Anda di halaman 1dari 2

Studi Kasus Praktik Digitalisasi Kesehatan

di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit

Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit yang biasanya disingkat dengan RSKD
Duren Sawit merupakan Rumah Sakit yang memiliki kekhususan dalam hal pelayanan pasien
jiwa. Rumah Sakit yang berdiri pada tanggal 19 Juni 2002 ini merupakan Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. RSKD Duren Sawit merupakan Rumah Sakit kelas
A dalam hal kekhususan jiwa.
Pada tahun 2016, pendaftaran untuk poliklinik rawat jalan dilakukan dengan
menggunakan mesin Kios-K. Dengan menggunakan mesin ini pasien maupun keluarga
pasien dapat melakukan pendaftaran secara mandiri dengan menggunakan kartu BPJS
maupun kartu berobat Rumah Sakit. Adanya Kios-K ini memudahkan proses pendaftaran,
meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja.
Pada tahun 2019, Electronic Medical Record (EMR) mulai dikembangkan. Penerapan
EMR ini dilakukan secara bertahap karena merupakan proses transisi dari rekam medis
menggunakan kertas kepada rekam medis berbasis elektronik. Pengelolan EMR ini langsung
dipegang oleh unit SIMRS RSKD Duren Sawit tanpa menggunakan pihak ketiga.
EMR pertama kali diterapkan di Poli Jiwa sebagai pilot project penerapan EMR. Poli
Jiwa dipilih karena RSKD Duren Sawit memang memiliki kekhususan rawatan pasien jiwa
dan tidak terlalu beragam jenis tindakan dan obat-obatannya. Setelah poli jiwa berjalan,
masih pada tahun 2019 IGD mulai menggunakan EMR. Penerapan EMR pada IGD masih
tidak secara menyeluruh. EMR secara menyeluruh digunakan untuk pasien IGD rawat jalan,
sedangkan pasien IGD yang akan dirawat inap masih menggunakan kertas rekam medis. Hal
ini dikarenakan rawat inap belum menjalankan Electronic Medical Record. EMR IGD sudah
terintegrasi dengan e-Resep, e-Laboratorium dan e-Radiologi.
Tahun 2020, EMR rawat inap mulai diuji cobakan terbatas pada ruang rawat inap
pasien covid. Hal ini untuk mendukung perkembangan lanjutan EMR rawat inap dan juga
mendukung mengurangi kontaminasi lingkungan dari paparan virus Covid 19. Prinsip terbaik
pada saat pandemi Covid 19 adalah paperless dalam rangka memutus mata rantai penularan.
Prinsip dari penerapan EMR di RSKD Duren Sawit adalah pembuatan sistem
aplikasinya sesuai dengan kebutuhan user sebagai pengguna. Maka user diminta untuk terus
memberikan masukan-masukan atas kendala apa saja yang terjadi dalam menggunakan EMR
serta format seperti apa yang diinginkan user agar EMR berjalan dengan mudah, lancar dan
efisien.
Setelah pelaksanaan EMR di rawat inap pasien covid berjalan dengan baik, maka
EMR pun mulai diterapkan di ruang rawat inap lainnya (non covid) dan poli lainnya selain
poli jiwa. Hingga saat ini seluruh unit kerja sudah menggunakan Electronic Medical Record.
Penerapan EMR ini memang perlu usaha dan adaptasi dari seluruh elemen yang
menggunakannya. Tantangan terbesar adalah restriksi diawal-awal oleh dokter spesialis
senior yang tidak terbiasa dengan sistem EMR. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan
pendampingan dari unit SIMRS maka EMR dapat diterima oleh semua elemen. Hingga saat
ini aplikasi EMR ini terus berkembang dan mengalami perbaikan-perbaikan sesuai dengan
kebutuhan dan masukan dari user sebagai pengguna.
Tahun 2020 juga berkembang aplikasi Bed Manajemen berbasis web. Aplikasi ini
merupakan aplikasi pengelolaan tempat tidur, laporan pasien rawat inap, laporan pasien
peruangan dan laporan pasien Covid 19. Selain itu juga ada e-Claim PDF, yaitu Aplikasi
konversi ke pdf dari data pelayanan pasien (SEP, expertise, tindakan, obat, lembar
Kemenkes, resume medis, hasil Laboratorium, surat ranap dan billing) untuk kemudahan
proses claim BPJS.

Proses digitalisasi di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit terus mengalami
perkembangan dari dulu, sekarang dan kedepannya. Perkembangan digitalisasi ini selain terus
dikembangkan oleh unit SIMRS sebagai pengelola juga dikembangkan oleh user sebagai
pengguna sesuai dengan kebutuhannya. Dengan proses digitalisasi di RSKD Duren Sawit
diharapkan meningkatkan mutu layanan serta efektivitas kerja pegawai.

Anda mungkin juga menyukai