Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN ANALISIS KESALAHAN

OLEH
KELOMPOK 6
AKUNTANSI REGULER C

YUSUF KURNIAWAN ( 01 )
J. BAPTISTA N. DA SILVA ( 05 )
ADI WIGUNA ( 10 )
A.A.MADE PUTRA ANDI ANTA ( 18 )

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2013
 PENGERTIAN PERUBAHAN METODE AKUNTANSI
 PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI

Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim
yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode
sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang
digunakan. Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan
mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.

Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk:         

- Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru
pertama kali terjadi dalam perusahaan
- Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena
adanya perubahan sifat transaksi
- Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim

Perlakuan perubahan dalam menggunakan prinsip akuntansi diatur dalam APB Opinion
No. 20 dengan klasifikasi sebagai berikut :
- Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif
- Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif
- Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan ke LIFO

Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif.Akibat kumulatif dari


perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut:
a. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di
antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporan- nya dengan jumlah
sesudah dikurangi pajak penghasilan
b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi
c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang (di bagian bawah halaman
pertama) dengan jumlah yang sudah dikoreksi

Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif, dimana laporan keuangan
periode-periode sebelumnya yang dilaporkan disusun kembali sesuai dengan prinsip yang
baru. Kalau masih terdapat sisa akibat kumulatif sesudah laporan keuangan periode-
periode sebelumnya yang dilaporkan, direvisi maka sisa tersebut dikoreksikan ke saldo
awal rekening laba tidak dibagi dari periode terawal yang dikoreksi. Perubahan prinsip
akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah:
a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode yang lain
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive

 PERUBAHAN TAKSIRAN

Perubahan dalam taksiran akuntansi yang timbul sebagian atau seluruhnya dari
perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan sebagai perubahan taksiran akuntansi.
Dalam perubahan metode depresiasi, akibatnya dapat dipisahkan dari perubahan taksir-
an-taksiran akuntansi seperti umur, residu dan lain-lain. Oleh karena itu perubahan
metode depresiasi harus diperlakukan sebagai perubahan prinsip akuntansi dan perubahan
taksiran umur, nilai residu dan lain-lain diperlakukan sebagai perubahan taksiran
akuntansi. Taksiran sudah dibuat sebaik-baiknya tetapi tidak tepat, maka perubahan yang
dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan periode yang akan datang.
Perubahan periode yang lalu tidak perlu diubah karena perubahan taksiran baru diketahui
pada mas periode berjalan.

Misalnya:

- Pembebanan kerugian piutang


- Taksiran umur dalam perhitungan depresiasi
- Taksiran jumlah garansi yang akan dibayar

Tidak semua informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan pada data sesungguhnya.
Informasi informasi tertentu di dasarkan kepada taksiran. Taksiran akan berubah dengan
adanya informasi baru atau bertambahnya pengalaman.
Berbagai contoh taksiran akuntansi :
1. Taksiran piutang tidak tertagih
2. Taksiran penurunan nilai persediaan
3. Taksiran masa kegunaan dan nilai residu aktiva yang di susut
4. Taksiran masa manfaat biaya biaya di tangguhkan
5. Taksiran kandungan mineral sumber alam
Pengaruh perubahan tafsiran akuntansi biasanya di perlakukan untuk tahun buku yang
akan datang, oleh karena itu tidak di perlukan untuk membuat laporan laba rugi proforma.

 PELAPORAN PERUBAHAN DALAM KESATUAN


Perubahan ini terjadi dalam hal disusunnya lpaoran keuangan konsolidasi sebagai
ganti lapaoran keuangan masing-masing perusahaan, perubahan dalam anak perusahaan
yang laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan-penggabungan baru.
 IKHTISAR PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI
KESALAHAN
Laporan keuangan perusahaan terkadang melaporkan hasil yang berbeda dari tahun ke
tahun yang disebabkan karena:
1. Perubahan perekonomian
2. Perubahan metode akuntansi
3. Adanya koreksi kesalahan dalam pencatatan transaksi di masa lampau
Perubahan akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap financial statement
perusahaan. Alasan utama dari perubahan akuntansi yaitu:
- Berdasarkan pengalaman atau informasi baru, perusahaan dapat mengubah estimasi
pendapatan atau biayanya.
- Karena adanya perubahan keadaan perekonomian, perusahaan mungkin perlu
mengubah metode akuntansinya agar lebih mencerminkan situasi perekonomian saat
itu
- Badan-badan yang berwenang menetapkan  standar akuntansi mungkin mengharuskan
penggunaan suatu metode atau prinsip akuntansi yang baru
- Pembelian perusahaan lain atau penjualan anak perusahaan
Apapun alasannya, para akuntan harus tetap berpedoman pada sifat kualitatif yang
utama yaitu kegunaan akuntansi dan harus menentukan apakah alasan perubahan
akuntansi tersebut tepat dan bagaimana melaporkan perubahan tersebut agar laporan
keuangan itu dapat dimengerti.

Kinds of Errors (Jenis-jenis Kesalahan)


Kesalahan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Kesalahan yang segera ditemukan dalam pelaksanaan prosedur akuntansi yang normal
Contoh:
kesalahan klerikal (tulis menulis) seperti kesalahan penjumlahan, pembukuan ke
perkiraan yang salah atau penghilangan suatu perkiraan dari neraca saldo.
Kesalahan jenis ini biasanya ditemukan selama proses pengikhtisaran secara rutin
dalam siklus akuntansi dan bisa langsung dikoreksi.
2. Kesalahan yang terbatas pada perkiraan neraca
Contoh:
mendebit surat berharga sebagai ganti wesel tagih, mengkredit hutang bunga sebagai
ganti wesel bayar, atau mengkredit hutang bunga sebagai ganti hutang gaji.
Kesalahan lain adalah tidak mencatat penukaran obligasi konvertibel dengan saham.
Kesalahan-kesalahan ini sering ditemukan dalam periode di mana kesalahan itu
dibuat. Jika kesalahan ini ditemukan pada periode berikutnya, maka koreksi harus
dibuat pada saat itu dan data neraca di susun kembali dalam rangka penyusunan
laporan komparatif.
3. Kesalahan yang terbatas pada perkiraan rugi laba
Contoh dan prosedur untuk mengoreksi jenis kesalahan ini sama dengan contoh no 2
diatas. Sebagai contoh gaji pegawai kantor mungkin didebit sebagai ganti gaji
pegawai penjualan. Jenis kesalahan ini harus dikoreksi segera setelah kesalahan
ditemukan. Walaupun kesalahan ini tidak akan mempengaruhi laba bersih, perkiraan-
perkiraan yang salah harus disajikan kembali dalam rangka analisis dan penyusunan
laporan komparatif.
4. Kesalahan yang mempengaruhi baik perkiraan neraca maupun perkiraan rugi laba
Beberapa kesalahan jika tidak ditemukan dalam periode berjalan, akan mengakibatkan
pelaporan laba bersih yang salah dan dengan demikian akan mempengaruhi baik
perkiraan rugi laba maupun perkiraan necara. Perkiraan neraca akan terbawa ke
periode berikutnya, karena itu suatu kesalahan yang terjadi dan tidak ditemukan
dalam periode berjalan akan mempengaruhi laba di kemudian hari.
Kesalahan-kesalahan tersebut dapat digolongkan dalam 2 kelompok yaitu:
 Kesalahan pada laba bersih yang jika tidak ditemukan, secara otomatis saling
menutupi dalam periode fiskal berikutnya. Jumlah laba bersih dalam perhitungan
rugi laba untuk 2 periode berturut-turut dinyatakan secara tidak akurat, saldo
perkiraan tertentu dalam neraca pada akhir tahun pertama dilaporkan tidak akurat,
tetapi saldo perkiraan itu dalam neraca pada akhir tahun berikutnya kembali
dilaporkan secara akurat. Termasuk dalam golongan kesalahan ini adalah
pelaporan persediaan yang salah dan tidak dilakukannya penyesuaian untuk
pospos dibayar dimuka dan pos-pos aktual pada akhir periode.
 Kesalahan pada laba bersih yang jika ditemukan, tidak secara otomatis akan
ditutupi dalam periode fiskal berikutnya.
 Saldo perkiraan dalam neraca yang berurutan dinyatakan dengan tidak akurat
sampai suatu saat ayat jurnal dibuat untuk mengkompensasikan atau mengoreksi
kesalahankesalahan tersebut.
 Termasuk dalam golongan ini adalah kesalahan-kesalahan seperti kesalahan
pengakuan belanja barang modal (capital expenditure) sebagai pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure) dan tidak diperhitungkannya pembebanan
penyusutan dan amortisasi.

Anda mungkin juga menyukai