KECAMATAN MUNCANG
KANTOR DESA LEUWI COO
Jl. Raya Ciminyak – Leuwi Coo Km. 02 Kp. Coo Timur Rt/Rw 005/001 Kode Pos 42364
RAJUDIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah keluarga miskin dewasa ini terus meningkat dan
kompleksitasnya masalah yang timbul dalam lingkungan keluarga mereka juga semakin
kompleks, sebagai dampak kritis multidimensi melanda Indonesia pada tahun 1997. Angka
kemiskinan meningkat tajam, termasuk di Kabupaten Lebak, dan sampai saat ini kondisi
kemiskinan yang terjadi belum tertangani dengan baik. Sehingga upaya penanggulangan
kemiskinan adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk dilaksanakan dengan serius.
Pada tahun 2018 Desa Leuwi Coo mempunyai jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin
sebanyak 5 Kepala Keluarga Miskin dan menghuni perumahan yang tidak layak huni
sebanyak 150 yang tersebar di 4 (Empat) Kampung.
Keluarga Miskin tersebut perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam
bentuk pemberdayaan melalui Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni, sehingga Kepada
mereka nantinya mempunyai kepercayaan diri untuk berusaha dan melakukan aksebilitas
ekonomi sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
B. Permasalahan
Pada dasarnya persoalan kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang
sangat terkait antara satu dengan yang lainnya dalam hal pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat. Apabila dilihat dari sudut pandang sosial format dan terinternalisasi dalam
budaya kemiskinan. Dari sudut pandang ekonomi masyarakat miskin ditandai dengan
rendahnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan sudut pandang asset
masyarakat miskin dapat dilihat dari rendahnya kepemilikan terhadap barang-barang modal
utamanya tempat tinggal mereka. Kemiskinan tidak hanya dipahami hanya sebatas ketidak
mampuan ekonomi saja tetapi juga kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang tertuang
dalam RPJM Nasional dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara martabat yaitu :
Hak atas pangan
Hak atas layanan kesehatan
Hak atas layanan pendidikan
Hak atas kesempatan kerja dan berusaha
Hak atas perumahan
Hak atas air bersih dan aman serta sanitasi yang baik
Hak atas pemilikan tanah
Hak atas sumber daya alam dan lkingkungan
Hak atas rasa aman
Hak untuk berpartisipasi
BAB II
PROGRAM
Adapun program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni yang kami usulkan adalah
kegiatan rehabilitasi perumahan Keluarga Miskin untuk tingkat Desa Leuwi Coo diusulkan
sebanyak 3 (Tiga) Kampung, yaitu :
1. Kp. Coo Timur
2. Kp. Coo Barat
3. Kp. Cipagon
B. Maksud
Program Rehabilitasi Tidak Layak Huni adalah upaya memperbaiki kondisi rumah
baik secara menyeluruh (peremajaan) maupun sebagian (pemugaran/renovasi) sehingga
tercipta kondisi rumah yang layak sebagai tempat tinggal (daftar nama Kepala Keluarga KK
berumah tidak layak huni terlampir).
C. Tujuan
Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni bertujuan untuk :
- Memberikan kemudahan untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak masyarakat
miskin atas perumaha.
- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat membangun rumah yang layak
huni.
- Meningkatkan ketersediaan rumah yang layak dan sehat bagi masyarakat miskin dan
golongan renta.
D. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program kegiatan tersebut adalah masyarakat masyarakat
miskin menempati perumahan yang tidak memenuhi standar atau dengan kata lain Rumah
Tidak Layak Huni dan lingkungan kumuh. Adapun sasaran pelayanan Rehabilitasi Rumah
Tidak Layak Huni sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) tersebar di 3 (Tiga) Kampung.
E. Lokasi Program
Berdasarkan pemantauan dan pendekatan-pendekatan oleh Kepala Desa dan
Perangkat serta pihak yang teribat, program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni untuk
2019 ditetapkan pada masing-masing Kampung.
F. Pembiayaan
Dalam usaha mendukung program Nasional Penuntasan Keluarga Miskin maka
sangat diharapkan adanya bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Ibu
Mentri Sosial Republik Indonesia.
Adapun usulan dana bantuan sebesar Rp. 50.000.000,- (sepuluh puluh juta rupiah)
Tersebar di dua kampung.
Rincian anggarannya yaitu 5 KK x 50.000.000, = Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima
Puluh juta rupiah).
G. Pelaporan
Pelaporan dilakukan terhadap kondisi lingkungan, kondisi rumah yang betul-betul
Tidak Layak Huni sebelum kegiatan dilaksanakan. System pelaporan pada evaluasi kegiatan
selesai dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
Demikian Proposal Program Rumah Tidak Layak Huni di Desa Sukanagara sampaikan
Kehadapan Ibu Menteri Sosial Republik Indonesia. Sangat besar harapan masyarakat Keluarga
Miskin Desa Sukanagara khususnya masyarakat miskin yang menempati perumahan yang tidak
layak huni untuk mendapatkan bantuan. Atas perhatian dan dukungan dari Kementerian Sosial
Republik Indonesia. Guna percepatan Program peningkatan kualitas hunian bagi Keluarga Miskin
di Desa Sukanagara.
RAJUDIN
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
DESA LEUWI COO