Anda di halaman 1dari 2

PENINGKATAN KREDIBILITAS BAN S/M PROVINSI DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN
Sekolah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional dituntut untuk selalu berupaya
meningkatkan kualitas dalam penyelenggraan pendidikan. Hasil survei global Programme
for International Student Assessment (PISA) tahun 2019 yang diterbitkan pada maret 2019 di
Paris, menunjukkan bahwa potret pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-62 dari
70 negara. Hasil tersebut menunjukkan indeks Pendidikan Indonesia yang masih rendah.
Menyadari hal tersebut, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Di antara upaya
peningkatan tersebut adalah melaui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru,
penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu manajemen sekolah/madrasah, pengadaan
buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, serta
pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah.
Penyelenggaraan akreditasi sebagai salah satu kegiatan peningkatan mutu di bidang
pendidikan, pada hakikatnya adalah agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai
standar kualitas yang ditetapkan dan pada gilirannya peserta didik dapat mencapai
keberhasilan baik dalam penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan maupun dalam
pembentukan kepribadian. Akreditasi sekolah/madrasah merupakan salah satu tolak ukur
pemerintah untuk menilai baik atau tidaknya sebuah satuan Pendidikan secara
komprehensif. Penilaian ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk melihat
pencapain standar mutu Pendidikan. Hasilnya diwujudkan dalam bentuk sertifikat
pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).
Badan Akareditasi Nasional Sekolah Madrasah (BAN-SM) merupakan badan mandiri
yang menetapkan kelayakan suatu program dan atau satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP
merupakan standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan serta semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan
menyelenggarakan Pendidikan. Oleh karenanya, SNP harus dijadikan acuan guna
memetakan secara utuh profil kualitas sekolah. SNP tersebut terdiri atas standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana dan standar
pembiayaan.
Untuk mengetahui tingkat capaian SNP sekolah/madrasah dapat dilihat dari status dan
peringkat akreditasinya yang ditetapkan BAN-S/M. Status akreditasi satuan Pendidikan
diatur dalam Permendikbud Nomor 13 Tahun 2018 Bab I pada Bab VI Pasal 8 ayat (1 & 2)
yang terdiri atas terakreditasi dan tidak terakreditasi. Sedangkan peringkat terakreditasi
satuan pendidikan yaitu terakreditasi A (unggul); terakreditasi B (baik); dan terakreditasi C
(cukup).
Badan akreditasai sekolah/madarasah Provinsi Sulawesi Tengah mencatat pada tahun
2017-2018 hanya 15% sekolah yang mendapatkan akreditasi A. Parahnya, dari 15% sekolah
yang memperoleh peringkat akreditasi A sebagian besar berasal dari jenjang Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan jumlah 68 SD dan 9 MI, kemudian SMP 20
sekolah, MTS 10 sekolah, SMA hanya 2 sekolah, MA dan SMK tidak ada. Sebanyak 486
sekolah mendapat akreditasi B meliputi SD dan MI 316 sekolah, SMP dan MTS 124 sekolah,
SMA dan MA 36 sekolah dan SMK 10 sekolah. Sementara 346 sekolah dan madrasah hanya
memperoleh akreditasi C dengan rincian SD 199 sekolah, MI 26 sekolah, SMP 67 sekolah,
MTS 25 sekolah, SMA 6 sekolah, MA 20 sekolah dan SMK 3 sekolah. Adapun sekolah yang
tidak terakreditasi sebanyak 104 sekolah antara lain SD 41 sekolah, MI 11 sekolah, SMP 25
sekolah, MTS 15 sekolah, MA 8 sekolah dan SMK 4 sekolah. Dari delapan standar yang harus
dipenuhi pihak sekolah, standar sarana dan prasarana serta standar pendidik dan
kependidikan yang membuat penerapan SNP tidak berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Data tersebut menunjukkan bahwa potret Pendidikan di Sulawesi Tengah masih
belum mencapai maksimal atau belum memenuhi standar pemerintah dan harapan
masyarakat. Masih adanya satuan Pendidikan yang belum terakreditasi menjadi tantangan
tersendiri untuk BAN S/M Provinsi Sulawesi Tengah untuk bekerja cepat namun tetap
profesional dalam melakukan proses akreditasi sekolah/madrasah.

Anda mungkin juga menyukai