Anda di halaman 1dari 12

Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.

)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

KARAKTERISASI SELAI OLES KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.)


DENGAN VARIASI PENAMBAHAN SUSU FULL KRIM
Characterization of Jack Bean Butter (Canavalia ensiformis L.) with Variation of Full Cream
Milk Addition

Ahmad Nafi’1)*, Carolina Hendra Puspita Maqdiz1)*, Maryanto Maryanto1)


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121
*E-mail: ahmadnafi.ftp@unej.ac.id, carolinahendra@gmail.com

ABSTRACT

Peanut butter is one type of jam that favored by the people. The raw materials of peanut butter
such as peanut has a high enough consumption rates but this consumption is not always followed by
its productivity. The alternative ingredients in the process of peanut butter production can be
substituted by jack bean cause it has lower economic value and good nutrition, but its utilization is
still limited. The Utilization of jack bean into a jam requires an additional ingredients to improve its
physical, organoleptic and chemical characteristics. Therefore, the additional ingredients that can be
used in the production process of jack bean butter is a full cream milk. The purpose of this research is
to know the effect of the addition of full cream milk and the amount of its addition to get a good
physical, chemical and organoleptic characteristics of jack bean butter.The addition of full cream
milk as much as 5%, 7.5%, 10%, 12.5%, and 15% of the total water mix and jack bean flour. The
results showed that the addition of full cream milk increased the spreadability of jack bean butter, but
not affected the lightness. The addition of full cream milk could increase the value of fat, protein and
ash content, however this addition reduced water and carbohydrate content. It was improved the
acceptance of organoleptic. Addition 12.5% full cream milk was the best treatment with the lightness
70.72; spreadability 15.90 cm; water content 33.12%; fat content 25.08%; protein content 22.14%;
ash content of 0.81%; carbohydrate 18.85%; the preferences of color, flavor, taste, spreadability and
overall respectively 4.92; 4.64; 5.08; 5; 5.04 (rather like to likes).

Keywords: full cream milk, jack bean, peanut butter

PENDAHULUAN Potensi penggunaan kacang tanah di


Kehidupan modern berpengaruh Indonesia mengalami peningkatan dari
terhadap pilihan olahan pangan yang tahun ke tahun. Pada tahun 2011,
dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu konsumsi kacang tanah sebesar 748.000
olahan pangan yang praktis dan digemari ton meningkat menjadi 785.000 ton
masyarakat adalah selai. Selai merupakan ditahun 2013 (Pusat Data dan Sistem
olahan pangan yang berasal dari kacang- Informasi Pertanian, 2013). Namun,
kacangan atau buah-buahan yang sudah peningkatan konsumsi kacang tanah tidak
dihancurkan, ditambah gula, dan dimasak selalu sebanding dengan produksinya.
sampai mengental (Fachruddin, 2008). Kementerian Pertanian RI (2017)
Salah satu jenis selai yang cukup digemari melaporkan bahwa produktivitas kacang
oleh konsumen adalah selai kacang. tanah di Jawa Timur mengalami
Menurut SNI 01-2979-1992, selai kacang penurunan dari tahun 2016-2017 yaitu
(peanut butter) merupakan salah satu jenis 12.80 kw/ha menjadi 11,89 kw/ha.
makanan yang berbentuk “pasta” dengan Menurunnya produksi kacang tanah
medium minyak, terbuat dari biji kacang memerlukan bahan alternatif pengganti
tanah sangrai kemudian digiling tanpa atau dalam pengolahan bahan pangan salah
dengan bahan tambahan.

126
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

satunya dalam pembuatan selai kacang- menghasilkan selai dengan karakteristik


kacangan. fisik, kimia, dan organoleptik yang baik.
Salah satu bahan alternatif pengganti Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian
kacang tanah dalam pembuatan selai pemanfaatan koro pedang menjadi selai
kacang-kacangan adalah koro pedang, dengan penambahan susu full krim yang
karena koro pedang memiliki produktivitas tepat sehingga didapatkan selai oles
yang cukup tinggi dan pemanfaatannya dengan karakteristik fisik, kimia dan
yang belum maksimal. Koro pedang organoleptik yang baik.
(Canavalia ensiformis L.) termasuk dalam
golongan legum atau kacang-kacangan dan METODE PENELITIAN
merupakan salah satu jenis tanaman lokal
yang dapat dengan mudah dijumpai di Alat dan Bahan
Indonesia dan memiliki kandungan gizi Alat-alat yang digunakan dalam
yang baik. Produktivitas koro pedang penelitian ini adalah baskom plastik
mencapai 1-4,5 ton per hektar (Suyanto, (globe), blender (National), loyang staless
2014). Menurut Sudiyono (2010), steel, kompor gas (Rinai), gelas ukur 500
kandungan karbohidrat koro pedang ml (pyrex), neraca analitik (OHAUS BSA
mencapai 60,1%, protein 30,36%, dan 2245), beaker glass 500 ml (pyrex), Teflon
serat 8,3%. Pemanfaatan koro pedang (Maxi), spatula kayu, thermometer air,
dapat dijadikan suatu alternatif dalam ayakan tepung. Alat untuk analisis
bahan pangan karena mengandung gizi meliputi desikator, cawan porselin, colour
yang cukup baik. Selain itu, apabila reader (CR-300 Konika Minolta), labu
dibandingkan dengan komposisi kimia kjeldahl, botol timbang, oven listrik (J.P
kacang tanah, koro pedang memiliki SELECTA 08630 ABRERA ESPANA),
komposisi gizi yang tidak kalah baik perangkat ekstraksi soxhlet.
dengan kacang tanah. Kacang tanah Bahan dalam pembuatan selai koro
mengandung 20-30% protein dan 40-50% pedang antara lain biji koro pedang dari
lemak. Kabupaten Bondowoso, susu full krim
Salah satu komponen penting dalam (Indomilk), margarin (Blue Band), garam
pembuatan selai berbasis kacang-kacangan (Cap Kapal), air, gula kristal putih
adalah lemak (Mousazadeh et al., 2003). (Gulaku). Bahan untuk analisis kimiawi
Lemak akan memperkaya rasa, memberi antara lain HCL 0,1 N, asam borat,
tekstur yang lembut, serta akan selenium, H2SO4, indikator Methyl Red
meningkatkan mouthfeel, flavor, dan dan Methyl Blue, heksana, aquades, label,
persepsi. Pemanfaatan koro pedang kertas saring.
sebagai selai berbasis kacang-kacangan
membutuhkan bahan tambahan lain untuk Tahapan Penelitian
memperbaiki karakteristik fisik dan Pembuatan Tepung Koro Pedang
penerimaan organoleptiknya. Salah satu Biji koro pedang disortasi untuk
bahan makanan yang dapat ditambahkan memisahkan dengan kotoran atau benda
dalam pembuatan selai koro pedang adalah asing. Selanjutnya direndam didalam air
susu full krim. Selain memiliki kandungan dengan perbandingan biji koro dan air 1:3
lemak yang cukup tinggi, susu full krim selama 72 jam. Air rendaman biji koro
juga menandung protein yang dapat diganti setiap 6 jam sekali untuk
berfungsi sebagai emulsifier. Susu full menyediakan air bersih selama proses
krim dapat memperbaiki aroma dengan perendaman. Selanjutnya biji koro pedang
memberikan aroma susu. Namun belum dicuci mengguakan air mengalir dan
diketahui presentase susu full krim dalam dikupas kulit arinya. Biji koro yang telah
pembuatan selai koro pedang untuk dikupas digiling menggunakan blender

127
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

selama 2 menit. Selanjutnya bubur koro of Varian (ANOVA) menggunakan


pedang dikeringkan menggunakan oven program SPSS, apabila berbeda nyata,
60oC selama ±24 jam untuk mengurangi maka dilanjutkan menggunakan uji
kadar airnya. Selanjutnya, koro pedang DNMRT (Duncan New Multiple Range
yang telah kering digiling menggunaan Test) pada taraf uji 5%. Data hasil uji
blender dan diayak dengan ukuran 60 organoleptik, dianalisis secara deskriptif.
mesh sehingga diperoleh tepung koro Tiga sampel terbaik dari uji kesukaan diuji
pedang. sifat kimianya. Data yang dihasilkan dari
uji kimia dianalisis secara deskriptif.
Pembuatan Selai Koro Pedang
Pembuatan selai koro pedang diawali Metode Analisis
dengan penimbangan tepung koro pedang Parameter pengamatan meliputi sifat
sebesar 50 gram, air 300 ml, gula 41,62 fisik selai koro pedang antara lain tingkat
gram, garam 2 gram, margarin 45,01 gram kecerahan menggunakan colour reader
dan susu full krim sebanyak 5%, 7,5%, (Subagio, 1997) dan daya oles selai
10%, 12,5%, 15% (dari total tepung koro (Yuwono, 1998). Selanjutnya yaitu
pedang + air). Selanjutnya, teung koro pengamatan sifat organoleptik
pedang, air, gula, garam dan susu full krim menggunakan 25 panelis semi terlatih.
bubuk dicampur dan dimasak selama 10 Panelis selanjutnya diarahkan untuk
menit dalam suhu 80–90oC. Setelah 10 melakukan penilaian terhadap kesukaan
menit, ditambahkan margarin dan terus rasa, warna, aroma, daya oles dan
dilakukan pengadukan selama 5 menit keseluruhan selai dan memberikan skor
hingga diperoleh selai koro pedang. pada kuisioner yang telah disediakan.
Adapun skor nilai kesukaan parameter
Rancangan Percobaan rasa, warna, aroma, daya oles dan
Penelitian ini menggunakan metode keseluruhan antara lain:
Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor 1 = Sangat tidak suka
yatu penambahan susu full krim. Susu full 2 = Tidak suka
krim yang ditambahkan terdiri dari 5 taraf 3 = Agak tidak suka
yaitu penambahan susu full krim 5% (S1), 4 = Agak suka
penambahan susu full krim 7,5% (S2), 5 = Suka
penambahan susu full krim 10% (S3), 6 = Sangat Suka
penambahan susu full krim 12,5% (S4), 7 = Amat Sangat suka
dan penambahan susu full krim 15% (S5). Tiga sampel dengan skor tertinggi
Parameter pengamatan dalam penelitian berdasarkan kesukaan keseluruhan
ini yaitu sifat fisik (lightness dan daya digunakan sebagai sampel pengamatan
oles), sifat organoleptik (kesukaan warna, sifat kimia yang meliputi kadar air
rasa, daya oles, aroma, keseluruhan), sifat (AOAC, 2005), kadar abu (AOAC, 2005),
kimia (kadar air, kadar lemak, kadar kadar protein (Sudarmadji et al., 1997),
protein, kadar abu, kadar karbohidrat). kadar lemak (AOAC, 2005) dan kadar
Pengujian sifat fisik dilakukan karbohidrat by difference (AOAC, 2005).
dengan pengulangan sebanyak 5 kali. Untuk menentukan perlakuan terbaik
Pengujian organoleptik menggunakan menggunakan uji efektifitas berdasarkan
panelis semi terlatih sebanyak 25 orang. hasil pengujian parameter daya oles,
Tiga sampel perlakuan paling disukai organoleptik (kesukaan warna, daya oles,
berdasarkan uji organoleptik kesukaan rasa, aroma dan keseluruhan), kadar
keseluruhan, dilakukan pengujian kimia. protein dan kadar lemak. Uji efektivitas
Data pengujian sifat fisik yang telah dilakukan dengan pemberian bobot pada
diperoleh dianalisis menggunakan Analysis

128
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

masing-masing parameter yang digunakan kecerahan sampel dan berkisar antara 0


dalam uji efektivitas (De Garmo, 1984). sampai dengan 100. Semakin cerah sampel
yang diukur maka nilai L mendekati 100,
HASIL DAN PEMBAHASAN sebaliknya semakin kusam (gelap) maka
nilai L mendekati 0 (Gilang et al., 2013).
Karakteristik Fisik Selai Koro Pedang
Lightness (Kecerahan) Daya Oles
Tingkat kecerahan selai koro pedang Hasil pengujian daya oles selai
berkisar antara 70,49 hingga 71,03. koro pedang menunjukkan kisaran nilai
Tingkat kecerahan tertinggi terdapat pada antara 11,46 cm hingga 16,80 cm. Daya
perlakuan penambahan susu full krim 5% oles terendah terdapat pada perlakuan
sebesar 71,03 dan tingkat kecerahan penambahan susu full krim 5% yaitu
terendah terdapat pada perlakuan sebesar 11,46 cm dan daya oles tertinggi
penambahan susu full krim 15% sebesar terdapat pada perlakuan penambahan susu
70,49 (Gambar 1). Berdasarkan sidik full krim 15% yaitu sebesar 16,80 cm.
ragam taraf (α) uji 5%, menunjukkan Berdasarkan sidik ragam taraf uji (α) 5%,
penambahan susu full krim dalam setiap penambahan susu full krim memberikan
perlakuan tidak memberikan pengaruh pengaruh nyata terhadap daya oles selai
nyata terhadap tingkat kecerahan selai oles koro pedang yang dihasilkan. Nilai daya
koro pedang yang dihasilkan. oles selai koro pedang ditunjukkan pada
Gambar 2.
100
71,73 70,83 70,75 70,72 70,49 d e
Tingkat kecerahan

80 ±0,39 ±0,56 ±0,46 ±0,62 ±0,76 c 16,82


b 15,90
18 a ±0,13 ±0,15
60 13,52
16 12,44
11,47 ±0,12
±0,07
Daya oles (cm)

40 14 ±0,07
12
20 10
8
6
0 4
5% 7,5% 10% 12,5% 15% 2
0
Penambahan susu full krim
5% 7,5% 10% 12,5% 15%
Gambar 1. Nilai tingkat kecerahan selai oles koro Penambahan susu full krim
pedang Gambar 2. Nilai daya oles selai oles koro pedang

Berdasarkan tingkat kecerahannya, Penambahan susu full krim


penambahan susu full krim dalam mempengaruhi daya oles selai koro pedang
pembuatan selai oles koro pedang yang dihasilkan. Semakin tinggi persentase
menghasilkan warna putih kekuningan. susu full krim yang ditambahkan, daya
Hal ini disebabkan oleh pigmen warna oles selai yang dihasilkan juga meningkat.
yang dimiliki susu full krim. Menurut Penambahan susu full krim dengan
Wangi (2015), penambahan susu full krim konsentrasi yang semakin tinggi
dalam suatu produk dapat menghasilkan menyebabkan naiknya kandungan lemak
warna kekuningan yang dibentuk oleh dalam selai. Lemak dalam selai akan
protein (asam amino lisin) dan laktosa bercampur dengan air dan membentuk
dalam susu full krim. Tingkat kecerahan suatu emulsi. Selain itu, penambahan susu
produk merupakan salah satu faktor dalam full krim dengan konsentrasi semakin
penerimaan suatu produk oleh konsumen. tinggi menyebabkan kandungan protein
Nilai L (Lightness) menunjukkan tingkat dalam selai juga meningkat.

129
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

Protein susu dapat berfungsi sebagai 4,92

Skor kesukaan warna


emulsifier dalam pengolahan selai koro 4,28 4,92 ±1,12 4,8
7 4,2 ±1,12
pedang sehingga dapat menyatukan lemak ±1,17 ±1,08
6 ±1,15
dan air. Susu full krim mengandung 5
protein sebesar 25% (Chairunnisa, 2009) 4
yang terdapat kasein didalamnya. Kasein 3
merupakan protein susu yang secara luas 2
banyak digunakan dalam olahan bahan 1
0
pangan karena memiliki sifat emulsifier
yang baik. Menurut Fitria (2010), kasein 5% 7,5% 10% 12,5% 15%
merupakan protein utama dalam susu yang Penambahan susu full krim
jumlahnya mencapai kira-kira 80% dari
total protein. Kasein memiliki bagian polar Gambar 3. Nilai kesukaan panelis terhadap warna
selai oles koro pedang
yang berorientasi pada air dan bagian
nonpolar yang berorientasi pada minyak.
Perlakuan penambahan susu full
Peningkatan kandungan protein
krim 10% dan 12,5% mendapatkan nilai
sebagai emulsifier mampu menstabilkan
tertinggi karena panelis beranggapan
tegangan permukaan dalam selai sehingga
bahwa warna selai tersebut memiliki
tekstur selai lebih lembut dan merata serta
tingkat kecerahan yang lebih dapat
dapat memperbaiki daya oles. Daya oles
diterima dibanding selai dengan perlakuan
yang semakin meningkat menggambarkan
penambahan susu full krim 5% dan 7,5%.
keadaan selai yang semakin mudah
Hal ini dapat disebabkan oleh penambahan
dioleskan, begitu pula sebaliknya daya
susu full krim dengan konsentrasi yang
oles semakin rendah menunjukkan bahwa
semakin kecil menghasilkan pigmen warna
selai semakin sulit dioles atau kualitasnya
yang lebih cerah. Panelis kurang menyukai
buruk (Shakerardekani et al., 2013).
selai dengan warna yang terlalu pucat,
sehingga panelis lebih menyukai selai
Karakteristik Organoleptik Selai Koro
dengan warna yang lebih gelap. Namun
Pedang
panelis juga tidak terlalu menyukai selai
Kesukaan Warna
dengan warna terlalu gelap seperti
Nilai kesukaan panelis terhadap
perlakuan penambahan susu full krim 15%
warna selai koro pedang berkisar antara
yang memiliki tingkat kecerahan paling
4,2 hingga 4,92 yang berarti agak suka
rendah dibanding dengan perlakuan
hingga suka. Nilai kesukaan warna selai
lainnya.
koro pedang tertinggi terdapat pada
perlakuan penambahan susu full krim 10% Kesukaan Aroma
dan 12,5% yaitu sebesar 4,92, sedangkan Hasil uji organoleptik aroma
nilai kesukaan warna paling rendah menunjukkan nilai kesukaan panelis
terdapat pada perlakuan penambahan susu terhadap aroma selai oles koro pedang
full krim 7,5% sebesar 4,2. Nilai kesukaan berkisar antara 3,96 hingga 4,64 (Gambar
warna selai koro pedang ditunjukkan pada 4). Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Gambar 3. panelis memberikan penilaian agak suka
hingga suka.

130
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

menyukainya. Semakin tinggi konsentrasi


7 4,64 susu full krim yang ditambahkan,
Skor kesukaan aroma

3,96± 4,04 4,16


±1,24 ±1,14 ±0,70 penilaian panelis terhadap rasa selai oles
6 1,21 4,6 ±1,08
5 koro pedang semakin meningkat.
4
Penambahan susu full krim memberikan
rasa creamy. Kandungan lemak susu
3
mampu memperbaiki rasa produk yang
2
dihasilkan. Citarasa yang dihasilkan pada
1
lemak susu berasal dari asam lemak
0
(Chairunnisa, 2009).
5% 7,5% 10% 12,5% 15%
Penambahan susu full krim 7 4,52 5,08 5,12
3,68 3,8 ±1,33 ±1,22 ±1,13
6 ±1,14 ±1,29

Nilai kesukaan rasa


Gambar 4. Nilai kesukaan panelis terhadap 5
aroma selai oles koro pedang 4
3
Penambahan susu full krim sebanyak
2
12,5% dinilai dapat diterima dan paling
1
disukai oleh panelis (Gambar 4). Hal ini
disebabkan penambahan susu full krim 0
sebanyak 12,5% sudah dapat menutupi bau 5% 7,5% 10% 12,5% 15%
langu dari koro pedang. Koro pedang Penambahan susu full krim
memiliki karakteristik bau langu (beany
flavor) akibat aktivitas enzim Gambar 5. Nilai kesukaan panelis terhadap rasa
selai oles koro pedang
lipoksigenase (Lestari, 2016). Penambahan
susu full krim menghasilkan aroma susu
Rasa merupakan karakteristik
pada selai koro pedang. Full krim
penting penerimaan selai. Selai berbasis
merupakan jenis susu yang mengandung
kacang-kacangan dapat diterima oleh
lemak paling tinggi. Fungsi full krim akan
konsumen secara luas dengan
memberikan aroma susu dan mencegah
pertimbangan rasa, selain itu komponen
pembentukan kristal yang terlalu besar saat
nutrisi juga tidak kalah penting
pemasakan. Namun selai koro pedang
(Shakerardekani et al., 2013).
dengan penambahan susu full krim di atas
12,5% memiliki nilai kesukaan aroma
Kesukaan Daya Oles
yang lebih kecil dibanding penambahan
Hasil uji organoleptik daya oles
12,5%. Hal ini dapat disebabkan karena
menunjukkan nilai kesukaan daya oles
panelis menilai aroma susu yang terlalu
selai koro pedang berkisar antara 4,32
kuat memberikan kesan yang kurang
hingga 5, yang berarti panelis memberikan
disukai.
penilaian agak suka hingga suka. Penilaian
kesukaan daya oles selai oles koro pedang
Kesukaan Rssa
ditunjukkan pada Gambar 6.
Nilai kesukaan panelis terhadap
rasa selai oles koro pedang berkisar
berkisar antara 3,68 hingga 5,12 yang
berarti agak suka hingga suka. Gambar 5
menunjukkan bahwa nilai kesukaan rasa
tertinggi terdapat pada perlakuan
Penambahan susu full krim 15% dengan
nilai 5,12 yang berarti panelis

131
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

4,32 4,44 4,88 5 4,72 keseluruhan paling tinggi yaitu


7 ±1,38 ±1,23 ±1.05 ±1,38 ±1,37 penambahan susu full krim 12,5% dengan
Nilai kesukaan daya oles

6
5
skor 5,04 yang berarti panelis menyukai
4 selai dengan perlakuan tersebut. Nilai
3 kesukaan yang paling rendah terdapat pada
2 perlakuan penambahan susu full krim 5%
1 sebesar 4,36 yang berarti agak suka.
0 (Gambar 7).
5% 7,5% 10% 12,5% 15%
Penambahan susu full krim 4,72
5,04

Skor kesukaan keseluruhan


4,36 4,88 ±1,37
4,52 ±1,24
7 ±1,35 ±1,12 ±1,05
Gambar 6. Nilai kesukaan panelis terhadap daya
oles selai oles koro pedang 6
5
Perlakuan penambahan susu full 4
krim 12,5% memiliki nilai kesukaan daya 3
oles tertinggi sebesar 5, yang berarti 2
panelis menyukai daya oles selai. 1
Penambahan susu full krim dengan 0
konsentrasi semakin tinggi memberikan 5% 7,5% 10% 12,5% 15%
Penambahan susu full krim
respon panelis yang semakin menyukai
daya oles selai, hal tersebut dapat dilihat
dari bertambah tingginya rata-rata Gambar 7. Nilai kesukaan panelis terhadap
keseluruhan selai oles koro pedang
penilaian. Namun nilai kesukaan panelis
menurun pada perlakuan penambahan susu
Secara keseluruhan penambahan
full krim 15%, hal ini dapat disebabkan
susu full krim pada selai oles koro pedang
panelis lebih tidak menyukai daya oles
memberikan dampak penerimaan yang
yang terlalu tinggi. Semakin tinggi
cukup baik oleh panelis. Tiga sampel
konsentrasi susu full krim yang
terbaik dari uji kesukaan keseluruhan,
ditambahkan, maka daya oles selai koro
selanjutnya diidentifikasi kandungan
pedang semakin tinggi juga dan
kimianya meliputi kadar air, lemak,
konsistensinya semakin encer. Tekstur dan
protein, dan karbohidrat. Sampel terpilih
daya oles merupakan faktor yang cukup
antara lain S3, S4 dan S5 (penambahan
penting pada selai, karena pada umumnya
susu full krim 10%, 12,5% dan 15%).
orang mengkonsumsi selai bersamaan
dengan roti yang tentunya terjadi proses
Karakteristik Kimia Selai Koro Pedang
pengolesan (Putri, 2014).
Kadar Air
Kadar air selai koro pedang dengan
Kesekuaan Keseluruhan
perlakuan penambahan susu full krim
Kesukaan keseluruhan merupakan
10%, 12,5% dan 15% berkisar antara
penilaian panelis terhadap atribut secara
30,09% hingga 36,43% (Gambar 8).
keseluruhan selai oles koro pedang yang
Kadar air tertinggi terdapat pada selai koro
meliputi penampilan secara fisik dan cita
pedang dengan perlakuan penambahan
rasa yang ditimbulkan. Penilaian kesukaan
susu full krim 10% sebesar 36,43% dan
keseluruhan selai oles koro pedang
kadar air terendah terdapat pada perlakuan
berkisar antara 4,36 hingga 5,04 yang
penambahan susu full krim 15% sebesar
berarti panelis memberikan penilaian agak
30,09%. Penambahan susu full krim
suka hingga suka. Perlakuan yang
dengan konsentrasi yang semakin tinggi
memiliki rata-rata tingkat kesukaan

132
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

menyebabkan kadar air selai koro pedang 0,78 0,81 0,83


1,0 ±0,01 ±0,04
semakin rendah. ±0,01

Kadar abu (%)


0,8
0,6
36,43
33,12 0,4
40 ± 0,19 30,09
± 0,11
Kadar air (%)

± 0,04 0,2
30 0,0
20 10% 12,5% 15%
10 Penambahan susu full krim
Gambar 9. Kadar abu selai oles koro pedang
0
10% 12,5% 15%
Gambar 9 menunjukkan bahwa
Penambahan susu full krim semakin tinggi jumlah susu full krim yang
ditambahkan, maka semakin tinggi pula
Gambar 8. Kadar air selai oles koro pedang
kandungan kadar abu dalam selai. Kadar
abu menunjukkan kandungan mineral yang
Kadar air selai koro pedang baik
terdapat pada suatu produk. Selai koro
perlakuan penambahan susu full krim
pedang dengan perlakuan penambahan
10%, 12,5% dan 15% belum memenuhi
susu full krim 10%, 12,5% dan 15%
syarat mutu selai kacang-kacangan SNI
menghasilkan selai koro pedang yang
01-2979-1992. Berdasarkan SNI 01-2979-
sudah memenuhi syarat mutu selai kacang-
1992, kadar air maksimal dalam selai
kacangan SNI 01-2979-1992 dengan
kacang sebesar 3%, sedangkan kadar air
kandungan abu maksimal 2,7%.
selai koro pedang berkisar antara 30,09%
hingga 36,43%. Kadar air selai koro
Kadar Protein
pedang yang tinggi dapat disebabkan oleh
Kadar protein selai koro pedang
penambahan air yang cukup tinggi saat
dengan perlakuan perlakuan penambahan
proses pembuatan selai sebanyak 300 ml.
susu full krim 10%, 12,5% dan 15%
Kadar air selai yang semakin rendah pada
berkisar antara 21,01% hingga 24,38%.
penambahan susu full krim yang semakin
Kadar protein terendah terdapat pada
tinggi, disebabkan oleh bertambahnya
perlakuan penambahan susu full krim 10%
jumlah padatan yang terlarut dalam adonan
sebesar 21,01% dan tertinggi terdapat pada
selai. Peningkatan total padatan dalam
perlakuan penambahan susu full krim 15%
produk akan menurunkan presentase air
sebesar 24,38%. Penambahan susu full
yang terkandung dalam produk tersebut,
krim yang semakin tinggi dapat
sehingga kadar airnya akan semakin
meningkatkan kadar protein selai koro
rendah (Fitantri et al., 2014).
pedang yang dihasilkan.Kandungan
protein dalam selai koro pedang tidak
Kadar Abu
seluruhnya berasal dari susu full krim saja,
Kadar abu selai koro pedang berkisar
tetapi termasuk dari bahan-bahan lain
antara 0,78% hingga 0,83%. Kadar abu
dalam proses pembuatannya antara lain
terendah terdapat pada peambahan susu
tepung koro pedang. Kadar protein koro
full krim 5% sebesar 0,78% dan tertinggi
pedang dapat dilihat pada Gambar 10.
terdapat pada penambahan susu full krim
15% sebesar 0,83% (Gambar 9).

133
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

30 22,01 22,14 24,38 Kadar lemak selai koro


±0,01 ±0,18
Kadar protein (%)

25 ±0,27 pedangsemakin tinggi seiring dengan


20 penambahan susu full krim yang semakin
15 meningkat. Lemak dalam selai koro
10 pedang bersal dari susu full krim, tepung
5
koro pedang maupun margarin. Menurut
0
Buckle et al. (1987) susu full krim
10% 12,5% 15%
mengandung lemak sebesar 26,00%.
Penambahan susu full krim Kandungan lemak tersebut yang
menyebabkan kadar lemak selai oles koro
Gambar 10. Kadar protein selai oles koro pedang
pedang meningkat.
Menurut SNI 01-2979-1992, syarat
Apabila dibandingkan dengan syarat
mutu kandungan lemak dalam selai kacang
mutu selai kacang SNI 01-2979-1992,
berkisar antara 45-55%. Selai koro pedang
selai koro pedang dengan penambahan
baik perlakuan S3, S4 dan S5
susu full krim 10%, 12,5% dan 15% belum
(Penambahan susu full krim 10%, 12,5%
memenuhi syarat minimal kandungan
dan 15%) belum memenuhi syarat mutu
protein yaitu minimal 25%. Namun
SNI selai kacang (SNI 01-2979-1992).
apabila dibandingkan dengan produk selai
Selain itu apabila dibandingkan dengan
kacang dipasaran merk “Skippy”, selai
dengan produk selai kacang dipasaran
koro pedang dengan penambahan susu full
merk “Skippy”, selai koro pedang dengan
krim 12,5% dan 15% memiliki kadar
penambahan susu full krim 10%, 12,5%
protein yang lebih tinggi. Kandungan
dan 15% memiliki kadar lemak yang lebih
protein pada selai kacang “Skippy” sebesar
rendah. Kadar lemak selai kacang
21,88%.
dipasaran merk “Skippy” mengandung
lemak sebesar 53,13%. Kadar lemak selai
Kadar Lemak
koro pedang yang rendah dapat disebabkan
Kadar lemak selai oles koro pedang
karena bahan baku pembuatan selai berupa
dengan perlakuan penambahan susu full
tepung koro pedang yang memiliki
krim 10%, 12,5% dan 15% berkisar antara
kandungan lemak yang rendah yaitu
22,16% hingga 27,23% (Gambar 11).
sekitar 4,46% apabila dibandingkan
Kadar lemak terendah terdapat pada
dengan selai kacang dengan bahan baku
perlakuan penambahan susu full krim 10%
kacang tanah yang memiliki kandungan
sebesar 22,16% dan tertinggi terdapat pada
lemak sekitar 47,7%.
perlakuan penambahan susu full krim 15%
sebesar 27,23%.
Kadar Karbohidrat
Kadar karbohidrat selai koro pedang
25,08 27,23
22,16 ± 0,03 berkisar antara 17,48% hingga 19,62%.
Kadar lemak (%)

30 ±1 ±0,07
25 Kadar karbohidrat selai oles koro pedang
20 terendah terdapat pada perlakuan
15
10 penambahan susu full krim 15% sebesar
5 17,48% dan tertinggi terdapat pada
0 pelakuan penambahan susu full krim 10%
10% 12,5% 15% sebesar 19,62% (Gambar 10).
Penambahan susu full krim
Gambar 11. Kadar lemak selai oles koro pedang

134
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

19,62 18,85 Tabel 1. Hasil uji efektivitas


17,48
Kadar karbohidrat (%)

±0,57 ±0,06
20 ±0,23 Perlakuan Nilai Efektifitas
15 S3 0,26
S4 0,50
10
S5 0,23
5 Keterangan: S3: selai koro pedang dengan
0 penambahan susu full krim 10%, S4:
10% 12,5% 15% selai koro pedang dengan
penambahan susu full krim 12,5%,
Penambahan susu full krim
S5: selai koro pedang dengan
penambahan susu full krim 15%
Gambar 12. Kadar karbohidrat selai oles koro
pedang
Hasil uji efektivitas menghasilkan
Penambahan susu full krim dengan sampel selai koro pedang terpilih adalah
konsentrasi yang semakin tinggi tinggi, penambahan susu full krim 12,5% dengan
menghasilkan selai dengan kadar nilai efektivitas tertinggi yaitu 0,50. Selai
karbohidrat yang semakin rendah. Hal ini yang dihasilkan memiliki nilai lightness
dapat disebabkan oleh tingginya 70,72; daya oles 15,90 cm; kadar air
kandungan lain seperti protein, abu, dan 33,12%; kadar lemak 25,08%; kadar
lemak. Apabila dibandingkan dengan protein 22,14%; kadar abu 0,81%; kadar
produk selai kacang dipasaran merk karbohidrat 18,85%; kesukaan warna,
“Skippy”, selai koro pedang dengan aroma, rasa, daya oles dan keseluruhan
penambahan susu full krim 10%, 12,5% berturut-turut 4,92; 4,64; 5,08; 5; 5,04
dan 15% memiliki kadar karbohidrat yang (agak suka hingga suka).
lebih rendah. Selai kacang merk “Skippy”
memiliki kandungan karbohidrat sebesar KESIMPULAN
21,88%. Kadar karbohidrat (by different) Penambahan susu full krim
berdasarkan pengurangan persentase utuh berpengaruh terhadap kenaikan daya oles
yaitu 100% dengan kandungan protein, selai koro pedang tetapi tidak berpengaruh
abu, air dan lemak selai. Sehingga dengan terhadap tingkat kecerahan selai.
penambahan susu full krim yang lebih Penambahan susu full krim dengan
tinggi menghasilkan rata-rata presentase konsentrasi yang semakin tinggi dapat
karbohidrat yang lebih rendah dikarenakan meningkatkan kadar lemak, protein dan
semakin tinggi kandungan lainnya seperti abu, tetapi dapat menurunkan kadar air dan
lemak, protein dan abu dalam selai. karbohidrat serta dapat memperbaiki
penerimaan organoleptik.
Hasil Uji Efektivitas Perlakuan penambahan susu full
Uji efektivitas menghasilkan nilai krim 12,5% merupakan perlakuan terpilih
efektivitas berkisar antara 0,26 hingga 0,50 berdasarkan uji efektivitas dengan nilai
berdasarkan parameter pengujian fisik efektivitas sebesar 0,50. Selai yang
berupa daya oles, pengujian organoleptik dihasilkan memiliki nilai lightness 70,73;
berupa kesukaan warna, aroma, rasa, daya daya oles 16,54 cm; kadar air 33,12%;
oles dan keseluruhan dan pengujian kimia kadar lemak 25,08%; kadar protein
berupa kadar lemak dan protein selai oles 22,14%; kadar abu 0,81%; kadar
koro pedang. Nilai uji efektivitas untuk karbohidrat 18,85%; kesukaan warna,
menentukan perlakuan terbaik dalam aroma, rasa, daya oles dan keseluruhan
pembuatan selai oles koro pedang (Tabel berturut-turut 4,92; 4,64; 5,08; 5; 5,04
1). (agak suka hingga suka).

135
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

DAFTAR PUSTAKA Mousazadeh, M., M. Mousavi., Z. Emam-


AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Djomeh., M. Hadinezhad., S.M.T.
Association of Official Analysis Gharibzahedi. 2013. Formulation
Chemists. AOAC. Inc., Arlington. optimation of pistachio oil spreads by
characterization of the instrumental
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Mutu dan
textural attributes. International Journal
Cara Uji Mentega Kacang. SNI 01- of Food Properties, 12 (6): 1355-1268.
2979-1992. BSN, Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Buckle, K.A., R.A Esward, G.H Fleet dan M.
2013. Produktivitas Kacang Tanah.
Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
(http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/).
Terjamahan Purnomo dan Adiono. UI [Diakses Tanggal 11 April 2017]
Press, Jakarta.
Putri, N. K. W. R. 2014. “Pengaruh
Chairunnisa, H. 2009. Penambahan susu
Fermentasi dan Penambahan Gula
bubuk full cream pada pembuatan
dalam Proses Pembuatan Selai
minuman fermentasi dari bahan baku Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi.
ekstrak jagung manis. J. Teknol. dan L.)”. Skripsi. Institut Pertanian Bogor,
Industri Pangan, 20 (02): 96-101.
Bogor.
De Garmo, E.P., Sullivan W.G. dan Canada
Shakerardekani, A., R. Karim., H.M. Ghazali.,
J.R. 1984. Engineering Cecomomy. N.L. Chin. 2013. Textural, rheological
Seven Edition. Macmillan Publish and sensory properties and oxidative
Company, New York.
stability of nut spreads - a Review.
Fachruddin. 2008. Membuat Aneka Selai. International Journal of Molecular
Kanisius, Yogyakarta. Sciences, 14 (2): 4223-4241.
Fitantri, A.L., N.H.R Parnato., D. Subagio, A. dan N. Morita. 1997. Changes in
Praseptiangga. 2014. Kajian carotenoids and their fatty acid esters in
karakteristik sifat fisikokimia dan banana peel during ripening. Food
organoleptiks fruit leather nangka Science Technology, 3 (3): 264-268.
(Artocarpus heterophyllus) dengan Sudarmadji, S., B. Haryona., dan Suhardi.
penambahan karaginan. Jurnal
1997. Prosedur Analisa untuk Bahan
Teknosains Pangan, 3 (1): 24-26.
Makanan dan Pertanian. Liberty,
Fitria, P. F. 2010. “Fortofokasi pada Produksi Yogyakarta.
Keju Cottage dengan Enzim Papain Sudiyono. 2010. Penggunaan Na2HCO3 untuk
sebagai Koagulan”. Skripsi. Universitas
mengurangi kandungan asam sianida
Pendidikan Indonesia, Bandung.
(HCN) koro benguk pada pembuatam
Gilang, R., D. R. Affandi., D. Ishartani. 2013. koro benguk goreng. Jurnal Agrika, 4
Karakteristik fisik dan kimia tepung (1): 48-53.
koro pedang (Canavalia ensiformis)
Suyanto, O.C. 2014. “Pengaruh Subtitusi Koro
dengan variasi perlakuan pendahuluan.
Pedang (Canavalia ensiformis)
Jurnal Teknosains Pangan, 2 (3): 34-42. Terhadap Sifat Fisikokimia dan
Lestari, C.A., T. Widiantara., Hasnelly. 2016. Organoleptik Selai Kacang”. Tesis.
Pengaruh Substitusi tepung koro pedang Universitas Katolik Soegijapranata,
(Canavalia ensiformis) terhadap Semarang.
karakteristik roti tawar. Jurnal Wangi, M.P. 2015. “Pemanfaatan Pati Sagu
Penelitian Tugas Akhir. Universitas (Metroxylon sagu) dan Koro Pedang
Pasundan, Bandung. (Canavalia ensiformis) dalam Produk
Sup Krim Instan”. Sripsi. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

136
Karakterisasi Selai Oles Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)…
Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 02 (2018)

Yuwono, S. S., dan Tri, S. 1998. Pengujian


Fisik Pangan. Universitas Brawijaya
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian, Malang

137

Anda mungkin juga menyukai