Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM PAKISTAN

DALAM PANDANGAN FAZLUR RAHMAN

Nyayu Soraya
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa, Bengkulu
E-mail: Soraya_766@yahoo.co.id

Abstract: Islamic Governmental System in Pakistan in Fazlur Raman’s View. Fazlul Rahman is known as controversial
reformer with “naughty” ideas. He was born in moderate environment that made him a liberal figure in his
thought. In 1950 he got his Ph.D in Oxford University. After finishing his study, he did not directly go to Pakistan,
his hometown, but he went to Durham University to teach Islamic and democratic studies. Besides, he was also a
lecturer in Institute of Islamic Studies, McGill University in Canada as associate professor of philosophy. Rahman
stated that governmental organization in Islam received mandate of Muslim society was aimed at undertaking The
God mandatory revealed in The Koran. This model was actually monitored in Medina by Muhammad saw. Looking
at a history of Medina, Rahman claimed that Islamic governmental system should be democracy although the
implementation might be variety in accordance with a situation appeared in communities.
Keywords: Fazlur Rahman, Islamic governmental system, democray.

Abstrak: Sistem Pemerintahan Islam Pakistan dalam Pandangan Fazlur Rahman. Dalam studi Islam, Fazlul
Rahman dikenal sebagai reformis kontroversial dengan “ ide nakal “. Ia lahir dalam lingkungan moderat yang
membuatnya menjadi sosok liberal dalam pikirannya. Pada tahun 1950 ia mendapat gelar Ph.D di Universitas
Oxford. Setelah menyelesaikan studinya, dia tidak langsung pergi ke Pakistan, kota kelahirannya, tetapi ia pergi
ke Durham University untuk mengajar studi Islam dan demokrasi. Selain itu, ia juga menjadi dosen di Institut Studi
Islam, Universitas McGill di Kanada sebagai profesor filsafat. Rahman menyatakan bahwa organisasi pemerintah
dalam Islam menerima mandat dari masyarakat muslim bertujuan untuk melakukan wajib Allah yang dinyatakan
dalam Alquran. Model ini sebenarnya dipantau di Madina oleh Muhammad saw. Melihat sejarah Medina, Rahman
menyatakan bahwa sistem pemerintahan Islam harus demokrasi walaupun penerapannya boleh jadi berbeda-beda
sesuai situasi dan kondisi masyarakat di suatu negara.
Kata kunci: Fazlur Rahman, system pemerintahan Islam, demokrasi

Pendahuluan Sebagai seorang pembaharu, Rahman tidak


Fazlur Rahman merupakan sebuah nama luput dari hinaan dan cercaan dari berbagai pihak,
yang tidak asing lagi di peta pembaharuan dunia seperti yang dilakukan oleh Mariyam Jamilah
Islam abad ke-20. Kehadirannya dengan sejumlah yang menuding Rahman sebagai sebuah contoh
gagasan pembaharuan, membawa angin segar pengaruh orientalisme terhadap sarjana muslim
bagi pencerahan kembali dunia Islam yang saat sekarang. Jamilah mengatakan bahwa seorang
itu berada dalam kelesuan. Keterlibatan Rahman sarjana sekaliber Rahman, seorang direktur Islamic
dalam dunia pembaharuan Islam memang terlihat Research Institute di Rawalpindi yang disponsori
sangat serius yang didukung dengan menulis oleh pemerintah Pakistan pada hakikatnya
sejumlah buku dan artikel yang membahas berbagai merupakan pemimpin modernis Pakistan yang
masalah fundamental Islam. Tokoh ini berhasil mampu menelorkan karya-karya yang asli dan
merumuskan suatu metodologi yang sistematis kreatif2. Tokoh kontroversial ini sangat teguh
dan komprehensif yang fokus utamanya adalah memegang prinsip. Sejarah membuktikan bahwa
hukum Islam di samping aspek-aspek lain. Dengan
metode inilah ia menginagurasi pembaruannya.1 Rahman tentang Islam, Salahudin Press. Yogyakarta, 1983, h. 133
2
Maryam Jamilah, Islam dan Modernisme, A. Jainuri dan
1
Lihat Ahmad Syafi’I Maarif, Menyimak Pemelihara Fazlur Syafiq A. Mughni, Surabaya, Al-Ikhlas, h. 129

93 |
MADANIA Vol. XVII, No. 1, Juni 2013

gagasan-gagasan pembaharuan pada mulanya maupun Syafi’i. Ia bahkan menyerukan suatu


selalu ditentang dan dicaci maki, tetapi secara perumusan ulang yang bersifat total dan tuntas
perlahan-lahan gagasan itu diterima dan diikuti. terhadap warisan-warisan kesejarahan baik teologi
Itulah sebabnya ia tidak pernah berbasa-basi maupun hukum kedua aliran tersebut.
dalam mengutarakan ide-idenya. Rahman Di samping memperoleh pendidikan secara
berprinsip: “Jika seseorang telah yakin akan formal di madrasah, ia juga menerima pelajaran
kebenaran, maka merupakan kewajibannya untuk keagamaan dari ayahnya, seorang ulama
mengungkapkannya secara terbuka.”3 yang berasal dari Deoban sebuah madrasah
Berikut ini akan dibahas lebih lanjut tentang tradisional paling bergengsi di anak benua Indo-
ide dan pembaharuan Fazlur terhadap negara Pakistan.5 Namun, ajaran-ajaran ayahnya yang
Islam Pakistan. berakar tradisional itu tampaknya tidak banyak
mempengaruhi Rahman, selain menanamkan rasa
Biografi Fazlur Rahman keterikatan dan keterlibatannya terhadap Islam.
Rahman dilahirkan pada 1919 ketika anak Setelah menamatkan pendidikan menengah,
benua Indo-Pakistan masih belum terpecah ke Rahman melanjutkan studinya di Departemen
dalam dua negara merdeka, di sebuah daerah Ketimuran Universitas Punjab. Pada 1942, ia
yang kini terletak di Barat Laut Pakistan. Anak berhasil menyelesaikan pendidikan akademisnya
benua ini memang terkenal dengan sederetan di Universitas tersebut dan memperoleh gelar
pemikir liberalnya seperti Syah Wali Allah, Sir M.A. dalam sastra Arab.
Sayyid, Amir Ali dan Iqbal. Dengan latar belakang Karena mutu pendidikan tinggi Islam di
semacam ini, tidaklah mengherankan jika Rahman India ketika itu amat rendah, Rahman akhirnya
kemudian berkembang menjadi seorang pemikir memutuskan melanjutkan studinya ke Inggris.
liberal dan radikal dalam peta pembaharuan Islam. Keputusan ini merupakan suatu langkah yang
Rahman dibesarkan dalam sebuah keluarga sangat berani, karena pada waktu itu bahkan
dengan tradisi mazhab Hanafi, sebuah Mazhab sehingga dewasa ini terdapat anggapan umum
Sunni yang lebih bercorak rasional dibandingkan bahwa merupakan suatu hal yang sangat aneh
dengan tiga mazhab Sunni lainnya, yakni Syafi’i, jika seorang Muslim pergi ke Barat untuk belajar
Maliki, dan Hambali. Meskipun dibesarkan Islam di sana; dan kalaupun ada yang berani
di kalangan tradisionalis bermazhab Hanafi, mengambil langkah semacam itu, maka ia tidak
Rahman sejak berumur belasan tahun telah akan diterima kembali di negeri asalnya inilah
melepaskan diri dari lingkup pemikiran yang sebabnya kebanyakan pelajar Muslim merasa
sempit di dalam batasan mazhab-mazhab Sunni cemas bahwa apabila mereka belajar di Islam
dan mengembangkan pemikirannya secara bebas. Barat, dan secara otomatis mempelajari serta
Ketika ada yang mempertanyakan pandangannya menerapkan metode kritis dan analitis modern
tentang salat yang tiga, 4 Rahman secara terhadap materi-materi keislaman, mereka akan
bebas mengemukakan praktik kalangan Syi’ah dikucilkan dalam masyarakatnya bahkan akan
tentangnya yang dipandang sebagai bukti historis mengalami penindasan.
yang absah bahwa di samping mengerjakan salat Namun keputusan telah diambil dan tampak­
yang lima, nabi juga mengerjakan salat yang nya Rahman telah siap menghadapi segala
tiga, sehingga kedua macam salat itu adalah sah. konsekwensinya. Pada tahun 1946, Rahman
Ia hanya tidak setuju dengan usaha kalangan berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studinya
Sunni membuat pembakuan salat yang lima, di Universitas Oxford. Di universitas terkenal ini,
tanpa alternatif lain, dengan menenggelamkan selain mengambil dan mengikuti kuliah-kuliah
tiga salat yang fundamental lewat dukungan formal, ia giat mempelajari bahasa-bahasa Barat.6
hadis-hadis formula. Pada masa-masa belakangan
ini, Rahman memang amat kritis terhadap Sunni
5
Madrasah ini didirikan oleh Muhammad Qasim Nanotawi
pada 1867
6
Raman setidak-tidaknya menguasai bahasa Latin,
3
Lihat Fazlur Rahman Divine Reveltion and the Prophet, Yunani, Inggris, Perancis, Jerman disamping bahasa Turki,
Hamundrad Islamicusvol. 1, no.2, 1978, h. 2. Persia, Bahasa Arab dan bahasa Urdu lihat Taufik Adnan Amal,
4
Lihat Fazlur Rahman, Islam, edisi ke-2, Univ Of Chicago Islam dan Tantangan Modernitasi Studi atas Pemikiran Hukum
Press London 1979, h. 36. Fazlur Rahman. Jakarta, Mizan 1996

| 94
Nyanyu Soraya: Sistem Pemerintahan Islam Pakistan dalam Pandangan ...

Penguasaannya terhadap bahasa-bahasa tersebut Rahman akhirnya kembali ke Pakistan di awal


sangat membantu upayanya dalam memperdalam tahun 60-an. Pendidikan formalnya di Barat serta
dan memperluas wawasan keilmuannya. pe­ngalaman mengajarnya mengajarnya selama
Pada tahun 1950, Rahman berhasil me­ bertahun-tahun telah di sarang orientalis ditambah
rampungkan studi dokternya di Oxford dengan dengan liberalism Indo-Pakistan, tampaknya telah
mengajukan disertasi tentang Ibnu Sina. Dua membuat ia kembali ke negeri asalnya sebagai
tahun kemudian Oxford University Press seorang sarjana dan pemikir modernis yang bebas
menerbitkan terjemahan Rahman dalam bahasa dan sangat radikal. Pada Agustus 1962, Rahman
Inggris terhadap karya Ibnu Sina Al-Najat dengan ditunjuk sebagai Direktur Lembaga Riset Islam,
judul Avicenna’s Psychology. Setelah meraih setelah sebelumnya menjabat staf di lembaga
gelar doctor of philosophy (D.Phil.) dari Oxford tersebut. Penunjukkan itu tidak mendapatkan
University, Rahman tidak langsung kembali ke restu dari kalangan ulama karena menurut mereka,
Pakistan yang baru merdeka beberapa tahun. jabatan itu seharusnya merupakan hak privilese
Boleh jadi kecemasan terhadap sarjana-sarjana eksklusif seorang ‘alim yang terdidik secara
Islam berpendidikan barat tidak akan diterima tradisional. Para ulama tidak pernah memaafkan
kembali atau dikucilkan di negerinya sendiri Rahman karena memperoleh pendidikan di Barat.8
masih menghantui alam pikirannya, sehingga Maka tidak heran selama kepemimpinan Rahman
ia lebih memilih menetap sementara waktu lembaga ini selalu mendapat tantangan keras
di Barat. Di sini ia mengajar selama beberapa dari kalangan tradisionalis dan fundamentalis.
tahun di Durham University, Inggris, kemudian Selain menjabat sebagai Direktur Lembaga
di Institute of Islamic Studies, McGill University, Riset Islam, Rahman pada tahun 1964, juga
Kanada tempat ia menjabat sebagai Associate ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasehat
Professor of Philosophy. Di Kanada ia menjalin Ideologi Islam pemerintah Pakistan. 9 Selama
persahabatan dengan orientalis kenamaan, W.C. berada di Pakistan Rahman terlibat secara intens
Smuth, yang ketika itu menjabat sebagai Direktur dalam upaya-upaya untuk menafsirkan kembali
Institute of Islamic Studies, McGill University Islam dalam istilah-istilah yang rasional dan ilmiah
Ketika mengajar di Durhem University, memenuhi kebutuhan masyarakatnya Gagasan-
Rahman berhasil merampungkan karya orisinalnya, gagasan pembaharuan yang dicanangkannya
Prophecy in Islam: Philosophy and Orthodoxy, yang tidak jarang menimbulkan kontroversi-kontroversi
kemudian diterbitkan pada tahun 1958. Selain dengan kaum tradisionalis dan fundamentalis.
buku terebut, ia banyak menulis artikel-artikel Setelah mengakhiri jabatannya sebagai
yang bertalian dengan sejarah pemikiran filosofis anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam
Islam sehingga ia dikenal sebagai pakar dalam Pemerintah Pakistan, Rahman berhijrah ke
bidang itu di kalangan sarjana-sarjana ketimuran. Amerika dan sejak tahun 1970 menjabat sebagai
Tidak mengherankan, ketika mengajar di McGill Guru Besar Kajian Islam dalam berbagai aspek
University dan setelah kembali ke Pakistan ia di Departement of Near Eastern Languages and
turut menyumbang sejumlah artikel yang bertalian Civilization, University of Chicago, Kepindahannya
dengan sejarah dan konsep-konsep filsafat Islam ke Chicago sebagai salah satu pusat studi
pada edisi kedua Encyclopaedia of Islam.7 Islam terkemuka di Amerika Serikat yang juga
Di samping kajian-kajian yang bertalian dengan merupa­kan salah satu sarang orientalis Barat-
tentu saja menimbulkan tanda tanya besar.
sejarah pemikiran religio-filosofis Islam, Rahman
Tampaknya oposisi tidak sehat kaum tradisionalis
juga memberi perhatian terhadap modernisme
dan fundamentalis Paksitan terhadapnya telah
Islam. Meskipun dalam tulisan-tulisannya pada
membuat Rahman menyadari bahwa negeri
masa ini dengan jelas mengidentifikasikan dirinya
asalnya itu belum siap menyediakan lingkungan
sebagai modernis, ia juga sangat kritis terhadap
kebebasan intelektual yang bertanggung
pemikiran keagamaan para modernis, apalagi
jawab: “Vitalitas kerja intelektual pada dasar­
terahadap kalangan tradisionalis dan fundamentalis.
Setelah berkelana agak lama di Barat, 8
Lihat M.M. Qureshi, Religion and Party Politic in Pakistan,
vol. 2, 1971 h. 56
7
Lihat The Encyclopedia of Islam, edisi ke-2 vol. 1 9
Lihat Taufik Adnan Amal, h. 86

95 |
MADANIA Vol. XVII, No. 1, Juni 2013

nya bergantung pada lingkungan kebebasan Pemikiran dan Pembaharuan Fazlur Rahman
intelektual… pemikiran bebas dan pemikiran bagi Negara Islam Pakistan
merupakan dua patah kata yang sinonim, dan Hakikat keberadaan Pakistan merupakan ke­
seseorang tidak dapat berharap bahwa pemikiran hendak kaum Muslim untuk dapat hidup secara
akan bisa tetap hidup tanpa kebebasan… pe­ sepenuhnya di bawah bimbingan Islam. Walaupun
mikiran Islam, sebagaimana halnya seluruh simbol dan ideologi agama telah digunakan untuk
pemikiran, juga menumbuhkan kebebasan yang memobilisasikan dan mempersatukan umat Islam
dengannya perbedaan pendapat, konfrontasi India pada masa pergerakan kemerdekaan,
pandangan-pandangan, dan perdebatan antara tidak ada kejelasan pengertian atau konsensus
ide-ide dijamin.10 Karena di Barat kebebasan tentang kandungan nyata ideologi itu dan aplikasi­
intelektual itu diperoleh Rahman, tentu saja nya dalam struktur, program, dan kebijakan
ia tidak segan-segan hijrah ke sana dari pada negara. Akibatnya, setelah negara impian itu
berkubang di Pakistan atau negeri-negeri Muslim terwujud, kontroversi yang berkepanjangan pun
lainnya yang belum dewasa secara intelektual. pecah antarkubu modernis, tradisionalis serta
Di Chicago, Rahman merupakan salah seorang fundamentalis sehingga sulit dicari benang merah
guru besar yang dihormati. Bahkan ketenaran antara agama dan politik.
universitas ini sebagai salah satu pusat studi Islam Rahman juga terjun ke dalam arena kon­
terkemuka di Barat juga antara lain disebabkan troversi ini dengan menulis Implementation
oleh penunjukan Rahman sebagai guru besar. Mata of the Islamic Concept of State in Pakistani
kuliah yang diberikan padanya meliputi pemahaman Miliieu. 14 Dalam artikel ini, Rahman dengan
Alquran, filsafat Islam, tasawuf, hukum Islam, se­p enuhnya mendukung dan mengelaborasi
Pemikiran politik Islam, modernisme Islam kajian- gagasan kenegaraan kalangan modernis serta
kajian tentang Al-Ghazali, Ibn Taymiyyah dan lain- memberinya basis al-Qur’an dan sunah nabi yang
lainnya, di samping karya-karya intelektualnya yang kukuh. Bagi Rahman karena organisasi negara
berbobot.11 Karena itu, tidak berlebihan kiranya dalam Islam menerima mandat­nya dari rakyat-
kesan Maarif terhadap gurunya: yakni masyarakat muslim yang keberadaannya
Rahman adalah seorang sarjana Muslim caliber adalah mengimplementasikan kehendak Tuhan
dunia. Pada dirinya terkumpul ilmu seorang sebagaimana yang diwahyukan dalam Alquran
alim yang alim dan ilmu seorang orientalis yang dan modalnya diciptakan Nabi dalam sejarah-maka
paling beken. Mutu keserjanaannya ditandai organisasi tersebut tentunya bersifat demokratis.
dengan oleh cara berpikirnya yang analitis, Adapun bentuk demokrasi ini beragam selaras
sistematis, komunikatif, serius, jelas dan berani dengan kondisi aktual suatu masyarakat.
dalam mencari pemecahan terhadap masalah Rahman merujuk institusi Arab pra-Islam, nadi,
dunia Islam.12 yang menurutnya telah didemokratisasi Alquran
Tidak kurang dari delapan belas tahun lama­ sebagai syura, dan pemilihan Khalifah Abu Bakar
nya Rahman menetap di Chicago dan meng­ sebagai pijakan bagi teori demokrasi atau teori
komunikasikan gagasan-gagasannya baik lewat kedaulatan rakyatnya. Pada titik ini, ia membantai
tulisan maupun lisan sampai akhirnya Tuhan habis-habisan teori kedaulatan Tuhan Maududi.
memanggilnya pulang kehadiratnya pada 16 Juli Rahman. Mengemukakan
1988. Jauh sebelum wafat, Rahman memang telah Rahman memang mengakui bahwa Alquran
bergumul dengan diabetes yang kronis, yang sering mengemukakan pernyataan-pernyataan
memaksanya menyuntik diri setiap hari. Tetapi bahwa Tuhanlah hakim tertinggi serta penguasa
yang membawa ajalnya adalah serangan jantung langit dan bumi, tetapi pernyataan-pernyataan ini
yang berat sehingga terpaksa menjalani operasi13. me­nurutnya tidak menunjukkan kepada kedaulatan
politik apapun. Baginya, penerimaan terhadap
10
Fazlur Rahman Islam and Modernity: Transformation of
an intelectual Tradition. Univ. of Chicago Press, London, 1982 h. kedaulatan Tuhan terletak pada penerimaan
11
Lihat Maarif, Menyimak Pemelihara ..., h. 26 prinsip-prinsip keadilan dan kewajaran yang telah
12
Lihat Pengantar Ahmad Syafii Maarif untuk terjemahan
Indonesia karya Rahman, Islam, terj. Ahsin Mohammad,
dinyatakan serta diilustrasikan di dalam Alquran
Bandung, Pustaka, 1984, h. viii
13
Ahmad Syafii Maarif , Umat Jangan Dipasung, Tempo, 27 14
Fazlur Rahman Some Reflection on the Reconstruction of
Agustus 1988, h. 84 Muslim Society in Pakistan, Islamic Studies, Vol 6, no. 2, 1967, h 103

| 96
Nyanyu Soraya: Sistem Pemerintahan Islam Pakistan dalam Pandangan ...

dan Praktik nabi.15 dipahami hingga membutuhkan orang-orang yang


Pandangan Fazlur Rahman ini dilatarbelakangi terlatih secara teknis untuk tidak dapat berbicara
oleh realitas-realitas politik di Pakistan, dimana kepada umat secara luas. Tentu saja terdapat
raja sebagai penguasa tertinggi merupakan wakil suatu prosedur yang tepat untuk memahami
Tuhan di muka bumi. Raja jauh dari kekeliruan Alquran. Dalam maslah-masalah yang pelik, majelis
dan kesalahan. Karena itu, kebijakannya dianggap dapat meminta nasihat kepada seorang ahli.16
benar dan hendak dapat dirubah oleh siapapun. Demikian pula, Rahman seperti pembaharu
Menurut Rahman, tujuan utama negara Islam Muslim umumnya-menolak doktrin tertutupnya
adalah memelihara keamanan dan integritas pintu ijtihad. Rahman meyakini bahwa seseorang
negara, menegakkan hukum dan keterampilan mungkin hanya merupakan ahli dalam suatu
serta membangun negara, sehingga setiap masalah dan bukan pemikir yang menjulang
individu mampu merealisasikan seluruh potensi dalam keseluruhan masalah hukum, tetapi hal
dan menyumbangkannya untuk kesejahteraan ini bukanlah masalah yang penting, karena jika ia
umum. Tujuan ini tentunya membutuhkan suatu mampu mengemukakan aplikasi yang tepat, maka
otoritas sentral yang cakap, yang pada berikutnya ia juga bisa menjadi ahli dalam cabang-cabang
terdapat seorang kepala eksekutif. Kepala hukum lainnya. Yang teramat penting di sini adalah
eksekutif dipilih oleh rakyat menjalankan aspirasi caliber intelektualnya yang secara relatif dikit
mereka, dan dibantu oleh struktur pemerintahan sekali disinggung dalam literatur-literatur yuridis
yang kompeten dan memahami aspirasi rakyat. kita. Namun untuk menghindari pertumbuhan
Di samping itu, kepala negara juga didampingi ijtihad yang liar dan tidak bertanggung jawab,
oleh suatu majelis legislatif (majelis syura ijma) Rahman pada masa belakangan menggariskan
yang mewakili kehendak rakyat. Tugas majelis ini produser pelaksananya.
adalah merumuskan hukum berdasarkan konsensus Baginya, ijtihad haruslah merupakan upaya
masyarakat. Penekanan tegas ter­hadap aktivitas sistematis, komprehensif, dan berjangka panjang.
legislative lembaga syura ijma’ ini membuat Ijtihad haruslah merupakan upaya berganda akal
Rahman menolak klaim kalangan tradisionalis dan budi berpikir. Beberapa diantaranya secara
ataupun fundamentalis bahwa para ulama yang alami akan lebih baik dari lainnya dalam berbagai
memiliki hak privilese eksklusif merumuskan bidang yang berhadapan antara satu dengan
hukum. Baginya ijtihad bukanlah hak istimewa yang lainnya dalam suatu arena perdebatan
kalangan manapun, tetapi merupakan hak setiap terbuka sehingga pada akhirnya menghasilkan
muslim yang tidak dapat diganggu gugat. suatu konsensus menyeluruh.17
Basis teoretis lembaga syura-ijma’ ini di­ Tugas ulama menurut Rahman, bukanlah
kemukakan Rahman dalam praktik kesejarahan merumuskan atau mamveto hukum, tetapi memberi
Islam awal sebagai berikut. Pada masa awal pimpinan keagamaan kepada ma­syarakat untuk
Islam sepeninggal nabi, kepala negara (Khalifah) membantu menciptakan dan mernformulasikan
merumuskan hukum dengan berkonsultasi secara ijtihad. Ijtihad-ijtihad yang telah mengkristal ke
informal dengan para pemimpin umat. Karena itu, dalam bentuk ijma’ atau konsensus masyarakat.
hal apakah yang bisa menghalangi (terwujudnya) Setelah melalui interaksi ide yang ketat harus
suatu majlis legislatif yang dipilih oleh rakyat dibutuhkan dalam bentuk hukum oleh wakil-wakil
untuk prosedur semacam ini memandang bahwa rakyat di dalam lembaga legistatif tentu saja, suatu
penafsiran hukum Islam tidak bisa diserahkan hukum dapat dicabut atau diamandemen oleh oleh
kepada orang-orang awam (anggota-anggota hukum yang lain, atau lebih tepat lagi hukum dan
majelis legislatif) karena mereka pada umumnya satu ijma’ dapat diganti oleh hukum dan ijma’yang
“bukanlah ahli-ahli tentang Islam” dan bahwa lain. Hukum yang dibuat oleh lembaga legistatif
merupakan tugas ulama untuk merumuskan ini, lewat prosedur di atas bersama-sama dengan
Islam ke dalam bentuk hukum. Hal ini merupakan basis moral yang di atasnya hukum ini dirumuskan
kekeliruan dan berbahaya karena Alquran dikelola oleh suatu sistem yudisal yang idependen
bukanlah kitab yang begitu misterius dan sulit dari badan eksekutif.

16
Fazlur Rahman, The Islamic Concept, h. 325
15
Lihat The Islamic Concept, h. 264 17
Fazlur Rahman, The Islamic Concept, h. 325

97 |
MADANIA Vol. XVII, No. 1, Juni 2013

Pandangan Rahman yang baru saja diungkap­ Jadi, gagasan Rahman tentang ijma’ lebih
kan ini dengan jelas merupakan penolakan terhadap tertuju kepada kesepakatan masyarakat di bidang
gagasan tradisional bahwa ijma’ tidak dapat ditolak hukum atau konsensus di bidang penafsiran
atau digantikan dengan ijma’ yang baru. Legislasi (ijtihad) ajaran-ajaran sosial Alquran dan sunah
yang diundangkan oleh majelis syura-ijma’ hanya nabi. Pandangan Rahman tentang Sunah dan
akan bersifat Islaminya kesadaran dan alam pikiran hadis dalam kenyataannya bersumber pada
masyarakat. Di sinilah letak peranan ulama yang kajiannya terhadap evaluasi historis kedua
sangat menentukan. Rahman tidak sepakat dengan konsep tersebut. Kajian dalam masalah ini me­
teori kedaulatan Tuhan yang menetapkannya se­ rupakan respons terhadap kontrovesi yang
bagai satu-satunya legislator dalam sebuah negara berkepanjangan mengenai sunah dan hadis di
Islam yang diwakili oleh para ulama. Baginya, Tuhan anak Benua Indo-pakistan, Khususnya di Pakistan
tidak akan begitu saja mengatakan kepada majelis sendiri dan terhadap kesarjanaan Barat.
legistatif tentang hal-hal yang harus di undangkan, Dalam kajiannya mengenai evolusi Sunah
tidak pula para ulama langsung mendidekte majelis.18 dan hadis, Rahman memang mengkonfirmasikan
Gagasan Rahman tentang majelis syura-ijma’ temuan-temuan atau teori-teori para sarjana
merupakan gagasan lembaga legistatif pada Barat tentang evaluasi kedua konsep tersebut,
tingkatan nasional. Pada tingkat internasional, tetapi tidak sepakat dengan teori mereka bahwa
sebagaimana pada tingkat nasional, ia juga Sunah Nabi merupakan kreasi kaum muslim
mengelaborasi gagasan Iqbal tentang suatu yang belakangan.21 Baginya konsep Sunah Nabi
badan perwakilan internasional atau Majelis Islam merupakan ‘’konsep yang sahih dan operatif
Internasioal yang didasarkan penyiar-filosof tersebut sejak awal Islam dan tetap demikian sepanjang
pada pernyataan permikir Turki, Ziya Gokalp.19 masa’’22 Rahman memang mengakui bahwa di
Sehubungan dengan itu, Rahman mengemukakan: dalam Alquran tidak terdapat istilah sunah yang
Karena Islam bukanlah milik sekelompok orang merujuk kepada ajaran-ajaran ekstra-qurani nabi,23
atau bangsa tertentu, tetapi merupakan milik tetapi kosep Sunah nabi menurutnya telah eksis
umat Islam sedunia, maka perlulah tiap-tiap sejak awal Islam. Untuk mendukung pandangan
majelis legistatif nasional memilih beberapa tentang eksistensi sunah nabi24 ini ia merujuk
orang anggota perwakilan dalam sebua majelis pernyataan-pernyataan Alquran yang menegaskan
internasional negeri-negeri muslim. Majelis bahwa pada diri Muhamamad terdapat uswah
semacam ini dapat mengadakan pertemuan hasanah,25 pernyataan-pernyataan Alquran ini
barangkali di Mekkah. Sesuai muslim haji setiap oleh Rahman dianggap dengan jelas menyiratkan
tahun. Seorang pemimpin sidang dapat di pilih arti bahwa kaum muslimin sejak semula telah
oleh majlis itu sendiri untuk jangka waktu memandang perilaku nabi Sebagai suatu konsep.26
dua atau tiga tahun. Tugas badan ini bukan
membuat undang-undang tetapi hanya memberi 21
Snouch Hurgronje menyimpulkan bahwa Sunah
advis yang selanjutnya akan dirumuskan dalam (aturan-aturan normative) yang terdapat dalam di dalam
berbagai hadist, dalam kenyataannya hanya merupakan
bentuk hukum oleh majelis-majelis nasional postulat-postulat dogmatis kaum muslimin saja. Sementara
dalam sinaran-sinaran perbedaan lokal/regional Margoliuth dalam Early Developtment of Islam menyimpulkan
di lingkungan fisik atau situasi sosial masing- bahwa Nabi Muhammad sama sekali tidak meninggalkan
Sunah ataupun hadist, dan bahwa sunah yang dipraktikkan
masing. Seluruh upaya banafid harus dilakukan kaum muslimin awal sama sekali bukan praktik nabi tetapi
tiap-tiap majelis badan Internasional. Kalau tidak hanya berupa kebiasaan-kebiasaan bangsa Arab pra Islam yang
demikian, seluruh upaya akan menjadi lelucon telah dimodifikasi Alquran. Lihat Snuck Hurgronje, Selected
Works, ed. GH Bousquet dan J. Schacht, E.J. Brill, Leiden 1957
dan orang tidak akan bisa bicara mengenai 22
Fazlur Rahman, Islamic: Methodologi in History. Central
menjadi lelucon belaka dan orang tidak bisa Institute of Islamic research, Karachi, 1965, h. 6
mengenai Dunia Islam, sebagai suatu entensitas 23
Fazlur Rahman Islam: an Overvew, The Encyclopedia
of Religion, ed Mircea Elidea, vol 7, Macmilan Publishing Co.,
yang koheren.20 1987, h. 309
24
Sunah diartikan Rahman secara esensial sebagai
perilaku teladan (exemplary conduct) Lihat bukunya Islamic
18
Fazlur Rahman, A Recent Controversy Over the inter­ Methodology, h. 1-3. Dengan pengertian semacam ini, ia
pretation of Shura, History of Religion, vol. 20, 1981, h. 300 menarik kesimpulan bahwa sunah Nabi lebih merupakan
19
Tentang gagasan Iqbal, lihat bukunya Reconstruction, h konsep pengayom.
159, 173-176 25
Lihat QS XXXIII: 31, LX: 4,6
20
Fazlur Rahman, Islam ..., h 262 26
Rahman, Islamic Methodology, h. 7

| 98
Nyanyu Soraya: Sistem Pemerintahan Islam Pakistan dalam Pandangan ...

Lebih jauh, Rahman menganalisis surat Hasan secara kreatif menjadi untuk menghadapi faktor-
al-Basri yang ditujukan kepada Abd al-Malik ibn faktor dan benturan-benturan baru. Penafsiran
Marwan, dimana al-Bashri berbicara tentang kreatif terhadap sunah nabi ini dicontohkan oleh
sunah nabi dalam kaitannya dengan karsa bebas Rahman lewat serangkaian kebijakan Umar bin
manusia, walaupun ia menyatakan bahwa tidak Khatab.
ada tradisi formal dan verbal tentangnya yang Contoh-contoh yang dikemukakan membawa
bersumber dari nabi. Berdasarkan analisisnya, Rahman kepada kesimpulan bahwa Sunah yang
Rahman mengemukakan bahwa surat itu memberi hidup itu identik dengan ijma’ kaum muslimin
petunjuk positif tentang sunah nabi. atau praktik yang disepakati yang merupakan
Analisis terhadap data historis di atas, selain suatu proses yang tengah berlangsung (on going
berhasil membuktikan eksistensi sunah nabi, juga process) karena disertai dengan ijtihad dan ijma’.
memuat Rahman menyimpulkan bahwa sunah nabi Selanjutnya, hasil penelitian Rahman tentang
lebih merupakan suatu konsep pengayom dan evolusi sunah dan hadis dijelaskan dalam kutipan
tidak memiliki kandungan spesifik yang bersifat berikut ini.
mutlak; sunah tersebut bisa diinterprestasikan Ditemukan dalam sejarah Islam ijtihad dan ijma’
dan diadaptasikan. tidak hanya berkaitan secara intim antara satu
Setelah menegaskan bahwa konsep sunah dengan yang lainnya tetapi juga ber­hubung­
nabi tidak dimaksudkan bersifat spesifik secara an dengan Sunah yang bermula dari Sunah
mutlak, Rahman mengemukakan bahwa kandung­ Nabi yang merupakan proses interpretasi dan
an sunah nabi itu tidak banyak jumlahnya. elaborasi kreatif yang ber­langsung terus menerus
Keseluruhan gambaran biografi Muhammad jika dengan diberi sangsi ijma’. Namun proses kreatif
dilihat di balik penggambaran yang diberikan ini terhenti, menciut secara berlahan, ketika
oleh literatur hukum abad tendensi untuk Sunah yang hidup tersebut mulai ditempa ke
memberikan dengan cermat memberikan aturan dalam bentuk hadist dan dinisbatkan kepada
yang mencakup aturan seluruh bidang kehidupan Nabi. Dalam proses ini perbedaan pendapat
manusia secara rinci, dari aturan pemerintahan mengenai masalah-masalah illegal, moral dan
hingga aturan bersuci. Sesungguhnya bukti- politik memainkan peran yang menentakan.
bukti sangat kuat menyatakan bahwa nabi pada Proses tersebut yang mungkin bermula disekitar
penghujung abad pertama dan kedua hijriah,
dasarnya merupakan seorang pembaru moral
memperoleh momentum yang dahsyat selama
manusia dan bahwa, di samping keputusan yang
abad kedua dan membuahkan hasilnya pada abad
sekali-kali dikeluarkan dalam kasus-kasus ad hoc,
ketiga. Demikian hebatnya kekuatan gerakan
ia jarang berpaling-berpaling pada legislasi umum
ini sehingga mazhab-mazhab hukum yang
sebagai suatu cara untuk memajukan Islam
mendasarkan pandangannya pada pemikiran
Untuk suatu hal dapat disimpulkan secara bebas harus menerima pendapat al-Syafii bahwa
apriori bahwa nabi yang hingga akhir hayatnya semua hadist, meskipun terisolasi hanya di­
senantiasa sibuk dalam perjuangan moral dan dukung oleh satu mata rantai perawi harus
politik berat menantang orang-orang Mekkah serta dipandang memiliki otoritas yang lebih tinggi
orang-orang Arab dan dalam mengorganisasikan dari opini pribadi dan bahkan praktik (kaum
negara komunitasnya, hampir-hampir tidak muslimin) atau ijma’ …Semua pendapat tentang
memiliki waktu untuk menetapkan aturan-aturan masalah politik, moral dan hukum diproyeksikan
bagi minutieu kehidupan. Dalam kasus-kasus yang kembali kepada nabi, terjadilah perperangan
sangat akut, sajalah nabi terpaksa mengeluarkan ide di dalam Islam yang akhirnya diredakan
keputusan dan dalam kasus-kasus tertentu oleh usah-usaha al-Hadist, yang sepanjang abad
Alquran harus mengintervensi. Kebanyakan kasus ketiga hijriah mengumpulkan hadist-hadist
seperti ini bersipat adhoc dan diselesaikan secara yang mencerminkan pendapat mayoritas dan
informal serta dalam acara yang adhoc. dengan demikian dapat dipandang sebagai
Penyelesaian-penyelesaian secara ad hoc mengekspresikan spirit ajaran kenabian….
dari nabi tidak dipandang kaku oleh generasi Dengan menggunakan pemahaman terhadap
muslim awal. Mereka ini menurut, Rahman, evolusi sunah dan hadis semacam ini sebagai
menyempurnakan dan menafsirkan sunah nabi basisnya, Rahman menegaskan bahwa kebutuhan

99 |
MADANIA Vol. XVII, No. 1, Juni 2013

kaum muslim dewasa ini adalah menuangkan dan Sunah. Rahman ingin agar Alquran dan
kembali atau mencairkan hadist-hadist yang ada Sunah selalu relevan bagi kaum muslim dalam
ke dalam Sunah yang hidup melalui studi historis setiap perkembangannya, dan setiap aspek
terhadapnya. dan penjelmaan kehidupan mereka haruslah
Penafsiran situsional menurut Rahman, akan mencerminkan nilai-nilai Islam. Memang Islam
menjelaskan bahwa beberapa doktrin pokok yang ditampilkannya bercorak rasional dan
ortodoksi harus dimodifikasi dan ditegaskan kontemporer; namun ia memiliki basis yang kokoh
kembali, seperti masalah determiniems dan karsa- dalam akar-akar spiritual Islam. Itulah Rahman
bebas manusia yang tercermin dalam hadist- menentang keras setiap kekeliruan terhadap
hadist. Hadis-hadis ini harus ditafsirkan menurut ajaran Islam. Islam yang ditampilkannya bukanlah
perspektif historisnya yang tepat didalam konteks sesuatu yang terpilah-pilah, melainkan Islam yang
kesejarahannya. koheren secara keseluruhan.
Sementara yang menyangkut aspek-aspek
metafisik atau teologis dari ajaran-ajaran Islam, Pustaka Acuan
Rahman memang memberikan ruang bagi Ahmad Syafii Maarif, Menyimak Pemikiran
ideosinkresi-ideosinkresi pribadi. Akan tetapi ia Fazlurrahman Tentang Islam, Salahuddin Press,
juga menegaskan bahwa suatu tafsiran yang pasti Yogyakarta, 1983
tentangnya harus dipilihkan bagi masyarakat luas, ————, Umat Jangan Dipasang. Tempo 27
dan menetapkan kriteria penafsiran yang bisa Agustus 1988.
diajarkan dan didakwakan kepada masyarakat. Fazlur Rahman, Divine Revelation and The Prophet.
Dapat disimpulkan bahwa konsepsi Rahman Hamdard Islamicus, vol. 1, no. 2, 1978.
tentang ijtihad ijma’ memiliki akar yang kokoh ————, Islam, edisi ke-2, Univ. of Chicago Press.
dalam fenomena kesejarahan Islam awal, serta London 1979.
dalam gagasan modernism klasik, terutama ————, Islam, terj. Ahsin Mohammad, Pustaka,
Bandung, 1984
Amir Ali dan Iqbal-khususnya dalam konsep
————, Some Reflection on the Reconstruction
ijma’ sebagai lembaga legislative. Demikian
of Muslim Society in Pakistan, Islamic, Studies,
pula elemen-elemen dalam konsep tersebut
vol. 6, no. 2, 1967
seperti pendekatan kesejarahan dan prosedur
————, The Islamic Concept, dalam Islamic
yang digariskannya serta organ-organ negara
Studies vol 6, 196
juga dapat ditelusuri sumbernya di barat, selain
————, A Recent Controversy Over the
dalam gagasan modernism klasik. Tetapi elaborasi
interpretation of Shura, History of Religion,
keseluruhan unsur tersebut dalam gagasan
vol 20, 1981, h. 300
Rahman mengenai ijtihad ijma’ menampakan
————, Islam: an Overvew, The Encyclopedia of
suatu orisinalitas pemikiran.
Religion, ed. Mircea Elidea, vol. 7, Macmilan
Publishing Co., 1987
Penutup ————, The Quranic Solution of Pakistan’s
Fazlur Rahman merupakan seorang intelektual Education Problems, Islamic Studies, vol. 6, no. 4
Islam yang berwawasan luas dan selalu berusaha H. Lammens, Islam: Beliefs and Instituion. Farank
bersifat objektif dalam memecahkan setiap Cass & Co. 1968 Islamic Research, Karachi, 1965
permasalahan yang dihadapinya. Rahman begitu Maryam Jamilah, Islam dan Modernisme, terjen.
sadar bahwa sistem pemerintahan di Pakistan A Jainuri dan Syafiq A Mughni, Al-Ikhlas,
sedang menghadapi krisis yang memiliki implikasi Surabaya.
serius terhadap masa depan agama dan umatnya. Snuck Hurgronje, Selected Works, ed. G.H.
Oleh karena itu Rahman menawarkan pe­ Bousquet dan J. Scacht, E.J. Brill, Leiden 1957
mikirannya tentang sistem pemerintahan Islam di Taufik Adnan Amal, Islam dan tantangan modernitas
Pakistan. Pemikiran Rahman didasarkan kepada Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman,
kajiannya yang mendalam terhadap Alquran Mizsi, Jakarta, 1996

| 100

Anda mungkin juga menyukai