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di sektor
farmasi.. Apabila nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah akan
berdamapak terhadap meningkatnya biaya produksi. Hal ini menyebabkan
tingginya harga obat di Indonesia, karena produsen membeli bahan baku
dalam Dollar AS dan menjual produk dengan Rupiah. Secara umum daya beli
masyarakat juga akan menurun karena harga obat yang relatif mahal. Jika
daya beli masyarakat menurun maka laba yang diperoleh produsen kecil.
Apabila kondisi ini terjadi dalam kurun waktu yang lama maka akan
berdampak langsung pada penurunan nilai perusahaan.20
Dalam 5 tahun terakhir, pada tahun 2014 nilai tukar Rupiah melemah
sebesar Rp.12.502 per Dollar AS, di tahun 2015 Rupiah melemah sebsear
Rp.13.864 per Dollar AS, tahun 2016 melemah sebesar Rp.13.503 per Dollar
AS angka ini sedikit lebih kecil dibandingkan tahun 2015 yang hampir
menyentuh Rp.14.000. Dan di tahun 2017 melemah sebesar Rp.13.616 per
Dollar AS, di tahun 2018 Rupiah melemah hingga menyentuh angka

19
https://kemenperin.go.id-pdb_Share, diakses pada tanggal 12 Juni 2019
20
https://www.Kompasiana.com/amp/melemahnya-nilai-tukar-rupiah, diakses pada
tanggal 13 Juni 2019
8

Rp.14.000 yaitu sebesar Rp.14.553 per Dollar AS. 21 Gambaran depresiasi


Rupiah sebesar 1% menyebabkan kenaikan biaya produksi sebesar 0,35%.
22
Terkait dengan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS,
perusahaan farmasi harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan margin.
Dimana pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS relatif berdampak
pada kinerja perusahaan dan akan beresiko pada laba serta margin
profitabilitas perusahaan.23
Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah Industri farmasi di Indonesia
pada tahun 2016 sebanyak 214 perusahaan. Jumlah ini meningkat
dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya ada 192 perusahaan, dan di tahun
2015 hanya ada 211 perusahaan. Selain itu Indonesia juga memiliki Industri
obat tradicional sebanyak 93 perusahaan dan 11 industri ekstrak bahan alami.
Dari sekian banyak Industri Farmasi di Indonesia, hanya ada 9 perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).24Berikut adalah
perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI:

Tabel 1.2
Daftar Industri Farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018

No Kode Nama Emiten Tanggal IPO


Saham
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 11 November 1994
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk 17 April 2001
3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 04 Juli 2001
4 KLBF Kalbe Farma Tbk 30 Juli 1991
5 MERK Merck Indonesia Tbk 23 Juli 1981
6 PYFA Pyridam Farma Tbk 16 Oktober 2001
7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma 8 Juni 1990
Tbk
8 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido 18 Desember 2013
Muncul Tbk
9 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 17 Januari 1994
Sumber: Data Diolah

21
https://www.bi.go.id, diakses pada tanggal 13 Juni 2019
22
https://www.kemenperin.go.id/artikel/19241, diakses pada tanggal 13 Juni 2019
23
https://www.alinea.id/bisnis/pefindo-rupiah-lemah-berdampak-pada-emiten, diakses
pada tanggal 13 Juni 2019
24
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis, diakses pada tanggal 13 Juni 2019
9

Dengan banyaknya perusahaan farmasi maka persaingan diantara


perusahaan-perusahaan menjadi semakin kompetitif. Oleh sebab itu setiap
perusahaan berusaha seoptimal dan semaksimal mungkin untuk meningkatkan
kinerjanya, yaitu mencapai laba yang tinggi. Semakin tinggi profit yang
dihasilkan akan semakin bagus, tidak hanya baik untuk perusahaan namun itu
25
bisa menjadi salah satu patokan untuk menarik investor. Berikut laba bersih
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI):

Tabel 1.3
Laba Bersih Setelah Pajak Perusahaan-Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar
Di BEI Tahun 2015-2018

No Kode 2015 2016 2017 2018


Saham
1 DVLA 107.894.430 152.083.400 162.249.293 200.651.968
2 INAF 6.565.707.419 -17.367.399.212 -46.284.759.301 -32.736.482.313
3 KAEF 265.549.762.082 271.597.947.663 331.707.917.461 401.792.808.948
4 KLBF 2.057.694.281.873 2.350.884.933.551 2.453.251.410.604 2.497.261.964.757
5 MERK 142.545.462 153.842.847 144.677.294 1.163.324.165
6 PYFA 3.087.104.465 5.146.317.041 7.127.402.168 8.447.447.988
7 SCPI 139.321.698 134.727.271 - -
8 SIDO - - 533.799.000 663.849.000
9 SQBI - - - -
10 TSPC 529.218.651.807 545.493.536.262 557.339.581.996 540.378.145.887
Sumber: www.Idx.co.id data diolah

Dari tabel diatas menunjukan ada beberapa perusahaan yang


mengalami peningkatan laba bersih setelah pajak. Dari 10 perusahaan hanya
ada 4 perusahaan yang mengalami peningkatan laba bersih setelah pajak 4
tahun berturut-turut yaitu, PT. Darya Varia Laboratoria Tbk (DLVA), PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT.
Pyridam Farma Tbk (PYFA). Namun ada juga 3 perusahaan yang mengalami
fluktuasi laba bersih setelah pajak yaitu, PT. Indofarma (Persero) Tbk (INAF),
PT. Merck Indonesia Tbk (MERK) dan PT. Tempo Scan Pasific Tbk
(TSPC).Dari tabel diatas juga menunjukkan ada 3 perusahaan yang tidak

25
Husaeri Priatna, Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Rasio Profitabilitas, Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.37 No.2 Mei 2016, hlm 1
10

menerbitkan laporan keuangannya secara teratur di Bursa Efek Indonesia


yaitu, PT.Merck Sharp Dohme Pharma Tbk(SCPI), PT. Industri Jamu &
Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT. Taisho Pharmaceutical Tbk.
Sehingga tidak dapat diketahui berapa besar laba bersih yang diperoleh kedua
perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Rasio
Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada
Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2018)

B. Definisi Operasional
1. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur berapa besar
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya
26
dengan penjualan, aset, maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas juga
menggambarkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan operasionalnya dengan menggunakan seluruh modal yang
dimiliki sehingga menghasilkan laba untuk kesinambungan hidup
perusahaan.27
2. Kinerja Keuangan
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset
perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai

26
Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset,2011) hlm 86
27
Dedi Suhendro, Analisis Penilaiaan Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan
Rasio Keuangan Pada PT.Unilever Indonesia Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI),
At-Tawasuth, Vol III No.1 2018, hlm 484
11

dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan


yang telah dilaksanakan.28 Menurut Prastowo, menyebutkan unsur dari
kinerja keuangan perusahaan, yaitu unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan
yang disebut laporan laba rugi, penghasilan bersih seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya. 29
3. Industri Farmasi
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari
Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan
obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam
menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan
pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu dan pemastian mutu
sampai diperoleh obat untuk didistribusikan.30

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan Return on Asset (ROA) tahun 2015-2018?
2. Bagaimana kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan Net Profit Margin (NPM) tahun 2015-2018?
3. Bagaimana kinerja keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan Return on equity (ROE) tahun 2015-2018?

D. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Return on Asset (ROA) tahun
2015-2018

28
Linda Monica. Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Di PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. (Skripsi Fakultas Ekonomi Bisnis, UMSU.2019)
29
Hendry Andreas Maith, “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja
Keuangan Pada PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.” Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 2013, hal 621
30
http://www.mipa-farmasi.com/industri-farmasi, diakses pada tanggal 12 Juni 2019
12

b. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Net Profit Margin (NPM) tahun
2015-2018
c. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia berdasarkan Return on equity (ROE) tahun
2015-2018
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi akademisi, dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan
tentang analisis rasio profitabilitas sebagai alat untuk mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan serta sebagai referensi dalam penelitian-
penelitian selanjutnya.
b. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai informasi tambahan
mengenai pengungkapan kinerja keuangan perusahaan sebagai acuan
dalam mengambil keputusan.
c. Bagi peneliti, memeperoleh pengetahuan yang lebih luas dalam
meningkatkan perekonomian khususnya analisis keuangan, rasio
profitabilitas dan kinerja keuangan.

E. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dari penelitian ini terdiri dari 5 bab
yang masing – masing dirincikan beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian,
definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari
penelitian serta sistematika pembahasan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan landasan teori dalam penelitian yang didasarkan
pada teori – teori yang relevan, membahas telaah penelitian
terdahulu serta menggambarkan kerangka pemikiran.
13

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, jenis dan sumber data,
populasi dan sampel penelitian, metode analisa data yang
digunakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pemilihan sampel penelitian, analisis data, hasil
analisis data yang digunakan dan interpretasi hasil penelitian
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian serta saran yang berisi
keterbatasan dari penelitian yang telah digunakan dan saran bagi
penelitian yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Hery, laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan alat
informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan.31
Menurut Jumingan, laporan keuangan pada dasarnya merupakan
hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan
ringkasan pembuatan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini
disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang
menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan
perusahaan.32
Menurut Najmudin, laporan keuangan menggambarkan dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. 33
Menurut Ani Rahmaniar dan Soegijanto, laporan keuangan
merupakan hasil dari proses akuntansi yang bisa digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, serta perlu dinilai dan diuji agar dapat di pertanggung

31
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2012) hlm 3-4
32
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006) hlm 4
33
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset,2011) hlm 68

14
15

jawabkan antara perusahaan (manajemen) dan para pemiliknya serta pihak


lainnya.34
Menurut Harahap, laporan keuangan adalah media informasi yang
merangkum semua aktivitas perusahaan.35
2. Jenis Laporan Keuangan
Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan
keuangan yang biasa disusun, yaitu:
a. Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Penyusuanan komponen di
dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo,
artinya penyususnan komponen neraca harus didasarkan likuiditasnya
atau komponen yang paling mudah dicairkan.
b. Laporan Laba Rugi (income statement) merupakan laporan keuangan
yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan
sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar
jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode
tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih
yang disebut laba atau rugi.
c. Laporan perubahan modal, merupakan laporan yang berisi jumlah dan
jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi
perubahan modal, artinya laporan ini baru diabuat bila memang ada
perubahan modal.
d. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh

34
Ani Rahmaniar dan Soegijanto, Pengantar Akuntansi Dasar 1 Siklus Akuntansi
(Accounting Cycle) Untuk Perusahaan Jasa Dilengkapi Dengan Teori Dan Praktek Serta Soal-
Soal Dan Jawabannya, (Bogor: IN MEDIA,2016) hlm 107
35
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2006) hlm 1
16

langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus
disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan ini
terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama
periode tertentu.
e. Laporan catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu. 36
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi
keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. 37
Secara umum tujuan dari laporan keuangan menurut Veithzal Rivai
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi kas mengenai posisi keuangan perusahaan pada
peridoe tertentu
b. Memberikan informasi keuangan mengenai hasil usaha perusahaan
selama periode akuntansi tertentu
c. Memberikan informasi yang dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan untuk menilai kondisi dan potensi suatu perusahaan.
d. Memberikan informasi penting lainnya yang relevan dengan
kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan.38
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir, setiap laporan keuangan yang disusun pasti
memiliki keterbatasan tertentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan
keuangan yang dimiliki perusahaan.

36
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 28-
30
37
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2012) hlm 4
38
Wilujeng Rani Rakhmani, Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Laba Bank Muamalat Indonesia (Studi Kasus Annual Report Bank Muamalat
Indonesia Yang Rilis di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017).(Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto. Skripsi Tahun 2019)
17

a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di


mana data-data yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan
hanya untuk untuk pihak tertentu saja.
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian.
e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya.39

B. Analisis Laporan Keuangan


1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Najmudin, analisis laporan keuangan digunakan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam
laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan setiap
pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode
untuk satu perusahaan tertentu, atau dibandingkan dengan alat-alat
pembanding lainnya, misalnya dengan laporan yang dibudgetkan atau
dengan laporan keuangan perusahaan lain.40
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua bagian kata yaitu
“analisis” dan “laporan keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu
persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara
bagian-bagian yang ada didalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu
pengertian secara keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas.

39
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 18
40
Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset,2011) hlm 78-79
18

Menurut Harahap, analisis laporan keuangan berarti menguraikan


pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun
data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.41
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Najmudin, analisis laporan keuangan dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut:
a. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan
kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke
lapangan.
b. Understanding
Dilakukan dengan tujuan untuk memahami perusahaan, kondisi
keuangan perusahaan,dan hasil usahanya.
c. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan dimasa yang akan datang.
d. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,
keuangan, atau masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Disamping tujuan tersebut diatas, analisis laporan keuangan juga
dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang
41
Hendry Andres Maith, “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja
Keuangan Pada PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.” Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 2013, hlm
619-628
19

disajikan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi


yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih
dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator
tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti
kebenaran penyusunan laporan keuangan.42
3. Prosedur Analisis Laporan Keuangan
Prosedur analisis adalah sebelum mengadakan analisa terhadap
suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan
keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan aktivitas-
aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut.
Prosedur analisis laporan keuangan sebagai berikut sebelum
mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interprestasi
penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan
kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali dari kata-kata yang
sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisa.
Dalam usaha memperoleh hasil analisis laporan keuangan yang
optimal, berbagai langkah harus ditempuh. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan. Pemahaman
terhadap latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis
mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh
perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh
perusahaan tersebut.
b. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai
kecenderungan industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan
teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor-faktor
ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga,

42
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2006) hlm 18-19
20

tingkat inflasi dan pajak serta perubahan yang terjadi dalam


perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.
c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan perusahaan. Sebelum
berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan, perlu
dilakukan review terhadap laporan keuangan secara menyeluruh.
Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan
telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan
sesuai dengan estándar akuntansi yang berlaku
d. Menganalisis laporan keuangan. Setelah memahami profit perusahaan
dan mereview laporan keuangan, maka perlu dengan menggunakan
berbagai metode dan teknik analisis.43
4. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Klasifikasi teknik analisis laporan keuangan yang biasa digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Analisis pembandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik
analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua periode
atau lebih. Dengan analisis ini akan diketahui perubahan yang terjadi
dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
b. Laporan dengan presentase per komponen atau common size statement.
Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui presentase investasi
pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya dan mengetahui
struktur permodalannya dalam neraca, dan mengetahui komposisi
biaya dihubungkan dengan jumlah penjualannya dalam laporan laba
rugi.
c. Analisis Rasio. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan pos-
pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Selain teknik diatas, jenis lainnya adalah analisis trend atau tendensi
posisi dan kemajuan keuangan yang dinyatakan dalam presentase
43
Mansurip Harahap, Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT.Prodia Widyahusada Tbk. (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
Skripsi Tahun 2018)
21

(trend precentage analysis), analisis sumber dan penggunaan modal


kerja dan kas, analisis perubahan laba kotor, analisis break even
point.44

C. Analisis Rasio Keuangan


1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Jumingan, analisis rasio keuangan merupakan analisis
dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan
lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui
hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba
rugi.45
Menurut Najmudin, analisis rasio keuangan merupakan teknik
yang menunjukkan hubungan antara dua unsur akunting (elemen laporan
keuangan) yang memungkinkan pelaku bisnis menganalisis posisi dan
kinerja keuangan perusahaan. Bila dianalisis dengan tepat, rasio keuangan
merupakan barometer kesehatan keuangan perusahaan dan dapat
menunjukkan potensi masalah sebelum berkembang menjadi crisis yang
serius.46
Menurut Kasmir, analisis rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan
cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah
mencapai target seperti yang telah ditetapkan. 47

44
Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset,2011) hlm 79-80
45
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006) hlm 242
46
Najmudin, Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset,2011) hlm 85-86
47
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 104
22

Menurut Harahap, analisis rasio keuangan merupakan angka yang


diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. 48
2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi manfaat analisis rasio keuangan, yaitu:
a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen
sebagai rujukan untuk membuat perencanaan
c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari prespektif keuangan
d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi
dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga
dan pengembalian pokok pinjaman
e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholder organisasi.49
3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ini memiliki keunggulan disbanding teknik analisis
lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
e. Menstandarisir size perusahaan

48
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2006) hlm 297
49
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan,(Bandung: CV.Alfabeta,2011)hlm 109
23

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain


atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang.50
4. Macam-Macam Analisis Rasio Keuangan
Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah
sebagai berikut:51
a. Rasio Likuiditas (Liquidity)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk
membayar semua kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Jika
perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya perusahaa dalam
keadaan likuid, tetapi jika tidak mampu maka perusahaan dikatakan
dalam keadaan ilikuid. Pengukuran rasio likuiditas dengan
menggunakan rumus yang terdiri dari:
1) Current Ratio (CR),
2) Quick Ratio atau Acid Test Ratio (ATR)
b. Rasio Laverage (Laverage Ratios)
Rasio Laverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan dibelanjai atau didanai dengan pinjaman. Apabila
perusahaan tidak menggunakan laverage dalam struktur modalnya,
maka perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal
sendiri, sehingga risiko perusahaan menjadi kecil. Semakin besar
tingkat laverage perusahaan, akan semakin besar jumlah pinjaman
yang digunakan, sehingga risiko keuangan yang dihadapi perusahaan
semakin besar. Ukuran rasio laverage dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
1) Total Debt to Total Assets Ratio
2) Total Debt to Total Equity Ratio,
50
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2006) hlm 298
51
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 106
24

3) Time Interest Earned Ratio,


4) Fixed Charge Coverage,
5) Cash Flow Coverage
c. Rasio Profitabilitas
Rasio Keuntungan atau profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan.
Atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu, untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam beroperasi secara efisien.52
1) Return On Equity (ROE),
2) Return On Assets (ROA
3) Profit Margin,
4) Basic Earning Power
d. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya
guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini
dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil
yang maksimal
1) Inventory Turnover
2) Fixed Asset Trunover
3) Total Asset Trunover
4) Average Collection Period,
e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian san sector
usahanya.
1) Pertumbuhan penjualan
2) Pertumbuhan laba bersih
3) Pertumbuhan pendapatan per saham

52
Asnaini, dkk. Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Teras, 2012) ,hlm 96
25

4) Pertumbuhan dividen per saham


f. Rasio Penilaian (Valution Ratio), merupakan rasio yang memberikan
ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar
usahanya diatas biaya investasi.53
1) Rasio harga saham terhadap pendapatan
2) Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

D. Rasio Profitabilitas
1. Pengertian Rasio Profitabilitas
Menurut Najmudin, Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang
mengukur berapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik
dalam hubungannya dengan penjualan,aset, maupun modal sendiri.54
Menurut Kasmir, Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan.55
Rasio Keuntungan atau profitabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Atau
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu, untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi
secara efisien.56
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun
bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

53
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 107
54
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern,(Yogyakarta: CV
Andi Offset,2011)hlm 86
55
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 196
56
Asnaini, dkk. Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Teras, 2012) ,hlm 96
26

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan


dalam satu periode tertentu
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang
c. Untuk menilai perkembangan laba perusahaan dari waktu ke waktu
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri
e. Untuk mengukur produktifitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri
f. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri.
Manfaat dari rasio profitabilitas yaitu:
a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode.
b. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
c. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang
d. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
e. Mengetahui laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.57
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Profitabilitas
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas
diantaranya adalah:58
a. Faktor yang menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas.
b. Faktor manajemen aktiva.
c. Faktor utang terhadap hasil operasi.
d. Faktor margin laba bersih.
e. Faktor perputaran total aktiva.

57
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm
197-198
58
Natalia Pontoh, dkk, Analisis Profitabilitas Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil V
Manado, Jurnal Administrasi Bisnis 2016
27

f. Faktor pertumbuhan ukuran perusahaan.


g. Faktor dari rasio keuangan yang dapat menilai kondisi keuangan dan
kinerja keuangan.
4. Macam-Macam Rasio Profitabilitas
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa
macam rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing macam
rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi
keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa
periode. Dalam praktiknya, macam-macam rasio profitabilitas yang dapat
digunakan adalah:59
a. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin (GPM) atau margin laba kotor menunjukkan laba
yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih
dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk
penetapan harga pokok penjualan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung margin laba kotor sebagai berikut:

b. Net Profit Margin


Net Profit Margin (NPM) atau margin laba bersih merupakan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan
pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan
pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Rumus yang digunakan
untuk menghitung margin laba bersih sebagai berikut:

59
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011) hlm
199-204
28

c. Return on Asset atau Return on Investment


Return on Asset (ROA) atau Return on Investment merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. ROA atau ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan
produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman
maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin
kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA sebagai berikut:

d. Return on Equity (ROE)


Return on Equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus yang
digunakan untuk menghitung ROE sebagai berikut:

e. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Cmmon Stock)
Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntngan bagi pemegang
saham. Rasio yang rendah berarti manajmen belum berhasil untuk
memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
kesejahteraan pemegang saham meningkat. Dengan pengertian lain
tingkat pengembalian yang tinggi. Rumus yang digunakan untuk
mencari laba per lembar saham biasa sebagi berikut
29

5. Standar Industri Rasio Profitabilitas


Menurut Kasmir standar rata-rata industri rasio profitabilitas
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Rata-Rata Industri Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas Standar Industri


Gross Profit Margin 30%
Net Profit Margin 20%
Return on Asset 30%
Return on Equity 40%
Sumber: Kasmir, 2016

E. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan tingkat prestasi yang dicapai oleh
perusahaan sebagaimana yang terdapat dalam kamus besar bahasa
Indonesia, kinerja memiliki beberapa pengertian, yaitu sesuatu yang
dicapai, prestasi yang dihasilkan, dan kemampuan kinerja. Sedangkan
menurut Prawisetono mengemukakan bahwa pengertian tersebut
menunjukkan kinerja perusahaan bukan hanya dapat dilihat dari sisi hasil
kerja yang dicapai, akan tetapi kesesuaian dan tanggung jawab, norma-
norma, serta peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam lingkup
internal (perusahaan) maupun yang ditetapkan oleh lingkungan eksternal
perusahaan (Pemerintah).60
Menurut Irham Fahmi, kinerja keuangan merupakan suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

60
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 194
30

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan


secara baik dan benar.61
2. Manfaat Kinerja Keuangan
Manfaat penilaian kinerja bagi manajemen adalah untuk:62
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotifan karyawan secara maksimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan menyediakan kriteria promosi dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai
kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar dengan distribusi penghargaan.
3. Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Penilaian kinerja setiap persahaan berbeda-beda tergantung pada
ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan itu tersebut
bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu berbeda dengan
perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian serta perikanan. Maka
begitu juga pada perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan seperti
perbankan yang jelas memiliki ruang lingkup bisnis yang berbeda dengan
ruang lingkup bisnis yang lainnya, karena seperti kita ketahui perbankan
adalah mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan
dana dengan mereka yang kekurangan dana, dan bank bertugas untuk
menjembatani keduanya. Begitu juga dengan perusahaan bidang
pertambangan yang memliki produk berbeda dan manajemen yang
berbeda juga dengan perusahaan lainnya. Perusahaan bidang
pertambangan sangat bergantung pada kondisi natural resource yang
akan diekploitasi dan juga beberapa kapasitas kandungan tambang yang
61
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan,(Bandung: CV.Alfabeta,2011)hlm 238
62
Marsel Pongoh, “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT.Bumi Resources Tbk.” Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 2013, hlm 672
31

tersedia. Ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu


persahaan secara, yaitu:63
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan
yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah
yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian
hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan perhitungan.
Penerapan metode hitungan disini adalah disesuaikan dengan
kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari
perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai
dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian
dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai
perusahaan lainnya.
d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan
adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan
penafsiran untuk melihat apa saja permasalahan dan kendala-kendala
yang dialami oleh perusahaan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai
permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan
input atau masukan agar apa saja yang menjadi kendala dan hambatan
selama ini dapat terselesaikan.

63
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan,(Bandung: CV.Alfabeta,2011)hlm 239-240
32

F. Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan


Menurut Warsidi dan Bambang, analisis rasio keuangan merupakan
instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan
dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan
risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.
Menurut James C. Van Home dan John M. Wachowicz, untuk menilai
kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang
merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan
keuangan.
Dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan
kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada
banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya masing-
masing. Bagi investor ia akan melihat rasio dengan penggunaan yang paling
sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio tersebut tidak
merepresentasikan tujuan dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio
tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dikenal
dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai formula yang
dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti.64

G. Kajian Pustaka
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan
analisis rasio profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hasil
dari beberapa penelitian ini akan digunakan sebagai referensi dan pembanding
dalam penelitian ini.
Mardahelni melakukan penelitian tentang “Analisis Rasio Profitabilitas
Dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari kinerja keuangan yang
diukur dengan rasio profitabilitas dengan menggunakan Net Profit Margin dan

64
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan,(Bandung: CV.Alfabeta,2011)hlm 108-109
33

Gross Profit Margin dinilai kurang baik, dikarenakan rata-rata dari kedua
rasio masih dibawah rata-rata standar industri. Sedangkan Return on
Investmen dan Return on Equity dinilai baik karena nilai rata-rata kedua rasio
sudah diatas rata-rata standar industri.65
Dedi Suhendro melakukan penelitian tentang “Analisis Profitabilitas
dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.Siantar TOP Tbk”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil kinerja keuangan yang dinilai dengan
rasio profitabilitas dengan menggunakan Net Profit Margin dan Return on
Asset dinilai baik karena memiliki nilai rata-rata diatas rata-rata standar
industri. Sedangkan untuk Return on Equity dinilai kurang baik karena
memiliki nilai rata-rata dibawah rata-rata standar industri.66
Kurniawan Dwi Ramadan dan La Ode Syarfan melakukan penelitian
tentang “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Perusahaan
Pada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Group) Jambi”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil kinerja yang dinilai dengan rasio
profitabilitas dengan menggunakan Net Profit Margin, Return on Asset, dan
Return on Equity dinilai kurang baik karena memiliki nilai rata-rata dibawah
rata-rata standar industri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam
menghasilkan laba kurang baik.67
Ayub Usman Rasid melakukan penelitian tentang “ Analisis
Profitabilitas Pada PT.Fast Food Indonesia Tbk”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan rasio profitabilitas
secara keseluruhan menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin,
Return on Asset dan Return on Equity dalam keadaan baik, sehingga mampu
mempertahankan eksistensi perusahaan dimasa yang akan datang. 68

65
Mardahleni, Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT.
Hanjaya Mandala Sampoerna. Tbk, e-Jurnal Apresiasi Ekonomi Vol.5 No. 2 Mei 2017
66
Dedi Suhendro, Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT.Siantar Top Tbk, Human Falah Vol.4 No.2 Juli 2017
67
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi,
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, 2016
68
Ayub Usman, Analisis Profitabilitas Pada PT.Fast Food Indonesia Tbk, Jurnal
Gorontalo Manajemen Riset Vol.1 No.1 April 2018
34

Eni Marlinda,dkk melakukan penelitian tentang “ Tinjauan Rasio


Keuangan Pada PT.Acset Indonesia Tbk. Periode 2013-2016”. Hasil penelitian
ini menunjukkan rasio profitabilitas PT.Acset Indonesia Tbk dengan
menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin,Return on Asset,dan
Return on Equity dikatakan kurang baik karena nilai rata-rata dari setiap rasio
profitabilitas dibawah rata-rata standar industry. Hal ini disebabkan karena
laba yang dimiliki Pt.Acset Indonesia Tbk setiap tahunnya menurun. 69
Tabel 2.2
Perbandingan Kajian Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian
1. Mardahelni Analisis Rasio Menunjukkan bahwa Perbedaannya
(STIE Profitabilitas hasil dari kinerja terletak pada
Pasaman,20 Dalam Menilai keuangan yang diukur beberapa variable
17) Kinerja dengan menggunakan yang berbeda dan
Keuangan Net Profit Margin dan objek yang diteliti
pada Gross Profit Margin berbeda serta
PT.Hanjaya dinilai kurang baik, periode tahun
Mandala dikarenakan dibawah penelitian juga
Sampoerna rata-rata standar berbeda
Tbk Periode industri.Return on
2012-2016 Investmen dan Return
on Equity dinilai baik
karena sudah diatas
rata-rata standar
industri.

2. Dedi Analisis Menunjukkan bahwa Perbedaannya


Suhendro Profitabilitas hasil kinerja keuangan terletak pada
(2017) dan Likuiditas yang dinilai dengan variable independen
Untuk Menilai dengan menggunakan yang berbeda,
Kinerja Net Profit Margin dan dimana dalam
Keuangan Return on Asset dinilai penelitian ini tidak
PT.Siantar baik karena memiliki hanya menggunakan
TOP Tbk nilai diatas rata-rata rasio profitabilitas
standar industri. tapi juga rasio
Sedangkan untuk likuiditas dan objek
Return on Equity yang diteliti berbeda
dinilai kurang baik serta periode tahun

69
Eni Marlinda, dkk, Tinjauan Rasio Keuangan Pada PT.Acset Indonesia Tbk Periode
2013-2016, Polibisnis Vol.9 No. 2 Oktober 2017
35

karena memiliki nilai penelitian juga


dibawah rata-rata berbeda
standar industri.

3. Kurniawan Analisis Menunjukkan bahwa Perbedaannya


Dwi Laporan hasil kinerja yang terletak pada
Ramadan Keuangan dinilai dengan dengan variable independen
dan La Ode Dalam menggunakan Net yang berbeda,
Syarfan Mengukur Profit Margin, Return dimana dalam
(Universitas Kinerja on Asset, dan Return penelitian ini tidak
Islam Riau, Perusahaan on Equity dinilai hanya menggunakan
2016) Pada PT. kurang baik karena rasio profitabilitas
Ricky memiliki nilai dibawah tapi menggunakan
Kurniawan rata-rata standar beberapa rasio
Kertapersada industri. keuangan dan objek
(Makin Group) yang diteliti berbeda
Jambi serta periode tahun
penelitian juga
berbeda
4. Ayub Analisis Menunjukkan bahwa Perbedaannya
Usman Profitabilitas kinerja keuangan terletak pada
Rasid Pada PT.Fast perusahaan dengan beberapa variable
(Universitas Food menggunakan Gross yang berbeda,
Gorontalo,2 Indonesia Tbk Profit Margin, Net dimana penelitian ini
018) Profit Margin, Return menggunakan Gross
on Asset dan Return on Profit Margin dan
Equity dalam keadaan objek yang diteliti
baik, sehingga mampu berbeda.
mempertahankan
eksistensi perusahaan
dimasa yang akan
datang.
5. Eni Tinjauan Rasio Menunjukkan rasio Perbedaannya
Marlinda,dk Keuangan profitabilitas PT.Acset terletak pada
k (2017) Pada PT.Acset Indonesia Tbk dengan beberapa variable
Indonesia Tbk. menggunakan Gross yang berbeda,
Periode 2013- Profit Margin, Net dimana penelitian ini
2016 Profit Margin,Return menggunakan Gross
on Asset,dan Return on Profit Margin dan
Equity dikatakan objek yang diteliti
kurang baik karena berbeda. Serta
nilai rata-rata dari periode tahun
setiap rasio penelitian berbeda
profitabilitas dibawah
rata-rata standar
industri.
36

H. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio profitabilitas dengan
menggunakan Net Profit Margin, Return on Asset, dan Return on Equity untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan. Kerangka pemikiran dapat dibentuk
sebagai berikut:
Gambar 1

Laporan
Keuangan

Rasio
Profitabilitas

NPM ROA ROE

Kinerja
Keuangan

Sumber : Data diolah

I. Landasan Teologis
Akuntansi dalam bahasa Arab disebut “Muhasabah” yang berasal dari
kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan yang artinya menimbang,
memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghitung dengan
seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata hisab
banyak ditemukan dalam Al-Quran dengan pengertian yang hampir sama,
37

yaitu berujung pada jumlah atau angka, seperti Firman Allah SWT dalam
surah Q.S Al-Thalaq ayat 8 dan Q.S Al-Insyiqah ayat 8 sebagai berikut:

‫اسْب نَ َها ِح َسابًا َش ِديْ ًدا َو َع َّذبْنَ َها َع َذابًا‬ ِِ


َ ‫ت َع ْن أ َْم ِرَربِّ َها َوُر ُسلو فَ َح‬
ٍ
ْ َ‫َو َكأَيِّن ِّم ْن قَ ْريَة َعت‬
)٨( ‫نُّ ْكًرا‬
“Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai
perintah tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka kami hisab
penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan kami azab mereka
dengan azab yang mengerikan”.(Q.S Al-Thalaq ayat 8)

)٨(‫ب ِح َساباً يَ ِسْي ًرا‬


ُ ‫اس‬
َ َ‫ف ُُي‬
َ ‫فَ َس ْو‬
“Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”(Q.S Al-
Insyiqah ayat 8)

Kata “hisab” dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan


atau perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan accountable. 70
Pencatatan laporan keuangan dalam islam telah digambarkan sejak
peradaban islam yang pertama kali yaitu di Baitul Mal, yang merupakan
lembaga keuangan yang berfungsi sebagai bendahara negara serta menjamin
kesejahteraan sosial pada saat itu. Al-Qur’an menuntun manusia melakukan
pencatatan yang jujur dan berimbang dalam bentuk laporan keuangan. Allah
SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 282:71

ِ
‫َج ٍل ُّم َس ِّمى فَا ْكتُبُوهُ َولْيَ ْكتُب بَّْي نَ ُك ْم‬ َ ‫ءامنُواْ إِ َذا تَ َدايَنتُم ب َديْ ٍن إِ ََل أ‬
َ ‫يَأَيُّها الّذين‬
‫ب َولْيُ ْملِ ِل الَّ ِذى‬ ْ ُ‫ب َك َما َعلَّ َموُ االلَوُ فَلْيَ ْكت‬َ ُ‫ب أَن يَ ْكت‬
ِ ْ‫َكاتِب بِالْع ْد ِل وََل يأ‬
ٌ ‫ب َكات‬ َ َ َ َ ٌ
‫اْلَ ُّق َس ِي ًيها‬
ْ ‫س ِمْنوُ َشيْئًا فَِأن َكا َن الَّ ِذى َعلَْي ِو‬ َّ ِ ِ
ْ ‫َعلَْيو ا ْْلَ ُّق َولْيَتَّق اللوَ َربَّوُ َو َل يَْب َخ‬
‫يديْ ِن ِمن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫أَو‬
ْ ‫يع أَن ُُي َّل ُى َو فَ ْليُ ْمل ْل َوليُّوُ بِالْ َع ْدل َو‬
َ ‫استَ ْش ِه ُدواْ َش ِه‬ ُ ‫ضعي ًيا أ َْو ََل يَ ْستَط‬ َ ْ

70
Muamar Khaddafi,dkk, Akuntansi Syariah Meletakkan Nilai-Nilai Syariah Islam dalam
Ilmu Akuntansi,(Medan: CV.Madenatera,2016) hlm 15
71
Rosyida, Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.(Periode 2003-2006). ( Universitas Islam Negri Malang, Skripsi
Tahun 2008)
38

ِ ‫ان ِِمَّن تَر ضو َن ِمن الشُّهد‬


‫آء‬ ِ َ‫ْي فَر جل وامر أَت‬ ِ ِ ِ
َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ٌ ُ َ ْ َ‫ِّر َجال ُك ْم فَإن ّّلْ يَ ُكونَا َر َجل‬
‫ُّه َدآء إِ َذا َما ُد ُع ْواْ َوََل‬ ِ
َ ‫ب الش‬ َ ْ‫أَن تَض َّل إِ ْح َد ُىه َما فَتُ َذ ِّكَر إِ ْح َد ُىه َما ْاْلُ ْخَرى َوََل يَأ‬
ِ‫ند اللَّ ِو وأَقْ وم لِلشَّه َدة‬ َ ‫ط ِع‬ ُ ‫َجلِ ِو ذَلِ ُك ْم أَقْ َس‬ ِِ
َ َُ َ َ ‫تَ ْسئَ ُمواْ أَن تَ ْكتُبُوهُ صغ ًريا أ َْوَكبِ ًريا إِ ََل أ‬
‫ح‬ ِ ُ‫اضرةً ت‬
ِ ‫وأ َْدَن أَََّل تَرتَابواْ إََِّّل أَن تَ ُكو َن ِِترةً ح‬
ُ ‫س َعلَْي ُك ْم ُجنَا‬ َ ‫ي‬
ْ ‫ل‬
َ ‫ف‬
َ ‫م‬ْ ‫ك‬
ُ ‫ن‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ب‬
َ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ون‬
َ ‫ير‬
ُ ‫د‬ َ َ ََ ُ ْ َ َ
ِ َّ ‫أَََّل تَ ْكتُبوىا وأَ ْش ِه ُدواْ إِ َذا تَباي عتُم وََل بض‬
ُ‫ب َوََل َش ِهي ٌد َوإِن تَ ْي َعلُواْ فَِإنَّو‬ ٌ ‫آر َكات‬ َ ُ َ ْ َْ َ َ َُ
ِ ٍ ِ ِ ُ ‫فُس‬
ٌ ‫وق ب ُك ْم َواتَّ ُقواْاللَّوَ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم اللَّوُ َواللَّوُ ب ُك ِّل ّشىء َعل‬
‫يم‬ ُ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (diantaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-
saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang
seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah
kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah Mu’amalah itu),
kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
diantara kamu, maka tidak ad adosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertawakalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 282, akuntansi dalam islam


memiliki konsep keadilan, kebenaran, dan pertanggungjawaban. Konsep
keadilan dalam konteks akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu yang
39

berkaitan dengan praktik moral dan yang bersifat fundamental yang berpijak
pada nilai-nilai syariah. Seharusnya, penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan adil untuk memenuhi kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan, bukan hanya untuk memenuhi kepentingan pihak tertentu.
Informasi akuntansi yang disusun hanya untuk kepentingan pihak tertentu
yang cenderung tidak adil akan menyesatkan masyarakat. Konsep kebenaran
ini diperoleh dari penjelasan bahwa dalam surat al-Baqarah ayat 282 Allah
SWT. memerintahkan untuk melakukan penulisan secara benar atas setiap
transaksi selama melakukan kegiatan muamalah. Penerapan konsep
pertanggungjawaban dalam akuntansi syariah adalah penyusunan laporan
keuangan yang dilakukan oleh pelaku bisnis atau individu yang terlibat dalam
praktik bisnis sebagai bentuk pertanggugjawaban atas amanah kepada pihak-
pihak yang terkait.72

72
Hani Werdi Apriyanti, Akuntansi Syariah: Sebuah Tinjauan Antara Teori dan
Praktik,Jurnal Akuntansi Indonesia Universitas Islam Sultan Agung, Vol.06 No.2,2017, hlm 135
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah
penelitian yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah.
Salah satu ciri jenis penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan
mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara tepat dan akurat. Dalam
arti penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif
semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan atau sebab
akibat.73 Dalam penelitian ini penulis menggambarkan secara jelas hasil dari
perhitungan variabel-variabel rasio profitabilitas suatu perusahaan melalui
data laporan keuangan periode 2015 sampai dengan 2018.’

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang mengeluarkan laporan keuangan dari tahun 2015-
2018. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak Januari 2019 sampai
Agustus 2019.

C. Sumber Data
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan
benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara kuantitatif
ataupun kualitatif.74 Berdasarkan sumbernya ada dua macam data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara khusus

73
Sumadi Suryabrata, Metodologi penelitian,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2003)hlm 75-76
74
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,
(Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2002) hlm 44

40
41

dikumpulkan untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan. Data primer dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan Industri Farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2015 sampai dengan 2018 yang diunduh melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia. Sedangkan data sekunder adalah data
yang dikumpulkan sebagai pendukung suatu penelitian.75Data sekunder dalam
penelitian ini adalah buku, jurnal, artikel, website,penelitian terdahulu dan
berita.

D. Populasi Dan Sampel


Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya
terbatas dan tidak terbatas. Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.76 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Industri Farmasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 10
perusahaan. Daftar dari Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Daftar Industri Farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018
No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO
1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 11 November 1994
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk 17 April 2001
3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 04 Juli 2001
4 KLBF Kalbe Farma Tbk 30 Juli 1991
5 MERK Merck Indonesia Tbk 23 Juli 1981
6 PYFA Pyridam Farma Tbk 16 Oktober 2001
7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 8 Juni 1990
8 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul 18 Desember 2013
Tbk
9 SQBI Taisho Pharmaceutical Tbk 29 Maret 1983
10 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 17 Januari 1994
Sumber: Data Diolah

75
Mochammad Maskan, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Malang: Polinema Press,
2018) hlm 37
76
Mohammad Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2006)hlm 33
42

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang


dimiliki populasi tersebut. Teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. 77
Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling. Purposive
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan
kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.78
Sampel dalam penelitian ini diambil melalui kriteria sebagai berikut:
1. Industri Farmasi yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015 sampai 2018
2. Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
mempublikasikan laporan keuangan tahunan lengkap berturut-turut dari
tahun 2015-2018
3. Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengalami
peningkatan laba bersih setelah pajak berturut-turut tahun 2015-2018.
Karena laba yang setiap tahunnya mengalami peningkatan belum tentu
memiliki profitabilitas yang baik.
Adapun Industri Farmasi yang termasuk dalam kriteria pemilihan
sampel tersebut adalah:
1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA)
2. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF)
3. PT. Kalbe Farma Tbk
4. PT. Pyridam Farma Tbk. (PYFA)

E. Variabel Penelitian
Istilah Variabel dapat daiartikan bermacam-macam. Dalam hal ini
variable diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek pengematan

77
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2016)hlm. 81
78
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,
(Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2002) hlm 60
43

penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian itu sebagai faktor-faktor


yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.79
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen. Variabel bebas yaitu rasio profitabilitas yang menjadi
indikator penilaian kinerja pada Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.80
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional masing-masing variabel penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Return On Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih dengan
total asset. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Semakin besar rasio ini semakin
bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam menggunakan aset yang
dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan laba.81
2. Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan antara keuntungan sesudah pajak dengan penjualan,
sehingga dari rasio ini dapat diketahui berapa keuntungan per Rupiah
penjualan.82
3. Return On Equty (ROE) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan di dalam perusahaannya

79
Sumadi Suryabrata, Metodologi penelitian,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,
2003)hlm 25
80
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2016)hlm 39
81
Husaeri Priatna, Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Rasio Profitabilitas, Akurat
Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol.37 No.2 Mei 2016, hlm
82
Dedi Suhendro, Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT.Siantar Top Tbk, Human Falah Vol.4 No.2 Juli 2017, hlm 222
44

sendiri. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena posisi modal
pemilik perusahaan akan semakin kuat atau baik.83

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu
dan berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat dokumen-
dokumen resmi seperti laporan keuangan, laporan tahunan dan gambaran
umum perusahaan.84

H. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari keseluruhan
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.85
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah
rasio yang digunakan untuk menilai atau menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan.Teknik analisis rasio profitabilitas
yang digunakan untuk menganalisis data pada laporan keuangan adalah
sebagai berikut:86
1. Net Profit Margin (NPM) atau margin laba bersih

83
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2006) hlm 229
84
Meutia Dewi, Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT
Smartfren Telecom Tbk, Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi, Vol.1 No.1 Juni 2017, hlm 8
85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2016)hlm 147
86
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm
196-204
45

2. Return on Asset (ROA)

3. Return on Equity (ROE)


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel Penelitian


Dalam penelitian ini, data penelitian diperoleh dari perusahaan-
perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 - 2018 yang
memenuhi kriteria sampel penelitian, sampel penelitian dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh sampel
sebanyak 4 perusahaan. Dimana dalam penelitian ini menggunakan rasio
profitabilitas yang terdiri dari net profit margin (NPM), return on asset
(ROA), dan return on equity (ROE) untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan. Adapun ke-4 perusahaan sampel penelitian tersebut akan
disajikan sebagai berikut:
1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. (DVLA)
2. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF)
3. PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF)
4. PT.Pyridam Farma Tbk. (PYFA)

B. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018 Berdasarkan Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) atau margin laba bersih merupakan
ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah pajak
dibanding penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih
87
perusahaan atas penjualan. Semakin besar nilai rasionya, maka semakin
besar profitabilitas yang dimiliki perusahaan atau sebaliknya. Artinya
semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan atau sebaliknya.
Rendahnya net profit margin disebabkan karena tingginya biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan yang disebabkan karena tidak

87
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 200

46
47

88
efisiennya kegiatan operasional perusahaan. Berikut ini perkembangan
net profit margin Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2018:

a. Analisis data PT.Darya Varia Laboratoria Tbk. tahun 2015-2018


berdasarkan Net Profit Margin

Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk Tahun 2015-2018
Tahun NPM
2015 8,27%
2016 10,48%
2017 10,30%
2018 11,81%
Rata-Rata 10,22%

88
Fitri Iflakhul Khamidah, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas
Dan Likuiditas LBB SSC Surabaya. (Skripsi Fakultas ekonomi, Universitas Narotama Surabaya,
2015) hlm 5
48

Berdasarkan hasil perhitungan net profit margin PT. Darya


Varia Laboratoria Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 8,27%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 10,48%, tahun 2017 sebesar
10,30%, dan pada tahun 2018 sebesar 11,81%. Hal ini
menggambarkan bahwa setiap Rp.1 penjualan menghasilkan laba atau
rugi sebesar Rp 0,0827 tahun 2015, Rp.0,1048 tahun 2016, Rp.0,1030
tahun 2017 dan Rp.0,1181 pada tahun 2018.89
Pada tahun 2016 net profit margin mengalami peningkatan
sebesar 2,21%, hal ini terlihat pada tahun 2015 yang semula sebesar
8,27% menjadi 10,48% tahun 2016. Peningkatan ini disebabkan
karena adanya peningkatan laba bersih setelah pajak dari
Rp.107.894.430 menjadi Rp.152.083.400 dan diikuti dengan adanya
peningkatan penjualan dari Rp.1.306.098.136 menjadi 1.451.356.680.
Kemudian pada tahun 2017 net profit margin mengalami
penurunan yang tidak signifikan sebesar 0,18%, hal ini terlihat dari
tahun 2016 net profit margin sebesar 10,48% menjadi 10,30%.
Penurunan ini disebabkan karena beban penjualan dan pemasaran,
beban administrasi, dan beban pajak pada laporan keuangan ditahun
2017 mengalami peningkatan, yang semula di tahun 2016 beban
penjualan dan pemasaran sebesar Rp.472.688.284 menjadi
Rp.542.245.518, dan beban administrasi meningkat dari
Rp.125.797.244 menjadi Rp.141.468.725.
Pada tahun 2018 net profit margin kembali mengalami
peningkatan yang tidak signifikan sebesar 1,51%, terlihat dari tahun
2017 yang semula 10,30% menjadi 11,81%. Peningkatan ini
disebabkan karena adanya kenaikan laba bersih setelah pajak dari
Rp.162.249.293 menjadi 200.651.968 dan beban penjualan dan
pemasaran justru menurun dari Rp.542.245.518 menjadi
Rp.533.559.771.
89
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
49

Dari hasil perhitungan net profit margin PT.Darya Varia


Laboratoria Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung
berfluktuasi. Rata-rata net profit margin yang diperoleh PT. Darya
Varia Laboratoria Tbk sebesar 10,22%, artinya bahwa laba besrih
setelah pajak yang diperoleh sebesar 10,22% dari penjualan. Akan
tetapi hasil rata-rata net profit margin tersebut masih jauh
dibandingkan standar industri net profit margin yaitu sebesar 20%.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa kinerja PT.Darya Varia
Laboratoria Tbk tahun 2015-2018 dinilai kurang baik. Hal ini
disebabkan karena tingginya penjualan perusahaan namun laba yang
didapatkan tidak seimbang dengan penjualan dan beban-beban
opersionalnya. Artinya perusahaan belum efektif dalam
meminimalkan beban-beban operasionalnya.
b. Analisis data PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2015-2018
berdasarkan Net Profit Margin
50

Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Tahun 2015-2018
Tahun NPM
2015 5,47%
2016 4,68%
2017 5,42%
2018 5,40%
Rata-Rata 5,25%

Berdasarkan hasil perhitungan net profit margin PT. Kimia


Farma (Persero) Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 5,47%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 4,68%, tahun 2017 sebesar
5,42%, dan pada tahun 2018 sebesar 5,40%. Hal ini menggambarkan
bahwa setiap Rp.1 penjualan menghasilkan laba atau rugi sebesar
Rp.0,0547 tahun 2015, Rp.0,0468 tahun 2016, Rp.0,0542 tahun 2017
dan Rp.0,0540 pada tahun 2018.90
Pada tahun 2016 net profit margin mengalami penurunan
sebesar 0,79%, terlihat dari tahun 2015 yang semula 5,47% menjadi
4,68%. Penurunan ini disebabkan karena beban pokok penjualan dan
beban usaha meningkat dan justru pendapatan mengalami penuruanan
dari tahun sebelumnya. Hal ini terlihat pada laporan keuangan tahun
2016 beban pokok penjualan Rp.3.323.619.297.215 meningkat
menjadi Rp.3.947.606.932.563, beban usaha Rp.1.227.054.498.636
menjadi Rp.1.479.784.404.405, dan pendapatan justru menurun dari
Rp.81.299.556.892 menjadi Rp.62.629.942.027.
Kemudian pada tahun 2017 net profit margin mengalami
peningkatan yang tidak signifikan sebesar 0,74%, yang semula sebesar
4,68% menjadi 5,42%. Peningkatan ini disebabkan karena adanya
peningkatan laba bersih setelah pajak

90
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
51

Rp. Dan beban


pokok penjualan mengalami penurunan dari Rp.3.947.906.932.563
menjadi Rp.3.925.599.724.290.
Tahun 2018 net profit margin mengalami penurunan yang
tidak signifikan sebesar 0,02%, yang semula 5,42% menjadi 5,40%.
Penurunan ini disebabkan karena penjulalan yang meningkat dari
Rp. menjadi Rp. dan diikuti
dengan meningkatnya beban pokok penjualan dari
Rp.3.925.599.724.290 menjadi Rp.4.673.936.445.914.
Dari hasil perhitungan net profit margin PT.Kimia Farma
(persero) Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung
berfluktuasi. Rata-rata net profit margin yang diperoleh PT. Kimia
Farma (persero) Tbk sebesar 5,25%, artinya bahwa laba besrih setelah
pajak yang diperoleh sebesar 5,25% dari penjualan. Akan tetapi hasil
rata-rata net profit margin tersebut masih jauh dibandingkan standar
industri net profit margin yaitu sebesar 20%. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa kinerja PT. Kimia Farma (persero) Tbk tahun
2015-2018 dinilai sangat kurang baik. Hal ini disebabkan karena
tingginya penjualan dan diikuti dengan meningkatnya beban pokok
penjualan serta beban operasional lainnya,namun laba yang
dihasilkaan tidak seimbang dengan penjualan dan beban
opersionalnya. Artinya perusahaan belum efektif dalam
meminimalkan beban-beban operasionalnya.
c. Analisis data PT.Kalbe FarmaTbk. tahun 2015-2018 berdasarkan Net
Profit Margin
52

Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
PT. Kalbe Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun NPM
2015 11,51%
2016 12,14%
2017 12,16%
2018 11,85%
Rata-Rata 11,92%

Berdasarkan hasil perhitungan net profit margin PT. Kalbe


Farma Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 11,51% pada tahun
2015, tahun 2016 sebesar 12,14%, tahun 2017 sebesar 12,16%, dan
pada tahun 2018 sebesar 11,85%. Hal ini menggambarkan bahwa
setiap Rp.1 penjualan menghasilkan laba atau rugi sebesar Rp.0,1151
tahun 2015, Rp.0,1214 tahun 2016, Rp.0,1216 tahun 2017 dan
Rp.0,1185 pada tahun 2018.91
Pada tahun 2016 dan 2017 net profit margin mengalami
peningkatan yang tidak signifikan, yaitu pada tahun 2016 net profit
margin meningkat sebesar 0,63% yang semula sebesar 11,51%
menjadi 12,14%. Dan tahun 2017 net profit margin meningkat sebesar
0,02% dari 12,14% menjadi 12,16%. Peningkatan ini disebabkan
karena adanya peningkatan laba bersih setelah pajak yang tidak
signifikan, yaitu dari Rp. menjadi

91
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
53

Rp. dan tahun 2017 meningkat menjadi


Rp.
Kemudian pada tahun 2018 net profit margin mengalami
penurunan yang tidak signifikan sebesar 0,31%, yang semula sebesar
12,16% menjadi 11,85%. Penurunan ini disebabkan karena penjualan
dan laba bersih meningkat namun beban pokok penjualan dan beban
umum administrasi juga meningkat. Beban pokok penjualan yang
semula Rp.10.369.836.693.616 menjadi Rp.11.226.380.392.484 dan
beban umum administrasi yang semula Rp.1.141.381.509.277 menjadi
Rp.1.191.705.459.131.
Dari hasil perhitungan net profit margin PT.Kalbe Farma Tbk
selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung mengalami
peningkatan hanya ditahun 2018 mengalami penurunan yang tidak
signifikan. Rata-rata net profit margin yang diperoleh PT. Kalbe
Farma Tbk sebesar 11,92%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 11,92% dari penjualan. Akan tetapi hasil rata-
rata net profit margin tersebut masih jauh dibandingkan standar
industri net profit margin yaitu sebesar 20%. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa kinerja PT. Kalbe Farma Tbk tahun 2015-2018
dinilai kurang baik. Hal ini disebabkan karena tingginya penjualan dan
diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan serta beban
operasional lainnya,namun laba yang dihasilkaan tidak seimbang
dengan penjualan. Artinya perusahaan belum efektif dalam
meminimalkan beban-beban operasionalnya.
d. Analisis data PT. Pyridam Farma Tbk. tahun 2015-2018 berdasarkan
Net Profit Margin
54

Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
PT. Pyridam Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun NPM
2015 1,42%
2016 2,38%
2017 3,20%
2018 3,38%
Rata-Rata 2,60%

Berdasarkan hasil perhitungan net profit margin PT. Pyridam


Farma Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 1,42% pada tahun
2015, tahun 2016 sebesar 2,38%, tahun 2017 sebesar 3,20%, dan pada
tahun 2018 sebesar 3,38%. Hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp.1
penjualan menghasilkan laba atau rugi sebesar Rp.0,0142 tahun 2015,
Rp.0,0238 tahun 2016, Rp.0,0320 tahun 2017 dan Rp.0,0338 pada
tahun 2018.92
Pada tahun 2016 nilai net profit margin meningkat sebesar
0,96% yang semula sebesar 1,42% menjadi 2,38%. Peningkatan ini
disebabkan karena laba bersih setelah pajak meningkat dari
Rp.3.087.104.465 menjadi Rp.5.146.317.041 dan penjualan

92
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
55

mengalami penurunan dari Rp.217.843.921.422 menjadi


Rp.216.951.583.953.
Kemudian tahun 2017 dan 2018 net profit margin kembali
mengalami peningkatan sebesar 0,82% tahun 2017 dan 0,18% tahun
2018. Terlihat pada tahun 2016 yang semula sebesar 2,38% menjadi
3,20%, dan pada tahun 2018 meningkat sebesar 0,18% menjadi
3,38%. Peningkatan ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak
meningkat,penjualan yang meningkat tidak signifikan, dan tahun 2018
beban umum administrasi mengalami penurunan dari
Rp.33.496.825.061 menjadi Rp.32.482.299.920.
Dari hasil perhitungan net profit margin PT.Pyridam Farma
Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung mengalami
peningkatan hanya ditahun 2018 mengalami penurunan yang tidak
signifikan. Rata-rata net profit margin yang diperoleh PT. Pyridam
Farma Tbk sebesar 2,60%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 2,60% dari penjualan. Walaupun nilai net
profit margin setiap tahunnya meningkat, akan tetapi hasil rata-rata
net profit margin tersebut masih jauh dibandingkan standar industri
net profit margin yaitu sebesar 20%. Sehingga dapat disimpulakan
bahwa kinerja PT. Pyridam Farma Tbk tahun 2015-2018 dinilai sangat
kurang baik. Hal ini disebabkan karena beban pokok penjualan dan
beban-beban operasional yang dimiliki perusahaan tinggi. Artinya
perusahaan belum efektif dalam meminimalkan beban-beban
operasionalnya.
2. Analisis Data Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018 Berdasarkan Return On Asset
Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya. Semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari
56

keseluruhan operasi perusahaan.93 Berikut ini perkembangan return on


asset Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2018:

a. Analisis data PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. tahun 2015-2018


berdasarkan Return On Asset

Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Return On Asset
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROA
2015 7,84%
2016 9,94%
2017 9,89%
2018 11,93%
Rata-Rata 9,9%
Berdasarkan hasil perhitungan return on asset PT. Darya Varia
Laboratoria Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 7,84% pada
tahun 2015, tahun 2016 sebesar 9,94%, tahun 2017 sebesar 9,89%,
93
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 202
57

dan pada tahun 2018 sebesar 11,93%. Hal ini menggambarkan bahwa
setiap Rp.1 aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,0784 tahun
2015, Rp.0,0994 tahun 2016, Rp.0,0989 tahun 2017 dan Rp.0,1193
pada tahun 2018.94
Pada tahun 2016 return on asset mengalami peningkatan
sebesar 2,1% yang semuala sebesar 7,84% menjadi 9,94%.
Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan laba bersih
setelah pajak dari Rp.107.894.430 menjadi Rp.152.083.400.
Pada tahun 2017 return on asset mengalami penurunan yang tidak
signifikan sebesar 0,05% yang semula 9,94% menjadi 9,89%.
Penurunan ini disebabkan karena total aktiva mengalami peningkatan
namun laba bersih perusahaan mengalami peningkatan yang tidak
signifikan dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018 return on asset mengalami peningkatan
sebesar 2,04% yang semula 9,89% menjadi 11,93%. Peningkatan ini
terjadi karena adanya peningkatan laba bersih setelah pajak yang
cukup besar dibandingkan total aktiva yang meningkat namun tidak
signifikan, dari Rp.162.249.293 menjadi Rp.200.651.968 dan
peningkatan total aktiva dari Rp.1.640.886.147 menjadi
Rp.1.682.821.739.
Dari hasil perhitungan return on asset PT.Darya Varia
Laboratoria Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung
mengalami peningkatan hanya ditahun 2017 mengalami penurunan
yang tidak signifikan. Rata-rata return on asset yang diperoleh PT.
Darya Varia Laboratoria Tbk sebesar 9,9%, artinya bahwa laba besrih
setelah pajak yang diperoleh sebesar 9,9% dari total aktiva. Hasil rata-
rata return on asset tersebut masih jauh dibandingkan standar industri
return on asset yaitu sebesar 30%. Sehingga dapat disimpulakan
bahwa kinerja PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2015-2018
94
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
58

dinilai sangat kurang baik. Artinya perusahaan belum mampu dalam


mengelola aktivanya secara efisien dalam pengembalian aktiva.
b. Analisis data PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2015-2018
berdasarkan Return On Asset

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Return On Asset
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROA
2015 7,74%
2016 5,89%
2017 5,45%
2018 4,25%
Rata-Rata 5,84%

Berdasarkan hasil perhitungan return on asset PT. Kimia


Farma (Persero) Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 7,74%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 5,89%, tahun 2017 sebesar
5,45%, dan pada tahun 2018 sebesar 4,25%. Hal ini menggambarkan
bahwa setiap Rp.1 asset menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,0774
59

tahun 2015, Rp.0,0589 tahun 2016, Rp.0,0545 tahun 2017 dan


Rp.0,0425 pada tahun 2018.95
Pada tahun 2016 return on asset mengalami penurunan sebesar
1,85% yang semula sebesar 7,74% menjadi 5,59%. Kemudian pada
tahun 2017 return on asset kembali menurun sebesar 0,44% yang
semula sebesar 5,89% menjadi 5,45%. Penurunan terus terjadi pada
tahun 2018 sebesar 1,2% yang semula 5,45% menjadi 4,25%.
Penurunan yang terjadi terus menerus disebabkan karena
meningkatnya total asset dari tahun ketahun, namun laba yang
dihasilkan tidak mengalami peningkatan yang signifikan atau laba
yang dihasilkan tidak seimbang dari total aset yang dimiliki
perusahaan.
Dari hasil perhitungan return on asset PT.Kimia Farma
(Persero) Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 mengalami
penurunan. Rata-rata return on asset yang diperoleh PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk sebesar 5,84%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 5,84% dari total asset. Hasil rata-rata return on
asset tersebut masih jauh dibandingkan standar industri return on
asset yaitu sebesar 30%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa kinerja
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2015-2018 dinilai sangat
kurang baik. Artinya perusahaan belum mampu dalam memanfaatkan
asset dan juga ketidak efisienan manajemen dalam menghasilkan laba
dari total aset yang tersedia.
c. Analisis data PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2015-2018 berdasarkan
Return On Asset

95
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
60

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Return On Asset
PT. Kalbe Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROA
2015 15,03%
2016 15,44%
2017 14,77%
2018 13,77%
Rata-Rata 14,76%

Berdasarkan hasil perhitungan return on asset PT.Kalbe Farma


Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 15,03% pada tahun 2015,
tahun 2016 sebesar 15,44%, tahun 2017 sebesar 14,77%, dan pada
tahun 2018 sebesar 13,77%. Hal ini menggambarkan bahwa setiap
Rp.1 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,1503 tahun 2015,
Rp.0,1544 tahun 2016, Rp.0,1477 tahun 2017 dan Rp.0,1377 pada
tahun 2018.96
Pada tahun 2016 return on asset mengalami peningkatan yang
tidak signifikan yaitu sebesar 0,41%, yang semula sebesar 15,03%
menjadi 15,44%. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya
total asset perusahaan mampu sedikit meningkatkan laba perusahaan.

96
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
61

Kemudian tahun 2017 dan tahun 2018 return on asset


mengalami penurunan yang tidak signifikan, yaitu 0,67% ditahun
2017 dan 1% ditahun 2018. Terlihat ditahun 2016 return on asset
sebesar 15,44% menjadi 14,77%. Dan tahun 2018 menurun sebesar
1% menjadi 13,77%. Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya
total asset namun laba bersih setelah pajak mengalami peningkatan
yang tidak signifikan pula.
Dari hasil perhitungan return on asset PT.Kalbe Farma Tbk
selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung mengalami
penurunan hanya ditahun 2016 return on asset mengalami
peningkatan. Rata-rata return on asset yang diperoleh PT. Kalbe
Farma Tbk sebesar 14,76%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 14,76% dari total aset. Hasil rata-rata return on
asset tersebut masih jauh dibandingkan standar industri return on
asset yaitu sebesar 30%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa kinerja
PT. Kalbe Farma Tbk tahun 2015-2018 dinilai sangat kurang baik.
Artinya perusahaan belum mampu dalam memanfaatkan aset dan juga
ketidak efisienan manajemen dalam menghasilkan laba dari total aset
yang tersedia.
d. Analisis data PT. Pyridam Farma Tbk. tahun 2015-2018 berdasarkan
Return On Asset
62

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Return On Asset
PT. Pyridam Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROA
2015 1,94%
2016 3,09%
2017 4,47%
2018 4,52%
Rata-Rata 3,51%

Berdasarkan hasil perhitungan return on asset PT.Pyridam


Farma Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar yaitu sebesar 1,94%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 3,09%, tahun 2017 sebesar
4,47%, dan pada tahun 2018 sebesar 4,52%. Hal ini menggambarkan
bahwa setiap Rp.1 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,0194
tahun 2015, Rp.0,0309, tahun 2016, Rp.0,0447 tahun 2017 dan
Rp.0,0452 pada tahun 2018.97
Pada tahun 2016 return on asset meningkat sebesar 1,15%,
yang semula sebesar 1,94% menjadi sebesar 3,09%. Kemudian tahun
2017 meningkat sebesar 1,38% menjadi 4,47%. Dan tahun 2018
meningkat 0,05% menjadi 4,52%. Peningkatan ini disebabkan karena
laba bersih setelah pajak setiap tahunnya meningkat dan total aset
cenderung mengalami peningkatan hanya saja ditahun 2017 total aset
menurun.
Dari hasil perhitungan return on asset PT.Pyridam Farma Tbk
selama kurun waktu 2015 sampai 2018 cenderung mengalami
penurunan hanya ditahun 2016 return on asset mengalami

97
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
63

peningkatan. Rata-rata return on asset yang diperoleh PT. Pyridam


Farma Tbk sebesar 3,51%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 3,51% dari total aset. Hasil rata-rata return on
asset tersebut masih jauh dibandingkan standar industri return on
asset yaitu sebesar 30%. Sehingga dapat disimpulakan bahwa kinerja
PT. Pyridam Farma Tbk tahun 2015-2018 dinilai sangat kurang baik.
Artinya perusahaan belum mampu dalam memanfaatkan aset dan juga
ketidak efisienan manajemen dalam menghasilkan laba dari total aset
yang tersedia.
3. Analisis Data Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015-2018 Berdasarkan Return On Equity
Return On Equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian sebaliknya.98 Berikut ini perkembangan return on
equity Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2018:

a. Analisis data PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. tahun 2015-2018


berdasarkan Return On Equity

98
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm 204
64

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Return On Equity
PT. Darya Varia Laboratoria Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROE
2015 11,09%
2016 14,09%
2017 14,54%
2018 16,72%
Rata-Rata 14,11%

Berdasarkan hasil perhitungan return on equity PT.Darya


Varia Laboratoria Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 11,09%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 14,09%, tahun 2017 sebesar
14,54%, dan pada tahun 2018 sebesar 16,72%. Hal ini
menggambarkan bahwa setiap Rp.1 modal atau ekuitas menghasilkan
laba bersih sebesar Rp.0,1109 tahun 2015, Rp.0,1409 tahun 2016,
Rp.0,1454 tahun 2017 dan Rp.0,1672 pada tahun 2018.99
Pada tahun 2016 return on equity meningkat sebesar 3%, yang
semula 11,09% menjadi 14,09%. Kemudian pada tahun 2017 return
on equity mengalami peningkatan yang tidak signifikan sebesar
0,45%, yang semula sebesar 14,09% menjadi 14,54%. Dan pada tahun
2018 return on equity kembali meningkat sebesar 2,18% menjadi
16,72%. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan laba

99
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
65

bersih setelah pajak diikuti deangan meningkatnya ekuitas setiap


tahunnya.
Dari hasil perhitungan return on equity PT.Darya Varia
Laboratoria Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 mengalami
peningkatan meskipun tidak begitu signifikan. Rata-rata return on
equity yang diperoleh PT. Darya Varia Laboratoria Tbk sebesar
14,11%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak yang diperoleh
sebesar 14,11% dari modal yang telah diinvestasikan . Hasil rata-rata
return on equity tersebut masih jauh dibandingkan standar industri
return on equity yaitu sebesar 40%. Sehingga dapat disimpulakan
bahwa kinerja PT. Darya Varia Laboratoria Tbk tahun 2015-2018
dinilai sangat kurang baik. Artinya perusahaan belum mampu
memaksimalkan sumber dayanya untuk mencetak laba atau bisa jadi
perusahaan belum mampu memaksimalkan pengembalian ekuitas
untuk menghasilkan laba bersih.
b. Analisis data PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2015-2018
berdasarkan Return On Equity
66

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Return On Equity
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROE
2015 12,92%
2016 11,96%
2017 12,90%
2018 11,98%
Rata-Rata 12,44%

Berdasarkan hasil perhitungan return on equity PT.Kimia


Farma (Persero) Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 12,92%
pada tahun 2015, tahun 2016 sebesar 11,96%, tahun 2017 sebesar
12,90%, dan pada tahun 2018 sebesar 11,98%. Hal ini
menggambarkan bahwa setiap Rp.1 modal atau ekuitas menghasilkan
laba bersih sebesar Rp.0,1292 tahun 2015, Rp.0,1196 tahun 2016,
Rp.0,1290 tahun 2017 dan Rp.0,1198 pada tahun 2018.100
Pada tahun 2016 return on equity mengalami penurunan yang
tidak signifikan yaitu sebesar 0,96%, yang semula 12,92% menjadi
11,96%. Penurunan terjadi disebabkan karena meningkatnya total
ekuitas yang dimiliki perusahaan namun laba bersih yang dihasilkan
belum maksimal atau laba bersih yang dihasilkan tidak seimbang dari
total ekuitas.
Tahun 2017 return on equity meningkat namun tidak
signifikan sebesar 0,94%, yang semula sebesar 11,96% menjadi
12,90%. Peningkatan ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak
meningkat dari tahun sebelumnya, mampu sedikit meningkatkan nilai
return on equity. Kemudian tahun 2018 return on equity menurun
sebesar 0,92%, menjadi 11.98%. Penurunan ini disebabkan karena

100
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
67

total ekuitas ditahun 2018 meningkat cukup signifikan dari tahun


sebelumnya.
Dari hasil perhitungan return on equity PT.Kimia Farma
(Persero) Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 mengalami
fluktuasi. Rata-rata return on equity yang diperoleh PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk sebesar 12,44%, artinya bahwa laba besrih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 12,44% dari modal yang telah diinvestasikan .
Hasil rata-rata return on equity tersebut masih jauh dibandingkan
standar industri return on equity yaitu sebesar 40%. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa kinerja PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun
2015-2018 dinilai sangat kurang baik. Artinya perusahaan belum
mampu memaksimalkan sumber dayanya untuk mencetak laba atau
bisa jadi perusahaan belum mampu memaksimalkan pengembalian
ekuitas untuk menghasilkan laba bersih.
c. Analisis data PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2015-2018 berdasarkan
Return On Equity
68

Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Return On Equity
PT. Kalbe Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROE
2015 18,82%
2016 18,87%
2017 17,66%
2018 16,33%
Rata-Rata 17,92%

Berdasarkan hasil perhitungan return on equity PT.Kalbe


Farma Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 18,82% pada tahun
2015, tahun 2016 sebesar 18,87%, tahun 2017 sebesar 17,66%, dan
pada tahun 2018 sebesar 16,33%. Hal ini menggambarkan bahwa
setiap Rp.1 modal atau ekuitas menghasilkan laba bersih sebesar
Rp.0,1882 tahun 2015, Rp.0,1887 tahun 2016, Rp.0,1766 tahun 2017
dan Rp.0,1633 pada tahun 2018.101
Tahun 2016 return on equity meningkat namun tidak
signifikan sebesar 0,05%, yang semula sebesar 18,82% menjadi
18,87%. Peningkatan ini disebabkan karena laba bersih setelah pajak
meningkat dari tahun sebelumnya, mampu sedikit meningkatkan nilai
return on equity. Kemudian tahun 2017 dan 2018 return on equity
mengalami penurunan yang tidak signifikan yaitu sebesar 1,21 % dan
1,33%, yang semula 18,87% menjadi 17,66% dan tahun 2018 menjadi
sebesar 16,33%. Penurunan terjadi disebabkan karena meningkatnya
total ekuitas yang dimiliki perusahaan namun laba bersih yang
dihasilkan belum maksimal atau laba bersih yang dihasilkan tidak
seimbang dari total ekuitas.
Dari hasil perhitungan return on equity PT.Kalbe Farma Tbk
selama kurun waktu 2015 sampai 2018cenderung mengalami

101
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
69

penurunan hanya ditahun 2016 return on equity mengalami


peningkatan. Rata-rata return on equity yang diperoleh PT. Kalbe
Farma Tbk sebesar 17,92%, artinya bahwa laba bersih setelah pajak
yang diperoleh sebesar 17,92% dari modal yang telah diinvestasikan .
Hasil rata-rata return on equity tersebut masih jauh dibandingkan
standar industri return on equity yaitu sebesar 40%. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa kinerja PT. Kalbe Farma Tbk tahun 2015-2018
dinilai sangat kurang baik. Artinya perusahaan belum mampu
memaksimalkan sumber dayanya untuk mencetak laba atau bisa jadi
perusahaan belum mampu memaksimalkan pengembalian ekuitas
untuk menghasilkan laba bersih.
d. Analisis data PT. Pyridam Farma Tbk. tahun 2015-2018 berdasarkan
Return On Equity
70

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Return On Equity
PT. Pyridam Farma Tbk Tahun 2015-2018
Tahun ROE
2015 3,05%
2016 4,88%
2017 6,55%
2018 7,11%
Rata-Rata 5,40%

Berdasarkan hasil perhitungan return on equity PT.Pyridam


Farma Tbk selama tahun 2015-2018 yaitu sebesar 3,05% pada tahun
2015, tahun 2016 sebesar 4,88%, tahun 2017 sebesar 6,55%, dan pada
tahun 2018 sebesar 7,11%. Hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp.1
modal atau ekuitas menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,0305 tahun
2015, Rp.0,0488 tahun 2016, Rp.0,0655 tahun 2017 dan Rp.0,711
pada tahun 2018.102
Pada tahun 2016 return on equity meningkat sebesar 1,83%,
yang semula 3,05% menjadi 4,88%. Kemudian pada tahun 2017
return on equity mengalami peningkatan sebesar 1,67%, yang semula
sebesar 4,88% menjadi 6,59%. Dan pada tahun 2018 return on equity
kembali meningkat sebesar 0,56% menjadi %. Peningkatan ini
disebabkan karena adanya peningkatan laba bersih setelah pajak
diikuti deangan meningkatnya ekuitas setiap tahunnya.
Dari hasil perhitungan return on equity PT.Pyridam Farma
Tbk selama kurun waktu 2015 sampai 2018 mengalami peningkatan
meskipun tidak begitu signifikan. Rata-rata return on equity yang
diperoleh PT. Pyridam Farma Tbk sebesar 5,40%, artinya bahwa laba
besrih setelah pajak yang diperoleh sebesar 5,40% dari modal yang
telah diinvestasikan . Hasil rata-rata return on equity tersebut masih

102
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT.Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Grup) Jambi”
Jurnal Valuta Vol.2 No.2, Tahun 2016, hal 200
71

jauh dibandingkan standar industri return on equity yaitu sebesar 40%.


Sehingga dapat disimpulakan bahwa kinerja PT. Pyridam Farma Tbk
tahun 2015-2018 dinilai sangat kurang baik. Artinya perusahaan
belum mampu memaksimalkan sumber dayanya untuk mencetak laba
atau bisa jadi perusahaan belum mampu memaksimalkan
pengembalian ekuitas untuk menghasilkan laba bersih.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan diatas dengan
menggunakan Net Profit Margin, Return on Asset dan Return on Equity pada
Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018
maka akan dilakukan pembahasan sebagai berikut.
1. Kinerja Keuangan Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018 Berdasarkan Net Profit Margin
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2015-2018
Nama Perusahaan 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata
NPM
PT.Darya Varia 8,27% 10,48% 10,30% 11,81% 10,22%
Laboratoria Tbk
PT.Kimia Farma 5,47% 4,68% 5,42% 5,40% 5,25%
(Persero) Tbk
PT. Kalbe Farma 11,51% 12,14% 12,16% 11,85% 11,92%
Tbk
PT. Pyridam 1,42% 2,38% 3,20% 3,38% 2,60%
Farma Tbk
Rata-Rata NPM 6,67% 7,42% 7,77% 8,11% 7,50%
Perusahaan
Farmasi

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata net profit


margin Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015 sampai 2018 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana nilai
72

net profit margin industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015 sebesar 6,67%, dan tahun 2016 meningkat sebesar 7,42%. Dan
tahun 2017 dan 2018 kembali mengalami peningkatan sebesar 7,77% dan
8,11%. Meskipun setiap tahunnya meningkat, tetapi nilai rata-rata yang
dimiliki industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2018 yaitu sebesar 7,50% masih dikatakan dibawah standar industri.
Dimana standar industri net profit margin sebsar 20%. Sehingga dapat
dikatakan net profit margin pada industri farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia masih sangat kurang baik jika dilihat dari standar industri
net profit margin.
Menurut Kasmir, semakin tinggi net profit margin semakin tinggi
pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih, sebaliknya semakin
rendah net profit margin semakin rendah pula laba bersih yang
dihasilkan.103
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mardahleni (2017)
yang melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Profitabilitas
Dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT.Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk. Dimana net profit margin dinilai kurang baik, dikarenakan masih
dibawah rata-rata standar industri.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan industri farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018 berdasarkan net profit
margin sebesar 7,50% dinilai sangat kurang baik, karena masih dibawah
rata-rata standar industri net profit margin. Hal ini disebabkan karena
tingginya penjualan dan beban-beban yang tinggi namun laba bersih yang
dihasilkan tidak seimbang dengan penjualan. Artinya perusahaan belum
mampu meminimalkan biaya operasionalnya dalam menghasilkan laba.
2. Kinerja Keuangan Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018 Berdasarkan Return on Asset

103
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011)hlm
200
73

Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Return on Asset
Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018
Nama Perusahaan 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata
ROA
PT.Darya Varia 7,84% 9,94% 9,89% 11,93% 9,90%
Laboratoria Tbk
PT.Kimia Farma 7,74% 5,89% 5,45% 4,25% 5,84%
(Persero) Tbk
PT. Kalbe Farma 15,03% 15,44% 14,77% 13,77% 14,76%
Tbk
PT. Pyridam 1,94% 3,09% 4,47% 4,52% 3,51%
Farma Tbk
Rata-Rata ROA 8,14% 8,59% 8,65% 8,62% 8,51%
Perusahaan
Farmasi

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata return on


asset Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015
sampai 2018 cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, hanya
ditahun 2018 menurun. Dimana nilai return on asset industri farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 sebesar 8,14%, tahun 2016
dan tahun 2017 meningkat sebesar 8,59% dan 8,65%. Kemudian tahun
2018 mengalami penurunan sebesar 8,62 %. Meskipun setiap tahunnya
cenderung meningkat, tetapi nilai rata-rata yang dimiliki industri farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018 yaitu sebesar
8,51% masih dikatakan dibawah standar industri. Dimana standar industri
return on asset sebsar 30%. Sehingga dapat dikatakan return on asset pada
industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih sangat
kurang baik jika dilihat dari standar industri return on asset.
Menurut Hery, semakin tinggi hasil pengembalian atas asset berarti
semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset, sebaliknya semakin rendah hasil
74

pengembalian atas asset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.104
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurniawan Dwi
Ramadan dan La Ode Syarfan (2016) melakukan penelitian tentang
Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Perusahaan Pada
PT. Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin Group) Jambi. Dimana hasil
return on asset dinilai kurang baik, karena masih dibawah rata-rata standar
industr return on asset.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan industri farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018 berdasarkan return on
asset sebesar 8,51% dinilai sangat kurang baik, karena masih dibawah
rata-rata standar industry return on asset. Hal ini disebabkan karena
rendahnya laba bersih yang diperoleh perusahaan dari total aset yang
dimiliki perusahaan. Artinya perusahaan belum mampu dalam
memanfaatkan asset dan juga ketidak efisienan manajemen dalam
menghasilkan laba dari total aset yang tersedia.
3. Kinerja Keuangan Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018 Berdasarkan Return on Equity
Tabel 4.15
Hasil Perhitungan Return on Equity
Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018
Nama Perusahaan 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata ROE
PT.Darya Varia 11,09% 14,09% 14,54% 16,72% 14,11%
Laboratoria Tbk
PT.Kimia Farma 12,92% 11,96% 12,90% 11,98% 12,44%
(Persero) Tbk
PT. Kalbe Farma 18,82% 18,87% 17,66% 16,33% 17,92%
Tbk
PT. Pyridam Farma 3,05% 4,88% 6,55% 7,11% 5,40%
Tbk
Rata-Rata ROE 11,47% 12,45% 12,92%% 13,04% 12,47%
Perusahaan Farmasi

104
Linda Monica, Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Di
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, (Universitas Muhammadiah Sumatera Utara,
Skripsi Tahun 2018)
75

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa rata-rata return on


equity Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015
sampai 2018 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana nilai return
on equity industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015 sebesar 11,47%, tahun 2016 meningkat sebesar 12,45%. Kemudian
tahun 2017 dantahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 12,92% dan
13,04%. Meskipun setiap tahunnya cenderung meningkat, tetapi nilai rata-
rata yang dimiliki industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2015-2018 yaitu sebesar 12,47% masih dikatakan dibawah standar
industri. Dimana standar industri return on equity sebsar 40%. Sehingga
dapat dikatakan return on equity pada industri farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia masih sangat kurang baik jika dilihat dari standar
industri return on equity.
Menurut Rudianto, semakin tinggi return on equity maka akan
semakin baik karena memberikan tingkat pengambilan yang lebih besar
kepada pemegang saham. Sebaliknya semakin rendah return on equity
maka akan semakin kurang baik karena memberikan tingkat pengambilan
yang kecil kepada pemegang saham.105
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dedi Suhendro
(2017) melakukan penelitian tentang “Analisis Profitabilitas dan
Likuiditas Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.Siantar TOP Tbk Dimana
hasil return on equity dinilai kurang baik, karena masih dibawah rata-rata
standar industr return on equity.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan industri farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018 berdasarkan return on
equity sebesar 12,47% dinilai sangat kurang baik, karena masih dibawah
rata-rata standar industri return on equity. Artinya perusahaan belum
mampu memaksimalkan sumber dayanya untuk mencetak laba dan dengan

105
Linda Monica, Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Di
PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, (Universitas Muhammadiah Sumatera Utara,
Skripsi Tahun 2018)
76

kecilnya nilai return on equity menunjukkan bahwa pengembalian yang


akan diterima investor juga kecil.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja Keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan net profit margin dinilai sangat kurang baik, hal ini
berdasarkan hasil perhitungan rata-rata net profit margin industri farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun dari tahun 2015-
2018, yaitu sebesar 7,50%, yang masih berada jauh di bawah standar
industri net profit margin yaitu sebesar 20%.
2. Kinerja Keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan return on asset dinilai sangat kurang baik, hal ini berdasarkan
hasil perhitungan rata-rata return on asset industri farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun dari tahun 2015-2018, yaitu
sebesar 8,51%, yang masih berada jauh di bawah standar industri return
on asset yaitu sebesar 30%.
3. Kinerja Keuangan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berdasarkan return on equity dinilai sangat kurang baik, hal ini
berdasarkan hasil perhitungan rata-rata return on equity industri farmasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun dari tahun 2015-
2018, yaitu sebesar 12,47%, yang masih berada jauh di bawah standar
industri return on equity yaitu sebesar 40%.

77
78

B. Saran
1. Bagi Praktisi
Diharapkan perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang
menyebabkan menurun maupun meningkatnya profitabilitas terutama dari
sisi internal perusahaan, karena faktor internal merupakan faktor yang
dapat dikendalikan sendiri oleh perusahaan. Seperti contoh sebaiknya
perusahaan meningkatkan volume pendapatan dengan skala besar yang
akan berimbas pada peningkatan laba perusahaan, karena dengan
meningkatkan penjualan disertai dengan menekan biaya dapat
meningkatkan profitabilitas.
2. Bagi Akademisi
Diperlukan penelitian lanjutan mengenai analisis rasio
profitabilitas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan
penambahan variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Asnani, dkk. 2012. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Teras.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV. Alfabeta.
Harahap. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Maskan, Muhammad. 2018. Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Polinema
Press.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah
Modern.Yogyakarta: CV Andi Offset
Pabandu, Muhammad.2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Soegijanto dan Rahmaniar, Ari. 2016. Pengantar Akuntansi Dasar I Siklus
Akuntansi (Accounting Cycle) Untuk Perusahaan Jasa Dilengkapi
Dengan Teori dan Praktek Serta Soal-Soal dan Jawaban. Bogor: In
Media
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2002. Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian
Pemula. Jogjakarta: Gadjah Mada Univesity Press.
Suryabrata, Sumardi. 2003. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

JURNAL DAN SKRIPSI


Amalia, Fitri Rezeki, “Analisis Rasio Keuangan Secara Cross Sectional Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal administrasi Bisnis, 2017.
Andi dan Sulastri, “Analisis Rasio Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT
Adira Dinamika Multi Finance yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.01 No.02,2014:1-6
Badarulia, Nurfadilla Ayu. 2017. Analisis Kinerja Keuangan Dengan
Menggunakan Rasio Likuiditas Solvabilitas, dan Efisiensi Pada PT. Bank
Syariah Mandiri. Skripsi. Palembang: Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang.
Harahap, Mansurip. 2018. Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Prodia Widyahusada Tbk.
Skripsi. Sumatra Utara: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.
Ilyas, Jeli Nata. 2012. Analisis Rasio Keuangan Pada PT.Riau Graindo
Pekanbaru. Skripsi. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
Kurnia Dwi Ramadhan dan La Ode Syarfan, “Analisis Laporan Keuangan Dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan Pada PT. Ricky Kurniawan Kertapersada
(Makin Gruop) Jambi”, Jurnal Valuta, Vol.2 No.2, 2016: 190-207.
Kurniawan, Jhoni. 2017. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Food And
Baverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.
Skripsi.Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Muin, Muhammad Fathul. 2015. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Aneka
Tambang (persero) tbk UBP Nikel Sulawesi Tenggara DiPomla Tahun
2009-2013. Skripsi.Makasar: Universitas Islam Negri Alauddin Makasar.
Mutiara Nur Rahmah,Dkk, “Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Industri Semen Yang Terdaftar Di BEI (Studi Kasus PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), Jurnal Online Insan Akuntan. Vol.1
No.1,2016: 43-58s
Muslikhah,Dkk, “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan (Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Jakarta)”, Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya. 2015
Novitasari. 2017. Analisis Rasio Profitabilitas Sebagai Dasar Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.
Periode 2012-2015. Skripsi. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Nurul dan Putu Sulastri, “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.Andalan Finance Indonesia
Tahun 2011-2013”, Jurnal, 2014.
Ridha, Muhammad. 2017. Analisis Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja
Keuangan BUMN (Studi Kasus PT. Perkebunan Nusantara III Medan).
Skripsi. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.
Rifani Angelia Ratu, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada PT. Kimia
Farma Tbk, dan PT Kalbe Farma Tbk Periode 2011-2014”, Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol.16 No 3, 2016.
Rosyida. 2008. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan
PT.Telekomunikasi Indonesia.Tbk. (Periode 2003-2006). Skripsi. Malang:
Universitas Islam Negeri Malang.
Widodo, Aris. 2015. Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Tahun 2011-2013.
Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Website
https://www.alinea.id/bisnis
https://www.bi.go.id,
www.BUMN.go.id
www.Idx.co.id
www.Kemenperin.go.id
https://www.Kompasiana.com
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis,
http://www.mipa-farmasi.com ,

Anda mungkin juga menyukai