Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

KECAMATAN MUNCANG
KANTOR DESA LEUWI COO
Jl. Raya Ciminyak – Leuwi Coo Km. 02 Kp. Coo Timur Rt/Rw 005/001 Kode Pos 42364

Leuwi Coo, 18 November 2019


Nomor : 648/ -Ds.2006/XI/2019
Lampiran : 1 (satu) Berkas Kepada :
Perihal : Permohonan Bantuan Yth. Bpk Gubernur Banten
Rumah Tidak Layak Huni Cq. Kepala Dinas Sosial
di-
SERANG

Dipermaklumkan dengan hormat, dengan ini kami mengajukan Permohonan


Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Adapun hal tersebut diusulkan berdasarkakn pendataan Rumah Tangga
Miskin Tahun 2018, didesa kami terdapat Rumah Tanggga Miskin sebagaimana
dimaksud dan bantuan tersebut diperuntukan untuk 5 (ima) rumah tidak layak
huni/ keluarga miskin.
Kami mengharapkan bantuan ini dapat teralisasi, mengingat rumah-rumah
tersebut keadaannya sebagian besar sudah rusah dan harus diperbaiki. Sebagai
bahan pertimbangan kami lampirkan data pendukung antara lain :
1. Data masyarakat berpenghasilan rendah
2. Foto Visual

Demikian kami sampaikan permohonan ini dan kami mengharapkan bantuan


tersebut cepat teralisasi.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih

Kepala Desa Leuwi Coo

RAJUDIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah keluarga miskin dewasa ini terus meningkat dan
kompleksitasnya masalah yang timbul dalam lingkungan keluarga mereka juga semakin
kompleks, sebagai dampak kritis multidimensi melanda Indonesia pada tahun 1997. Angka
kemiskinan meningkat tajam, termasuk di Kabupaten Lebak, dan sampai saat ini kondisi
kemiskinan yang terjadi belum tertangani dengan baik. Sehingga upaya penanggulangan
kemiskinan adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk dilaksanakan dengan serius.
Pada tahun 2018 Desa Leuwi Coo mempunyai jumlah Kepala Keluarga (KK) Miskin
sebanyak 5 Kepala Keluarga Miskin dan menghuni perumahan yang tidak layak huni
sebanyak 150 yang tersebar di 4 (Empat) Kampung.
Keluarga Miskin tersebut perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam
bentuk pemberdayaan melalui Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni, sehingga Kepada
mereka nantinya mempunyai kepercayaan diri untuk berusaha dan melakukan aksebilitas
ekonomi sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.

B. Permasalahan
Pada dasarnya persoalan kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang
sangat terkait antara satu dengan yang lainnya dalam hal pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat. Apabila dilihat dari sudut pandang sosial format dan terinternalisasi dalam
budaya kemiskinan. Dari sudut pandang ekonomi masyarakat miskin ditandai dengan
rendahnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan sudut pandang asset
masyarakat miskin dapat dilihat dari rendahnya kepemilikan terhadap barang-barang modal
utamanya tempat tinggal mereka. Kemiskinan tidak hanya dipahami hanya sebatas ketidak
mampuan ekonomi saja tetapi juga kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang tertuang
dalam RPJM Nasional dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara martabat yaitu :
 Hak atas pangan
 Hak atas layanan kesehatan
 Hak atas layanan pendidikan
 Hak atas kesempatan kerja dan berusaha
 Hak atas perumahan
 Hak atas air bersih dan aman serta sanitasi yang baik
 Hak atas pemilikan tanah
 Hak atas sumber daya alam dan lkingkungan
 Hak atas rasa aman
 Hak untuk berpartisipasi
BAB II
PROGRAM

Adapun program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni yang kami usulkan adalah
kegiatan rehabilitasi perumahan Keluarga Miskin untuk tingkat Desa Leuwi Coo diusulkan
sebanyak 3 (Tiga) Kampung, yaitu :
1. Kp. Coo Timur
2. Kp. Coo Barat
3. Kp. Cipagon

A. Latar Belakang Program


Perumahan yang huni merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
setiap Keluarga termasuk Keluarga Miskin. Rumah yang huni tidak hanya sekedar memenuhi
kebutuhan manusia untuk beristirahat, berlindung dan berbagi situasi dan ancaman, seperti
hujan, angin, gelombang dan panas matahari. Rumah adalah tempat terpenuhinya berbagai
kebutuhan dan pelaksanaan peran dalam keluarga. Rumah menjadi media untuk interaksi
sosial, transfer budaya, melaksanakan pendidikan keluarga dan bahkan menjadi symbol
status.
Demikian besar fungsi bagi keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga
mental dan sosial. Oleh karena itu berdasarkan ke 3 (tiga) fungsi tersebut, maka menjadi
tempat berlindung, syarat mental memenuhi rasa kenyamanan dan secara sosial dapat
menjadi media yang baik bagi pelaksanaan bimbingan serta pendidikan keluarga.
Pada kenyataannya untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan tersebut
bukanlah hal yang mudah bagi sebahagian besar masyarakat yang tergolong Keluarga
Miskin, rumah hanyalah sebagai stasiun atau tempat singgah keluarga tampa
memperhitungkan kelayakannya dilihat dari sisi fisik, mental, dan sosial.

B. Maksud
Program Rehabilitasi Tidak Layak Huni adalah upaya memperbaiki kondisi rumah
baik secara menyeluruh (peremajaan) maupun sebagian (pemugaran/renovasi) sehingga
tercipta kondisi rumah yang layak sebagai tempat tinggal (daftar nama Kepala Keluarga KK
berumah tidak layak huni terlampir).

C. Tujuan
Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni bertujuan untuk :
- Memberikan kemudahan untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak masyarakat
miskin atas perumaha.
- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat membangun rumah yang layak
huni.
- Meningkatkan ketersediaan rumah yang layak dan sehat bagi masyarakat miskin dan
golongan renta. 

 
D. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program kegiatan tersebut adalah masyarakat masyarakat
miskin menempati perumahan yang tidak memenuhi standar atau dengan kata lain Rumah
Tidak Layak Huni dan lingkungan kumuh. Adapun sasaran pelayanan Rehabilitasi Rumah
Tidak Layak Huni sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) tersebar di 3 (Tiga) Kampung.

E. Lokasi Program
Berdasarkan pemantauan dan pendekatan-pendekatan oleh Kepala Desa dan
Perangkat serta pihak yang teribat, program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni untuk
2019 ditetapkan pada masing-masing Kampung.

F. Pembiayaan
Dalam usaha mendukung program Nasional Penuntasan Keluarga Miskin maka
sangat diharapkan adanya bantuan pendanaan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Ibu
Mentri Sosial Republik Indonesia.
Adapun usulan dana bantuan sebesar Rp. 50.000.000,- (sepuluh puluh juta rupiah)
Tersebar di dua kampung.
Rincian anggarannya yaitu 5 KK x 50.000.000, = Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima
Puluh juta rupiah).

G. Pelaporan
Pelaporan dilakukan terhadap kondisi lingkungan, kondisi rumah yang betul-betul
Tidak Layak Huni sebelum kegiatan dilaksanakan. System pelaporan pada evaluasi kegiatan
selesai dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP

Demikian Proposal Program Rumah Tidak Layak Huni di Desa Sukanagara sampaikan
Kehadapan Ibu Menteri Sosial Republik Indonesia. Sangat besar harapan masyarakat Keluarga
Miskin Desa Sukanagara khususnya masyarakat miskin yang menempati perumahan yang tidak
layak huni untuk mendapatkan bantuan. Atas perhatian dan dukungan dari Kementerian Sosial
Republik Indonesia. Guna percepatan Program peningkatan kualitas hunian bagi Keluarga Miskin
di Desa Sukanagara.

Leuwi Coo, 18 November 2019


Kepala Desa Leuwi Coo

RAJUDIN
PROPOSAL
PERMOHONAN BANTUAN
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
DESA LEUWI COO

PEMERINTAH DESA LEUWI COO


KECAMATAN MUNCANG KABUPATEN
LEBAK PROVINSI BANTEN
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai