Anda di halaman 1dari 7

PENGHITUNGAN JUMLAH BAKTERI

Oleh :
( Kelompok 3 )

1.Alfia Rahmah 2014221004


2.Arsy Nur Sabila Putri 2014221010
3.Maria Febriyanti Samosir 2014221015
4.Kristan Thomas 2014221016
5.Tessa Meilan Sari 2014221020
6.Alvin Valencia Arda 2014221025
7.Agatha Julais 2054221002
8.Chotibul Umam 2054221006

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak metode yang digunakan dalam menaksir secara kuantitatif


dari suatu populasi bakteri. Namun, ada dua metode yang paling sering
digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate
count method) dan analisa spektrofotometer (turbidimeter). Meskipun kedua
metode tesebut kadang akan menghasilkan hasil perhitungan yang mirip,
tetapi keduanya memiliki perbedaan prinsip. Untuk metode plate count
merupakan metode penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak
langsung dan informasi yang didapatkan hanya jumlah bakteri yang hidup
(viable) saja, bakteri yang mati tidak ikut terhitung. Sedangkan prinsip
analisa spektrofotometer didasarkan pada kekeruhan dan menghitung
seluruh sel bakteri baik yang hidup maupun yang mati.

Metode plate count standar terdiri dari pengenceran sampel dengan


PBS (phosphate buffer saline) steril hingga bakteri cukup untuk dihitung
secara akurat. Jumlah koloni yang dapat dihitung secara akurat pada
pengenceran terakhir adalah 25-250 koloni (dalam referensi lain 30-300
koloni). Jika kurang dari 25 koloni maka tidak dapat diterima untuk alasan
statistik, dan jika lebih dari 250 koloni pada cawan petri maka ada
kemungkinan ada koloni yang terlalu dekat satu dengan yang lainnya untuk
dibedakan sebagai colony-forming unit (CFU). Asumsinya bahwa setiap sel
bakteri yang hidup dpiisahkan dari koloni lainnya dan akan berkembang
menjadi koloni tunggal yang mempunyai ciri khas masing-masing (CFU).
Sehingga jumlah koloni harus menandakan jumlah bakteri hidup yang dapat
tumbuh di bawah kondisi inkubasi yang digunakan. Ketelitian yang lebih
besar dicapai dengan pengulangan plating dua atau tiga kali setiap
pengenceran. Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai
berikut :

• Satu koloni dihitung 1 koloni.

• Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.

• Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.

• Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2


koloni.
• Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak

dihitung.

• Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Peningkatan kekeruhan dalam kultur adalah indeks lain dari


pertumbuhan bakteri dan jumlah sel (biomasa). Dengan menggunakan
spektrofotometer, sejumlah cahaya yang ditransmisikan menurun ketika
populasi sel meningkat. Cahaya yang ditransmisikan akan diubah menjadi
energi listrik, dan kemudian dindikasikan pada sebuah galvanometer.
Pembacaan secara tidak langsung mencerminkan jumlah bakteri metode ini
lebih cepat daripada standar plate count tetapi terbatas karena tingkat
sensitifitasannya dibatasi untuk supensi bakteri 107 CFU atau lebih.

Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui


banyaknya mikroba misalnyabakteri pada suatu sample sangat tidak
mungkin bila kita tidak menggunakan metodepenghitungan. Dalam dunia
mikrobiologi, mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnyadengan
suatu metode penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri
yaitu metodehitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan
metode hitungan tak langsung(indirect count) dengan hitungan cawan, baik
dengan metode penyebaran maupun metodepenuangan.Dalam aplikasinya
pengetahuan mengenai jumlah bakteri penting untuk mengetahui kualitas
bahanatau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel
tersebut. Penghitunganbakteri secara langsung memiliki banyak kelemahan
yaitu tidak dapat membedakan sel mati dansel hidup, selain itu
penghitungannya rumit karena sel bakteri sangat kecil dan berjumlah
banyak.Oleh karena itu dalam raktikum ini dikaji cara penghiungan bakteri
dengan metode penghitungantak langsung.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum yang berjudul penghitungan bakteri dengan


metode hitungan cawan iniadalah agar praktikan dapat mempelajari cara
melakukan pengenceran serial dan menentukanjumlah bakteri dalam suatu
sampel dengan metode hitungan cawan.Mengetahui berbagai cara
menghitung jumlah sel dari biakan suatu bakteri.
BAB II

METODELOGI

2.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum perhitungan jumlah bakteri ini dilaksanakan pada hari


jumat,19 November 2021 pada pukul 15.00 – 17.00 WIB .Di laboratorium
mikrobiologi Jurusan Perikanan Dan Kelautan ,Fakultas Pertanian
,Universitas Lampung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

2.2.Alat dan bahan:

1. Alkohol 75%
2. Spriader
3. Cawan petri
4. Inkubator
5. TSB
6. Bakteri Bacilus kogulan
7. Bunsen
8. Sarung tangan latex
9. Mikropipet
10. Laminer
11. Tabung reaksi

2.3 Prosedur Kerja Standar plate count

1. Siapkan media TSB dan sampel bakteri Bacilus kogulan


2. Buat seri pengenceran 10-1 – 10-4 dari sampel bakteri.
3. Lakukan pengenceran dengan menggunakan mikropipet sebanyak 1
ml di setiap pengenceran ke dalam tabung reaksi yang sesuai.
4. Selanjutnya bawa tabung reaksi yang sudah dilakukan pengenceran
tadi ke meja laminer.
5. Di meja laminer Bakar bunsen lalu ambil cairan pengenceran
bakteri.Dan Sterilisasi ujung tabung reaksi di Bunsen .
6. Lalu ambil cairan dari tabung reaksi sebanyak 0,1 ml menggunakan
mikropipet.Lalu sterilkan sisi dari cawan petri.
7. Kemudian teteskan mikropipet berisi cairan tadi ke cawan petri.
8. selanjutnya panaskan spriader di atas bunsen lalu didinginkan
sebentar.
9. Gunakan spreader untuk meratakan cairan di atas permukaan .
10. Bungkus petridish dengan kertas kertas pembungkus dan masukan
ke dalam incubator dengan suhu optimal yaitu 370C- 390C dalam
posisi terbalik, inkubasi selama 24 - 48 jam.
11. Hitung koloni pada petri yang mempunyai kisaran 25 – 250 koloni
12. Hitung jumlah koloni bakteri dengan cara mengalikan factor
pengenceran yang digunakan dengan 10 (karena volume suspense
bakteri yang dimasukkan ke dalam petri hanya 0,1 ml)
13. Hasil akhir pengalian merupakan jumlah bakteri yang hidup dalam
satuan colony-forming unit/ml (CFU/ml)
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Pengenceran Volume yang di Jumlah Koloni CFU/`ml


Sampel gunakan
10-1 0,1 Gagal -
10-2 0,1 360(gagal) -
10-3 0,1 665 (gagal) -
10-4 0,1 168 167,9 × 104

3.2 Pembahasan.

Dari hasil data yang di dapat dari table dan percobaan yang
dilakukan, didapatkan hasil bakteri yang gagal untuk dihitung dan dapat
dihitung. Bakteri yang digunakan pada percobaan kali ini adalah bakteri
Baccilus Kogulan Dan hanya di pengenceran 10-4 saja yang dapat dihitung
jumlah bakterinya . Faktor yang menyebabkan bakteri gagal untuk dihitung
yaitu karena jumlahnya melebihi dari ketentuan yang ada yaitu minimal
bakteri dapat dihitung yaitu 25 dan maksimal adalah 250.

Selain itu juga Faktor yang menyebabkan bakteri gagal untuk


dihitung yaitu, pembungkusan cawan petri dengan plastic ware tidak rapat
sehingga mengakibatkan bakteri terkontaminasi. Pada saat melakukan
penyebaran bakteri menggunakan sprider , sprider yang digunakan masih
panas sehingga bakteri yang ada menjadi mati. Peletakan cawan petri di
incubator tidak dalam posisi terbalik sehingga mengakibatkan
pengembunan, selanjutnya proses inkubasi yang dilakukan lebih dari 24 jam
sehingga bakteri yang berkembang menjadi sangat banyak dan tidak dapat
dihitung.

Alasan mengapa bakteri di pengenceran 10-4 masih bisa dihitung


karena jumlah bakteri yang ada di pengenceran tersebut jumlahnya sudah
berkurang dari pengenceran yang dilakukan sebelumnya,sehingga bakteri
tersebut tidak banyak dan masih dapat dihitung . Selain itu juga
kemungkinan pada saat melakukan pengenceran dan biakan bakteri tidak
terjadi kesalahan sehingga meminimalisir kontaminasi.
BAB 4
KESIMPULAN

Kesimpulan yang di dapat yaitu:

Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah Satu koloni


dihitung 1 koloni. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni. Beberapa
koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni. Dua koloni yang berhimpitan
dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni. Koloni yang terlalu besar
(lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung.Koloni yang besarnya
kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Faktor yang menyebabkan bakteri gagal untuk dihitung yaitu,


pembungkusan cawan petri dengan plastic ware tidak rapat sehingga
mengakibatkan bakteri terkontaminasi. Pada saat melakukan penyebaran
bakteri menggunakan sprider , sprider yang digunakan masih panas
sehingga bakteri yang ada menjadi mati. Peletakan cawan petri di incubator
tidak dalam posisi terbalik sehingga mengakibatkan pengembunan,
selanjutnya proses inkubasi yang dilakukan lebih dari 24 jam sehingga
bakteri yang berkembang menjadi sangat banyak dan tidak dapat dihitung.

Bakteri di pengenceran 10-4 berhasil karena jumlah koloni yang


bakteri yang didapat yaitu 168 dengan jumlah bakteri 167,9 x 104 CFU/ml.
dan memenuhi syarat ketentuan sedangkan pada pengenceran sampel 10-1

, 10-2, dan 10-3dinyatakan gagal karena jumlah koloninya sudah melebihi


dari perhitungan

Kedepannya faktor kegagalan teknis dapat dihindari sehingga koloni


bakteri yang dihitung menjadi lebih baik dan tidak gagal.

Anda mungkin juga menyukai