Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR….TAHUN….
TENTANG
TATA CARA PENGELOLAAN ETIKA INFORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


Menimbang : bahwa dalam rangka mengakomodasi perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, yang sangat pesat,
mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penegakan
kedaulatan negara atas informasi elektronik di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu pengaturan
secara menyeluruh terkait pemanfaatan teknologi
informasi guna meningkatkan kemampuannya dalam
menghadapi tantangan dan perubahan lingkungan yang
sangat cepat serta mampu berfungsi sebagai jembatan
untuk membangun suasana yang kondusif dalam
kehidupan masyarakat melalui proses komunikasi yang
baik maka perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Tata cara Pengelolaan Etika Informasi;
Mengingat : Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA


PENGELOLAAN ETIKA INFORMASI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia,
warga negara asing, maupun badan hukum.
2. Pengguna Sistem Elektronik adalah setiap Orang, penyelenggara
negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang memanfaatkan barang,
jasa, fasilitas, atau informasi yang disediakan oleh Penyelenggara
Sistem Elektronik.
3. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
4. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.
5. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh
Presiden.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.
7. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi. mempersiapkan, mengumpulkan,
mengolah, menganalisis, menyimpan,menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
8. Penyelenggara Sistem Elektronik adalah setiap Orang, penyelenggara
negara, Badan Usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola,
dan/atau mengoperasikan Sistem Elektronik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama kepada Pengguna Sistem Elektronik untuk
keperluair dirinya dan/ atau keperluan pihak lain.
9. Majelis Etika Informasi adalah
10. Media Sosial adalah media berbasis media daring yang bersifat dua
arah ( Web 2.0) dan terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan
para penggunanya dengan mudah berinteraksi, berpartisipasi,
berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan isi.
11. Akun adalah data diri atau identitas seseorang atau organisasi dalam
dunia maya.
12. Konten adalah suatu informasi yang tersedia pada media atau produk
elektronik.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pengelolaan Etika Informasi dilaksanakan berdasarkan asas
keharmonisan, etis, akuntabel, bertanggungjawab, dan integrasi
Pasal 3
Pengelolaan Etika Informasi bertujuan untuk:
a. menciptakan keterbukaan,komunikasi yang efektif dan interaktif,
serta saling menguntungkan bagi masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan komunikasi dan/atau interaksi dalam ranah media sosial;
b. terwujudnya keterpaduan pengelolaan Media Sosial secara optimal,
efektif, efisien; dan
c. menciptakan Media Sosial yang menghasilkan reputasi masyarakat
semakin baik.
BAB III
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 4
Kewajiban pengelola etika informasi meliputi:

Pasal 5
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Etika Informasi, Pengelola Etika
Informasi ataupun penyelenggara Etika dilarang :
a. melanggar etika pelayanan;
b. menerima imbalan dalam bentuk apapun baik secara langsung
atau tidak langsung dengan penyelenggaraan pengelolaan etika
informasi;
c. menghambat, mempersulit pelaksanaan pelayanan terhadap
publik;
d. memberikan akses akun Media Sosial, dikecualikan untuk
permohonan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku; dan
e. membocorkan kerahasiaan dokumen kepada pihak lain yang
menurut sifatnya harus dirahasiakan.

BAB IV
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN ETIKA INFORMASI
Bagian Kesatu
Pemantauan
Pasal……

Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal….

Bagian Ketiga
Evaluasi
Pasal….

Bagian Keempat
Pelaporan
Pasal….

BAB V
PENGHAPUSAN DAN PEMBLOKIRAN KONTEN

BAB VI
SANKSI
Pasal….
(1) Pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal .. dan Pasal .. dikenakan sanksi sebagai
berikut :
a. sanksi moral; dan
b. sanksi administratif.
(2) Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
meliputi :
a. permohonan maaf secara lisan;
b. permohonan maaf secara tertulis; dan
c. pernyataan penyesalan.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
meliputi :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pernyataan tidak puas;
d. pemberhentian secara sepihak; dan
e. sanksi administratif lainnya yang berlaku.
(4) Penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat
(3) huruf a sampai dengan huruf d dilakukan oleh Kepala Komite
Etika Berinternet setelah mendapat rekomendasi dari Majelis Kode
Etik.
(5) Penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d
dilakukan kepada Pegawai tidak tetap dalam lingkungan
penyelenggara etika informasi.
(6) Penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf e
dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk atas usulan Kepala Komite
Etika Berinternet berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kode Etik.

Anda mungkin juga menyukai