Anda di halaman 1dari 4

Nama: drg.

Siti Coryniken
Nip : 199310182022022001
Latsar CPNS Gelombang 1 kelompok 1

ANALISIS ISU INSTANSI

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki komitmen dalam melayani masyarakat.
Ditegaskan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 untuk mewujudkan tujuan nasional dibutuhkan pegawai
ASN yang dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintah, dan tugas pembangunan
tertentu.
Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor yang terbesar dan sangat mempengaruhi kesehatan adalah
faktor lingkungan. Upaya kesehatan lingkungan sebagai bentuk kegiatan preventif ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap individu atau masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi –
tingginya (Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Virus Corona (COVID 19 ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif
Covid-19 di Indonesia. Namun, penyakit ini bukan hanya terjadi di Indonesa namun juga seluruh
dunia sehingga ditetapkan menjadi Pandemi Global oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020.
Penyakit ini menyebar antar manusia secara langsung dan tidak langsung (melalui benda atau
permukaan yang terkontaminasi), atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi mulut
dan hidung meliputi air liur, sekresi pernapasan, atau droplet (percikan) sekresi. Sekresi ini
dikeluarkan dari mulut atau hidung misalnya ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau
bernyanyi. Orang-orang yang berada dalam jarak dekat (1 meter) dengan orang yang terinfeksi dapat
terpajan COVID 19 ketika percikan infeksius masuk ke mulut, hidung atau mata mereka.
Beberapa prosedur medis dalam kedokteran gigi dapat menjadi salah satu infeksi silang
penyebaran Covid-19. Hal ini di sebabkan tindakan kedokteran gigi banyak menggunakan bur dalam
pengerjaannya. Percikan yang ditimbulkan dari air liur pasien akibat penggunaan bur dalam tindakan
dokter gigi, dapat menghasilkan aerosol yang mengandung berbagai macam virus salah satu
diantaranya yang berbahaya apabila terhirup adalah virus Covid-19.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19, kasus Covid-19 tanggal 30 Mei 2022 mencapai 5,05
juta orang positif Covid-19 dan diantaranya 156 ribu orang meninggal dunia. Dari data tersebut pula
menurut data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) tercatat ada 396 orang dokter gigi yang
terpapar Covid-19 dan 94 orang meninggal dunia.
Situasi Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada pelayanan kesehatan, khususnya
kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan kunjungan pasien gigi pada
poliklinik selama pandemic. Hal ini disebabkan karena ketakutan pasien terhadap potensi penularan
Covid-19, dan terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana untuk dokter gigi dalam melakukan praktik
di masa pandemic, sehingga tindakan pelayanan kesehatan gigi juga terbatas. Faktanya, masalah
kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi
rusak/berlubang/sakit (45,3%) dan mayoritas yang dialami penduduk di Indonesia adalah gusi
bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 14% sehingga masyarakat Indonesia sangat
mebutuhkan perawatan gigi dan mulut walaupun sedang dalam keadaan Pandemi.
Saat ini, Indonesia sudah tidak lagi berada dalam kondisi pandemic Covid-19 dan mulai
bertransisi menuju fase endemic, Namun di masa transisi seperti ini, muncul penyakit- penyakit lama
yang baru menjangkit dan dapat menular melalui droplet atau percikan air liur seperti virus cacar
monyet, meskipun jumlah yang tercatat belum banyak, dalam pengerjaannya dokter gigi merupakan
tenaga medis yang beresiko tinggi untuk tertular virus maupun bakteri dari rongga mulut bukan hanya
Covid-19 atau cacar monyet saja, namun banyak penyakit lainnya sehingga dalam menjalankan
praktiknya, dokter gigi perlu selalu untuk menggunakan Alat perlindungan Diri (APD) untuk
mencegah terjadinya penularan virus atau penyakit lainnya.
a. Identifikasi Isu :
1. Dokter gigi belum disiplin menggunakan Alat Perindungan Diri (APD) dalam melayani
pasien dan berpraktik
2. SOP pengelolaan APD belum tersedia
3. Kurangnya media edukasi dan komunikasi tentang kesehatan gigi dan mulut.

b. Perumusan dan penetapan isu


Dalam hal penentuan isu utama tersebut maka perlu dilakukan suatu pengujian dengan
menggunakan salah satu metode yaitu USG ( Urgency, Seriousness, Growth).

Penilaian
No Masalah Kriteria Total Nilai Ranking
U S G
1 Dokter gigi belum disiplin 5 5 5 15 I
menggunakan Alat Perindungan Diri
(APD) dalam melayani pasien dan
berpraktik
2 SOP pengelolaan APD belum tersedia 5 4 4 13 II
3 Sarana dan prasarana untuk pergantian 4 4 3 11 III
APD belum tersedia
c. Penyebab terjadinya isu
Teknik analisis sebab akibat isu menggunakan fishborn

Penyebab Akibat

Dokter gigi belum


disiplin dalam
menggunakan
APD

d. Dampak yang terjadi jika isu tidak segera di selesaikan


Isu yang terjadi mengenai penggunaan APD dalam praktik kedokteran gigi harus segera
diselesaikan. Dampak yang terjadi jika isu tersebut tidak segera di selesaikan adalah bagi
dokter gigi akan rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang
berbahaya, sehingga dapat mengancam kesehatan keselamatan jiwa. Selain itu, juga dapat
terjadi infeksi silang antara dokter gigi dan pasien yang diakibatkan dari perawatan dan
tindakan kedokteran gigi yang dapat membahayakan dan mengancam jiwa dokter dan
pasien. Hal ini juga menimbulkan rasa tidak aman dan nyaman oleh pasien. Sehingga juga
akan mengurani angka kunjungan pasien ke FasYankes

e. Rekomendasi alternative penyelesaian isu

Isu : Dokter gigi belum disiplin menggunakan Alat Perindungan Diri (APD) dalam melayani pasien
dan berpraktik

No Alternatif Tahapan setiap Alternatif Hasil yang Para pihak


Penyelesaian diharapkan
1 Pengelola - Mencari aturan terbaru -Pengelola Pengelola
poliklinik dan pengetahuan tentang pelayanan pelayanan
memberi dan penggunaan APD kesehatan dan kesehatan dan
menyediakan - Aturan yang telah ada, di dokter gigi dokter gigi
media yang buat dalam suatu media dapat
memuat aturan dapat berupa buku atau bersama-sama
dan pengetahuan poster atau presentasi meningkatkan
mengenai mearik yang mudah pengetahuan
penggunaan APD dibaca oleh dokter gigi mengenai
dalam praktik - Informasi mengenai perlindungan
kedokteran gigi aturan dan pengetahuan diri dan
penggunaan APD harus keselamatan
selalu di update sesuai kerja
dengan ketentuan -Adanya SOP
peraturan yang ada kerja dokter
gigi dalam
melayani dan
memberi
perawatan
serta tindakan
kepada pasien
-Adanya SOP
mengenai
penggunaan
APD
-Adanya SOP
dalam
pengelolaan
APD bekas
pakai dokter
gigi
2 Dokter gigi aktif - Mencari informasi Dokter gigi tahu Dokter gigi
serta dalam mengenai seminar dan paham
seminar kedokteran gigi yang mengenai
mengenai diadakan kesehatan
kesehatan dan - Mendaftar dan ikut keselamatan kerja
keselamatan kerja serta dalam seminar
bagi dokter gigi tersebut

Anda mungkin juga menyukai